You are on page 1of 39

PANDUAN

Pembentukan &
Penyelenggaraan

Dewan
Riset
Daerah
DRD

KEMENTERIAN NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI


&
DEWAN RISET NASIONAL

Tahun 2007

© 2007 KNRT & DRN


PANDUAN DRD

Buku Panduan ini disusun bersama antara:

Asisten Deputi Urusan Pengembangan Kelembagaan


Deputi Bidang Pengembangan Sistem Iptek Nasional
Kementerian Negara Riset dan Teknologi
dengan
Sekretaris Dewan Riset Nasional

© 2007 KNRT & DRN

Alamat laman:
Kementerian Negara Riset dan Teknologi (KNRT):
http://www.ristek.go.id
Dewan Riset Nasional (DRN):
http://www.drn.go. id
PANDUAN DRD
Pad a era globalisasi dewas a ini, penguasaan ilmu
pengetahua n dan teknologi (iptek) merupak an salah
sat u fa kto r pe nt ing ya ng san ga t men en tu kan

KATA PENGANTAR
kema mpuan daya saing suat u bang sa. Hal ini dapa t
dilihat dari kecenderungan yang terjadi yakni pergeseran
paradigma pembangunan ekonomi, dari pembangunan
ekonomi yang berbasis sumber daya menjadi berbasis
pen getahu an. Dalam kontek s ini, pen guasaa n iptek
menj adi sa ngat stra tegis se bagai instru men un tuk
meningkatkan daya saing bangsa secara berkelanjutan.
Pembangunan iptek pada hakekatnya ditujukan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam rangka
membangun peradaban bangs a. Pembangunan iptek
dalam rangka pembangunan nasional perlu dilakukan
secara lebih terarah dan terpadu, agar hasilnya dapat
bermanfaat yang sebesar-besarnya bagi kepentingan
masyarakat dan bangsa. Untuk mewujudkan hal ini perlu
dil aku kan pen gem bangan sec ara sim ult an terhad ap
sis te m na sio na l pe ne li ti an , pe ng em ba ng an , da n
penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi (Sisnas P3
Iptek) yang mengandung dan membentuk keterkaitan
yang tidak terpisahkan dan saling memperkuat antara
unsur-unsur kelembagaan, sumber daya, serta jaringan
iptek dalam sat u kes atu an yang utu h di lingku ngan
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pengembangan
Sis nas P3 Ipt ek san gat str ate gis unt uk men duk ung
peningkatan daya saing bangsa secara keseluruhan.
Penyusunan arah dan prioritas pembangunan iptek, baik
© 2007 KNRT & DRN
1
PANDUAN DRD
nasional maupun daerah, merupakan langkah strategis
yang perlu dilakukan agar implementasi dari Sisnas P3
Iptek dapat optimal dalam mendukung pembangunan
KATA PENGANTAR

iptek nasional. Dalam UU No. 18 Tahun 2002 tentang


Si st em Na si on al Pe ne li ti an , Pe ng em ba ng an , da n
Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, secara
eksplisit dijelaskan mengenai pentingnya penyusunan
arah dan prioritas pembangunan iptek, baik nasional
maupun daerah. Untuk membantu pemerint ah dalam
menyusun arah serta kebijak an pemb angunan iptek,
maka Pem eri ntah Pus at diberi kewenangan untuk
membentuk Dewan Riset Nasional (DRN), sedangkan
Pe mer int ah Da er ah di be ri kew en an ga n un tu k
membentuk Dewan Riset Daerah (DRD).
Dengan demikian, dalam konteks otonomi daerah,
pembentukan DRD sangat strategis untuk mendukung
peningkatan daya saing daerah melalui pemberdayaan
lemba ga- lemba ga penelit ian dan penge mbang an di
da erah . Pemb en tu ka n DR D di ma ks ud ka n se ba ga i
pranata yang dibentuk oleh Pemerintah Daerah untuk
memperk uat per wuj udan otonomi daera h di bidang
iptek.
Pengembangan dan pemberda yaan DRD merupakan
la ng ka h st rate gi s un tu k me ni ng ka tk an daya sa in g
da er ah ya ng pa da gi lira nn ya ak an mem be ri kan
kontribusi yang signifikan bagi peningkatan daya saing
bangsa secara keseluruhan. Agar pengembangan dan
pemberdayaan DRD dapat dilaksanakan secara efektif

2
PANDUAN DRD
dan efisi en maka perlu dib uat suatu pan dua n yang
dapat digunakan sebagai acuan dalam pembentukan
dan penyelenggaraan DRD. Untuk mendukung hal ini,

KATA PENGANTAR
Kementeri an Negara Riset dan Teknologi bersama
de ng an De wa n Ri set Na sion al men yu sun bu ku
'Pedoman Pembentukan dan Penyelenggaraan DRD'
ini yang dapat digunakan sebagai salah satu bahan
acuan bagi Pemerintah Daerah dalam pembentukan
dan penyelenggaraan DRD sebagai lembaga publik
yang profesional. Dengan terbentuknya DRD sebagai
lembaga iptek di daerah, diharapkan pela ksanaan
pe mban guna n ip tek di daerah da pat berk ontribus i
se ca ra si gn if ik an ba gi pe ni ng ka ta n ke se ja ht eraa n
masyarakat di masing-masing daerah.

Jakarta, Juli 2007

Tim Penyusun

© 2007 KNRT & DRN


3
PANDUAN DRD

halaman
DAFTAR ISI

Kata Pengantar 1
Daftar Isi 4
Pendahulu an 5
Def inisi 6
Landasan Hukum Pembentukan DRD 11
Pembentukan DRD 12
Kedudukan dan Tugas Pokok DRD 13
Fungsi dan Peran DRD 14
Struktur Organisasi DRD 15
Keanggotaan DRD 20
Sasaran dan Pengelolaan Kegiatan DRD 22
DRD Sebagai Inisiator dan Akselerator 23
Pembangunan Iptek
Hubungan dan Mekanisme Kerja DRD-DRN 26
Luaran DRD 27
Pengambi lan Keputusan 30
Penyelenggaraan Sidang 31
Pedoman Prosedur DRD 33

4
PANDUAN DRD
Pembentukan DRD oleh Pemerintah Daerah secara
eksplisit diamanatkan dalam UU Nomor 18 Tahun 2002
tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan

PENDAHULUAN
dan Penerapan Iptek. Dalam Pasal 20 UU Nomor 18
Tahun 2002 disebutkan bahwa Pem eri ntah Dae rah
be rf un gs i men um bu hk em ba ng kan mot iva si,
memberikan stimulasi dan fasilitas, serta menciptakan
ikl im yang kon dusif bag i pertumbuhan ser ta sinerg i
unsur kelembagaan, sumber daya, dan jaringan iptek
di wilayah pemerintahannya sebagai bagian yang tidak
terpisahkan dari Sisnas P3 Iptek. Untu k menduku ng
fun gsi nya ter sebut, Pemeri nta h Dae rah mem ben tuk
DR D ya ng mew ak ili ma sya ra kat da ri un sur
kelembagaan iptek di daerahnya.
Agar pembentukan dan penyelenggaraan DRD dapat
dilakukan secara efektif dan efisien perlu disusun suatu
Pedoman Umum yang memuat secara garis besar tata
cara pembentuk an dan penyelenggara an DRD. Buku
pedoman ini merupakan anjuran yang dapat digunakan
sebagai bahan acuan dalam konteks pembentukan dan
pe ny el en gg ar aa n DR D. Da lam pr ak ti kn ya ,
pembentukan dan penyelenggaraan DRD disesuaikan
dengan potensi sumber daya dan kebutuhan masing-
masing daerah agar dapat memberikan kontribusi yang
optimal terhadap pembangunan iptek pada daerah yang
bersangk utan.

© 2007 KNRT & DRN


5
PANDUAN DRD
• Al ih te kn ol og i ad al ah pe ng al ih an ke ma mp ua n
memanfaatkan dan menguasai iptek antar lembaga,
badan, atau orang, baik yang berada di lingkungan
DEFINISI

dalam negeri maupun yang berasal dari luar negeri


ke dalam negeri dan sebaliknya.
• Dewan Riset Nasional adalah lembaga non struktural
yang dibentuk Pemerintah Pusat untuk menggali
pemikiran dan pandangan dari pihak-pih ak yang
berkepen tingan dengan perkembangan iptek di
Indonesia.
• Di fu si te kno log i ad al ah ke gi at an ad op si da n
pen era pan has il ino vas i sec ara leb ih eks ten sif
oleh penemunya dan/atau pihak-pihak lain dengan
tujuan untuk meningkatkan daya guna potensinya.
• Hak Kekayaan Intelektual yang selanjutnya disebut
HKI adalah hak memperoleh perlindung an secara
hukum atas kek ayaan intelektu al ses uai dengan
peraturan perundang-und angan.
• Ilmu pengetahuan adalah rangkaian penge tahuan
yan g digali, disusun , dan dikembang kan sec ara
si st em at is den ga n me ng gu na ka n pe nd ek at an
tertentu yang dilandasi oleh metodologi ilmiah, baik
yang bersifat kuantitatif, kualitatif, maupun eksploratif
untuk menerangkan pembuktian gejala alam dan/
atau gejala kemasyarakatan tertentu.
• Ilmu pengetahuan dan teknologi yang strategis
ad al ah be rb ag ai cab an g ip te k ya ng mem il iki

6
PANDUAN DRD
ke te rk ai ta n ya ng lua s de ng an ke ma jua n il mu
pengetahuan dan teknologi secara menyeluruh, atau
berpotensi memberikan dukungan yang besar bagi

DEFINISI
ke se ja ht er aa n ma sy ar ak at , ke ma ju an ba ng sa ,
kea ma na n da n ket ah an an ba gi pe rl ind un ga n
ne ga ra , pe les ta ri an fu ng si ling kun ga n hi du p,
pe les ta ri an ni lai luh ur bu da ya ba ng sa, se rt a
peningkatan kehidupan kemanusiaan.
• Inovasi adalah kegiatan penelitian, pengembangan,
da n/ at au pe re kay as aa n ya ng be rt uj ua n
me ng em ba ngk an pe ne ra pan pra kti s ni lai dan
konteks ilmu pengetahuan yang baru, atau cara baru
untuk menerapkan iptek yang telah ada ke dalam
produk atau proses produksi.
• Invensi adalah suatu ciptaan atau perancangan baru
yang belum ada sebelum nya yan g mem perka ya
kha za na h ser ta da pa t di pe rg un ak an un tu k
menye mpurn akan atau memperb aru i Iptek yan g
telah ada.
• Le mb ag a pe ne li ti an da n pe ng em ba ng an ya ng
sel an jut ny a di seb ut lem ba ga litb an g ad al ah
lembag a yang mel aksanakan keg iatan peneli tian
dan/a tau penge mbangan.
• Men teri adalah menteri yang mempunyai tugas
membantu Presiden dalam membuat kebijakan dan
mel ak uk an koo rd ina si di bi da ng ri set ilmu
pengetahuan dan teknologi.

© 2007 KNRT & DRN


7
PANDUAN DRD
• Organisasi profesi adalah wadah masyarakat ilmiah
da la m sua tu cab an g at au lint as di sipl in il mu
pe nget ah uan dan te knol og i, at au su atu bi dang
DEFINISI

kegi atan profesi, yang dijamin oleh negara untuk


mengembangkan profesionalisme dan etika profesi
da lam mas ya ra kat , ses ua i de ng an pe ra tu ra n
perundang-undangan.
• Pemerintah daerah adalah kepala daerah (Gubernur,
Bupati ata u Walikot a) bes erta perang kat daerah
otonom yan g lain sebagai unsur penye lenggara
pemerintahan daera h.
• Pemerintah pusat, selanjutnya disebut Pemerintah,
ad al ah pe ra ng kat Ne ga ra Ke sat ua n Re pu bl ik
Indonesia yang terdiri atas Presiden beserta para
menteri.
• Penelitian adalah kegiatan yang dilakukan menurut
kaidah dan metode ilmiah secara sistematis untuk
memperoleh informasi, data, dan keterangan yang
berk aitan de ngan pema haman dan pemb uktian
kebenaran atau ketidakbenaran suatu asumsi dan/
at au hi po te sis di bi da ng ip te k ser ta men ar ik
kesimpulan ilmiah bagi keperluan kemajuan iptek.
• Penerapan ada lah pem anfaatan has il penelitia n,
pengembangan, dan/atau iptek yang telah ada ke
dalam kegiatan perekayasaan, inovasi, serta difusi
teknologi.

8
PANDUAN DRD

• Pe ng em ba ng an ad al ah keg iat an ipt ek ya ng


be rtuj ua n me ma nf aa tkan ka id ah da n teor i ilmu
pengetahuan yang telah terbukti kebenarannya untuk

DEFINISI
men ing kat kan fun gsi , man faa t, dan apl ika si ilm u
pengetahuan dan teknologi yang tel ah ada, atau
menghasilkan teknologi baru.
• Per ekaya saan adalah kegiatan penerap an iptek
dalam bentuk desain dan rancang bangun untuk
men gh as ilkan ni lai , pr od uk , da n/ at au pr os es
produksi dengan mempertimbangkan keterpaduan
sudut pandang dan/atau konteks teknikal, fungsional,
bisnis, sosial budaya, dan estetika.
• Tata kerja adalah petunjuk pelaksanaan tugas dan
fu ngs i DR D se rt a me kan is me hu bun ga n DR D
dengan lembaga-lembaga teknis terkait. Tata kerja
dimaksudkan untuk mengembangkan kondisi yang
kondusif bagi terlaksananya tugas dan kewajiban
sebagai anggota DRD.
• Tata tertib adalah perilaku yang harus ditaati oleh
sem ua an gg ot a DR D. Tata te rt ib sek ur an g-
kuran gnya memuat atura n tentang hal-hal yan g
berka itan den gan ked udukan, tugas, fungsi dan
we we na ng ; ha k da n kew aj iba n; ma sa ba kti ;
pemberhentian dan pengg antia n anggota; sidang,
ra pa t da n ta ta car a pe ng am bi lan kep ut us an ;
keputusan pimpinan; keuangan dan administrasi,
serta hubungan kerja.

© 2007 KNRT & DRN


9
PANDUAN DRD

• Teknologi adalah cara atau metode serta proses atau


pr od uk ya ng di ha si lkan da ri pe ne ra pa n da n
pemanfaatan berbagai disiplin ilmu pengetahuan
DEFINISI

ya ng men gh as ilkan ni lai ba gi pe men uh an


kebutuhan, kelangsungan, dan peningkatan mutu
kehidupan manusia.

10
PANDUAN DRD
La nd as an hu kum da n ac ua n pe mbe nt uk an da n
penyelenggaraan DRD adalah:

Pemb entukan DRD


1 Und ang-U ndang Nom or 18 Tahun 2002 tentang
Sis tem Nasion al Peneli tian, Pen gem ban gan dan
Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi;
2 Und ang-U ndang Nom or 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara
3 Und ang-U ndang Nom or 18 Tahun 2004 tentang

LANDASAN HUKUM
Perbendaharaan Negara
4 Und ang-U ndang Nom or 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah
5 Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 tenta ng
Re nc an a Pe mb an gu na n Jan gk a Me ne ng ah
Nasi on al
6 Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2005 tentang
Dewan Riset Nasional
7 Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
Nom or 63/KE P/M.PAN/ 7/2 003 tenta ng Ped oman
Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik
8 Keputusan Men teri Neg ara Riset dan Tek nolo gi
No mo r 111/ M/ Kp /V II I/ 20 05 te nt an g Ke bi jak an
Strategis Pembagunan Nasional Iptek 2005-2009
9 Keputusan Men teri Neg ara Riset dan Tek nolo gi
No mo r 89 /M/K p/ V/ 20 05 te nt an g Pe ng an gk at an
Anggota Dewan Riset Nasional 2005-2008

© 2007 KNRT & DRN


11
PANDUAN DRD
DR D di be nt uk ol eh Pe mer in ta h Da er ah un tu k
men duk ung pelaks ana an fun gsi pemeri nta h dae rah ,
terutama dalam pembangunan ilmu pengetahuan dan
DRD

teknol ogi daerah ses uai dengan Pasal 20 Undang-


PEMBENTUKAN

Undang Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional


Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Iptek.
Pe mbe nt uk an DR D di lak san ak an be rd as ar kan
Kep utu san Kep ala Daerah , yakni Gub ern ur seb aga i
Kepala Daerah Provinsi, dan Bupati/Walikota sebagai
Kepala Daerah Kabupaten/Kota.
Keputusan Kepala Daerah mengatur berbagai hal yang
terkait dengan pembentukan DRD, antara lain: Tugas
Pokok da n Fung si DRD; Stru kt ur Organi sa si DRD;
Be nt uk Ba da n Hu ku m DR D; Ke an gg ot aa n DR D;
Koordinasi Kelembagaan antara DRD dengan Instansi
di Lingkungan Pemerintah Daerah; dan Pembiayaan
DRD.
Pe mbu ba ra n DR D; pe ng an gk at an da n/ at au
pengan gkatan ant ar wakt u keanggota an DRD; serta
pemberhentian dan/atau pemberhentian antar waktu
keanggotaan DRD harus dilakukan melalui Keputusan
Kepala Daerah.
Penyusunan dan/atau perubahan Tata Tertib dan Tata
Kerja Penyelenggaraan DRD dilak ukan dan disahkan
dalam Sidang Pleno/Paripurna DRD serta ditetapkan
oleh Ketua DRD.

12
PANDUAN DRD
Secara organisasi, DRD berkedudukan di bawah dan
bertanggungjawab langsung kepada Gubernur selaku
Kep ala Daerah Provinsi, namun dim ung kin kan pul a

Kedudukan dan Tugas Pokok


DRD berkedudu kan di bawah dan bertanggungjawab
langsung kepada Bupati/W alikota.
Kedudukan DRD seca ra geografis adalah di ibuk ota
provinsi atau kabupaten/kota, kecuali ditentukan lain.
Tugas pokok DRD adalah:
• memberikan masukan kepada Pemerintah Daerah
untuk menyu sun ara h, prioritas, serta kerangka
kebijakan pemerintah daerah di bidang iptek;

DRD
• men du kun g Pe mer int ah Da er ah mel ak uk an
koordinasi di bidang iptek dengan daerah-daerah
lain.

© 2007 KNRT & DRN


13
PANDUAN DRD
Seb aga i lembaga nonstru ktu ral yang dibentuk oleh
Pemerintah Daerah, DRD mempunyai fungsi dan peran:
• memberikan masukan kepada Pemerintah Daerah
Fung si dan Peran

be ru pa pe mi ki ra n da la m ra ng ka : a) pe me ta an
keb ut uh an ipt ek ; b) men car i, mem en uh i,
merumuskan kebijakan dan ara h pembangunan
ip te k se su ai de ng an po te ns i ke un gg ul an ya ng
di mil iki; c) men en tu kan pr ior ita s ut am a da n
peringkat kepentingan permasalahan riset dan iptek;
DRD

d) pemantauan, penilaian, evaluasi terhadap arah


kebijakan iptek;
• sebagai gudang pakar (brain trust) , DRD berperan
sec ar a ak ti f un tu k: a) men car ikan al te rn at if
pemecahan terhadap permasalahan yang dihadapi
da er ah ; b) se ca ra proa kt if me mb er ik an sa ra n/
ga ga sa n pe ng em ba ng an po te ns i da er ah ya ng
be rp el ua ng un tu k men ing kat kan pe nd ap at an
daerah;
• seba gai kelo mpok ilmu wan, DRD dapat berperan
sebagai: a) kelompok penjajagan (sounding board)'
un tu k men gu ji pe lak san aa n keb ija kan Ip te k;
b) pe nd uk un g mor al ( mo ra l sup po rt ) un tu k
men dukung kebija kan dan pelaks anaann ya yang
meng edepa nkan perma salahan penguasaan iptek
yang perlu diprioritaskan.

14
PANDUAN DRD
Agar dapat menjalankan Tugas Pokok, Fungsi dan Peran
yang ditetapkan, DRD mempunyai susunan organisasi
(organware ) yang terdiri dari: Ketua; W akil Ketua;

STRUKTUR ORGANISASI
Se kre ta ri at ; Ko mis i Tekni s; Ba da n Pe ker ja; da n
Kepanitiaan (Panitia Ad Hoc).
Susunan anggota DRD yang duduk sebagai Ketua; Wakil
Ketua; Sekretaris; Komisi Teknis; dan Badan Pekerja
dipilih dan ditetapkan oleh para Anggota DRD pada
Sidang Pleno/Paripurna DRD mela lui tata cara yang
diatur oleh DRD.
Sekretariat DRD merupakan unit kerja dari Kantor
Pemerintah Daerah yang dilengkapi dengan beberapa
staf sekretariat yang bukan anggota DRD. Keanggotaan
Sekret ariat DRD minimal terdir i ata s 1 (sa tu) ora ng
Kepala Sek ret ari at, 1 (satu) ora ng yan g menguru si
ketatausahaan/administrasi umum, 1 (satu) orang yang
mengurusi keuangan, dan beberapa orang staf teknis
yang mamp u me mb erik an du ku ng an kh usus pa da
ke gi at an -k eg ia ta n DR D. Ke pa la Se kr et ar ia t DR D
bertangg ungja wab sec ara fungs ional kep ada Ketua
DRD, da n secara ad minist ratif bertangg ung ja wab
kepada salah satu unit kerja yang memiliki jangkauan
lintas sektoral pada Pemerintah Daerah.
Komisi Teknis terdiri dari anggota-anggota DRD dengan
minat dan kepakaran yang disesuaikan dengan tugas
komisi pada fokus/prioritas bidang pembangunan iptek
daerah. Susunan keanggotaan Komisi Teknis terdiri

© 2007 KNRT & DRN


15
PANDUAN DRD
atas 1 (satu) orang Ketua merangkap Anggota, 1 (satu)
ora ng Sek retari s meran gka p Ang gota, dan Ang gota
dengan jumlah yang disesuaikan dengan kebutuhan.
STRUKTUR ORGANISASI

Ju ml ah Ko mi si Tekn is ya ng di be nt uk di se su ai ka n
dengan kebutuhan dari masing-masing daerah. Secara
organisatoris, Ketua Komisi Teknis bertanggungjawab
secara fungsional kepada Ketua DRD.
Susunan keanggotaan Bad an Pekerja terdiri dari: 1
(satu) orang Ketua merangkap Anggota, 1 (satu) orang
Wa ki l Ke tu a me ra ng ka p An gg ot a, 1 (s at u) or an g
Sekretaris merangkap Anggota, dan 1 (satu) orang wakil
da ri mas ing -m as ing Ko mis i Tek ni s. Se car a
organisatoris, Ketua Badan Pekerja bertanggungjawab
secara fungsional kepada Ketua DRD.
Kepanitiaan (Panitia Ad Hoc ) dibentuk oleh Bad an
Pe ke rj a me la lu i ta ta ca ra ya ng di at ur ol eh DR D.
Keanggotaan Panitia Ad Hoc terdiri dari anggota DRD
dan Pak ar yang diperlukan. Sus unan keanggotaan
Pa ni ti a Ad Ho c te rd ir i at as 1 (s at u) or an g Ke tu a
mer an gk ap An gg ot a, 1 (s at u) or an g Se kre ta ri s
merangkap Anggota, dan Pakar dengan juml ah yang
disesuaikan dengan kebutuhan. Secara organisatoris,
Ke tu a Pa nit ia Ad Hoc ber ta ngg un gja wa b se ca ra
fungsional kepada Ketua Badan Pekerja.

16
PANDUAN DRD
Uraian tuga s dari masi ng-m as ing or ganw are DRD
ada lah :
1 Ketua DRD:

STRUKTUR ORGANISASI
• mem im pi n da n be rt an gg un gj aw ab at as
pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsi DRD;
• me mb in a, me ng aw as i, da n me ng en da lik an
Anggota dan Badan Kelengkapan DRD dalam
melaksanakan tugasnya (menetapkan prosedur-
prosedur yang berkaitan dengan Tata Kerja dan
Tata Terti b DRD, mene tapkan Renc an a da n
Pr og ra m Ke rj a, me ne ta pk an Pe do man
Pe lak san aa n Ke gi at an , mem impi n Ra pa t
Paripurna DRD, memimpin Rapat Kerja DRD);
• melaporkan hasil dan memberi kan masukan
pelaksan aan Tug as Pokok dan Fungsi DRD
kepada Kepala Daerah, yakni Gubernur sebagai
Kepala Daerah Provinsi untuk DRD Provinsi, dan
Bu pa ti /W al ik ot a seb ag ai Ke pa la Da er ah
Kabupaten/Kota untuk DRD Kabupaten/Kota;
• mem bi na da n mel ak san ak an ker jas am a
(network ) dengan mitra kerja dan stakeholders
DRD.
2 Wakil Ketua DRD:
• mem im pi n DR D da lam ha l Ke tu a DR D
be rh al an ga n da n mem ba nt u Ke tu a da lam
mengkoordinasikan kegiatan DRD serta secara
umum mewakili Ketua DRD;
© 2007 KNRT & DRN
17
PANDUAN DRD
• melaksanakan tugas lain yang ditetapkan oleh
Ketua DRD.
3 Sekretaris DRD:
STRUKTUR ORGANISASI

• menyiapk an pelaksan aan dan pelaporan hasi l


pelaksanaan sidang-sidang DRD;
• mem be ri kan du kun ga n te kni s, pe lay an an
keadministrasian dan pembiayaan dalam rangka
pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsi DRD;
• melaksanakan tugas DRD sehari-ha ri penuh
waktu;
• melaksanakan tugas lain yang ditetapkan oleh
Ketua DRD.
4 Komisi Teknis, sesuai dengan minat dan kepakaran
dari anggotanya, mempunyai tugas melaksanakan
tugas DRD yang ditetapkan sesuai dengan fokus/
prioritas bidang pembangunan iptek daerah secara
profesional.
5 Badan Pekerja:
• mem pu ny ai tu ga s men yi ap kan ba ha n da n
menindaklanjuti hasil-hasil Sidang Paripurna;
• membent uk Pan iti a Ad Hoc untuk menyu sun
prosedur-prosedur yang berkaitan dengan Tata
Kerja dan Tata Tertib DRD;
• menyusun rencana dan program kerja DRD.

18
PANDUAN DRD

6 Kepanitia an (Panitia Ad Hoc) memp unyai tugas


membahas secara teknis masalah-masalah aktual
ya ng di ha da pi dae ra h da la m pe la ks an aa n

STRUKTUR ORGANISASI
pembangunan daera h dan menyu sun pro sedur-
prosedur yang berkaitan dengan Tata Kerja dan Tata
Tertib DRD .

© 2007 KNRT & DRN


19
PANDUAN DRD
Anggota DRD diangkat berdasarkan Keputusan Kepala
Daerah, yakni Gubernur selaku Kepala Daerah Provinsi
untuk DRD Provinsi atau Bupati/W alikota selaku Kepala
Keanggotaan

Daerah Kabupaten/Kota untuk DRD Kabupaten/Kota.


Kriteria, prosedur pemilihan, dan penunjukan anggota
DRD dit ent ukan melalui kon sultas i ant ara pim pinan
Pe mer int ah Da er ah , Le mba ga Li tb an g Da er ah ,
DRD

pemimpin informal masyarakat serta dunia usaha dan


Pe rg ur ua n Ti ng gi Da er ah da n di te ta pk an me la lu i
Keputusan Kepala Daerah.
Susunan keanggotaan DRD terdiri atas:
• 1 (satu) orang Ketua merangkap Anggota;
• 1 (satu) orang Wakil Ketua merangkap Anggota;
• 1 (satu) orang Sekretaris merangkap Anggota;
• An gg ot a de ng an jum lah ya ng di ses ua ika n
dengan kebutuhan dan kondisi daerah masing-
ma sing .
Jumlah anggota DRD didasarkan pada keterwa kilan
dari unsur-unsur Pemerintah Daerah dan Kelembagaan
Iptek Daerah (Perguruan Tinggi Daerah, Lembaga
Li tb an g Da er ah , Ba da n Us ah a, da n Le mb ag a
Penunjang/masyarakat).
Masa tugas keanggotaan DRD adalah 5 (lima) tahun
dan dapat dipilih atau ditunjuk kembali sesuai dengan
kebutuhan.
Selain karena berakhirnya masa jabatan, keanggotaan
DR D dap at be ra khi r ap abi la An gg ot a DR D ya ng

20
PANDUAN DRD
bersangkutan: tidak memenuhi kriteria keanggotaan
yang telah ditetapkan, meninggal dunia, mengundurkan
diri, tidak mel aksanakan tugasnya, dan dinyatakan

Keangg otaan
be rs al ah me la kuk an ti nd ak pi da na be rd as ar ka n
putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan
hukum tetap.

© 2007 KNRT & DRN


21
PANDUAN DRD
Sa sa ra n ke gi at an ke rj a DR D ad al ah te rw uj ud ny a
pe ni ng ka ta n ke se ja ht er aa n ma sy ar ak at di da er ah
dengan jalan menyediakan kemudahan bagi:
Sasaran dan Pengelolaan

1 terjadinya konsolidasi sumber daya Iptek daerah;


2 te rk oo rd ina siny a ke gi at an pe ne liti an ,
pengembangan, dan penerapan iptek di daerah;
3 te rw uj udn ya ef is ie ns i da n ef ek ti fi ta s keg ia ta n
penelitian di daerah;
4 terkondisinya pemanfaatan hasil iptek yang sesuai
dengan ke butuhan daerah untuk ke se jahteraan
KEGIATAN DRD

masyarakat .
Pela ks anaa n kegi atan kerj a sesu ai dengan Tugas
Pokok dan Fungsi DRD pada umumnya dilakukan, tetapi
tidak terbatas, melalui forum sidang atau rapat, yang
diselenggarakan secara bertingkat, mulai dari yang pa-
ling tinggi yakni Sidang Paripurna, Rapat Badan Pekerja,
dan Rapat Panitia Ad Hoc.
Untuk penyelenggaraan Tugas Pokok dan Fungsi DRD,
Pemerintah Daerah menyediak an anggar an daerah.
An ga ra n te rs eb ut di be ri ka n me la lu i Sa tu an Ke rj a
Pe mer int ah Da er ah ya ng di at ur da n di te ta pk an
berdasarkan Peraturan Kepala Daerah.

22
PANDUAN DRD
Secara skematis peran DRD dalam pembangunan iptek
di daerah dapat digambarkan sebagai berikut:

Pembangunan Iptek
KEBIJAKAN
PEMBANGUNAN
IPTEK DAERAH

Sebagai 'Inisiato r' dan 'Akselerator'


DRD PRODUK KEPALA
DRD
DAERAH
KEBIJAKAN
PEMBANGUNAN
PRODUK NASIONAL
DRN DRN
PEMERINTAH (Termasuk
MELALUI Pembangunan Iptek)
MENEGRISTEK

DRD PRODUK KEPALA


DRD
DAERAH

KEBIJAKAN
PEMBANGUNAN
IPTEK DAERAH
DRD

De wa n Ri set Da er ah mer up ak an 'I ni siat or ' da n


'Aks el erator' pe mb an gu na n ip tek yang me mp un yai
po sis i da n pe ra n st ra te gi s da lam men du kun g
kebe rhasi lan pembangu nan iptek di daerah. Sebagai
inisiator pembangunan iptek, DRD dapat secara aktif:

© 2007 KNRT & DRN


23
PANDUAN DRD
• mem pr ak ar sai pe man fa at an ipt ek un tu k
men in gk at kan kes ej ah te ra an mas ya ra kat
dengan mem per hatikan potens i sum ber daya
DRD Sebagai 'Inisiato r' dan 'Akselerator' Pembangunan Iptek

dari masing-m asing daerah;


• mel ak uk an in ve nt ar isas i kap as ita s da n
kapabilitas iptek daerah dan memanfaatkannya
untuk pemanfaatan iptek yang merata, efektif dan
efisien; serta
• melakukan pemilihan kategori iptek yang selaras
deng an pe laksan aan pemb angu nan daerah,
te ru ta ma da lam me nc ar i sol us i te rh ad ap
permasalahan kritis yang dihadapi daerah.
Sebagai akselerator pembangunan iptek daerah, DRD
dapat secara aktif:
• mem be ri kan al te rn at if sol us i te rh ad ap
permasalahan yang dihadapi oleh Pemerintah
Da er ah da n pi ha k te rk ai t lai nn ya da lam
pelaksanaan pembangunan daerah;
• melakukan berbagai kegiatan yang mendukung
pe mb er da ya an in du st ri di da er ah se hi ng ga
industri di daerah mampu mengaplikasikan iptek
dan men ingkatkan kapasitas iptek-nya untuk
meningkatkan nilai tambah produk; serta
• mendorong mobilisasi potensi iptek di daerah
sehingga pemanfaatan dan penguasaan iptek
da pa t di lak uk an sec ar a op ti mal un tu k
mempercep at proses kemandirian daera h.

24
PANDUAN DRD

Produk-produk DRD dapat diadopsi menjadi keputusan/


keb ija kan Pem eri ntah Daerah dal am melaksanakan

DRD Sebagai 'Inisiator' dan 'Akselerator' Pembangunan Iptek


pe mba ng un an da er ah da n me nj ad i sol us i at as
pe rm as al ah an ya ng ti mbu l da lam pe lak san aa n
pembangunan daerah.
DRD menjadi 'penghubung' antara kebijakan iptek pusat
dengan daerah sehingga terjadi konvergensi kebijakan
an ta ra da er ah de ng an pu sat da la m kon te ks
pembangunan iptek nasional.
Ke pe nt ing an da er ah da lam pe mba ng un an ip te k
nasional dapat disampaikan melalui perwakilan DRD
yang menjadi anggota DRN.

© 2007 KNRT & DRN


25
PANDUAN DRD
Hubungan dan mekanisme kerja antara DRD dengan
DRN bukan mer upakan hubungan 'hi rar kis ver tikal'
mel ain kan hubungan 'koord inati f fun gsi ona l' kar ena
DRD-DRNHUBUNGAN dan MEKANISMEKERJA

pada dasarnya kedua lembaga ini bersifat independen.


DR D me ne mp at ka n wa ki ln ya se ba ga i sa la h sa tu
anggota DRN sebagaimana diamanatkan dalam Pasal
20 UU No. 18 Tahun 2002 yang kemudian dipertegas
lagi dalam PP No. 16 Tahun 2005 tentang DRN. Dalam
ko nt ek s in i, DR D me ru pa ka n pe ng hu bu ng an ta ra
kebijakan pembangunan iptek pusat dengan daerah
dengan saling menukar dan membagi informasi dan
pengetahuan.
Dalam rangka efisiensi dan efektifitas, perwakilan DRD
di DRN adala h per wakilan DRD Provin si. Dem iki an
selanjutnya, perwakilan DRD Kabupaten/Kota duduk di
DRD Provinsi . Hal ini merupakan Keputusan Sidang
Paripurna II DRN Tahun 2006.
Forum Kewilayahan DRD dapat dibentuk oleh beberapa
DRD yang mempunyai tujuan dan kepentingan yang
sama.
La man DR N da pa t di man fa at kan da lam ra ng ka
memperkuat hubungan DRN-DRD.

26
PANDUAN DRD
Luaran yang dapat dihasilkan oleh DRD dapat berupa:
1 Id en ti fi ka si Tera na li si s Ke bu tu ha n Pe ng em ba n
Amanat Kepentingan ( stakeholders). Produk ini

LUARAN DRD
be ru pa ha sil ide nt ifi kas i te ra na lisis un tu k
menampung kebutuhan stakehold ers DRD yan g
antara lain meliputi masyarakat umum, pemerintah
dan lembaga iptek. Pro duk ini digunakan untuk
men du kun g pe rc ep at an ino va si da er ah . DR D
mela kuka n de mand su ppor t tran sact ion seca ra
alamiah dengan stakeholders di lingkungannya ,
artinya ada transaksi untuk memenuhi kebutuhan
stakeholders. Isi dari transaksi dapat berupa:
• Solusi pemecahan berbagai permasalahan yang
di ha da pi Pe me ri nt ah Da er ah da lam
melaksanakan pembangunan daerah. Dal am
kon te ks ini , Pe mer int ah Da er ah da pa t
mengalokasikan biaya pendanaan dari anggaran
daerah;
• Ke bi jak an litb an g da n pr ior ita sny a ses ua i
dengan kebutuhan industri. Dalam konteks ini,
ind us tr i me ny ed iak an da na pe ne lit ia n da n
informasi kebutuhannya;
• Ha sil ker ja DR D ya ng se car a sign ifi kan
men in gk at ka n kes ej ah te ra an ma sya ra kat ,
misalnya melalui pemanfaatan iptek. Masyarakat
dapat mendukung DRD melal ui DPRD dengan
men ga lok as ikan an gg ar an un tu k keg ia ta n

© 2007 KNRT & DRN


27
PANDUAN DRD
dimaksud melalui APBD;
• Berbagai hal yang bermanfaat dapat diberi kan
LUARAN DRD

ole h ang ota DRD seb agai warg a mas yaraka t


yang juga dapat bertindak sebagai stakeholders.
Dalam konteks ini diperlukan pengadopsian dan
pemberian legitimasi atas berba gai gagasan
yang diajukan tersebut;
2 Kebijakan Strategis Iptek Daerah. Perencana an
pembangunan dan penerapan iptek di suatu daerah,
dalam pelaksanaannya mengacu pada Kebijak an
Stra te gi s Pe mba ng un an Na sion al Ip te k ya ng
disusun dan dirumuskan dalam Kebijakan Strategis
Pembangunan Iptek Daerah;
3 Ag en da Ri se t Da er ah . Ag en da Ri set Da er ah
mer up ak an ru mus an pr ior ita s pe ne liti an ,
pengembangan, dan rekayasa iptek daerah untuk
mem en uh i keb ut uh an du kun ga n ipt ek da lam
pembangunan di daerah. Program Utama Riset dan
Teknologi Agenda Riset Daerah adalah dokumen
produk DRD yang berlaku untuk kurun waktu tertentu,
da n ha ru s sel al u di mut ak hi rk an sec ar a te ru s
men er us ses ua i de ng an pe rk em ba ng an ya ng
terjadi. Produk ini ditawarkan kepada para pelaku
ip te k di da er ah da n di ja di ka n pa nd ua n da la m
perencanaan kegi atan penelitian, pengembangan
serta perekayasaan iptek yan g dilakukan untuk
keperluan pembangun an daera h;

28
PANDUAN DRD
4 Pem eta an Keg iat an Ris et di Dae rah . Pro duk ini
mer up ak an ha sil an al isis be rb ag ai as pe k
kemampuan iptek serta pertumbuhan kapasitas

LUARAN DRD
sar ana ipt ek dib and ingkan den gan kon dis i pad a
skal a na sion al da n int er na sion al . Pe met aa n
kegiatan iptek yang dilakukan secara terus menerus
akan mengh asilk an gam baran dinam ika iptek di
daerah sesuai dengan perkembangan yang terjadi,
baik dalam lingkup nasional maupun internasional;
5 Tata Tertib dan Tata Kerja DRD. Produk ini digunakan
sebagai acuan kerja DRD.
Lu aran DRD yang be rupa do kume n pe rencan aa n,
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari dokumen
Perencanaan Pembangunan Daerah.
Luaran DRD disimpan dalam pangkalan data (d-Base )
sehingga dapat diakses oleh pihak-pihak yang diberikan
kewenangan untuk itu sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
Lu aran DRD, se te lah dila kuka n pe ni njau an ul ang,
penyesuaian, serta penyempurnaan, dapat diadopsi
menjadi Keputusan atau Kebijakan Pemerintah Daerah.
Lu ar an DR D da pa t di di sem in as ikan da n
disosialisasikan kepada pihak-pihak terkait melalui
berbagai forum dan media, baik elektronik maupun non
elektronik.

© 2007 KNRT & DRN


29
PANDUAN DRD
Semua pengambilan keputusan DRD dalam rapat/
sidang dilakukan dengan mengutamakan musyawarah
un tu k mu fa ka t. Pe ng am bila n ke pu tu sa n di la ku ka n
PENGAMBILAN KEPUTUSAN

dengan prosedur bertin gkat mulai dari tingkat Panitia


Ad Hoc, Badan Pekerja DRD, dan Sidang Paripurna
DRD. Sidang Paripurna DRD mempunyai kewenangan
tertinggi dalam proses pengambilan keputusan di DRD.
Sidang Paripurna hanya membahas permasalahan
ya ng str at eg is ag ar mek an isme pe ng am bi lan
keputusan DRD dapat efektif dan efisien. Permasalahan
ya ng di ba ha s da lam Si da ng Pa ri pu rn a te rs eb ut
mer upa kan per mas ala han yang sud ah dib aha s dan
diputusk an dalam Bad an Pekerja DRD . Keputusan
Si da ng Pa ri pu rn a te rh ad ap pe rm as al ah an ya ng
dibahas dapat berupa adopsi langsung, adopsi dengan
catatan dan/atau penyempurnaan, atau penolakan.

30
PANDUAN DRD
Persiapan sidang. Semua bahan sida ng/rapat yang
diperlukan dan undangan kepada calon peserta sidang
dipersiapkan oleh Sek ret ari at DRD . Und angan dan

PENYELENGGARAAN SIDANG
ba ha n si da ng di sa mp ai ka n ke pa da ca lo n pe se rt a
sida ng seb el um sida ng /r ap at di sel en gg ar ak an .
Pi mp in an si da ng se ba ik ny a me ny ia pk an sk en ar io
proses sidang/rapat serta agenda dan sasaran yang
ingin dicapai dari masing-masing agenda sidang agar
proses sidang berjalan dengan baik.
Semua peserta sidang agar menyiapkan diri dengan
mem pe laj ar i ba ha n sida ng ya ng te la h di te ri ma
seb elumnya dan/at au men yelesa ikan tug as ter tentu
yang diberikan sehingga dapat memberikan kontribusi
sec ar a op ti mal sel am a pr os es si da ng /r ap at
berlangsu ng.
Mekanisme Sidang. Perlu dibuat tata tertib sidang/rapat
ya ng dib ak uk an aga r pr ose s si da ng /r ap at dap at
berlangsung seca ra efektif dan efisien. Sidang/rapat
dilaksanakan dengan menggunakan kriteria keiptekan
yang lazim melalui diskusi.
Pelaksanaan Sidang. Sidang/rapat umumnya bersifat
teknis sehingga berbentuk diskursus yng memang
seb ai kny a ti da k di at ur de ng an ket at ag ar ti da k
mengurangi produktifitasnya. Karena peserta diskursus
adalah para pakar di bidangnya masing-masing, maka
diskursus dilakukan dengan penuh tanggungjawab dan
prof es io na l se hi ng ga da pat di ha si lk an ke pu tu sa n-
keputusan yang produktif.
© 2007 KNRT & DRN
31
PANDUAN DRD

Staf Sekretariat yang bertugas sebagai notulis membuat


rekama n jala nn ya si da ng da la m be nt uk el ek tron ik
maup un tuli san tang an untu k me muda hkan da lam
PENYELENGGARAAN SIDANG

pembuatan Berita Acara Rapat.


Po ko k- po ko k ha si l pe mb ah as an te rhad ap ag en da
sidang dan tin dak lanju tnya dib acakan oleh not ulis
me njel an g si da ng be rakh ir. Sela njut nya di bu atka n
Beri ta Acara Rapat dan disampaikan kepada semua
peser ta sidang palin g lam bat 2 (du a) hari sesud ah
pelaksa naan sidang untuk dimi ntakan komentar dan
koreksinya. Setelah proses pemberian komentar dan
koreksi selesai, Berita Acara Rapat disahkan pada rapat
berikutnya.

32
PANDUAN DRD
Pe do man Pr os ed ur DR D mer up ak an pe do man
terdok ume nta si yang ber isi ber bag ai pro sed ur yang
di pe rl uk an ol eh DR D un tu k pe ny el en gg ar aa n

PEDOMAN PROSEDUR DRD


kegiatannya sesuai dengan Tata Kerja dan Tata Tertib
berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi, Visi dan Misi,
serta Kebijakan yang telah ditetapkan. Badan Pekerja
DRD membent uk Pan itia Ad Hoc untuk menyusun
Pedoman Prosedur DRD yang mengacu pada Sura t
Keputusan Kepala Daerah tentang Pembentukan DRD.
Draft Pedoma n Pros edur DRD yang dih asi lka n ole h
Panitia Ad Hoc harus dibahas dan disetujui dalam rapat
Badan Pekerja sebelum diajukan pada Rapat Paripurna
DRD untuk disahkan sebagai Pedoman Prosedur DRD.
Se te lah di sa hk an da lam Ra pa t Pa ri pu rn a DR D,
selanjutnya Ket ua DRD membuat Sur at Keputusan
tentang penetapan perberlakuan Pedoman Prosedur
DRD terkait.
Pedoman Pros edur DRD merupakan dokumen yang
dijadikan acuan untuk pembuatan Pedoman Kerja DRD,
yakni pedoman yang berisi petunjuk teknis secara rinci
mengenai tata cara melaksanakan suatu pekerjaan.
Dari Pedoman Kerja DRD ini dibuat Pedoman Format
DRD terkait, yakni pedoman yang berisi format-format
ya ng di pe rl uk an un tu k men du kun g pe la ksan aa n
pekerjaan.

© 2007 KNRT & DRN


33
PANDUAN DRD
Pedoman Prosedur yang berkaitan dengan Tata Kerja
DRD adalah:
1 Pedoman Prosedur Pembuatan Produk DRD.
PEDOMANPROSEDUR DRD

Pr os es pe mbu at an pr od uk DR D di lak uk an
berda sarkan Met ode Kerja dan Pel aksanaan
Pekerjaan tertentu. Penyu sunan Metode Kerja
dapat dilakukan berdas arkan pendekatan yang
di kem ba ng ka n ses ua i de ng an ling kup
pe rm as al ah an ya ng di ha da pi da lam
pe lak san aa n Tu po ksi DR D. Pe lak san aa n
peke rjaan dila ks anak an me ngik uti pros edur,
pe nd ek at an da n me to de ker ja ya ng te lah
diteta pkan.
2 Pedoma n Prosedur Proses Adopsi . Pro ses
adopsi ter hadap produk DRD dia wali dengan
proses pelaporan Panitia Ad Hoc kepada Badan
Peke rja DRD. Selanj utnya dila kukan proses
ve ri fi kas i da n san cti on ing un tu k men gu ji
ketepatan laporan tersebut dalam Rapat Badan
Pekerja DRD dan Rapat Paripurna DRD. Dalam
Rap at Par ipurn a dip utusk an unt uk menerim a
at au me no la k me ng ad op si la po ra n te rs eb ut
menjadi produk DRD.
3 Pedoman Prosedur Pemecahan Permasalahan
Aktu al Da er ah . Pr os ed ur in i sa ma de ng an
pr os ed ur pe mbu at an pr od uk DR D ses ua i
de ng an tu ga s da n fu ng si ny a, ya ng di aw al i
dengan pembentukan Panitia Ad Hoc oleh Badan

34
PANDUAN DRD
Pekerja DRD.
4 Ped oman Pro sedur Mekanis me Hubungan

PEDOMAN PROSEDUR DRD


Kerja DRD dengan instansi terkait di daerah .
Pro sedur mekanisme hubungan kerja antara
DRD dengan instansi terkait di daerah memuat
posisi dan peran DRD dala m pembangunan
iptek daerah. Dengan posisi dan peran DRD yang
jelas, maka penyelenggara an kegiatan DRD
akan memberikan kontribusi yang optimal dalam
pelaksanaan pembangunan iptek daerah.
Pedoman Prosedur yang berkaitan dengan Tata Tertib
DRD adalah:
1 Pedoman Prosedur Organisasi DRD. Prosedur
ini memuat kedudukan, tugas, fungsi, wewenang,
hu bu ng an ker ja, ser ta ha k da n kew aj iba n
ma si ng -m as in g orga nwar e or ga ni sa si DR D,
yakni Ket ua, Wakil Ketua, Sek ret ari s, Bad an
Pekerja, Komisi Teknis dan Panitia Ad Hoc;
2 Pe do man Pr os ed ur Ke an gg ot aa n DR D.
Prosedur ini memuat hal-hal yang berkaitan
dengan keanggotaan DRD, antara lain kriteria
anggota, rekruitmen anggota, pengembangan
kompetensi anggota, masa bakti keanggotaan,
pemberhentian dan pengganti an keanggotaan,
perwakilan anggota DRD dalam keanggotaan
DRN;

© 2007 KNRT & DRN


35
PANDUAN DRD
3 Pedoman Prosedur Pengambilan Keputusan
DRD. Prosedur ini memuat tata cara pengambilan
ke pu tu sa n DR D me la lu i si da ng /r ap at pa da
PEDOMAN PROSEDUR DRD

Komisi Teknis, Panitia Ad Hoc, Badan Pekerja


dan Rapat Paripu rna DRD. Pro sedur ini juga
mem uat tata cara pembuatan dan penetapan
kep ut us an pi mpi na n DR D men jad i pr od uk
hukum yang berlaku di lingkungan DRD.
4 Pe do man Pr os ed ur Ke ua ng an da n
Admin istrasi. Pedoman ini memu at tata cara
pe ng aj ua n da n pe rtan gg gu ng ja waba n bi aya
ya ng di gu na kan da la m pe ny el en gg ar aa n
keg iatan DRD mengin gat sum ber pendan aan
DRD da pat be rasa l dari APBD maup un no n
APBD. Pen gguna an/al okasi dan a APBD bag i
pe ny el en gg ar aa n keg iat an DR D seb ag ai
or ga ni sas i no n str uk tu ra l di ling kun ga n
Pe mer int ah Da er ah pe rl u di te ta pk an ag ar
penggunaan dana APBD tersebut akuntabel dan
tr an spa ra n seh ing ga da pa t di pe rt an gg un g
jawabkan ke publik.

36
Contact Person:
 As ist en De pu ti Ur us an Pe ng em ba ng an
Kel embagaa n
De puti Bi dang Peng em ba ngan Sist em Ipte k
Nasi on al
Kementerian Negara Riset dan Teknologi
Gedung II BPPT lt. 7
Jl. Mh. Thamrin no. 8 Jakarta 10340
Telp.: 021-3102156
Faks.: 021-31923902
e-mail: ad-pk@ristek.go.id

 Sekretaris Dewan Riset Nasional


Gedung I BPPT lt. 2
Jl. Mh. Thamrin no. 8 Jakarta 10340
Telp.: 021-3168046
Faks.: 021-3905126 / 3926632
e-mail: sekretariat@drn.go.id

You might also like