You are on page 1of 13

 Produk-Produk di Pasar Modal

1. Reksa Dana
Reksa Dana atau Mutual Fund adalah wadah yang dipergunakan untuk
menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya
diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi sesuai dengan
Undang-Undang Pasar Modal No.8 Tahun 1995. Keuntungan investasi
reksa dana berasal dari tiga sumber, yaitu dividen/bunga, capital gain, dan
peningkatan nilai aset bersih (NAB). Untuk mendapatkan dividen, pemodal
harus memilih reksa dana yang memiliki sasaran pendapatan.
Sasaran reksa dana diantaranya adalah pendapatan, prtumbuhan, dan
keseimbangan. Keputusan untuk memilih saham yang memberikan
dividen/bunga ada di tangan manajer investasi. Manajer investasi
mempunyai hak untuk mendistribusikan atau tidak dividen/bunga yang
diperolehnya kepada pemodal. Capital gain akan diperoleh oleh reksa dana
yang memiliki sasaran pertumbuhan. Pendapatan ini berasal dari kenaikan
harga saham atau diskon obligasi yang menjadi portofolio reksa dana.
Manajer investasi harus berhasil membeli saham pada saat harga rendah dan
menjualnya pada saat harga tinggi. Selanjutnya, manajer investasi akan
medistribusikan pada pemodal.
Ada juga reksa dana yang tidak medistribusikan capital gain, tetapi
menambahkannya pada nilai asset bersih. Nilai asset bersih adalah
perbandingan antara total nilai investasi yang dilakukan manajer investasi
dengan total volume reksa dana yag diterbitkan. Kemungkinan untuk
mendapatkan kenaikan nilai aset bersih ini sangat bergantung pada jenis
reksa dana yang dibeli. Reksa dana terbuka akan dibeli kembali dengan
harga nilai asset bersih baru. Reksa dana tertutup tidak akan dibeli kembali
oleh penerbitnya. Setelah terjadi ransaksi di pasar perdana, selanjutnya reksa
dana akan diperjualbelikan di pasar sekunder. Harga yang terbentuk
merupakan pertemuan dari permintaan dan penawaran. Harga inilah yang
merupakan nilai asset bersih yang baru.
Dilihat dari portfolio investasinya, Reksa Dana dapat dibedakan menjadi:
1. Reksa Dana Pasar Uang (Money Market Funds). Reksa Dana jenis
ini hanya melakukan investasi pada Efek bersifat Utang dengan jatuh
tempo kurang dari 1 (satu) tahun. Tujuannya adalah untuk menjaga
likuiditas dan pemeliharaan modal.
2. Reksa Dana Pendapatan Tetap (Fixed Income Funds). Reksa Dana
jenis ini melakukan investasi sekurang-kurangnya 80% dari
aktivanya dalam bentuk Efek bersifat Utang. Reksa Dana ini
memiliki risiko yang relatif lebih besar dari Reksa Dana Pasar Uang.
Tujuannya adalah untuk menghasilkan tingkat pengembalian yang
stabil.
3. Reksa Dana Saham (Equity Funds). Reksa dana yang melakukan
investasi sekurang-kurangnya 80% dari aktivanya dalam bentuk Efek
bersifat Ekuitas. Karena investasinya dilakukan pada saham, maka
risikonya lebih tinggi dari dua jenis Reksa Dana sebelumnya namun
menghasilkan tingkat pengembalian yang tinggi.
4. Reksa Dana Campuran (Discretionary Funds). Reksa Dana jenis ini
melakukan investasi dalam Efek bersifat Ekuitas dan Efek bersifat
Utang.
Manajer Investasi dan Bank Kustodian membuat Kontrak Investasi
Kolektif (KIK) yang merupakan kontrak antara Manajer Investasi dan Bank
Kustodian yang mengikat Pemegang Unit Penyertaan di mana Manajer
Investasi diberi wewenang untuk mengelola portofolio investasi kolektif dan
Bank Kustodian diberi wewenang untuk melaksanakan Penitipan Kolektif.
Manajer Investasi dilarang terafiliasi dengan Bank Kustodian, jadi Bank
Kustodian di sini bertindak sebagai pihak ketiga yang tidak memihak siapa
pun. Selanjutnya Manajer Investasi yang akan melakukan penawaran umum
Reksa Dana terlebih dahulu wajib mengajukan Pernyataan Pendaftaran atas
Kontak Investasi Kolektif dan Prospektus Reksa Dana tersebut kepada OJK
untuk memperoleh Surat Efektif.
Lalu, investor yang ingin berinvestasi pada Reksa Dana dapat membeli
Unit Penyertaan Reksa Dana secara langsung kepada Manajer Investasi
pengelola Reksa Dana atau melalui Bank dan/atau Perusahaan Efek
(Contohnya Panin Sekuritas, Mandiri Sekuritas, dan perusahaan sekuritas
lainnya) sebagai Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD) yang telah
memiliki kontrak kerja sama dengan Manajer Investasi. Sebelum membeli
Unit Penyertaan Reksa Dana, calon investor wajib membaca isi Prospektus
Reksa Dana dengan tujuan calon investor mengerti tentang produk investasi
yang akan diambilnya. Seluruh dana pembelian Unit Penyertaan Reksa
Dana dari investor akan disimpan dalam rekening Reksa Dana di Bank
Kustodian yang sudah ditentukan.
Selanjutnya Bank Kustodian akan menerbitkan Unit Penyertaan Reksa
Dana berdasarkan Nilai Aktiva Bersih (NAB) per Unit Penyertaan Reksa
Dana. NAB awal Reksa Dana wajib ditetapkan Rp. 1.000,00. NAB awal
Reksa Dana hanya berlaku pada saat pertama kali Reksa Dana melakukan
penawaran umum. Kekayaan Reksa Dana akan dikurangi dengan segala
biaya dan kewajiban, seperti biaya Manajer Investasi, biaya Bank
Kustodian, biaya transaksi Efek, biaya pembaharuan Prospektus dan
pendistribusiannya, biaya atas jasa auditor yang memeriksa Laporan
Keuangan Tahunan Reksa Dana, dan biaya-biaya lain seperti yang
ditetapkan dalam Kontak Investasi Kolektif dan Prospektus. (Untuk
penjelasan lebih lanjut tentang NAB akan dibahas pada artikel-artikel
selanjutnya).
Kemudian, dana yang dihimpun oleh Reksa Dana dari investor akan
diinvestasikan oleh Manajer Investasi dalam portofolio Efek pada berbagai
jenis Efek yang diperdagangkan di Pasar Modal dan di pasar uang
berdasarkan kebijakan investasi yang ada di dalam Kontak Investasi
Kolektif Reksa Dana. Selanjutnya Bank Kustodian akan melakukan proses
administrasi yang antara lain mencakup proses penerbitan Unit Penyertaan,
proses pembayaran atas pembelian Efek atau penerimaan atas penjualan
Efek dalam Portofolio Efek Reksa Dana yang dilakukan oleh Manajer
Investasi serta pencatatan kekayaan Reksa Dana atas nama Bank Kustodian
untuk kepentingan Unit Penyertaan. Pada setiap akhir hari Bursa, Bank
Kustodian akan menghitung NAB berdasarkan Nilai Pasar Wajar atas Efek
yang ditentukan oleh Manajer Investasi.
2. Saham Biasa
Saham dapat didefinisakn sebagai tanda penyertaan atau pemilikan
seseorang atau badan dalam satu perusahaan. Wujud saham adalah kertas
yang meneagkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan
yang menerbitkan kertas tersebut. Setiap tahun perusahaan akan menerbitkan
laporan keuangan. Dalam laporan keuangan tersebut dapat diliha besarnya
laba perusahaan pada tahun yang bersangkutan. Laba yang diperoleh ini aan
dialokasikan untuk dua kepentingan, dibagikan sebagai dividen dan laba
ditahan yang digunakan untuk pengembangan usaha. Pemegang saham harus
bersedia menahan atau memegang saham yang dibeli dalam waktu yang
relatif lama (setidaknya satu tahun) untuk mendapatkan dividen.
Dengan kepemilikan saham, pemegang saham juga dapat memperoleh
capital gain. Capital gain akan diperoleh bila ada kelebihan harga jual di
atas harga beli. Dalam transaksi jual beli saham, ada yang disebut dengan
istilah buyback. Buyback adalah proses pembelian kembali sebagian saham
yang diterbitkan dan beredar di pasar oleh perusahaan sehingga jumlah
saham beredar akan berkurang. Pada dasranya, buyback dilakukan untuk
menjaga nilai nominal dari total modal disetor dan ditempatkan, jika
sebagian dari modal tersebut tidak likuid di pasar dalam jangka waktu
tertentu. Karena tindakan buyback ini akan mengurangi jumlah saham yang
beredar, buyback saham akan meningkatkan eraning per share yang
diharapkan dapat meningkatkan market value dari saham yang tersisa di
pasar.
Karasteristik/ciri saham biasa, yaitu:
a. Dividen dibayarkan sepanjang perusahaan mendapatkan laba.
b. Mempunyai hak suara dalam RUPS
c. Mempunyai hak terakhir dalam pembagian kekayaan perusahaan
likuidasi setelah semua kewajiban dilunasi
d. Mempunyai tanggung jawab terbatas terhadap klaim pihak lain sebesar
proporsi sahamnya
e. Hak untuk mengalihkan kepemilikan sahamnya

3. Saham Preferen
Saham preferen adalah gabungan antara obligasi dan saham biasa.
Karakteristik obligasi, misalnya saham preferen memberikan hasil yang
tetap seperti bunga obligasi. Biasanya saham preferen memberikan pilihan
tertetu atas hak pembagian dividen. Ada pembeli saham preferen yang
menghendaki penerimaan dividen yang besarnya tetap setiap tahun, ada
yang menghendaki didahulukan. Saham pereferen memiliki karakteristik
saham biasa sebab tidak selamanya saham preferen bisa memberikan
penghasilan seperti yang dikehendaki pemegangnya seperti apabila suatu
saat emitem mengalami kerugian, maka tidak bisa menerima pembayaran
dividen yang sudah ditetapkan sebelumnya.
Saham preferen memberikan penghasilan yang lebih pasti dan
mendapatkan dividen yang disesuaikan dengan suku bunga. Pemegang
saham preferen tidak menanggung risiko sebesar pemegang saham biasa,
namun risiko pemegang saham preferen lebih besar jika dibandingkan
pemegang obligasi. Alasannya karena dalam situasi dimana emiten
dinyatakan pailit dan melakukan likuidasi, hak pemegang saham preferen
dalam pembayaran hasil likuidasi urutannya ada di bawah pemegang
obligasi. Pemegang obligasi lebih terjamin dalam hal penerimaan
penghasilan.
Karasteristik/ciri saham preferen, yaitu:
a. Mempunyai hak lebih dahulu memperoleh deviden
b. Dapat mempengaruhi manajemen perusahaan terutama dalam pencalonan
pengurus perusahaan
c. Memiliki hak pembayaran maksimum sebesar nilai nominal saham lebih
dahulu sebelum kreditor apabila saham tersebut dilikuidasi
d. Kemungkinan dapat memperoleh tambahan dari pembagian laba
perusahaan disamping penghasilan yang diterima secara tetap
e. Dalam hal perusahaan dilikuidasi, memperoleh hak pembagian kekayaan
perusahaan setelah semua kekayaan perusahaan dibagi
4. Obligasi
Obligasi adalah surat berharga atau sertifikat yang berisi kontrak antara
pemberi pinjaman dengan penerima pinjaman. Surat obligasi adalah
selembar kertas yang meyatakan bahwa pemilik kertas tersebut memberikan
pinjaman kepada perusahaan yang menerbitkan obligasi. Obligasi
memberikan penghasilan yang tetap yaitu berupa bunga yang dibayarkan
dengan jumlah tetap dalam waktu yang telah ditetapkan. Obligasi juga
memberikan kemungkinan untuk mendapatkan capital gain.
Sulit untuk menentukan penghasilan obligasi karena sulitnya
memperkiraka perkembangan suku bunga. Selain itu, pemegang obligasi
menghadapi risiko kapabilitas yaitu pelunasan sebelum jatuh tempo.
Sebelum obligasi ditaearkan di pasar, terlebih dahulu dibuat credit rating
yang menunjukkan seberapa aman suatu obligasi bagi pemodal. Salah satu
varian produk obligasi adalah obligasi konversi yang memiliki keunikan
yaitu dapat ditukar dengan saham biasa.
Apabila suku bunga yang ditawarkan obligasi konversi lebih tinggi dari
suku bunga bank atau perusahaan tidak membagikan dividen yang besar,
maka pemegang obligasi konevrsi tidak perlu mengkonversi obligasinya.
Imbalan yang dapat diperoleh pemegang obligasi konversi dapat terdiri atas
bunga, capital gain, atau mendapat diskon saat membeli. Risiko yang
dihadapi pemegang obligasi konversi adalah kesalahan di dalam emngambil
keputusan konversi.
Jenis-jenis obligasi, yaitu:
1. Obligasi suku bunga tetap
Obligasi suku bunga tetap memiliki kupon dengan jumlah tetap yang
dibayar secara berkala sepanjang masa berlakunya obligasi.
2. Obligasi Suku Bunga Mengambang
Obligasi dengan tingkat suku atau yang biasa disebut dengan Floating
rate note (FRN) telah menghitung jumlah kupon bunga mengacu pada
indeks pasar uang seperti LIBOR atau Euribor.

3. Junk Bond
Junk bond atau “obligasi berimbal hasil tinggi” adalah obligasi yang
dinilai di bawah investment grade oleh lembaga pemeringkat kredit.
Oleh karena itu, obligasi jenis ini memiliki resiko yang cukup tinggi
sehingga investor mengharapkan hasil yang lebih tinggi.
4. Obligasi Tanpa Bunga
Obligasi tanpa bunga atau lebih dikenal dengan (obligasi zero coupon)
adalah obligasi yang tidak memberikan pembayaran bunga. Obligasi ini
diperdagangkan dengan diskon besar dari nilai nominal. Pemegang
obligasi menerima jumlah pokok penuh dibayarkan pada saat jatuh
tempo obligasi.
5. Obligasi Inflasi
Obligasi Inflasi atau yang lebih dikenal dengan (inflasi obligasi terkait),
di mana jumlah pokok utang pada obligasi tersebut adalah diindeks
terhadap inflasi. Tingkat bunga obligasi ini lebih rendah dari obligasi
bunga tetap. Namun, dengan jumlah pokok tumbuh sejalan dengan
inflasi, pembayaran akan juga meningkat.
6. Obligasi Indeks
Obligasi indeks lainnya, adalah ekuitas (equity linked notes) berbasis
utang dan obligasi diindeks pada indikator bisnis seperti penghasilan,
nilai tambah ataupun pada indeks nasional seperti Produk domestik
bruto.
7. Efek Beragun Aset
Efek Beragun Aset adalah obligasi yang pembayaran bunga dan pokok
yang didukung oleh arus kas yang berasal dari aset. Contoh jenis
obligasi yang berbasis mortgage Securities (mortgage-backed security-
MBS), kewajiban hipotek yang dijamin (CMOS) dan jaminan
kewajiban utang (CDO).
8. Obligasi Subordinasi
Obligasi subordinasi adalah mereka yang memiliki prioritas lebih
rendah dibandingkan obligasi lainnya yang diterbitkan oleh penerbit
dalam hal terjadinya likuidasi. Dalam kasus kebangkrutan, ada hirarki
kreditor. Yang pertama adalah pembayaran dari likuidator, kemudaian
pembayaran utang pajak, dan lain-lain.
9. Obligasi Abadi
Obligasi abadi Obligasi tidak memiliki masa jatuh tempo. Obligasi jenis
ini dikenal di pasar obligasi adalah “UK Consols” yang diterbitkan oleh
pemerintah Inggris, atau juga dikenal sebagai Treasury Annuities atau
Undated Treasuries. Beberapa obligasi ini pertama kali diterbitkan pada
tahun 1888 dan masih diperdagangkan hingga hari ini.
10. Obligasi Atas Unjuk
Obligasi atas unjuk adalah sertifikat resmi tanpa nama pemegang
dimana siapapun yang memegang obligasi tersebut dapat menuntut
pembayaran obligasi yang dipegangnya tersebut. Seringkali mereka
terdaftar dengan nomor untuk mencegah pemalsuan namun dapat
diperdagangkan seperti layaknya uang tunai.
11. Obligasi Tercatat
Obligasi tercatat adalah obligasi yang kepemilikannya ataupun
peralihannya didaftarkan dan dicatat oleh penerbit atau oleh lembaga
administrasi efek. Pembayaran pembayaran pokok utang bunga dan
akan dtransfer langsung kepada pemegang obligasi yang namanya
tercatat.
12. Obligasi Daerah
Obligasi daerah di Amerika Serikat yang dikenal sebagai (municipal
bond) adalah obligasi yang diterbitkan oleh negara-negara, wilayah,
kota, pemerintah daerah, atau badan-badan mereka. Bunga yang
dibayarkan kepada pemegang obligasi sering dikenakan pajak oleh
negara yang mengeluarkan, meskipun obligasi daerah yang diterbitkan
untuk tujuan tertentu dapat dikenakan pajak.
13. Obligasi Tanpa Warkat
Obligasi tanpa warkat atau lebih dikenal sebagai ikatan
Pemindahbukuan adalah obligasi yang tidak memiliki sertifikat, dimana
mahalnya biaya pembuatan sertifikat obligasi dan kupon
mengakibatkan timbulnya semacam ini. Obligasi ini menggunakan
sistem elektronik terpadu yang mendukung penyelesaian
pemindahbukuan dari transaksi efek di pasar modal.
14. Obligasi Lotere
Obligasi lotere atau juga disebut Lottery bond adalah obligasi yang
diterbitkan oleh suatu negara (biasanya negara-negara Eropa). Bunga
dibayarkan seperti tata cara pembayaran bunga pada obligasi suku
bunga tetap, tetapi penerbit obligasi akan menebus obligasi yang acak
pada waktu tertentu dimana penebusan obligasi yang beruntung terpilih
akan dilakukan dengan harga yang lebih tinggi dari nilai yang tertera
pada obligasi .
15. Obligasi Perang
Obligasi perang atau War bond adalah suatu obligasi yang diterbitkan
oleh suatu negara guna membiayai perang.
5. Waran
Waran adalah hak untuk membeli saham biasa pada waktu dan harga
yang sudah ditentukan. Biasanya waran dijual dengan surat berharga lainnya.
Penerbit waran harus memili sajam yang nantinya dikonversi oleh pemegang
saham. Waran dapat diperjualbelikan dan ditukar dengan saham. Pendapatan
bunga diperoleh pemodal yang memberi wara yang menyertai obligasi.
Obligasi ini disertai waran yang bisa dikonversi menjadi saham pada
sewaktu-waktu mendatang. Suku bunga obligasi yang disertai waran
biasanya lebih rendah dari suku bunga bank.
Untuk mendapatlan dividen, pemodal harus bersedia menanam saham
dalam waktu yang relatif lama. Capital gain bisa didapat apabila pemegang
obligasi yang disertai waran menjual dengan harga yang lebih tinggi dari
harga ketika memperolehnya. Capital gain juga bisa didapat jika pemegang
obligasi yang disertai waran mendapatkan diskon pada saat melakukan
pembelian dan bisa didapat apabila setelah melakukan konversi menjadi
saham biasa, pemodal bisa menjual sahamnya di atas harga perolehan.
6. Right Issue
Right issue merupakan hak bagi pemodal untuk membeli saham baru
yang dikeluarkan emiten. Right issue dapat diperdagangkan. Right issue
memiliki kemampuan untuk memberikan penghasilan yang sama dengan
membeli saham tetapi dengan modal yang lebih rendah. Imbalan yang akan
didapat dari right issue adalah dividen dan capital gain.
Beberapa alasan emiten di pasar modal melakukan right issue.
a. Untuk mendapatkan tambahan modal dalam ekspansi usaha, atau sekedar
memperkuat struktur modal. Ini bentuk right issue yang terbaik.
b. Untuk membayar utang.
c. Untuk memberikan bonus kepada manajemen atau karyawan perusahaan,
dalam bentuk saham. Right issue seperti ini biasanya tanpa HMETD
d. Untuk menambah kepemilikan saham pada anak usaha. (ELTY).
e. Untuk menambah jumlah saham di market, agar lebih likuid, dan agar
market cap perusahaan menjadi lebih besar.
7. Stock Options
Stock options (opsi saham) adalah kontrak sederhana yang
memperbolehkan pemiliknya untuk menjual (put options) atau membeli (call
options) sebuah stock dengan harga yang sudah ditentukan sebelum
kedaluwarsa.
- Call options adalah suatu hak untuk membeli sebuah aset pada harga
kesepakatan dan dalam jangka waktu tertentu yang disepakati sebelum
jatuh tempo.
- Put options adalah suatu hak untuk menjual sebuah aset pada harga
kesepakatan dan dalam jangka waktu tertentu yang disepakati sebelum
jatuh tempo.
Setiap kontrak dari stock options telah tertulis dengan mengikuti
spesifikasi yang sudah distandarisasi, yaitu meliputi stock yang
diperjanjikan (underlying stock), harga kesepakatan (strike price), jangka
waktu berlakunya option (expiration date), jumlah lot (lot size), jenis opsi
(call option atau put option), dan ketentuan pengiriman (terms of delivery).
Ada beberapa jenis stock options yang diperdagangkan, yaitu:
a. Exchange Traded Stock Options atau Listed Options, stock options yang
dapat diperdagangkan oleh siapa saja di dalam bursa perdagangan stock
options umum melalui serang perantara. Listed opstions meliputi opsi
saham, opsi komoditas, opsi obligasi, opsi indeks saham, opsi kontrak
berjangka, dan lain-lain.
b. Over-The-Counter (OTC) Stock Options, stock options yang telah
diubah dan disesuaikan dengan sangat tinggi dan diperdagangka di
dalam pasar Over-The-Couter (OTC) yang mana lebih sedikit
likuiditasnya dan lebih sedikit terakses oleh khalayak umum. Opsi yang
sering diperdagangkan di pasar OTC adalah opsi suku bunga, opsi valuta
asing, dan opsi swap.
c. Exotic Options, stock options yang sangat tinggi diubah-disesuaikan dan
sangat kompleks, biasanya diperdagangkan hanya di pasar OTC.
d. Employee Stock Options (Opsi Saham Karyawan), stock options yang
diperikan kepda apara karyawan oleh perusahaan. Perusahaan berlaku
sebagai pedagang dar stock options kepada karyawan-karyawannya.
Stock options ini biasanya diberikan kepada karyawan sebagai
kompesasi atau bonus atas pencapaian kerja.
 Strategi Informasi di Pasar Modal
Strategi dasar investor yang akan meningkatkan kinerja atau nilai portofolio
investasi menjadi lebih baik adalah dengan mengikuti prinsip “Keep your alpha
high and your beta low”. Prinsip ini berarti bahwa investor akan selalu
mempertimbangkan berapa tingkat risiko dan keuntungan yang akan diperoleh.
Beberapa srategi yang digunakan dalam melakukan investasi khususnya dalam
bentuk saham, yaitu:
- Megumpulkan beberapa jenis saham dalam satu portofolio.
- Membeli di pasar perdana dan dijual setelah saham tersebut dicatatkan di
bursa.
- Beli dan simpan.
- Membeli saham tidur yang merupakan saham yang jarang atau tidak
pernah ada transaksi yang biasanya disebabkan karena jumlah saham
yang dicatatkan terlalu sedikit atau dikuasai oleh investor institusi dan
pemilik saham lama.
- Startegi berpindah dari saham yang satu ke saham yang lain.
- Konsentrasi pada industri tertentu.
- Reksa dana.
Strategi investasi yang juga penting adalah pertimbangan mengenai tujuan
investasi, tingkat toleransi terhadap risiko, dan jangka waktu investasi. Investor
juga harus mempelajari emiten yang menerbitkan efekt. Apabila investor
mempunyai keterbatasan baik dalam hal waktu maupun kemampuan dalam
menganalisis, perusahaan-perusahaan efek biasanya memberikan jasa
profesional untuk melakukan analisis saham/obligasi.
https://winvestionary.blogspot.co.id/2016/03/alur-investasi-reksa-dana.html

You might also like