You are on page 1of 14

SATUAN ACARA PENYULUHAN

HIPERTENSI

OLEH :

GUSTI AYU ANTIKA DEWI


17.901.1819.

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
WIRA MEDIKA PPNI BALI
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmatnya-Nyalah kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah KOMUNITAS 2 yang berupa
makalah ini tepat pada waktunya. Makalah yang berjudul SATUAN ACARA
PENYULUHAN HIPERTENSI
Satuan acara penyuluhan ini merupakan revisi dari buku dan sumber-sumber yang
kami pakai. Dengan dibuatnya satuan acara penyuluhan ini bertujuan untuk media
pembelajaran terutama tentang Hipertensi. Selain itu, satuan acara penyuluhan ini juga
bertujuan untuk menambah pengetahuan dan wawasan kami serta memberikan informasi
kepada pasien dan keluarganya. Terima kasih kami ucapkan kepada dosen pembimbing yang
telah membantu kami dalam penyelesaian makalah ini. Terima kasih juga kepada semua
anggota kelompok yang telah membantu baik dalam pencarian data maupun dalam proses
penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna. Untuk itu segala kritik dan
saran membangun sangat diharapkan untuk perbaikan penyusunan makalah berikutnya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun maupun pembaca.

Denpasar, Maret 2018

Penyusun
SATUAN ACARA PENYULUHAN
HIPERTENSI

Pokok Bahasan : Hipertensi


Sub Pokok Bahasan : Definisi penyebab gejala,dan Penatalaksanaan (Penanganan)
Hipertensi
Sasaran : Keluarga Bpk.MB
Hari/tanggal : Jumat, 23 Maret 2017
Pukul : 16.00 wita
Tempat : Rumah keluarga Bpk.MB di Banjar Bangun Liman,Desa Buruan
, Kecamatan Blahbatuh,Gianyar
Penyaji : Gusti Ayu Antika Dewi

I. LATAR BELAKANG
Hipertensi merupakan salah satu masalah kesehatan utama yang ada di Indonesia.
Masalah hipertensi perlu diperhatikan oleh pelayanan kesehatan dan masyarakat pada
umumnya karena hipertensi bisa menyebabkan gangguan pada sistem kardiovaskuler seperti
stroke, serangan jantung dan juga dapat menyebabkan kematian. Hipertensi didefinisikan
sebagai peningkatan tekanan darah arteri sistemik yang terjadi terus menerus. Menurut WHO
(1978), batas tekanan darah yang masih dianggap normal adalah 140/90 mmHg dan tekanan
darah sama dengan atau diatas 160/95 mmHg dinyatakan sebagai hipertensi. Hipertensi juga
dapat dilihat dari perbedaan usia. Usia < 45 tahun dinyatakan hipertensi jika tekanan darah
pada waktu berbaring 130/90 mmHg atau lebih, sedangkan yang berusia > 45 tahun
dinyatakan hipertensi jika tekanan darahnya 140/90 mmHg atau lebih.
Saat ini hipertensi tidak hanya menyerang para lansia tetapi juga mereka yang berusia
muda. Pola hidup yang tidak sehat ditengarai sebagai salah satu pemicu penyebabnya. Sekitar
20 % populasi dewasa mengalami hipertensi, lebih dari 90 % diantara mereka menderita
hipertensi primer, dimana tidak ditentukan penyebab medisnya. Sisanya mengalami
kenaikkan tekanan darah dengan penyebab tertentu (sekunder) ; seperti penyempitan arteri
renalis, berbagai obat, disfungsi organ dan tumor. (Smeltzer, Suzanne, 2001)
Perawat sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan masyarakat, memiliki peran
penting dalam upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative pada kasus hipertensi,
maka dari itu seorang perawat harus memiliki kemampuan yamg memadai dalam konsep
penyakit, pengkajian keperawatan, penegakkan diagnose keperawatan, intervensi,
implementasi serta evaluasi keperawatan penyakit hipertensi demi memberikan pelayanan
terbaik bagi masyarakat.

II. TUJUAN
A. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti penyuluhan selama 45 menit, diharapkan keluarga Bpk.MB
mengetahui tentang hipertensi.
B. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 45 menit, diharapkan keluarga Bpk.MB
mampu :
1. Memahami tentang definisi dari Hipertensi
2. Memahami tentang faktor penyebab terjadinya Hipertensi
3. Memahami tentang tanda dan gejala Hipertensi
4. Memahami tentang komplikasi dari hipertensi
5. Memahami tentang penatalaksanaan (penangananan/diet) pada penyakit
Hipertensi

III. KEGIATAN PENYULUHAN


A. Garis Besar Materi
1. Pengertian hipertensi
2. Penyebab hipertensi
3. Tanda dan gejala hipertensi
4. Komplikasi hipertensi
5. Penatalaksanaan (penanganan/diet) dari hipertensi
B. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab/ Diskusi

C. Langkah-langkah kegiatan Penyuluhan

NO Kegiatan Waktu
Penyuluhan Responden (Pasien)/Keluarga
1 Pembukaan:
1. Memberikan salam 1. Menjawab salam
2. Memperkenalkan 2. Menyimak
5 Menit
diri 3. Menyimak
3. Menyampaikan 4. Menyimak
pokok bahasan 5. Menjawab dengan benar
4. Menyampaikan
tujuan
5. Apersepsi tentang
hipertensi
2 Kegiatan Inti Penyuluhan
Menyampaikan materi
tentang:
1. Menjelaskan 1. Peserta mendengarkan
25 Menit
pengertian hipertensi secara seksama
2. Menjelaskan
2. Peserta memperhatikan
penyebab hipertensi
3. Menjelaskan tanda
dan gejala hipertensi
4. Menjelaskan
komplikasi dari
hipertensi
5. Menjelaskan
penatalaksanaan
(penanganan/diet) dari
hipertensi
3 Penutup
1. Melakukan tanya 1. Menanyakan hal-hal
15 Menit
jawab/diskusi yang belum diketahui
2. Mengevaluasi 2. Menjawab pertanyaan
pemahaman sasaran yang diberikan
3. Mendengarkan
tentang materi yang
4. Menjawab salam
diberikan
3. Menyimpulkan materi
yang telah diberikan
4. Memberikan salam
penutup

IV. ALAT PENYULUHAN (MEDIA)


A. Alat
 Leaflet
B. Daftar Pustaka
Doenges,Marilynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan : pedoman untuk
perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien edisi 3. Jakarta :EGC
Price, Sylvia A.2005. Patofisiologi : konsep klinis proses-proses penyakit edisi 6
volume 1. Jakarta ;EGC
Smeltzer, Suzanne C. 2001.Keperawatan Medikal-Bedah edisi 8 volume 2.
Jakarta :EGC
http://id.wikipedia.org/wiki/Tekanan_darah_tinggi

V. SETTING TEMPAT

Bapak MB

Ibu WS
MATE

PENY
AJI
RI
Meja

Bapak NS

Ibu KP

VI. EVALUASI
1. Evaluasi Proses
 Kegiatan berlangsung tepat waktu
 Peserta yang hadir 90% dari jumlah total
peserta
 Tempat: Rumah keluarga Bpk.MB di Banjar
Bangun Liman,Ds Buruan, Kecamatan Blahbatuh
 Peserta yang aktif bertanya 50% dari total
peserta.
2. Evaluasi Hasil
a. 80% Keluarga paham dan dapat menjelaskan kembali mengenai pengertian
Hipertensi
b. 80% Keluarga dapat menyebutkan kembali mengenai penyebab dari Hipertensi
c. 80% Keluarga paham dan dapat menyebutkan kembali mengenai tanda dan
gejala gejala dari Hipertensi
d. 80% Keluarga dapat menyebutkan komplikasi dari hipertensi
e. 80% Keluarga paham dan mampu menyebutkan penatalaksanaan
(penanganan/diet) Hipertensi
VII. LAMPIRAN - LAMPIRAN
a. Materi
b. Leaflet
Lampiran Materi
MATERI PENYULUHAN KESEHATAN
HIPERTENSI

A. Pengertian Hipertensi
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan
sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya di atas 90 mmHg. Pada populasi
manula, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmhg dan tekanan diastolic 90
mmHg. (Suzanne C. Smeltzer, 2001)
Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis di mana terjadi peningkatan
tekanan darah secara kronis (dalam jangka waktu lama). Penderita yang mempunyai
sekurang-kurangnya tiga bacaan tekanan darah yang melebihi 140/90 mmHg saat istirahat
diperkirakan mempunyai keadaan darah tinggi
Secara sederhana, seseorang dikatakan menderita Tekanan Darah Tinggi jika tekanan
Sistolik lebih besar daripada 140 mmHg atau tekanan Diastolik lebih besar dari 90 mmHg.
Tekanan darah ideal adalah 120 mmHg untuk sistolik dan 80 mmHg untuk Diastolik.
Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka yang lebih tinggi
diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka yang lebih rendah diperoleh pada
saat jantung berelaksasi (diastolik). Tekanan darah kurang dari 120/80 mmHg didefinisikan
sebagai “normal”. Pada tekanan darah tinggi, biasanya terjadi kenaikan tekanan sistolik dan
diastolik. Hipertensi biasanya terjadi pada tekanan darah 140/90 mmHg atau ke atas, diukur di
kedua lengan tiga kali dalam jangka beberapa minggu.

B. Penyebab Hipertensi
Sekitar 20% populasi dewasa mengalami hipertensi, lebih dari 90% diantara mereka
menderita hipertensi essensial (primer), dimana tidak dapat ditentukan penyebab medisnya.
Sisanya mengalami kenaikan tekanan darah dengan penyebab tertentu (hipertensi sekunder).
Hipertensi bisa saja disebabkan karena Stress, Merokok, Obesitas (Kegemukan), Alkohol,
Faktor, keturunan, dan Faktor lingkungan : bising, gaduh
Hipertensi berdasarkan penyebabnya dibagi menjadi 2 jenis :
1. Hipertensi primer atau esensial adalah hipertensi yang tidak / belum
diketahui penyebabnya (terdapat pada kurang lebih 90 % dari seluruh hipertensi).
Hipertensi primer kemungkinan memiliki banyak penyebab; beberapa perubahan
pada jantung dan pembuluh darah kemungkinan bersama-sama menyebabkan
meningkatnya tekanan darah.
2. Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang disebabkan/ sebagai akibat
dari adanya penyakit lain. Jika penyebabnya diketahui, maka disebut hipertensi
sekunder. Pada sekitar 5-10% penderita hipertensi, penyebabnya adalah penyakit
ginjal. Pada sekitar 1-2%, penyebabnya adalah kelainan hormonal atau pemakaian
obat tertentu (misalnya pil KB).
Penyebab hipertensi lainnya yang jarang adalah feokromositoma, yaitu tumor pada
kelenjar adrenal yang menghasilkan hormon epinefrin (adrenalin) atau norepinefrin
(noradrenalin). Beberapa penyebab terjadinya hipertensi sekunder:
1. Penyakit Ginjal
 Stenosis arteri renalis
 Pielonefritis
 Glomerulonefritis
 Tumor-tumor ginjal
 Penyakit ginjal polikista (biasanya diturunkan)
 Trauma pada ginjal (luka yang mengenai ginjal)
 Terapi penyinaran yang mengenai ginjal
2. Kelainan Hormonal
 Hiperaldosteronism
 Sindroma Cushing
 Feokromositoma
3. Obat-obatan
 Pil KB
 Kortikosteroid
 Siklosporin
 Eritropoietin
 Kokain
 Penyalahgunaan alkohol
 Kayu manis (dalam jumlah sangat besar)
4. Penyebab Lainnya
 Koartasio aorta
 Preeklamsi pada kehamilan
 Porfiria intermiten akut
 Keracunan timbal akut
Adapun penyebab lain dari hipertensi yaitu :
1. Peningkatan kecepatan denyut jantung
2. Peningkatan volume sekuncup yang berlangsung lama
3. Peningkatan TPR yang berlangsung lama

C. Tanda dan gejala Hipertensi


Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala; meskipun secara
tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya berhubungan dengan tekanan
darah tinggi (padahal sesungguhnya tidak). Gejala yang dimaksud adalah sakit kepala,
perdarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan dan kelelahan; yang bisa saja terjadi baik
pada penderita hipertensi, maupun pada seseorang dengan tekanan darah yang normal. Jika
hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala berikut:
 sakit kepala
 kelelahan
 mual
 telingan mendengung
 muntah
 sesak nafas
 gelisah
 pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak,
mata, jantung dan ginjal.
Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan bahkan koma
karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut ensefalopati hipertensif, yang
memerlukan penanganan segera.

D. Komplikasi Hipertensi
Adapun komplikasi yang dapat terjadi dari hipertensi yaitu :

Penyakit Jantung : Gagal Jantung


Penyakit Ginjal : Gagal ginjal
Otak : Serangan Stroke
E. Penatalaksanaan (penanganan) Hipertensi
Olah raga lebih banyak dihubungkan dengan pengobatan hipertensi, karena olah raga
isotonik (spt bersepeda, jogging, aerobik) yang teratur dapat memperlancar peredaran darah
sehingga dapat menurunkan tekanan darah. Olah raga juga dapat digunakan untuk
mengurangi/ mencegah obesitas dan mengurangi asupan garam ke dalam tubuh (tubuh yang
berkeringat akan mengeluarkan garam lewat kulit). Pengobatan hipertensi secara garis besar
dibagi menjadi 2 jenis yaitu:

a) Pengobatan non obat (non farmakologis)


b) Pengobatan dengan obat-obatan (farmakologis)
c) Makanan yang dianjuarkan dan yang harus dihindari

a) Pengobatan Non Farmakologis


Pengobatan non farmakologis kadang-kadang dapat mengontrol tekanan darah
sehingga pengobatan farmakologis menjadi tidak diperlukan atau sekurang-kurangnya
ditunda. Sedangkan pada keadaan dimana obat anti hipertensi diperlukan, pengobatan non
farmakologis dapat dipakai sebagai pelengkap untuk mendapatkan efek pengobatan yang
lebih baik. Pengobatan non farmakologis diantaranya adalah :
1. Diet rendah garam/kolesterol/lemak jenuh
2. Mengurangi asupan garam ke dalam tubuh.
Nasehat pengurangan garam, harus memperhatikan kebiasaan makan penderita.
Pengurangan asupan garam secara drastis akan sulit dilaksanakan. Cara pengobatan
ini hendaknya tidak dipakai sebagai pengobatan tunggal, tetapi lebih baik
digunakan sebagai pelengkap pada pengobatan farmakologis.
3. Ciptakan keadaan rileks
Berbagai cara relaksasi seperti meditasi, yoga atau hipnosis dapat mengontrol
sistem saraf yang akhirnya dapat menurunkan tekanan darah.
4. Melakukan olah raga seperti senam aerobik atau jalan cepat selama 30-45 menit
sebanyak 3-4 kali seminggu.
5. Berhenti merokok dan mengurangi konsumsi alkohol

b) Pengobatan dengan obat-obatan (farmakologis)


Obat-obatan antihipertensi. Terdapat banyak jenis obat antihipertensi yang beredar
saat ini. Untuk pemilihan obat yang tepat diharapkan menghubungi dokter.
 Diuretik
Obat-obatan jenis diuretik bekerja dengan cara mengeluarkan cairan tubuh (lewat
kencing) sehingga volume cairan ditubuh berkurang yang mengakibatkan daya pompa jantung
menjadi lebih ringan. Contoh obatannya adalah Hidroklorotiazid.
 Penghambat Simpatetik
Golongan obat ini bekerja dengan menghambat aktivitas saraf simpatis (saraf yang
bekerja pada saat kita beraktivitas ). Contoh obatnya adalah : Metildopa, Klonidin dan
Reserpin.
 Betabloker
Mekanisme kerja anti-hipertensi obat ini adalah melalui penurunan daya pompa
jantung. Jenis betabloker tidak dianjurkan pada penderita yang telah diketahui mengidap
gangguan pernapasan seperti asma bronkial. Contoh obatnya adalah : Metoprolol, Propranolol
dan Atenolol. Pada penderita diabetes melitus harus hati-hati, karena dapat menutupi gejala
hipoglikemia (kondisi dimana kadar gula dalam darah turun menjadi sangat rendah yang bisa
berakibat bahaya bagi penderitanya). Pada orang tua terdapat gejala bronkospasme
(penyempitan saluran pernapasan) sehingga pemberian obat harus hati-hati.
 Vasodilator
Obat golongan ini bekerja langsung pada pembuluh darah dengan relaksasi otot polos
(otot pembuluh darah). Yang termasuk dalam golongan ini adalah : Prasosin, Hidralasin. Efek
samping yang kemungkinan akan terjadi dari pemberian obat ini adalah : sakit kepala dan
pusing.
 Penghambat ensim konversi Angiotensin
Cara kerja obat golongan ini adalah menghambat pembentukan zat Angiotensin II (zat
yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah). Contoh obat yang termasuk golongan
ini adalah Kaptopril. Efek samping yang mungkin timbul adalah : batuk kering, pusing, sakit
kepala dan lemas.
 Antagonis kalsium
Golongan obat ini menurunkan daya pompa jantung dengan cara menghambat
kontraksi jantung (kontraktilitas). Yang termasuk golongan obat ini adalah : Nifedipin,
Diltiasem dan Verapamil. Efek samping yang mungkin timbul adalah : sembelit, pusing, sakit
kepala dan muntah.
 Penghambat Reseptor Angiotensin II
Cara kerja obat ini adalah dengan menghalangi penempelan zat Angiotensin II pada
reseptornya yang mengakibatkan ringannya daya pompa jantung. Obat-obatan yang termasuk
dalam golongan ini adalah Valsartan (Diovan). Efek samping yang mungkin timbul adalah :
sakit kepala, pusing, lemas dan mual.
Dengan pengobatan dan kontrol yang teratur, serta menghindari faktor resiko
terjadinya hipertensi, maka angka kematian akibat penyakit ini bisa ditekan.

c). Makanan yang dianjurkan dan yang harus dihindari

 Makanan yang dianjurkan

 Sayur-sayuran hijau
 Buah-buahan
 Ikan laut
 Telur boleh dikonsumsi maksimal 2 butir dalam 1 minggu
 Daging ayam ( jangan dengan kulitnya karena banyak mengandung lemak )

 Makanan yang dihindari

 Makanan yang diawetkan : Chicken nugets, mie, minuman kaleng dll.


 Daging-daging warna merah segar seperti hati ayam, sosis sapi, daging sapi,
daging kambing

You might also like