Professional Documents
Culture Documents
Topik 6 Audit Hutang
Topik 6 Audit Hutang
6.1 Pengertian
Kewajiban jangka pendek (Current Liabilities) adalah kewajiban perusahaan
kepada pihak ketiga, yang jatuh tempo atau harus dilunasi dalam waktu kurang
atau sama dengan satu tahun, atau dalam satu siklus operasi normal
perusahaan, biasanya dengan menggunakan harta lancar (current assets)
perusahaan.
Kewajiban jangka panjang (Long Term Liabilities) adalah kewajiban perusahaan kepada
pihak ketiga, yang jatuh tempo atau harus dilunasi dalam waktu lebih dari satu tahun
yang akan datang.
10. Penyajian kewajiban jangka pendek didalam neraca dan catatan atas laporan
keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia
(SAK).
Beberapa ciri internal control yang baik atas kewajiban jangka pendek :
o Adanya pemisahan tugas antara bagian pembelian, bagian penerimaan barang,
bagian gudang, bagian akuntansi dan bagian keuangan.
o Dibuatnya buku tambahan (subsidiary ledger) untuk hutang dagang, dan setiap
akhir bulan jumlah saldo hutang dagang menurut subsidiary ledger harus
dibandingkan (direconcile) dengan saldo hutang dagang menurut general ledger
yang merupakan perkiraan pengendali (controlling account).
o Faktur pembelian dan dokumen pembelian lainnya harus dicap lunas (stamp
paid) untuk menghindari digunakannya dokumen-dokumen tersebut untuk
proses pembayaran yang kedua kalinya.
Penyajian kewajiban jangka pendek didalam neraca dan catatan atas laporan keuangan
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum (SAK) :
Misalnya, jika perusahaan mempunyai kredit jangka pendek dari bank atau
mempunyai hutang leasing, maka dalam catatan atas laporan keuangan harus
diungkapkan antara lain :
o
Plafond kredit
Pemeriksaan Hutang| 84
o
Jangka waktu kredit
o
Tingkat bunga-
o
Jaminan kredit
o
Pengembalian kredit dan pembayaran bunga apakah dalam rupiah atau mata uang
asing
o
Nilai tunai aktiva dalam rangka sewa guna
o
Jenis leasing
o
Jangka waktu leasing
Beberapa ciri internal control yang baik atas kewajiban jangka panjang :
o Perolehan kewajiban jangka panjang harus mendapat persetujuan pejabat
perusahaan yang berwenang (Direksi, Dewan Komisaris, Rapat Umum Pemegang
Saham), biasanya dalam bentuk notulen rapat.
o Kewajiban jangka panjang yang harus dibayar kembali dalam mata uang
asing dicover dengan SWAP, untuk mencegah kerugian yang timbul jika terjadi
depresiasi nilai rupiah ataupun devaluasi.
o Perusahaan yang menjual obligasi sebaiknya menggunakan independent trustee
(biro administrasi efek) untuk : mengadministrasikan obligasi yang beredar,
mengurus pembayaran bunga obligasi, dan mengurus pelunasan obligasi yang
jatuh tempo.
2. Minta rincian dari kewajiban jangka pendek, baik hutang dagang maupun
kewajiban lainnya, kemudian periksa penjumlahannya (footing) serta cocokkan
saldonya dengan saldo hutang di buku besar (controlling account)
4. Secara test basis (sampling), periksa bukti pendukung dari saldo hutang kepada
beberapa supplier, perhatikan apakah angkanya cocok dengan purchase
requisition, purchase order, receiving report dan supplier invoice. Periksa juga
perhitungan mathematic (mathematical accuracy) dari dokumen-dokumen
tersebut dan otorisasi dari pejabat perusahaan yang berwenang.
8. Seandainya ada hutang kepada bank baik dalam bentuk kredit modal kerja,
kredit investasi, maupun kredit overdraft, maka kirim konfirmasi ke bank,
periksa Surat perjanjian kreditnya dan buatkan excerpt dari perjanjian kredit
tersebut, dan periksa otorisasi dari direksi, dewan komisaris dan RUPS untuk
perolehan kredit bank tersebut.
9. Seandainya ada hutang dari pemegang saham atau dari direksi atau dari
perusahaan afiliasi, yang harus dilunasi dalam waktu satu tahun yang akan
datang, harus dikirim konfirmasi, periksa perjanjian kreditnya dan periksa
apakah ada pembebanan bunga etas pinjaman tersebut.
10. Seandainya ada hutang leasing, periksa apakah pencatatannya sudah sesuai
dengan standar akuntansi sewa guna usaha (PSAK No.30) dan apakah bagian
yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun yang akan datang sudah dicatat
(direklasifikasi) sebagai kewajiban jangka pendek.
11. Periksa perhitungan dan pembayaran bunga, apakah sudah dilakukan secara
akurat dan tie-up jumlah beban bunga tersebut dengan jumlah yang tercantum
pada laporan laba rugi, perhatikan juga aspek pajaknya.
12. Seandainya ada saldo debit dari hutang dagang maka harus ditelusuri apakah
ini merupakan uang muka pembelian atau karena adanya pengembalian barang
yang dibeli tetapi sudah dilunasi sebelumnya. Kalau jumlahnya besar (material)
harus direklasifikasi sebagai piutang.
13. Seandainya ada uang muka penjualan pertanggal neraca, periksa bukti
pendukungnya dan periksa apakah saldo tersebut sudah diselesaikan di periode
berikutnya (subsequent clearance) misalnya dengan mengirimkan
barang yang dipesan oleh pembeli.
14. Seandainya ada kredit jangka panjang, harus diperiksa apakah bagian yang jatuh
tempo satu tahun yang akan datang sudah direklasifikasi sebagai kewajiban
jangka pendek.
15. Seandainya ada kewajiban dalam mata uang asing, periksa apakah saldo
tersebut per tanggal neraca telah dikonversikan kedalam rupiah dengan
menggunakan kurs tengah Bank Indonesia per tanggal neraca, dan selisih kurs
yang terjadi dibebankan/dikreditkan pada rugi laba tahun berjalan.
16. Untuk hutang PPh 21 dan PPN periksa apakah hutang tersebut sudah dilunasi
Pemeriksaan Hutang| 87
pada periode berikutnya. Seharusnya hutang PPh 21 dan PPN per 31 December
dilunasi di bulan Januari tahun berikutnya. Sedangkan untuk PPh Badan harus
diperiksa apakah pada waktu mengisi dan memasukkan SPT PPh Badan,
perusahaan telah membayar PPh 29 (setoran akhir).
17. Periksa dasar perhitungan accrued expenses yang dibuat oleh perusahaan,
apakah reasonable dan konsisten dengan dasar perhitungan tahun
sebelumnya. Selain itu harus diperiksa pembayaran sesudah tanggal neraca.
18. Periksa notulen rapat direksi, pemegang saham dan perjanjian-perjanjian
yang dibuat perusahaan dengan pihak ketiga, untuk mengetahui apakah
semua kewajiban yang tercantum dalam notulen dan perjanjian tersebut sudah
dicatat per tanggal neraca.
19. Kirim konfirmasi kepada penasihat hukum perusahaan.
20. Periksa apakah penyajian kewajiban jangka pendek di neraca dan catatan atas
laporan keuangan sudah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia (SAK).
6.4 Rangkuman
kepada pihak ketiga, yang jatuh tempo atau harus dilunasi dalam waktu
kurang atau sama dengan satu tahun, atau dalam satu siklus operasi
normal perusahaan, biasanya dengan menggunakan harta lancar (current
assets) perusahaan.
3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Current Portion of Long Term Loan !
Jawab :
Per tanggal neraca, bagian dari kewajiban jangka panjang yang jatuh tempo
satu tahun yang akan datang harus direklasifikasi dari kewajiban jangka panjang
ke kewajiban jangka pendek.
Petunjuk :
Tuliskan B jika menurut Saudara, kalimat berikut ini Benar dan
S jika Salah.
ketiga, yang jatuh tempo dalam waktu kurang atau sama dengan satu tahun
dengan menggunakan harta tetap perusahaan.
2. Overdraft facility adalah fasilitas yang diperoleh perusahaan dari suatu bank
untuk membeli kendaraan melalui perusahaan leasing.
3. Bunga kredit modal kerja maupun kredit rekening koran dihitung dari jumlah
kredit yang diberikan bank (plafond kredit)
4. Bagian kewajiban jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun
yang akan datang, tidak boleh direklasifikasi sebagai kewajiban jangka
pendek.
5. Hutang leasing untuk pembelian mesin pabrik seluruhnya harus disajikan
sebagai kewajiban jangka panjang.
6. Hutang perusahaan afiliasi adalah hutang yang diberikan oleh pemegang saham
utama, tanpa bunga dan tanpa batas waktu.
7. Perusahaan mempunyai kecenderungan untuk mencatat kewajibannya lebih
rendah dari yang sebenarnya dengan tujuan untuk melaporkan laba lebih
besar dari jumlah yang sebenarnya
8. Accounts payable angkanya pasti karena perusahaan mencatat
kewajibannya berdasarkan invoice yang diterimanya dari supplier.
Sedangkan accrued expenses angkanya didasarkan pada estimasi,
sehingga jumlahnya kurang pasti dibandingkan accounts payable.
9. Salah satu tujuan pemeriksaan kewajiban jangka pendek adalah untuk
memeriksa apakah kewajiban jangka pendek yang tercantum di neraca
didukung oleh bukti-bukti yang lengkap dan berasal dari transaksi yang
betul-betul terjadi.
10. Kewajiban jangka pendek dalam mata uang asing per tanggal neraca harus
dikonversikan kedalam rupiah dengan menggunakan kurs tengah Bank
Indonesia per tanggal neraca dan selisih kurs yang terjadi sudah
dibebankan/dikreditkan pada rugi laba tahun berjalan.
11. Bank Default adalah kesalahan suatu bank dalam menghitung bunga kredit
nasabahnya.
12. Salah satu ciri internal control yang baik atas kewajiban jangka pendek
adalah adanya pemisahan tugas antara bagian pembelian, bagian
Pemeriksaan Hutang| 92
35. Kewajiban jangka panjang dalam valuta asing per tanggal neraca tidak harus
dikonversikan kedalam rupiah dengan menggunakan kurs tengah Bank
Indonesia per tanggal neraca, cukup dengan menggunakan kurs yang
ditentukan Dirjen Pajak setiap 3 bulan sekali.
36. D i s c o u n t atau premium dari obligasi dapat diamortisasi
d e n g a n menggunakan straight line atau declining balance method.
37. Bank Default adalah pelanggaran terhadap kriteria-kriteria yang tercantum
dalam perjanjian kredit, misalnya :
o Tidak boleh membagi dividen sebelum hutang kepada bank dilunasi.
o Current ratio harus dijaga pada tingkat tertentu.
38. Auditor harus yakin bahwa hal-hal yang penting mengenai kewajiban jangka
panjang dan perkiraan laba rugi yang bersangkutan sudah dijelaskan dengan
cukup dalam catatan atas laporan keuangan. Misalnya : plafond kredit, tingkat
bunga, jaminan kredit dan lain- lain.
39. Salah satu prosedur audit dalam memeriksa kewajiban jangka panjang adalah :
kirim konfirmasi atas hutang pemegang saham, direksi dan perusahaan afiliasi.
40. Salah satu kriteria dari capital lease adalah : seluruh pembayaran berkala yang
dilakukan oleh penyewa guna usaha ditambah dengan nilai sisa mencakup
pengembalian harga perolehan barang modal yang disewa guna usaha serta
bunganya, sebagai keuntungan perusahaan sewa guna usaha (full payout
lease).