Professional Documents
Culture Documents
Rumusan Masalah 2
Rumusan Masalah 2
Pada awal perkembangan Jaminan Fidusia tidak terdapat adanya suatu mekanisme
menyebabkan bisa saja pemberi fidusia menjaminkan lagi benda yang telah dibebani
dengan fidusia kepada pihak lain tanpa sepengetahuan penerima fidusia. Selain itu,
menyebabkan unsur publisitas tidak terpenuhi sehingga dapat menimbulkan hal-hal yang
tidak sehat pada praktiknya.1 Sehingga pada pasal 11 ayat (1) dan (2) Undang-undang
Ayat 1 :
Ayat 2
“Dalam hal Benda yang dibebani dengan Jaminan Fidusia berada di luar
Pendaftaran tersebut memiliki arti yuridis sebagai suatu rangkaian yang tidak terpisah
dari proses terjadinya perjanjian jaminan fidusia, hal ini sesuai dengan ketentuan dalam Pasal
14 ayat (3) Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 Tentang Jaminan Fidusia yang
menyebutkan bahwa jaminan fidusia lahir pada tanggal yang sama dengan tanggal dicatatnya
1
Munir Fuady, 2003, Jaminan Fidusia, Citra Aditya Bakti : Bandung hlm. 29
Mengenai pendaftaran jaminan fidusia mengalami perubahan dari yang sebelumnya
Jaminan secara elektronik, Permenkumham Nomor 10 Tahun 2013 Tentang Tata Cara
Pendaftaran Jaminan Fidusia Secara Elektronik dan Surat Edaran Dirjen AHU No AHU-
menjadi eletronik diperlukan dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada masyarakat serta
merupakan wujud usaha kemenkumham untuk menegakan isi dari Pasal 14 Ayar (1) Undang-
Undang Jaminan Fidusia yang berbunyi: “ Kantor Pendaftaran Fidusia menerbitkan dan
menyerahkan Kepada Penerima Fidusia, Sertifikat Jaminan Fidusia pada tanggal yang sama
dengan tanggal penerimaan permohonan pendaftaran “2, yang mana pasal tersebut belum
dapat dilaksanakan secara optimal karena kurangnya sumber daya manusia (SDM) dan
sarana prasarana yang ada di kantor pendaftaran fidusia tidak sebanding dengan besarnya
jumlah permohonan pendaftaran Jaminan Fidusia yang masuk setiap harinya, sehingga terjadi
penumpukan arsip pendaftran Jaminan Fidusia di Kantor Pendaftran Fidusia yang kemudian
2
Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum, Surat Edaran Ditjen AHU No. AHU-06.OT.03.01 Tahun 2013
tentang Pemberlakukan Sistem Administrasi Pendaftaran Jaminan Fidusia Secara Elektronik (Online System),
Jakarta, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, 5 Maret 2013, hlm. 1.
3
Windy Permata Anggun, Skripsi : “Kepastian Hukum Dalam Pemberlakuan Sistem Administrasi Pendaftaran
Jaminan Fidusia Secara Elektronik Terkait Dengan Larangan Fidusia Ulang”, (Malang : Universitas Brawijaya)
2014.
Diakses melalui :
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=188280&val=6466&title=KEPASTIAN%20HUKUM%20DA
LAM%20PEMBERLAKUAN%20SISTEM%20ADMINISTRASI%20PENDAFTARAN%20JAMINAN%20FIDUSIA%20SECA
RA%20ELEKTRONIK%20TERKAIT%20DENGAN%20LARANGAN%20FIDUSIA%20ULANG (TANGGAL 25 Oktober
2017)
Mekanisme Pendaftaran Fidusia secara Elektronik (Online System) sebagaimana
termuat pada Pasal 3 yang terdiri dari ayat (1) sampai (7) Permenkumham Nomor 10 Tahun
2013 Tentang Tata Cara Pendaftaran Jaminan Fidusia Secara Elektronik. Adapun mekanisme
Formulir Aplikasi dapat diakses melalui halaman website yang telah disediakan yaitu
fidusia secara elektronik ini, yang dapat melakukan pendaftaran hanyalah notaris
tetapi, seiring dengan perubahan yang dilakukan oleh kemenkumham dalam rangka
hak akses pendaftaran fidusia online juga dapat dilakukan oleh pihak penerima fidusia
dan badan usaha berbadan hukum serta badan usaha bukan badan hukum) serta kantor
wilayah.
pendaftaran agar dapat melakukan pembayaran melalui Bank Persepsi. Bank Persepsi
adalah Bank umum yang ditunjuk oleh BUN (Bendahara Umum Negara)/Kuasa BUN
Pusat untuk menerima setoran penerimaan negara bukan dalam rangka impor, yang
meliputi penerimaan pajak,cukai dalam negeri, dan penerimaan bukan pajak4. Bukti
a. Nomor Pendaftaran
c. Nama pemohon
4
http://www.djpbn.kemenkeu.go.id/portal/id/data-publikasi/kamus/kamus-span/2235-bank-persepsi.html,
diakses pada 25-10-17 pukul 21:00.
e. Jenis permohonan; dan
peraturan perundang-undangan
dalam melakukan perjanjian dengan nasabahnya, serta keterlibatan notaris dalam melakukan
pendaftaran jaminan fidusia, didapatkan informasi bahwa yang harus dilengkapi untuk
mendaftarkan jaminan fidusia tersebut ke kantor notaris, yaitu Fotocopy BPKB, KTP, KK
serta salinan akad perjanjian yang telah ditandatangani oleh pihak BMT Muamalah dan
nasabah.5
Setelah berkas-berkas tersebut dianggap lengkap, lalu diserahkan kepada Notaris dan
untuk proses pembuatan akta jaminan fidusia sudah sepenuhnya menjadi tugas dan
Kemudian, dengan dikeluarkannya Surat Edaran Direktorat Jenderal AHU tanggal 5 Maret
Pendaftaran Jaminan Fidusia Secara Elektronik (Online System) , bagi Notaris dirasa lebih
mudah dalam proses pengerjaannya serta dapat menghemat waktu dan tenaga karena tidak
harus pergi ke Kantor Pendaftaran Fidusia dalam hal ini kantor Kementrian Hukum dan
HAM Republik Indonesia dalam wilayahnya. Kaitannya dengan proses pendaftaran jaminan
fidusia di Kantor Notaris adalah setelah lengkapnya berkas-berkas yang dibutuhkan, Notaris
akan membuatkan minuta akta yang kemudian akan ditandatangani oleh pihak BMT
5
Afrik Yunari, Skripsi Sarjana : Analisis Yuridis Pelaksanaan Pendaftaran Fidusia Menurut Hukum Islam
Terhadap Surat Edaran Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum No. AHU-06.OT.03.01 Tahun 2013
(Tulungagung : IAIN Tulungagung, 2014) , 84. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Hasan Sulthoni,
selaku staff BMT Muamalah Kutoanyar pada tanggal 23 Juni 2014.
Muamalah dan nasabah untuk dibuatkan salinan akta. Ketika salinan akta telah selesai dibuat,
notaris akan menggunakannya sebagai dasar untuk melakukan penginputan data fidusia
online melalui website sisminbakum (sistem administrasi badan hukum). Salinan akta
kemudian akan diberikan kepada pihak BMT Muamalah dan minuta aktanya disimpan oleh
Notaris sebagai arsip/dokumen negara. Pemaparan terkait proses penginputan data juga
disampaikan oleh Notaris yaitu login pada website sisminbakum kemudian pilih menu submit
lalu masuk ke menu pemohon dan akan dihadapkan pada 3 pilihan menu, yaitu menu
pendaftaran, menu perubahan dan menu daftar transaksi. Kemudian notaris mengisi informasi
mengenai identitas pihak pemberi dan penerima fidusia dilanjutkan dengan mengisi nomor
salinan akta jaminan fidusia, tanggal, nama, dan tempat kedudukan notaris. Langkah
selanjutnya yaitu mengisi data perjanjian pokok yang dijamin dan uraian mengenai benda
yang menjadi objek jaminan fidusi. Yang terakhir adalah pengisian nilai penjaminan dan nilai
benda yang menjadi objek jaminan fidusia lalu klik OK. Pihak pemohon atau Notaris
melakukan pembayaran ke bank persepsi paling lambat 7 hari setelah mencetak bukti
dari database. Bukti registrasi pendaftaran jaminan fidusia akan diperoleh apabila notaris
telah menyelesaikan pembayaran. Masih ada langkah yang harus dilakukan setelah dilkukan
pembayaran, yaitu mencetak sertifikat jaminan fidusia dengan mengakses kembali situs
fidusia online. Sertifikat tersebut kemudian diserahkan kepada BMT Muamalah untuk
disimpan sebagai arsip, dan bisa dijadikan sebagai alat untuk mengeksekusi jaminan yang
telah dijaminkan oleh pihak nasabah apabila nasabah melakukan wanprestasi karena sertifikat
6
Afrik Yunari, Skripsi Sarjana : Analisis Yuridis Pelaksanaan Pendaftaran Fidusia Menurut Hukum Islam
Terhadap Surat Edaran Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum No. AHU-06.OT.03.01 Tahun 2013
(Tulungagung : IAIN Tulungagung, 2014) , 85-87. Hasil wawancara dengan Bapak Ari, selaku staff Kantor
Notaris Panhis Yody Wirawan, S.H., M.Kn, yang telah dibenarkan oleh Bapak Panhis Yody Wirawan, pada
tanggal 26 Juni 2014.
Daftar Pustaka
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=188280&val=6466&title=KEPASTIAN
%20HUKUM%20DALAM%20PEMBERLAKUAN%20SISTEM%20ADMINISTRASI%20
PENDAFTARAN%20JAMINAN%20FIDUSIA%20SECARA%20ELEKTRONIK%20TER
KAIT%20DENGAN%20LARANGAN%20FIDUSIA%20ULANG
Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Rebuplik Indonesia Nomor 10 Tahun
Surat Edaran Ditjen AHU No. AHU-06.OT.03.01 Tahun 2013 tentang Pemberlakukan Sistem