You are on page 1of 49

GENERAL BUSINESS ENVIRONMENT

ANALISA LINGKUNGAN EKSTERNAL


PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO), TBK

Oleh :

Deri Firmansyah

Eksekutif 39 A

15/391909/PEK/21355

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah General Business Environtment

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMIKA


DAN BISNIS

UNIVERSITAS GADJAH MADA

JAKARTA

2017
DAFTAR ISI

Cover Depan .................................................................................................................. 1

Daftar Isi ........................................................................................................................ 2

Bab I: Pendahuluan

1.1. Sejarah PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero).................................................. 3


1.2. Struktur Organisasi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) 2016...................... 5
1.3. Laporan Keuangan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) 2016...................... 5

Bab II: Visi dan Misi ....................................................................................................... 9

Bab III: Analisis Eksternal

3.1. Kekuatan Ekonomi .............................................................................................. 11


3.2. Kekuatan Sosial, Budaya, Demografis, dan Lingkungan ................................... 14
3.3. Kekuatan Politik, Pemerintahan, dan Hukum ............................................... 17
3.4. Kekuatan Teknologi ............................................................................................ 20
3.5. Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (External Factor Evaluation – EFE) ........... 23

Bab IV: Analisis Internal

4.1. Manajemen ......................................................................................................... 32


4.2. Pemasaran ...........................................................................................................
4.3. Keuangan/Akuntansi..........................................................................................
4.4. Produksi/Operasi ................................................................................................
4.5. Penelitian dan Pengembangan ............................................................................
4.6. Sistem Informasi Manajemen .............................................................................
4.7. Matriks Evaluasi Faktor Internal (Internal Factor Evaluation–IFE) ......................

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Sejarah Bank BRI

Bank Rakyat Indonesia (BRI) adalah salah satu bank milik pemerintah yang terbesar
di Indonesia. Pada awalnya Bank Rakyat Indonesia (BRI) didirikan di Purwokerto, Jawa
Tengah oleh Raden Bei Aria Wirjaatmadja dengan nama De Poerwokertosche Hulp en
Spaarbank der Inlandsche Hoofden atau "Bank Bantuan dan Simpanan Milik Kaum Priyayi
Purwokerto", suatu lembaga keuangan yang melayani orang-orang berkebangsaan Indonesia
(pribumi). Lembaga tersebut berdiri tanggal 16 Desember 1895, yang kemudian dijadikan
sebagai hari kelahiran BRI.

Pada periode setelah kemerdekaan RI, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 1 tahun
1946 Pasal 1 disebutkan bahwa BRI adalah sebagai Bank Pemerintah pertama di Republik
Indonesia. Dalam masa perang mempertahankan kemerdekaan pada tahun 1948, kegiatan BRI
sempat terhenti untuk sementara waktu dan baru mulai aktif kembali setelah perjanjian
Renville pada tahun 1949 dengan berubah nama menjadi Bank Rakyat Indonesia Serikat.
Pada waktu itu melalui PERPU No. 41 tahun 1960 dibentuklah Bank Koperasi Tani dan
Nelayan (BKTN) yang merupakan peleburan dari BRI, Bank Tani Nelayan dan
Nederlandsche Maatschappij (NHM). Kemudian berdasarkan Penetapan Presiden (Penpres)
No. 9 tahun 1965, BKTN diintegrasikan ke dalam Bank Indonesia dengan nama Bank
Indonesia Urusan Koperasi Tani dan Nelayan.

Setelah berjalan selama satu bulan, keluar Penpres No. 17 tahun 1965 tentang
pembentukan bank tunggal dengan nama Bank Negara Indonesia. Dalam ketentuan baru itu,
Bank Indonesia Urusan Koperasi, Tani dan Nelayan (eks BKTN) diintegrasikan dengan nama
Bank Negara Indonesia unit II bidang Rural, sedangkan NHM menjadi Bank Negara
Indonesia unit II bidang Ekspor Impor (Exim).

Berdasarkan Undang-Undang No. 14 tahun 1967 tentang Undang-undang Pokok


Perbankan dan Undang-undang No. 13 tahun 1968 tentang Undang-undang Bank Sentral,
yang intinya mengembalikan fungsi Bank Indonesia sebagai Bank Sentral dan Bank Negara
Indonesia Unit II Bidang Rular dan Ekspor Impor dipisahkan masing-masing menjadi dua
Bank yaitu Bank Rakyat Indonesia dan Bank Ekspor Impor Indonesia. Selanjutnya
berdasarkan Undang-undang No. 21 tahun 1968 menetapkan kembali tugas-tugas pokok BRI
sebagai bank umum.

Sejak 1 Agustus 1992 berdasarkan Undang-Undang Perbankan No. 7 tahun 1992 dan
Peraturan Pemerintah RI No. 21 tahun 1992 status BRI berubah menjadi perseroan terbatas.
Kepemilikan BRI saat itu masih 100% di tangan Pemerintah Republik Indonesia. Pada tahun
2003, Pemerintah Indonesia memutuskan untuk menjual 30% saham bank ini, sehingga
menjadi perusahaan publik dengan nama resmi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.,
yang masih digunakan sampai dengan saat ini. (Sumber: http://bri.co.id/articles/9)

1.2. Struktur Organisasi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero)

(Sumber: Laporan Tahunan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tahun 2016).
Sumber: Laporan Tahunan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tahun 2016).
(Sumber: Laporan Tahunan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tahun 2016).
(Sumber: Laporan Tahunan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tahun 2016).
BAB 2

VISI DAN MISI


2.1 Visi BRI
Menjadi bank komersial terkemuka yang selalu mengutamakan kepuasan nasabah.

2.2 Misi BRI


1. Melakukan kegiatan perbankan yang terbaik dengan mengutamakan pelayanan kepada
usaha mikro, kecil dan menengah untuk menunjang peningkatan ekonomi masyarakat.
2. Memberikan pelayanan prima kepada nasabah melalui jaringan kerja yang tersebar luas dan
didukung oleh sumber daya manusia yang profesional dan teknologi informasi yang handal
dengan melaksanakan manajemen risiko serta praktek Good Corporate Governance (GCG)
yang sangat baik.
3. Memberikan keuntungan dan manfaat yang optimal kepada pihak-pihak yang
berkepentingan (stakeholders).

Dengan visi yang selalu mengutamakan kepuasan nasabah dan misi diatas maka bank BRI
di tuntut agar lebih mengutamakan pelayanan demi kepuasan kepada nasabah untuk mencapai suatu
tujuan. Pelayanan yang baik akan memberikan kesan positif bagi nasabah, pelayanan merupakan
sebuah kata kunci yang senantiasa diupayakan oleh suatu perusahaan dalam rangka untuk mencari
dan mempertahankan pelanggan yang ada dalam menunjangkeberhasilan pencapaian tujuan yang
telah ditetapkan sebelumnya. Bagi Bank BRI kehilangan nasabah merupakan bencana besar, karena
tanpa nasabah apa artinya sebuah bank. Fungsi tambahan dalam lembaga keuangan ini yaitu
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Bidang jasa perbankan meliputi berbagai kegiatan
dalam penyelenggaraan transaksi-transaksi yang berkaitan dengan kepentingan masyarakat dan
dunia usaha. Selain kegiatan operasional tentunya bank harus dapat memberikan pelayanan yang
terbaik agar dapat memiliki kualitas pelayanan yang baik dimata nasabah. Terciptanya kualitas
pelayanan tentunya menciptakan kepuasan terhadap pengguna layanan yang pada akhirnya dapat
memberikan beberapa manfaat, diantaranya terjadinya hubungan harmonis antara penyedia jasa
dengan nasabah. Peningkatan kualitas pelayanan perlu dilakukan secara terus menerus dalam
rangka menjaga kepuasan nasabah. Inovasi-inovasi pelayanan perlu dilakukan sesuai dengan
masukan-masukan dari nasabah dan dengan kemampuan unit pelayanan dalam memenuhi
keinginan nasabah tersebut. Oleh karena itu, upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan tidak
lepas dari upaya untuk mengukur kepuasan pelanggan, yang hasilnya merupakan bahan masukan
bagi upaya perbaikan Kualitas pelayanan yang diberikan perusahaan terhadap nasabah. Suatu
pelayanan akan memiliki kualitas yang baik apabila pelayanan tersebut mampu memenuhi harapan
pelanggan. Pelayanan dari Bank BRI ini juga mengutamakan usaha mikro, kecil dan menengah
untuk menunjang ekonomi masyarakat. Tidak hanya pelayanan saja melainkan Bank BRI juga
menggunakan teknologi informasi yang handal sehingga akses Bank BRI dapat dijagkau di seluruh
dunia. Dengan hal tersebut akan membuat Bank BRI menjadi bank terkemuka dan mampu bersaing
dengan para pesaing lainnya. Termukanya Bank BRI dengan banyaknya nasabah akan dapat
membuat keuntungan juga bagi para pemegang sahamnya.

2.3 Kebijakan Korporat


Kebijakan Penyusunan Rencana Bank Rencana Bank terdiri dari :
a. Rencana Jangka Panjang (RJP/corporate plan) untuk jangka waktu 5 (lima) tahun.
b. Rencana Bisnis Bank (RBB) Bank untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun.
c. Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) Bank untuk 1 (satu) tahun.

2.4 Kebijakan Usaha


Kebijakan dan peraturan internal BRI termasuk standard operatingprocedure
(SE/SK/BPO/Juklak) harus sejalan dengan kebijakan GCG yang telahditetapkan. Asas GCG
harus tercermin dalam semua kebijakan dan peraturan internal Bank baik yang berkaitan dengan
usaha Bank maupun berkaitan dengan manajemen intern Bank.
Setiap pengembangan produk dan/atau aktivitas baru harus dikaji dengan seksama
kesesuaiannya dengan ketentuan yang berlaku. Ketentuan terkait produk dan/atau aktivitas baru
Bank diatur dalam ketentuan tersendiri.

2.5 Kebijakan Pengawasan


Pengawasan Bank diimplementasikan dengan konsep 3 (tiga) garis pertahanan/threelines of
defense yaitu:
a. First Line of Defense
b. Second Line of Defense
c. Third Line of Defense
Sementara Kebijakan Pengawasan BRI terdiri dari :
a.Kebijakan pengendalian internal
Kebijakan pengendalian internal disusun dengan memperhatikan ruang lingkup sebagai
berikut :
1. Lingkungan pengendalian, contoh penerapan konsep three line of defense;
2. Pengkajian dan pengelolaan risiko usaha, contoh risk assessment terhadap produk
dan/atau aktivitas bisnis bank;
3. Aktivitas pengendalian yang dilaksanakan disetiap tingkatan struktur bank, contoh
kebijakan pengawasan atasan langsung,dual control dsb;
4. Sistem informasi dan komunikasi, contoh informasi yang tersedia di dalam Brinets dan
Data Ware House (DWH);
5. Pemantauan, Evaluasi dan tindak lanjut atas aktivitas pengendalian intern, contoh
kebijakan penerapan perangkat manajemen risiko.

Kebijakan Kebijakan pengawasan internal antara lain meliputi kebijakan Audit Intern,
Strategi Anti Fraud, Hukum dan Kepatuhan.

b. Kebijakan Pengawasan Eksternal


Pengawasan eksternal dilakukan oleh auditor eksternal dan lembaga pengawas perbankan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Contoh : Audit Eksternal E&Y, BPK dan OJK

c. Kebijakan Transparansi dan Pengungkapan


Kebijakan internal Bank terkait transparansi dan pengungkapan tertuang dalam :
1. Panduan transparansi dan pengungkapan (transparency and disclosureguidelines);
2. Kebijakan Rahasia Bank; dan
3. Kebijakan tentang pelaporan baik laporan internal maupun eksternal termasuk laporan
kepada otoritas pengatur dan pengawas Bank, yang dituangkan dalam kebijakan tersendiri
menurut jenis laporan. Laporan tersebut biasa disebut dengan LBU.
Evaluasi dan penyempurnaan kebijakan internal Bank dilakukan secara berkala oleh unit kerja
pembuat kebijakan (policy owner) sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan Bank.

2.6 Struktur Organisasi dan Job Description


Struktur tata kelola Bank meliputi struktur organ perusahaan utama dan pendukungserta
kebijakan Bank dalam rangka pelaksanaan usaha, yaitu sbb :
1) Organ Utama
Organ Utama BRI terdiri atas :

a. Rapat Umum Pemegang Saham


Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) merupakan forum dari instansi tertinggi Organ Bank,
yaitu pemegang saham. RUPS terdiri atas :
1. RUPS Tahunan, untuk mengesahkan beberapa agenda yang wajib diselenggarakan dalam
jangka waktu paling lambat 6 (enam) bulan setelah tahun buku berakhir.
2. RUPS lainnya, dapat diselenggarakan setiap waktu berdasarkan kebutuhan untuk
kepentingan Perusahaan.
b. Dewan Komisaris
Dewan komisaris terdiri dari Komisaris dan Komisaris Independen. Komisaris independen
ditetapkan paling kurang 50% (lima puluh persen) dari jumlah anggota Dewan Komisaris.
Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris mengacu pada Anggaran dasar
Bank, dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

c. Direksi
Direksi bertugas dan bertanggung jawab secara kolegial. Masing‐masing anggota Direksi
dapat melaksanakan tugas dan mengambil keputusan sesuai dengan pembagian tugas dan
wewenangnya, tetapi pelaksanaan tugas dari masing‐masing anggota Direksi akhirnya tetap
merupakan tanggung jawab bersama. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi mengacu
pada Anggaran Dasar Bank, dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Hubungan kerja Dewan Komisaris dan Direksi adalah hubungan check and balances dengan prinsip
bahwa kedua organ tersebut mempunyai tugas untuk menjaga kelangsungan usaha Bank dalam
jangka panjang dan mempunyai tujuan akhir untuk kemajuan dan kesehatan Bank.

2) Organ Pendukung
Di BRI terdapat beberapa komite dimana Komite dibentuk dalam mengambil beberapa
keputusan perusahaan, komite tersebut terdiri dari :

a. Komite-komite
Komite di bawah Dewan Komisaris, antara lain :
1. Komite Audit
2. Komite Nominasi dan Remunerasi
3. Komite Pengawasan Manajemen Risiko.
Komite di bawah Direksi, antara lain :
1. Komite Manajemen Risiko /Risk Management Committee (RMC)
2. Komite Kebijakan Perkreditan (KKP);
3. Komite Kredit (KK);
4. Komite Aset dan Liabilitas / Asset-Liability Committee (ALCO)
5. Komite Pengarah Teknologi dan Sistem Informasi / IT SteeringCommittee (ITSC);
6. Komite Kebijakan Sumber Daya Manusia;
7. dan Komite lainnya yang dapat ditetapkan kemudian
b. Sekretaris Dewan Komisaris
Sekretaris Dewan Komisaris merupakan organ Dewan Komisaris yang diangkat oleh Dewan
Komisaris yang bertugas membantu pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan
Komisaris.

c. Sekretaris Perusahaan
Bank menunjuk Sekretaris Perusahaan untuk membantu Dewan Komisaris dan Direksi dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawab masing-masing terkait dengan pelaksanaan GCG
serta untuk mengelola komunikasi kepada pihak yang berkepentingan (stakeholders) baik
pihak intern maupun pihak ekstern.

d. Satuan Kerja Manajemen Risiko


Penerapan Manajemen Risiko meliputi :
1. Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi
2. Kecukupan kebijakan, prosedur dan penetapan limit
3. Proses Manajemen Risiko dan sistem informasi Manajemen Risiko
4. Sistem Pengendalian Internal
f. Satuan Kerja Kepatuhan
Satuan Kerja Kepatuhan merupakan Unit Kerja independen yang bertanggungjawab dalam
melaksanakan Fungsi Kepatuhan di BRI.

g. Satuan Kerja Audit Intern


Audit Intern merupakan unit kerja/satuan kerja yang secara struktural berada dibawah
pengawasan langsung Direktur Utama, bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama
dan memiliki garis komunikasi dengan Komite Audit. Audit Intern melakukankegiatan
pemberian keyakinan (assurance) dan konsultasi yang bersifat independen dan objektif
dengan tujuan untuk meningkatkan nilai tambah dan memperbaiki operasional Bank melalui
pendekatan yang sistematis dengan cara mengevaluasi dan meningkatkan kecukupan dan
efektifitas manajemen risiko, pengendalian intern dan proses tata kelola perusahaan.
h. Audit Ekstern
Pemeriksaan terhadap Bank dilakukan pula oleh eksternal Auditor yaitu Bank Indonesia,
Badan Pemeriksa Keuangan, pemeriksa lain sesuai regulasi dan Kantor Akuntan Publik. Bank
wajib menunjuk Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik yang terdaftar di Bank Indonesia
dalam pelaksanaan audit laporan keuangan Bank.
BAB 3

ANALISIS LINGKUNGAN EKSTERNAL

Analisis Eksternal itu sendiri adalah upaya identifikasi tren kejadian dan faktor-faktor yang
berada di luar kendali suatu organisasi atau perusahaan, yang berpengaruh terhadap keputusan
manajemen suatu organisasi. Dalam kasus ini kita akan membahas analisis eksternal PT. Bank
Rakyat Indonesia Tbk. Analisis eksternal akan mengungkap peluang-peluang dan ancaman yang
dihadapi oleh Bank BRI sehingga perusahaan dapat merumuskan strategi guna mendapat
keuntungan dari peluang-peluang dan menghindari atau meminimalkan dampak dari ancaman yang
ada. Analisis eksternal terdiri dari 9 Faktor Eksternal utama, yaitu :

1. Ekonomi dan Pembagunan Nasional


2. Kebijakan Moneter dan Fiskal
3. Kebijakan Industri dan Sektoral
4. Lingkungan Demografi
5. Lingkungan Sosial dan Budaya
6. Lingkungan Politik Domestik dan Internasional
7. Lingkungan Teknologi
8. Lingkungan Alami (Natural)
9. Lingkungan Pemerintahan

Selanjutnya kita akan membahas satu per satu hubungan antara faktor-faktor Eksternal Utama
dengan PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk, dimana melalui analisis setiap isu-isu terkini yang
berhubngan dengan faktor tersebut termasuk kekuatan dan peluang-peluang serta ancaman yang
dihadapi oleh BRI.

3.1. Ekonomika Pembangunan dan Regional


Kekuatan Ekonomi dapat dinilai dari beberapa kondisi perekonomian di Indonesia saat ini:
1. Menguatnya Perekonomian Amerika
Dimana telah dikatakan oleh Menteri Koordinator Perekonomian Indonesia Chairul
Tanjung di akhir masa jabatannya, memaparkan sejumlah fakta mengenai ekonomi
Indonesia dua tahun ke depan. Menurutnya, diperkirakan tahun 2015 ini hingga 2016
adalah tahun berat bagi perekonomian Indonesia dan negara berkembang lainnya.
“Kondisi itu sudah bisa diprediksi dari sekarang berdasarkan beberapa indikator
diantaranya kembali menguatnya perekonomian Amerika yang berimbas pada
berkurangnya likuididitas negara-negara berkembang” jelas Chairul.
http://swa.co.id/business-research/tahun-2015-ekonomi-indonesia-hadapi-tantangan-berat
2. Pelemahan Pertumbuhan Ekonomi dan Penurunan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar
Amerika
Hal senada juga disampaikan, Ekonom Raden Pardede dalam acara perpisahan dan
pembubaran Komite Ekonomi Nasional (KEN). Menurut Raden yang juga merupakan
wakil ketua (KEN), pertumbuhan ekonomi pada tahun 2016 masih diprediksi mengalami
peningkatan tipis bertumbuh disekitar 5,2 %, dengan asumsi stimulus fiskal dari hasil
penghematan subsidi BBM akan efektif pada semester kedua. Sementara itu, inflasi
diperkirakan berada di tingkat yang lebih tinggi dibanding tahun ini.
“Hal tersebut dikarenakan imbas dari kenaikan harga BBM dan listrik,” kata Raden. Di
lain pihak, menguatnya perekonomian Amerika juga menyebabkan suku bunga di sana
naik, sehingga suku bunga acuan BI diperkirakan akan naik sampai 8,5 %. Nilai tukar
akan berada di sekitar Rp12.200 - Rp12.700 per US$. Maret 2015 ini nilai tukar Rupiah
bahkan sudah mencapai Rp12.800 – Rp13.000 per US$.
Pelemahan pertumbuhan ini juga terjadi secara merata di hampir semua negara
berkembang, bahkan dialami negara ekonomi besar seperti China, India, Brazil dan
Indonesia. “Kondisi ini kelak juga akan membuat permintaan barang dan harga komoditas
jadi melemah,” jelas Raden.http://swa.co.id/business-research/tahun-2015-ekonomi-
indonesia-hadapitantangan-berat

3. Meningkatnya Jumlah Pengangguran dan Kemiskinan Menyebabkan Tidak Meratanya


Pendapatan per Kapita
Pendapatan per kapita adalah besarnya pendapatan rata-rata penduduk di suatu negara.
Pendapatan per kapita didapatkan dari hasil pembagian pendapatan nasional suatu negara
dengan jumlah penduduk negara tersebut. Pendapatan per kapita juga merefleksikan PDB
per kapita. Apabila tingkat pengangguran tinggi, maka pendapatan nasional juga akan
berkurang karena banyaknya orang tidak mendapat penghasilan.
Pendapatan per kapita sering digunakan sebagai tolok ukur kemakmuran dan tingkat
pembangunan sebuah negara; semakin besar pendapatan per kapitanya, semakin makmur
negara tersebut.
Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan, pendapatan per kapita atau rata-rata orang
Indonesia menjadi Rp 47,96 juta per tahun atau mendekati Rp 4 juta per bulan di 2016.
Meski mengalami kenaikan dibanding dua tahun sebelumnya, namun Indonesia masih
memiliki tantangan ketimpangan pendapatan dan middle income trap.
Meskipun naik secara nasional, namun masih terdapat ketimpangan pendapatan antara
penduduk di kota dan di desa atau di Jakarta dengan daerah lainnya. Ketimpangan tersebut
cukup tajam. Hal ini dapat dilihat dari angka PDB per kapita per provinsi, ada perbedaan
tajam antara satu provinsi dengan provinsi lain, seperti antara Jakarta dan NTT.

4. Perekonomian Indonesia yang Mengandalkan Sektor Pertanian atau Usaha Kecil


Menengah
Sektor pertanian di Indonesia sangat diperlukan untuk mendukung Indonesia sebagai
negara agraris.Sektor pertanian merupakan salah satu pendukung perekonomian
Indonesia.Banyak sekali potensi-potensi kekayaan alam yang dapat dimanfaatkan.Selain
itu, sebagian besar penduduk Indonesia masih mengandalkan sektor pertanian sebagai
pekerjaan utama.Pertanian berperan sangat penting untuk ketahanan pangan di negeri ini.
Selain pertanian, perekonomian Indonesia juga didukung oleh banyaknya UKM-UKM
yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Melalui UKM-UKM yang didirikan oleh
perseorangan ini dapat membantu meningkatkan pendapatan per kapita dan menunjang
pertumbuhan perekonomian Indonesia
Tabel di bawah merupakan hubungan antara beberapa kondisi perekonomian
Indonesia saat ini dengan peluang-peluang dan ancaman yang dihadapi bank BRI.
Kondisi
Peluang Ancaman
Ekonomi
Menguatnya Meningkatnya tingkat suku
Perekonomian bunga di Amerika diikuti dengan
Amerika. peningkatan suku bunga yang
ditawarkan, sehingga
mengurangi nasabah yang
melakukan pinjaman ke bank.
Suku bunga tinggi juga dapat
menyebabkan negative spread
(rugi dan modal menjadi
negatif).
Pelemahan Lemahnya pertumbuhan ekonomi di Indonesia Penurunan nilai rupiah terhadap
Pertumbuhan ( 5,2-5,5%) namun masih dianggap stabil, dollar AS berdampak pada
Ekonomi dan sehingga banyak pengusaha membutuhkan kurangnya daya beli masyarakat
Penurunan pinjaman ke bank untuk modal usaha, melalui indonesia, banyak industri yang
Nilai Tukar kredit modal usaha. mendapat laba sedikit, sehingga
Rupiah kemampuan untuk berinvestasi
Terhadap juga lemah, akibatnya Layanan
Mata Uang Kustodian (penitipan efek) BRI
Asing minim digunakan.
http://www.bri.co.id/articles/116
Pendapatan Meningkatnya pendapatan perkapita Indonesia Belum meratanya pendapatan
per Kapita bisa jadi menjadi salah satu indikator perkapita di Indonesia
Tidak Merata meningkatnya kesejahtraan penduduk menyebabkan struktur dana di
Indonesia sehingga membuka peluang bagi BRI di dominasi oleh dana mahal
BRI untuk nasabah baik simpanan atau sehingga berpengaruh terhadap
pinjaman bunga pinjaman.
Perekonomian BRI sebagai bank pemerintah mendapat tugas
Indonesia utama untuk membantu membiayai industri-
yang masih industri kecil, menengah, dan koperasi
ditopang utamanya bagi masyarakat pedesaan yang
sektor pelaksanaannya dengan memiliki produk
pertanian dan Kupedes (Kredit Umum
UKM Pedesaan).http://core.ac.uk/display/12354087
Sektor pertanian atau perusahaan yang
bergerak dibidang agribisnis dapat melakukan
pinjaman berupa kredit Agribisnis di Bank
BRI.http://www.bri.co.id/articles/116

3.2. Kebijakan Moneter dan Fiskal


Salah satu tugas dari Pemerintah adalah membuat kebijakan yang salah satu fungsinya untuk
menjaga kesetabilan di masyarakat. Kebijakan-kebijakan tersebut dapat dilihat dari kebijakan
yang dikeluarkan oleh Pemerintah melalui Undang-Undang serta hukum yang mengatur
kegiatan perbankan di Indonesia. Salah satu kebijakan itu adalah kebijakan moneter.
Kebijakan moneter adalah proses mengatur persediaan uang sebuah negara untuk mencapai
tujuan tertentu; seperti menahan inflasi, mencapai pekerja penuh atau lebih sejahtera.
Kebijakan moneter dapat melibatkan mengeset standar bunga pinjaman, "margin
requirement", kapitalisasi untuk bank atau bahkan bertindak sebagai peminjam usaha terakhir
atau melalui persetujuan melalui negosiasi dengan pemerintah lain.
Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan yang bertujuan untuk mencapai
keseimbangan internal (pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan
pembangunan) dan keseimbangan eksternal (keseimbangan neraca pembayaran) serta
tercapainya tujuan ekonomi makro, yakni menjaga stabilisasi ekonomi yang dapat diukur
dengan kesempatan kerja, kestabilan harga serta neraca pembayaran internasional yang
seimbang. Apabila kestabilan dalam kegiatan perekonomian terganggu, maka kebijakan
moneter dapat dipakai untuk memulihkan (tindakan stabilisasi). Pengaruh kebijakan moneter
pertama kali akan dirasakan oleh sektor perbankan, yang kemudian ditransfer pada sektor riil.
Kebijakan moneter adalah upaya untuk mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi
secara berkelanjutan dengan tetap mempertahankan kestabilan harga. Untuk mencapai tujuan
tersebut Bank Sentral atau Otoritas Moneter berusaha mengatur keseimbangan antara
persediaan uang dengan persediaan barang agar inflasi dapat terkendali, tercapai kesempatan
kerja penuh dan kelancaran dalam pasokan/distribusi barang.Kebijakan moneter dilakukan
antara lain dengan salah satu namun tidak terbatas pada instrumen sebagai berikut yaitu suku
bunga, giro wajib minimum, intervensi dipasar valuta asing dan sebagai tempat terakhir bagi
bank-bank untuk meminjam uang apabila mengalami kesulitan likuiditas.
Pendirian kebijakan moneter dicerminkan oleh penetapan suku bunga kebijakan (BI Rate)
yang diharapkan dapat memengaruhi suku bunga pasar uang dan suku bunga deposito dan
suku bunga kredit perbankan. Perubahan suku bunga BI ini juga akan mengubah suku bunga
bank-bank lain termasuk BRI. http://id.wikipedia.org/wiki/Kebijakan_moneter

Kebijakan Moneter dan


Peluang Ancaman
Fiskal

Kebijakan moneter yang Pencegahan inflasi dapat Kebijakan moneter juga


dikeluarkan pemerintah menurunkan harga - harga membawa ancaman bagi BRI,
untuk menekan inflasi, salah barang, sehingga yaitu terjadi persaingan yang
satunya dengan meningkatkan daya beli ketat dengan bank-bank lain
menyesuaikan tingkat suku masyarakat, menyebabkan dalam mempertahankan
bunga pasar berdasarkan meningkatnya laba industri keuntungan, mengingat adanya
suku bunga BI. yang membuka peluang peraturan bunga pasar
untuk banyaknya orang yang maksimal yang sesuai dengan
akan menyimpan uangnya di BI rate.
bank atau melakukan
pinjaman untuk mulai usaha
baru (tidak terlalu
terpengaruh dengan bunga
pasar karena telah mendapat
laba yang cukup banyak).
Adanya kebijakan Dapat mengurangi keuntungan
pemerintah yang membatasi yang diperoleh dan harus
jumlah bank. bersaing sangat ketat dengan
bank-bank lain.

3.3. Lingkungan Industri dan Sektoral


Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengeluarkan 35 kebijakan terkait sektor perbankan, pasar
modal, dan industri keuangan non-bank (IKNB). Kebijakan yang sebagian di antaranya
adalah pelonggaran kebijakan itu diharapkan bisa memberikan stimulus terhadap
perekonomian nasional. kebijakan tersebut dikeluarkan OJK agar industri keuangan bisa
berperan lebih besar dalam mendukung perekonomian nasional. Kebijakan-kebijakan tersebut
dibuat agar mampu menjaga pertumbuhan kredit perbankan, pertumbuhan pasar modal, dan
perkembangan Industri Keuangan Non Bank agar bisa mendorong pertumbuhan ekonomi
tetap tumbuh sesuai target.
Dalam kebijakan ini, OJK mengeluarkan 12 kebijakan di sektor perbankan, 15 kebijakan di
sektor pasar modal, 4 kebijakan di sektor IKNB, serta 4 kebijakan di bidang edukasi dan
perlindungan konsumen. Beberapa kebijakan ini bersifat temporer selama dua tahun dengan
melihat perkembangan kondisi perekonomian ke depan.
Beberapa ketentuan yang dibuat OJK dalam rangka memberikan stimulus terhadap
perekonomian, antara lain, tagihan atau kredit yang dijamin oleh pemerintah pusat dikenakan
bobot risiko sebesar nol persen dalam perhitungan aset tertimbang menurut risiko (ATMR)
untuk risiko kredit. Hal lainnya adalah penilaian kualitas kredit terhadap satu debitor atau satu
proyek terkait dengan ketepatan pembayaran pokok dan/atau bunga, dinaikkan dari paling
tinggi Rp 1 miliar menjadi paling tinggi Rp 5 miliar.
OJK juga mendorong pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) untuk go public, mencakup
penyusunan ketentuan untuk pengembangan UKM, serta pembuatan papan khusus untuk
UKM. Selain itu, obligasi daerah dikembangkan untuk membiayai pembangunan
infrastruktur. Dalam kaitannya dengan perusahaan pembiayaan, OJK merelaksasi kebijakan
non-performing financing (NPF) perusahaan pembiayaan dalam rangka mendorong
pertumbuhan piutang pembiayaan oleh industri perusahaan pembiayaan (PP).

Kebijakan Industri dan Peluang Ancaman


Sektoral
OJK mengeluarkan 35 Dengan dikeluarkannya Dengan ditetapkannya
kebijakan yang ditujukan peraturan ini diharapkan peraturan tersebut maka
untuk menstimulus industri perbankan Indonesia setiap Bank memiliki
industri perbankan di dapat terangsang dan peluang yang sama
Indonesia sehingga baik Bank ataupun
Nasabah semakin
dipermudah.

3.4. Lingkungan Demografi


Indonesia memiliki jumlah penduduk sebesar 245 juta jiwa, menjadikan negara ini negara
dengan penduduk terbanyak ke-4 di dunia. Pulau Jawa merupakan salah satu daerah terpadat
di dunia, dengan lebih dari 107 juta jiwa tinggal di daerah dengan luas sebesar New York.
Indonesia memiliki budaya dan bahasa yang berhubungan namun berbeda. Sejak
kemerdekaannya Bahasa Indonesia (sejenis dengan Bahasa Melayu) menyebar ke seluruh
penjuru Indonesia dan menjadi bahasa yang paling banyak digunakan dalam komunikasi,
pendidikan, pemerintahan, dan bisnis. Namun bahasa daerah juga masih tetap banyak
dipergunakan.
Dari segi kependudukan, Indonesia masih menghadapi beberapa masalah besar anatara lain :
a. Penyebaran penduduk tidak merata, sangat padat di Jawa - sangat jarang di Kalimantan
dan Irian.
b. Piramida penduduk masih sangat melebar, kelompok balita dan remaja masih sangat
besar.
c. Angkatan kerja sangat besar, perkembangan lapangan kerja yang tersedia tidak sebanding
dengan jumlah penambahan angkatan kerja setiap tahun.
d. Distribusi Kegiatan Ekonomi masih belum merata, masih terkonsentrasi di Jakarta dan
kota-kota besar dipulau Jawa.
e. Pembangunan Infrastruktur masih tertinggal; belum mendapat perhatian serius.
f. Indeks Kesehatan masih rendah; Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi masih
tinggi.http://id.wikipedia.org/wiki/Demografi_Indonesia

Lingkungan Demografi Peluang Ancaman


Jumlah penduduk yang Memungkinkan untuk
banyak mmperoleh nasabah yang
banyak
Banyaknya penduduk Tidak meratanya
tidak diikuti dengan keuntungan yang didapat
persebaran yang merata cabang-cabang bank.
(terkonsentrasi di pulau Keuntungan cabang yang
Jawa, sangat jarang di berada di Pulau
Kalimantan dan Irian) Kalimantan dan Irian
relatif lebih rendah (akibat
lebih sedikit nasabah
daripada di Jawa)
Kelompok balita dan Banyaknya kebutuhan anak
remaja yang sangat besar membuat para orang tua
(akibat dari tingginya yang sudah bekerja untuk
angka kelahiran) semakin giat bekerja dan
menggunakan jasa bank
(membuka tabungan atau
menyetor uang untuk
keperluan anak)

3.5. Lingkungan Sosial dan Budaya


Banyak sekali permasalahan sosial yang terjadi dalam masyarakat Indonesia, yang kemudian
dari waktu ke waktu menjadi suatu permasalahan yang kompleks dan seakan-akan sulit untuk
dibenahi. Saat ini saya ingin membahas salah satu permasalahan sosial yang sudah lama
menjadi suatu permasalahan yang berlarut-larut dan bahkan semakin parah.Permasalahan
tentang pengangguran merupakan permasalahan yang sepertinya sudah mendarah daging bagi
masyarakat Indonesia , mengapa dapat dikatakan demikian? karena masalah pengangguran
sendiri dari hari ke hari semakin meningkat, menurut saya hal tersebut di mulai dari masa
krisis global yang melanda Indonesia , yang menyebabkan banyak perusahaan gulung tikar
dan mem PHK kan sejumlah karyawannya.
Permasalahan pengangguran juga merupakan permasalahan yang cukup serius bagi banyak
negara di dunia, bahkan hampir semua negara mengalami permasalahan tentang
pengangguran. Menjadi seorang pengangguran sendiri dapat mengakibatkan banyak hal
negatif bagi seseorang, baik dalam dirinya sendiri maupun di dalam kelompok sosialnya.
Pengangguran itu sendiri dapat menyebabkan meningkatnya jumlah kemiskinan di Indonesia
sehingga pada akhirnya menyebabkan daya beli masyarakat kita sangat lemah.
Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja tidak sebanding dengan
jumlah lapangan pekerjaan yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi
masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan
pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan
dan masalah-masalah sosial lainnya.http://pikarustia.blogspot.com/2013/06/hubungan-antara-
pengangguran-dengan.html
Banyak sekali permasalahan sosial yang terjadi dalam masyarakat Indonesia, yang kemudian
dari waktu ke waktu menjadi suatu permasalahan yang kompleks dan seakan-akan sulit untuk
dibenahi. Saat ini saya ingin membahas salah satu permasalahan sosial yang sudah lama
menjadi suatu permasalahan yang berlarut-larut dan bahkan semakin parah.Permasalahan
tentang pengangguran merupakan permasalahan yang sepertinya sudah mendarah daging bagi
masyarakat Indonesia , mengapa dapat dikatakan demikian? karena masalah pengangguran
sendiri dari hari ke hari semakin meningkat, menurut saya hal tersebut di mulai dari masa
krisis global yang melanda Indonesia , yang menyebabkan banyak perusahaan gulung tikar
dan mem PHK kan sejumlah karyawannya.
Permasalahan pengangguran juga merupakan permasalahan yang cukup serius bagi banyak
negara di dunia, bahkan hampir semua negara mengalami permasalahan tentang
pengangguran. Menjadi seorang pengangguran sendiri dapat mengakibatkan banyak hal
negatif bagi seseorang, baik dalam dirinya sendiri maupun di dalam kelompok sosialnya.
Pengangguran itu sendiri dapat menyebabkan meningkatnya jumlah kemiskinan di Indonesia
sehingga pada akhirnya menyebabkan daya beli masyarakat kita sangat lemah.
Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja tidak sebanding dengan
jumlah lapangan pekerjaan yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi
masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan
pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan
dan masalah-masalah sosial lainnya.http://pikarustia.blogspot.com/2013/06/hubungan-antara-
pengangguran-dengan.html

Lingkungan Sosial dan Peluang Ancaman


Budaya
Tingkat Pengangguran Banyak orang tidak
dan Kemiskinan yang berpenghasilan, tidak
Tinggi memiliki uang untuk
berinvestasi, melakukan
pinjaman, ataupun
memenuhi persyaratan
untuk membuka tabungan.

3.6. Lingkungan Politik Domestik dan International


Kurang stabilnya kondisi politik di Indonesia akhir-akhir turut memicu kestabilan dalam
dunia perbankan hal ini karena dunia perbankan sangat di pengaruhi oleh kondisi suatu negara
semakin tidak stabil suatu negara maka akan membuat kepercayaan pada negara itu munurun
sehingga menurunkan kepercayaan para pemilik uang untuk menanamkan uangnya. Berikut
beberapa kejadian yang mempegaruihi iklim politik di Indonesia.
1. Kondisi Politik di Indonesia
Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Busyro Muqoddas menyampaikan,
proses politik di Indonesia saat ini sedang mengalami penurunan demokrasi.
Hal itu karena lembaga politik di Indonesia tidak menegakkan identitas negara hukum.
Menurutnya, lembaga eksekutif dan legislatif sebagai penggerak negara semestinya
menerapkan prinsip demokrasi secara utuh.
"Dua pilar ini harusnya diimplementasikan dalam proses politik. Apakah undang-undang
kepolitikan mencerminkan negara hukum atau tidak? Menurut saya tidak.
Proses saat ini melahirkan demokrasi prosedural yang cacat," ujar Busyro dalam acara
diskusi di Hotel JS Luwansa, Jakarta, Selasa 25 November 2014.
Pada kesempatan itu, Busyro mengatakan, banyak kepala daerah hampir menjadi 'pasien'
KPK, karena ditemukan adanya 400 izin usaha pertambangan yang bermasalah.
"Sebagian besar yang menikmati itu asing yang difasilitasi. Bukannya kita anti asing.
Kemudian bila asing difasilitasi sedemikian rupa dan negara hukum menjadi rontok. Ini
fakta bahwa negara kita sedang dalam penggerusan demokrasi," ungkapnya.
(IRIBIndonesia/Sindonews/RM)
http://indonesian.irib.ir/international/asia-dan-pasifk/item/88565-saat-ini-politik-
indonesia-dalam-kondisi-cacat
2. Kondisi Hukum di Indonesia
Seperti yang kenyataan yang ada saat ini bahwa hukum di Indonesia memang bisa
dikatakan “runcing ke bawah, tumpul ke atas”. Maksudnya adalah dimana hukum hanya
berlaku dan bisa menjadi sangat keras kepada masyarakat biasa atau kalangan bawah.
Sedangkan bagi kalangan atas atau pejabat-pejabat negara hukum menjadi sangat lunak
bahkan tidak direalisasikan sama sekali meskipun perbuatan yang dilakukan termasuk
melanggar dan menyimpang dari hukum.

Kondisi Politik Domestik


Peluang Ancaman
dan International

Kondisi politik yang tidak Mengingat tahun 1998 dimana


stabil (banyak koruptor, keluarga Presiden Soeharto
demonstrasi, pertikaian antar membuat bangkrut 4 bank,
partai, tampak gejala akibat kondisi politik yang
penggerusan demokrasi tidak stabil (pemerintahan
dimana banyak pejabat otoriter dan tidak ada
berbuat seenaknya). demokrasi) dapat menjadi
ancaman bagi semua bank
termasuk BRI.
Kondisi Hukum di Indonesia Banyaknya kasus korupsi yang
melibatkan pihak pemerintah
atau pun pihak swasta dapat
berakibat secara langsung
kepada BRI dimana banyak
diantara perusahaan tersebut
mungkin saja salah satu debitur
BRI, sehingga ditakutkan ada
perusahaan yang merupakan
debitur BRI ikut terlibat dan
akan berpengaruh terhadap
risiko reputasi.

3.7. Lingkungan Teknologi


Telah diketahui bahwa Indonesia bertindak “konsumtif terhadap teknologi” dimana
negara kita akan menggunakan semua teknologi baru yang ditemukan negara-negara lain.
Saat ini semua aspek kehidupan kita tidak terlepas dari namanya teknologi. Penemuan-
penemuan terabaru dari fitur-fitur yang canggih semakin memanjakan kita semua sebagai
masyarakat yang konsumtif akan teknologi. Kemajuan teknologi dapat menciptakan pasar
baru, menghasilkan perkembangan produk baru yang lebih baik, serta meniadakan hambatan
biaya antar bisnis. Kekuatan teknologi juga akan membuat kita melakukan pekerjaan secara
efisien dan cepat, serta meningkatkan kemampuan teknis karyawan yang bekerja di
perusahaan atau organisasi.
Teknologi juga berperan penting dalam dunia perbankan. Bisnis perbankan sangat
mempengaruhi ekonomi dunia saat ini. semenjak ditemukannya computer pada tahun 1955,
Teknologi Informasi (TI) berkembang sangat cepat, perkembangan Teknologi Informasi (TI)
sangat bermanfaat dalam dunia perbankan. Semenjak itu dunia perbankan berkembang sangat
cepat dengan memanfaatkan Teknologi Informasi (TI). Pada awalnya dunia perbankan hanya
sebagai jasa tempat penukaran uang (money changer). Lalu kemudian berkembang lagi
menjadi tempat penitipan uang, yang saat ini dikenal sebagai kegiatan simpanan (tabungan).
Kemudian berkembang lagi sebagai tempat peminjaman uang. Dan masih terus berkembang
hingga saati ini. Sekarang dunia perbankan telah berkembang bersama Teknologi Informasi
(TI) dan hasilnya adalah seperti yang kita lihat sekarang ini, contohnya adalah E-banking dan
lain-lain.
http://octhapoetra.blogspot.com/2013/06/pengaruh-teknologi-informasi-dalam.html
Bank Rakyat Indonesia pada tanggal 17 Juni 2016 telah meluncurkan satelitnya sendiri yang
akan diGunakan untuk menunjang aktivitas BRI. Selama ini BRI menyewa 23 transponder
satelit dari beberapa perusahaan komunikasi di Indonesia dengan biaya mencapai Rp500
miliar selama setahun. Sementara, BRIsat dibeli BRI dengan nilai investasi sebesar Rp3,37
triliun dan pembayaran dilakukan dengan menggunakan metode cicilan selama delapan bulan,
atau sekitar Rp400 miliar per tahun dengan total nilai investasi sebesar Rp3,37 triliun. Ini
berarti nilainya relatif lebih murah dari pada menyewa. Kondisi geografis di Indonesia juga
menjadi salah satu indikator utama BRI untuk meluncurkan satelit ini. BRI pun tak lagi perlu
membangun fiber optik bawah laut untuk menghubungkan antar pulau. Satelit ini juga
diharapkan mampu meminimalisir gangguan pelayanan seperti ATM bermasalah karena
sinyal yang tidak kuat.

Kekuatan Teknologi Peluang Ancaman


Indonesia sebagai negara BRI yang merupakan bank Kompleks dan mahalnya
konsumtif akan teknologi pemerintah dengan tujuan teknologi informasi, karena
sehingga teknologi terbaru utama melayani pasar mikro sebagian besar teknologi ini
akan masuk dan pasti (UKM, pertanian, dsb) dapat masih disuplay oleh vendor-
digunakan di Indonesia. mengembangkan jasa dan vendor luar negeri.
pelayanannya dengan Perbankan yang merupakan
menggunakan teknologi suatu korporasi yang
terbaru. Sehingga tak hanya mempunyai ruang lingkup
mengandalkan pasar di kerja yang luas ditambah
perdesaan, BRI juga berhasil dengan operasional-
merambah perkotaan dengan operasional yang sangat
memperluas jaringan unit banyak harus ditunjang
kerja dan e-channel serta dengan suatu teknologi untuk
melakukan pengembangan memudahkan,
produk e-banking, termasuk mengefisienkan dan
produk dan layanan berbasis mengefektifkan kinerja
teknologi informasi (TI) tersebut. Apalagi dalam
lainnya. dunia perbankan dibutuhkan
suatu informasi yang up to
date bagi pihak manajemen
menengah ke atas untuk
memprediksikan langkah
bisnis yang akan diambil
sehingga berbagai kendala
yang mungkin muncul dapat
teratasi.
Ditemukannya teknologi Database komputer dapat
berupa komputer dimana kita digunakan untuk menyimpan
dapat menyimpan database data nasabah sehingga
memudahkan bank untuk
membangun hubungan
dengan nasabah
Internet banking sekarang Praktis dan memudahkan
juga menawarkan kartu baik untuk nasabah maupun
kredit online, pinjaman bagi bank. Bank akan lebih
personal, dan akun tabungan. praktis dalam melayani
Dan semua itu dilakukan nasabah dalam melakukan
secara online. transaksi karena jika nasabah
melakukan transaksi dengan
menggunakan fasilitas online
banking maka teller bank
tidak perlu melayani nasabah
secara manual. sehingga ini
akan memudahkan teller
karena jumlah nasabah yang
datang langsung ke bank
akan berkurang dan ini akan
membuat bank mendapatkan
keuntungan yang lebih. Oleh
karena itu dengan
ditemukannya teknologi
Internet Banking maka akan
semakin menarik masyarakat
untuk melakukan berbagai
transaksi di bank.
Berkembang teknologi Dengan membeli satelit BRI Jika tidak ditangani dan
jaringan tidak hanya akan berhemat sekitar Rp. dimaintence dengan baik
mengunakan kabel optik 500 M setiap tahunnya dan maka investasi yang
tetapi mengunakan satelit akan menunjang jaringan dikeluarkan BRI akan sia-sia
BRI hingga kepelosok bahkan menjadi pemborosan.
Indondesia sehingga BRI
tidak perlu membangun
jaringan Fiber Optik.

3.6 Lingkungan Natural (Alami)


Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mewajibkan lembaga jasa keuangan untuk membiayai
proyek yang ramah lingkungan dengan memasukkan komponen dampak lingkungan dan
sosial (AMDAL) dalam persyaratan pemberian kreditnya. Kewajiban itu bakal diatur
melalui Peraturan OJK (POJK) yang diperkirakan akan keluar pada medio tahun depan.
Lembaga jasa keuangan didorong agar tidak hanya menyalurkan kredit dengan orientasi
profit, tapi juga mementingkan tujuan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable
Development Goals (SDGs). Lembaga jasa keuangan membiayai bisnis yang jelas-jelas
merusak lingkungan. Lembaga jasa keuangan diharapkan bisa membiayai proyek yang
ramah lingkungan atau bermanfaat secara sosial. Lembaga Keuangan yang tidak taat akan
dikenakan sanksi tersebut adalah demgan menurunkan tingkat kesehatan perbankan atau
bisa dianggap bank high risk. Saat ini sudah ada delapan bank nasional yang berkomitmen
melaksanakan pembiayaan dengan prinsip SDGs. Delapan bank itu adalah Bank Rakyat
Indonesia, Bank Mandiri, Bank Negara Indonesia, Bank Central Asia (BCA), Bank
Muamalat, Bank Artha Graha, BRI Syariah, serta Bank Jabar Banten (BJB).

Lingkungan Peluang Ancaman


Alami
OJK Dengan adanya peratuuran tersebut secara Proyek bisa tidak selesai jika
mewajibakan tidak langsung dapat mengurangi risiko terjadi tertuntutan terhadap
lembaga proyek tidak selesai dikarenakan adanya debitur BRI yang mencemari
pembiayaan tutuntan hukum akan kerusakan lingkungan dan berpotensi
memasukan lingkungan. mengakibatkan kredit
AMDAL bermaslah
sebagai syarat
pencairan.

3.7 Lingkungan Pemerintahan


Pada era Jokowi sekarang ini bank dituntut dapat berperan serta dalam program
pembangunan infrastruktur yang digalakan oleh Pemerintah, salah satunya melalui
pembiyaan pada kontraktor yang mengerjakan proyek-proyek pemerintah melalui Kredit
Modal Kerja Kontruksi. Hal ini karena pemerintah terus berusaha mengejar ketertinggalan
pembangunan di sektor infrastruktur. Targetnya semester dua tahun 2017 sejumlah proyek
infrastruktur senilai lebih Rp 8 triliun bakal mulai dikerjakan. Fokus proyek ini pada
pembangunan infrastruktur perdesaan, meliputi perumahan, irigasi, dan air minum di
11.000 desa. Selain itu, pemerintah juga tengah menyelesaikan proyek kompensasi
kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Proyeknya berupa pembangunan
sumber air minum, dan irigasi di daerah tertinggal dengan nilai proyek masing-masing Rp
2 triliun. Presiden juga menggalakan percepatan infrastruktur transportasi di Sumatera,
Kalimantan dan Sulawesi misalnya Terhadap sejumlah pembangunan infrastruktur
pendukung transportasi seperti di Kalimantan sudah dimulai jalan tol Balikpapan-
Samarinda, kemudian Manado-Bitung. percepatan ini dikarenakan saat ini biaya
transportasi di Indonesia masih sangat mahal yaitu sekitar 2,5 kali lipat dari Singapura dan
Malaysia. Dengan semakin terjangkaunya biaya transportasi dan logistik, ke depannya
diharapkan harga barang dan komoditas juga akan semakin terjangkau selain itu
pelabuhan-pelabuhan besar sekarang dibangun di Kuala Tanjung, Tanjung Priok New Port,
dan Makassar New Port.

Lingkungan Peluang Ancaman


Pemerintahan
Program BRI sebagai Bank pemerintah bertugas
Pemerintah membantu para kontraktor yang terlibat
dalam dalam proyek ini melalui skema
mempercepat pembiayaan Kredit Modak Kerja Kontruksi
pembagunan atau KMK W/A di mana BRI memberikan
infrastrktur dana talangan kepada kontraktor tersebut.
Indonesia.

BAB 4

ANALISIS INTERNAL

4.1. Manajemen
Suatu perusahaan menggunakan konsep-konsep manajemen strategis untuk
merumuskan strategi yang baik sehingga menghasilkan sesuatu yang dapat menguntungkan
perusahaan. Bank BRI menerapkan konsep-konsep manajemen strategis tersebut. Dalam
rangka meningkatkan kualitas penerapan tersebut, BRI mengimplementasikan Good
Corporate Governance (GCG) melalui 3 (tiga) tahapan yaitu: perumusan, implementasi serta
monitoring dan evaluasi yang dilakukan secara berkesinambungan dan berkelanjutan untuk
memastikan tercapainya tahapan/tujuan akhir yang diharapkan yaitu GCG Excellent. Di
bawah ini adalah skema mengenai tahapan-tahapan yang direncanakan Bank BRI dalam
mengimplementasikan GCG.

(Sumber: Laporan Tahunan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tahun 2014 halaman 323)
Pada tahun 2014, tingkat turnover BRI adalah sebesar 1.36%, yang dikategorikan
sangat rendah. Rasio ini juga lebih rendah dibandingkan tahun 2013 sebesar 1,86%. Hal
tersebut adalah salah satu hasil dari penciptaan lingkungan kerja yang kondusif, berupa
suasana yang sehat, aman, nyaman yang mampu menumbuhkan semangat berkarya dan
berinovasi pada seluruh jajaran (sumber: Laporan Tahunan PT. Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tahun 2014 halaman 106 dan 497).
Struktur organisasi dari Bank BRI sesuai dengan apa yang dibutuhkan saat ini.
Apalagi, guna pengembangan organisasi, Bank BRI membentuk fungsi dibawah Direksi
untuk melakukan koordinasi di bidang-bidang utama bisnis BRI. Terdapat 4 koordinator baru
yang dibentuk, yaitu: Koordinator Bisnis Ritel, Koordinator Teknologi dan Sistem Informasi,
Change Management,serta Audit Intern (sumber: Laporan Tahunan PT. Bank Rakyat
Indonesia (Persero) Tahun 2014 halaman 55).
4.2. Produuk BRI
BRI memiliki begitu banyak layanan perbankan dengan biaya yang terjangkau. Misalnya saja
produk simpanan Simpedes dengan setoran awal yang ringan, hanya dengan Rp 100 ribu saja
Anda sudah memiliki rekening tabungan di Bank BRI dengan berbagai fasilitas yang menarik
dan canggih.
Hingga kini BRI telah melayani nasabah lewat 9.808 unit kerja. Tak hanya produk
tabungan saja, Bank BRI juga memiliki layanan e-banking mulai dari ATM, SMS
Banking, Internet Banking, Mobile Banking, dan masih banyak lagi kemudahan lainnya
bagi nasabah yang ingin melakukan transaksi transfer maupun pengecekan saldo lewat
internet maupun telepon seluler. Berikut ini daftar produk dan layanan yang dimiliki
oleh Bank BRI:

Simpedes

Tabungan BritAma

BritAma Bisnis

Tabungan BRI BritAma edisi Anak Muda

Simpedes TKI
Tabungan
Tabungan BRI Simpel

Tabungan Haji

BritAma Rencana

BritAma Valas

Tabungan BRI Junio

Deposito Rupiah

Deposito Deposito Valas

Deposit on Call

Giro BRI Rupiah


Giro BRI
Giro BRI Valas

Pinjaman Mikro KUPEDES

Kredit Modal Kerja

Kredit Investasi

Kredit Agunan Kas


Pinjaman Ritel Komersial & Menengah
Supply Chain Financing

Kredit Waralaba

Bank Garansi
BRI Guna Karya

Pinjaman BRI Guna BRI Guna Purna

BRI Guna Umum

KPEN-RP

Pinjaman Program KKPE Tebu

KKPE

Kredit Usaha Rakyat (KUR) KUR BRI

BRI Trade Finance & Services

BRI Fast Remittance

Internasional Financial Institution

BRI Money Changer

Unit Kerja Luar Negeri

Jasa Bank Garansi


Jasa Bisnis
Jasa Kliring

Bill Payment

Jasa Penerimaan Setoran


Jasa Keuangan
Transaksi Online

Transfer dan LLG

SPP Online
Jasa Kelembagaan
Cash Management BRI

E-Banking ATM BRI

SMS Banking BRI

Internet Banking BRI

E-Buzz

KIOSK BRI

Mini ATM BRI

BRIZZI
MoCash

EDC Merchant

BRI Link

Foreign Exchange

Money Market
Treasury
Fixed Income

Produk Derivatif

Kartu VISA
Kartu Kredit
Kartu Master

KPR BRI
Kredit Pemilikan Rumah
KPRS BRI

KKB Mobil Baru & Bekas

Kredit Kendaraan Bermotor KKB Refinancing

KKB Harley Davidson

4.3. Pemasaran
Sebagian besar dari jasa perbankan yang ditawarkan oleh BRI, seperti KUPEDES dan
KUR BRI, disasarkan untuk segmen UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah). Pada
tahun 2013, perusahaan mencatat 72,29% dari kredit outstanding merupakan dana untuk
segmen UMKM, sementara 24,58% digunakan untuk mendanai segmen korporat, dan 3,13%
sisanya merupakan dana untuk segmen Syariah. (Sumber: Laporan Tahunan PT. Bank Rakyat
Indonesia (Persero) Tahun 2014 Halaman 249)
Berdasarkan segmentasi pasar yang berfokus pada sektor UMKM, BRI sukses
mencapai posisi yang sangat baik dibanding para pesaingnya. BRI sukses memposisikan diri
sebagai bank yang “spesialis” UMKM. Pangsa pasar BRI pada tahun 2012 adalah 28,08%
dari keseluruhan pasar, dan berkembang menjadi 29,50% pada tahun 2013. (Sumber: Laporan
Tahunan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tahun 2014 Halaman 100)
Sebagai perusahaan yang bergerak dalam jasa perbankan, pelayanan yang ada
merupakan hal yang penting untuk menunjang distribusi dana ke masyarakat Indonesia. BRI
telah menyediakan dan terus mengembangkan kemudahan akses ke berbagai layanan yang
disediakan. Contohnya adalah penyediaan electronicchannel yang mendukung fitur i-banking
dan m-banking, sehingga konsumen dapat mengakses berbagai layanan perbankan tanpa harus
berkunjung ke ATM atau Kantor Cabang. Bahkan untuk mendukung perkembangan
electronic channel yang dimiliki, BRI memutuskan untuk membeli satelit sendiri. Satelit yang
dinamai “BRIsat” tersebut akan diluncurkan pada Juni 2016 dan memiliki izin orbit selama 15
tahun. (Sumber: http://swa.co.id/corporate/bri-miliki-satelit-sendiri-untuk-efiensi-dan-
meningkatkan-mutu-layanan)
Dalam upaya memberikan respon terbaik kepada masing-masing segmen pasar, BRI
menyusun struktur organisasi penjualannya dengan berfokus pada segmen-segmen pasarnya
(Bagian UMKM, Bagian Konsumer Pribadi, Bagian Bisnis Komersial, sertaBagian
Kelembagaan dan BUMN). Penetapan struktur organisasi ini memungkinkan BRI untuk
menjadi lebih reaktif terhadap dinamika yang terjadi dalam masing-masing segmen pasar. Hal
ini terbukti efektif dengan pangsa pasar BRI, terutama pada segmen pasar UMKM yang terus
bertumbuh dari tahun ke tahun.
BRI juga terus berupaya menjaga kualitas kredit yang diberikan, yang berimbas pada
keamanan dana nasabah. Hal ini ditunjukkan dengan penurunan dari tingkat NPL (Non-
Payable Loan) yang berkelanjutan. Tingkat NPL yang rendah menunjukkan bahwa resiko
kredit macet yang dihadapi BRI sangat kecil.

Tingkat Non-Payable Loan BRI Tahun 2009-2013


(Sumber: Laporan Tahunan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tahun 2013 Halaman 13)

Dengan kualitas kredit yang terjamin, BRI menawarkan dana dengan suku bunga yang
amat menarik. Berikut perbandingan suku bunga dasar kredit dari BRI dengan beberapa
pesaingnya:
Suku Bunga Dasar Kredit (%)

Kredit Kredit Kredit Kredit Konsumsi

Nama Bank Korporasi Ritel Mikro KPR Non KPR

PT BANK RAKYAT INDONESIA


(PERSERO), Tbk 11.00 11.75 19.25 10.25 12.50

PT BANK MANDIRI (PERSERO), Tbk 10.50 12.50 19.50 11.00 12.50

PT BANK CENTRAL ASIA, Tbk 10.50 11.75 - 10.50 9.71

PT BANK NEGARA INDONESIA


(PERSERO), Tbk 11.00 12.35 - 11.10 13.25

PT BANK CIMB NIAGA, Tbk 11.50 12.50 20.00 11.75 12.25

PT BANK PERMATA, Tbk 12.00 12.50 - 12.50 12.25

(Sumber: www.bi.go.id/ id/perbankan/suku-bunga-dasar, diakses pada 14 Maret 2015)

Unsur lain dalam bauran pemasaran yang tak kalah pentingya adalah promosi. BRI
terus berusaha meningkatkan brand awareness masyarakat akan jasa-jasa yang ditawarkan.
Salah satu strategi promosi yang gencar dilakukan secara periodik adalah program undian
“Untung Beliung Britama”. Dapat diamati bahwa setiap tahun BRI mempromosikan program
tabungannya secara masif melalui bermacam media, terutama media internet dan televisi.
Dapat disimpulkan bahwa BRI telah menempuh langkah-langkah yang efektif dalam
memasarkan layanan perbankan yang ditawarkan. Hal ini dapat dilihat dengan berbagai
prestasi yang diraih oleh BRI dan layanannya. Pada 2014, BRI memperoleh Top Brand award
untuk:
1. Kategori Banking dan Finance
a. Tabungan Britama
b. BRI Syariah
c. BritAma Junio
d. Deposito Bank BRI
2. Kategori e-channel
a. BRI mobile
b. Internet Banking BRI
c. Call BRI
(Sumber:http://www.topbrand-award.com/top-brand-survey/survey-result/top_brand_index_2014)
4.4. Keuangan/Akuntansi
Bank Rakyat Indonesia telah menyajikan laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi
keuangan, dan sudah sepenuhya sesuai dengan PSAK No. 1 Tentang Penyajian Laporan
Kuangan. Laporan Keuangan Bank Rakyat Indonesia meliputi laporan posisi keuangan,
laporan laba rugi komprehensif, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas
laporan keuangan. Analisis menggunakan metode Capital, Asset, Management, Earnings dan
Liquidity pada Bank Rakyat Indonesia serta Rata-rata Bank Pemerintah tahun 2015 – 2016
disimpulkan bahwa : Bank Rakyat Indonesia dan Rata-rata Bank Pemerintah dinilai SEHAT,
dimana Bank mampu dan memiliki ketahanan dalam menghadapi gejolak perekonomian dan
pengaruh negatif yang berasal dari lingkungan eskternal bank. Dengan demikian jawaban atas
kelesuan ekonomi serta dalam rangka meningkatkan perekonomian dapat terjawab dengan
hadirnya layanan perbankan yang berkualitas baik dalam hal informasi laporan keuangan
maupun tingkat kesehatannya.
4.5. Produksi/Operasi
BRI terus berupaya menyelaraskan pengembangan bisnisnya dengan perkembangan
demografi masyarakat dengan senantiasa mengembangkan layanannya sesuai dengan
kebutuhan masyarakat Indonesia. Selain fokus pada segmen UMKM, BRI juga terus
mengembangkan berbagai produk consumer banking dan layanan institusional bagi
masyarakat perkotaan. Untuk mendukung upaya tersebut, BRI terus mengembangkan jaringan
kerja sehingga kini tercatat sebagai bank terbesar dalam hal jumlah unit kerja di Indonesia,
yaitu berjumlah 10.396 unit kerja termasuk 3 kantor cabang yang berada di luar negeri, yang
seluruhnya terhubung secara realtime online.
Dengan basis jumlah nasabah yang besar tercermin dari jumlah rekening yang lebih dari 49
juta rekening simpanan, BRI terus mengembangkan layanan e-banking yang dapat diakses
masyarakat melalui internet, telepon, pesan singkat (ShortMessage Service/SMS), maupun
melalui layanan electronic channel lainnya seperti Automatic Teller Machine (ATM), Cash
Deposit Machine (CDM), Electronic Data Capture (EDC), dan KiosK dengan total jaringan
e-channel ini telah mencapai 152.443 unit.
Melalui 10.396 unit kerja konvensional serta layanan e-banking yang didukung oleh 20.792
unit ATM serta 131.204 unit EDC yang tersebar di seluruh pelosok Indonesia, BRI bertekad
untuk terus mendukung peningkatan efisiensi kegiatan perekonomian nasional sekaligus
meningkatkan kenyamanan dan kemudahan transaksi nasabah sesuai perkembangan
kebutuhan jasa layanan perbankan seluruh lapisan masyarakat Indonesia (sumber: Laporan
Tahunan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tahun 2014 halaman 66-67). Kesimpulannya,
fasilitas, sumber daya, dan pasar dari Bank BRI memiliki lokasi yang strategis, dimana
fasilitas yang dimiliki Bank BRI berada di seluruh pelosok Indonesia.
Bank BRI memiliki banyak teknologi dan selalu berinovasi menyediakan teknologi-teknologi
terbaru untuk memuaskan nasabahnya. Salah satu teknologi yang nantinya akan diluncurkan
pada pertengahan tahun 2016 adalah BRI-Sat (Program Satelit BRI). Satelit yang akan
dikelola oleh Bank BRI sendiri ini bertujuan untukmenghubungkan Kantor Pusat, Kantor
Wilayah, Kantor Cabang, Kantor Cabang Pembantu, BRI Unit,Kantor Kas, Teras BRI dan
Teras Keliling dengan jumlah total lebih dari 10.000 outlet, serta lebih dari100.000 jaringan
e-Channel (sumber: Laporan Tahunan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tahun 2014
halaman 123). Selain itu, satelit ini bertujuan meningkatkan kualitas pertukaran data dan
mengantisipasi pengembangan aplikasi berbasis teknologi informasi dimasa mendatang
(sumber: Laporan Tahunan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tahun 2014 halaman 238).
Kebijakan Bank BRI dalam rangka memajukan teknologi adalah kebijakan paperless system.
Kebijakan ini juga sebagai wujud tanggung jawab BRI terhadap lingkungan. Aplikasi yang
digunakan adalah:
a. E-office untuk kegiatan surat menyurat.
b. Loan Approval System.
c. E-SPJ untuk dokumentasi perjalanan dinas.
d. Portal SDM.
e. Sosialisasi kebijakan melalui public folder.
f. SMK Online untuk monitoring kinerja pekerja.
g. Perubahan Absensi manual dengan kertas menjadi dengan EDC
(Sumber: Laporan Tahunan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tahun 2014 halaman 507).
Fasilitas-fasilitas yang dimiliki oleh Bank BRI dalam kondisi cukup baik. Tetapi, berdasarkan
hasil survey yang dihasilkan oleh pihak independen maupun secara internal menunjukkan
bahwa terdapat beberapa catatan yang perlu mendapatkan perhatian di masa mendatang.Di
antaranya adalah perlunya perbaikan dalam hal pelayanan dan fitur produk serta jasa BRI
(Sumber: Laporan Tahunan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tahun 2014 halaman 117).
Kesimpulannya, fasilitas perlengkapan, mesin, dan kantor dalam kondisi cukup baik.

4.6. Penelitian dan Pengembangan


BRI secara berkesinambungan melakukan pembinaan dan pengembangan kompetensi pekerja
agar memiliki keahlian dan kompetensi yang dapat menjawab tantangan bisnis perusahaan di
masa kini dan masa datang. Melalui hal tersebut, pekerja BRI diharapkan dan diarahkan
menjadi sumber daya manusia yang memiliki kemampuan belajar, kemauan berubah,
berinovasi dan memberikan daya dorong kreatif bagi kemajuan perusahaan.
Program training yang diberikan BRI kepada seluruh pekerjanya bertujuan untuk
meningkatkan kompetensi dalam tiga hal pokok, yang menyangkut keahlian aplikatif, teknis
dan analitis, serta mengasah kemampuan manajerial pekerja. Selain itu, terkait dengan adanya
program Satelit BRI - BRIsat, BRI merasa perlu untuk mengirim pekerjanya mengikuti
program pendidikan satelit di luar negeri yang ditujukan untuk mendukung program satelit
BRI – BRIsat sehingga dapat memberikan hasil yang optimal. Terciptanya kompetensi
leadership yang baik dari para pekerja merupakan tujuan kegiatan learning & developing di
BRI. BRI memandang bahwa kehandalan kompetensi leadership dan manajerial pekerja
khususnya pada level manajemen akan membawa tata kelola perusahaan yang lebih baik
seiring dengan pencapaian visi dan misi Bank.
Untuk itu, BRI memasukkan pendidikan leadership dalam kurikulum pendidikan
pengembangan dan pembekalan pekerja pada level jabatan tertentu, serta mengikutsertakan
pekerja dalam program pendidikan pembekalan leadership yang diselenggarakan oleh pihak
eksternal.
Terdapat setidaknya tiga kategori training yang dijalankan BRI dalam meningkatkan
kompetensi SDM, yaitu:
1. Program Pendidikan Pembekalan (Recruitment)
Kegiatan pendidikan yang diberikan kepada calon pekerja BRI atau pekerja BRI yang
akan menduduki suatu jabatan tertentu dengan tujuan memberikan bekal kompetensi agar
mampu melakukan tugasnya.
2. Program Pendidikan Aplikasi (Enhancement)
Kegiatan pendidikan yang diberikan kepada pekerja BRI dengan tujuan untuk
meningkatkan kompetensi dalam menjalankan tugas saat ini baik yang diselenggarakan
oleh internal perusahaan maupun pihak ketiga (eksternal).
3. Program Pendidikan Pengembangan (Development)
Kegiatan pendidikan yang diberikan kepada pekerja BRI dengan tujuan untuk
meningkatkan kompetensi dalam rangka persiapan menduduki jabatan yang lebih tinggi.

4.7. Audit Sistem Informasi Manajemen


Sistem Informasi Manajemen (SIM) pada Bank BRI sangat kompleks dan banyak digunakan
di hampir semua divisi. Semua direksi pada Bank BRI menggunakan Sistem Informasi.
Contohnya, Komite Kebijakan Sumber Daya Manusia (SDM) menggunakan sistem informasi
untuk pengambilan keputusan bidang kebijakan SDM, Direktur Operasional menggunakan
sistem informasi untuk mengaudit baik internal maupun eksternal di bidang operasional, dan
masih banyak lagi (sumber: Laporan Tahunan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tahun
2014 halaman 382 dan 432). Kesimpulannya, semua manjer dalam Bank BRI menggunakan
sistem informasi untuk membuat keputusan.
BRI telah membentuk komite-komite di bawah Direksi dengan tujuan untuk mendukung
efektifitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab operasional. Ada 7 komite dan salah
satunya adalah Komite Pengarah Teknologi dan Sistem Informasi (Information System and
Technology Steering Committee/ITSC). ITSC merupakan komite yang bertanggung jawab
memberikan arahan dan rekomendasi tentang kebijakan, pengembangan, dan implementasi
teknologi dan sistem informasi BRI. Struktur dan Keanggotaan ITSC meliputi Ketua
(Direktur Operasional), Wakil Ketua (Direktur Kepatuhan), Sekretaris (Kepala Divisi
Teknologi dan Sistem Informasi), dan memiliki 19 Kepala Divisi yang terdiri dari Divisi
Bisnis, Divisi Operasional, dan Audit Intern. Zulhelfi Abidin merupakan Koordinator/Kepala
Divisi Teknologi dan Sistem Informasi. Koordinator ini baru dibentuk dan disahkan pada
tahun 2014 bersamaan dengan 3 Koordinator lainnya, yaitu Koordinator Bisnis Ritel, Change
Management, serta Audit Intern. Tujuan pembentukkan kordinator tersebut untuk penguatan
peran teknologi & sistem informasi sebagai business enabler termasuk jaringan komunikasi
satelit dalam rangka mendukung peran BRI untuk pengembangan financialinclusion serta
mewujudkan destination statement tahun 2017 sebagai integrated bankingsolution (sumber:
Laporan Tahunan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tahun 2014 halaman 55, 433, 434,
dan 537). Kesimpulannya, Bank BRI memiliki posisi CEO atau direktur sistem informasi,
yaitu adanya Koordinator Divisi Teknologi dan Sistem Informasi.
Bank BRI memiliki 4 tanggung jawab kepada konsumennya, dan salah satunya adalah
melaksanakan pengembangan sistem, pelaksanaan Program Anti Pencucian Uang dan
Pencegahan Pendanaan Terorisme (PPT). Cara untuk dapat melaksanakan tanggung jawab
tersebut adalah dengan maintenance data nasabah secara berkala sehingga data nasabah
akurat dan update (sumber: Laporan Tahunan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tahun
2014 halaman 519). Implementasi teknologi informasi seperti CBS yang telah dilakukan oleh
BRI menjadikan sistem yang ada dalam perusahaan tersebut menjadi terintegrasi. Kondisi ini
tentu akan mempermudah perusahaan untuk mengetahui perkembangan bisnisnya setiap saat
karena data yang ada dalam sistem tersebut adalah data yang online dan up to date dengan
demikian perusahaan akan dapat mengetahui aktivitas sehari-hari dari tiap departemen dan
kantor cabangnya. Dengan CBS, dapat menghubungkan kantor pusat dengan unit BRI yang
tersebar diseluruh wilayah Indonesia. Kondisi ini tentu akan mempermudah perusahaan dalam
melakukan kontrol untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam proses bisnis, dan apabila
kesalahan telah terjadi perusahaan dapat langsung mengetahui sehingga perusahaan dapat
meminimalisasi kerugiannya (Sumber: https://inapuspita40.wordpress.com/category/sistem-
informasi-manajemen/). Kesimpulannya, data dalam sistem informasi pada Bank BRI
dimutakhirkan (update) secara teratur.
Disamping pengembangan program, penambahan fitur-fitur aplikasi serta upgrading
infrastruktur TI, BRI juga melaksanakan program peningkatan kompetensi SDM di Divisi
bidang TI. Peningkatan kompetensi SDM di Divisi TSI dilakukan melalui berbagai training
yang relevan disertai rotasi antar bagian maupun promosi pekerja ke Kantor Wilayah.
Pendidikan bagi petugas IT dan e-channel kantor cabang divisi TSI meliputi pendidikan IT
praktis berupa maintenance dan troubleshooting perangkat IT serta e-channel.Dalam rangka
mendukung integrasi kegiatan operasional khususnya terkait jaringan komunikasi unit kerja di
seluruh wilayah Indonesia, BRI telah mempersiapkan program satelit. Terkait hal tersebut
BRI juga melaksanakan sejumlah training terkait persiapan program dimaksud. Beberapa
jenis training yang dipersiapkan meliputi:
a. Satellite engineering: Space system engineer development program, Satellite
communication system, Satellite Network Engineering.
b. E-Learning: Pengantar Teknologi Informasi, Security Awareness.
c. Soft skill: Problem Solving & Decision Making; Business Lobbying and Effective
Negotiation Skill; Dynamic Time Management & Stress Management; Managing Time,
Priorities, Pressure & Stress; Leadership; Team Building.
d. IT Best Practice Standard: CCNA, CISA, IT-IL, TOGAF, ECCHFI, Data Center
Professional.
e. IT Risk Management.
(Sumber: Laporan Tahunan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tahun 2014 halaman 122).
Kesimpulannya, lokakarya dan pelatihan komputer disediakan bagi pengguna sistem
informasi.
Setiap pengguna sistem informasi pasti memiliki kata sandi. Hal ini bertujuan agar apa
yang sudah di input oleh pengguna dapat terjaga dengan aman dan terkendali. Selain itu,
mencegah dari adanya kebocoran informasi yang dapat merugikan Bank BRI dan
menguntungkan kompetitor lainnya. Selain itu, semua sistem informasi yang ada pada Bank
BRI ramah pengguna (user friendly), karena para pemakai sebelumnya telah dilatih, jadi pada
saat menggunakan sistem informasi, para pemakai dapat menggunakannya dengan mudah.
Sistem informasi pada Bank BRI secara terus-menerus diperbaiki sehingga menghasilkan
sistem informasi yang lebih terperinci, lebih baik, dan lebih berkualitas. Di bawah ini adalah
sistem informasi manajemen yang dimiliki oleh Bank BRI dan sudah diperbarui untuk
meningkatkan kualitas dan efektifitas implementasi Good Corporate Governance (sampai saat
ini).
(Sumber: Laporan Tahunan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tahun 2014 halaman 326).
Dalam membuat suatu keputusan, para penyusun strategi sebisa mungkin mengerti
strategi kompetitor sehingga apa yang akan dihasilkan nantinya dapat bersaing dengan para
kompetitor lain. Bank BRI dapat mengetahui strategi kompetitor dengan memberikan survey.
BRI secara periodik melakukan survey persepsi nasabah untuk mengetahui tingkat kualitas
layanan BRI.Survey tersebut dilakukan baik secara internal maupun eksternal oleh pihak
independen. Survey internal dilakukan minimal dua kali dalam setahun oleh setiap unit kerja
operasional BRI di seluruh Indonesia. Sementara itu, survey kepuasan nasabah oleh pihak
independen (eksternal) dilakukan setiap triwulan disertai perbandingan dengan kompetitor di
industri perbankan (sumber: Laporan Tahunan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tahun
2014 halaman 117). Kesimpulannya, para penyusun strategi perusahaan mengetahui sistem
informasi perusahaan pesaing, dilihat dari survey internal dan eksternal.

4.7 Analisis SWOT


Matriks Kekuatan-Kelemahan-Peluang-Ancaman (Strenghs Weakness OpportunitiesThreats-
SWOT) adalah sebuah alat pencocokan yang penting dalam membantu para
manajermengembangkan empat jenis strategi. Empat strategi tersebut adalah strategi SO, WO, ST,
dan WT. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai 4 strategi tersebut.

• Strategy SO (Strength-Opportunity). Strategi ini menggunakan kekuatan internal


perusahaan untuk meraih peluang-peluang yang ada di luar perusahaan.
• Strategy ST (Strength-Threat). Melalui strategi ini perusahaan berusaha untukmenghindari
atau mengurangi dampak dari ancaman eksternal. Hal ini bukan berarti bahwa perusahaan
yang tangguh harus selalu mendapatkan ancaman. Jadi kesimpulannya, strategi yang
diterapkan adalah penghindaran kompetisi secara langsung.

• Strategy WO (Weakness-Opportunity). Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan


peluang yang ada, dengan cara mengatasi kelemahan-kelemahan yang dimilki.

• Strategy WT (Weakness-Threat). Strategi ini merupakan taktik untuk bertahan(defensif)


dengan cara mengurangi kelemahan internal serta menghindari ancaman. Suatu perusahaan
yang dihadapkan pada sejumlah kelemahan internal dan ancaman eksternal sesungguhnya
dalam posisi yang berbahaya.

Strength Weakness

1. Memiliki ratusan cabang yang 1.Adanya pengendapan saldo di


tersebar di Indonesia rekening
2. Produk dan fasilitas yang diberikan 2. Strategi pemasaran kurang luas
Sudah dikenal nasabah
3. Program marketing lebih lengkap 3. Fasilitas gedung kurang besar
dan variasi
4.Sumber daya manusia yang 4. Karyawan kurang mengikuti
kompetitif SOP
5. Training yang dilakukan Secara 5. Job karyawan terlalu banyak,
berkala dan pengajar profesional kurang spesifik
6. BRI menggunakan system yang
terkomputerisasi

7. BRI memperbaruhi sistem 6. Seringnya kerjaan yan berkesan


menggunakan flash teknologi mendadak

Peluang Strategi SO Strategi WO

MenciptakanProduk Memperbanyakprogram promosi atau Memanfaatkan jenis


dan pemasaran kepada masyarakat branchlessbankinguntukmeningkatk
an
Program yang
bervariasi Faktorefisiendanefektifitas
lokasi

Membangun 35 ribu Merealisasikan Menyusun progam marketing


branchless banking pembangunancabangbranchlessbankin Yang inovatif agar tujuan promosi
(bank tanpa kantor) g agar semakin memudahkan
di seluruh Indonesia masyarakat Sepenuhnya tercapai
Dalam bertransaksi
Memperluas promosi Menjaga kepercayaan pelanggan Memikirkan strategi atau inovasi
iklan (pemasaran) dengan memperbaharui terus system untuk Product Development agar
produk yang terkomputerisasi pemasaran dapat dikembangkan

Melakukan transaksi Memperbaharui terus produk kredit Dengan pembelian satelit di


online banking untuk bank agar semakin meningkatkan harapkan kelemahan BRI dalam sisi
mempermudah minat konsumen dan memperluas jaringan dapat teratasi
pangsa terutama untuk sector UKM
nasabah

Munculnya UKM Merupakan peluang BRI baik dari sisi Masih usaha-usaha baru yang
baru yang simpanan ataupun pinjaman sebelumnnya belum pernah di
membutuhkan biayai oleh BRI
pinjaman untuk
Modal usaha.

Tersebarnya unit- Memudahkan perusahaan yang Dengan mengunakan satelit BRI di


unit BRI pada setiap mempunyai unit kerja di daerah harapkan kendala jaringan yang
daerah yang jauh terpencil Contohnya : Industri sering dihadapi saat ini dapat
Pertambangan dalam bertransaksi
dari perkotaan. teratasi.

Kecenderungan pola Menjadi peluang bagi Divisi Perlunya analisa lebih mendalam
hidup Konsumer BRI untuk memberikan terkait profil dan kesanggupan
Masyarakat yang fasilitas bagi konsumen BRI bisa debitur sehingga kualitas kredit
konsumtif, berupa Kartu Kredit, KPR (Kredit
selalu terjaga.
Merupakan salah Rumah), KKB (Kredit Mobil)
satu peluang
Yang perlu dicermati
untuk meningkatkan
jenis produk jasa
kredit perbankan dan
kualitas pelayanan
bagi nasabah

Ancaman Strategi ST Strategi WT

Banyak bermunculan Memikirkan program pemasaran Meningkatkan variasi produk


bank komersil yang Baru yang inovatif agar mampu berkualitas yang inovatif agar
menyediakan produk Bersaing dengan competitor lain mampu bersaing dengan competitor
dan jasa
Tingkat inflasi yang Menjaga Kualitas SDM yang
terus meningkat berkualitas agar mampu menambah
mengurangi minat nilai
masyarakat untuk
menabung
Bank – bank pesaing
asing membuka
cabang-cabang
sehingga
menimbulkan
kompetitor

Kebijakan
pemerintah yang
membatasi jumlah
bank.

Tarif bank pesaing


yang lebih
kompetitif

Dari matriks SWOT diatas dapat kita lihat bahwa ada lambang di setiap akhir
strategi yang kelompok kami buat. Lambang tersebut berupa : (S3, O3) , yang
menandakan bahwa point strategi 3 dan opportunity 3 merupakan dasar pemikiran
untuk strategi alternatif SO poin 1 dan begitu juga seterusnya. Hal ini melandasi
bahwa strategi itu tidak muncul dari kekosongan melainkan dari faktor internal dan
eksternal yang telah disesuaikan untuk menentukan strategi yang diinginkan.
Contohnya, perhatikan strategi WO poin 1 yaitu “Memanfaatkan jenisbranchless
bankinguntuk meningkatkan faktor efisien dan efektifitaslokasi (W3, O2)” , hal ini
menandakan bahwa strategi tersebut muncul karena adanya dasar berupa kelemahan
poin ke 3 dari Bank BRI yaitu fasilitas gedung kurang besar, kemudian
dikolaborasikan dengan peluang poin ke 2 yang dimiliki, berupa Membangun 35
ribu branchless banking (bank tanpa kantor) di seluruh Indonesia. Dari matriks
SWOT diatas, dapat dilihat bahwa strategi-strategi yang dihasilkan itu bukan untuk
menentukan mana strategi yang terbaik, oleh sebab itu tidak semua strategi dalam
matriks SWOT akan digunakan atau diterapkan.

Kelompok kami menyimpulkan bahwa Bank BRI lebih dominan dalam


strategi SO, dimana Bank BRI menggunakan kekuatan internal yang dimilikinya dan
mengambil kesempatan untuk meraih peluang-peluang yang ada di lingkungan
eksternal perusahaan.

Dari gambar dibawah ini gambar 2.3 dapat kita lihat bahwa Bank BRI
terletak pada posisi kuadran 1. Hal ini menunjukkan bahwa BRI memiliki kekuatan
dan peluang, sehingga dapat mengarahkan seluruh potensi internal perusahaan untuk
memanfaatkan peluang yang ada. Posisi ini mendorong pihak BRI untuk mendukung
strategi agresif yaitu menyerang dengan penuh inisiatif dan terencana. Strategi
agresif tersebut dapat berupa pengembangan pasar, penetrasi pasar, pengembangan
produk, integrasi ke depan, integrasi kebelakang, dan integrasi horizontal serta
diversifikasi konsentrik. Tahapan ini mendorong sebuah perusahaan untuk
melakukan ekspansi atau pertumbuhan lebih karena posisinya yang kuat.

BERBAGAI
PELUANG
Penciutan Ekspansi /pertumbuhan
3. Mendukung 1. Mendukung
Strategi Turn Strategi
Around Agresif

KEKUATAN KEKUATAN
EKSTERNAL INTERNAL

4. Mendukung 2. Mendukung
Strategi Strategi
Stabilisasi
BERBAGAI Kombinasi
ANCAMAN
Gambar 2.3. Kuadran Matrik SWOT Bank BRI
2.2. Analisis Porter
A. Model Lima Kekuatan Porter
1. Persaingan antarperusahaan saingan
Dalam menghadapi persaingan antarperusahaan BRI memiliki keunikan
dengan harga yang terjangkau dalam menyediakan fasilitas berupa produk
tabungan bagi para nasabahnya. Produk tabungan tersebut ditargetkan
bagimasyarakat pedesaan yang dinamakan SIMPEDES atau Simpanan Pedesaan.
Simpanan ini mensyaratkan setoran awal yang kecil dan terjangkau bagi
masyarakat pedesaan. Meskipun biaya yang ditawarkan rendah namun fasilitas
yang diberikan sudah termasuk lengkap, salah satunya dengan diberikannya kartu
BRI yang dapat berfungsi sebagai kartu ATM. Bagi para TKI, terdapat tabungan
SIMPEDES TKI. Walau dengan fitur yang lebih terbatas, tapi sangat
memudahkan kegiatan pengiriman uang dari negara tempat TKI bekerja ke daerah
asalnya. Bagi yang ingin merencanakan perjalanan haji, disediakan pula
Tabungan Haji. Tabungan ini memiliki beberapa keunggulan. Nasabah rekening
Tabungan Haji diberikan perlindungan asuransi jiwa dan kesehatan diri secara
gratis. Selain itu, tabungan ini juga dibebaskan dari biaya administrasi.

2. Potensi masuknya pesaing baru


Dalam industri perbankan jarang muncul pesaing baru karena dibutuhkan modal
yang besar dengan resiko yang tinggi sehingga sebagian besar investor yang ingin
membuka usaha lebih tertarik pada usaha yang sedang tren saat ini yakni bidang
teknologi. Oleh karena itu BRI lebih fokus untuk bersaing dengan pesaing yang ada saat
ini dengan berusaha untuk menjadi bank nomor satu di Indonesia.

3. Potensi pengembangan produk-produk pengganti


Dalam industri perbankan tidak ada produk karena yang diberikan adalah pelayanan
Jasa Keuangan.

4. Daya tawar pemasok


Dalam industri perbankan tidak ada tawar menawar di antara pemasok.

5. Daya tawar konsumen


Dalam industri perbankan konsumen tidak dapat melakukan tawar menawar karena
harga telah ditetapkan oleh bank berdasarkan harga pasar.
B. Lima Strategi Generik Porter

Tipe 1: Kepemimpinan Biaya - Biaya Rendah

Tipe 2: Kepemimpinan Biaya - Nilai Terbaik

Tipe 3: Diferensiasi

Tipe 4: Fokus – Biaya Rendah

Tipe 5: Fokus – Nilai Terbaik

1. Strategi Kepemimpinan Biaya (Tipe 1 & Tipe 2)


Bank BRI menjalankan strategi kepemimpinan biaya tipe 1 dan tipe 2 sehingga dapat
melayani berbagai segmen masyarakat. Selain itu nilai terbaik yang diberikan bank BRI
yaitu menyediakan banyak kelebihan di antaranya pembagian hadiah, mudah dalam
melakukan kredit, dengan potongan administrasi yang rendah. Berkat strategi ini bank
BRI dapat menjadi Bank yang memiliki rekening nasabah terbanyak.

2. Strategi Diferensiasi (Tipe 3)


Seperti yang dijelaskan sebelumnya, bank BRI memiliki keunikan dalam varian jenis
tabungan dengan harga yang terjangkau dan fasilitas yang lengkap seperti bank-bank
pada umumnya. Fasilitas itu antara lain, internet banking dan sms banking yang dapat
melakukan segala jenis transaksi antara lain pembayaran SIM dan STNK, pembayaran
zakat dan infaq, pembayaran tiket pesawat, pembayaran biaya pendidikan, pembelian
pulsa dan sebagainya.

3. Strategi Fokus (Tipe 4 & Tipe 5)


Bank BRI berfokus untuk menjangkau seluruh lapisan masyarakat mulai dari
masyarakat kalangan atas hingga bawah, dari masyarakat kota hingga masyarakat desa.
Dengan fokus ini BRI menerapkan strategi biaya rendah dengan berusaha memberikan
fasilitas terbaik, yang tidak kalah dengan fasilitas yang diberikan oleh bank lainnya.
Untuk menunjang fokus BRI yaitu menjangkau seluruh lapisan masyarakat, maka BRI
menerapkan kemudahan dan user friendly. Kemudahan yang diberikan antara lain
nasabah dapat melakukan berbagai transaksi perbankan tanpa harus datang ke bank atau
ATM. User friendly yang diberikan yaitu nasabah dapat menggunakan kode singkat
untuk memilih fitur phone banking

C. Kesimpulan Analisis Porter


Menurut kelompok kami BRI telah memilih strategi yang tepat dalam memenuhi tujuan
utamanya yakni menjangkau seluruh lapisan masyarakat. BRI juga terus melakukan
pembaharuan dengan mengikuti perkembangan zaman guna menjamin kepuasan pelanggan
dengan tetap mengikuti persaingan yang semakin kompetitif.
Saran yang kami berikan kepada bank BRI yakni BRI harus meningkatkan pelayanan dan
fasilitas di kota sehingga masyarakat di kota bisa mengenal bank BRI dan tidak menganggap
bank BRI sebagai bank untuk masyarakat desa, melainkan bank untuk seluruh rakyat
Indonesia.
General Businness Environtment | Analisis PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) 49

You might also like