Professional Documents
Culture Documents
A. Prosedur Penelitian
1. Pengumpulan Bahan
Bahan yang digunakan pada pengujian antikanker adalah daun Afrika Selatan (Vernonia
amygdalina Del.) yang diperoleh dari Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO),
Bogor.
2. Determinasi Tumbuhan
Determinasi daun Afrika Selatan dilakukan di Herbarium Bogoriense, Bidang Botani-
Pusat Penelitian Biologi, LIPI Cibinong.
3. Pembuatan Serbuk Simplisia
a. Penyiapan Bahan Uji
Daun Afrika Selatan yang telah dikumpulkan ditimbang sebagai berat segar, selanjutnya
dicuci dengan air bersih yang mengalir, kemudian dikeringkan. Simplisia yang sudah kering
dihaluskan menggunakan blender dan diayak sehingga diperoleh serbuk dengan ukuran partikel
yang seragam.
b. Pembuatan Ekstrak dengan Maserasi
Ekstraksi dilakukan dengan cara maserasi yaitu memasukkan serbuk simplisia ke dalam
botol bermulut lebar sebanyak 1000 g kemudian ditambahkan 2,5 liter pelarut etil asetat ke
dalam botol dan kemudian botol ditutup rapat. Rendam selama 6 jam pertama sambil sesekali
diaduk agar zat aktif yang terdapat pada simplisia terlarut, kemudian diamkan selama 18 jam.
Saring ampas dengan menggunakan kertas saring, ulangi proses penyarian sekurang-kurangnya
dua kali dengan jumlah pelarut yang sama sampai filtratnya hampir tidak berwarna.
Maserat yang diperoleh kemudian dipekatkan dengan rotary evaporator pada 50oC
dengan kecepatan 50 rpm hingga kental tapi masih bisa dituang (Depkes RI, 1986).
c. Perhitungan Rendemen
Perhitungan rendemen dilakukan dengan menghitung berat masing-masing ekstrak yang
diperoleh terhadap simplisia yang belum dilakukan ekstraksi, kemudian dikalikan 100% (Depkes
RI, 2000).
** = Prastiwi, 2011
6. Sterilisasi Alat
Pada pengujian antikanker harus menggunakan bahan dan alat steril yang dikerjakan
secara aseptis di laminar air flow (LAF). Alat-alat gelas yang akan digunakan sebaiknya di cuci
dengan menggunakan antiseptic sampai bersih dan dikeringkan. Setelah dibungkus dengan
kertas, disterilkan dalam autoklaf pada suhu 1210C selama 15 menit kemudian dikeringkan
dalam oven pada suhu 1600C selama 1 jam (Depkes, 1979).
7. Pembuatan Reagen
a. Pembuatan Larutan Phospat Buffer Saline (PBS)
1 tablet PBS dilarutkan dalam 100 ml akuades, kemudian disaring menggunakan
mikrofilter. Selanjutnya dimasukan kedalam wadah steril dan dilakukan di dalam biological
safety cabinet (BSC). Larutan PBS kemudian disimpan di dalam lemari pendingin.
c. Pembuatan MTT
Sebanyak 20 mg serbuk MTT dimasukan kedalam wadah steril, kemudian dilarutkan
dengan 5 ml PBS di dalam biological safety cabinet (BSC).
8. Kultur Sel (Preparasi Sel)
a. Pasasi Sel
Sebanyak 5 ml sel dimasukan ke dalam mikrotube dan disentrifuge. Cairan hasil
sentrifuge dibuang dan sisanya (pelet) ditambahkan PBS 10 ml lalu disentrifuge kembali. Cairan
hasil sentrifuge dibuang dan sisanya (pelet) ditambahkan 1 ml medium komplit dan
dihomogenkan. Hasilnya kemudian dibagi menjadi 4 dan ditambahkan medium komplit hingga 5
ml lalu diinkubasi selama 24 jam.
b. Tripsinisasi
Setelah diinkubasi, medium komplit diambil menggunakan pipet dan sel yang masih
menempel dibilas dengan PBS 3 – 5 ml, digoyang-goyangkan selama beberapa saat lalu PBS
dibuang. Kemudian ditambahkan tripsin sesuai ukuran flask (flask 75 = 2 ml tripsin, flask 25 =
800 μl tripsin) dan digoyang-goyangkan agar sel lepas lalu diinkubasi selama 5 – 10 menit.
Setelah itu ditambahkan medium komplit (2 kali lipat jumlah tripsin), dipipet dan dimasukan
kedalam tabung sentrifus lalu disentrifus selama 5 menit dengan kecepatan 1500 rpm. Cairan
hasil sentrifus dibuang dan sisanya (pelet) ditambahkan 1 ml medium komplit lalu
dihomogenkan.