You are on page 1of 3

Christine Sigarlaki

17111101214
02-C

GIZI PADA ANAK USIA SEKOLAH

Anak sekolah menurut definisi WHO (World Health Organization) yaitu golongan anak yang berusia
antara 7-15 tahun, sedangkan di indonesia lazimnya anak usia sekolah adalah anak yang berusia 6-12
tahun. Anak sekolah merupakan golongan yang mempunyai karakteristik mulai mencoba
mengembangkan kemandirian dan menentukan batasan-batasan norma. Disinilah variasi individu
mulai lebih mudah dikenali seperti pertumbuhan dan perkembangannya, pola aktivitas, kebutuhan
zat gizi, perkembangan kepribadian, sera asupan makanan. Pertumbuhan anak usia sekoalah tidak
secepat pertumbuhan pada masa remaja akan tetapi, kebutuhan gizi anak usia sekolah tetap
menjadi hal yang penting sebagai persiapan pertumbuhan dimasa remaja, terlebih menjelang masa
pubertas.
Masalah gizi anak secara garis besar merupakan dampak dari ketidakseimbangan antara asupan dan
keluaran zat gizi, yaitu asupan yang melebihi keluaran atau sebaliknya. Beberapa permasalahan yaitu
anemia, karies dentis, pica, BB kurang, BB lebih, penyakit kronis.
Susunan pangan sehari-hari yang mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan
kebutuhan tubuh. Anak usia sekolah harus mengkonsumsi makanan yang mengandung zat
pembangun (kacang-kacangan, makanan hewani & hasil olahan), zat pengatur (sayuran dan buah),
zat tenaga (padi-padian, umbi-umbian, & tepung-tepungan.

GIZI SEIMBANG PADA ANAK SEKOLAH :

1.Biasakan makan tiga kali sehari (Pagi, Siang, dan Malam ) ,


2.Biasakan konsumsi ikan dan sumber protein lainnya,
3.Perbanyak mengonsumsi sayuran dan cukup buah-buahan .
TINDAKAN PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KONDISI / MASALAH PADA ANAK SEKOLAH :

Cara pencegahan Masalah Gizi Pada Anak Sekolah :


1.Konsumsi Menu Gizi seimbang
2.Sesuaikan Konsumsi Zat Gizi Dengan Angka
3.Selalu Sarapan Pagi

Cara Penanggulangan Masalah Gizi Pada Anak Sekolah :


1.Memberikan Bekal Kepada Anak
2.Rutin Sarapan Bergizi
3.Buat Anak Cinta Rumah
GIZI PADA REMAJA
Remaja merupakan masa peralihan antara masa anak dan masa dewasa. Masa remaja merupakan
masa yang sangat rentan. Ada tiga alasan mengapa remaja dikategorikan rentan yaitu: Percepatan
pertumbuhan dan perkembangan tubuh memerlukan energy dan zat gisi yang lebih banyak,
Perubahan gaya hidup dan kebiasaan pangan menuntun penyesuaian masukan energy dan zat gizi,
Keikutsertaan dalam olahraga, ketercanduan alkohol dan obat meningkatkan kebutuhan makan
secara berlebihan yang menimbulkan obesitas. Perubahan fisik pada pertumbuhan remaja
berlangsung dengan cepat dalam waktu relative singkat, bersamaan dengan perubahan fisik remaja
juga mengalami pubertas. Yang ditandai dengan menstruasi pada wanita dan mimpi basah pada pria.
Aktifitas dan pertumbuhan yang pesat membuat remaja membutuhkan banyak gizi. Namun
kebutuhan gizi antara remaja satu dengan yang lain tidak bisa digeneralkan masing-masing memiliki
kebutuhan yang berbeda-beda remaja harus mengkomsumsi makanan yang mengandung zat gizi
energi, protein, mineral, vitamin. Pemenuhan kecukupan gizi sangat penting agar tubuh berlangsung
dengan sempurna. Permasalahan gizi pada remaja yaitu: kehamilan usia remaja, sindrom prahaid,
perilaku dan pola makan remaja, anemia, obesitas, kurang energi kronis.Tindakan pencegahan dan
penanggulangan masalah gizi pada remaja yaitu: memberikan pengetahuan gizi, menciptakan pola
kebiasaan pangan yang baik pada remaja, meningkatkan konsumsi zat besi, promosi atau kampanye,
makan makanan yang bergisi dan latihan fisik.

Mitos & tabu terkait makanan pada remaja :


1.Coklat menyebabkan obesitas pada remaja
2.Minum air es saat haid dapat membekukan darah
3.Makan telur membuat bisul terutama saat pertumbuh.

Tindakan pencegahan dan penanggulangan kondisi/masalah pada anak remaja :


Pencegahan :
1.Dengan pendidikan kesehatan tentang bahaya obesitas dan pengaturan pola makan yang baik.
2.engan aktivitas fisik yang sesuai akan gizi yang masuk.
Penanganan :
1.Diet ketat
2.Olahraga rutin
FAKTOR EKOLOGI DENGAN KEJADIAN GIZI BURUK DI ASMAT
Faktor Kesehatan
Wilayah pedalaman Papua cukup sulit dijangkau dan dilalui.Hal itu membuat akses pendidikan
serta pelayanan dari pemerintah susah untuk diberikan.Namun dengan adanya misionaris sangat
membantu masyarakat,salah satunya balai pengobatan.
Suku Asmat mempunyai pola pengobatan penghisapan darah. Prinsip dari pola pengobatan ini
menurut Oosterwal, adalah bahwa penyakit itu terjadi karena darah kotor, maka dengan menghisap
darah kotor itu, penyakit dapat disembuhkan. Cara pengobatan penghisapan darah ini dengan
membuat insisi dengan pisau, pecahan beling, taring babi pada bagian tubuh yang sakit. Cara
lain dengan meletakkan daun oroh dan kapur pada bagian tubuh yang sakit. Dengan lidah dan bibir
daun tersebut digosok-gosok sampai timbul cairan merah yang dianggap perdarahan. Pengobatan
dengan cara ini khusus pada wanita saja. Prinsip ini sama persis pada masyarakat Jawa seperti kerok.
Selain pola pengobatan penghisapan darah,ada juga pola pengobatan pengurutan. Prinsip dari pola
pengobatan ini menurut van Amelsvoort adalah bahwa penyakit itu terjadi karena tubuh kemasukan
roh, maka dengan mengurut seluruh tubuh si sakit, maka akan keluar roh jahat dari dalam
tubuhnya. Orang Asmat menggunakan lendir dari hidung sebagai minyak untuk pengurutan.

You might also like