Professional Documents
Culture Documents
Bab Ii
Bab Ii
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut David E Mulcahy dalam Ekoanindiyo, Wedana (2012) gudang adalah suatu
fungsi penyimpanan berbagai macam jenis produk yang memiliki unit penyimpanan
dalam jumlah yang besr maupun yang kecil dalam jangka waktu saat produk dihasilkan
oleh pabrik (penjual) dan saat produk dibutuhkan oleh pelanggan atau stasiun kerja
dalam fasilitas produksi. Gudang sebagai tempat yang dibebani tugas untuk menyimpan
barang tersebut diminta sesuai dengan jadwal produksi. Gudang pada umumnya akan
memiliki fungsi yang cukup penting didalam menjaga kelancaran operasi produksi
suatu pabrik.
material yang diperlukan untuk proses produksi, material tersebut akan terus disimpan
hingga siap diproses sesuai dengan jadwal produksi atau order konsumen. Adapun
Di dalam suatu proyek konstruksi terdapat berbagai kegiatan yang dilakukan oleh pihak
yang terlibat di dalam proyek itu sendiri. Menurut Soeharto (1995) kegiatan proyek
dapat diartikan sebagai suatu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu
terbatas, dengan alokasi sumber dana tertentu dan dimaksudkan untuk melaksanakan
II-1
Bab II Tinjauan Pustaka
tugas yang sasarannya telah digariskan dengan tegas. Banyak kegiatan dan pihak-pihak
memimpin, dan mengendalikan sumber daya perusahaan untuk mencapai sasaran jangka
pendek yang telah ditentukan. Konsep manajemen proyek mengandung hal-hal pokok
berjangka pendek, dengan sasaran yang telah digariskan secara spesifik terutama aspek
2.4 Keterlambatan
Menurut Ervianto (2003) dalam Hasibuan (2013) keterlambatan adalah sebagian waktu
menyebabkan satu atau beberapa kegiatan mengikuti menjadi tertunda atau tidak dapat
diselesaikan tepat sesuai jadwal yang telah direncanakan. Menurut “Lewis dan Atherey
(1996)”, jika suatu pekerjaan sudah ditargetkan harus selesai pada waktu yang telah
ditetapkan namun karena suatu alasan tertentu tidak dapat dipenuhi maka dapat
dikatakan pekerjaan itu mengalami keterlambatan. Hal ini akan berdampak pada
perencanaan semula serta pada masalah keuangan. Keterlambatan yang terjadi dalam
suatu proyek konstruksi akan memperpanjang durasi proyek atau meningkatnya biaya
maupun keduanya.
II-2
Bab II Tinjauan Pustaka
delay) diartikan sebagai penundaan penyelesaian pekerjaan sesuai kontrak kerja dimana
Menurut (Hassan, 2016) keterlambatan proyek disebabkan oleh beberapa faktor yang
3. Keterlambatan yang diakibatkan selain kedua belah pihak diatas, antara lain ;
II-3
Bab II Tinjauan Pustaka
c. Perubahan moneter.
Menurut (Alifen et al, 2000), bahwa dampak dari keterlambatan proyek ini
menimbulkan kerugian pada pihak kontraktor, konsultan, dan owner. Kerugian tersebut
antaralain :
1. Pihak Kontraktor
panjangnya waktu pelaksanaan. Biaya overhead meliputi biaya untuk perusahaan secara
2. Pihak Konsultan
Konsultan akan mengalami kerugian waktu, serta akan terlambat dalam mengerjakan
3. Pihak Owner
bangunan yang seharusnya sudah dapat digunakan atau disewakan. Apabila pemilik
adalah pemerintah, untuk fasilitas umum misalnya rumah sakit tentunya keterlambatan
yang telah disusun. Kerugian ini tidak dapat dinilai dengan uang tidak dapat dibayar
II-4
Bab II Tinjauan Pustaka
pembangunan gedung, pertokoan atau hotel, tentu jadwal pemakaian gedung tersebut
akan mundur dari waktu yang direncanakan, sehingga ada waktu kosong tanpa
mendapatkan uang.
memegang peranan penting dari aspek kualitas pelaksanaan mengingat fungsi besi
tulangan yang penting dalam kekuatan struktur gedung. Pekerjaan pembesian yang
dimaksudkan dalam hal ini adalah pekerjaan pada pembuatan struktur beton bertulang.
Pekerjaan pembesian merupakan pekerjaan merangkai baja tulangan polos atau ulir
yang berfungsi untuk menahan gaya tarik pada komponen struktur beton bertulang.
Pekerjaan pembesian adalah salah satu tahapan yang harus diperhatikan dalam
Menurut Ratay (1996) dalam Widodo (2015) dalam Rizki (2017) definisi bekisting
adalah suatu struktur sementara yang klasik di dalam pengertian bahwa dipasang
dengan cepat, mampu menahan beban untuk beberapa jam selama beton dituangkan,
II-5
Bab II Tinjauan Pustaka
Bekisting merupakan suatu konstruksi yang bersifat sementara dengan tiga fungsi
utama, yaitu:
3. Untuk memikul beton basah, hingga konstruksi tersebut cukup keras untuk dapat
Dari beberapa definisi di atas, bahwa bekisting merupakan sarana sebagai komponen
cetakan bagi beton segar agar beton mengeras sesuai dengan dimensi yang diinginkan,
bentuk yang diinginkan dan kualitas yang diinginkan. Komponen cetakan vertikal
(kolom dan dinding) dan cetakan horizontal (balok dan pelat lantai) tidak dapat
dicampur, karena berlainan fungsinya dalam menahan beban kerja, serta waktu yang
Beton adalah material komposit yang rumit. Beton dapat dibuat dengan mudah bahkan
oleh mereka yang tidak punya pengertian sama sekali tentang beton teknologi, tetapi
pengertian yang salah dari kesederhanaan ini sering menghasilkan persoalan pada
produk, antara lain reputasi jelek dari beton sebagai material bangunan. Beton
mempunyai kuat tekan yang besar sementara kuat tarik kecil. Oleh karena itu untuk
memperoleh kinerja yang tinggi. Beton ditambah dengan tulangan baja menjadi beton
bertulang (reinforced concrete) dan jika ditambah dengan baja prategang akan menjadi
II-6
Bab II Tinjauan Pustaka
Menurut Muka (2013) risiko dapat dihubungkan dengan kemungkinan terjadinya akibat
buruk (kerugian) yang tak diinginkan atau tidak terduga, dengan kata lain kemungkinan
itu akibat adanya ketidakpastian dimana ketidakpastian itu merupakan kondisi yang
Kerzner (2001) menjelaskan konsep resiko pada proyek sebagai ukuran probabilitas dan
konsekuensi dari tidak tercapainya suatu sasaran proyek yang telah ditentukan.Resiko
memiliki dua komponen utama untuk satu peristiwa, yaitu probabilitas terjadinya
peristiwa dan dampak dari peristiwa yang terjadi. Resiko proyek dapat diartikan sebagai
Risiko pada umumnya dipandang sebagai sesuatu yang negatif, seperti kehilangan,
yang seharusnya dipahami dan dikelolah secara efektif oleh organisasi sebagai bagian
dari strategi sehingga dapat menjadi nilai tambah dan mendukung pencapaian tujuan
Pada penelitian ini, peneliti ingin mengethaui risiko keterlambatan pelaksanaan pada
sudah dikumpulkan. Pada penelitian ini menggunakan variabel X (variabel bebas) dan
II-7
Bab II Tinjauan Pustaka
dependen, sedangkan variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat karena adanya variabel bebas. (Sugiyono, 2016). Adapun variabel dalam
penelitian ini yaitu risiko penyebab keterlambatan sebagai variabel X dan identifikasi
yang berupa kuisioner dan observasi serta data primer berupa data yang didapat dari
proyek seperti Kurva S, Network Planning dan sebagainya. Setelah itu data diuji
II-8
Bab II Tinjauan Pustaka
Latar Belakang
Rumusan Masalah
II-9
Bab II Tinjauan Pustaka
II-10
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No Peneliti Tahun Judul Rumusan Masalah Tujuan Metode Variabel Kesimpulan
1 Ria 2013 Jurnal : 1. Subfaktor apakah Untuk mengetahui sub Relatif X : faktor Dari 11 (sebelas) faktor terdapat 1
Handayani, Analisis yang paling faktor dan faktor apa Indeks dan keterlambat (satu) kategori faktor keterlambatan
Ariany Faktor-Faktor mempengaruhi pada yang paling Analisis an yang mempunyai tingkat
Frederika, penyebab 11 (sebelas) faktor mempengaruhi Faktor Y : keselarasan/kesesuaian yang cukup
A.A. Keterlambatan keterlambatan keterlambatan di keterlambat baik, yaitu faktor situasi dengan nilai
Wiranata Pelaksanaan pelaksanaan pekerjaan Kabupaten Jembrana an Relatif Indeks sebesar 0,7 dan
Pekerjaan proyek gedung di perhitungan menggunakan Analisis
Proyek Gedung Kabupaten Jembrana ? Faktor menghasilkan bobot faktor
di Kabupaten sebesar 0,9, nilai komunalitas sebesar
Jembrana 2. Faktor apakah yang 86,5% dan sub faktor yang paling
paling mempengaruhi berpengaruh adalah curah hujan.
keterlambatan
pelaksanaan pekerjaan
proyek gedung di
Kabupaten Jembrana ?
2 Yosi 2013 Jurnal : Faktor apa yang Untuk mengetahui Metode X : faktor Penyebab keterlambatan proyek
Hervanda, Analisis mempengaruhi faktor-faktor apa saja Korelasi keterlambat konstruksi jalan di Kabupaten Rokan
Arifal Keterlambatan keterlambatan proyek yang mempengaruhi Pearson an material Hulu dari segi faktor material
Hidayat, Proyek konstruksi jalan di keterlambatan proyek Y : diperoleh faktor utamanya adalah
ST, MT dan Konstruksi Jalan Kabupaten Rokan konstruksi jalan di keterlambat keterlambatan pengiriman material,
Anton yang Hulu? Kabupaten Rokan Hulu an dengan nilai indeks kepentingan
Ariyanto, Disebabkan sebesar 3,8.
M.Eng Faktor Material
di Kabupaten
Rokan Hulu
II-11
Bab II Tinjauan Pustaka
II-13
Bab II Tinjauan Pustaka
II-14
Bab II Tinjauan Pustaka
II-15