You are on page 1of 7

HASIL AKHIR PASIEN REHABILITASI DENGAN GBS (GUILLAIN BARRE

SYNDROME)

Ihda Maulida Muhajjah

S1 Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiya Surabaya

Jalan Sutorejo No. 59, Surabaya

Email: ihda.maulida87@gmail.com

Abstrak

Latar Belakang : Guillain-Barré Syndrome (GBS) adalah, penyakit demielinasi inflamasi


yang mempengaruhi beberapa saraf perifer.. Gambaran klinis termasuk lembek ascending
simetris ekstremitas kelemahan / kelumpuhan, tidak adanya refleks tendon dalam,
kelumpuhan saraf kranial, gangguan sistem saraf otonom, nyeri dan parestesia. Ini memiliki
insidensi tahunan bervariasi 0,16-4 kasus per 100 000 penduduk. Ada empat subtipe yang
jelas dari GBS: AIDP (akut demielinasi inflamasi polyradiculoneuropathy), AMAN (akut
motorik aksonal neuropati), AMSAN (motor akut dan neuropati aksonal sensorik) dan
sindrom Miller-Fisher. Secara umum hasil penyakit diharapkan untuk menjadi baik. Variasi
yang diamati selama jangka panjang menindaklanjuti dengan gigih sensorik dan motorik
gangguan sebagai gejala sisa yang umum.

Metode : Pencarian literatur sistematis berasal dari 4 database dilakukan dengan kualitas
penelitian itu dinilai yaitu melaui di google schoolar, proquest, science direct, pubmet, dan
american jurnal nursing. Dengan menggunakan kata kunci “GBS”, “Rehabilitation for
patient GBS ”,. Pencarian jurnal batas maksimal 5 tahun terakhir yaitu dari tahun 2012-2017.

Hasil : Pencarian literatur review dari kelima jurnal yang sudah diidentifikasi, hasil
menunjukkan adanya perubahan yang signifikan, dimana pasien dengan GBS membutuhkan
rehabilitasi rawat inap dimana manfaat dari rehabilitasi di-pasien dipertahankan pada
menindaklanjuti penilaian

Kesimpulan : semua pasien GBS akan membutuhkan rehabilitasi rawat inap akibat dampak
besar GBS dan menunjukkan manfaat dan perubahan yang signifikan dari pasien rehabilitasi.

Kata kunci : GBS, rehabilitation for patient GBS


Latar Belakang

Sindroma Guillain-Barre (GBS) atau disebut juga dengan radang polineuropati


demyelinasi akut (AIDP), poliradikuloneuritis idiopatik akut, polyneuritis idiopatik akut,
Polio Perancis, paralisis asendens Landry, dan sindroma Landry Guillain Barre adalah suatu
penyakit autoimun yang menyerang sistem saraf perifer; dan biasanya dicetuskan oleh suatu
proses infeksi yang akut. GBS termasuk dalam kelompok penyakit neuropati perifer.
GBS tersebar diseluruh dunia terutama di negara–negara berkembang dan merupakan
penyebab tersering dari paralysis akut. Insiden banyak dijumpai pada dewasa muda dan bisa
meningkat pada kelompok umur 45-64 tahun. Lebih sering dijumpai pada laki – laki dari
pada perempuan. Puncak yang agak tinggi terjadi pada kelompok usia 16-25 tahun, tetapi
mungkin juga berkembang pada setiap golongan usia. Sekitar setengah dari korban
mempunyai penyakit febris ringan 2-3 minggu sebelum awitan. Infeksi febris biasanya
berasal dari pernapasan atau gastrointestinal.
Angka kejadian penyakit ini berkisar 1,6% penderita ini membutuhkan mesin
bantu pernafasan untuk bertahan hidup, sementara 5% pesampai 1,9/100.000 penduduk per
tahun lebih dari 50% kasus biasanya didahului dengan infeksi saluran nafas atas. Penderita
akan meninggal, meskipun dirawat di ruang perawatan intensif. Sejumlah 80% penderita
sembuh sempurna atau hanya menderita gejala sisa ringan, berupa kelemahan ataupun sensasi
abnormal, seperti halnya kesemutan atau baal. Lima sampai sepuluh persen mengalami
masalah sensasi dan koordinasi yang lebih serius dan permanen, sehingga menyebabkan
disabilitas berat; 10% diantaranya beresiko mengalami relaps.
Meskipun sebagian besar penderita GBS dapat sembuh spontan, namun lama
perjalanan penyakit GBS tidak dapat diprediksi dan sering membutuhkan perawatan rumah
sakit dan rehabilitasi selama berbulan-bulan. Seiring dengan kembalinya suplai saraf,
penderita membutuhkan bantuan untuk mampu menggunakan otot-otot yang terpengaruh
oleh GBS secara optimal.
Metode

a. Sumber Data
Studi literatue dicari di google schoolar, proquest, science direct, pubmet, dan
american jurnal nursing. Dengan menggunakan kata kunci “GBS”, “Rehabilitation
for patient GBS ”,. Pencarian jurnal batas maksimal 5 tahun terakhir yaitu dari tahun
2012-2017.

b. Seleksi Study
Penelitian dilakukan secara acak di unit rehabilitasi neurologis dari universitas rumah
sakit penelitian tersier, Semua pasien dinilai dengan menggunakan Pittsburgh Sleep
Kualitas Indeks, Numeric Peringkat sakit skala, kecemasan Rumah Sakit dan skala
Depresi dan nilai indeks Barthel. Dalam pencarian literatur ini juga hanya jurnal
dengan sampel umur 30 tahun keatas dengan GBS yang dijadikan study.
Hasil

Hasil jangka panjang pada pasien dengan Sindrom Guillain-Barré berikut rehabilitasi
rawat inap belum dipelajari secara ekstensif dalam literatur. Ada juga kekurangan data sekitar
perubahan jangka panjang dalam pekerjaan, kegiatan rekreasi dan berfungsi dalam rumah.
Demikian pula efek jangka panjang pada tidur, mood dan kecemasan belum dilaporkan. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pasien yang melakukan yoga memiliki signifikan lebih baik
(p <0,05, antara kelompok pada Mann-Whitney) dan menglami peningkatan kualitas tidur
daripada kelompok kontrol, sementara ada perbaikan yang signifikan dalam fungsional status,
rasa sakit, kecemasan dan depresi pada kedua kelompok dengan perbedaan statistik tidak
signifikan antara kelompok. Kontrol nyeri dan kecemasan serta kualitas tidur melalui teknik
yoga dalam kondisi sakit kronis seperti rendah nyeri dan leher sakit punggung ditemukan
signifikan dalam beberapa penelitian, dalam studi ini, rasa sakit pada pasien GBS
menunjukkan perbaikan di kedua kelompok, perubahan ini dapat menghasilkan peningkatan
yang signifikan dalam kualitas hidup pasien GBS.

Dari ke lima jurnal 3 jurnal dengan menggunakan metode yoga, novel dan meditasi
menunjukkan bahwa kualitas tidur pada pasien GBS dengan rehabilitasi menunjukkan adanya
peningkatan sehingga penelitian ini dapat dijadikan ajuan, sedangkan dua jurnal yang lainnya
belum adanya perubahan yang signifikan tentang kualitas tidur pasien GBS yang
direhabilitasi.

Pembahasan

Olahraga merupakan salah satu cara penghilang kecemasan dan peningkatan kualitas
hidup yang baik. Berdasarkan artikel yang dipublikasikan oleh Better Health Channel (2011)
berjudul Healthy ageing - stay physically active menyatakan bahwa aktivitas fisik (olahraga)
dapat membantu menjaga independensi, sembuh dari penyakit dan mengurangi risiko
penyakit. Massa otot dan kekuatan tulang dapat ditingkatkan dengan olahraga teratur.
Berjalan, berenang, senam, dan bersepeda adalah semua bentuk latihan yang baik yang juga
bisa bersosialisasi. Latihan beban juga dapat berguna. Selain itu, olahraga teratur bisa
menjadi cara yang efektif untuk mengobati beberapa bentuk depresi, yang terjadi jika stres
tidak tertangani. Aktivitas fisik menyebabkan otak distimulasi dan menyebabkan perasaan
kesejahteraan. Olahraga juga bisa menjadi pengobatan yang efektif untuk kegelisahan.
Beberapa studi penelitian menunjukkan bahwa olahraga teratur mungkin sama efektifnya
dengan perawatan lain seperti obat untuk meredakan depresi ringan (Better Health Channel,
2011 dalam Kholil Lur Rochman 2010: 105).

Olahraga yang cocok untuk pasien GBS salah satunya adalah senam yoga, menurut
fisiologi: Selama anda bergerak, otot anda membutuhkan oksigen untuk bekerja secara
efisien. Ketika beban otot meningkat, tubuh anda menanggapi dengan meningkatnya jumlah
oksigen yang dikirim ke pelosok-pelosok otot-otot jantung. Sebagai akibatnya, detak jantung
dan frekuensi pernafasan meningkat sampai memenuhi kebutuhannya. Oksigen diubah
menjadi karbondioksida, yang kemudian dihembuskan. Tubuh anda berkeringat, dan anda
membakar kalori dengan lemak. Yoga adalah salah satu dari bentuk yang paling populer
dalam latihan kebugaran, sebab yoga lebih menyenangkan untuk dilakukan berkelompok dan
dapat dilakukan sendiri tanpa orang lain. Latihan yoga tidak hanya membantu anda merasa
lebih baik, tetapi juga membantu anda tidur lebih nyaman, dan dapat menghilangkan stress
dan meningkatkan kualitas hidup.(Kholil Lur Rochman 2010: 105).

Pada pasien GBS juga dibutuhkan cara untuk mengatasi kecemasan, dalam hal ini
melibatkan senam yoga untuk mengatasi keadaan yang menekan, menentang atau
mengancam. Saat mengalami stress dan cemas, terjadi pelepasan hormon adrenalin dalam
jumlah besar kedalam aliran darah yang akan menstimulasi otak untuk melepaskan hormon
lainnya, yakni hormon kortisol yang disebut pula hormon stres, tingginya kadar kortisol
(hormon stres) di dalam aliran darah akan menimbulkan sistem pencernaan kacau,
metabolism terganggu, otot-otot menegang, jantung berdebar kencang.
(Motherandbaby,2008), sehingga senam yoga efektif dalam mengurangi stress dan
kecemasan bagi pasien GBS

Dalam studi ini, rasa sakit pada pasien GBS menunjukkan perbaikan di kedua
kelompok dan menambahkan teknik yoga memiliki manfaat tambahan. Peningkatan yang
signifikan dalam kualitas tidur diamati pada pasien GBS pada metode yoga pranayama, dan
meditasi serta metode dengan menggunakan novel, ada pengurangan skor nyeri, kecemasan
dan depresi serta peningktana kualitas tidur tanpa signifikansi statistik.

Pranayama/yoga dan meditasi dengan teknik yang sederhana, yang tidak memerlukan
peralatan khusus atau ruang, dapat digunakan pada pasien GBS untuk meningkatkan kualitas
tidur mereka, kecemasan, depresi dan tingkat rasa sakit selama mereka tinggal di rumah sakit
untuk rehabilitasi. Praktek yoga juga dapat dimasukkan sebagai program berbasis rumah
dengan alas material-material yang direkam dengan sedikit pelatihan kontak langsung untuk
pasien GBS. Hal ini juga akan menguntungkan banyak pasien.
Kesimpulan

Dari kelima jurnal menunjukkan bahwa semua pasien GBS akan membutuhkan
rehabilitasi rawat inap akibat dampak besar GBS dan menunjukkan manfaat dan perubahan
yang signifikan dari pasien yang rehabilitasi.
Daftar Pustaka

Barzegar. (2007) Epidemiology of childhood Guillan-Barre syndrome. Iran : BMC Neurol

Kusuma. (2013). Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis NANDA NIC-NOC


Jakarta: Media Aesculapis

Sendhilkumar. (2013). Effect of pranayama and meditation as an add-on therapy


inrehabilitation of patients with Guillain-Barré syndrome—arandomized control pilot
study.
https://scholar.google.co.id/scholar?hl=en&q=effect+of+pranayama+and+meditation
+as+mean+add-on+therapy+inrehabilitation+of+patients+with+Guillain-barre-
syndrome-arandomized+control+pilot+study+&btnG= di akses pada tanggal 09
November 2016 jam 13.15

You might also like