Professional Documents
Culture Documents
Bahar RM
Bahar RM
PENDAHULUAN
Dalam era pembangunan di segala bidang yang kini sedang digalakkan pemerintah
dituntut sosok manusia yang sehat jasmani maupun rohani. Kecacatan (disabilitas, invaliditas)
akibat penyakit stroke sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan yang utama baik di
negara maju maupun di negara berkembang, karena disamping mengakibatkan angka kematian
yang masih tinggi, cacat jasmani maupun rohani yang diakibatkannya tentunya merupakan suatu
Stroke atau yang dikenal juga dengan istilah Gangguan Peredaran Darah Otak (GPDO),
merupakan suatu sindrom yang diakibatkan oleh adanya gangguan aliran darah pada salah satu
bagian otak yang menimbulkan gangguan fungsional otak berupa defisit neurologik atau
kelumpuhan saraf.
Jumlah penderita stroke di seluruh dunia terus meningkat. Badan kesehatan dunia
memprediksi bahwa kematian akibat stroke akan meningkat seiring dengan kematian akibat
penyakit jantung dan kanker kurang lebih 6 juta pada tahun 2010 menjadi 8 juta di tahun 2030.
Masalah stroke di Indonesia menjadi semakin penting dan mendesak, karena kini
jumlah penderita stroke di Indonesia terbanyak di Asia. Jumlah penderita stroke dengan rata- rata
berusia 60 tahun ke atas berada di urutan kedua terbanyak di Asia, sedangkan usia 15-59 tahun
berada di urutan ke lima terbanyak di Asia (Yayasan Stroke Indonesia, 2010). Jumlah penderita
stroke mencapai 8,3 per 100 populasi di Indonesia dengan populasi sekitar 211 juta jiwa, berarti
terdapat sekitar 1,7 juta penderita stroke di Indonesia (Depkes, 2007). Selain itu, di Provinsi
Sulawesi Selatan Tahun 2009 terdapat 81,6 % kasus stroke dan terdapat 31,4% kematian. (Profil
Kesehatan Sulawesi Selatan, 2009-2010).
Stroke disebabkan oleh keadaan iskemik atau proses hemoragik yang seringkali diawali
oleh adanya lesi atau perlukaan pada pembuluh darah arteri. Dari seluruh kejadian stroke,
duapertiganya adalah iskemik dan sepertiganya adalah hemoragik. Faktor yang dapat
menimbulkan stroke dibedakan menjadi faktor risiko yang tidak dapat diubah atau tidak dapat
dimodifikasi dan faktor risiko yang dapat diubah atau dapat dimodifikasi.
Bagi pasien yang telah mendapat serangan stroke, intervensi rehabilitasi medis sangat
penting untuk mengembalikan pasien pada kemandirian mengurus diri sendiri dan melakukan
aktivitas kehidupan sehari-hari tanpa menjadi beban bagi keluarganya. Perlu diupayakan agar
pasien tetap aktif setelah stroke untuk mencegah timbulnya komplikasi tirah baring dan stroke
berulang (secondary prevention). Komplikasi tirah baring dan stroke berulang akan memperberat
disabilitas dan menimbulkan penyakit lain yang bahkan dapat membawa kepada kematian.
Dengan pelayanan rehabilitasi medis yang tepat, 80% penderita stroke yang tetap hidup
dapat berjalan tanpa bantuan, 70% dapat menguasai atau melakukan aktifitas mengurus diri
sendiri dan 30% dapat kembali bekerja. Terdapat dua pola besar dalam program rehabilitasi
stroke yaitu pola tradisional yang menggunakan pendekatan unilateral dan pola
neurodevelopmental yang menggunakan pendekatan bilateral.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Stroke atau yang dikenal juga dengan istilah Gangguan Peredaran darah Otak (GPDO),
merupakan suatu sindrom yang diakibatkan oleh adanya gangguan aliran darah pada salah satu
bagian otak yang menimbulkan gangguan fungsional otak berupa defisit neurologik atau
kelumpuhan saraf.
Stroke disebabkan oleh keadaan iskemik atau proses hemoragik yang seringkali diawali oleh
adanya lesi atau perlukaan pada pembuluh darah arteri. Dari seluruh kejadian stroke, duapertiganya
adalah iskemik dan sepertiganya adalah hemoragik. Disebut stroke iskemik karena adanya sumbatan
pembuluh darah oleh tromboembolik yang mengakibatkan daerah di bawah sumbatan tersebut mengalami
iskemik. Hal ini sangat berbeda dengan stroke hemoragik yang terjadi akibat adanya mikroaneurisma
yang pecah.
Stroke menurut WHO (1998) adalah tanda-tanda klinis yang berkembang cepat akibat
gangguan fungsi otak fokal atau global, dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih,
dapat menyebabkan kematian, tanpa adanya penyebab lain selain vaskuler. Stroke adalah penyakit
gangguan fungsional otak fokal maupun global akut dengan gejala dan tanda sesuai bagian otak yang
terkena, yang sebelumnya tanpa peringatan; dan dapat sembuh sempurna, sembuh dengan cacat, atau
kematian, yang diakibatkan oleh gangguan aliran darah ke otak karena perdarahan ataupun non
perdarahan. Stroke adalah suatu penyakit defisit neurologis akut yang disebabkan oleh gangguan
pembuluh darah otak, terjadi secara mendadak dan menimbulkan gejala atau tanda yang sesuai dengan
daerah otak yang terganggu. (Bustan. 2007). Dari semua definisi stroke di atas dapat diambil kesimpulan
bahwa stroke adalah suatu serangan mendadak yang terjadi di otak dan dapat mengakibatkan kerusakan
pada sebagian atau secara keseluruhan dari otak yang disebabkan oleh gangguan peredaran pada
pembuluh darah yang menyuplai darah ke otak, biasanya berlangsung lebih dari 24 jam. Jadi, batasan
stroke adalah segala sesuau gangguan pada otak yang disebabkan oleh gangguan peredaran darah ke otak,
Epidemiologi
Stroke merupakan penyakit terbanyak ketiga setelah penyakit jantung dan kanker, serta
Association (AHA), angka kematian penderita stroke di Amerika setiap tahunnya adalah 50-100
Jumlah penderita stroke di seluruh dunia terus meningkat. Badan kesehatan dunia
memprediksi bahwa kematian akibat stroke akan meningkat seiring dengan kematian akibat
penyakit jantung dan kanker kurang lebih 6 juta pada tahun 2010 menjadi 8 juta di tahun 2030.
yang menyebabkan kematian. Dari data South East Asian Medical Information Centre
(SEAMIC) diketahui bahwa angka kematian stroke terbesar terjadi di Indonesia yang kemudian
diikuti secara berurutan oleh Filipina, Singapura, Brunei, Malaysia, dan Thailand. Dari seluruh
penderita stroke di Indonesia, stroke iskemik merupakan jenis yang paling banyak diderita yaitu
sebesar 52,9%, diikuti secara berurutan oleh perdarahan intraserebral, emboli dan perdarahan
Masalah stroke di Indonesia menjadi semakin penting dan mendesak, karena kini
jumlah penderita stroke di Indonesia terbanyak di Asia. Jumlah penderita stroke dengan rata- rata
berusia 60 tahun ke atas berada di urutan kedua terbanyak di Asia, sedangkan usia 15-59 tahun
berada di urutan ke lima terbanyak di Asia (Yayasan Stroke Indonesia, 2010). Jumlah penderita
stroke mencapai 8,3 per 100 populasi di Indonesia dengan populasi sekitar 211 juta jiwa, berarti
terdapat sekitar 1,7 juta penderita stroke di Indonesia (Depkes, 2007). Selain itu, di Provinsi
Sulawesi Selatan Tahun 2009 terdapat 81,6 % kasus stroke dan terdapat 31,4% kematian.
Insidensi tertinggi yaitu Kabupaten Pare-pare 18,6% dan CFR (Case Fatality Rate) 13,7% ,
kemudian Palopo 17,6% dan CFR 12,5% serta Tana Toraja 10,3%. Kemudian meningkat pada
tahun 2010 menjadi 1598 kasus dan 121 kematian. Adapun insidensi tertinggi yaitu di Kabupaten
Soppeng sebanyak 62,14% dan CFR 1,4%, kemudian Pinrang 7,69% dan CFR 17,7% serta Wajo
Etiologi
Penyebab stroke iskemik dapat terdiri dari beberapa sebab yang dapat menyebabkan infark
cerebri, yaitu:
Faktor Resiko
Terhambatnya aliran darah ke otak beberapa detik saja dapat menyebabkan seseorang
pingsan. Penyumbatan dan pecahnya pembuluh darah di otak bisa menyebabkan sel-sel saraf
di otak menjadi rusak dan mengakibatkan kelumpuhan. Berbagai faktor bisa menyebabkan
stroke:
a) Faktor yang tidak dapat dimodifikasi:
- Keturunan
- Jenis kelamin
- Umur
- Ras