Professional Documents
Culture Documents
LP Stoke Fix
LP Stoke Fix
a. Atherosklerosis
2) Emboli
Emboli serebral merupakan penyumbatan pembuluh darah otak oleh
bekuan darah, lemak dan udara. Pada umumnya emboli berasal dari
thrombus di jantung yang terlepas dan menyumbat sistem arteri
serebral. Emboli tersebut berlangsung cepat dan gejala timbul kurang
dari 10-30 detik. Beberapa keadaan dibawah ini dapat menimbulkan
emboli :
5. Manifestasi klinis
Gejala klinis stroke sangat tergantung kepada daerah otak yang terganggu
aliran darahnya dan fungsi daerah otak yang mengalami gangguan aliran darah
tersebut. Manifestasi klinik pada umumnya adalah kelumpuhan sebelah badan,
gangguan perasaan sebelah badan, bicara terganggu bisa tidak dapat berbicara
atau tidak mengerti pembicaraan, gangguan menelan, mulut mencong, gangguan
keseimbangan, gangguan penglihatan sampai kesadaran menurun, kemudian
pasca-stroke bisa terjadi antara lain epilepsi, demensia atau pelupa dan depresi
(Nasution,2007).
Adapun gejala klinis stroke menurut Batticaca (2008), dibedakan menurut
jenis stroke, antara lain :
e. Bicara cadel.
h. Nyeri kepala.
6. Pemeriksaan Diagnostik
Menurut (Doenges dkk, 1999) pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan
pada penyakit stroke adalah:
1. Penatalaksanaan
Untuk mengobati keadaan akut perlu diperhatikan faktor faktor kritis
sebagai berikut:
2. Tindakan konservatif
1) Fasodilator yang meningkatkan aliran darah cerebral (ADS) secara
percobaan, tetapi maknanya: pada tubuh manusia belum dapat
dibutuhkan
2) Dapat diberikan histamin, aminophilin, acetazolamide, papaverin
intra arterial
3) Anti agregasi trombosis seperti aspirin, digunakan untuk
menghambat reaksi pelepasan agregasi. Trombosis yang terjadi
ulcerasi alteroma
3. Tindakan pembedahan untuk memperbaiki aliran darah cerebral,
misalnya pada tindakan endarterectomy carotis.
b. Penatalaksanaan Di Rumah
1. Kelumpuhan/ kelemahan
1. Posisi tempat tidur dan terapi fisik untuk stroke. Tempat tidur ideal
untuk pasien stroke adalah tempat tidur yang padat dengan bagian
kepala cukup keras untuk menopang berat ketika disandarkan.
Membalikkan pasien dari satu sisi ke sisi lainnya dan mengubah
posisi lengan dan tungkai setiap 2 jam. Pijatlah tungkai yang
lumpuh 1-2 kali sehari. Menopang tungkai yang lemah dengan
bantal. Dan ini pula merupakan bagian dari cara merawat pasien
stroke.
2. Membalik pasien. Untuk membalik pasien di tempat tidur, orang
yang merawat harus menyelipkan lengan mereka di bawah tubuh
penderita stroke dan menarik pasien ke arah mereka. Jika pasien
sudah berputar, bukalah dan kencangkan sprei di bawahnya.
Punggung pasien diperiksa untuk melihat tanda-tanda dekubitus.
Karena dengan pasien yang terbaring lemah di tempat tidur dalam
jangka waktu lama akan bisa menimbulkan tanda-tanda dekubitus
termasuk tanda dekubitus pasien stroke.
3. Perawatan kulit pada pasien stroke. Sama halnya dengan di atas,
bahwa tujuan perawatan kulit penderita stroke ini juga mencegah
adanya dekubitus. Membersihkan kulit dengan air hangat, spons
dan sedikit antiseptik atau sabun paling tidak sehari sekali. Kulit
penderita harus dijaga tetap kering dan bila perlu diberi bedak.
4. Perawatan Mata dan Mulut. Pada pasien yang mengalami kesulitan
dalam menelan dan minum maka pada bagian mulutnya pula harus
dibersihkan dengan sikat yang lembut dan lembab. Menggunakan
kain lembab yang bersih ketika membersihkan kelopak mata bila
diperlukan.
5. Menelan dan Makan. Dalam hal membantu mengatasi kesulitan
dalam menelan ini dipelukan pula bantuan ahli terapi wicara dan
juga ahli gizi akan bisa memberikan nasehat berkaitan dengan
konsistensi makanan serta minuman yang sesuai. Bila mengalami
gangguan menelan, bila perlu memberikan makanan melalui selang
(NGT Nas Gastric Tube) yaitu selang yang dimasukkan dari
hidung sampai dengan lambung untuk memudahkan pemberian
makanan. Untuk mencegah tersedak dan juga pneumonia aspirasi,
semua makanan harus dimakan dalam keadaan duduk, jangan
dengan berbaring.
1. Pathways
DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer, Suzanne; Suzanne; and Benda G Bare. (2001), Buku Saku Ajar
Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8. Jakarta: EGC
Suprajitno. (2004). Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakata: EGC.
Carpenito, L. J. Handbook of Nursing Diagnosa. Edisi 8, Alih Bahasa Monica
Ester. (2001). Jakarta: EGC
Carpenito, L. J. (1999) Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 7, Alih Bahasa
Monica Ester. Jakarta: EGC
Friedman, M. M. (1998). Keperawatan Keluarga Teori dan Praktek, Edisi 3.
Jakarta: EGC
Effendy. N (1998). Dasar- dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat, Edisi 2.
Jakarta; EGC
Doengoes. M. E, Et. All. Nursing Care Plans Guidelines for Planning and
Documenting Patient Care, Edisi 3. Alih Bahasa: I Made Kariasa, Et. All.
2000. Jakarta: EGC
Long. Barbara. C. Essential of Medical Surgical Nursing, Penerjemah R. Karnaen,
Et. All, Edisi ke 3. 1996. Bandung: Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan
Keperawatan Padjajaran.
Zendy. George. L. Pengelolaan Mutahir Stroke. 1992
Shepherd., Robert. B. M. Motor Relearning Programme for Stroke
Suyono, Haryono, 2006. Meningkatnya Penduduk Rawan Stroke, (Online),
(http://www.cybermed.cbn.net.id. Diakses 2 November 2007)
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2006. Stroke, (Online), (http://
depkes.co.id/stroke.html)
3.3. Intervensi dan Rasional
3. Pengetahuan:
Manajemen Nyeri:
- Tanda dan gejala
nyeri (4)
- Strategi untuk
mengontrol nyeri (4)
- Pembatasan aktivitas
(4)
4. Tingkat Nyeri :
- Nyeri yang
dilaporkan (4)
- Ekspresi nyeri wajah
(4)
- Kehilangan nafsu
makan (4)
- Panjangnya episode
nyeri (4)
Catatan :
1 (Berat)
2 (Cukup berat)
3 (sedang)
4 (Ringan)
5 (Tidak ada)
2. Hambatan Mobilitas Fisik 1. Penampilan Mekanik Peningkatan Mekanika Tubuh Peningkatan Mekanika Tubuh
(00085) Tubuh Observasi Observasi
Domain 4 : Aktivitas/Istirahat 2. Berat badan :massa 1. Kaji pemahaman mengenai 1. Mengetahui aktifitas apa saja
Kelas 2: aktivitas/latihan tubuh mekanika tubuh dan latihan yang boleh dilakukan oleh
3. Partisipasi dalam (misalnya, mendemonstrasikan klien kemudian
Definisi : keterbatasan dalam latihan kembali tekhnik melakukan mendemonstrasikan kembali
gerakan fisik atau satu atau lebih aktivitas/latihan yang benar) tekhnik melakuakan aktivitas
ektremitas secara mandiri dan Tujuan : Setelah dilakukan yang benar hal ini membantu
terarah tindakan keperawatan … X dalam proses penyembuhan.
24 jam, Hambatan mobilitas 2. Kaji kesadaran pasien tentang 2. Mengetahui apa saja yang
Batasan karakteristik : fisik dapat diatasi dengan : abnormalitas menyebabkan kesadaran
- Gangguan sikap berjalan muskuloskeletalnya dan efek klien menurun akibat
- Gerakan lambat Kriteria Hasil : yang mungkin timbul pada abnormalitas
- Instabilitas postur 1. Penampilan Mekanik jaringan otot dan postur musculoskeletal dan
- Keterbatasan rentan gerak tubuh : mengetahui efek yang
- Penurunan kemampuan - Menggunakan postur ditimbulkan pada jaringan
untuk melakukan tubuh yang benar otot dan postur hal ini
keterampilan motorik kasar untuk berdiri (5) membntu dalam proses
- Menggunakan postur penyembuhan klien.
Faktor yang berhubungan : tubuh yang benar Tindakan Mandiri Tindakan Mandiri
- Gangguan muskuloskeletal untuk duduk (5) 3. Bantu untuk 3. Dengan posisi tidur yang
- Kerusakan integritas struktur - Menggunakan alat mendemonstrasikan posisi tidur tepat membantu dalam proses
tulang bantu dengan tepat yang tepat penyembuhan dan membuat
- Nyeri (4) pasien nyaman saat tidur.
- Menggunakan 4. Gunakan prinsip mekanika 4. Melihat sejauh mana tubuh
mekanika tubuh tubuh ketika menangani pasien klien mampu melakuakan
yang tepat dan memindahkan peralatan aktifitas apa saja yang bisa
Catatan : dilakukan dan apa saja
1 (tidak pernah aktifitas yang tidak boleh
menunjukan) dilakuakan.
2 (jarang menunjukan)
3 (kadang-kadang 5. Bantu pasien/keluarga untuk 5. Penyesuaian latihan postur
menunjukan) mengidentifikasi latihan postur tubuh yang sesuai ini, agar
4 (sering menunjukan) tubuh yang sesuai klien saat melakukan latihan
5 (secara konsisten tidak menimbulkan masalah
menunjukan) yang mungkin dapat
memperburuk keadaan klien.
2. Berat badan :massa
tubuh 6. Instruksikan pasien untuk 6. dengan melakukan latihan ini
- Berat badan(4) menggerakan kaki terlebih secara rutin membantu dalam
Ket: dahulu kemudian badan ketika proses penyembuhan klien
1. =devisiasi berat dari memulai berjalan dari posisi terutama berjalan dapat
kisaran normal berdiri mengembalikan mobilitas
2. =devisiasi yang cukup tubuh.
besar dari kisaran Health Education
normal Health Education 7. Membantu klien memahami
3. =devisiasi sedang dari 7. Edukasi pasien tentang masalah yang terjadi pada
kisaran normal pentingnya postur tubuh yang tubuhnya dan aktifitas apa
4. =devisiasi ringan dari benar utuk mencegah kelelahan, saja yang bisa dilakukan dan
kisaran norma ketegangan, atau injuri apa saja kegiatan yang dapat
5. =tidak ada devisiasi dari menimbulkan
kisaran normal kelelahan,ketegangan, dan
injury. Terkait pentingmya
masalah postur tubuh.
3. Partisipasi dalam 8. Adukasi pasien mengenai 8. Agar klien memahami apa
latihan bagaimana menggunakan saja kegiatan atau aktifitas
- Merencanakan latihan postur tubuh dan mekanika yang dapat dilakukan.
yang tepat dengan tenaga tubuh untuk mencegah injuri Penyesuaian terkait postur
kesehatan sebelum saat melakukan berbagai tubuh ini, membantu klien
memulai latihan aktivitas dalam mencegah terjadinya
- Mengidentifikasi masalah buruk yang akan
hambatan dalam program timbul dan dapat
latihan menghambat proses
- Patuh pada program penyembuhan pada klien.
latihan Kolaborasi Kolaborasi
9. Kolaborasikan dengan 9. Dengan melakukan fisioterpi
1 (tidak pernah fisioterapis dalam dapat membntu proses
menunjukan) mengembangkan peningkatan penyembuhan dengan cepat
2 (jarang menunjukan) mekanika tubuh, sesuai indikasi terkait masalah yang di
3 (kadang-kadang hadapi klien terutama pada
menunjukan) bagian persendian dan lutut.
4 (sering menunjukan) Bantuan Perawatan Diri Bantuan Perawatan Diri
5 (secara konsisten Observasi Observasi
menunjukan) 10. Monitor kemampuan perawatan 10. Membantu klien terkait apa
diri secara mandiri saja masalah yang dihadapi
klien.
DAFTAR PUSTAKA
Bickley, Lynn S. (2015). Buku Saku Pemeriksaan Fisik dan Riwayat Kesehata,
Edisi 7. EGC: Jakarta
[32]
http://journal.unair.ac.id/downloadfull/JBE8520ac4fullabstract.pdf. Diakses pada
hari Senin, 02 Oktober 2017 pukul 20.08. WITA.
https://www.verywell.com/what-is-the-prognosis-for-osteoarthritis-2552109
[33]