You are on page 1of 18

Rekayasa Pondasi I Civil Engineering’16

BAB 3

DINDING PENAHAN

3.1 Dinding Penahan Tanah


Tembok penahan tanah adalah suatu struktur yang dibangun untuk mencegah
keruntuhan tanah pada medan yang curam/lereng. Tembok penahan yang dibangun pada
suatu lereng, baik tanah maupun struktur tembok penahannya harus memenuhi 2 syarat :

a. Syarat stabilitas, yaitu aman terhadap guling, aman terhadap geser akibat gaya-
gaya horizontal dan memenuhi persyaratan daya dukung tanah di bawahnya.
b. Faktor keamanan harus dipenuhi dengan batasan tertentu untuk kondisi
stabilitas .
Macam – macam Tembok Penahan Tanah antara lain :

SETYO AJI IMAM MALIKI / F 111 16 016


Rekayasa Pondasi I Civil Engineering’16

1. Tembok Gravitasi
 Stabilitasnya tergantung dari berat sendiri konstruksi dan tanah isian.
 Umumnya tidak memerlukan pembesian.
 Bahan-bahannya : pasangan batu kali, beton tumbuk, dsb.
2. Tembok Semi Gravitasi
 Struktur lebih langsing daripada tembok gravitasi.
 Memerlukan pembesian vertikal pada sisi dalam.
 Bahannya beton tumbuk
3. Tembok Kantilever
 Struktur lebih langsing dari tembok semi gravitasi.
 Memerlukan pembesian pada semua penampang untuk menahan gaya momen
dan gaya geser.
 Bahan strukturnya yaitu beton bertulang.
4. Tembok penahan dengan pengaku

SETYO AJI IMAM MALIKI / F 111 16 016


Rekayasa Pondasi I Civil Engineering’16

3.2. Tekanan Tanah Lateral


Tekanan Tanah Lateral adalah gaya yang ditimbulkan dari tekanan tanah itu sendiri
(overburden). Tekanan tanah lateral membutuhkan 3 koefisien , yaitu:

1. Koefisien Tekanan tanah dalam keadaan diam (At Rest)


Tekanan tanah yang terjadi akibat massa tanah pada dinding penahan dalam
keseimbangan elastis (elastic equilibrium) tidak ada pergerakan.

Ko  1  sin  ' , karena v = ԛ + γ z

Ko =

Maka ……….(3.1)

Dimana : Ko = Koefisien tekanan tanah dalam keadaan diam

h = Tekanan horizontal tanah

v = Tekanan vertikal tanah

2. Koefisien Tekanan tanah aktif

Tekanan tanah yang terjadi disaat dinding penahan tanah bergerak menjauhi massa
tanah secara perlahan-lahan sehingga tegangan utama arah horizontal akan berkurang
secara terus menerus. Akhirnya terjadi kondisi keseimbangan plastis yaitu jika terjadi
kelonggaran di dalam tanah. Kondisi keseimbangan plastis yaitu keadaan dimana tiap-
tiap titik didalam tanah menuju proses ke suatu keadaan runtuh yang diselidiki oleh
Rankine pada tahun 1857.

a  
Ka   tan 2 45   ………(3.2)
v  2

SETYO AJI IMAM MALIKI / F 111 16 016


Rekayasa Pondasi I Civil Engineering’16

3. Koefisien Tekanan tanah pasif

Yaitu keadaan dimana tembok penahan tanah bergerak ke arah dalam tanah sehingga
tekanan tanah horizontal akan bertambah terus-menerus dan dapat menyebabkan
terjadinya keruntuhan.

 
Kp  tan 2 45   …………..(3.3)
 2

3.3 Distribusi Tekanan Tanah Menurut Rankine

H’
H
P

a. Tekanan Tanah Aktif

SETYO AJI IMAM MALIKI / F 111 16 016


Rekayasa Pondasi I Civil Engineering’16

   
 a   v tan 2  45    2c tan 45  
 2  2 ………… (3.4)
 a   v .Ka  2c Ka

 
Dimana Ka  tan 2  45  = koefisien tanah aktif …………(3.5)
 2

Persamaan gaya tanah aktif menurut Rankine sebelum retak adalah…

H H H
Pa    a dz   ZKa dz   2c Ka dz
0 0 0 ……….….(3.6)
Pa  1 H 2 Ka  2cH Ka
2

Sedangkan persamaan gaya tanah aktif setelah terjadi retak ialah :

Pa 
1
2
 
H  Zc  H Ka  2c Ka , dimana Zc  2c
 Ka

Sehingga persamaannya menjadi :

SETYO AJI IMAM MALIKI / F 111 16 016


Rekayasa Pondasi I Civil Engineering’16

Pa 
1
H
2 
2c 
 
 H Ka  2c Ka ………………. (3.7)
 Ka 

Untuk tembok penahan yang mempunyai permukaan tanah miring, persamaan koefisien
tekanan tanah aktif dan gaya tanah aktif per satuan lebar tembok menjadi :

Koefisien tekanan tanah aktif menurut Rankine, adalah :

cos   cos 2   cos 2 


Ka  cos  ……….. (3.8)
cos   cos 2   cos 2 

Dan gaya tanah aktif per satuan lebar tembok menurut tembok Rankine, adalah:

1
Pa   H 2 Ka .……..... (3.9)
2

Jadi, tekanan tanah aktif menurut Rankine, adalah:

 a   Z Ka .……..... (3.10)

SETYO AJI IMAM MALIKI / F 111 16 016


Rekayasa Pondasi I Civil Engineering’16

b. Tekanan Tanah Pasif

Tekanan tanah pasif menurut Rankine.

   
 p   v tan 2  45    2c tan  45   ……… (3.11)
 2  2

Koefisien tekanan tanah pasif.

 
Kp  tan 2  45   ……… (3.12)
 2

Dan gaya tanah pasif per satuan lebar tembok menurut Rankine, adalah :

1
Pp   H 2 Kp  2C H Kp
2

SETYO AJI IMAM MALIKI / F 111 16 016


Rekayasa Pondasi I Civil Engineering’16

Untuk gaya pasif pada permukaan tanah dengan kemiringan , persamaannya menjadi :

1
Pp   H 2 Kp
2

Dimana Kp adalah koefisien tekanan tanah pasif

cos   cos 2   cos 2 


Kp  cos 
cos   cos 2   cos 2 

3.4 Stabilitas Tembok Penahan


a. Pemerikasaan terhadap gaya guling (overtuning) tembok penahan

Faktor keamanan terhadap gaya guling persamaannya, adalah:

M R
Fs (overtuning )  ……………. (3.13)
M O

SETYO AJI IMAM MALIKI / F 111 16 016


Rekayasa Pondasi I Civil Engineering’16

Dimana : M0 = Jumlah momen yang menyebabkan guling

MR = Jumlah momen yang melawan guling

H
M 0  Ph  
 3

Langkah menghitung MR, dapat dibuat seperti tabel di bawah ini:

Lengan
Area Luas Berat Momen
Momen

1 A1 W 1 =  x A1 x1 W 1 . x1

2 A2 W 2 =  x A2 x2 W 2 . x2

3 A3 W 3 =  x A3 x3 W3 . x 3

Beban Titik P

b. Pemeriksaan terhadap gaya geser (sliding failure)

Persamaan faktor keamanan melawan gaya geser, adalah:

F R '
Fs ( sliding ) 
F D

SETYO AJI IMAM MALIKI / F 111 16 016


Rekayasa Pondasi I Civil Engineering’16

Gaya lawan tanah maksimum per satuan lebar tembok, adalah:

R'  S Bx1
dimana: S =  tan 2 + C2
R'  B  tan  2  BC 2

Karena B = jumlah gaya vertical = V, maka:

R'  V tan  2  BC 2 …………… (3.14)

Pp termasuk gaya tanah horizontal yang melawan geser, sehingga:

FR’ = (V) tan 2 + BC2 + Pp …………… (3.15)

Gaya horizontal yang menyebabkan guling, adalah:

FD = Ph = Pa cos  ………….. (3.16)

Dari kombinasi persamaan (26), (28), dan (29), diperoleh:

(V ) tan  2  BC 2  Pp
Fs ( sliding ) 
Pa cos 

Dalam banyak kasus, gaya pasif (Pp) sering diabaikan, dan 2 menjadi (2 – b2), serta
C2 menjadi (2 – b(2)), sehingga:

(V ) tan ( K 1 . 2 )  B K 2 C 2  Pp
Fs ( sliding )   1.5 .... (3.17)
Pa cos 

Dimana, K1 dan K2 = (2 sd b)

SETYO AJI IMAM MALIKI / F 111 16 016


Rekayasa Pondasi I Civil Engineering’16

3.5 Pemeriksaan terhadap daya dukung tanah (bearing capacity failure)

Untuk tekanan maksimum dan minimum, dapat ditulis dalam persamaan:

B
e (V )
V 2  V 1  6e 
q max     …………. (3.18)
B 1 3 B  B
 B
 12 

V  6e 
q max  1   ………….. (3.19)
B  B

Persamaan dari daya dukung tanah dari pondasi dangkal

qu = C2.Nc.Fcd.Fci + q.Nq.Fqd.Fqi + 22.B’.N.Fd.FI …. (3.20)

Dimana,

q  2 .D B'  B  2e

Fqd  1  2 tan  2 1  sin  2 


D 2 D
Fcd  1  0.4
B' B'

  
2

Fd  1 Fci  Fqi  1  


 90 

SETYO AJI IMAM MALIKI / F 111 16 016


Rekayasa Pondasi I Civil Engineering’16

 Pa cos     
2

   tan 1
  Fi  1  
 V   90 

Sehingga faktor keamanan Fs (bearing capacity), adalah:

qu
Fs (bearing capacity )   3 ………… (3.21)
q max

3.6 Penurunan yang Terjadi

a. Penurunan segera

Menurut Harr (1966) penurunan segera dapat dituliskan,

Se 
Bq0
Es

1 s
2 

2
 , diujung pondasi ………… (3.22)

Se 
Bq0
Es

1 s 
2
 , di pusat pondasi …………. (3.23)

Dimana,

1   1 m2  m 
  mL
 1  m 2  1 
 
 Ln
   1 m2  m  n
 1  m 2  1 
    

L
Dan, m
B

b. Penurunan konsolidasi (Sc)


Untuk konsolidasi normal persamaan penurunan yang terjadi, adalah:

SETYO AJI IMAM MALIKI / F 111 16 016


Rekayasa Pondasi I Civil Engineering’16

Cc . Hc P0  Pav
Dimana, Pav  . Pt  4Pm  Pb 
1
Sc  log
1  e0 P0 6

Keterangan : t : Top (atas)

m : Middle (tengah)

b : Bottom (bawah)

P0 : Tekanan efektif rata-rata tanah

3.7 Langkah Kerja Perhitungan


a. Merencanakan Dimensi Dinding Penahan
b. Menghitung Tekanan Tanah Aktif Rankie
 Koefisien Tekanan Tanah Aktif (Ka)

cos   cos 2   cos 2 


Ka  cos 
cos   cos 2   cos 2 

 Tekanan Tanah Aktif (Pa)

(Gaya horizontal pada tekanan tanah aktif )


(Gaya vertikal pada tekanan tanah aktif )
c. Menghitung Luas, Berat, Lengan, dan Momen Tahan
Luas, A = Luas segitiga atau luas persegi masing-masing segmen
Berat, w = A.
Lengan, L = Titik berat yang ditinjau dari sumbu x
Momen, MR = w L
d. Menghitung Momen Terhadap Guling

SETYO AJI IMAM MALIKI / F 111 16 016


Rekayasa Pondasi I Civil Engineering’16

e. Menghitung Faktor Keamanan Terhadap Gaya Guling (Fs ≥ 2)

f. Menghitung Faktor Keamanan Terhadap Gaya Geser (Fs ≥ 1.5)

Dimana,

 
Kp  tan 2 45  
 2

g. Menghitung Faktor Keamanan Terhadap Daya Dukung Tanah


a. Menentukan Nilai Eksentrisitas:
Syarat e < B/6

b. Menentukan Nilai qmaks:

 Menentukan nilai Nc, Nq, dan Nγ berdasarkan tabel 3.2 Bearing Capacity
Factors. Braja.M Das.
c. Menghitung Faktor Koreksi (Bentuk, Kedalaman, dan Kemiringan).
 Faktor Koreksi Bentuk (Shape)
(Dinding penahan dianggap pondasi menerus dengan L/B )

- Fcs =

- Fqs =

- Fγs =

 Faktor Koreksi Kedalaman (Depth)


Dimana, dan

SETYO AJI IMAM MALIKI / F 111 16 016


Rekayasa Pondasi I Civil Engineering’16

- Fcd =

- Fqd =

- Fγd = 1
 Faktor Kemiringan Beban (Inclination)
- Fci = Fqi =

- Fγi =

Dimana,

d. Menghitung Daya dukung Ultimite (qu)


 Daya dukung tambahan/surcharge (q) :

 B’ = B – 2e
 Daya dukung ultimite (qu)
qult = c’ Nc Fcs Fcd Fci + qNq Fqd Fqs Fqi + ½γB’Nγ FγsFγdFγi

e. Menghitung Faktor Aman (Fs)

Syarat Fs > 3

h. Menghitung Penurunan yang terjadi


Penurunan Segera

Se 
Bq0
Es

1 s
2 

2
 , di ujung pondasi

Se 
Bq0
Es

1 s 
2
 , di pusat pondasi

1   1 m2  m 
  mL
 1  m 2  1 
 
Dimana,  Ln
   1 m2  m  n
 1  m 2  1 
    

SETYO AJI IMAM MALIKI / F 111 16 016


Rekayasa Pondasi I Civil Engineering’16

Tabel 7. Bearing Capacity Factors

 Nc Nq Nγ  Nc Nq Nγ

0 5.14 1.00 0.00 26 22.25 11.85 12.54

1 5.38 1.09 0.07 27 23.94 13.20 14.47

2 5.63 1.20 0.15 28 25.80 14.72 16.72

3 5.90 1.31 0.24 29 27.86 16.44 19.34

4 6.19 1.43 0.34 30 30.14 18.40 22.40

5 6.49 1.57 0.45 31 32.67 20.63 25.99

6 6.81 1.72 0.57 32 35.49 23.18 30.22

7 7.16 1.88 0.71 33 38.64 26.09 35.19

8 7.53 2.06 0.86 34 42.16 29.44 41.06

9 7.92 2.25 1.03 35 46.12 33.30 48.03

10 8.35 2.47 1.22 36 50.59 37.75 56.31

11 8.80 2.71 1.44 37 55.63 42.92 66.19

12 9.28 2.97 1.69 38 61.35 48.93 78.03

13 9.81 3.26 1.97 39 67.87 55.96 92.25

14 10.37 3.59 2.29 40 75.31 64.20 109.41

15 10.98 3.94 2.65 41 83.86 73.90 130.22

16 11.63 4.34 3.06 42 93.71 85.38 155.55

17 12.34 4.77 3.53 43 105.11 99.02 186.54

18 13.10 5.26 4.07 44 118.37 115.31 224.64

19 13.93 5.80 4.68 45 133.88 134.88 271.76

20 14.83 6.40 5.39 46 152.10 158.51 330.35

SETYO AJI IMAM MALIKI / F 111 16 016


Rekayasa Pondasi I Civil Engineering’16

21 15.82 7.07 6.20 47 173.64 187.21 403.67

22 16.88 7.82 7.13 48 199.26 222.31 496.01

23 18.05 8.66 8.20 49 229.93 265.51 613.16

24 19.32 9.60 9.44 50 266.89 319.07 762.89

25 20.72 10.66 10.88

Sumber : Braja M. Das, General Bearing Equation

Tabel 8. Perkiraan Angka Poison ( μ ) (Bowles, 1968)

Macam Tanah μ

Lempung Jenuh 0,4 - 0,5

Lempung Tak Jenuh 0,1 - 0,3

Lempung Berpasir 0,2 - 0,3

0,3 -
Lanau
0,35

Pasir Padat 0,2 - 0,4

Pasir Kasar ( angka pori, e = 0,4 - 0,7 ) 0,15

Pasir Halus ( angka pori, e = 0,4 - 0,7 ) 0,25

Batu ( agak tergantung dari macamnya ) 0,1 - 0,4

Loess 0,1 - 0,3

( Teknik pondasi I, Hary Christady Hardiyatmo )

SETYO AJI IMAM MALIKI / F 111 16 016


Rekayasa Pondasi I Civil Engineering’16

Tabel 9. Perkiraan Modulus Elastisitas ( E ) (Bowles,1977)

Jenis Tanah E ( kN/m2 )

Lempung

Sangat Lunak 300 - 3000

Lunak 2000 - 4000

Sedang 4500 - 9000

Keras 7000 - 20000

Berpasir 30000 - 42500

Pasir

Berlanau 5000 - 20000

tidak padat 10000 - 25000

padat 50000 - 100000

Pasir dan Kerikil

Padat 80000 - 200000

Tidak padat 50000 - 140000

Lanau 200 - 20000

Loess 15000 - 60000

140000 -
Serpih
1400000

( Teknik Pondasi I , Hary Christady Hardiyatmo )

SETYO AJI IMAM MALIKI / F 111 16 016

You might also like