Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
B. Alasan Praktis
1. Demonstration
Media berfungsi sabagai alat peraga pembelajaran, misalnya seorang
dosen sedang menerangkan teknik mengoperasikan Overhead Projector
(OHP), pada saat menjelaskannya menggunakan alat peraga berupa OHP,
dengan cara mendemonstrasikan dosen tersebut menjelaskan, menunjukan
dan memperlihatkan cara-cara mengoperasikan OHP. Beberapa alasan
tersebut sering melandasi pengguna dalam menggunakan media yaitu
bertujuan untuk mendemonstrasikan atau memperagakan sesuatu.
2. Familiarity
Pengguna media pembelajaran memiliki alasan pribadi mengapa ia
menggunakan media, yaitu karena sudah terbiasa menggunakan media
tersebut, merasa sudah menguasai media tersebut, jika menggunakan
media lain belum tentu bisa dan untuk mempelajarinya membutuhkan
waktu, tenaga dan biaya, sehingga secara terus menerus ia menggunakan
media yang sama. Misalnya seorang dosen yang sudah terbiasa
menggunakan media Over Head Projector (OHP) dan Over Head
Transparancy (OHT).Media yang baik adalah bersifat konstektual sesuai
dengan realitas kebutuhan belajar yang dihadapi siswa.Media OHP lebih
tepat untuk mengajarkan konsep dan aspek-aspek kognitif, dapat
digunakan dalam jumlah siswa maksimal 50 orang dengan ruangan yang
tidak terlalu besar dan siswa cenderung pasif tidak dapat melibatkan secara
optimal potensi mental, emosiaonal dan motor skill, karena control
pembalajaran ada pada guru.
8
3. Clarity
Mengapa guru menggunakan media adalah untuk lebih memperjelas
pesan pembelajaran dan memberikan penjelasan yang lebih konkrit. Pada
praktek pembelajaran, masih banyak guru tidak menggunkan media atau
tanpa media, metode yang digunakan dengan ceramah (ekspository), cara
seperti ini memang tidak merepotkan guru untuk menyiapkan media,
cukup dengan menguasai materi, maka pembelajaran dapat berlangsung.
Namun cara pembelajaran seperti ini cenderung akan mengakibatkan
verbalitas, yaitu pesan yang disampaikan guru tidak sama dengan persepsi
siswa. Disinilah banyak pengguna media, memiliki alasan bahwa
menggunakan media adalah unutuk membuat informasi lebih jelas dan
konkrit sesuai kenyataanya.
4. Active Learning
Salah satu aspek yang harus diupayakan oleh guru dalam
pembelajaran adalah siswa harus berperan secara aktif baik secara fisik,
mental, dan emosional.Contoh dilihat pada pelatihan Emotional Spiritual
Question (ESQ), salah satu tujuan pelatihan ini adalah menumbuhkan
seoptimal mungkin motivasi peserta untuk berbuat positif dengan spirit
yang besar dan optiomalisasi potensi individu, diantaranya dengan cara
mengkaji proses dan kejadian serta fenomena alam (ayat qauniyyah),
untuk mewujudkan tujuan ini digunakan banyak visualisasi (media video)
untuk memperlihatkan tayangan-tayangan yang mampu meningkatkan
motivasi peserta, dan hasilnya secara empirik terbukti mampu
meningkatkan motivasi peserta.(Azzahra, 2016)
9
b. Tingkat kesulitan
Banyak bahan-bahan atau alat-alat yang telah tersedia di pasar hanya
mempertimbangkan ruang lingkup kelas.Kita sendirilah yang perlu
mempertimbangkan tingkat kesulitannya.Buku teks yang beredar di pasar
dan dipakai di sekolah-sekolah hampir tidak pernah mempertimbangkan
tingkat kesulitan ini.Contoh yang sering kita jumpai misalnya, penggunaan
kalimat yang terlalu panjang atau kosa kata yang belum pernah
didengarpebelajar, bentuk huruf, luas isi yang disajikan, tipe visualisasi,
dan pendekatan penyampaian isi suatu bidang studi.Untuk tingkat sekolah
dasar (SD) kelas bawah (kelas 1 - 3)sesuai dengan karakteristik pebelajar
mungkin lebih baik digunakan kalimat pendek, kosa kata yang banyak
dipakai dalam kehidupan sehari-hari, bentuk huruf yang lebih besar, dan
menggunakan warna dalam penyajiannya.
10
c. Biaya
Besar kecilnya biaya yang dikeluarkan perlu dipertimbangkan.Yang
paling urgent diperhatikan adalah keuntungan yang diperoleh pebelajar,
artinya pebelajar memiliki keuntungan dalam mempelajari sesuatu yang
diperoleh melalui belajar dengan media.Penggunan buku teks di sekolah
bukan semata-mata keuntungan ekonomis yang diperoleh oleh guru atau
sekolah, karena mendapatkan insentif dari perusahaan percetakan
buku.Keuntungan per unit pebelajar akibat belajar dari buku teks perlu
mendapatkan tekanan. Demikian juga, kebermaknaan media bukan hanya
untuk melayani pebelajar tertentu, tetapi semua mendapatkan hal yang
sama dari apa yang dipelajari.
d. Ketersediaan
Ketersediaan suatu media manakala kita mengajarkan suatu topik
atau pokok bahasan tertentu, perlu memperoleh perhatian. Pada saat kita
hendak mengajar dan dalam rancangan telah disebutkan macam atau jenis
media yang hendak dipakai maka kita perlu mengecek apa tersedia atau
tidak media yang akan dipakai tadi. Apabila media tersebut ternyata tidak
tersedia maka kita perlu melakukan media pengganti.Misalnya, kita
mestinya mengajardengan video untuk menjelaskan keberagaman hutan
Indonesia, tetapi video tersebut tidak tersedia maka kita bisa
menggantikannya dengan slide, atau foto.
11
e. Kualitas teknis
Media yang kita gunakan di kelas hendaknya media yang berkualitas
tinggi.Artinya, apabila media itu video atau televisi maka bentuk tulisan
dan bentul visual lainnya dapat dilihat jelas,spesifikasi gambar dan suara
harus jelas, fokus dan ukuran gambar sesuai dengan ruang kelas.Untuk
memberikan kuliah di kelas yang terdiri atas 30 orang berbeda dengan
kelas yang berisi 100 orang atau lebih. Papan tulis memadai untuk ukuran
kelas yang terdiriatas 30 orang, dan sebaliknya tidak akan memadai untuk
100 orang.Di samping memperhatikan hal-hal di atas, pemilihan media
pembelajaran itu perlu memperhatikan beberapa kriteria sebagai berikut:
f. Tujuan
Hal yang tak dapat dihindari adalah tujuan yang ingin dicapai oleh
pebelajar.Apakah media itu sesuai dengan tujuan pembelajaran, atau
tujuan kurikulum?Misalnya, tujuanpembelajaran diungkapkan sebagai
berikut, “Setelah membaca teks, siswa diharapkan akan dapat
mengidentifikasi sedikitnya 5 kata kerja aktif dengan tepat.”Media yang
dipakai dalam hal ini adalah Teks. Tujuan pembelajaran yang
diungkapkan, misalnya “ Siswa dapat menunjukkan ibu kota pemerintahan
propinsi Jawa Timur dengan tepat.” maka media yang dipakai berupa peta
propinsi Jawa Timur.
g. Isi - Substansi
Media pembelajaran yang dipakai di kelas mengacu pada tujuan
pembelajaran (khusus) yang ingin dicapai.Tujuan pembelajaran.Apakah
bahan atau media itu berkaitan dengan isi kurikulum?Apakah media
tersebut up-to-date?Apakah media itu tepat untuk menyajikanisi/pesan
kurikulum?Apakah media yang dibeli memenuhi persyaratan berkenaan
dengan tingkat kesulitan pebelajar?Apakah media itu sesuai dengan pesan
yang ingin disampaikan atau dikomunikasikan? Reiser dan Gagne
membuat suatu model yang menunjukkan bagaimana cara memilih media
pembelajaran yang paling baik.
12
B. Kriteria Khusus
Dalam Robert A. Reiser when a. flowchart is employed (e.g., Anderson;
Bretz; Kemp; Reiser & Gagne; Romiszowski), the media selection process
consists of a progressive narrowing of media choices. Questions about factors
in the media selection process are posed in a specific order, and as each
question is answered, the number of candidate media decreases. When the last
question in a flowchart sequence is answered, the designer is left with a small
set of media from which to choose. Sejumlah kriteria khusus lainnya dalam
memilih media pembelajaran yang tepat, dapat dirumuskan dalam satu kata
ACTION, yaitu akronim dari: access, cost, technology, interactivity,
organization, dan novelty.
1) Acces: Media yang diperlukan dapat tersedia, mudah, dan dapat
dimanfaatkan siswa.
2) Cost: Media yang akan dipilih atau digunakan, pembiayaannya dapat
dijangkau.
3) Technology: Media yang akan digunakan apakah teknologinya tersedia
dan mudah menggunakannya.
4) Interactivity: Media yang akan dipilih dapat memunculkan komunikasi dua
arah atau interaktivitas. Sehingga siswa akan terlibat (aktif) baik secara
fisik, intelektual dan mental.
5) Organization: Dalam memilih media pembelajaran tersebut, secara
organisatoris mendapatkan dukungan dari pimpinan sekolah (ada unit
organisasi seperti pusat sumber belajar yang mengelola).
6) Novelty: Media yang dipilih tersebut memiliki nilai kebaruan, sehingga
memiliki daya tarik bagi siswa yang belajar.(Azzahra, 2016)
13
6. Evaluate
Tahap akhir dalam pemilihan media model ASSURE adalah
melakukan evaluasi. Evaluasi pada hakikatnya merupakan suatu proses
membuat suatu keputusan tentang nilai suatu objek.(Azzahra, 2016)
4. Organisasi isi. Pembelajaran akan lebih mudah jika isi dan prosedur atau
ketrampilan fisik yang akan dipelajari diatur dan diorganisasikan ke dalam
urut-urutan yang bermakna.
5. Persiapan sebelum belajar. Ketika merancang materi pelajaran, sebaiknya
perhatian harus ditujukan kepada sifat dan tingkat persiapan siswa.
6. Emosi. Pembelajaran yang melibatkan emosi dan perasaan pribadi serta
kecakapan amat berpengaruh dan bertahan.
7. Partisipasi. Agar pembelajaran berlangsung dengan baik, seorang siswa
harus menginternalisasi informasi, tidak sekedar diberitahukan kepadanya.
Oleh sebab itu, belajar memerlukan kegiatan. Dengan partisipasi,
kesempatan lebih besar terbuka bagi siswa untuk memahami dan
mengingat materi pelajaran itu.
8. Umpan balik. Hasil belajar dapat meningkat apabila secara berkala siswa
diinformasikan kemajuan belajarnya. Pengetahuan tentang hasil beajar,
pekerjaan yang baik, atau kebutuhan untuk perbaikan pada sisi-sisi tertentu
akan memberikan sumbangan terhadap motivasi belajar yang
berkelanjutan.
9. Penguatan. Apabila siswa berhasil belajar, ia didorong utnuk terus belajar.
Pembelajaran yang didorong oleh keberhasilan amat bermanfaat, dapat
membangun kepercayaan diri.
10. Latihan dan pengulangan. Sesuatu hal baru jarang sekali dapat dipelajari
secara efektif hanya dengan sekali jalan. Agar suatu pengetahuan atau
ketrampilan dapat menjadi kompetensi atau kecakapan intelektual
seseorang, haruslah sering diulangi dan dilatih dalam berbagai konteks.
11. Penerapan. Hasil belajar yang diinginkan adalah meningkatkan
kemampuan seseorang untuk menerapkan atau mentransfer hasil belajar
pada masalah atau situasi baru. Kemudian siswa diberi kesempatan untuk
bernalar dan memutuskan dengan menerapkan generalisasi atau prosedur
terhadap berbagai masalah atau tugas baru.(Alhanah, 2014)
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ditinjau dari kesiapan pengadaannya, media dikelompokkan menjadi dua,
yaitu : Media jadi dan Media rancangan. Kelebihan media jadi adalah hemat
dalam waktu, tenaga, dan biaya. Sedangkan media rancangan untuk
mempersiapkan media yang dirancang secara khusus membutuhkan banyak
waktu, tenaga maupun biaya. Penyebab rendahnya hasil belajar dapat
meninjau ketepatan seluruh komponen diantaranya: mungkin keberhasilan ini
disebabkan karena rumusan tujuan tidak sesuai dengan row input dan
kemampuan awal siswa “entery behavior level” siswa, bisa jadi tujuan yang
ditetapkan tidak sesuai dengan tingkat kemampuan siswa dalam kata lain
terlalu tinggi. Kriteria pemilihan media pembelajaran terdiri dari kriteria
umum dan kriteria khusus.
3.2 Saran
Diharapkan setelah mengkaji makalah ini mahasiswa dapat memahami
dengan betul mengenai dasar pertimbangan pemilihan media pembelajaran
sehingga dapat melakukan pemilihan media pembelajaran secara efektif dan
efisien.
18
DAFTAR PUSTAKA
alhanah, I. (2014, Mei 28). Prosedur Pemilihan Media. Dipetik Maret 20, 2018,
dari https://irmaalhanaah.wordpress.com
Alhanah, I. (2014, Mei 28). Prosedur Pemilihan Media. Dipetik Maret 15, 2018,
dari https://irmaalhanaah.wordpress.com
Anonym. (2012, Januari). Media Jadi Dan Rancangan. Dipetik Maret 19, 2018,
dari http://udjikku.blogspot.ac.id
Sagita, L. (2012, Juni). Media Pembelajaran. Dipetik Maret 19, 2018, dari
http://lindasagita93.blogspot.co.id
Setyo, A. (2012, Januari). Mapel Media Pembelajaran. Dipetik Maret 19, 2018,
dari http"//adepinosetyo.blogspot.co.id
19
LAMPIRAN
20
TES FORMATIF
PEMBAHASAN
1. Media jadi (Media by utilization) yaitu, media yang sudah ada di sekolah
dan yang tersedia di pasaran, dalam hal ini media yang dirancang khusus
oleh perusahaan tertentu sesuai dengan kurikulum yang berlaku dan
biasanya dibuat secara masal. Disebut juga media siap pakai.
Media rancangan (media by design) yaitu, media yang dirancang sendiri
khusus oleh guru sesuai dengan tujuan kebutuhan pembelajaran tertentu
dan biasanya tidak ada di pasaran.