You are on page 1of 6

A.

Bagaimana Mekanisme Pendaftaran Jaminan Fiducia berdasarkan Surat Edaran

Direktur Jendral Administrasi Hukum Umum Nomor AHU-06.OT.03.01 Tahun 2013

Pada awal perkembangan Jaminan Fidusia tidak terdapat adanya suatu mekanisme

pendaftaran pada suatu lembaga pendaftaran. Ketiadaan lembaga pendaftaran tersebut

menyebabkan bisa saja pemberi fidusia menjaminkan lagi benda yang telah dibebani

dengan fidusia kepada pihak lain tanpa sepengetahuan penerima fidusia. Selain itu,

ketiadaan aturan yang mengatur mengenai kewajiban pendaftaran jaminan fiudsia

menyebabkan unsur publisitas tidak terpenuhi sehingga dapat menimbulkan hal-hal yang

tidak sehat pada praktiknya.1 Sehingga pada pasal 11 ayat (1) dan (2) Undang-undang

Nomor 42 Tahun 1999 Tentang Jaminan fidusia dicantumkan ketentuan mengenai

kewajiban untuk mendaftarkan benda yang menjadi objek jaminan fidusia.

Ayat 1 :

“Benda yang dibebani dengan Jaminan Fidusia wajib didaftarkan”

Ayat 2

“Dalam hal Benda yang dibebani dengan Jaminan Fidusia berada di luar

wilayah negara Republik Indonesia, kewajibab sebagaimana dimaksud dalam

ayat (1) tetap berlaku.”

Pendaftaran tersebut memiliki arti yuridis sebagai suatu rangkaian yang tidak terpisah

dari proses terjadinya perjanjian jaminan fidusia, hal ini sesuai dengan ketentuan dalam Pasal

14 ayat (3) Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 Tentang Jaminan Fidusia yang

menyebutkan bahwa jaminan fidusia lahir pada tanggal yang sama dengan tanggal dicatatnya

jamina fidusia dalam buku daftar fidusia.

1
Munir Fuady, 2003, Jaminan Fidusia, Citra Aditya Bakti : Bandung hlm. 29
Mengenai pendaftaran jaminan fidusia mengalami perubahan dari yang sebelumnya

dilakukan secara manual berubah menjadi online dengan dikeluarkannya Permenkumham

Nomor 8 Tahun 2013 tentang pendelegasian penandatanganan sertifikat Jaminan Fidusia

secara Elektronik, Permenkumham Nomor 9 Tahun 2013 tentang Pemberlakuan Pendaftaran

Jaminan secara elektronik, Permenkumham Nomor 10 Tahun 2013 Tentang Tata Cara

Pendaftaran Jaminan Fidusia Secara Elektronik dan Surat Edaran Dirjen AHU No AHU-

06.OT.03.01 Tahun 2013 Tentang Operasionalisasi Sistem Pendaftaran Fidusia Elektronik.

Perubahan sistem pendaftaran fidusia yang sebelumnya dilakukan secara manual

menjadi eletronik diperlukan dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada masyarakat serta

merupakan wujud usaha kemenkumham untuk menegakan isi dari Pasal 14 Ayar (1) Undang-

Undang Jaminan Fidusia yang berbunyi: “ Kantor Pendaftaran Fidusia menerbitkan dan

menyerahkan Kepada Penerima Fidusia, Sertifikat Jaminan Fidusia pada tanggal yang sama

dengan tanggal penerimaan permohonan pendaftaran “2, yang mana pasal tersebut belum

dapat dilaksanakan secara optimal karena kurangnya sumber daya manusia (SDM) dan

sarana prasarana yang ada di kantor pendaftaran fidusia tidak sebanding dengan besarnya

jumlah permohonan pendaftaran Jaminan Fidusia yang masuk setiap harinya, sehingga terjadi

penumpukan arsip pendaftran Jaminan Fidusia di Kantor Pendaftran Fidusia yang kemudian

menimbulkan ketidakpastian hukum.3

2
Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum, Surat Edaran Ditjen AHU No. AHU-06.OT.03.01 Tahun 2013
tentang Pemberlakukan Sistem Administrasi Pendaftaran Jaminan Fidusia Secara Elektronik (Online System),
Jakarta, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, 5 Maret 2013, hlm. 1.
3
Windy Permata Anggun, Skripsi : “Kepastian Hukum Dalam Pemberlakuan Sistem Administrasi Pendaftaran
Jaminan Fidusia Secara Elektronik Terkait Dengan Larangan Fidusia Ulang”, (Malang : Universitas Brawijaya)
2014.
Diakses melalui :
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=188280&val=6466&title=KEPASTIAN%20HUKUM%20DA
LAM%20PEMBERLAKUAN%20SISTEM%20ADMINISTRASI%20PENDAFTARAN%20JAMINAN%20FIDUSIA%20SECA
RA%20ELEKTRONIK%20TERKAIT%20DENGAN%20LARANGAN%20FIDUSIA%20ULANG (TANGGAL 25 Oktober
2017)
Mekanisme Pendaftaran Fidusia secara Elektronik (Online System) sebagaimana

termuat pada Pasal 3 yang terdiri dari ayat (1) sampai (7) Permenkumham Nomor 10 Tahun

2013 Tentang Tata Cara Pendaftaran Jaminan Fidusia Secara Elektronik. Adapun mekanisme

tersbeut adalah sebagai berikut :

1. Mengisi Formulir Aplikasi

Formulir Aplikasi dapat diakses melalui halaman website yang telah disediakan yaitu

melalui https://fidusia.ahu.go.id/ . Pada awal peluncuran sistem pendaftaran jaminan

fidusia secara elektronik ini, yang dapat melakukan pendaftaran hanyalah notaris

tetapi, seiring dengan perubahan yang dilakukan oleh kemenkumham dalam rangka

peningkatan pelayanan terhadap masyarakat, terhitung sejak tanggal 15 maret 2016,

hak akses pendaftaran fidusia online juga dapat dilakukan oleh pihak penerima fidusia

yaitu korporasi (perusahaab pembiayaan dan lembaga perbankan), ritel (perorangan

dan badan usaha berbadan hukum serta badan usaha bukan badan hukum) serta kantor

wilayah.

2. Setelah mengisi formulir aplikasi secara lengkap, pemohon mencetak bukti

pendaftaran agar dapat melakukan pembayaran melalui Bank Persepsi. Bank Persepsi

adalah Bank umum yang ditunjuk oleh BUN (Bendahara Umum Negara)/Kuasa BUN

Pusat untuk menerima setoran penerimaan negara bukan dalam rangka impor, yang

meliputi penerimaan pajak,cukai dalam negeri, dan penerimaan bukan pajak4. Bukti

Pendaftaran terdiri dari :

a. Nomor Pendaftaran

b. Tanggal pengisian aplikasi

c. Nama pemohon

d. Nama kantor pendaftaran fidusia

4
http://www.djpbn.kemenkeu.go.id/portal/id/data-publikasi/kamus/kamus-span/2235-bank-persepsi.html,
diakses pada 25-10-17 pukul 21:00.
e. Jenis permohonan; dan

f. Biaya pendafaran permohonan Jaminan Fidusia sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan

3. Setelah melakukan Pembayaran, Pemohon mencetak sertifikat Jaminan Fidusia yang

telah ditandatangani secara elektronik oleh Pejabat Pendaftaran Jaminan Fidusia.

Berdasarkan pengalaman yang dimiliki oleh BMT Muamalah Kutoanyar Tulungagung

dalam melakukan perjanjian dengan nasabahnya, serta keterlibatan notaris dalam melakukan

pendaftaran jaminan fidusia, didapatkan informasi bahwa yang harus dilengkapi untuk

mendaftarkan jaminan fidusia tersebut ke kantor notaris, yaitu Fotocopy BPKB, KTP, KK

serta salinan akad perjanjian yang telah ditandatangani oleh pihak BMT Muamalah dan

nasabah.5

Setelah berkas-berkas tersebut dianggap lengkap, lalu diserahkan kepada Notaris dan

untuk proses pembuatan akta jaminan fidusia sudah sepenuhnya menjadi tugas dan

tanggungjawab dari pihak notaris, sampai diterbitkannya sertifikat jaminan fidusia.

Kemudian, dengan dikeluarkannya Surat Edaran Direktorat Jenderal AHU tanggal 5 Maret

2013, No. AHU.06.OT.03.01 tahun 2013 mengenai Pemberlakuan Sistem Administrasi

Pendaftaran Jaminan Fidusia Secara Elektronik (Online System) , bagi Notaris dirasa lebih

mudah dalam proses pengerjaannya serta dapat menghemat waktu dan tenaga karena tidak

harus pergi ke Kantor Pendaftaran Fidusia dalam hal ini kantor Kementrian Hukum dan

HAM Republik Indonesia dalam wilayahnya. Kaitannya dengan proses pendaftaran jaminan

fidusia di Kantor Notaris adalah setelah lengkapnya berkas-berkas yang dibutuhkan, Notaris

akan membuatkan minuta akta yang kemudian akan ditandatangani oleh pihak BMT

5
Afrik Yunari, Skripsi Sarjana : Analisis Yuridis Pelaksanaan Pendaftaran Fidusia Menurut Hukum Islam
Terhadap Surat Edaran Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum No. AHU-06.OT.03.01 Tahun 2013
(Tulungagung : IAIN Tulungagung, 2014) , 84. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Hasan Sulthoni,
selaku staff BMT Muamalah Kutoanyar pada tanggal 23 Juni 2014.
Muamalah dan nasabah untuk dibuatkan salinan akta. Ketika salinan akta telah selesai dibuat,

notaris akan menggunakannya sebagai dasar untuk melakukan penginputan data fidusia

online melalui website sisminbakum (sistem administrasi badan hukum). Salinan akta

kemudian akan diberikan kepada pihak BMT Muamalah dan minuta aktanya disimpan oleh

Notaris sebagai arsip/dokumen negara. Pemaparan terkait proses penginputan data juga

disampaikan oleh Notaris yaitu login pada website sisminbakum kemudian pilih menu submit

lalu masuk ke menu pemohon dan akan dihadapkan pada 3 pilihan menu, yaitu menu

pendaftaran, menu perubahan dan menu daftar transaksi. Kemudian notaris mengisi informasi

mengenai identitas pihak pemberi dan penerima fidusia dilanjutkan dengan mengisi nomor

salinan akta jaminan fidusia, tanggal, nama, dan tempat kedudukan notaris. Langkah

selanjutnya yaitu mengisi data perjanjian pokok yang dijamin dan uraian mengenai benda

yang menjadi objek jaminan fidusi. Yang terakhir adalah pengisian nilai penjaminan dan nilai

benda yang menjadi objek jaminan fidusia lalu klik OK. Pihak pemohon atau Notaris

melakukan pembayaran ke bank persepsi paling lambat 7 hari setelah mencetak bukti

permohonan pendaftaran, apabila tidak maka permohonan tersebut akan dibatalkan/dihapus

dari database. Bukti registrasi pendaftaran jaminan fidusia akan diperoleh apabila notaris

telah menyelesaikan pembayaran. Masih ada langkah yang harus dilakukan setelah dilkukan

pembayaran, yaitu mencetak sertifikat jaminan fidusia dengan mengakses kembali situs

fidusia online. Sertifikat tersebut kemudian diserahkan kepada BMT Muamalah untuk

disimpan sebagai arsip, dan bisa dijadikan sebagai alat untuk mengeksekusi jaminan yang

telah dijaminkan oleh pihak nasabah apabila nasabah melakukan wanprestasi karena sertifikat

tersebut sudah berkekuatan hukum tetap.6

6
Afrik Yunari, Skripsi Sarjana : Analisis Yuridis Pelaksanaan Pendaftaran Fidusia Menurut Hukum Islam
Terhadap Surat Edaran Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum No. AHU-06.OT.03.01 Tahun 2013
(Tulungagung : IAIN Tulungagung, 2014) , 85-87. Hasil wawancara dengan Bapak Ari, selaku staff Kantor
Notaris Panhis Yody Wirawan, S.H., M.Kn, yang telah dibenarkan oleh Bapak Panhis Yody Wirawan, pada
tanggal 26 Juni 2014.
Daftar Pustaka

Munir Fuady, 2003, Jaminan Fidusia, Citra Aditya Bakti, Bandung.

http://download.portalgaruda.org/article.php?article=188280&val=6466&title=KEPASTIAN

%20HUKUM%20DALAM%20PEMBERLAKUAN%20SISTEM%20ADMINISTRASI%20

PENDAFTARAN%20JAMINAN%20FIDUSIA%20SECARA%20ELEKTRONIK%20TER

KAIT%20DENGAN%20LARANGAN%20FIDUSIA%20ULANG

Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Rebuplik Indonesia Nomor 10 Tahun

2013 Tentang Pendaftaran Jaminan Fidusia Secara Elektronik.

Surat Edaran Ditjen AHU No. AHU-06.OT.03.01 Tahun 2013 tentang Pemberlakukan Sistem

Administrasi Pendaftaran Jaminan Fidusia Secara Elektronik (Online System)

You might also like