You are on page 1of 4

RESUME

1. Fragmentasi Optimal
Ukuran fragmentasi yang optimal dapat ditentukan oleh dimensi mangkok
alat gali (excavator atau shovel) yang akan memuatnya ke dalam dump truck.
Berdasarkan kapasitas bucket excavator, dapat diketahui parameter target
fragmentasi yang dimuat excavator, yaitu untuk menentukan range ukuran
fragmentasi optimal yang dapat dimuat oleh bucket excavator.
Berikut persamaan yang menentukan ukuran fragmentasi optimal yang
dapat diangkut oleh bucket excavator (Jimeno, 1995).

Pdegree = (0,15 - 0,2)∛𝐸


Dimana,
Pdegree = ukuran rata-rata fragmentasi yang diangkut (cm)
E = kapasitas bucket (m3)
Salah satu cara untuk mencapai efesiensi kerja bucket excavator adalah
tercapainya ukuran fragmentasi hasil peledakan yang sesuai dengan kapasitas
bucket excavator (Jethro, 2016).
2. Mekanisme Pecah Batuan
Pemecahan batuan yang dilakukan untuk mendapatkan fragmentasi batuan
pada peledakan dimulai sebelum massa batuan mengalami pergerakan.
Mekanisme pecahannya, Pada batuan, akibat energi peledakan dapat dibagi dalam
3 tahapan yaitu : dynamic loading, quasi-static loading, dan release of loading
A. Proses pemecahan batuan tingkat satu (dynamic loading)
Pada saat bahan peledak diledakkan didalam lubang ledak, maka temperatur dan
tekanan yang tinggi. Hal ini menimbulkan adanya gelombang kejut (shock wave)
yang merambat menjauhi lubang ledak dengan kecepatan antara 3000-5000
m/detik, sehingga menimbulkan tegangan tangensial yang mengakibatkan adanya
rekahan menjari mengarah keluar di sekitar lubang ledak.
B. Proses pemecahan batuan tingkat dua (quasi-static loading)
Tekanan sehubungan dengan shock wave yang meninggalkan lubang ledak
pada proses pemecahan tingkat 1 adalah positif. Apabila shock wave mencapai
bidang bebas (free face) akan dipantulkan kemudian berubah menjadi negatif
sehingga menimbulkan gelombang tarik (tensile wave). Karena gelombang tarik
ini lebih besar dari kekuatan gelombang tarik batuan, maka batuan akan pecah dan
terlepas dari batuan induknya (spalling) yang dimulai dari tepi bidang bebasnya.

Gambar. Proses Pecahnya Batuan Akibat Peledakan


C. Proses pemecahan batuan tingkat tiga (release of loading)
Karena pengaruh tekanan dan temperatur gas yang tinggi akan retakan
lingkar yang terjadi pada proses awal akan meluas secara cepat yang diakibatkan
oleh kekuatan gelombang tarik dan tekanan lingkar. Massa batuan yang ada
didepan lubang ledak akan terdorong oleh terlepasnya kekuatan gelombang tekan
tinggi dari dalam lubang ledak, sehingga pemecahan batuan yang sebenarnya
akan terjadi.
3. Stiffness Ratio

Stiffness ratio adalah perbandingan antara tinggi jenjang dengan jarak


burden (L/B) dengan tujuan untuk menghindari efek samping yang mungkin terjadi.
Efek yang mungkin terjadi terhadap besarnya stiffness ratio dapat dilihat pada
Tabel.

C.J Konya memformulasikan persamaan untuk kedalaman lubang ledak


adalah sebagai berikut :

Sf = L/B

Dimana :

L = Tnggi jenjang, (m)

B = burden, (m)

Tabel
Hubungan stiffness ratio dengan efek yang timbul
Stiffness rasio 1 2 3 4

Fragmentasi Poor Fair Good Excellent

Airblast Severe Fair Good Excellent

Flyrock Severe Fair Good Excellent

Ground vibration Severe Fair Good Excellent

Comments Severe Redesign if Good control No


backbreak dan possible and increased
toe problem. fragmentasi benefit
Don’t shoot ratio above
redesign 4

C.J. Konya menyatakan bahwa Stiffness Ratio (L/B) memberikan pengaruh


yang besar terhadap hasil peledakan. Jika Stiffness Ratio sama dengan 1, maka
ukuran fragmen batuan akan besar dengan adanya overbreak dan masalah pada toe.
Dengan Stiffness Ratio sama dengan 2 akan mengurangi masalah ini dan hilang
apabila Stiffness Ratio sama dengan 3.
4. 5 Parameter Utama Batuan
Nilai indeks kemampuledakkan ditentukan dari penjumlahan bobot nilai
tiap parameter batuan yaitu Rock Mass Description (RMD), Joint Plane Spacing
(JPS), Joint Plane Orientation (JPO), Spesific gravity influence (SGI), dan
Hardness (H).
Untuk menentukan bobot nilai tiap parameter di atas, dapat dilihat dari
Tabel dibawah ini yang diberikan oleh Lilly (1986), sebagai berikut.
Tabel Bobot nilai tiap parameter penentuan faktor batuan (Lilly, 1986)
1. ROCK MASS DESCRIPTION (RMD) RATING
1.1 Powder / friable 10
1.2 Blocky 20
1.3 Totally masive 50
2. JOINT PLANE SPACING (JPS) RATING
2.1 Close (< 0,1 m) 10
2.2 Intermediate (0,1-1,0 m) 20
2.3 Wide (> 0,1 m) 50
3. JOINT PLANE ORIENTATION (JPO) RATING
3.1 Horizontal 10
3.2 Dip out of face 20
3.3 Strike normal to face 30
3.4 Dip into face 40

4. SPESIFIC GRAVITY INFLUENCE


SGI = 25 X bobot isi – 50
(SGI)

5. HARDNESS (H) RATING OF 1 TO 1-10


Sumber : Lilly, 1986

A. ROCK MASS DESCRIPTION (RMD)

You might also like