You are on page 1of 6

1.

Kedudukan dan Fungsi Kementerian Negara RI dan lembaga pemerintah Nonkementerian

Kedudukan lembaga negara kementrian dan lembaga negara non-kementrian adalah sama,
mereka sama-sama berada dibawah presiden, pembantu presiden dan bertanggung jawab pada
presiden. Lembaga kementrian fungsinya melakukan tugas kepemerintahan yang sifatnya birokrasi dari
eksekutif (presiden) yang telah diatur oleh undang-undang. sedangkan tugas lembaga non-kementrian
lebih fokus pada bidang kearsipan, seperti pengkajian, penyusunan, perencanaan dll.
Kementerian berkedudukan di ibu Kota Indonesia mempunyai tugas menyelengarakan urusan
tertentu Dalam pemerintahan di bawa dan bertanggung jawab kepada Presiden dalam
menyelenggarakan pemerintahan Negara sbb:
 Penyelengara perumusan, penetapan, dan melaksanakan kebijakan di bidangnya, pengelola
barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawabnya, pengawasa atas pelaksanaan
tugas di bidangnya dan pelaksanaan kegiatan teknis dari pusat sampai ke daerah.
 Perumusan, penetapan, pelaksanaan kebijakan di bidangnya, pengelola barang milik/kekayaan
negara yang menjadi tanggung jawabnya, pengawasan atas pelaksanaan tugas di bidangnya,
pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan urusan Kementerian di daerah
dan pelaksanaan kegiatan teknis yang bersekala nasional
 Perumusan dan penetapan kebijakan di bidangnya, koordinasi dan singkronisasi pelaksanaan
kebijakan di bidangnya, pengelola barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung
jawabnya dan pengawasan atas pelaksanaan tugas di bidangnya.
2. Tugas dan Fungsi lembaga pemerintah non kementerian sebagai berikut :

a. Tugas :
 Melaksanakan tugas pemerintahan di bidang kearsipan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
b. Fungsi :
 Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang kearsipan
 Koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas lembaga
 Fasilitasi dan pembinaan terhadap kegiatan instansi pemerintah di bidang kearsipan
 Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan umum,
ketatausahaan, organisasi dan tata laksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, hukum,
persandian, perlengkapan dan rumah tangga.

Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI)


Tugas :
 Melaksanakan tugas pemerintahan di bidang kearsipan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Fungsi :
 Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang kearsipan
 Koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas lembaga
 Fasilitasi dan pembinaan terhadap kegiatan instansi pemerintah di bidang kearsipan
 Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan umum,
ketatausahaan, organisasi dan tata laksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, hukum,
persandian, perlengkapan dan rumah tangga.

Badan Intelijen Negara


Tugas dan Fungsi :
 Melaksanakan tugas pemerintahan di bidang intelijen.

Badan Kepegawaian Negara


Untuk dapat menyelenggarakan fungsinya, BAKN mempunyai tugas sebagai berikut :
 Merencanakan pembinaan kepegawaian sesuai dengan kebijaksanaan Presiden;
 Merencanakan peraturan perundang-undangan di bidang kepegawaian;
 Menyelenggarakan tata usaha kepegawaian dan tata usaha pensiun;
 Menyelenggarakan pengawasan, koordinasi dan bimbingan terhadap pelaksanaan peraturan
perundang-undangan di bidang kepegawaian dan pensiun pada departemen-departemen dan
lembaga-lembaga negara/Lembaga-lembaga Pemerintah Non departemen.

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


Tugas :
 Melaksanakan tugas pemerintahan dibidang keluarga berencana dan keluarga sejahtera
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Fungsi :
 Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang Keluarga Berencana dan Keluarga
Sejahtera.
 Koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BKKBN.
 Fasilitasi dan pembinaan terhadap kegiatan instansi pemerintah, swasta, LSOM dan
masyarakat dibidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera.
 Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum dibidang perencanaan umum,
ketatausahaan, organisasi dan tatalaksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, hukum,
persandian, perlengkapan dan rumah tangga.

Badan Koordinasi Penanaman Modal


Tugas :
 Untuk merumuskan kebijakan pemerintah di bidang penanaman modal, baik dari dalam
negeri maupun luar negeri.

Badan Informasi Geospasial


Tugas :
 Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang meteorologi, klimatologi, kualitas
udara dan geofisika
 Koordinasi kegiatan fungsional di bidang meteorologi, klimatologi, kualitas udara dan geofisika
 Memfasilitasi dan pembinaan terhadap kegiatan instansi pemerintah dan swasta di bidang
meteorologi, klimatologi, kualitas udara dan geofisika
 Penyelenggaraan pengamatan, pengumpulan dan penyebaran, pengolahan dan analisis serta
pelayanan di bidang meteorologi, klimatologi, kualitas udara dan geofisika
 Penyelenggaraan kegiatan kerjasama di bidang meteorologi, klimatologi, kualitas udara dan
geofisika
 Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan
umum, ketatausahaan, organisasi dan tatalaksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan,
hukum, persandian, perlengkapan dan rumah tangga

Badan Narkotika Nasional


Tugas :

 Menyusun dan melaksanakan kebijakan nasional mengenai pencegahan dan pemberantasan


penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika;
 Mencegah dan memberantas penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika dan Prekursor
Narkotika;
 Berkoordinasi dengan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam pencegahan dan
pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika;
 Meningkatkan kemampuan lembaga rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial pecandu
Narkotika, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun masyarakat;
 Memberdayakan masyarakat dalam pencegahan penyalahgunaan dan peredaran gelap
Narkotika dan Prekursor Narkotika;
 Memantau, mengarahkan dan meningkatkan kegiatan masyarakat dalam pencegahan
penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika dan Psikotropika Narkotika;
 Melalui kerja sama bilateral dan multiteral, baik regional maupun internasional, guna mencegah
dan memberantas peredaran gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika;
 Mengembangkan laboratorium Narkotika dan Prekursor Narkotika;
 Melaksanakan administrasi penyelidikan dan penyidikan terhadap perkara penyalahgunaan dan
peredaran gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika; dan
 Membuat laporan tahunan mengenai pelaksanaan tugas dan wewenang.
 Selain tugas sebagaimana diatas, BNN juga bertugas menyusun dan melaksanakan kebijakan
nasional mengenai pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap
psikotropika, prekursor dan bahan adiktif lainnya kecuali bahan adiktif untuk tembakau dan
alkohol.
Fungsi :
 Penyusunan dan perumusan kebijakan nasional di bidang pencegahan dan pemberantasan
penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika, psikotropika dan prekursor serta bahan adiktif
lainnya kecuali bahan adiktif untuk tembakau dan alkohol yang selanjutnya disingkat dengan
P4GN.
 Penyusunan, perumusan dan penetapan norma, standar, kriteria dan prosedur P4GN.
 Penyusunan perencanaan, program dan anggaran BNN.
 Penyusunan dan perumusan kebijakan teknis pencegahan, pemberdayaan masyarakat,
pemberantasan, rehabilitasi, hukum dan kerjasama di bidang P4GN.
 Pelaksanaan kebijakan nasional dan kebijakna teknis P4GN di bidang pencegahan,
pemberdayaan masyarakat, pemberantasan, rehabilitasi, hukum dan kerjasama.
 Pelaksanaan pembinaan teknis di bidang P4GN kepada instansi vertikal di lingkungan BNN.
 Pengoordinasian instansi pemerintah terkait dan komponen masyarakat dalam rangka
penyusunan dan perumusan serta pelaksanaan kebijakan nasional di bidang P4GN.
 Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi di lingkungan BNN.
 Pelaksanaan fasilitasi dan pengkoordinasian wadah peran serta masyarakat.
 Pelaksanaan penyelidikan dan penyidikan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika dan
Prekursor Narkotika.
 Pelaksanaan pemutusan jaringan kejahatan terorganisasi di bidang narkotika, psikotropika dan
prekursor serta bahan adiktif lainnya, kecuali bahan adiktif untuk tembakau dan alkohol.
 Pengoordinasian instansi pemerintah terkait maupun komponen masarakat dalam pelaksanaan
rehabilitasi dan penyatuan kembali ke dalam masyarakat serta perawatan lanjutan bagi
penyalahguna dan/atau pecandu narkotika dan psikotropika serta bahan adiktif lainnya kecuali
bahan adiktif untuk tembakau dan alkohol di tingkat pusat dan daerah.
 Pengkoordinasian peningkatan kemampuan lembaga rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial
pecandu narkotika dan psikotropika serta bahan adiktif lainnya, kecuali bahan adiktif untuk
tembakau dan alkohol yang diselenggarakan oleh pemerintah dan masyarakat.
 Peningkatan kemampuan lembaga rehabilitasi penyalahguna dan/atau pecandu narkotika dan
psikotropika serta bahan adiktif lainnya, kecuali bahan adiktif tembakau dan alkohol berbasis
komunitas terapeutik atau metode lain yang telah teruji keberhasilannya.
 Pelaksanaan penyusunan, pengkajian dan perumusan peraturan perundang-undangan serta
pemberian bantuan hukum di bidang P4GN.
 Pelaksanaan kerjasama nasional, regional dan internasional di bidang P4GN.
 Pelaksanaan pengawasan fungsional terhadap pelaksanaan P4GN di lingkungan BNN.
 Pelaksanaan koordinasi pengawasan fungsional instansi pemerintah terkait dan komponen
masyarakat di bidang P4GN.
 Pelaksanaan penegakan disiplin, kode etik pegawai BNN dan kode etik profesi penyidik BNN.
 Pelaksanaan pendataan dan informasi nasional penelitian dan pengembangan, serta pendidikan
dan pelatihan di bidang P4GN.
 Pelaksanaan pengujian narkotika, psikotropika dan prekursor serta bahan adiktif lainnya, kecuali
bahan adiktif untuk tembakau dan alkohol.
 Pengembangan laboratorium uji narkotika, psikotropika dan prekursor serta bahan adiktif
lainnya, kecuali bahan adiktif tembakau dan alkohol.
 Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kebijakan nasional di bidang P4GN.

3.Hukum dasar kementerian Negara RI dan lembaga pemerintahan Nonkementerian


Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2008
• Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2009
• Landasan hukum kementerian adalah Bab V Pasal 17 UUD 1945 yang menyebutkan bahwa:
1. Presiden dibantu oleh menteri-menteri negara.
2. Menteri-menteri itu diangkat dan diperhentikan oleh Presiden.
3. Setiap menteri membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan.
4. Pembentukan, pengubahan, dan pembubaran kementerian negara diatur dalam undang-
undang.
• Lebih lanjut, kementerian diatur dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang
Kementerian Negara dan Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan
Organisasi Kementerian Negara.

4. DAFTAR PRESIDEN DAN KABINETNYA


Presiden : Ir. Joko Widodo (2014 -2019)
Wakil presiden : M. Yusuf Kalla
Kabinet Kerja : 27 Oktober 2014
Jumlah personil : 34 orang

Berikut susunan Kabinet Kerja Presiden Jokowi-Yusuf Kalla periode 2014-2019:


1) Menteri Koordinator perekonomian : Pratikno
2) Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas : Andrinof Chaniago
Bidang Perekonomian
3) Menteri Koordinator perekonomian : Sofyan Djalil
4) Menteri Keuangan : Bambang S Bradjonegoro
5) Menteri Perindustrian : Saleh Husin
6) Menteri Perdagangan : Rahmat Gobel
7) Menteri Pertanian : Amran sulaiman
8) Menteri Tenaga Kerja : Hanif Dakhiri
9) Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah : Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga
10) Menteri Badan Usaha Milik Negara : Rini Soemarno
11) Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat : Basuki Hadimulyono
12) Menteri Agraria, Tata Ruang, dan Kepala BPN :Ferry Mursyidan Baldan
13) Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup : Siti Nurbaya
Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan
14) Menteri koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan : Puan Maharani
15) Menteri Kesehatan : Nila F Moeloek
16) Menteri Sosial : Khofifah Indar Parawansa
17) Menteri Agama : Lukman Hakim Saifuddin
18) Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak :Yohana Yambise
19) Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi : Marwan Jafar
20) Menteri Pemuda dan Olahraga : Imam Nahrawi
21) Menteri Kebudayaan, Pendidikan Dasar dan Menengah : Anies Baswedan
22) Menteri Riset dan Teknologi dan Pendidikan Tinggi : M Nasir
Bidang Politik,Hukum, dan Keamanan
23) Menteri Koordinator Politik,Hukum, dan Keamanan : Tedjo Edhi Purdijatno
24) Menteri Dalam Negeri : Tjahjo Kumolo
25) Menteri luar Negeri : Retno LP Marsudi
26) Menteri Pertahanan : Ryamizard Ryacudu
27) Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia : Yasonna H Laoly
28) Menteri Komunikasi dan Informatika : Rudyantara
29) Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi : Yuddy Chrisnandi
Bidang Kemartiman
30) Menteri Koordinator Kemartiman : Indroyono Soesilo
31) Menteri Kelautan dan Perikanan : Susi Pudjiastuti
32) Menteri Perhubungan : Ignasius Jonan
33) Menteri Pariwisata : Arief Yahya
34) Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) : Sudirman Said

You might also like