You are on page 1of 15

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Warehouse (Gudang)

Menurut David E Mulcahy dalam Ekoanindiyo, Wedana (2012) gudang adalah suatu

fungsi penyimpanan berbagai macam jenis produk yang memiliki unit penyimpanan

dalam jumlah yang besr maupun yang kecil dalam jangka waktu saat produk dihasilkan

oleh pabrik (penjual) dan saat produk dibutuhkan oleh pelanggan atau stasiun kerja

dalam fasilitas produksi. Gudang sebagai tempat yang dibebani tugas untuk menyimpan

barang tersebut diminta sesuai dengan jadwal produksi. Gudang pada umumnya akan

memiliki fungsi yang cukup penting didalam menjaga kelancaran operasi produksi

suatu pabrik.

Adapun menurut Juliana, Handayani (2016) gudang merupakan tempat penyimpanan

material yang diperlukan untuk proses produksi, material tersebut akan terus disimpan

hingga siap diproses sesuai dengan jadwal produksi atau order konsumen. Adapun

tujuan dari kegiatan penyimpanan material adalah untuk menyeimbangkan antara

kemampuan produksi dengan demand konsumen, untuk memberikan suatu customer

service yang spesifik, dan untuk menambah nilai pada produk.

2.2 Pengertian Proyek Konstruksi

Di dalam suatu proyek konstruksi terdapat berbagai kegiatan yang dilakukan oleh pihak

yang terlibat di dalam proyek itu sendiri. Menurut Soeharto (1995) kegiatan proyek

dapat diartikan sebagai suatu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu

terbatas, dengan alokasi sumber dana tertentu dan dimaksudkan untuk melaksanakan
II-1
Bab II Tinjauan Pustaka

tugas yang sasarannya telah digariskan dengan tegas. Banyak kegiatan dan pihak-pihak

yang terlibat di dalam pelaksanaan proyek konstruksi menimbulkan banyak

permasalahan yang bersifat kompleks.

2.3 Manajemen Proyek

Menurut Soeharto (2001) manajemen proyek adalah merencanakan, mengorganisir,

memimpin, dan mengendalikan sumber daya perusahaan untuk mencapai sasaran jangka

pendek yang telah ditentukan. Konsep manajemen proyek mengandung hal-hal pokok

seperti menggunakan manajemen berdasarkan fungsinya, kegiatan yang dikelola

berjangka pendek, dengan sasaran yang telah digariskan secara spesifik terutama aspek

perencanaan dan pengendalian, memakai pendekatan sistem, mempunyai hierarki (arus

kegiatan) horizontal di samping hierarki vertikal.

2.4 Keterlambatan

Menurut Ervianto (2003) dalam Hasibuan (2013) keterlambatan adalah sebagian waktu

pelaksanaan yang tidak dimanfaatkan sesuai dengan rencana kegiatan sehingga

menyebabkan satu atau beberapa kegiatan mengikuti menjadi tertunda atau tidak dapat

diselesaikan tepat sesuai jadwal yang telah direncanakan. Menurut “Lewis dan Atherey

(1996)”, jika suatu pekerjaan sudah ditargetkan harus selesai pada waktu yang telah

ditetapkan namun karena suatu alasan tertentu tidak dapat dipenuhi maka dapat

dikatakan pekerjaan itu mengalami keterlambatan. Hal ini akan berdampak pada

perencanaan semula serta pada masalah keuangan. Keterlambatan yang terjadi dalam

suatu proyek konstruksi akan memperpanjang durasi proyek atau meningkatnya biaya

maupun keduanya.

II-2
Bab II Tinjauan Pustaka

Menurut Bakhtiyar, Soehardjono, Hasyim (2012) keterlambatan proyek (construction

delay) diartikan sebagai penundaan penyelesaian pekerjaan sesuai kontrak kerja dimana

secara hukum melibatkan beberapa situasi yang menyebabkan timbulnya klaim.

Keterlambatan proyek timbul ketika kontraktor tidak dapat menyelesaikan proyek

sesuai dengan waktu yang tercantum dalam kontrak.

2.4.1 Penyebab Keterlambatan

Menurut (Hassan, 2016) keterlambatan proyek disebabkan oleh beberapa faktor yang

berasal dari Kontraktor, Owner, dan selain kedua belah pihak.

1. Keterlambatan akibat kesalahan Kontraktor, antara lain :

a. Terlambatnya memulai pelaksanaan proyek.

b. Pekerja dan Pelaksana kurang berpengalaman.

c. Terlambat mendatangkan peralatan.

d. Mandor yang kurang aktif.

e. Rencana kerja yang kurang baik.

2. Keterlambatan akibat kesalahan Owner

a. Terlambatnya angsuran pembayaran oleh Kontraktor.

b. Terlambatnya penyedian lahan.

c. Mengadakan perubahan pekerjaan yang besar.

d. Pemilik menugaskan Kontraktor lain untuk mengerjakan proyek tersebut.

3. Keterlambatan yang diakibatkan selain kedua belah pihak diatas, antara lain ;

II-3
Bab II Tinjauan Pustaka

a. Akibat kebakaran yang bukan kesalahanKontraktor,Konsultan, Owner.

b. Akibat perang, gempa, banjir, ataupun bencana lainnya.

c. Perubahan moneter.

2.4.2 Dampak Keterlambatan

Menurut (Alifen et al, 2000), bahwa dampak dari keterlambatan proyek ini

menimbulkan kerugian pada pihak kontraktor, konsultan, dan owner. Kerugian tersebut

antaralain :

1. Pihak Kontraktor

Keterlambatan penyelesaian proyek berakibat naiknya overhead, karena bertambah

panjangnya waktu pelaksanaan. Biaya overhead meliputi biaya untuk perusahaan secara

keseluruhan, terlepas ada tidaknya kontrak yang sedang ditangani.

2. Pihak Konsultan

Konsultan akan mengalami kerugian waktu, serta akan terlambat dalam mengerjakan

proyek yang lainnya, jika pelaksanan proyek mengalami keterlambatan penyelesaian.

3. Pihak Owner

Keterlambatan proyek pada pihak pemilik/Owner, berarti kehilangan penghasilan dari

bangunan yang seharusnya sudah dapat digunakan atau disewakan. Apabila pemilik

adalah pemerintah, untuk fasilitas umum misalnya rumah sakit tentunya keterlambatan

akan merugikan pelayanan kesehatan masyarakat, atau merugikan program pelayanan

yang telah disusun. Kerugian ini tidak dapat dinilai dengan uang tidak dapat dibayar

II-4
Bab II Tinjauan Pustaka

kembali. Sedangkan apabila pihak pemilik adalah non pemerintah, misalnya

pembangunan gedung, pertokoan atau hotel, tentu jadwal pemakaian gedung tersebut

akan mundur dari waktu yang direncanakan, sehingga ada waktu kosong tanpa

mendapatkan uang.

2.5 Pekerjaan Struktur

2.5.1 Pekerjaan Pembesian

Pekerjaan pembesian merupakan bagian dari pekerjaan struktur. Pekerjaan ini

memegang peranan penting dari aspek kualitas pelaksanaan mengingat fungsi besi

tulangan yang penting dalam kekuatan struktur gedung. Pekerjaan pembesian yang

dimaksudkan dalam hal ini adalah pekerjaan pada pembuatan struktur beton bertulang.

Ahadi (2010) di dalam (Rizki, 2017).

Pekerjaan pembesian merupakan pekerjaan merangkai baja tulangan polos atau ulir

yang berfungsi untuk menahan gaya tarik pada komponen struktur beton bertulang.

Pekerjaan pembesian adalah salah satu tahapan yang harus diperhatikan dalam

pelaksanaan pekerjaan beton bertulang.

2.5.2 Pekerjaan Bekisting

Menurut Ratay (1996) dalam Widodo (2015) dalam Rizki (2017) definisi bekisting

adalah suatu struktur sementara yang klasik di dalam pengertian bahwa dipasang

dengan cepat, mampu menahan beban untuk beberapa jam selama beton dituangkan,

dan dalam beberapa hari kemudian dibongkar untuk digunakan kembali.

II-5
Bab II Tinjauan Pustaka

Bekisting merupakan suatu konstruksi yang bersifat sementara dengan tiga fungsi

utama, yaitu:

1. Untuk memberi bentuk pada konstruksi beton

2. Untuk memperoleh struktur permukaan yang diharapkan

3. Untuk memikul beton basah, hingga konstruksi tersebut cukup keras untuk dapat

memikul berat sendiri.

Dari beberapa definisi di atas, bahwa bekisting merupakan sarana sebagai komponen

cetakan bagi beton segar agar beton mengeras sesuai dengan dimensi yang diinginkan,

bentuk yang diinginkan dan kualitas yang diinginkan. Komponen cetakan vertikal

(kolom dan dinding) dan cetakan horizontal (balok dan pelat lantai) tidak dapat

dicampur, karena berlainan fungsinya dalam menahan beban kerja, serta waktu yang

diperlukan untuk membongkar bekisting berbeda pula.

2.5.3 Pekerjaan Beton

Beton adalah material komposit yang rumit. Beton dapat dibuat dengan mudah bahkan

oleh mereka yang tidak punya pengertian sama sekali tentang beton teknologi, tetapi

pengertian yang salah dari kesederhanaan ini sering menghasilkan persoalan pada

produk, antara lain reputasi jelek dari beton sebagai material bangunan. Beton

mempunyai kuat tekan yang besar sementara kuat tarik kecil. Oleh karena itu untuk

struktur bangunan, beton selalu dikombinasikan dengan tulangan baja untuk

memperoleh kinerja yang tinggi. Beton ditambah dengan tulangan baja menjadi beton

bertulang (reinforced concrete) dan jika ditambah dengan baja prategang akan menjadi

beton pratekan (prestressed concrete). (Rizki, 2017)

II-6
Bab II Tinjauan Pustaka

2.6 Pengertian Risiko

Menurut Muka (2013) risiko dapat dihubungkan dengan kemungkinan terjadinya akibat

buruk (kerugian) yang tak diinginkan atau tidak terduga, dengan kata lain kemungkinan

itu akibat adanya ketidakpastian dimana ketidakpastian itu merupakan kondisi yang

menyebabkan tumbuhnya risiko yang bersumber dari berbagai aktivitas.

Kerzner (2001) menjelaskan konsep resiko pada proyek sebagai ukuran probabilitas dan

konsekuensi dari tidak tercapainya suatu sasaran proyek yang telah ditentukan.Resiko

memiliki dua komponen utama untuk satu peristiwa, yaitu probabilitas terjadinya

peristiwa dan dampak dari peristiwa yang terjadi. Resiko proyek dapat diartikan sebagai

dampak kumulatif dari kesempatan terjadinya ketidakpastian yang mengakibatkan tidak

tercapainya sasaran proyek: biaya, waktu, mutu dan bidang pekerjaan.

Risiko pada umumnya dipandang sebagai sesuatu yang negatif, seperti kehilangan,

bahaya, dan konsekuensi lainnya. Kerugian tersebut merupakan bentuk ketidakpastian

yang seharusnya dipahami dan dikelolah secara efektif oleh organisasi sebagai bagian

dari strategi sehingga dapat menjadi nilai tambah dan mendukung pencapaian tujuan

organisasi. (Lokobal, 2014)

2.7 Kerangka Pemikiran

Pada penelitian ini, peneliti ingin mengethaui risiko keterlambatan pelaksanaan pada

Proyek pembangunan Office-Warehouse UT Site Binungan berdasarkan data-data yang

sudah dikumpulkan. Pada penelitian ini menggunakan variabel X (variabel bebas) dan

II-7
Bab II Tinjauan Pustaka

variabel Y (variabel tergantung). Variabel bebas adalah merupakan variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel

dependen, sedangkan variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat karena adanya variabel bebas. (Sugiyono, 2016). Adapun variabel dalam

penelitian ini yaitu risiko penyebab keterlambatan sebagai variabel X dan identifikasi

keterlambatan sebagai variabel Y.

Variabel Y adalah identifikasi keterlambatan, pengumpulan data berupa data sekunder

yang berupa kuisioner dan observasi serta data primer berupa data yang didapat dari

proyek seperti Kurva S, Network Planning dan sebagainya. Setelah itu data diuji

validitas dan reliabilitasnya. Kerangka pemikiran disajikan dalam gambar berikut

II-8
Bab II Tinjauan Pustaka

Latar Belakang

Keterlambatan proyek dapat


menyebabkan kerugian jika tidak
ditangani dan dapat berdampak Tinjauan Pustaka
kepada semua pihak terkait.
Keterlambatan ini dapat berdampak 1. Proyek Pembangunan Office
kepada terlambatnya masa – Warehouse UT Site
operasional bangunan. Selain itu Binungan
keterlambatan berakibat kehilangan 2. Risiko Keterlambatan
waktu dan pendapatan bagi Owner. 3. Pengumpulan data melalui
kuisioner dan wawancara

Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah identifikasi risiko Metode Penilitian


keterlambatan pada pekerjaan
struktur pembangunan warehouse RQ1. Survey
pada proyek office-warehouse RQ2. Studi Kasus
facility UT Binungan?
2. Risiko dominan apa yang dapat
menyebabkan keterlambatan pada
pekerjaan struktur pembangunan
warehouse pada proyek
office-warehouse facility UT
Binungan?
3. Strategi apa yang digunakan untuk
mencegah risiko keterlambatan pada
pekerjaan struktur pembangunan
warehouse pada proyek
office-warehouse facility UT
Binungan?
Manfaat Penelitian

Mengetahui risiko keterlambatan


pada pekerjaan struktur dan
mampu mengantisipasinya.

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir


(Sumber : Hasil Olahan oleh Penulis)

II-9
Bab II Tinjauan Pustaka

2.8 Penelitian Terdahulu

II-10
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No Peneliti Tahun Judul Rumusan Masalah Tujuan Metode Variabel Kesimpulan
1 Ria 2013 Jurnal : 1. Subfaktor apakah Untuk mengetahui sub Relatif X : faktor Dari 11 (sebelas) faktor terdapat 1
Handayani, Analisis yang paling faktor dan faktor apa Indeks dan keterlambat (satu) kategori faktor keterlambatan
Ariany Faktor-Faktor mempengaruhi pada yang paling Analisis an yang mempunyai tingkat
Frederika, penyebab 11 (sebelas) faktor mempengaruhi Faktor Y : keselarasan/kesesuaian yang cukup
A.A. Keterlambatan keterlambatan keterlambatan di keterlambat baik, yaitu faktor situasi dengan nilai
Wiranata Pelaksanaan pelaksanaan pekerjaan Kabupaten Jembrana an Relatif Indeks sebesar 0,7 dan
Pekerjaan proyek gedung di perhitungan menggunakan Analisis
Proyek Gedung Kabupaten Jembrana ? Faktor menghasilkan bobot faktor
di Kabupaten sebesar 0,9, nilai komunalitas sebesar
Jembrana 2. Faktor apakah yang 86,5% dan sub faktor yang paling
paling mempengaruhi berpengaruh adalah curah hujan.
keterlambatan
pelaksanaan pekerjaan
proyek gedung di
Kabupaten Jembrana ?
2 Yosi 2013 Jurnal : Faktor apa yang Untuk mengetahui Metode X : faktor Penyebab keterlambatan proyek
Hervanda, Analisis mempengaruhi faktor-faktor apa saja Korelasi keterlambat konstruksi jalan di Kabupaten Rokan
Arifal Keterlambatan keterlambatan proyek yang mempengaruhi Pearson an material Hulu dari segi faktor material
Hidayat, Proyek konstruksi jalan di keterlambatan proyek Y : diperoleh faktor utamanya adalah
ST, MT dan Konstruksi Jalan Kabupaten Rokan konstruksi jalan di keterlambat keterlambatan pengiriman material,
Anton yang Hulu? Kabupaten Rokan Hulu an dengan nilai indeks kepentingan
Ariyanto, Disebabkan sebesar 3,8.
M.Eng Faktor Material
di Kabupaten
Rokan Hulu

II-11
Bab II Tinjauan Pustaka

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu (Lanjutan)


No Peneliti Tahun Judul Rumusan Masalah Tujuan Metode Variabel Kesimpulan
3 Astina, 2012 Jurnal : Faktor-faktor dan untuk mengetahui Relatif X : faktor Hasil dari penelitian ini dapat
Widhiawati, Analisis subfaktor apa saja faktor-faktor dan Indeks dan keterlambat disimpulkan bahwa Faktor Tenaga
Joni Faktor-Faktor yang menjadi subfaktor apa saja yang Skala an Kerja merupakan faktor dominan
Penyebab penyebab menjadi penyebab Faktor Y : penyebab keterlambatan (0,769),
Keterlambatan keterlambatan proyek keterlambatan proyek di keterlambat adapun Faktor peraltan yaitu
Pelaksanaan di kabupaten kabupaten Tabanan an ketersedian peralatan yang kurang
Pekerjaan Tabanan? sesuai kebutuhan menjadi subfaktor
Proyek dominan penyebab keterlambatan
Konstruksi di proyek
Kabupaten
Tabanan
4 Haekal 2016 Jurnal : 1. Faktor-faktor yang 1. Untuk Metode X : faktor Faktor-faktor yang menjadi penyebab
Hassan Faktor-Faktor menyebabkan mengidentifikasikan ranking keterlambat utama yang mempengaruhi
Penyebab keterlambatan dan menganalisis an keterlambatan penyelesaian proyek
Keterlambatan pekerjaan proyek faktor-faktor Y : pembangunan Mall (Manado Town
pada Proyek konstruksi? penyebab keterlambat Square III) yaitu Kekurangan bahan
Konstruksi dan 2. Alternatif keterlambatan an konstruksi, Perubahan material pada
Alternatif penyelesaian penyelesaian proyek bentuk, fungsi, dan spesifikasi,
Penyelesaiannya keterlambatan 2. Untuk mencari Keterlambatan pengiriman bahan,
(Studi Kasus : di pekerjaan proyek urutan ranking dari Kerusakan peralatan, Ketersedian
Manado Town konstruksi? tiap faktor serta keuangan selama pelaksanaan,
Square III) mencari faktor Keterlambatan proses pembayaran
utama yang oleh owner, Kesalahan desain yang
mempengaruhi dibuat oleh perencana, Kekurangan
keterlambatan tenaga kerja, Kemampuan tenaga
penyelesaian proyek kerja, Perbedaan jadwal sub
kontraktor dalam penyelesaian
proyek.
II-12
Bab II Tinjauan Pustaka

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu (Lanjutan)


No Peneliti Tahun Judul Rumusan Masalah Tujuan Metode Variabel Kesimpulan
5 Shabbab Al 2016 Jurnal : Faktor apa yang Untuk menentukan Metode X : faktor Penyebab pembengkakan waktu
Hammadi, Study of Delay menyebabkan faktor-faktor yang tepat Analisa keterlambat dan biaya proyek konstruksi
M. Sadique Factors in pembengkakan waktu yang bertanggung Faktor an menghasilkan 7 faktor
Nawab Construction dan biaya proyek jawab atas Y: keterlambatan: Kelambatan dan
Projects konstruksi? keterlambatan proyek keterlambat Kurangnya kendala;
an Ketidakmampuan; Desain; Pasar dan
Perkiraan; Keuangan kemampuan;
Pemerintah; dan Pekerja.
6 Ade Rizki 2017 Skripsi: 1. Faktor dominan 1. Untuk mengetahui Metode X : faktor 1 Faktor dominan penyebab
Analisis Faktor apa yang faktor dominan apa Analisa keterlambat keterlambatan pada proyek
Keterlambatan menyebabkan yang menyebabkan Faktor an ClusterThe Spring Serpong adalah
pada Cluster The keterlambatan pada keterlambatan pada Y: keterlambatan pengiriman
Spring Serpong pekerjaan struktur pekerjaan struktur keterlambat material, keterbatasan jumlah
Jaya bangunan bangunan an tenaga kerja, kondisi lahan proyek
perumahan? perumahan. kurang baik, lemahnya
2. Strategi apa yang 2. Untuk mengetahui manajemen proyek
digunakan untuk strategi apa yang danpelaksanaan oleh kontraktor.
menyelesaikan digunakan untuk 2 Faktor dominan penyebab
masalah menyelesaikan keterlambatan dapat dikendalikan
keterlambatan masalah dengan tindakan antisipatif dan
struktur perumahan keterlambatan preventif
tersebut? struktur perumahan
tersebut

II-13
Bab II Tinjauan Pustaka

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu (Lanjutan)


No Peneliti Tahun Judul Rumusan Masalah Tujuan Metode Variabel Kesimpulan
7 Zahra Arsah 2017 Skripsi : Faktor apa saja yang Untuk menganilis Observasi X: Faktor penyebab keterlambatan
Analisis menjadi penyebab penyebab keterlambatan langsung penyebab proyek New Harco Glodok Jakarta
Keterlambatan keterlambatan pelaksanaan Proyek keterlambat Barat adalah keterlambatan
Pelaksanaan pelaksanaan Proyek Pembangunan New an pemesanan material, kualitas tenaga
Proyek New Pembangunan New Harco Glodok ditinjau Y: kerja yang buruk, dan kondisi cuaca
Harco Glodok Harco Glodok ditinjau dari kinerja waktu. keterlambat yang tidak menentu.
Jakarta Barat dari kinerja waktu? an
8 Arifin 2017 Sripsi : 1 Apa saja faktor 1 Mengetahui faktor Survey, X: 1 Faktor yang paling berpengaruh
Widodo Analisis Risiko risiko pada risiko pada Studi Stakeholder terhadap stake holder adalah
pada stakeholder terhadap stakeholder terhadap Kasus berbasis perubahan desain saat pekerjaan
Stakeholder kinerja waktu dalam kinerja waktu dalam PMBOK sedang berjalan pada stakeholder
Berbasis pelaksanaan pelaksanaan Y: owner, ketersediaan alat dilokasi
PMBOK 2013 pembangunan pembangunan proyek Kinerja proyek pada stakeholder
Untuk proyek Grand Grand Batavia di waktu kontraktor, akses mobilisasi
Meningkatkan Batavia di Tangerang. demobilisasi orang/material pada
Kinerja Waktu Tangerang ? 2 Mengetahui langkah stakeholder subkon.
pada Proyek 2 Bagaimana atau tindakan yang 2. Tindakan perbaikan dengan
Grand Batavia di mengelola risiko tepat risiko pada mempercepat proses dalam
Tangerang pada stakeholder stakeholder berbasis keputusan dengan mengadakan
berbasis PMBOK PMBOK 2013 untuk rapat stakeholder terkait,
2013 untuk meningkatkan kinerja melakukan koordinasi dengan
meningkatkan waktu proyek pada stakeholder terkait mengenai
kinerja waktu proyek proyek selanjutnya. lokasi yang rusak dan mengatur
dalam pelaksanaan strategi dalam menajemen yang
bangunan pada tepat untuk mobilisasi dan
proyek grand batavia demobilisasi.
di Tangerang ?

II-14
Bab II Tinjauan Pustaka

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu (Lanjutan)


No Peneliti Tahun Judul Rumusan Masalah Tujuan Metode Variabel Kesimpulan
9 Ryan 2011 Skripsi : 1. Faktor dominan apa 1. Untuk mengetahui Metode X: 1. Faktor dominan penyebab
Ariefasa Faktor Penyebab saja yang menjadi faktor-faktor dominan Analisa penyebab keterlambatan pada pekerjaan
Keterlambatan penyebab yang menyebabkan Faktor keterlambat struktur didominasi oleh kesalahan
Pekerjaan keterlambatan pada keterlambatan pada an dari owner terutama yang
Konstruksi pekerjaan struktur pekerjaan struktur Y: berhubungan dengan biaya dan
Bangunan bangunan gedung bangunan gedung perubahan pengambilan keputusan
Gedung bertingkat? bertingkat anggaran 2. Keterlambatan terbukti
Bertingkat Yang 2. Seberapa besarkah 2. Untuk mengetahui biaya berpengaruh perubahan RAB
Berpengaruh pengaruh dari seberapa besar pekerjaan struktur
Terhadap keterlambatan pada pengaruh dari 3. Faktor dominan penyebab
Perubahan pekerjaan struktur keterlambatan keterlambatan pada pekerjaan
Anggaran Biaya bangunan gedung pekerjaan struktur struktur dapat dikendalikan dengan
Pada Pekerjaan bertingkat terhadap terhadap perubahan melakukan tindakan preventif dan
Struktur perubahan RAB RAB pekerjaan korektif
struktur? struktur
3. Strategi apa yang 3. Untuk mengetahui
digunakan untuk strategi apa yang
menyelesaikan umum digunakan
masalah perubahan untuk mengatasi
RAB struktur perubahan RAB
bangunan gedung pekerjaan struktur
bertingkat? akibat keterlambatan,
baik berupa strategi
preventif maupun
korektif
Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2018

II-15

You might also like