Professional Documents
Culture Documents
Blok 1 Modul 2
Blok 1 Modul 2
Disusun oleh :
Krisna Fernanda Suryaputra - 102017103
1
Komunikasi Efektif dan Perubahan Perilaku Sehat antara Dokter dan Pasien
Krisna Fernanda Suryaputra
102017103 / E3
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510
Email : krisna.2017fk103@civitas .ukrida.ac.id
Abstrak
Dalam memberi pelayanan kesehatan, seorang dokter harus dapat berkomunikasi secara
efektif kepada pasien baik verbal maupun non-verbal. Komunikasi verbal ialah
menggunakan kata. Selain itu, dalam komunikasi tersebut, dokter dituntut untuk
melakukan analisis transaksional agar ego kedua belah pihak dapat berubah menjadi
dewasa. Komunikasi efektif juga menghasilkan perubahan perilaku agar pasien dapat
Abstract
patient either verbally or non-verbally. Verbal communication means using words, while
a doctor was expected to do transactional analysis so that the ego of both sides can
that they can do a healthy behavior in which they are active in realizing their health.
2
1. Pendahuluan
1.1.Latar Belakang
dokter sudah pasti akan berkomunikasi dengan seorang pasien. Dokter dan pasien
adalah dua individu yang unik dan berbeda bila ditinjau dari latar belakang mereka
masing-masing. Hubungan dokter dan pasien dapat menjadi suatu petunjuk penting
untuk menilai kualitas pelayanan kesehatan masyarakat. Selain itu, dari komunikasi
antara dokter dan pasien pun dapat menghasilkan suatu perubahan perilaku hidup
sehat pasien. Oleh karena itu, agar dapat memuaskan pasien dan membuat pasien
dapat hidup sehat, diperlukan suatu komunikasi efektif antara dokter dan pasien.
1.2. Skenario
batuk berdarah. Batuk seperti ini pernah dialaminya 2 tahun yang lalu. Pasien tersebut
berobat untuk sakitnya tersebut tetapi stop obat karena bosan minum obat seperti
yang direncanakan dokter yaitu selama minimal 6 bulan. Saat ini pasien tersebut
masih merokok 20 batang per hari. Pasien itu tidak mengindahkan nasihat dokter,
karena pasien tersebut menganggap dokternya masih muda dan dalam memberikan
1.3.Rumusan Masalah
Seorang pasien laki-laki datang ke dokter dengan keluhan batuk berdarah. Pasien
tersebut datang untuk berobat sakitnya tersebut tetapi stop obat karena bosan minum
3
1.4.Identifikasi istilah asing
1.5.Hipotesis
Komunikasi dokter dan pasien tidak efektif dan menyebabkan perubahan perilaku
2. Pembahasan
Komunikasi ialah segala bentuk tingkah laku atau perbuatan yang dapat
mempengaruhi orang lain.1 Ciri-ciri komunikasi efektif antara dokter dan pasien adalah
adanya rasa saling menghromati, ada empati, penyampaian pesan jelas, pesan dengan
mudah dapat dimengerti, dan kerendahan hati dari seorang dokter. Ada beberapa faktor
yang menentukan komunikasi efektif yaitu keterbukaan, empati, sikap mendukung, sikap
positif, dan kesetaraan.9 Yang dimaksud dengan keterbukaan adalah memberi informasi
yang jujur dan tidak menyembunyikan segala sesuatu. Lalu, empati berarti turut
merasakan perasaan pasien tanpa ikut larut dan tidak mencampuradukan perasaan sendiri.
Selain itu, untuk sikap mendukung disini berarti menunjukan sikap deskriptif, spontan,
dan provisional.9 Untuk sikap positif disini berarti adalah menciptakan situasi yang tidak
tegang namun mendukung. Terakhir adalah kesetaraan yang berarti memberi sikap yang
4
2.2 Komunikasi Verbal
disebut juga komunikasi ekspilisit dimana menggunakan bahasa sebagai alat untuk
menyampaikan pesan.2 Beberapa elemen dalam komunikasi verbal dapat dibagi menjadi
perilaku mempengaruhi, seperti contoh konseling dan pembicaraan positif dan negatif.4
Ciri-ciri komunikasi verbal yang efektif adalah komunikasi dua arah, adanya refleksi,
seseorang tanpa menggunakan kata untuk menarik perhatian dan mengirim pesan ke
orang lain.3 Selain itu, komunikasi non-verbal dapat mengatur suatu hubungan dan
mengganti komunikasi verbal dalam suatu keadaan.3 Ada 4 jenis komunikasi non-verbal
yaitu3 :
1. Komunikasi estetis
2. Komunikasi tanda
5
3. Komunikasi Simbolik
berpakaian.
4. Komunikasi Fisik
Komunikasi verbal dan non-verbal juga saling berhubungan satu dengan yang
Suatu komunikasi antar individu tidak dapat dikatakan efektif bila ada hambatan-
6
pesan itu sendiri, medium yang digunakan, penguraian pesan, sang penerima, dan
balasan.5 Bila salah satu elemen tersebut terganggu, maka suatu komunikasi terhambat.5
Ada 4 jenis hambatan dalam komunikasi yaitu hambatan proses, fisik, semantik, dan
psikososial.6
sebelumnya sehingga pesan tidak dapat dikirim sepenuhnya.6 Contohnya pasien tidak
mendengarkan nasihat dokter dengan baik. Hambatan fisik berarti ada gangguan secara
fisik saat berkomunikasi, misalnya saat dokter menjelaskan manfaat obat ke pasien, tiba-
tiba ada suara telepon berbunyi. Hambatan semantik berarti gangguan dari segi
menggunakan istilah-istilah asing untuk orang awam. Yang terakhir adalah hambatan
psikososial yang berarti latar belakang dari individu, seperti contoh sang pasien berasal
dari keluarga miskin dan tidak berpendidikan sehingga ia tidak mengerti akibat dari stop
sosial antara 2 atau lebih individu berbeda. Yang dianalisa adalah proses dan isi pikir,
perasaan, dan perilaku verbal dan non-verbal. Dalam analisis transaksional, ada 3
ego/states yaitu orang tua, dewasa, dan anak-anak. Ego/states ini bergantung dari
pengaruh orangtua dan budaya dan merupakan faktor penting dalam menentukan
7
keduanya mempunyai ego dewasa.8 Sehingga, kedua belah pihak dapat menganalisis data
Setiap ego mempunyai ciri khas. Ego orang tua bersifat protektif dan kritis. Lalu, ego
dewasa bersifat suka mengola persoalan dengan data, analisa, dan logika, serta
berorientasi dengan realitas. Yang terakhir adalah ego anak-anak dimana ia bersifat suka
Ada 2 jenis transaksi yaitu transaksi komplementer dan transaksi silang. Dalam
transaksi komplementer ada kesamaan ego antar individu sehingga ada kesamaan makna
saat berkomunikasi. Transaksi silang terjadi jika pesan yang disampaikan oleh suatu ego
dikirim, diterima, dan direspon secara berbeda oleh ego yang lain.12 Transaksi silang
dapat membuat suatu komunikasi tidak efektif. Dalam kasus ini, ego sang pasien adalah
orangtua dimana ia sangat kritis terhadap dokter. Sang dokter mempunyai ego dewasa,
sehingga terjadilah transaksi silang yang membuat komunikasi tidak efektif dimana sang
Perilaku adalah cara seorang individu menampilkan dirinya untuk mencapai suatu
tujuan. Perilaku sehat adalah suatu perilaku yang timbul karena kesadaran dari hasil
pembelajaran yang menjadikan individu dapat menolong dirinya sendiri dalam kesehatan
dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan.10 Perilaku sehat ditentukan oleh
beberapa faktor yaitu pembelajaran, faktor sosial, kepribadian, dan emosi, persepsi dan
kognitif, dan perubahan perilaku. Dalam skenario diatas, faktor yang ditunjukan adalah
perubahan perilaku.
8
2.7 Perubahan Perilaku
berubah perilakunya sedikit demi sedikit melalui beberapa tahap yang dapat
1. Prakontemplasi
2. Kontemplasi
dilakukan.
merokok.
3. Preparasi
Dalam skenario, bisa saja pasien sebelumnya merokok lebih dari 20 batang
per hari
4. Aksi
tindakan.
9
Dalam skenario, pasien sempat meminum obat secara rutin.
5. Pemeliharaan
Dalam skenario, tidak ada pemeliharaan karena pasien stop obat setelah 6
bulan pertama
3. Kesimpulan
Dalam skenario ini, sang dokter gagal berkomunikasi secara efektif kepada sang
pasien. Terbukti dari perubahan perilaku pasien yang tadinya meminum obat selama 6
bulan lalu stop minum obat lagi dimana dokter tidak berhasil mempengaruhi pasien untuk
hidup sehat. Selain itu, sang dokter juga tidak dapat membawa ego pasien menjadi
dewasa dari ego awalnya yaitu orang tua dimana ia sangat kritis dalam berbicara dan
Daftar Pustaka
1. Sultra dan Hakki. Pengantar Ilmu Komunikasi). Yogyakarta. Deepublish; April 2017.
2015 12;9(4):43-49.
2012;11:12.
Schooling. 2010;1(1):1-1.
10
6. E.M. Eisenberg, H.L. Goodall, and A. Trethwey, Organizational communication:
2014 Jul;9(2):247-257.
8. Ertem MY, Kececi A. Ego States of nurses working in psychiatric clinics according to
doi:10.12669/pjms.322.9426.
Tangerang:Karisma
10. Safitri, Eka Saraditha, Devi Rahmayanti, and Herawati Herawati. "PERILAKU HIDUP
11. . J.O. Prochaska and J.M. Prochaska, Changing to thrive: Using the stages of change to
overcome the top threats to your health and happiness, Hazelden Publishing, 2016
2007;71(4):1-81.
11