Professional Documents
Culture Documents
Makalah Mikter KLP 12 Farmasi A
Makalah Mikter KLP 12 Farmasi A
OLEH :
Kelompok 12 Farmasi A
Ferdi Angriawan M (70100107098)
Febriyanti Hasdan Saleh (70100111026)
Armaila (70100111011)
Mardia (70100111042)
SAMATA-GOWA
2013
KATA PENGANTAR
Penyusun
DAFTAR ISI
I. Kata Pengantar
II. Daftar Isi
1. Bab I Pendahuluan
A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
C. tujuan
2. Bab II Pembahasan
A. Pengertian bioautografi
B. Macam-macam metode KLT bioautografi
C. Keuntungan dan kerugian metode KLT bioautografi
D. Skema kerja metode KLT bioautografi
3. Bab III Penutup
A. Kesimpulan
4. Daftar Pustaka
BAB 1
PENDAHULUAN
a. Latar belakang
M i k r o o rg a n i s m e y a n g i n g i n k i t a t u m b u h k a n , y a n g
p e r t a m a h a r u s d i l a k u k a n adalah memahami kebutuhan dasarnya
kemudian memformulasikan suatu medium atau bahan yang akan
digunakan. Air sangat penting bagi organisme bersel tunggal
sebagaikomponen utama protoplasmanya serta untuk masuknya nutrien
ke dalam sel
. Kebanyakan analisis meliputi pengambilan
cuplikan, pemisahan s e n y a w a pengganggu, isolasi
senyawa yang dimaksudkan, pemekatan terlebih dahulu
sebelumidentifikasi dan pengukuran serta teknik pemisahan yang
digunakan, namun kromatografi m e r u p a k a n teknik paling
banyak digunakan. Pemisahan menggunakan
t e k n i k kromatografi relatif murah dengan peralatan yang relatif
sederhana
b. Rumusan masalah
1. Apa defenisi dari biautografi ?
2. Jenis- jenis biautografi
3. Keuntungan dan kelemahan metode biautografi
4. Skema kerja dalam biautografi
c. Tujuan
1. Untuk mengetahui defenisi dari biautografi
2. Untuk mengetahui jenis-jenis biautografi
3. Untuk mengetahui keuntungan dan kelemahan dari metode biautografi
4. Untuk mengetahui skema atau cara kerja dalam biautografi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Bioautografi
Menurut Betina (1972) bioautografi adalah suatu metode pendeteksian
untuk menemukan suatu senyawa antimikroba yang belum teridentifikasi
dengan cara melokalisir aktivitas antimikroba tersebut pada suatu
kromatogram. Metode ini memanfaatkan pengerjaan Kromatografi Lapis
Tipis (KLT). Pada bioautogafi ini didasarkan atas efek biologi berupa
antibakteri, antiprotozoa, antitumor dan lain-lain dari substansi yang diteliti.
Ciri khas dari prosedur bioautografi adalah didasarkan atas teknik difusi agar,
dimana senyawa antimikrobanya dipindahkan dari lapisan KLT ke medium
agar yang telah diinokulasikan dengan merata bakteri uji yang peka. Dari
hasil inkubasi pada suhu dan waktu tertentu akan terlihat zona hambatan di
sekeliling spot dari KLT yang telah ditempelkan pada media nagar. Zona
hambatan ditampakkan oleh aktivitas senyawa aktif yang terdapat di dalam
bahan yang diperiksa terhadap pertumbuhan mikroorganisme uji. Biautografi
dapat dipertimbangkan karena paling efisien untuk mendetekski komponen
antimikroba, sebab dapat melokalisir aktivitas meskipun dalam senyawa aktif
tersebut terdapat dalam bentuk senyawa kompleks dan dapat pula diisolasi
langsung dari komponen yang aktif.
Metode yang spesifik untuk mendeteksi bercak pada kromatogram
hasil kromatografi lapis tipis (KLT) dan kromatografi kertas yang mempunyai
aktivitas sebagai antibakteri, antifungi, antibiotik dan antiviral disebut
bioautografi. Kromatografi lapis tipis merupakan salah satu kromatografi
yang berdasarkan proses adsorpsi. Fase diam dapat menggunakan silika atau
alumina yang dilapiskan pada lempeng kaca atau aluminium. Fasa bergerak
(fase mobil) atau larutan pengembang biasanya digunakan pelarut campuran
organik atau bisa juga campuran pelarut organik-anorganik 5.
Kebanyakan analisis meliputi pengambilan cuplikan, pemisahan
senyawa pengganggu, isolasi senyawa yang dimaksudkan, pemekatan terlebih
dahulu sebelum identifikasi dan pengukuran serta teknik pemisahan yang
digunakan, namun kromatografi merupakan teknik paling banyak digunakan.
Pemisahan menggunakan teknik kromatografi relatif murah dengan peralatan
yang relatif sederhana 5.
Kromatografi lapis tipis merupakan kromatografi adsorpsi dan
adsorben (silika gel (asam silikat), alumina (aluminium oxide), kieselguhr
(diatomeous earth), dan selulosa) bertindak sebagai fase stasioner. Dalam
kromatografi lapis tipis, bahan penyalut yang digunakan beraneka macam.
Silika gel yang paling banyak dipakai
2. Bioautografi Kontak
Bioautografi kontak, dimana senyawa antimikroba dipindahkan
dari lempeng KLT ke medium agar yang telah diinokulasikan bakteri uji
yang peka secara merata dan melakukan kontak langsung. Metode ini
didasarkan atas difusi dari senyawa yang telah dipisahkan dengan
Kromatogafi Lapis Tipis (KLT) atau kromatografi kertas. Lempeng
kromatografi tersebut ditempatkan di atas permukaan Nutrien Agar yang
telah diinokulasikan dengan mikroorganisme yang sensitif terhadap
senyawa antimikroba yang dianalisis. Setelah 15-30 menit, lempeng
kromatografi tersebut dipindahkan dari permukaan medium. Senyawa
antimikroba yang telah berdifusi dari lempeng kromatogram ke dalam
media agar akan menghambat pertumbuhan bakteri setelah diinkubasi
pada waktu dan suhu yang tepat sampai noda yang menghambat
pertumbuhan mikroorganisme uji tampak pada permukaan membentuk
zona yang jernih. Untuk memperjelas digunakan indicator aktivitas
dehidrogenase.
3. Bioautografi pencelupan
Bioautografi pencelupan, dimana medium agar telah
diinokulasikan dengan suspensi bakteri dituang di atas lempeng
Kromatografi Lapis Tipis (KLT). Pada prakteknya metode ini dilakukan
sebagai berikut yaitu bahwa lempeng kromatografi yang telah dielusi
diletakkan dalam cawan petri, sehingga permukaan tertutup oleh medium
agar yang berfungsi sebagai base layer. Setelah base layernya memadat,
dituangkan medium yang telah disuspensikan mikroba uji yang berfungsi
sebagai seed layer. Kemudian diinkubasi pada suhu dan waktu yang
sesuai.
Masukan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Beberapa prosedur yang dikemukakan di atas masing-masing
memiliki kelebihan dan kekurangan. Menurut Horman dan Fuchs,
bioautografi kontak merupakan tipe yang paling sering digunakan. Masalah
perbedaan difusi dari senyawa-senyawa dari kromatogram ke plat agar
dipermudah dengan deteksi bioautografi secara langsung, tetapi metode ini
membutuhkan peralatan mikrobiologi yang cukup rumit. Sedangkan Land
dan Lyon, menyatakan bioautografi secara langsung, untuk aktivitas
antibakteri sangat sensitif dan melokalisir senyawa-senyawa yang aktif, tetapi
mempunyai kekurangan karena keterbatasan mikroorganisme yang dapat
tumbuh secara langsung diatas lapisan kromatografi. Ketersebaran bakteri
pada lempeng dan memungkinkan terjadi kontaminasi. Sedang metode
bioautografi pencelupan merupakan metode yang paling tepat sebab tidak
dipengaruhi oleh kemungkinan adanya kontaminasi. Tetapi metode
bioautografi kontak adalah yang paling umum digunakan karena mudah dan
sederhana dalam pengerjaannya.
Daftar Pustaka