You are on page 1of 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN

ISPA PADA ANAK

Pokok bahasan : ISPA pada anak


Sub pokok bahasan : Pengertian ISPA pada anak
Klasifikasi penyakit ISPA
Penyebab ISPA
Tanda dan gejala ISPA
Cara penularan ISPA pada anak
Penatalaksanaan ISPA pada anak
Sasaran : Ibu yang memiliki anak ISPA
Hari/tanggal : 18 April 2017
Waktu : 25 menit
Tempat : BTN Panorama Alam

A. Analisa Situasional
Penyuluh : I Putu Satrya Prayoga, Lale Nawang Ratih
Peserta : Ibu yang memiliki anak ISPA, mahasiswa Home Care2

B. Tujuan Instruktural
1. Tujuan Instruktural Umum
Setelah dilakukan penyuluhan di harapkan keluarga dapat memahami dan
mengetahui tentang ISPA pada anak.
2. Tujuan Instruktural Khusus
Setelah dialakukan penyuluhan tentang ISPA pada anak oleh mahasiswa
diharapkan peserta dapat memahami tentang :
1) Pengertian ISPA pada anak
2) Klasifikasi penyakit ISPA
3) Penyebab ISPA
4) Tanda dan gejala ISPA
5) Cara penularan ISPA pada anak
6) Penatalaksanaan ISPA pada anak

C. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab

D. Pengorganisasian
Moderator : Imam Mujahidin Marwan
Penyuluh : I Putu Satrya Prayoga, Lale Nawang Ratih
Fasilitator : Syofiandi Aroni
Observer : Lalu Wire Hamdani
Notulen : Nunung Choirunnisa
Dokumentasi : Ni Putu Esa Febiani
Konsumsi : Sulistia Aprianti, Ruhmita Dewi

E. Rincian Tugas
Moderator : Orang yang menjalankan jalannya penyuluhan
Penyuluh : Orang yang menyampaikan materi penyuluhan
Fasilitator : Orang yang menyiapkan media atau fasilitas dalam pelaksanaan
penyuluhan
Observer : Orang yang memantau jalannya penyuluhan
Notulen : Orang yang mencatat pertanyaan pada sat kegiatan diskusi dan
kesimpulan dari penyuluhan yang berlangsung
Dokumentasi : Orang yang mendokumentasikan jalannya acara kegiatan penyuluhan
Konsumsi : Orang yang menyiapkan konsumsi untuk para peserta dan pemateri juga
anggota organisasi kegiatan yang lain
F. Kegiatan Penyuluhan
No. Tahap Waktu Kegiatan Metode
1. Salam pembuka
1. Pembukaan 2 menit Ceramah
2. Memperkenalkan diri
1. Pengertian ISPA pada anak Ceramah dan
2. Klasifikasi penyakit ISPA Tanya Jawab
3. Penyebab ISPA
4. Tanda dan gejala ISPA
2. Pelaksana 15 menit 5. Cara penularan ISPA pada
anak
6. Penatalaksanaan ISPA pada
anak

1. Memberi kesempatan audiens Tanya jawab


untuk bertanya
2. Menjawab pertanyaan audiens
3. Evaluasi 8 menit 3. Memberi kesempatan audiens
untuk mengeriview apa yang
telah dijelaskan

G. Media
1) Leaflat

H. Alat dan Bahan


1) Baskom
2) Minyak kayu putih
3) Sendok
4) Jeruk nipis dan kecap
5) Handuk putih kecil
6) Air panas
I. Evaluasi
Berdasarkan penyampaian materi tentang ISPA pada balita, ada beberapa
pertanyaan yang diajukan oleh salah satu ibu-ibu warga Dusun Merce Barat yaitu sebagai
berikut ;
1. Penanya Ibu Salmiah
Apa boleh air hangat yang sudah dicampur minyak kayu putih direbus lagi ?
2. Penanya Ibu Elmiati
Kenapa anak yang masih kecil bisa tertular pilek saat ibunya sedang pilek ?
Jawaban :
1. Mohon maaf sebelumnya ibu, Jiika kita merebus kembali air hangat yang
sudah dicampur minyak kayu putih maka khasiat atau keefektifannya akan
berkurang. Karena Minyak kayu putih yang sudah tercampur tadi akan
menguap saat dimasak. Jadi sebaiknya ibu membuat ulang inhalasi
sederhananya agar khasiatnya lebih efektif.
2. Jadi begini ibu, ketika ibu sakit secara tidak langsung anaknya akan tertular
karena ibu yang kurang menjaga perilaku kesehatannya dan anak yang masih
usia balita sistem kekebalan tubuh terhadap virus itu belum cukup kuat jadi
anak akan dengan mudah tertular. Perilaku kesehatan yang saya maksud
disini seperti saat ibu bersin tidak menutup bibir dan hidungnya yang
kebetulan ada anaknya di depannya. Bisa juga saat ibu sedang menyuapi
anaknya dengan tangan dan tiba-tiba saja bersin lalu menyentuh hidung
karena gatal, dan melanjutkan lagi menyuapi anaknya tanpa mencuci tangan.
Maka virus yang ada akan tertular ke anak melalui tangan ibu.

Setelah kegiatan diskusi selesai, dilanjutkan dengan kegiatan review oleh peserta
mengenai materi ISPA pada balita yang sudah dijelaskan pemateri dan mendapatkan hasil
sebagai berikut :
1. Apakah ada ibu-ibu yang bisa menjelaskan apa itu ISPA pada balita ?
2. Apakah ada ibu-ibu yang bisa menyebutkan penyebab dan gejala ISPA pada
balita ?
3. Apakah ada Ibu-ibu yang bisa menyebutkan cara pencegahaan ISPA pada
balita?
4. Apakah ada Ibu-ibu yang bisa menyebutkan salah satu penanganan anak bila
terkena ISPA ?
Jawaban :
1. Penjawab Ibu Rumisah
ISPA pada balita adalah penyakit saluran pernapasan akut seperti batuk pilek
yang terjadi selama 14 hari
2. Penjawab Ibu Sahnun
Anak kita terkena ISPA bisa karena ada virus, bakteri dan jamur. Gejala ISPA
yang ringan gejalanya hanya batuk dan pilek, ISPA yang sedang gejalanya
batuk, pilek dan bila ada dahak yang kental juga sakit tenggorokan saat
menelan. Dan yang ISPA berat gejalanya anak panas tinggi, napasnya
bersuara dan mungkin ada yang sampai pingsan.
3. Penjawab Ibu Eva Yuli
Cara pencegahannya adalah menutup mulut dan hidung saat bersin atau batuk
lalu kita mencuci tangan dengan bersih, dan bisa juga menjauhi anak yang
sakit dengan anak kita.
4. Penjawab Ibu Khairunnisa
Salah satu caranya adalah misalnya anak kita batuk, kita buatkan dia ramuan
pelega yang terbuat dari kecap dan jeruk nipis sama-sama 1/2 sendok teh. Lalu
kalau anak panas kita kompres dia menggunakan air hangat-hangat kuku lalu
taruh kompresannya di bawah ketiak dan selangkangan. Bisa juga kita buat
inhalasi sederhana yang tadi mbak buat di depan menggunakan air panas dan
dicampur minyak kayu putih.
LAMPIRAN MATERI

A. PenGertian ISPA

ISPA merupakan singkatan dari Infeksi Saluran Pernapasan Akut yang meliputi saluran
pernapasan bagian atas dan saluran pernapasan bagian bawah, dimana infeksi saluran
pernapasan yang berlangsung sampai 14 hari. Yang dimaksud dengan saluran pernapasan
adalah organ mulai dari hidung sampai gelembung paru (alveoli), beserta organ-organ
disekitarnya seperti : sinus, ruang telinga tengah dan selaput paru. Sebagian besar dari infeksi
saluran pernapasan hanya bersifat ringan seperti batuk, pilek dan tidak memerlukan
pengobatan dengan antibiotik, namun demikian anak akan menderita pneumonia bila infeksi
paru ini tidak diobati dengan antibiotik dapat mengakibat kematian karena infeksi bisa
menyerang selaput otak (Widoyono, 2005).

B. Klasifikasi penyakit ISPA

Menurut (Widoyono, 2005) Klasifikasi penyakit ISPA terdiri dari :

1. Bukan pneumonia/ISPA ringan


Pasien dengan batuk yang tidak menunjukkan gejala peningkatan frekuensi napas dan
tidak menunjukkan adanya tarikan dinding dada bagian bawah kearah dalam, tidak ada
gangguan tidur, dahak/sputum encer, nafsu makan menurun/anoreksia serta suhu tubuh
37 s/d < 38 oC.
2. Pneumonia/ISPA sedang
Didasarkan pada adanya batuk, dahak/sputum mulai kental, suhu tubuh 38 oC, tidak mau
makan, sakit pada kerongkongan saat menelan, kadang sesak napas, dimana frekuensi
nafas cepat pada anak berusia dua bulan sampai < 1 tahun adalah > 50 kali per menit dan
untuk anak usia 1 sampai < 5 tahun adalah > 40 kali per menit dan untuk > 5 tahun
sampai dewasa > 30 kali per menit seta kesulitan bernapas ditandai dengan adanya
penggunaan oto bantu pernapasan.
3. Pneumonia berat/ISPA berat
Gejala pneumonia/ISPA sedang ditambah dengan gejala panas tinggi (suhu tubuh
> 38 oC), napas berbunyi, kadang disertai penurunan kesadaran dan perubahan bunyi
suara (stridor).

C. Penyebab ISPA

Menurut (widoyono, 2005) penyebab ISPA terdiri dari :

1. Bakteri
Diplococcus pneumuniae, Pneumococcus, Strepcoccus pyogenes, Staphylococcus aureu,
haemophilus influenza, dan lai-lain.
2. Virus
Influenza, adenovirus, sitomegalovirus.
3. Jamur
Aspergilus sp, Candida albican, Histoplasma, dan lain-lain.
4. Aspirasi
Makanan, asap kendaraan bermotor, bahan bakar minyak (BBM) biasanya minyak tanah,
cairan amnion pada saat lahir, benda asing misalnya biji-bijian, mainan plastic kecil dan
lain-lain.

D. Tanda dan Gejala ISPA pada anak

1. Demam
Seringkali demam muncul sebagai tanda pertama terjadinya infeksi.
Suhu tubuh mencapai > 37oC
2. Batuk, merupakan tanda umum dari tejadinya infeksi saluran pernafasan, mungkin tanda
ini merupakan tanda akut dari terjadinya infeksi saluran pernafasan. Batuk bisa disetai
dahak(sputum) dengan konsentasi encer hingga kental
3. Sakit pada kerongkongan
Hal ini menandakan adanya peradangan/inflamasi pada kerongkongan, pasien akan
merasakan nyeri saat menelan serta perubahan suara
4. Meningismus
Adalah tanda meningeal tanpa adanya infeksi pada meningens, biasanya terjadi selama
periodik mengalami panas, gejalanya adalah nyeri kepala, kaku dan nyeri pada punggung
serta kuduk, terdapatnya tanda kernig dan brudzinski.
5. Anorexia.
Biasa terjadi pada semua yang mengalami sakit, dimana akan menjadi susah makan dan
bahkan tidak mau minum. Pada anak akan menjadi rewel dan sering menanggis (Whaley
and Wong; 1991; 1419)

E. Cara Penularan ISPA

1. Penularan ISPA biasanya melalui medium kontak langsung seperti air ludah, darah,
bersin, udara pernafasan yang mengandung kuman terhirup oleh orang sehat
2. Asupan gizi dan nutrisi tubuh yang kurang
3. Lemahnya sel imun tubuh terhadap kuman penyakit sehingga kuman bebas masuk dan
melakukan peradangan pada organ tubuh
4. Tempat tinggal dan lingkungan sekitar yang tidak sehat, dimana telah tercemar oleh
kuman penyakit baik dari udara maupun air serta makanan.

J. Penatalaksanaan ISPA pada anak

Pedoman penatalaksanaan kasus ISPA akan memberikan petunjuk standar pengobatan


penyakit ISPA yang akan berdampak mengurangi penggunaan antibiotik untuk kasus-kasus
batuk pilek biasa, serta mengurangi penggunaan obat batuk yang kurang bermanfaat. Strategi
penatalaksanaan kasus mencakup pula petunjuk tentang pemberian makanan dan minuman
sebagai bagian dari tindakan penunjang yang penting bagi pederita ISPA.

Penatalaksanaan ISPA meliputi langkah atau tindakan sebagai berikut :

1. Upaya pencegahan
Pencegahan dapat dilakukan dengan :
a. Menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan.
b. Mencegah anak berhubungan dengan penderita ISPA.
c. Menjaga keadaan gizi anggota keluarga agar tetap baik dan memberikan ASI
eksklusif pada bayi
d. Menjaga pola hidup bersih dan sehat, istirahat/tidur yang cukup dan olah raga teratur
e. Membiasakan cuci tangan teratur menggunakan air dan sabun atau hand sanitizer
terutama setelah kontak dengan penderita ISPA. Ajarkan pada anak untuk rajin cuci
tangan untuk mencegah ISPA dan penyakit infeksi lainnya
f. Melakukan imunisasi pada anak anda
g. Hindari menyentuh mulut atau hidung flu
h. Apabila sakit, gunakanlah masker dan rajin cuci tangan agar tidak menulari anak atau
anggota keluarga lainnya
i. Upayakan ventilasi yang cukup dalam ruangan/rumah
2. Pengobatan dan perawatan
a. Menigkatkan istirahat minimal 8 jam perhari
b. Meningkatkan makanan bergizi
c. Bila demam beri kompres dan banyak minum
d. Bila hidung tersumbat karena pilek bersihkan lubang hidung dengan sapu tangan
yang bersih
e. Bila badan anak demam gunakan pakaian yang cukup tipis tidak terlalu ketat
f. Bila terserang pada anak tetap berikan makanan dan ASI bila anak tersebut masih
menetek
3. Pengobatan antara lain :
Perawatan ini dapat di lakukan sendiri oleh orangtua untuk mengatasi anggota keluarga
yang menggalami ISPA
a. Mengatasi panas atau demam
b. Demam dapat di tangani dengan memberikan obat penurun demam atau kompres
c. Mengatasi batuk
d. Disarankan untuk memberikan obat tradisional yang bisa di buat sendiri, yaitu jeruk
nipis ½ sendok teh dicampurkan dengan madu atau kecap ½ sendok teh. Ramuan ini
diberikan 3 kali dalam sehari
4. Makanan
a. Berikan makanan dengan kualitas gizi cukup, sedikit–sedikit tapi di ulangi lebih
sering daripada biasa. ASI pada bayi tetap di berikan
b. Berikan cairan berupa air putih hangat, buah lebih banyak dari biasanya untuk
mengencerkan dahak dan menambah cairan bagi yang kekurangan cairan
5. Gaya hidup
a. Jangan memakai pakaian atau selimut yang tebal
b. Pada penderita pilek, selalu bersihkan hidung dari ingus. Ini akan mempercepat
penyembuhan dan bisa menghindari komplikasi yang mungkin muncul
c. Usahakan untuk mendapatkan ventilasi yang cukup dan mencegah adanya asap yang
dihirup, tidak terkecuali melarang orang merokok di sekitar anak
6. Melakukan Inhalasi Sederhana dapat dilakukan di dalam rumah bila anak balita sedang
menderita pilek dan sesak. Dengan cara
a. Merebus 500 ml atau 2 1/2 gelas air bersih,
b. Tuangkan ke dalam mangkok atau baskom.
c. Teteska minyak kayu putih sebanyak 3-5 tetes ke dalam mangkok yang berisi air
mendidih ,
d. Setelah itu hadapka wajah balita ke uap yang keluar dari mangkok tersebut engan
jarak ± 40- 50 cm serta tutupi area sekitar belakang kepala anak agar uapnya tidak
terlalu menyebar atau agar uapnya lebih efektif di hirup oleh anak.
7. Memberikan posisi semi pronasi pada anak.
posisi semi pronasi adalah posisi dimana klien berbaring pada posisi pertengahan antara
posisi lateral dan posisi pronasi.
a. Lengan bawah ada dibelakang tubuh klien
b. Lengan atas didepan tubuh klien
Adapun tujuannya adalah untuk memudahkan atau membuka jalan nafas pada klien.
DAFTAR PUSTAKA

DepKes RI. Direktorat Jenderal PPM & PLP. Pedoman Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran
Pernafasan Akut (ISPA). Jakarta. 1992.

Doenges, Marlyn E . Rencana Asuhan Keperawatan: pedoman untuk perencanaan dan


pendokumentasian perawatan pasien

Gordon,et.al,2001, Nursing Diagnoses : definition & Classification 2001-2002,Philadelpia,USA

Naning R,2002,Infeksi Saluran Pernapasan Akut (Handout kuliah Ilmu Kesehatan Anak) PSIK
FK UGM tidak dipublikasikan.

Suriadi,Yuliani R,2001,Asuhan Keperawatan pada Anak,CV sagung Seto,Jakarta

You might also like