You are on page 1of 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Tugas Akhir

Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang paling potensial. Sejak

dilakukannya reformasi pajak yang pertama pada tahun 1984, diharapkan

penerimaan pajak sebagai sumber utama pembiayaan Anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara (APBN) dapat dipertahankan kesinambungannya. Sebagai sumber

penerimaan yang menjadi sumber utama, otomatis dana dari pajak sangat berperan

dalam neraca keuangan pemerintahan. Manfaat pajak bisa dilihat dan rasakan

dalam kehidupan sehari-hari hampir disemua sektor seperti, fasilitas kesehatan,

transportasi, pendidikan, sarana dan prasarana umum, dan lain-lain. Mengingat

begitu pentingnya peranan pajak maka dalam hal ini Direktorat Jenderal Pajak

telah melakukan berbagai upaya untuk memaksimalkan penerimaan pajak.

Diharapakan upaya yang dilakukan mampu untuk dijadikan sebagai penggerak

pembangunan yang sedang dan akan terjadi.

Tanggung jawab dibidang perpajakan sebagai pencerminan kewajiban

kenegaraan berada pada setiap Warga Negara sebagai Wajib Pajak. Hal ini sesuai

dengan sistem self assessment yang dianut dalam Sistem Perpajakan Indonesia.

Artinya setiap Wajib Pajak bertanggung jawab sepenuhnya terhadap kewajiban

pembayaran pajak, pelaporan pajak dan pemberitahuan pajak yang terutang

kepada pemerintah, yang dalam hal ini diatur oleh Direktorat Jenderal Pajak.

21

Universitas Sumatera Utara


Pembayaran pajak adalah wujud dari kewajiban kenegaraan dan peran serta

dari Wajib Pajak untuk secara langsung dan bersama-sama melaksanakan

kewajiban perpajakan untuk pembiayaan negara dan pembangunan nasional.

Secara umum dapat disimpulkan bahwa sebelum melakukan pembayaran pajak

maka Wajib Pajak harus memberitahukan terlebih dahulu jumlah pajak yang

terutang kepada fiskus melalui Surat Setoran Pajak (SSP). Setelah membayar

pajak melalui Surat Setoran Pajak (SSP) ke bank atau kantor pos, maka Wajib

Pajak melaporkan berapa pajak yang dibayar atau dipotong melalui Surat

Pemberitahuan (SPT) pajak. Surat Pemberitahuan (SPT) ini berisi informasi

perpajakan yang benar dan akurat mengenai besarnya jumlah pajak yang

dibayarkan oleh Wajib Pajak kepada pemerintah.

Pada awalnya Surat Pemberitahuan (SPT) pajak disampaikan oleh Wajib

Pajak kepada Direktorat Jenderap Pajak melalui Kantor Pelayanan Pajak secara

manual. Artinya Surat Pemberitahuan (SPT) tersebut disampaikan dalam bentuk

hardcopy (berbentuk kertas) yang sudah disediakan oleh Kantor Pelayanan Pajak.

Seiring dengan perkembangan teknologi informasi untuk mendukung pelaksanaan

tugas pokok Direktorat Jenderal Pajak dalam meningkatkan penerimaan Negara,

salah satu upaya yang telah dilakukan pihak Direktorat Jenderal Pajak dengan

menerapkan teknologi informasi dalam pelayanan perpajakan kepada Wajib Pajak

melalui perubahan mendasar yang berkaitan dengan modernisasi pajak, yaitu

dilaksanakannya pelayanan kepada Wajib Pajak yang baru untuk menfasilitasi

penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) menggunakan sistem elektronik (e-

Filing). Electronic Filing System (e-Filing) yaitu sistem pelaporan atau

penyampaian pajak dengan Surat Pemberitahuan (SPT) yang dilakukan secara

Universitas Sumatera Utara


elektronik melalui sistem online yang real time. Pemerintah melakukan reformasi

berbasis internet ini karena keinginan Wajib Pajak untuk melapor pajak masih

tergolong rendah. Hal itu terjadi karena tidak adanya kesadaran, kejujuran,

kedisiplinan dan keinginan Wajib Pajak untuk melakukan kewajibannya sesuai

peraturan perpajakan yang berlaku. Oleh karena itu dengan penerapan sistem e-

Filing ini diharapkan mampu meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak.

Pada dasarnya penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) secara e-filing ini

merupakan upaya dari Direktorat Jenderal Pajak untuk memberikan kemudahan

pelayanan bagi Wajib Pajak dalam melaporkan jumlah pajak yang harus

dibayarkannya. Karena Wajib Pajak tidak perlu datang secara langsung ke Kantor

Pelayanan Pajak untuk memenuhi kewajiban perpajakannya dalam hal

penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT). Sedangkan bagi Aparat Pajak,

teknologi e-filing ini mampu memudahkan mereka dalam pengelolaan database

karena penyimpanan dokumen-dokumen Wajib Pajak telah dilakukan dalam

bentuk digital. Dengan teknologi ini Pemerintah berharap adanya peningkatan

kepatuhan Wajib Pajak dalam pelaksanaan kewajiban perpajakannya. Namun

pada kenyataannya proses untuk melakukan efisiensi kewajiban pajak melalui

fasilitas e-filing ini tidak semudah yang dibayangkan, misalnya kesulitan yang

dialami Wajib Pajak untuk entry data dokumen perpajakannya karena belum

memahami sepenuhnya mengenai mekanisme penyampaian Surat Pemberitahuan

(SPT) pajak secara elektronik tersebut.

Untuk mengetahui gambaran lebih jelas mengenai permasalahan tersebut

maka Penulis bermaksud untuk membuat sebuah tulisan dari hasil penelitian yang

dilakukan dalam bentuk Tugas Akhir dengan judul: “Tinjauan Atas Tingkat

Universitas Sumatera Utara


Kepatuhan Pelaporan Surat Pemberitahuan Tahunan Wajib Pajak Orang

Pribadi Secara E-Filing Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan

Petisah”.

B. Tujuan dan Manfaat Tugas Akhir

1. Tujuan Tugas Akhir

Adapun tujuan dalam penulisan Tugas Akhir ini adalah :

a. Mengetahui mekanisme pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT)

Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi secara E-Filing pada Kantor

Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah.

b. Mengetahui tingkat kepatuhan Wajib Pajak dalam melaporkan Surat

Pemberitahuan (SPT) Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi secara E-

Filing pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah.

2. Manfaat Tugas Akhir

Adapun manfaat dalam penulisan Tugas Akhir ini adalah :

a. Bagi Mahasiswa

1. Untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan studi pada

Diploma III Administr asi Perpajakan.

2. Sebagai media untuk menambah wawasan dan menguji

kemampuan mahasiswa dalam bidang perpajakan khususnya

mengenai E-Filing.

3. Guna menciptakan dan mengembangkan rasa tanggung jawab,

profesionalitas serta kedisiplinan yang nantinya hal-hal tersebut

sangat dibutuhkan ketika memasuki dunia kerja.

Universitas Sumatera Utara


4. Memahami modernisasi yang telah dilakukan Kantor Pelayanan

Pajak Pratama Medan Petisah.

b. Bagi Program Studi Administrasi Perpajakan FISIP USU

1. Menciptakan hubungan kerja sama Universitas Sumatera Utara

khususnya Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan

dengan instansi pemerintah khususnya Kantor Pelayanan Pajak

Pratama Medan Petisah.

2. Membuka interaksi antara Program Studi Administrasi Perpajakan

dengan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat dalam

memberikan uji nyata mengenai ilmu pengetahuan yang diterima

mahasiswa melalui penulisan Tugas Akhir.

3. Untuk mendorong mahasiswa untuk selalu update dengan

peraturan-peraturan perpajakan.

4. Guna memberikan penawaran umpan balik bagi kurikulum dengan

bertambahnya wawasan pengetahuan.

c. Bagi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah

1. Sebagai sarana untuk menciptakan hubungan positif antara Kantor

Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah dengan Program Studi

Administrasi Perpajakan FISIP USU.

2. Menambah ide dan gagasan untuk perbaikan sistem kerja yang ada

di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah.

3. Mempromosikan image yang baik tentang Kantor Pelayanan Pajak

Pratama Medan Petisah kepada masyarakat khususnya wajib pajak

yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah.

Universitas Sumatera Utara


C. Uraian Teoritis Tugas Akhir

1. Pengertian Pajak

a. Menurut Undang- Undang KUP Nomor 16 Tahun 2009 Pasal 1 Ayat

(1)

Secara umum, pajak adalah Kontribusi wajib kepada Negara yang

terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa

berdasarkan Undang-Undang, dengar tidak mendapatkan imbalan

secara langsung dan digunakan untuk kepentingan negara bagi sebesar-

besarnya kemakmuran rakyat.

b. Prof. Dr. Rochmat Soemitro

Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang-

undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapa jasa

kontraprestasi yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan

untuk membayar pengeluaran umum (Mardiasmo, 2011:1).

c. M.J.H.Smeets dalam bukunya De Economische Betekenis der

Belastingen, 1995

Pajak adalah prestasi kepada pemerintah yang terutang melalui norma-

norma umum, dan yang dapat dipksakan, tanpa ada kalanya

kontraprestasi yang dapat ditunjukkan dalam hal yang individual,

maksudnya adalah untuk membiayai pengeluaran pemerintah”

(Suandy, 2011: 9).

d. Soeparman Soemahamidjaja dalam disertasinya yang berjudul “Pajak

Berdasarkan Asas Gotong Royong”, Universitas Padjajaran, Bandung,

1964

Universitas Sumatera Utara


Pajak adalah iuran wajib, berupa uang atau barang, yang dipungut oleh

penguasa berdasarkan norma-norma hukum, guna menutup biaya

produksi barang-barang dan jasa-jasa kolektif dalam mencapai

kesejahteraan umum” (Suandy, 2011: 9).

2. Sistem Pemungutan Pajak

Sistem pemungutan pajak dibagi dalam 3 bagian sebagai berikut :

a. Official Assesment System

Sistem pemungutan yang memberi wewengang kepada pemerintah

(fiksus) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang olwh Wajib

Pajak menurut perundang-undangan perpajakan yang berlaku.

b. Self Assesment System

Sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada Wajib

Pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang. Wajib

Pajak menghitung, memperhitungkan, membayar, dan melaporkan

sendiri besarnya pajak yang harus dibayar.

c. With Holding System

Sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pihak

ketiga (bukan fiskus dan bukan Wajib Pajak yang bersangkutan) utnuk

menentukan pajak yang terutang oleh Wajib Pajak.

3. Unsur Pajak

Unsur-unsur yang terdapat pada pengertian pajak, antara lain :

a. Pajak dipungut berdasarkan Undang-Undang.

Asas ini sesuai dengan perubahan ketiga Undang-Undang Dasar Tahun

1945 Pasal 23A yang menyatakan, “Pajak dan pungutan lain yang

Universitas Sumatera Utara


bersifat memaksa untuk keperluan Negara diatur dalam Undang-

Undang.”

b. Tidak mendapatkan jasa timbal balik (kontraprestasi perseorangan)

yang dapat ditunjukkan secara langsung.

Pajak merupakan salah satu sarana pemerataan pendapatan warga

Negara. Ketika membayar pajak dalam jumlah tertentu, wajib pajak

tidak langsung menerima manfaat pajak yang dibayar, yang akan wajib

pajak dapatkan berupa perbaikan jalan raya, fasilitas kesehatan gratis,

beasiswa pendidikan, dan lain-lainnya.

c. Pemungutan pajak diperuntukkan bagi keperluan pembiayaan umum

pemerintah dalam rangka menjalankan fungsi pemerintahan, baik rutin

maupun pembangunan.

d. Pemungutan pajak dapat dipaksakan.

Pajak dapat dipaksakan apabila Wajib Pajak tidak memenuhi

kewajiban perpajakan dan dapat dikenakan sanksi sesuai peraturan

perundang-undangan.

e. Selain fungsi budgeter (anggaran) yaitu fungsi menisci kas Negara

atau anggaran Negara yang diperlukan untuk menutup pembiayaan

penyelenggaraan pemerintahan, pajak juga berfungsi sebagai alat

untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan Negara dalam lapangan

ekonomi dan social (fungsi mengatur atau regulatif).

4. Fungsi Pajak

Terdapat dua fungsi pajak, yaitu fungsi budgetair (sumber keuangan

Negara atau anggaran) dan fungsi regulerend (pengatur).

Universitas Sumatera Utara


a. Fungsi Budgetair

Pajak mempunyai fungsi budgetair, artinya pajak merupakan sumber

pemasukan keuangan Negara dengan cara mengumpulkan dana atau

uang dari wajib pajak ke kas Negara untuk membiayai pembangunan

nasional atau pengeluaran Negara lainnya. Sehingga fungsi pajak

merupakan sumber pendapatan Negara yang memiliki tujuan

menyeimbangkan pengeluaran Negara dengan pendapatan Negara.

Upaya tersebut ditempuh dengan cara ekstensifikasi maupun

intensifikasi pemungutan pajak melalui penyempurnaan peraturan

berbagai jenis pajak seperti Pajak Penghasilan (PPh), Pajak

Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah

(PPnBM), serta Bea Materai (BM).

b. Fungsi Regulered

Pajak mempunyai fungsi mengatur, artinya pajak sebagai alat untuk

mengatur atau melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang

sosial dan ekonomi, serta mencapai tujuan-tujuan tertentu di luar

bidang keuangan. Fungsi mengatur tersebut antara lain :

1. Pajak dapat digunakan untuk menghambat laju inflasi.

2. Pajak dapat digunakan sebagai alat untuk mendorong kegiatan

ekspor, seperti : pajak ekspor barang.

3. Pajak dapat memberikan proteksi atau perlindungan terhadap

barang produksi dari dalam negeri, contohnya : Pajak Pertambahan

Nilai (PPN).

Universitas Sumatera Utara


4. Pajak dapat mengatur dan menarik investasi modal yang membantu

perekonomian agar semakin produktif.

5. Jenis-Jenis Pajak

Terdapat berbagai jenis pajak yang dapat dikelompokkan menjadi tiga,

yaitu pengelompokan jenis pajak menurut golongan, menurut sifat, dan

menurut lembaga pemungutnya.

a. Pajak Menurut Golongannya

1. Pajak Langsung adalah pajak yang diberikan secara berkala kepada

wajib pajak berlandaskan surat ketetapan pajak yang dibuat kantor

pajak. Di dalam surat ketetapan pajak terdapat jumlah pajak yang

harus dibayar oleh wajib pajak. Pajak langsung harus ditanggung

sendiri oleh wajib pajak dan pembebanannya tidak dapat

dilimpahkan kepada pihak lain.

Contoh : Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Pajak Penghasilan

(PPh).

2. Pajak Tidak Langsung adalah pajak yang hanya diberikan kepada

wajib pajak bila melakukan peristiwa atau perbuatan tertentu.

Sehingga pajak tidak langsung tidak dapat dipungut secara berkala,

tetapi hanya dapat dipungut bila terjadi peristiwa atau perbuatan

tertentu yang menyebabkan kewajiban membayar pajak. Pajak

tidak langsung pembebanannya dapat dilimpahkan kepada pihak

lain.

Contoh : Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM), Pajak

Pertambahan Nilai (PPN).

Universitas Sumatera Utara


b. Pajak Menurut Sifatnya

1. Pajak Subjektif adalah pajak yang berpangkal atau berdasarkan

pada subjeknya dan selanjutnya dicari syarat objektifnya, dalam

arti memperhatikan keadaan diri wajib pajak.

Contoh : Pajak Penghasilan (PPh).

2. Pajak Objektif adalah pajak yang berdasarkan objeknya, tanpa

memperhatikan keadaan diri wajib pajak.

Contoh : Pajak Pertambahan Nilai (PPN).

c. Pajak Menurut Lembaga Pemungutnya

1. Pajak Pusat adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat

melalui instansi terkait dan digunakan untuk membiayai rumah

tangga Negara.

Contoh : Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, dan Pajak

Penjualan atas barang Mewah.

2. Pajak Daerah adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah,

baik Pemerintah Daerah Tingkat I maupun Tingkat II dan

digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah.

Pajak daerah terdiri atas :

a. Pajak Provinsi

Contoh : Pajak Kendaraan Bermotor, Pajak Bahan Bakar

Kendaraan Bermotor, dan Pajak Air Permukaan.

b. Pajak Kabupaten/Kota

Contoh : Pajak Reklame, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Hotel,

Pajak Restoran, dan Pajak Hiburan.

Universitas Sumatera Utara


6. Tarif Pajak

Tarif pajak merupakan angka atau persentase yang digunakan untuk

menghitung jumlah pajak atau jumlah pajak terutang. Terdapat empat

macam tarif pajak, yaitu :

a. Tarif Pajak Tetap

Tarif pajak tetap, yaitu tarif pemungutan pajak dengan jumlah yang

sama untuk setiap jumlah sebagai pengenaan dasar pajak. Sebagai

contoh adalah tarif bea materai. Hal ini dapat digambarkan sebagai

berikut :

Tabel 1.1 Besaran Tarif Pajak Tetap


Dasar Pengenaan Pajak Tarif
250.000 sampai dengan 1.000.000 Rp 3.000
Di atas 1.000.000 Rp 6.000

b. Tarif Pajak Sebanding (Proporsional)

Tarif pajak sebanding (proporsional), yaitu tarif pemungutan pajak

dengan persentase yang tetap untuk setiap jumlah sebagai pengenaan

dasar pajak. Hal ini berarti pajak yang terutang akan semakin besar

dengan semakin besarnya jumlah sebagai dasar pengenaan pajak.

Sebagai contoh adalah Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yaitu sebesar

10% dari harga jual.

c. Tarif Pajak Progresif

Tarif pajak progresif, yaitu tarif pemungutan pajak dengan persentase

yang semakin besar apabila jumlah yang menjadi dasar pengenaan

pajak meningkat. Hal ini berarti, ada beberapa klasifikasi tertentu

sesuai dengan jumlah sebagai dasar pengenaan pajak. Sebagai contoh,

Universitas Sumatera Utara


Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 sesuai dengan Pasal 17 (1), Undang-

Undang Nomor 36 Tahun 2008, bahwa tarif pajak penghasilan pribadi

perhitungannya dengan menggunakan tarif progresif sebagai berikut :

Tabel 1.2 Tarif Pajak Penghasilan Pribadi Berdasarkan Undang-


Undang Nomor 36 Tahun 2008
Penghasilan Neto Kena Pajak Tarif Pajak
Sampai dengan Rp 50.000.000 5%
Rp 50.000.000 sampai dengan Rp 250.0000.000 15%
Rp 250.000.000 sampai dengan Rp 500.000.000 25%
Di atas Rp 500.000.000 30%

Dalam hal ini, tarif pajak progresif dapat dibagi menjadi 3 golongan,

yaitu :

1. Progresif Proporsional yaitu tarif pemungutan pajak dengan

persentase yang naik secara tetap dengan semakin besarnya jumlah

sebagai dasar pengenaan pajak.

2. Progresif Degresif yaitu tarif pemungut pajak dengan persentase

yang naik secara menurun dengan semakin besarnya jumlah

sebagai dasar pengenaan pajak.

3. Progresif Progresif yaitu tarif pemungutan pajak dengan persentase

yang naik secara menaik dengan semakin besarnya jumlah sebagai

dasar pengenaan pajak.

d. Tarif Pajak Degresif

Tarif pajak degresif adalah tarif pemungutan pajak dengan persentase

yang semakin kecil dengan semakin besarnya jumlah sebagai dasar

pengenaan pajak. Hal ini tidak berarti, pajak yang terutang semakin

kecil bahkan akan semakin besar. Akan tetapi kenaikan ini tidak

proporsional dengan kenaikan jumlah sebagai dasar pengenaan pajak.

Universitas Sumatera Utara


7. Wajib Pajak

Menurut UU No. 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara

Perpajakan berbunyi: “Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan,

meliputi pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak yang

mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan perpajakan.

Kewajiban Wajib Pajak adalah :

a. Kewajiban Mendaftarkan Diri

Sesuai dengan self assessment system maka Wajib Pajak mempunyai

kewajiban untuk mendaftarkan diri ke Kantor Pelayanan Pajak yang

wilayahnya meliputi tempat tinggal atau kedudukan Wajib Pajak untuk

diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).

b. Kewajiban Pembayaran, Pemotongan atau Pemungutan, Dan

Pelaporan Pajak

Wajib Pajak UMKM (orang pribadi atau badan) dalam melaksanakan

kewajiban perpajakannya harus sesuai dengan self assessment system,

yaitu wajib melakukan sendiri penghitungan, pembayaran, dan

pelaporan pajak terutang.

c. Kewajiban Dalam Hal Diperiksa

Untuk menguji kepatuhan Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban

perpajakannya, Direktur Jenderal Pajak (DJP) dapat melakukan

pemeriksaan terhadap Wajib Pajak. Pelaksanaan pemeriksaan

dilakukan dalam rangka menjalankan fungsi pengawasan terhadap

Universitas Sumatera Utara


Wajib Pajak yang bertujuan untuk meningkatkan kepatuhan Wajib

Pajak.

8. Pengertian Surat Pemberitahuan (SPT)

Menurut Pasal 1 Undang-Undang KUP No. 28 Tahun 2007, pengertian

Surat Pemberitahuan (SPT) adalah Surat yang oleh wajib pajak digunakan

untuk melaporkan perhitungan dan/ atau pembayaran pajak, objek pajak

dan/ atau bukan objek pajak, dan/ atau harta dan kewajiban sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang- undangan perpajakan.

9. Electronic Filing Identification Number (E-FIN)

E-FIN adalah nomor identitas yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal

Pajak (DJP) kepada pembayar pajak yang melakukan transaksi elektronik

dengan DJP.

10. Electronic Filing System (E-Filing)

E-Filing adalah suatu cara penyampaian Surat Pemberitahuan atau

penyampain pemberitahuan perpanjangan Surat Pemberitahuan Tahunan

secara elektronik yang dilaukan secara online yang real time melalui

website Direktorat Jenderal Pajak (www.pajak.go.id) atau penyedia jasa

aplikasi atau Application Service Provider (ASP).

11. Kepatuhan Wajib Pajak

Kepatuhan (bahasa Inggris : compliance) berarti mengikuti suatu

spesifikasi, standar, atau hukum yang telah diatur dengan jelas yang

biasanya diterbitkan oleh lembaga atau organisasi yang berwenang dalam

suatu bidang tertentu (id.wikipedia.org). Sedangkan kepatuhan Wajib

Pajak merupakan suatu kemauan dan kesadaran Wajib Pajak mengenai

Universitas Sumatera Utara


kewajibannya dalam bidang perpajakan. Kemauan dan kesadaran Wajib

Pajak akan menjadi perubahan sikap Wajib Pajak untuk memenuhi

kewajiban dan hak perpajakannya.

D. Ruang Lingkup Tugas Akhir

Adapun yang menjadi ruang lingkup Penulisan Tugas Akhir ini adalah :

1. Mekanisme pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Wajib Pajak

Orang Pribadi secara E-Filing pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama

Medan Petisah.

2. Tingkat kepatuhan Wajib Pajak dalam melaporkan Surat Pemberitahuan

(SPT) Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi secara E-Filing pada Kantor

Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah.

E. Metode Penulisan Tugas Akhir

Untuk menyimpulkan data dan informasi yang diperlukan maka penulis

menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut :

1. Tahap Persiapan

Dalam tahap ini penulis menyediakan persiapan yang dibutuhkan mulai

dari pengenalan objek pajak yang akan dibahas, pengajuan judul,

persetujuan judul oleh Program Studi Diploma III Administrasi

Perpajakan, penyusunan proposal, seminar proposal, berkonsultasi dengan

dosen pembimbing yang ditunjuk oleh Program Studi Diploma III

Administrasi Perpajakan, dan memohon surat pengantar Penulisan Tugas

Akhir dari pihak Fakultas atau Program Studi Diploma III Administrasi

Perpajakan.

Universitas Sumatera Utara


2. Studi Literatur (Kepustakaan)

Dalam tahap ini penulis menyediakan persiapan kegiatan studi mencari

data dan informasi dengan membaca landasan teori, menelaah buku-buku

literature, peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan, catatan-

catatan, maupun bahan tertulis yang ada hubungannya dengan laporan

penelitian.

3. Observasi Lapangan

Dalam tahap ini penulis melakukan peninjauan atau pengamatan secara

langsung kelapangan, mencari data-data dan informasi mengenai E-Filing

dalam memenuhi kewajiban perpajakan di Kantor Pelayanan Pajak

Pratama Medan Petisah.

4. Pengumpulan Data

Dalam tahap ini penulis mengumpulkan data-data yang dibutuhkan dalam

menyusun Tugas Akhir yang terdiri dari :

a. Data Primer yaitu data-data yang diperoleh dari pihak-pihak yang

mengetahui dan memahami tentang pelaporan SPT dengan e-filing di

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah dan mewawancarai

pegawai pajak yang berkompeten di Kantor Pelayanan Pajak Pratama

Medan Petisah.

b. Data Sekunder yaitu data-data yang diperoleh dari referensi ilmiah

yang mendukung penulisan Tugas Akhir.

5. Analisis Dan Evaluasi Data

Universitas Sumatera Utara


Dalam tahap ini penulis menganalisa dan mengevaluasi permasalahan

berupa informasi data-data yang telah dikumpulkan secara kualitatif yang

akan disajikan secara objektif, jelas dan sistematis.

F. Metode Pengumpulan Data Tugas Akhir

Untuk menyimpulkan data dan informasi yang diperlukan,maka penulis

menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut :

1. Metode observasi

Kegiatan mengumpulkan dan mencari data secara langsung dengan terjun

ke lapangan untuk melakukan peninjauan dengan mengamati, mendengar,

dan meneliti bagaimana tingkat kepatuhan pelaporan Surat Pemberitahuan

Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi secara E-Filing Pada Kantor

Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah.

2. Metode Wawancara

Kegiatan mengajukan beberapa pertanyaan dengan melakukan wawancara

secara langsung dengan kepala seksi atau pegawai pajak yang

berkompoten dan menambah objektif yang berpotensi mendukung hasil

penulisan Tugas Akhir untuk memperoleh data yang dibutuhkan.

3. Dokumentasi

Mengumpulkan dan mencari data dengan membuat daftar dokumentasi

yang telah diperoleh dari Kantor Pelayanan Pajak Medan Petisah maupun

Wajib Pajak, serta penulis melakukan pengamatan yang dilakukan

berdasarkan bahan bacaan di perpustakaan, Undang-Undang Perpajakan,

Peratuaran Pemerintah, Keputusan Menteri Keuangan, Keputusan

Direktorat Jenderal Pajak, Surat Edaran, dan sumber lainnya yang

Universitas Sumatera Utara


berhubungan dengan penulisan Tugas Akhir, untuk memperoleh data dan

keterangan yang dibutuhkan.

G. Sistematika Penulisan Tugas Akhir

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini penulis menguraikan tentang latar belakang penulisan

tujuan dan manfaat, uraian teorotis, ruang lingkup, metode

penulisan, metode pengumpulan data, dan sistematika penulisan

Tugas Akhir.

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LAPORAN TUGAS AKHIR

Pada bab ini penulis menerangkan tentang sejarah singkat, struktur

organisasi, uraian tugas pokok dan fungsi, serta gambaran

mengenai pegawai Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan

Petisah.

BAB III GAMBARAN DATA

Pada bab ini penulis menguraikan tentang data yang berkaitan teori

yang ada dengan data yang diperoleh di lapangan, yaitu dimulai

dari pengertian, tujuan dan sasaran, mekanisme pelaporan, serta

penyuluhan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah.

BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI

Pada bab ini penulis akan menganalisa penerapan teori yang ada

dengan data yang diperoleh lapangan mengenai mekanisme

pelaporan SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi serta tingkatan

kepatuhan Wajib di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan

Petisah.

Universitas Sumatera Utara


BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini berisi kesimpulan dan saran penulis sehubungan

dengan uraian-uraian pada bab-bab sebelumnya ang mungkin dapat

digunakan untuk mengatasi masalah yang dihadapi dalam

meningkatkan pelayanan kepada wajib pajak khusunya di Kantor

Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah.

Universitas Sumatera Utara

You might also like