You are on page 1of 30

LAPORAN PRAKTIKUM

ACARA I

PENGENALAN ALAT DAN BAHAN

Oleh:
NAMA : RIFQOTY RIFQUL HASNA
NIM : A1D015065
ROMBONGAN : 13
ASISTEN : MUHAMMAD SURYO LAKSONO

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2015
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Laboratorium kimia boleh jadi merupakan suatu tempat yang berbahaya,


terutama bila kita ceroboh dan kurang pengetahuan. Kehati-hatian dan tidak buru-
buru adalah syarat penting yang perlu dimiliki seseorang yang bekerja di
laboratorium kimia. Gambaran ini disampaikan tidak dengan maksud untuk
menakut-nakuti seseorang yang akan bekerja dilaboratorium kimia, namun untuk
mengingatkan agar kita senantiasa waspada bila sedang bekerja di dalamnya.

Laboratorium kimia merupakan sarana penting untuk pendidikan,


penelitian, pelayanan, serta uji mutu atau quality control. Berbagai jenis
laboratorium kimia telah banyak dimiliki oleh sekolah lanjutan atas (SMA dan
SMK), perguruan tinggi, industri dan jasa serta lembaga penelitian dan
pengembangan. Karena perbedaan fungsi dan kegunaannya, dengan sendirinya
berbeda pula dalam desain, fasilitas, teknik, dan penggunaan bahan. Walaupun
demikian, apabila ditinjau dari aspek keselamatan kerja, laboratorium-
laboratorium kimia mempunyai bahaya dasar yang sama sebagai akibat
penggunaan bahan kimia dan teknik di dalamnya.

Laboratorium kimia harus merupakan tempat yang aman bagi para


penggunanya. Aman terhadap setiap kemungkinan kecelakaan fatal, dari sakit
maupun gangguan kesehatan. Hanya dalam laboratorium yang aman seseorang
dapat bekerja dengan aman, produktif, dan efisien, bebas dari rasa khawatir akan
kecelakaan dan keracunan. Keadaan aman dalam laboratorium dapat diciptakan
apabila ada kemauan dari setiap pengguna untuk menjaga dan melindungi diri.
Diperlukan kesadaran bahwa kecelakaan dapat berakibat pada para pengguna,
maupun orang lain serta lingkungan di sekitarnya. Ini adalah tanggung jawab
moral dalam keselamatan kerja yang memegang peranan penting dalam
pencegahan kecelakaan. Selain itu, disiplin setiap individu terhadap peraturan
juga memberikan andil besar dalam keselamatan kerja. Kedua faktor penting
tersebut bergantung pada faktor manusianya, yang ternyata merupakan sumber
terbesar kecelakaan di dalam laboratorium.

Tujuan keamanan laboratorium adalah menciptakan suasana laboratorium


sebagai sarana belajar sains yang aman. Caranya adalah dengan meningkatkan
pengetahuan praktisi sains (dosen, laboran, (maha)siswa) tentang keselamatan
kerja, mengenal bahaya yang mungkin terjadi serta upaya penanganannya.
Pengenalan sifat dan jenis bahan kimia akan memudahkan dalam cara
penanganannya, yakni cara pencampuran, mereaksikan, pemindahan atau
transportasi, dan penyimpanan. Pengetahuan tentang nama dan kegunaan alat dan
bagaimana cara penggunaannya juga sangat penting. Misalnya alat-alat gelas
harus diperiksa sebelum digunakan. Apakah ada yang retak, pecah, atau masih
kotor. Dalam makalah ini akan diuraikan tentang bagaimana perawatan alat dan
bahan praktikum kimia, bagaimana cara penyimpanannya sehingga kerusakan alat
dan bahan-bahan kimia dapat dihindari, serta bahaya-bahaya yang ditimbulkan
akibat penyimpanan dapat dicegah.

B. Tujuan

Tujuan praktikum ini adalah agar mahasiswa mengenal bermacam-macam


alat dan bahan kimia yang sering dipakai dalam analisis atau percobaan serta
penggunaannya.
II. TINJAUAN PUSTAKA

Pada dasarnya setiap alat memiliki nama yang menunjukkan kegunaan


alat, prinsip kerja atau proses yang berlangsung ketika alat digunakan. Beberapa
kegunaan alat dapat dikenali berdasarkan namanya. Penamaan alat-alat yang
berfungsi mngukur biasanya diakhiri dengan kata meter seperti thermometer,
hygrometer, dan spektrofotometer. Alat-alat pengukur yang disertai dengan
informasi tertulis, biasanya diberi tambahan “graph” seperti thermograph,
barograph (Firebiology, 2007).

Sebelum melakukan praktikum, terlebih dahulu kita harus mengenal atau


mengetahui tentang alat-alat yang digunakan dalam melakukan praktikum
tersebut. Hal ini berguna untuk mempermudah kita dalam melaksanakan
percobaan, sehingga resiko kecelakaan di laboratorium dapat ditanggulangi.
Kebersihan dan kesempurnaan alat sangat penting untuk bekerja di laboratorium.
Alat yang kelihatan secara kasat mata, belum tentu bersih, tergantung pada
pemahaman seorang analis mengenai apa artinya bersih. Alat kaca seperti gelas
piala atau erlenmeyer paling baik dibersihkan dengan sabun atau deterjen sintetik.
Pipet, buret, dan labu volumetrik mungkin memerlukan larutan deterjen panas
untuk bisa bersih benar (Day & Underwood, 1998).

Ketetapan hasil analisa kimia sangat tergantung pada mutu bahan kimia
dan peralatan yang dipergunakan, disamping pengertian pelaksanaan tentang dasar
analisa yang sedang dikerjakan serta kecermatan dan ketelitian kerjanya sendiri.
Ketelitian dan kecermatan kerja, selain merupakan sifat pribadi seseorang akan
dapat pula diperoleh karena bertambahnya pengamatan kerja seseorang sehingga
menjadi kebiasaan yang berguna bagi kelancaran kerjanya. Penanganan bahan
kimia dan peralatan pokok yang banyak dipergunakan merupakan persyaratan
penting demi keselamatan dan hasilnya pekerjaan analisa kimia (Day &
Underwood, 1998).
Analisa kimia menentukan macam, struktur, dan jumlah zat, maka setiap
cabang kegiatan manusia yang menyangkut materi, langsung atau tidak langsung
memerlukan analisa kimia. Yang dimaksud dengan cabang kegiatan adalah segala
sesuatu yang manusia, termasuk ilmu pengetahuan, perdagangan, perindustrian,
pencegahan penyakit dan penyembuhan si sakit, produksi bahan pangan,
penyemaian, pengolahan, peran, olahraga, penyusutan kejahatan, dan sebagainya
(Harjadi, 1990).

Dalam mengukur suatu zat atau benda hendaknya menggunakan suatu alat,
alat yang digunakan mengukur suatu zat dalam kimia adalah gelas ukur, akan
tetapi hasil pengukuran dari gelas ukur sangat kurang tepat, sehingga dalam
penggunaannya tidaklah terlalu teliti. Salah satu contoh alat pengukuran lain yang
mempunyai tingkat ketelitian lebih baik dari pipet isap, namun pengukuran
dengan pipet sendiri tidak terlepas dari kesalahan (Rohman, 1998).
III. METODE PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah buret, pipet tetes,
labu ukur, tabung reaksi, gelas ukur, labu destilasi, labu erlemeyer, prop atau
tutup karet, gelas arloji, pipet seukuran, cawan porselin, motir, sendok porselin
atau spatula, filler, kuvet, statif, oven listrik, water bath, PH meter, labu didih,
flame photometer, timbangan analitik, deep freezer, specto photometer, kompor
listrik, shaker, DHL meter, muffle furnace, cetrifuse, AAS, bio savety cabinet, dan
desitator. Bahan–bahan yang digunakan adalah Acetic Acid (CH3COOH),
Magnesium Oxide Heavy (MgO), Amonium Nitrat (NH4NO3), Pottasium Chloride
(KCl), Natrium Carbonat Onhydrous (Na2CO3), Oxalin Acid Dyhidrate (H2C2O4),
Natrium Hidraide (NaOH), Amonium Floride (NH4F), Ammonium Solutan (NH3),
Sukrose Extra Puse (C12H12O11), Asam Chlorida (HCl), Asam Oklsalat
(C2H4O4+2H2O)

B. Prosedur Kerja

a. Alat-alat yang ada di dalam almari contoh diamati


b. Minimum 20 nama alat dan kegunaannya ditulis sesuai dengan nomor
yang ada
c. Label pada botol kemasan kemikalia yang telah disediakan diamati dan
dibaca
d. Rumus kimia, nama kemikalia, bobot molekul dan derajat kemurniannya
ditulis.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Praktikum

Alat – alat yang digunakan dalam pelaksanaan praktikum khususnya percobaan


pertama adalah terdapat dalam tabel berikut :

No Nama Fungsi Merk Gambar

1 Cawan Porselin Untuk mereaksikan


zat dalam suhu tinggi,
mengabukan kertas
saring, menguraikan -
endapan dalam
gravimetri sehingga
menjadi bentuk stabil

2 Tabung Reaksi

Untuk mereaksi zat-


zat dalam bentuk Pyrex
sedikit

3 Gelas Ukur
Sebagai tempat
larutan dan juga
untuk memanaskan
Herma
zat-zat , menyiapkan
pelarut untuk
memekatkan
4 Labu Erlemeyer
Untuk tempat zat
yang dititrasi dan
Schott
dapat juga untuk
memanaskan larutan

5 Labu destilasi Untuk penyulingan


atau destilasi zat atau
cairan
kimax

6 Labu Ukur Untuk membuat


larutan standar atau
larutan tertentu Pyrex
dengan volume
setepat-tepatnya

7 Statif

Untuk menjepit buret -

8 Pengaduk gelas Untuk mengaduk


suatu campuran atau
larutan zat kimia -
ketika melakukan
reaksi-reaksi kimia

9 Gelas arloji Untuk menimbang zat


berbentuk kristal, -

untuk menutup bejana


lain waktu pemanasan
dan untuk
menguapkan cairan

10 Mortir Untuk
menghancurkan zat
dalam bentuk padatan -

12 Pipet tetes

Memindahkan larutan
-
dalam jumblah sedikit

13 Buret Untuk mengatur


volume cairan yang
akan dikeluarkan atau -
dipindahkan secara
akurat ukurannya

14 Pipet seukuran Untuk memindahkan


larutan dengan ukuran
tertentu E-mil
15 Kaki tiga Sebagai tungku dari
wadah bahan – bahan
yang dipanaskan dan
biasanya dilengkapi -

dengan kawat asbes

16 Desikator Untuk menyimpan


zat-zat agar kering
(eksikator tidak diisi
bahan pengering) atau -
untuk mengeringkan
zat (perlu bahan
pengering)

17 Neraca analisis

Memiliki
Untuk menimbang
ketelitian
alat dan bahan
4 digit

18 Oven listrik

Mengeringkan atau Suhunya


mensterilkan alat-alat mencapai
laboratorium 120o C

19 Rak tabung reaksi


Tempat meletakkan
-
tabung reaksi
20 Sendok porselin Untuk mengaduk dan
atau spatula mengambil bahan
-
kimia yang berbahan
tepung atau padatan

21 Filler Untuk menyedot zat


atau cairan yang
terdiri dari bola karet D&N
yang dilengkapi
dengan 3 cabang

22 Kuvet
Menampung larutan
yang akan diukur
-
dengan
spektrofotometer

23 Water bath
Untuk memasukan
suatu zat atau larutan
-
tanpa terkena panas
langsung

24 PH meter

Untuk mengukur
tingkat keasaman atau Hanna
kebasaan larutan
25 Labu didih
Tempat zat terlarut
atau cairan yang
dididihkan -

26 Flame photometer Menganalisis unsur


kimia
Jenway

30 Deep freezer
Nuaire

Menyimpan bahan
kimia hingga -86°C

31 Kompor listrik
Untuk memasak suatu
larutan atau zat Gerhardt
Alat – alat yang digunakan dalam pelaksanaan praktikum khususnya percobaan
pertama adalah terdapat dalam tabel berikut :

Bobot
Nama Bahan Rumus Derajat Keterangan
No Molekul
Kimia Kimia Kemurnian lain
(gr/mol)
Serbuk padat,
1 Acetic Acid CH3COOH 60,05 Pro Anaysi
putih cair
Magnesium
2 Oxide Heavy MgO 40,30 USP Serbuk putih

Serbuk padat
3 Amonium Nitrat NH4NO3 80,04 PA
putih
Pottasium Kristal putih
4 KCl 74,55 PA
Chloride hidroskopis
Natrium Carbonat Kristal putih
5 Na2CO3 105,99 PA
Onhydrous hidroskopis
Oxalin Acid
6 H2C2O4 38,37 PA Kristal
Dyhidrate

7 Natrium Hidraide NaOH 40,00 PA Korosif

8 Amonium Floride NH4F 37,04 PA Kristal putih

Ammonium
9 Solutan NH3 0,91 25% Cair

Sukrose Extra
10 C12H12O11 342,30 PA Serbuk putih
Puse
11 Asam Chlorida HCl 36,46 37% Berbahaya

C2H4O4+2
12 Asam Oklsalat 23,09 PA Serbuk putih
H2O

B. Pembahasan

Berikut merupakan alat-alat yang digunakan dalam praktikum kali ini:


1. Statif
Statif adalah tiang besi yang digunakan untuk memegang buret atau
gelas lainnya. Statif dilengkapi dengan manice dan klem.
2. Pipet
Pipet tetes adalah alat yag digunakan untuk memindahkan larutan
dengan cara meneteskan tanpa memperhatikan volumenya.
3. Gelas ukur
Gelas ukur adalah tabung gelas berskala untuk mengukur volume
larutan dengan tepat.
4. Labu erlenmeyer
Labu erlenmeyer adalah labu gelas untuk menampung larutan. Labu
erlenmeyer ada yang berskala dan tidak, ada yang bertutup dan ada yang
tidak bertutup. Digunakan untuk menampung larutan pada saat titrasi atau
menampung larutan hasil destilasi.
5. Labu didih
Labu didih adalah labu gelas yang digunakan sebagai wadah untuk
mendidihkan larutan.
6. Labu ukur
Labu ukur adalah labu gelas berskala untuk mengukur volume zat
7. Tabung reaksi
Tabung reaksi adalah tabung gelas yang digunakan sebagai tempat
mereaksikan zat
8. Labu destilasi
Labu destilasi adalah labu gelas untuk penyulingan (destilasi)
9. Cuvet
Cuvet adalah tabung gelas yang digunakan untuk menampung larutan
yang akan diukur dengan spektofotometer. Cuvet mirip dengan tabung
reaksi, namun memiliki ukuran yang lebih kecil.
10. Cawan porselin
Cawan porselin adalah cawan bercucuk yang digunakan penguapan
atau pengeringan padatan dalam bentuk bubuk.
11. Sendok porselin
Sendok porselin adalah sendok yang terbuat dari porselin yang
digunakan untuk mengaduk dan mengambil bahan kimia berbentuk tepung
dan padatan.
12. Mortir
Mortir adalah alat tumbuk yang terbuat dari porselin tebal untuk
menghanurkan zat dalam bentuk padatan.
13. Filler
Filler adalah alat penyedot pipet yang terdiri dari bola karet yang
dilengkapi dengan tiga cabang leher. Filler digunakan untuk menyedot dan
mengeluarkan larutan.
14. Desikator
Desikator adalah sebuah alat yang terbuat dari kaca berbentuk panci
bersusun dua yang bagian bawahnya diisi bahan pengering seperti silika gel
sehingga pengaruh uap air selama pengeringan dapat diserap oleh silika gel
tersebut.
15. Pipet seukuran
Pipet seukuran adalah pipa gelas untuk memindahkan larutan atau zat
cair dalam ukuran volume tertentu saja.
16. Prop
Prop adalah tutup karet untuk menutup botol atau labu.
17. Flamefotometer
Flamefotometer adalah alat yang digunakan untuk suatu metoda
analisa yang berdasarkan pada pengukuran besaran emisi sinar
monokromatis spesifik pada panjang gelombang tertentu yang di pancarkan
oleh suatu logam alkali atau alkali tanah pada saat berpijar dalam keadaan
nyala.

18. Gelas arloji


Gelas arloji adalah cawan gelas berbentuk irisan bola yang digunakan
sebagai alas untuk penguapan atau pengeringan zat yang terlarUntuk wadah
penguapan dan penggenangan.

19. Oven listrik


Oven listrik adalah alat oven yang digunakan untuk menghancurkan
dan menguapkan.

20. Buret
Buret adalah sebuah peralatan gelas laboratorium berbentuk
silinder yang memiliki garis ukur dan sumbat keran pada bagin bawahnya. Ia
digunakan untuk meneteskan sejumlah reagen cair dalam eksperimen yang
memerlukan presisi, seperti ada eksperimen titrasi.

Adapun cara kerja dan teknik dasar dalam menggunakan alat – alat
laboratorium seperti dalam hal memanaskan larutan, proses penyaringan,
pengukuran volume dan masih banyak teknik dasar yang harus dikuasai praktikan
dalam menggunakannya. Berikut beberapa cara pengguanaan alat – alat
laboratorium :

a. Penyaringan
Endapan atau zat yang tidak larut dapat dipisahkan dengan cara
penyaringan dan untuk menyaring digunakan corong dan kertas saring corong
dipasang pada tempat corong atau dengan klem statif. Di bawah corong diletakkan
gelas kimia hingga ujung tangkai corong menyentuh dinding gelas.corong yang
digunakan adalah corong bersudut 60 derajat.dan kertas saring yang digunakan
berdiameter 9 atau 11 centimeter.
b. Pengukuran Volume
Gelas ukur digunakan untuk mengukur volume larutan dan memiliki skala
milliliter (mL) yang dibaca dari 0 mL hingga sampai angka gelas ukur.
Pipet Volume mempunyai volume 1,2,5, dan 10 mL.hanya digunakan
mengambil larutan yang sesuai volume pipet volume dan bola hisap digunakan
sebagai alat bantu menyedot larutan ke dalam pipet.
c. Teknik menggunakan Buret untuk titrasi
Buret adalah sebuah peralatan gelas laboratorium berbentuk silinder yang
memilki garis ukur dan sumbat keran pada bagian bawahnya.Buret digunakan
untuk meneteskan sejumlah reagen cair dalam eksperimen yang melakukan
presisi,seperti pada eksperimen titrasi.
Oleh karena presisi buret yang tinggi,kehati-hatian pengukuran volume
dengan buret sangatlah penting untuk menghindari galat sistematik.ketika
membaca buret,mata harus tegak lurus dengan permukaan cairan untuk
menghindari galat paralaks.Kaidah yang umunnya digunakan adalh dengan
menambahkan 0,02 mL jika bagian bawah meniscus menyentuh bagian bawah
garis ukur.Oleh karena presisinya yang tinggi,satu tetes cairan yang menggantung
pada ujung buret harus ditransfer ke labu penerima,biasanya dengan menyentuh
tetesan itu ke sisi labu dan membilasnya ke dalam larutan dengan pelarut.
Setiap alat dan bahan mempunyai keunggulan dari masing-masing produk
yang dikeluarkannya, ada Pyrex, Assistant, Herma, D&N, Binder, Hanna, Mettle
Teledo,Thermolyne, Milton Roy Company, Jenway, Kottemann, Nuare, Hitachit
2000, dan Gerhart. Nama – nama tersebut sudah tidak asing lagi bagi kimiawan.
Karena dengan adanya mereka proses kehidupan di laboratorium ada dan tercipta.
Seperti yang telah kita ketahui, bahan-bahan kimia yang biasa terdapat di
laboratorium kimia banyak yang bersifat berbahaya bagi manusia maupun bagi
lingkungan sekitar. Ada yang bersifat mudah terbakar, beracun, berbau tajam yang
berdampak pada kesehatan, merusak benda-benda di sekitarnya bahkan dapat
mematikan makhluk hidup.
Keselamatan kerja di laboratorium sangatlah penting. Oleh karena itu,
pada wadah atau tempat bahan-bahan atau zat kimia diberi simbol-simbol yang
bertujuan untuk memberi keterangan mengenai sifat dan bahaya zat tersebut.
Diharapkan kita dapat berhati-hati dalam penggunaan bahan-bahan kimia tersebut
demi keselamatan bersama. Untuk itu, sebelum kita memasuki laboratorium kimia
perlu kita pahami simbol-simbol tanda bahaya tersebut untuk menghindari
kesalahan-kesalahan dan bahaya yang tidak kita inginkan. Berikut beberapa
simbol-simbol tanda bahaya yang ada beserta keterangannya :
Simbol Keterangan
Nama : Irritant
Lambang : Xi
Arti : Bahan yang dapat menyebabkan iritasi, gatal-
gatal dan dapat menyebabkan luka bakar pada kulit.
Tindakan : Hindari kontak langsung dengan kulit.
Contoh : NaOH, C6H5OH, Cl2

Nama : Harmful
Lambang : Xn
Arti : Bahan yang dapat merusak kesehatan tubuh
bila kontak langsung dengan tubuh atau melalui
inhalasi.
Tindakan : Jangan dihirup, jangan ditelan dan
hindari kontak langsung dengan kulit.
Contoh : Etilen glikol, Diklorometan.
Nama : Toxic
Lambang : T
Arti : Bahan yang bersifat beracun, dapat
menyebabkan sakit serius bahkan kematian bila
tertelan atau terhirup.
Tindakan : Jangan ditelan dan jangan dihirup,
hindari kontak langsung dengan kulit.
Contoh : Metanol, Benzena.
Nama : Very Toxic
Lambang : T+
Arti : Bahan yang bersifat sangat beracun dan lebih
sangat berbahaya bagi kesehatan yang juga dapat
menyebabkan sakit kronis bahkan kematian.
Tindakan : Hindari kontak langsung dengan tubuh
dan sistem pernapasan.
Contoh : Kalium sianida, Hydrogen sulfida,
Nitrobenzene dan Atripin.

Nama : Corrosive
Lambang : C
Arti : Bahan yang bersifat korosif, dapat merusak
jaringan hidup, dapat menyebabkan iritasi pada kulit,
gatal-gatal dan dapat membuat kulit mengelupas.
Tindakan : Hindari kontak langsung dengan kulit
dan hindari dari benda-benda yang bersifat logam.
Contoh : HCl, H2SO4, NaOH (>2%)
Nama : Flammable
Arti : Bahan kimia yang mempunyai titik nyala
rendah, mudah terbakar dengan api bunsen,
permukaan metal panas atau loncatan bunga api.
Tindakan : Jauhkan dari benda-benda yang
berpotensi mengeluarkan api.
Contoh : Minyak terpentin.
Nama : Highly Flammable
Lambang : F
Arti : Mudah terbakar di bawah kondisi atmosferik
biasa atau mempunyai titik nyala rendah (di bawah
21°C) dan mudah terbakar di bawah pengaruh
kelembapan.
Tindakan : Hindari dari sumber api, api terbuka dan
loncatan api, serta hindari pengaruh pada
kelembaban tertentu.
Contoh : Aseton dan Logam natrium.

Nama : Extremely Flammable


Lambang : F+
Arti : Bahan yang amat sangat mudah terbakar.
Berupa gas dan udara yang membentuk suatu
campuran yang bersifat mudah meledak di bawah
kondisi normal.
Tindakan : Jauhkan dari campuran udara dan sumber
api.
Contoh : Dietil eter (cairan) dan Propane (gas).
Nama : Explosive
Lambang : E
Arti : Bahan kimia yang mudah meledak dengan
adanya panas atau percikan bunga api, gesekan atau
benturan.
Tindakan : Hindari pukulan/benturan, gesekan,
pemanasan, api dan sumber nyala lain bahkan tanpa
oksigen atmosferik.
Contoh : KClO3, NH4NO3, Trinitro Toluena (TNT).
Nama : Oxidizing
Lambang : O
Arti : Bahan kimia bersifat pengoksidasi, dapat
menyebabkan kebakaran dengan menghasilkan
panas saat kontak dengan bahan organik dan bahan
pereduksi.
Tindakan : Hindarkan dari panas dan reduktor.
Contoh : Hidrogen peroksida, Kalium perklorat.

Nama : Dengerous For the Environment


Lambang : N
Arti : Bahan kimia yang berbahaya bagi satu atau
beberapa komponen lingkungan. Dapat
menyebabkan kerusakan ekosistem.
Tindakan : Hindari kontak atau bercampur dengan
lingkungan yang dapat membahayakan makhluk
hidup.
Contoh : Tributil timah klorida, Tetraklorometan,
Petroleum bensin.
Nama : Flammable Solid
Arti : Padatan yang mudah terbakar.
Tindakan : Hindari panas atau bahan mudah terbakar
dan reduktor, serta hindari kontak dengan air apabila
bereaksi dengan air dan menimbulkan panas serta
api.
Contoh : Sulfur, Picric acid, Magnesium.
Nama : Flammable Liquid
Arti : Cairan yang mudah terbakar.
Tindakan : Hindari kontak dengan benda yang
berpotensi mengeluarkan panas atau api.
Contoh : Petrol, Acetone, Benzene.

Nama : Flammable Gas


Arti : Simbol pengaman yang digunakan pada
tempat penyimpanan material gas yang mudah
terbakar.
Tindakan : Jauhkan dari panas atau percikan api.
Contoh : Acetelyne, LPG, Hydrogen.

Nama : Spontaneously Combustible Substances


Arti : Material yang dapat secara spontan mudah
terbakar.
Tindakan : Simpan di tempat yang jauh dari sumber
panas atau sumber api.
Contoh : Carbon, Charcoal-non-activated, Carbon
black.
Nama : Dengerous When Wet
Arti : Material yang bereaksi cukup keras dengan air.
Tindakan : Jauhkan dari air dan simpan di tempat
yang kering/tidak lembab.
Contoh : Calcium carbide, Potassium phosphide,
Maneb.

Nama : Oxidizer
Arti : Material yang mudah menimbulkan api ketika
kontak dengan material lain yang mudah terbakar
dan dapat menimbulkan ledakan.
Contoh : Calcium hypochlorite, Sodium peroxide,
Ammonium dichromate.

Nama : Organic Peroxide


Arti : Merupakan simbol keamanan bahan kimia
yang digunakan dalam transportasi dan penyimpanan
peroksida organik.
Contoh : Benzol peroxide, Methyl ethyl ketone
peroxide, Dicetyl perdicarbonate.

Nama : Non Flammable Gas


Arti : Simbol pengaman yang digunakan pada
transportasi dan penyimpanan material gas yang
tidak mudah terbakar.
Contoh : Oksigen, Nitrogen, Helium.

Nama : Poison
Arti : Simbol yang digunakan pada transportasi dan
penyimpanan bahan-bahan yang beracun (belum
tentu gas).
Contoh : Cyanohydrin, Calcium cyanide, Carbon
tetrachloride.

Nama : Poison Gas


Arti : Simbol yang digunakan pada transportasi dan
penyimpanan material gas yang beracun.
Tindakan : Jauhkan dari pernapasan kita.
Contoh : Chlorine, Methil bromide, Nitric oxide.

Nama : Harmful
Arti : Bahan-bahan yang berbahaya bagi tubuh.
Tindakan : Jauhkan dari makanan atau minuman.
Contoh : Acrylamide, Amonium fluorosilicate,
Chloroanisidines.

Nama : Inhalation Hazard


Arti : Bahan-bahan yang dapat merusak sistem
inhalasi atau pernapasan.
Tindakan : Jangan dihirup.

Nama : Infection Substance


Arti : Bahan yang mengandung organism penyebab
penyakit.
Contoh : Tisue dari pasien, tempat
pengembangbiakan virus, bakteri, tumbuhan atau
hewan.
Nama : Radioactive
Arti : Bahan yang mengandung material atau
kombinasi dari material lain yang dapat
memancarkan radiasi secara spontan.
Contoh : Uranium, 90Co, Tritium.

Nama : Marine Pollutant


Arti : Polutan laut.
Tindakan : Tidak membuang limbah ke saluran air
atau sungai yang mengalir ke laut.

Dari hasil pengamatan alat-alat laboratorium, alat-alat tersebut antara lain

labu erlenmeyer berfungsi untuk menempatkan zat terlarut seperti pada titrasi,

Labu didih berfungsi untuk wadah zat terlarut/cairan yang ingin dididihkan, labu

ukur berfungsi untuk mengukur volume zat, gelas ukur berfungsi untuk mengukur

volume zat cair, tabung reaksi berfungsi untuk mereaksikan zat, labu destilasi

berfungsi untuk tempat penyulingan larutan, kuvet berfungsi untuk menampung

larutan yang akan diukur di spektrofotometer, cawan berfungsi untuk wadah

untuk menumbuk, filler berfungsi untuk mengangkat atau memindahkan zat

terlarut yang tidak diinginkan, mortir berfungsi untuk menumbuk bahan, sendok

spatula berfungsi untuk mengambil bahan-bahan/zat-zat, desikator berfungsi

untuk menyimpan zat-zat /bahan agar tetap kering, statif berfungsi untuk

menempatkan buret agar bisa berdiri, pipet seukuran berfungsi untuk mengukur

volume yang ingin dipindahkan, flamefotometer berfungsi untuk menganalisis


unsur kimia, oven listrik berfungsi untuk mengurangkan kadar air suatu bahan

kimia, prop berfungsi untuk menutup tabung/labu, pipet tetes berfungsi untuk

memindahkan larutan, gelas arloji berfungsi untuk tempat

penguapan/pengeringan, timbangan analitik berfungsi untuk menimbang bahan

kimia, pH-meter berfungsi untuk mengukur tingkat keasaman dan basa

larutan/zat, buret berfungsi untuk mengukur volume cairan yang dipindahkan,

deep freezer berfungsi untuk menyimpan bahan-bahan kimia hingga C,

spektrofotometer berfungsi untuk mengukur absorbansi suatu larutan, kompor

listrik berfungsi untuk memasak suatu larutan/zat, shaker berfungsi untuk

penggocok latutan, DHL-meter berfungsi untuk mengukur daya hantar listrik,

muffle furnace berfungsi untuk peleburan logam, centrifuge berfungsi untuk

mengaduk larutan dengan media labu erlenmeyer, AAS berfungsi untuk

mengetahui kandungan pada suatu larutan kimia, bio safety cabinet berfungsi

untuk menyimpan zat atau larutan agar tetap steril, waterbath berfungsi untuk

memanaskan larutan/zat.

Dari hasil pengamatan bahan-bahan kimia yang ada di laboratorium,

bahan-bahan kimia tersebut antara lain asam asetat CH3COOH dengan bobot

molekul /mol, derajat kemurnian pro analysi, karakteristik berbentuk serbuk

padat, berwarna putih, berwujud zat cair. Magnesium oksida MgO dengan bobot

molekul /mol, derajat kemurnian USP, karakteristik berbentuk serbuk, berwarna

putih. Amonium nitrat NH4NO3 dengan bobot molekul /mol, derajat kemurnian

PA, karakteristik berbentuk serbuk padat, berwarna putih. Potasium klorida KCl

dengan bobot molekul /mol, derajat kemurnian PA, karakteristik berbentuk kristal,
berwarna putih, berukuran hidroskopik. Natrium karbonat Na2CO3 dengan bobot

molekul /mol, derajat kemurnian PA, karakteristik berbentuk kristal, berwarna

putih, berukuran hidroskopik. Oxolin acid dyhidrate H2C2O4, dengan bobot

molekul /mol, derajat kemurnian PA, karakteristik berbentuk kristal. Natrium

hidroksida NaOH dengan bobot molekul /mol, derajat kemurnian PA,

karakteristik bersifat korosit. Amonium florida NH4F dengan bobot molekul /mol,

derajat kemurnian PA, karakteristik berbentuk kristal, berwarna putih. Amoniak

NH3 dengan bobot molekul 0,91 kg, derajat kemurnian 25%, karakteristik

berwujud cair. Sukrosa C12H12O11 dengan bobot molekul /mol, derajat

kemurnian PA, karakteristik berbentuk serbuk, berwarna putih. Asam klorida HCl

dengan bobot molekul /mol, derajat kemurnian 37%, karakteristik bersifat

berbahaya, berwujud cair. Asam oksalat HNO3 dengan bobot molekul /mol,

derajat kemurnian PA, karakteristik berbentuk serbuk, berwarna putih.


IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini adalah

1. Alat-alat dalam analisis kimia berasal dari bahan gelas, porselin,


besi dan karet
2. Bahan kimia atau kemikalia dalam analisis kimia berupa bahan dari
zat cair atau padat yang dikemas di botol gelas atau botol plastik
berwarna gelap
3. Derajat kemurnian antara lain Comercial grade, USP (United State
Pharmacope ) grade, CP (Chemical Pare) grade, Reagent grade,
Primary Standart Grade

B. Saran

1. Mahasiswa diharapkan berhati-hati disaat melakukan praktikum ini karena


terdapat banyak peralatan yang terbuat dari barang pecah belah
2. Mahasiswa harus mengikuti serangkaian praktikum dengan seksama dan
serius
3. Alat – alat gelas sebelum di gunakan harus di periksa terlebih dahulu baik
kebersihannya, atau keadaan alat tersebut Karena apabila alat tersebut
mengalami kerusakan dan tidak di bersihkan terlebih dahulu maka akan
mempengaruhi hasil pengamatan.
DAFTAR PUSTAKA

Day, R.A. Jr. and A.L. Underwood. 1998. Kimia Analisis Kuantitatif. Edisi
Revisi, Terjemahan R. Soendoro dkk. Erlangga. Jakarta.
Harjadi ,W. 1990. Ilmu Kimia Analitik Dasar. PT. Grammedia. Jakarta.

Rohman, Taufiqur. 1998, Penanganan Bahan Kimia Dengan Alat Gelas Kimia
Serta Penanganan Korban Akibat Kontak Dengan Bahan Kimia. Makalah

Seminar Pada Pelatihan Dosen Biokimia. Banjarbaru.

Feribiology. 2007, teknik pengenalan, penyiapan dan penggunaan alat


laboratorium mikrobiologi.
LAMPIRAN

You might also like