Professional Documents
Culture Documents
Praktikum Kimia Pertanian Acara 1
Praktikum Kimia Pertanian Acara 1
ACARA I
Oleh:
NAMA : RIFQOTY RIFQUL HASNA
NIM : A1D015065
ROMBONGAN : 13
ASISTEN : MUHAMMAD SURYO LAKSONO
A. Latar Belakang
B. Tujuan
Ketetapan hasil analisa kimia sangat tergantung pada mutu bahan kimia
dan peralatan yang dipergunakan, disamping pengertian pelaksanaan tentang dasar
analisa yang sedang dikerjakan serta kecermatan dan ketelitian kerjanya sendiri.
Ketelitian dan kecermatan kerja, selain merupakan sifat pribadi seseorang akan
dapat pula diperoleh karena bertambahnya pengamatan kerja seseorang sehingga
menjadi kebiasaan yang berguna bagi kelancaran kerjanya. Penanganan bahan
kimia dan peralatan pokok yang banyak dipergunakan merupakan persyaratan
penting demi keselamatan dan hasilnya pekerjaan analisa kimia (Day &
Underwood, 1998).
Analisa kimia menentukan macam, struktur, dan jumlah zat, maka setiap
cabang kegiatan manusia yang menyangkut materi, langsung atau tidak langsung
memerlukan analisa kimia. Yang dimaksud dengan cabang kegiatan adalah segala
sesuatu yang manusia, termasuk ilmu pengetahuan, perdagangan, perindustrian,
pencegahan penyakit dan penyembuhan si sakit, produksi bahan pangan,
penyemaian, pengolahan, peran, olahraga, penyusutan kejahatan, dan sebagainya
(Harjadi, 1990).
Dalam mengukur suatu zat atau benda hendaknya menggunakan suatu alat,
alat yang digunakan mengukur suatu zat dalam kimia adalah gelas ukur, akan
tetapi hasil pengukuran dari gelas ukur sangat kurang tepat, sehingga dalam
penggunaannya tidaklah terlalu teliti. Salah satu contoh alat pengukuran lain yang
mempunyai tingkat ketelitian lebih baik dari pipet isap, namun pengukuran
dengan pipet sendiri tidak terlepas dari kesalahan (Rohman, 1998).
III. METODE PRAKTIKUM
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah buret, pipet tetes,
labu ukur, tabung reaksi, gelas ukur, labu destilasi, labu erlemeyer, prop atau
tutup karet, gelas arloji, pipet seukuran, cawan porselin, motir, sendok porselin
atau spatula, filler, kuvet, statif, oven listrik, water bath, PH meter, labu didih,
flame photometer, timbangan analitik, deep freezer, specto photometer, kompor
listrik, shaker, DHL meter, muffle furnace, cetrifuse, AAS, bio savety cabinet, dan
desitator. Bahan–bahan yang digunakan adalah Acetic Acid (CH3COOH),
Magnesium Oxide Heavy (MgO), Amonium Nitrat (NH4NO3), Pottasium Chloride
(KCl), Natrium Carbonat Onhydrous (Na2CO3), Oxalin Acid Dyhidrate (H2C2O4),
Natrium Hidraide (NaOH), Amonium Floride (NH4F), Ammonium Solutan (NH3),
Sukrose Extra Puse (C12H12O11), Asam Chlorida (HCl), Asam Oklsalat
(C2H4O4+2H2O)
B. Prosedur Kerja
A. Hasil Praktikum
2 Tabung Reaksi
3 Gelas Ukur
Sebagai tempat
larutan dan juga
untuk memanaskan
Herma
zat-zat , menyiapkan
pelarut untuk
memekatkan
4 Labu Erlemeyer
Untuk tempat zat
yang dititrasi dan
Schott
dapat juga untuk
memanaskan larutan
7 Statif
10 Mortir Untuk
menghancurkan zat
dalam bentuk padatan -
12 Pipet tetes
Memindahkan larutan
-
dalam jumblah sedikit
17 Neraca analisis
Memiliki
Untuk menimbang
ketelitian
alat dan bahan
4 digit
18 Oven listrik
22 Kuvet
Menampung larutan
yang akan diukur
-
dengan
spektrofotometer
23 Water bath
Untuk memasukan
suatu zat atau larutan
-
tanpa terkena panas
langsung
24 PH meter
Untuk mengukur
tingkat keasaman atau Hanna
kebasaan larutan
25 Labu didih
Tempat zat terlarut
atau cairan yang
dididihkan -
30 Deep freezer
Nuaire
Menyimpan bahan
kimia hingga -86°C
31 Kompor listrik
Untuk memasak suatu
larutan atau zat Gerhardt
Alat – alat yang digunakan dalam pelaksanaan praktikum khususnya percobaan
pertama adalah terdapat dalam tabel berikut :
Bobot
Nama Bahan Rumus Derajat Keterangan
No Molekul
Kimia Kimia Kemurnian lain
(gr/mol)
Serbuk padat,
1 Acetic Acid CH3COOH 60,05 Pro Anaysi
putih cair
Magnesium
2 Oxide Heavy MgO 40,30 USP Serbuk putih
Serbuk padat
3 Amonium Nitrat NH4NO3 80,04 PA
putih
Pottasium Kristal putih
4 KCl 74,55 PA
Chloride hidroskopis
Natrium Carbonat Kristal putih
5 Na2CO3 105,99 PA
Onhydrous hidroskopis
Oxalin Acid
6 H2C2O4 38,37 PA Kristal
Dyhidrate
Ammonium
9 Solutan NH3 0,91 25% Cair
Sukrose Extra
10 C12H12O11 342,30 PA Serbuk putih
Puse
11 Asam Chlorida HCl 36,46 37% Berbahaya
C2H4O4+2
12 Asam Oklsalat 23,09 PA Serbuk putih
H2O
B. Pembahasan
20. Buret
Buret adalah sebuah peralatan gelas laboratorium berbentuk
silinder yang memiliki garis ukur dan sumbat keran pada bagin bawahnya. Ia
digunakan untuk meneteskan sejumlah reagen cair dalam eksperimen yang
memerlukan presisi, seperti ada eksperimen titrasi.
Adapun cara kerja dan teknik dasar dalam menggunakan alat – alat
laboratorium seperti dalam hal memanaskan larutan, proses penyaringan,
pengukuran volume dan masih banyak teknik dasar yang harus dikuasai praktikan
dalam menggunakannya. Berikut beberapa cara pengguanaan alat – alat
laboratorium :
a. Penyaringan
Endapan atau zat yang tidak larut dapat dipisahkan dengan cara
penyaringan dan untuk menyaring digunakan corong dan kertas saring corong
dipasang pada tempat corong atau dengan klem statif. Di bawah corong diletakkan
gelas kimia hingga ujung tangkai corong menyentuh dinding gelas.corong yang
digunakan adalah corong bersudut 60 derajat.dan kertas saring yang digunakan
berdiameter 9 atau 11 centimeter.
b. Pengukuran Volume
Gelas ukur digunakan untuk mengukur volume larutan dan memiliki skala
milliliter (mL) yang dibaca dari 0 mL hingga sampai angka gelas ukur.
Pipet Volume mempunyai volume 1,2,5, dan 10 mL.hanya digunakan
mengambil larutan yang sesuai volume pipet volume dan bola hisap digunakan
sebagai alat bantu menyedot larutan ke dalam pipet.
c. Teknik menggunakan Buret untuk titrasi
Buret adalah sebuah peralatan gelas laboratorium berbentuk silinder yang
memilki garis ukur dan sumbat keran pada bagian bawahnya.Buret digunakan
untuk meneteskan sejumlah reagen cair dalam eksperimen yang melakukan
presisi,seperti pada eksperimen titrasi.
Oleh karena presisi buret yang tinggi,kehati-hatian pengukuran volume
dengan buret sangatlah penting untuk menghindari galat sistematik.ketika
membaca buret,mata harus tegak lurus dengan permukaan cairan untuk
menghindari galat paralaks.Kaidah yang umunnya digunakan adalh dengan
menambahkan 0,02 mL jika bagian bawah meniscus menyentuh bagian bawah
garis ukur.Oleh karena presisinya yang tinggi,satu tetes cairan yang menggantung
pada ujung buret harus ditransfer ke labu penerima,biasanya dengan menyentuh
tetesan itu ke sisi labu dan membilasnya ke dalam larutan dengan pelarut.
Setiap alat dan bahan mempunyai keunggulan dari masing-masing produk
yang dikeluarkannya, ada Pyrex, Assistant, Herma, D&N, Binder, Hanna, Mettle
Teledo,Thermolyne, Milton Roy Company, Jenway, Kottemann, Nuare, Hitachit
2000, dan Gerhart. Nama – nama tersebut sudah tidak asing lagi bagi kimiawan.
Karena dengan adanya mereka proses kehidupan di laboratorium ada dan tercipta.
Seperti yang telah kita ketahui, bahan-bahan kimia yang biasa terdapat di
laboratorium kimia banyak yang bersifat berbahaya bagi manusia maupun bagi
lingkungan sekitar. Ada yang bersifat mudah terbakar, beracun, berbau tajam yang
berdampak pada kesehatan, merusak benda-benda di sekitarnya bahkan dapat
mematikan makhluk hidup.
Keselamatan kerja di laboratorium sangatlah penting. Oleh karena itu,
pada wadah atau tempat bahan-bahan atau zat kimia diberi simbol-simbol yang
bertujuan untuk memberi keterangan mengenai sifat dan bahaya zat tersebut.
Diharapkan kita dapat berhati-hati dalam penggunaan bahan-bahan kimia tersebut
demi keselamatan bersama. Untuk itu, sebelum kita memasuki laboratorium kimia
perlu kita pahami simbol-simbol tanda bahaya tersebut untuk menghindari
kesalahan-kesalahan dan bahaya yang tidak kita inginkan. Berikut beberapa
simbol-simbol tanda bahaya yang ada beserta keterangannya :
Simbol Keterangan
Nama : Irritant
Lambang : Xi
Arti : Bahan yang dapat menyebabkan iritasi, gatal-
gatal dan dapat menyebabkan luka bakar pada kulit.
Tindakan : Hindari kontak langsung dengan kulit.
Contoh : NaOH, C6H5OH, Cl2
Nama : Harmful
Lambang : Xn
Arti : Bahan yang dapat merusak kesehatan tubuh
bila kontak langsung dengan tubuh atau melalui
inhalasi.
Tindakan : Jangan dihirup, jangan ditelan dan
hindari kontak langsung dengan kulit.
Contoh : Etilen glikol, Diklorometan.
Nama : Toxic
Lambang : T
Arti : Bahan yang bersifat beracun, dapat
menyebabkan sakit serius bahkan kematian bila
tertelan atau terhirup.
Tindakan : Jangan ditelan dan jangan dihirup,
hindari kontak langsung dengan kulit.
Contoh : Metanol, Benzena.
Nama : Very Toxic
Lambang : T+
Arti : Bahan yang bersifat sangat beracun dan lebih
sangat berbahaya bagi kesehatan yang juga dapat
menyebabkan sakit kronis bahkan kematian.
Tindakan : Hindari kontak langsung dengan tubuh
dan sistem pernapasan.
Contoh : Kalium sianida, Hydrogen sulfida,
Nitrobenzene dan Atripin.
Nama : Corrosive
Lambang : C
Arti : Bahan yang bersifat korosif, dapat merusak
jaringan hidup, dapat menyebabkan iritasi pada kulit,
gatal-gatal dan dapat membuat kulit mengelupas.
Tindakan : Hindari kontak langsung dengan kulit
dan hindari dari benda-benda yang bersifat logam.
Contoh : HCl, H2SO4, NaOH (>2%)
Nama : Flammable
Arti : Bahan kimia yang mempunyai titik nyala
rendah, mudah terbakar dengan api bunsen,
permukaan metal panas atau loncatan bunga api.
Tindakan : Jauhkan dari benda-benda yang
berpotensi mengeluarkan api.
Contoh : Minyak terpentin.
Nama : Highly Flammable
Lambang : F
Arti : Mudah terbakar di bawah kondisi atmosferik
biasa atau mempunyai titik nyala rendah (di bawah
21°C) dan mudah terbakar di bawah pengaruh
kelembapan.
Tindakan : Hindari dari sumber api, api terbuka dan
loncatan api, serta hindari pengaruh pada
kelembaban tertentu.
Contoh : Aseton dan Logam natrium.
Nama : Oxidizer
Arti : Material yang mudah menimbulkan api ketika
kontak dengan material lain yang mudah terbakar
dan dapat menimbulkan ledakan.
Contoh : Calcium hypochlorite, Sodium peroxide,
Ammonium dichromate.
Nama : Poison
Arti : Simbol yang digunakan pada transportasi dan
penyimpanan bahan-bahan yang beracun (belum
tentu gas).
Contoh : Cyanohydrin, Calcium cyanide, Carbon
tetrachloride.
Nama : Harmful
Arti : Bahan-bahan yang berbahaya bagi tubuh.
Tindakan : Jauhkan dari makanan atau minuman.
Contoh : Acrylamide, Amonium fluorosilicate,
Chloroanisidines.
labu erlenmeyer berfungsi untuk menempatkan zat terlarut seperti pada titrasi,
Labu didih berfungsi untuk wadah zat terlarut/cairan yang ingin dididihkan, labu
ukur berfungsi untuk mengukur volume zat, gelas ukur berfungsi untuk mengukur
volume zat cair, tabung reaksi berfungsi untuk mereaksikan zat, labu destilasi
terlarut yang tidak diinginkan, mortir berfungsi untuk menumbuk bahan, sendok
untuk menyimpan zat-zat /bahan agar tetap kering, statif berfungsi untuk
menempatkan buret agar bisa berdiri, pipet seukuran berfungsi untuk mengukur
kimia, prop berfungsi untuk menutup tabung/labu, pipet tetes berfungsi untuk
mengetahui kandungan pada suatu larutan kimia, bio safety cabinet berfungsi
untuk menyimpan zat atau larutan agar tetap steril, waterbath berfungsi untuk
memanaskan larutan/zat.
bahan-bahan kimia tersebut antara lain asam asetat CH3COOH dengan bobot
padat, berwarna putih, berwujud zat cair. Magnesium oksida MgO dengan bobot
putih. Amonium nitrat NH4NO3 dengan bobot molekul /mol, derajat kemurnian
PA, karakteristik berbentuk serbuk padat, berwarna putih. Potasium klorida KCl
dengan bobot molekul /mol, derajat kemurnian PA, karakteristik berbentuk kristal,
berwarna putih, berukuran hidroskopik. Natrium karbonat Na2CO3 dengan bobot
karakteristik bersifat korosit. Amonium florida NH4F dengan bobot molekul /mol,
NH3 dengan bobot molekul 0,91 kg, derajat kemurnian 25%, karakteristik
kemurnian PA, karakteristik berbentuk serbuk, berwarna putih. Asam klorida HCl
berbahaya, berwujud cair. Asam oksalat HNO3 dengan bobot molekul /mol,
A. Kesimpulan
B. Saran
Day, R.A. Jr. and A.L. Underwood. 1998. Kimia Analisis Kuantitatif. Edisi
Revisi, Terjemahan R. Soendoro dkk. Erlangga. Jakarta.
Harjadi ,W. 1990. Ilmu Kimia Analitik Dasar. PT. Grammedia. Jakarta.
Rohman, Taufiqur. 1998, Penanganan Bahan Kimia Dengan Alat Gelas Kimia
Serta Penanganan Korban Akibat Kontak Dengan Bahan Kimia. Makalah