Professional Documents
Culture Documents
Hartina PDF
Hartina PDF
Oleh :
HARTINA
70400114043
Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir Dengan Ikterus Neonatorum di RSUD Syekh
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari
kesempurnaan karena menyadari segala keterbatasan yang ada. Untuk itu demi
sempurnanya karya tulis ilmiah ini, penulis sangat membutuhkan dukungan dan
sumbangsih pikiran yang berupa kritik dan saran yang bersifat membangun.
Karya tulis ilmiah ini penulis persembahkan untuk kedua orang tua tercinta
yang telah tulus ikhlas memberikan nasihat, kasih sayang, cinta, doa, perhatian,
dan dukungan moral dan materil. Terima kasih telah mengasuh, mendidik,
membimbing, dan mengiringi perjalanan hidup penulis dengan doa yang tiada
Dalam penyelesaian karya tulis ilmiah ini penulis mendapat bimbingan dan
arahan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan
ii
2. Bapak Dr. dr. H. Andi Armyn Nurdin, M.Sc. selaku Dekan Fakultas
3. Ibu Dr. Hj Sitti Saleha, S.SiT, S.KM, M.Keb selaku ketua Prodi
semangat.
banyak membagikan ilmu kepada saya, memberi kritik dan saran yang
7. Bapak ustadz Dr. Firdaus Muhammad M.Ag selaku penguji agama yang
8. Kepada seluruh Dosen dan staf Pengajar program studi kebidanan UIN
Alauddin Makassar
iii
10. Kepada sahabatku tercinta, Rosnani, Nurjannah, Zuhriani, Miftahul
membalas segala amal budi serta kebaikan pihak-pihak yang telah membantu
penulis dalam penyusunan laporan ini dan semoga tulisan ini dapat memberikan
Penulis
Hartina
iv
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR.................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
B. Ruang Lingkup................................................................................. 4
C. Tujuan Penulisan.............................................................................. 4
D. Manfaat Penulisan............................................................................ 5
E. Metode Penulisan............................................................................. 6
v
B. Tinjauan Khusus Tentang Ikterus
1. Pengertian ................................................................................. 14
2. Klasifikasi ................................................................................. 15
3. Manifestasi Klinik..................................................................... 17
4. Etiologi...................................................................................... 18
7. Komplikasi................................................................................ 22
Gowa......................................................................................... 34
1. Pemberian ASI.......................................................................... 41
3. Pemberian Nama....................................................................... 44
4. Aqiqah....................................................................................... 45
vi
BAB III STUDI KASUS
BAB IV PEMBAHASAN
vii
E. Rencana tindakan ............................................................................. 94
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................................................... 101
B. Saran................................................................................................... 103
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR GAMBAR
x
ABSTRAK
JURUSAN KEBIDANAN
UIN ALAUDDIN MAKASSAR
KARYA TULIS ILMIAH, AGUSTUS 2017
Hartina,
Pembimbing I: Anieq Mumthiah Alkautsar, S.SiT, M.Keb
Pembimbing II: dr. Nadyah Haruna, M.Kes
“Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir Dengan Ikterus
Neonatorum di RSUD Syekh Yusuf Gowa Tahun 2017”
A. Latar Belakang
Angka Kematian Bayi (AKB) adalah jumlah kematian bayi per 1000
kelahiran hidup (Shetty dan Sraddha, 2014: 49). Angka Kematian Bayi
dengan angka rata-rata harapan hidup penduduk disuatu daerah (Mala, 2015:
1).
South East Asia Nations) seperti di Singapura sebanyak 3 per 1000 kelahiran
hidup, Malaysia 5,5 per 1000 kelahiran hidup, Thailand 17 per 1000 kelahiran
hidup, Vietnam 18 per 1000 kelahiran hidup, dan Indonesia 27 per 1000
kelahiran hidup. Angka Kematian Bayi di Indonesia masih tinggi dari negara
Development Goals) pada tahun 2015 yaitu 23 per 1000 kelahiran hidup
neonatal adalah adalah faktor ibu yang mempertinggi kematian neonatal atau
perinatal ( High Risk Mother ) dan faktor bayi yang mempertinggi kematian
1
2
neonatal atau perinatal ( High Risk Infant ) diantaranya adalah BBLR, asfiksia
paling sering ditemukan pada bayi baru lahir. Lebih dari 85% bayi cukup
akumulasi pigmen bilirubin yang berwarna kuning pada sklera dan kulit
sebagian hemoglobin yang terjadi saat darah merah sel-sel hancur. Biasanya,
bilirubin diekskresikan melalui tubuh setelah melewati hati, limpa, ginjal dan
segera ditangani dengan baik akan menimbulkan cacat seumur hidup atau
bahkan kematian. Demikian juga ikterus patologi yaitu ikterus yang timbul
bilirubin dapat menumpuk diotak yang disebut dengan kern ikterus yang
memiliki angka mortalitas yang tinggi, juga dapat menyebabkan gejala sisa
berupa cerebral palsy, tuli nada tinggi, paralisis dan displasia dental yang
puskesmas provinsi Sulawesi Selatan tahun 2015 adalah 8,33 per 1000
kelahiran hidup (Dinkes, 2016). Data rekam medik di RSUD Syekh Yusuf
Gowa, didapatkan pada tahun 2015 sebanyak 5 bayi yang mengalami ikterus,
pada tahun 2016 sebanyak 2 bayi mengalami ikterus, dan pada tahun 2017
bulan januari sampai mei 2017 sebanyak 5 bayi yang mengalami ikterus.
apabila bayi ikterus tidak segera ditangani dan kadar billrubinnya semakin
tinggi, maka dapat menyebabkan kern ikterus dimana bayi dengan keadaan
ini mempunyai resiko terhadap kematian atau jika dapat bertahan hidup akan
Pelayanan Medis (SPM) atau belum, maka dari itu penulis tertarik
B. Ruang Lingkup
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
2017.
2017.
5
2017.
D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Praktis
2. Manfaat Institusi
ikterus.
3. Manfaat ilmiah
E. Metode Penulisan
1. Studi Kepustakaan
2. Studi Kasus
a. Anammnesa
yang dibutuhkan.
7
b. Pemeriksaan Fisik
organ.
(DJJ).
c. Studi Dokumentasi
Yaitu studi yang mempelajari status klien, baik yang bersumber dari
d. Diskusi
Metode ini dilakukan dengan cara tanya jawab dan diskusi dengan
seprofesi lainnya.
8
F. Sistematika Penulisan
tulis ilmiah ini yaitu: pada bab I pendahuluan, akan menguraikan tentang latar
umum tentang bayi baru lahir, tinjauan khusus tentang ikterus, proses
Pada bab III yaitu studi kasus, akan menguraikan tentang 7 langkah
pendokumentasian (SOAP).
dari asuhan yang telah dilakukan, serta semua temuan serta pengetahuan yang
didapatkan dari hasil asuhan. Kemudian selanjutnya daftar pustaka, bagian ini
memuat literatur ilmiah yang telah ditelaah dan dijadikan rujukan dalam
penulisan.
9
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari usia kehamilan
sampai dengan 4000 gram, lahir langsung menangis, dan tidak ada
hari, disebut juga bayi baru lahir. Pada masa neonatal, bayi rentan sekali
Bayi yang baru lahir normal dan sehat memiliki ciri sebagai
berikut:
9
10
Segera setelah lahir letakkan bayi diatas kain bersih dan kering
didekat ibu misalnya diantara kedua kaki ibu atau disebelah ibu) pastikan
area tersebut bersih dan keringkan bayi terutama muka dan permukaan
Jika bayi tidak bernafas atau megap-megap atau lemah maka segera
lakukan resusitasi bayi baru lahir (Rukiyah dan Yulianti, 2013: 6).
Aspek Skor
pengamatan bayi
baru lahir 0 1 2
Appearance Seluruh tubuh Warna kulit tubuh Warna kulit
(warna kulit) bayi berwarna normal, tetapi tangan seluruh tubuh
kebiruan dan kaki berwarna normal
kebiruan
Pulse Denyut jantung Denyut jantung < Denyut jantung >
(denyut jantung) tidak ada 100 kali permenit 100 kali per menit
Grimace Tidak ada Wajah meringis saat Meringis,
(respons refleks) repon terhadap distimulasi menarik, batuk
stimulasi atau bersin saat
stimulasi
Activity Lemah,tidak Lengan dan kaki Bergerak aktif
(tonus otot) ada pergerakan dalam posisi fleksi dan spontan
dengan sedikit
gerakan
Respiration Tidak Menangis lemah, Menangis kuat,
(pernapasan) bernapas, terdengar seperti pernapasan baik
pernapasan merintih dan teratur
lambat dan
tidak teratur
(Sumber : Walyani, 2015: 142)
e. Pencegahan infeksi
f. Pemberian imunisasi
spontan dengan sedikit bantuan atau gangguan. Segera setelah bayi baru
a. Melakukan penilaian kondisi bayi baru lahir secara cepat dan tepat,
berbagai refleks pada tubuh bayi baru lahir. Salah satu teknik dalam
Pengaturan suhu pada bayi baru lahir masih belum baik selama
tidak berjalan efisien dan bayi masih tetap rentan terhadap hipotermi
14
terutama ketika bayi dibiarkan diudara dingin atau diterpa angina, jika
dalam keadaan basah, jika tidak tidak mampu bergerak dengan bebas
Seorang bayi yang cukup bulan yang sehat dan berpakaian akan
beresiko tinggi untuk jatuh sakit atau meninggal. Jika bayi dalam
1. Pengertian
b. Ikterus sering kali muncul pada bayi yang baru lahir karena
yaitu 60% pada bayi cukup bulan (aterem) dan 80% pada bayi tidak
2014: 110).
2. Klasifikasi
a. Ikterus fisiologi
yang timbul pada hari ke-2 sampai ke-3 setelah lahir yang tidak
1) Warna kuning akan timbul pada hari kedua atau ketiga setelah
bayi lahir dan tampak jelas pada hari ke-5 sampai ke-6 dan
3) Kadar bilirubin serum pada bayi cukup bulan tidak lebih dari
12 mg/dl dan pada BBLR 10 mg/dl dan akan hilang pada hari
4) Ikterus patologi
berikut :
bulan.
3. Manifestasi Klinik
adalah:
b. Sklera ikterik
yang cukup bulan dan 12,5 mg% pada neonatus yang kurang bulan
e. Asfiksia
f. Hipoksia
m. Letargi
n. Reflex moro lemah atau tidak ada sama sekali (Maryunani, 2014:
104).
4. Etiologi
di:sebabkan oleh beberapa faktor. Secara garis besar etiologi itu dapat
sel hepar.
dalam hepar atau diluar hepar biasanya akibat infeksi atau kerusakan
f. Ikterus akibat Air Susu Ibu (ASI). Ikterus akibat asi merupakan
disubstitusi dengan susu formula selama 1-2 hari. Hal ini unruk
5. Patofisiologi Ikterus
Sel-sel darah merah yang telah tua dan rusak akan dipecah menjadi
bilirubin, yang oleh hati akan dimetabolisme dan dibuang melalui feses.
bilirubin sehingga mudah dikeluarkan oleh feses. Hal ini terjadi secara
normal pada orang dewasa. Pada bayi baru lahir, jumlah bakteri
bilirubin yang masih beredar dalam tubuh tidak dibuang bersama feses.
Begitu pula dalam usus bayi terdapat enzim glukorinil transferase yang
sehingga kulit bayi menjadi kuning. Biasanya dimulai dari wajah, dada,
diberi susu ASI, kadar bilirubin meningkat secara progresif pada minggu
dan hal ini tidak berbahaya, jika kadar bilirubin sangat tinggi mungkin
21
perlu dilakukan terapi yaitu terapi sinar dan transfusi tukar (Maryunani,
2014: 103-104).
6. Faktor Resiko
ASI.
hiperbilirubinemia.
c. Infeksi/inkompabilitas ABO-Rh
Bermacam infeksi yang dapat terjadi pada bayi atau ditularkan dari
39).
22
7. Komplikasi
a. Kern ikterus
b. Kerusakan hepar
2012: 280).
Gambar 2.1
(Sumber: Marmi dan Rahardjo, 2012: 280)
23
Daerah 1 (+) 9
2
Badan bagian atas
Badan 1,2 (+)
Badan bagian bawah dan 11
3
tungkai
Daerah 1,2,3 (+)
Lengan dan kaki dibawah 12
4
dengkul
b. Pemeriksaan diagnostic
1) Test coombs pada tali pusat baru lahir : hasil positif test
A atau anti B dalam darah ibu. Hasil positif dari test coombs
inkompatibilitas ABO.
a. Ikterus fisiologi
tubuh.
25
adekuat dan berikan ASI saja dan bantu ibu saat memberi ASI
b. Ikterus patologi
1) Fototerapi
a) Jenis Lampu
b) Jarak
overheating.
Untuk bayi dengan berat lahir kurang dari 1000 gram, memulai
tranfusi tukar. Bila kadar bilirubin serum total > 15 mg/dl (>
tukar. Bila kadar bilirubin serum total > 18 mg/dl (> 310
bilirubin serum total > 25 mg/dl (> 430 mmol/L) pada usia >
Gambar 2.2
Sumber : Kosim, dkk, 2012: 135
2) Transfusi Tukar
dengan bayinya.
Rhesus (-) atau Rhesus yang sama dengan ibu atau bayinya.
pasien/bayi.
mungkin infeksi pada janin dan hipoksia, misalnya karena kesulitan lahir,
lilitan tali pusat dan lain-lain, segera diatasi dengan cepat dan tepat.
Sebaiknya sejak lahir biasakan anak dijemur dibawah sinar matahari pagi
sekitar jam 7-8 pagi setiap hari selama 15 menit dengan membuka
adalah:
1) Anamnesa, meliputi:
operasi.
meningkat.
pembesaran pada perut dan hati dan kadar bilirubin dalam darahnya
meningkat.
kematian.
lanjut.
dianjurkan untuk menjemur bayi pada sinar matahari pagi jam 7-8
fototerapi.
Perencanaan ini bisa dilakukan oleh bidan atau sebagian lagi oleh
evaluasi terhadap hasil asuhan yang telah diberikan, bidan juga dapat
kondisi umum bayi baik, refleks menghisap dan refleks gerak baik
(Progress Notes).
neonatorum adalah :
bayi, memberikan intake ASI atau susu formula sesuai dengan kebutuhan
BAK bayi, menimbang berat badan bayi, memberikan intake ASI atau
tua bayi
1. Pemberian ASI
bayi, yakni dengan memberikan ASI oleh seorang ibu kepada anaknya,
وَ ٱﻟۡ ﻮَٰ ﻟِ َٰﺪتُ ﯾ ُۡﺮﺿِﻌۡ ﻦَ أ َۡو َٰﻟ َﺪھُﻦﱠ ﺣ َۡﻮﻟَﯿۡ ﻦِ ﻛَﺎ ِﻣﻠَﯿۡ ﻦِۖ ﻟِﻤ َۡﻦ أَرَ ا َد أَن ﯾُﺘِ ﱠﻢ ٱﻟﺮﱠﺿَ ﺎ َﻋ َۚﺔ َو َﻋﻠَﻰ ٱﻟۡ ﻤ َۡﻮﻟُﻮ ِد
ﻟَﮫۥُ ر ِۡزﻗُﮭُﻦﱠ وَ ﻛِﺴۡ َﻮﺗُﮭُﻦﱠ ﺑِﭑﻟۡ ﻤَﻌۡ ﺮُوفِۚ َﻻ ﺗُ َﻜﻠﱠﻒُ ﻧَﻔۡ ﺲٌ إ ﱠِﻻ وُﺳۡ َﻌﮭَ ۚﺎ َﻻ ﺗُﻀَ ﺎٓ ﱠر وَٰ ﻟِ َﺪ ُۢة ﺑِﻮَ ﻟَ ِﺪھَﺎ و ََﻻ
ٖث ﻣِﺜۡ ُﻞ َٰذﻟ ۗ َِﻚ ﻓَﺈ ِۡن أَرَ ادَا ﻓِﺼَ ًﺎﻻ ﻋَﻦ ﺗَﺮَ اضٖ ﻣﱢﻨۡ ﮭُﻤَﺎ َوﺗَﺸَﺎوُر
ِ ﻟﱠ ۥﮫُ ﺑِﻮَ ﻟَ ِﺪۦۚ ِه وَ َﻋﻠَﻰ ٱﻟۡ ﻮَ ا ِرٞﻣ َۡﻮﻟُﻮد
ٓﻓ ََﻼ ُﺟﻨَﺎحَ َﻋﻠَﯿۡ ِﮭ َﻤ ۗﺎ وَ إ ِۡن أَرَدﺗﱡﻢۡ أَن ﺗَﺴۡ ﺘ َۡﺮﺿِ ﻌُﻮٓ ْا أ َۡو َٰﻟ َﺪﻛُﻢۡ ﻓ ََﻼ ُﺟﻨَﺎحَ َﻋﻠَﯿۡ ﻜُﻢۡ إِذَا َﺳﻠﱠﻤۡ ﺘُﻢ ﱠﻣﺎ
٢٣٣ ﯿﺮ
ٞ ِءَاﺗَﯿۡ ﺘُﻢ ﺑِﭑﻟۡ ﻤَﻌۡ ﺮُوفِۗ وَٱﺗﱠﻘُﻮ ْا ٱ ﱠ َ وَ ٱﻋۡ ﻠَﻤُﻮٓ ْا أَنﱠ ٱ ﱠ َ ﺑِﻤَﺎ ﺗَﻌۡ َﻤﻠُﻮنَ ﺑَﺼ
Terjemahnya:
merupakan petunjuk dari Allah ta’ala kepada para ibu agar mereka
maka tidak dianggap sebagai menyusu jika lebih dari itu. Pemberian ASI
diri anak. Hal ini sekaligus menunjukkan bahwa ASI adalah bagian
terhadap bayinya dengan cara mengganti ASI dengan susu lain tanpa ada
pertumbuhan fisiknya. Lebih dari itu, dan ini yang sangat penting anak
rasakan anak-anak lain selama menyusu. Dalam dunia medis ASI juga
43
kaya akan manfaat seperti meningkatkan tali kasih antara ibu dan
bayinya, sebagai sistem kekebalan tubuh bagi bayi dan ASI juga kaya
akan kandungan vitamin, protein dan lemak yang baik untuk proses
pertumbuhan bayi.
2. Mengadzani bayi
diantaranya :
sebelah kiri” .
yang beliau riwayatkan itu adalah hadits hasan shahih. Demikian juga
3. Pemberian Nama
nama “Yahya” kepada putra Nabi Zakariyya ‘alaihis salam yang akan
(٧) ﯾَٰﺰَ َﻛ ِﺮﯾﱠﺎٓ إِﻧ ﱠﺎ ﻧُﺒَ ﱢﺸﺮُكَ ﺑِ ُﻐ َٰﻠﻢٍ ٱﺳۡ ُﻤ ۥﮫُ ﯾ َۡﺤﯿ َٰﻰ ﻟَﻢۡ ﻧ َۡﺠﻌَﻞ ﻟﱠ ۥﮫُ ﻣِﻦ ﻗَﺒۡ ُﻞ َﺳ ِﻤ ّٗﯿﺎ
Terjemahnya:
perempuan.
4. Aqiqah
ُﻖ رَ ْأ ُﺳﮫ
ُ َﻛُﻞﱡ ُﻏﻼَمٍ رَ ِھ ْﯿﻨَﺔٌ ﺑِ َﻌﻘِ ْﯿﻘَﺘِ ِﮫ ﺗُ ْﺬﺑَ ُﺢ َﻋ ْﻨﮫُ ﯾَﻮْ َم اﻟﺴﱠﺎﺑِ ِﻊ وَ ﯾُ َﺴﻤﱠﻰ َوﯾُﺤْ ﻠ
Terjemahnya:
hukumnya sunnah mu’akadah dua ekor kambing untuk anak laki-laki dan
satu ekor untuk anak perempuan dan disembelih pada hari yang ketujuh.
pada hari ke empat belas atau hari ke dua puluh satu. Demikian juga, jika
Imam Al-Baihaqi.
Terjemahnya:
No.Register : 46xxxx
1. Identitas
a. Bayi
Umur : 20 hari
Anak ke : Ketiga
b. Orang Tua
Suku : Makassar/Makassar
47
48
Agama : Islam/Islam
Pendidikan : SMP/SMP
2. Keluhan Utama
27 april 2017.
3. Riwayat Obstetri
2016.
c. Ibu pasien mengatakan selama hamil tidak pernah sakit dan menderita
penyakit apapun.
4. Riwayat Persalinan
bidan, secara spontan, bayi lahir tunggal, keadaan bayi baru lahir
seperti DM, hipertensi dan tidak ada penyakit menular seperti TBC
lemah, refleks menghisap lemah, kulit bayi berwarna kuning, bayi dirawat
diinfant warmer.
a. Pola nutrisi
Jenis nutrisi yang diberikan adalah ASI dan susu formula sebanyak 40
b. Pola eliminasi
Pasien BAK rata-rata 5-7 kali dalam sehari warna jernih dan BAB 4 -5
c. Pola aktivitas
e. Pola istirahat
Pasien tidur dalam sehari rata-rata ±19 jam yaitu tidur malam ±10
a. Ibu dan keluarga berdoa kepada Allah SWT agar bayinya selamat.
10. Pemeriksaan
a. KU bayi lemah
b. Kesadaran composmentis
d. Tanda-tanda vital :
Pernapasan : 44x/i
serumen.
tanda infeksi.
f. Refleks
kaki terangkat.
menggenggam
aktif
g. Pengukuran antropometri
PBS : 48 cm
LK : 34 cm
LD : 36 cm
LP : 35 cm
LILA : 11 cm
h. Eliminasi
konsistensi lembek
53
i. Pemeriksaan penunjang
a. BCB,SMK
Data dasar
Data subjektif :
WITA
Data objektif :
2) PBL : 49 CM
1) Bayi cukup bulan adalah bayi yang dilahirkan dengan usia gestasi
kasus bayi “N” hari pertama haid terakhir ibu pada tanggal 20 juli
2016 sampai bayi lahir tanggal 09 april 2017 berarti bayi lahir
(SMK).
b. Ikterus Patologi
Data Dasar
Data subjektif :
Data objektif :
serum 10 mg % pada neonatus yang cukup bulan dan 12,5 mg% pada
terjadi pembesaran hati, tidak mau minum, letargi, refleks isap dan
kasus bayi “N” didapatkan kulit bayi nampak kuning, bayi balas
lemah dan kadar bilirubin total bayi 13,9 gr/dl artinya bayi tersebut
mengalami hiperbilirubinemia.
Data dasar
56
Data subjektif :
2017
Data objektif :
hiperbilirubinemia adalah bayi tidak mau minum ASI, refleks isap dan
pemeriksaan yang dilakukan pada kasus bayi “N” bayi malas minum,
Data subjektif :
Data objektif :
dengan kern ikterus (Herawati dan Maya, 2017: 68). Pada kasus bayi “N”
obat-obatan
Kriteria :
1) KU bayi baik
Pernapasan : 40-60x/i
komplikasi.
bayi.
tindakan fototerapi.
Tanda-tanda vital :
Pernapasan : 44x/i
1. KU bayi sedang
2. Tanda-tanda vital:
Pernapasan : 48x/i
3. Kebutuhan nutrisi bayi sudah terpenuhi ditandai dengan bayi minum ASI
No.Register : 46xxxx
1. Identitas
a. Bayi
Umur : 20 hari
Anak ke : Ketiga
b. Orang Tua
Suku : Makassar/Makassar
Agama : Islam/Islam
Pendidikan : SMP/SMP
2. Ibu pasien mengatakan bayinya malas menyusui sejak tanggal 27 april 2017.
3. Ibu pasien mengatakan bahwa pasien merupakan anaknya yang ketiga dan
4. Ibu pasien mengatakan melahirkan bayinya yang ketiga pada tanggal 09 april
2017, pukul 16.00 WITA, di BPS Qamariyah, ditolong oleh bidan, secara
spontan, bayi lahir tunggal, keadaan bayi baru lahir segera menangis dan
5. Ibu pasien mengatan selama hamil tidak pernah sakit dan tidak pernah
7. Ibu pasien mengatakan hari pertama haid terakhir tanggal 20 juli 2016.
8. Ibu pasien mengatakan dalam keluarga tidak ada penyakit menurun dan tidak
penyakit kuning.
perawatan.
12. Ibu pasien dan keluarga berdoa kepada Allah SWT agar bayinya selamat.
1. KU bayi lemah
2. Kesadaran composmentis
4. Tanda-tanda vital :
Pernapasan : 44x/i
sucsadenum
6. Refleks
secara aktif
sentuhan.
7. Pengukuran antropometri
PBS : 48 cm
LK : 34 cm
LD : 36 cm
66
LP : 35 cm
LILA : 11 cm
8. Eliminasi
lembek.
9. Pemeriksaan penunjang
Assesment (A)
Lakukan kolaborasi dengan dokter spesialis anak untuk tindakan fototerapi dan
pemberian obat-obatan.
Planning (P)
Tanda-tanda vital :
Pernapasan : 44x/i
dibawah sinar fototerapi, tutup mata dan alat kelamin bayi dengan
No.Register : 46xxxx
1. Identitas
a. Bayi
Umur : 21hari
Anak ke : Ketiga
b. Orang Tua
Suku : Makassar/Makassar
Agama : Islam/Islam
Pendidikan : SMP/SMP
69
70
1. KU bayi sedang
2. Tanda-tanda vital :
Pernapasan : 44x/i
kuning
infeksi
6. Eliminasi
Assesment (A)
Planning (P)
Tanda-tanda vital :
Pernapasan : 44x/i
No.Register : 46xxxx
1. Identitas
a. Bayi
Umur : 22 hari
Anak ke : Ketiga
b. Orang Tua
73
74
bayi “N” sudah turun berdasarkan pemeriksaan LAB pada tanggal 30 april
1. KU bayi sedang
2. Tanda-tanda vital :
Pernapasan : 42x/i
memutih.
4. Refleks
5. Eliminasi
6. Pemeriksaan LAB
Assesment (A)
Planning ( P)
Tanda-tanda vital :
Pernapasan : 42x/i
No.Register : 46xxxx
1. Identitas
a. Bayi
Umur : 23 hari
Anak ke : Ketiga
b. Orang Tua
77
78
baik, kadar bilirubinnya sudah normal, kulitnya sudah tidak kuning dan
1. KU bayi baik
2. Tanda-tanda vital :
Pernapasan : 46x/i
infeksi.
4. Refleks
5. Eliminasi
6. Pemeriksaan LAB
Assesment (A)
Planning (P)
2. Mengobservasi KU bayi
Tanda-tanda vital :
Pernapasan : 44x/i
4. Memberitahu kepada orang tua bayi bahwa hari ini bayinya sudah
Hasil : Terlaksana, orang tua bayi nampak senang dengan informasi yang
a. Pemberian ASI
b. Pencegahan ikterus
c. Pencegahan hipotermi
e. Personal hygiene
f. imunisasi
PEMBAHASAN
1) Anamnesa, meliputi:
operasi.
81
82
dan 12,5 mg/dl pada bayi cukup bulan. Hiperbilirubin merupakan suatu
bilirubin serum melebihi 10 mg/dl pada bayi < 37 minggu ( BBLR) dan
12,5 mg/dl pada bayi cukup bulan, ikterus yang disertai proses
kurang dari 2000 gram yang disebabkan karena usia dibawah 20 tahun
dan diatas 35 tahun dan kehamilan pada remaja, masa gestasi kurang
83
(Maulida,2014:40).
di:sebabkan oleh beberapa faktor. Secara garis besar etiologi itu dapat
enterahepatik.
f. Ikterus akibat Air Susu Ibu (ASI). Ikterus akibat asi merupakan
dari penyakit lain dengan reduksi kadar bilirubin yang cepat bila
disubstitusi dengan susu formula selama 1-2 hari. Hal ini unruk
mengalami hiperbilirubinemia.
39).
pembesaran hati, tidak mau minum ASI, letargi, refleks isap dan
faktor ibu maupun faktor bayi. Yang sering ditemukan antara lain dari
golongan darah ABO dan Rh) dan pemberian air susu ibu (ASI). Faktor
pasien mengatakan bayinya lahir cukup bulan dan pada saat dilakukan
total 13,9 gr/dl. Sehingga pada tahap ini tidak terjadi kesenjangan
yang benar atas data-data yang dikumpulkan. Data dasar yang sudah
diagnosa yang spesifik. Pada tahap pengkajian dengan teori Pada tahap
peningkatan kadar bilirubin bayi < 37 minggu ( BBLR) dan 12,5 mg/dl
yang menimbulkan kern ikterus yang jika tidak ditangani dengan baik
88
di:sebabkan oleh beberapa faktor. Secara garis besar etiologi itu dapat
enterahepatik.
f. Ikterus akibat Air Susu Ibu (ASI). Ikterus akibat asi merupakan
dari penyakit lain dengan reduksi kadar bilirubin yang cepat bila
disubstitusi dengan susu formula selama 1-2 hari. Hal ini unruk
mengalami hiperbilirubinemia.
39).
pembesaran hati, tidak mau minum ASI, letargi, refleks isap dan
april 2017, ibu pasien mengatakan HPHT tanggal 20 juni 2016 dan
berat badan lahir bayi “N” dengan usia kehamilan 37 minggu 4 hari
LAB pada tanggal 27 april 2017 didapatkan hasil bilirubin total 13,9
gr/dl. Sehingga pada kasus bayi “N” ditegakkan diagnosa bayi lahir
92
seperti kern ikterus akibat efek toksik bilirubin pada sistem saraf pusat
bayi baru lahir adalah kern ikterus yang merupakan komplikasi ikterus
berupa cerebral palsy, tuli nada tinggi, paralisis dan displasia dental
93
2014: 39
yang tepat dan baik dan pada pemeriksaan kadar bilirubin semakin hari
Sehingga pada tahap ini tidak terjadi kesenjangan antara teori dan kasus
nyata dilapangan.
diidentifikasi atau diantisipasi dan pada langkah ini reformasi data yang
yang bertujuan untuk memantau agar keadaan bayi tidak mencapai nilai
karena bayi malas minum serta mencegah bayi tidak dehidrasi karena
observasi BAB dan BAK, juga lingkungan sekitar bayi dijaga agar tetap
intake ASI atau susu formula tiap 3 jam, jaga kehangatan bayi, lakukan
kondisi bayi “N” saat ini, lakukan informed consent atau persetujuan
dan istirahat 2 jam). Sehingga pada tahap ini tidak terjadi kesenjangan
Perencanaan ini bisa dilakukan oleh bidan atau sebagian lagi oleh klien
bayi dengan ikterus patologi. Pada tahap ini penulis tidak menemukan
penerimaan yang baik dari keluarga pasien dan dukungan dari petugas
optimal. Fototerapi adalah terapi sinar yang diberikan pada bayi untuk
mengubah bilirubin menjadi bentuk yang yang larut dalam air untuk
yang cepat yaitu 0,3-1 mg/jam, anemia berat dengan gejala gagal
yang dilakukan pada tanggal 28 april 2017 adalah cuci tangan sebelum
KU bayi dan TTV tiap 3 jam, memberikan intake ASI atau susu
april 2017 adalah cuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi
memberikan intake ASI atau susu formula tiap 3 jam, menimbang berat
30 april 2017 adalah cuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi
memberikan intake ASI atau susu formula tiap 3 jam, menimbang berat
dilakukan pada tanggal 02 mei 2017 Cuci tangan sebelum dan sesudah
sudah dianjurkan untuk pulang, memberi tahu keluarga bayi bahwa bayi
bayi. Sehingga pada tahap ini tidak terjadi kesenjangan antara teori dan
kasus nyata.
terhadap hasil asuhan yang telah diberikan, bidan juga dapat melakukan
adalah KU bayi baik, kenaikan berat badan bayi, warna kuning pada
kulit bayi sudah tidak terlihat, kebutuhan cairan bayi terpenuhi, refleks
refleks isap dan menelan pada bayi serta melakukan kolaborasi dengan
tanggal 29 april 2017 KU bayi sedang, refleks isap dan menelan bayi
sudah mulai kuat, kebutuhan nutrisi bayi sudah terpenuhi dan tindakan
kemajuan dan mulai membaik ditandai dengan sklera dan kulit bayi
sudah mulai tidak kuning dan kadar bilirubin bayi sudah menurun.
dengan berat badan bayi naik menjadi 2810 gram, sklera dan kulit bayi
100
sudah tidak kuning dan kadar bilirubin sudah normal dan sudah
Berdasarkan apa yang telah penulis dapatkan dalam studi kasus dan
pembahasan pada asuhan kebidanan pada bayi “N” dengan ikterus patologi di
RSUD Syekh Yusuf Gowa, maka penulis dapat mengambil kesimpulan dan saran
A. KESIMPULAN
fisik seperti kulit dan sklera bayi nampak kuning, refleks isap dan
diagnosa kebidanan pada bayi “N”, BCB, SMK dengan ikterus patologi
sendok.
101
102
observasi KU bayi dan tanda-tanda vital tiap 3 jam, berikan intake ASI
atau susu formula tiap 3 jam, jaga kehangatan bayi, lakukan pemberian
bayi “N” dengan ikterus patologi didapat hasil KU bayi baik, refleks
menghisap dan menelan kuat, sklera dan kulit bayi sudah tidak kuning,
kebutuhan nutrisi tercukupi, berat badan bayi naik menjadi 2810 gram,
nyata dilapangan.
B. SARAN
komplikasi.
2. Bagi pendidikan
3. Bagi profesi
104
105
tahun 2008, Tamat SMP Negeri 2 Herlang tahun 2011, Tamat SMK Keperawatan
Gafur Yahya Bulukumba tahun 2014. Pada Tahun 2014, Penulis melanjutkan
2017