Professional Documents
Culture Documents
Nim : 171910101105
Matkul : PKn 47
Wawasan Nusantara
1. Tujuan nasional, dapat dilihat dalam Pembukaan UUD 1945, dijelaskan bahwa
tujuan kemerdekaan Indonesia adalah “untuk melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk mewujudkan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi
dan keadilan sosial“.
2. Tujuan ke dalam adalah mewujudkan kesatuan segenap aspek kehidupan baik
alamiah maupun sosial, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan bangsa Indonesia
adalah menjunjung tinggi kepentingan nasional, serta kepentingan kawasan untuk
menyelenggarakan dan membina kesejahteraan, kedamaian dan budi luhur serta
martabat manusia di seluruh dunia.
Jadi Wawasan Nusantara menjadi sebuah acuan yang mendasari seseorang
dalam berperilaku baik, mematuhi, mengawasi sebagaimana menjadi seorang
warga negara yang baik yang tahu tentang negaranya, sehingga dapat memajukan
negaranya menjadi lebih baik lagi kedepannya.
Dalam banyak kasus yang terjadi di indonesia mengenai kasus kasus yang
disebabkan karena kurangnya wawasan nusantara seperti korupsi, sengketa
wilayah luar indonesia, banyaknya TKA ilegal, serta terjadinya pemberontakan
seperti GAM, OPM, dan lainnya, ini dikarenakan warga negara indonesia yang
kurang mau mempelajari tentang wawasan nusantaranya.
Dalam undang undang ada suatu syarat seorang warga negara dapat
mencalonkan sebagai seorang pejabat yakni pejabat tersebut harus di usung oleh
partai politik, dimana di dalam partai politik itu sendiri kebanyakan kaderisasinya
tidak didasarkan pada pengalaman baik serta atitude dari seorang anggota parpol
itu sendiri melainkan pada penekanan seorang yang memiliki modal dan memiliki
ketenaran walaupun ketenaran itu tidak di dapatkan karena pengalaman baiknya.
Sehingga dalam pencalonan untuk menjadi pejabat , pejabat tersebut biasanya
kurang mementingkan kepentingan warganya dan rakyatnya, tetapi lebih
mementingkan diri sendiri atau kelompoknya. Maka dari itu sifat tersebut yang
menyebabkan seorang pejabat melakukan tindak pidana korupsi.