You are on page 1of 11

Analisis Manajemen Strategi

Perusahaan ZARA

Dinar Sumarginingrum F 155020301111084


Debri Kristiani Luky 155020307111020
Safira Adi Nur Firdausi 155020300111021

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2016
A. ZARA

Zara adalah salah satu merek yg berasal dari Spanyol dan bermarkas di Arteixo,
Gallicia. Zara didirikan pada tahun 1975 oleh Armancio Ortega dan istrinya Rosallia
Mera. Brand Zara sendiri berasal dari kata ‘thara’ yang memiliki arti feminine dan luar
biasa. Zara sendiri merupakan flagship store dari Inditex, yg juga memiliki beberapa
merek ternama lainnya seperti :Massimo Dutti , Pull and Bear , Oysho, Uterqüe,
Stradivarius dan Bershka.
Zara hanya membutuhkan waktu kurang lebih 2 minggu untuk mengembangkan
produk-produk barunya dan meluncurkan sekitar 11.000 design baru setiap tahunnya.
Zara memiliki beberapa jenis pakaian, mulai dari Wanita (Woman dan TRF), Pria
(Men), anak-anak (Zara Kids), Zara Home hingga kosmetik.

B. TENTANG ZARA

1. Sejarah

Armancio Ortega pertama kali membuka Zara Store di sebuah jalan utama di
pusat kota A Coruña, Galicia, Spanyol. Toko tersebut ternyata cukup sukses,
sehingga Ortega membuka beberapa tolo lagi di Spanyol. Selama tahun 1980, Ortega
mulai mengubah desain, manufaktur dan proses distribusi untuk mengurangi lead
time dan bereaksi terhadap tren baru dalam cara yang lebih cepat, dalam apa yang ia
sebut "mode instan".
Ortega bukanlah keturunan pengusaha. Pria kelahiran Leon, Maret 1936 itu,
berasal dari keluarga tak mampu. Ayahnya hanyalah pegawai kereta api dan sang ibu
cuma pembantu rumah tangga. Ia bahkan harus drop out dari SMA, karena
orangtuanya tidak mempunyai uang untuk membiayai sekolahnya. Namun hal itu tak
membuatnya patah arang. Selepas DO dari SMA, dia bekerja di industri tekstil Iberia
di La Coruna. Inilah perkenalan pertama Ortega dengan dunia tekstil.
Tak berapa lama kemudian, dia pindah kerja di sebuah rumah jahitan. Ia bertugas
sebagai pengantar pakaian yang dipesan orang-orang kaya. Berkat ketekunan dan
kerja kerasnya, Ortega kemudian dipercaya menjadi penghias kain dan asisten
penjahit. Sejak itu, minatnya terhadap dunia tekstil terus tumbuh.
Awal 1960-an, setelah lebih dari satu dasawarsa berkecimpung di dunia tekstil,
Ortega akhirnya dipercaya menjadi manajer di sebuah toko pakaian. Pada saat itulah,
dia mulai menangkap peluang. Disadarinya, hanya orang-orang kaya yang mampu
membeli pakaian dengan harga mahal. Karena itu, dia akan membuat pakaian yang
sama dengan harga murah.
Diawali dengan membuat gaun bersama istri keduanya, Rosalia Mera, pada 1963
ia kemudian mendirikan Confecciones Goa, sebuah konveksi. Beberapa tahun
kemudian, dibukalah toko pertamanya. Toko inilah yang kemudian menjadi cikal
bakal industri mode terkemuka saat ini, Zara. Sigap menangkap keinginan pasar dan
pelayanan maksimal, itulah yang diterapkan Ortega dalam menjalankan Zara.
2. Kronologi Berkembangnya Zara
1963-1974 Amancio Ortega Gaona mendirikan Inditex
1975 Store pertama zara dibuka di Spanyol
1976-1984 Penyebaran took zara di Spanyol
1985 Zara mulai memasuki pasar luar negeri (di Portugal)
1989 Memasuki New York City, di Amerika Serikat
1990 Memasuki Paris, di Perancis
1991-2004 Penyebaran ke seluruh dunia termasuk Jepang (1998)
Memasuki 2007 ROKorea pada 30 April di COEX Mall dan Plaza Lottte muda

Dan hingga saat ini, Zara sudah terdapat di 73 negara di Dunia termasuk di
Indonesia. Store Zara paling banyak berada di Spanyol (329 toko), dan Prancis (114
Toko). Sementara di Indonesia, Zara hanya ada 13 toko.

3. Visi Misi

Seiring dengan berjalanan nya bisnis pakaian yang telah mendunia, Zara memiliki
visi dan misi yaitu Zara ingin membantu perkembangan berkelanjutan masyarakat
dan lingkungan secara langsung.
Komitmen terhadap lingkungan merupakan bagian dari kebijakan kelompok
Inditex tanggung jawab sosial perusahaan.
Beberapa tindakan yang dilakukan guna mewujudkan visi dan misi tersebut
terkait dengan toko dan pelanggan yaitu :
1.Mengurangi produksi limbah dan mendorong daur ulang
Gantungan dan tag pengaman yang sudah tidak layak pakai lagi di daur ulang
untuk dijadikan barang berguna berbahan plastic lainnya. Selain itu juga Zara
menggunakan bungkus berupa plastic maupun kardus untuk bungkusan yang
diberikan pelanggan hasil daur ulang, dan dapat di daur ulang kembali.
2.Meningkatkan kesadaran dan kebiasaan hemat energy diantara anggota tim
Komunikasi kampanye dan rencana pelatihan khusus multimedia untuk
meningkatkan kesadaran karyawan akan perlunya praktek-praktek berkelanjutan
seperti pemangkasan konsumsi energi, dengan menggunakan transportasi
berkelanjutan atau memodifikasi kebiasaan perilaku.
3.Penggunaan Kantong plastic dan kertas Biodegradable
Zara memberikan kantong belanja 90% menggunakan kertas hasil daur ulang dan
dapat didaur ulang. 10% kantong belanja berupa plastic yang dapat didaur ulang.
Semua shopping bag yang digunakan memiliki logo d2w (yang berarti biodegradable)
4.Penggunaan katalog informasi hasil daur ulang
Katalog informasi berupa produk yang digunakan oleh Zara merupakan hasil daur
ulang. Katalog fashion Zara dicetak diatas FSC atau PEFP MARK (menjamin
sertifikat pengelolaan hutan lestari)
5.Penggunaan Bahan ekologi, seperti katun organic
Zara mendukung para petani ekologis dan menggunakan bahan katun organic
dalam produksi item pilihannya, bias dipastikan 100% katun benar benar terbebas
dari pestisida dan bahan kimia seperti pemutih. Produk-produk dengan bahan katun
organic ini dapat di identifikasi secara mudah di toko.
6.Menciptakan Sepatu bebas PVC
Zara menciptakan bahan dasar sepatu sepatunya bebas dari bahan PVC yang tidak
dapat diperbaharui.
7.Kebijakan Transportasi
Dalam pengiriman produknya Zara menggunakan kendaraan biodiesel, yang
dapat mengurangi emisi CO2 tiap tahunnya.
8.Perlindungan Hewan
Semua bahan berbahan dasar kulit hewan, diperoleh dengan cara melakukan
ternak hewan yang akan digunakan bahan pakaian. Sehingga tidak melakukan
pembunuhan pada binatang langka.

C. PRODUK & LAYANAN

1. Pengembangan Produk

Berbeda dari perusahaan fashion lainnya yang menciptakan permintaan untuk tren
baru pada musim semi atau musim dingin dengan membuat pergelaran busana, Zara
justru membuat pakaian berdasarkan permintaan para pelanggannya di seluruh
jaringan tokonya. Caranya, Zara menugaskan pada 200 desainernya di Spanyol
melakukan perjalanan keliling dunia untuk melihat perkembangan tren fashion di
negara-negara lain. Dengan demikian Zara bisa bergerak cepat dan lebih dulu
menangkap perubahan pasar. Tak mengherankan, Zara menjadi trend setter bagi
industri fashion. Tak hanya itu. Di La Coruna, desainer dan ratusan manajer produk
tak henti berdiskusi untuk memutuskan model apa yang akan dibuat.
Setiap hari mereka mengumpulkan saran dari seluruh manajer Zara di seluruh
dunia. Setelah menimbang gagasan para manajer toko tersebut, tim desainer dan
manajer produk memutuskan apa yang akan diluncurkan ke pasar. Maka, dibuatlah
gambar dalam komputer untuk kemudian dikirim ke pabrik yang letaknya tak jauh
dari lokasi kerja mereka.
Dengan memanfaatkan kecepatan informasi dan teknologi informasi, Zara selalu
tampil unggul dalam hal mengikuti model dan mode yang baru mulai tendensi trend
pada masa itu, dan dengan kelompok perancang mode yang dimiliki, secara cepat
design dibuat hanya dalam beberapa hari di mulai dengan pemilihan bahan baku,
pembuatan sampai distribusi.
Sebuah item akan dimodifikasi sehingga tampil dalam beberapa varian model
item tersebut, ini membuat Zara setiap tahunnya memproduksi lebih dari 11.000 item
dalam setahun, sedangkan kompetitor utama hanya memproduksi 2.000 – 4.000 item
saja. Banyak rancangan dasar yang membuat item tersebut selalu tersedia, tapi ada
juga rancangan yang hanya memberikan siklus item hanya empat minggu di toko
Zara. Semua informasi tersebut harus setiap saat dilaporkan oleh para manajer toko
sehingga perubahan selera pelanggan yang selalu berubah-ubah dapat terus diikuti
oleh sistem produksi.
Sebuah artikel di Majalah Business World menulis: “Zara adalah peniru busana
(fashion imitator) yang memusatkan perhatian pada item fashion yang diinginkan
pelanggan dan kemudian segera memberikannya, dari pada mempromosikan apa yang
diprediksi pasar dan tren musim melalui fashion show atau saluran yang secara
tradisional digunakan industri fashion”

2. Layanan

Untuk memberi kenyamanan pada pembeli, di setiap gerai Zara terdapat kamar
pas yang luas dalam jumlah yang banyak. Ada lebih dari lima ruang pas dalam satu
gerai. Menariknya lagi, tamu boleh membawa maksimal enam potong baju ke dalam
kamar pas. Selanjutnya, para pramuniaga siap melayani kebutuhan konsumen.
Seandainya saat mengepas baju konsumen ingin mencari nomor lain yang lebih
sesuai dengan ukuran tubuhnya, dia tinggal meminta ke pramuniaga untuk mencari
nomor yang diinginkan tanpa harus keluar dari kamar pas.

D. ANALISIS PERUSAHAAN
1. Analisis Lingkungan

Adalah suatu proses yang digunakan pembuat strategi untuk memantau faktor
lingkungan baik internal dalam menentukan kekuatan dan kelemahan perusahaan dan
eksternal dalam mengidentifikasi peluang dan ancaman terhadap perusahaannya.

Faktor-faktor internal ( Strength and Weaknes )

 Kekuatan (Strength) :

Faktor Internal Strength (+) / Weakness (-)


Produksi + Mampu memproduksi barang
berkualitas tinggi dengan harga
yang terjangkau
+ Mampu menghasilkan produk
fashion yang up to date
mengikuti keinginan konsumen
+ Mampu menghasilkan kurang
lebih 11.000 desain dalam
setahun
Marketing + Saluran distribusi luas
+ Pemilihan lokasi yang strategis
+ One stop shopping
+ Freshly baked clothes
- Rendah Persediaan di dalam
toko
Manajemen + Sigap, tekun, dan mampu
menangkap keinginan pasar
dengan cepat
Personalia + Skilled labor
- Biaya tenaga kerja timggi

a. Produksi
 Mampu memproduksi barang berkualitas tinggi dengan harga yang
terjangkau
Zara mengklasifikasikan dirinya melalui komitmennya
sebagai merek fast fashion dan cepat mengadopsi gaya fashion
tinggi dari catwalk untuk mencapai masyarakat dengan harga yang
terjangkau
 Mampu menghasilkan produk fashion yang up to date mengikuti
keinginan konsumen
 Mampu memenuhi kebutuhan konsumen dalam jangka waktu yang
relative singkat
Hanya membutuhkan waktu empat minggu untuk siklus ,
dari desain untuk ketersediaan di toko-toko. Zara telah berhasil
mengembangkan model integrasi vertikal termasuk desain,
produksi just-in-time, pemasaran dan penjualan (The
Economist,2001). Dengan integrasi vertikal, Zara mampu
memenuhi kebutuhan konsumen dalam jangka waktu yang relatif
singkat dan menanggapi tren pasar dengan cepat . Karena industri
fashion cepat terus berubah dan sulit untuk di prediksi ,
fleksibilitas dan efisiensi yang disediakan oleh model ini menjadi
faktor kunci dalam keberhasilan Zara .
b. Marketing
 Saluran distribusi luas / gerai yang tersebar luas
Karena Zara meiliki gerai yang tersebar meluas di seluruh
negara maka, dengan hal ini Zara mencoba mempelajari budaya di
setiap negara agar produknya dapat diterima oleh setiap kalangan
di berbagai negara.
 Pemilihan lokasi yang strategis
Zara membuka tokonya di lokasi strategis yang mahal di
sudut-sudut jalan utama kota yang ramai
 Konsep bisnis yang dijalankan oleh Zara yaitu one stop shopping
Maksudnya yaitu Zara menyediakan kebutuhan pakaian
untuk seluruh keluarga, yaitu pakaian pria dewasa, wanita dewasa,
remaja maupun anak-anak, sehingga dalam sekali memasuki toko
seluruh keluarga dapat mencari pekaian yang diinginkannya.
 konsep bisnis unik yang digunakan Zara yaitu freshly baked cloth.
Zara menerapkan konsep ini artinya Zara menempatkan
produknya sebagai produk rapuh seperti bahan pangan, yang tidak
awet bertahun-tahun. Sehingga pelanggan akan kembali untuk
mendapatkan pakaian baru dengan model baru secara
berkelanjutan. Dengan tingkat turnover yang tinggi maka akan
sangat sulit untuk mendapati produk fashion yang sejenis di sebuah
gerainya di kurang lebih 73 negara untuk bertahan lebih dari satu
atau dua minggu. Dengan produk-produk fashion yang selalu baru
tiap harinya dan sekitar 11 ribu desain produk dalam setahun,
maka konsumen Zara kemudian menjadi pembeli yang impulsive
dan secara rutin berkunjung ke gerai Zara. Menurut survey yang
dilakukan oleh Zara di Spanyol, rata-rata pelanggan Zara
mengunjungi dan berbelanja di gerai Zara adalah sebanya 17 kali
dalam setahun.
c. Manajemen
 Sigap, tekun dan kemampuan menangkap keinginan pasar dengan
cepat
Ini menjadi modal dalam menjalankan Zara. Karena hal
inilah Zara dapat bertindak cepat dan dengan sigap mengetahui
perubahan pasar fashion dunia. Selain itu di La Coruna, designer
dan ratusan manajer produk selalu melakukan diskusi untuk
menentukan model yang akan dikeluarkan tiap bulannya.
d. Personalia
 Skilled labor
Zara memiliki tim desainer profesional 200 - orang yang
terus-menerus memperbarui informasi baru mengenai tren fashion
untuk Zara agar mereka untuk terus mengejar pasar mode cepat
( Inditex , 2011)

 Kelemahan (Weakness) :
a. Marketing
Rendah persediaan di dalam toko
b. Personalia
Resist outsourcing, yang menciptakan biaya tenaga kerja
tinggi

Faktor– faktor eksternal (Opportunity & Threats)

 Kesempatan (Opportunity) :

a. Tren demografi

Dalam industri pakaian jadi , tuntutan pelanggan berbeda menurut


usia mereka . Selain itu , ukuran populasi dapat mempengaruhi
permintaan dalam kategori pakaian yang berbeda . Contohnya
kenaikan tingkat kelahiran dan proporsi wanita hamil dapat
merangsang pertumbuhan pakaian bayi dan baju hamil dan sebuah
penuaan populasi dapat meningkatkan kebutuhan untuk gaya longgar
pas ( Keane & te Velde , 2008)
b. Teknologi

 Adanya E-market yang dibuka pada 6 september 2010 membuat


pelanggan semakin dekat dengan Zara
 Dengan adanya teknologi yang canggih sehingga memungkinkan
pertukaran informasi yang cepat. Semua informasi mengenai
ketersediaan barang,keinginan konsumen dapat setiap saat
dilaporkan oleh para manajer toko sehingga perubahan selera
pelanggan yang selalu berubah-ubah dapat terus diikuti oleh sistem
produksi.

 Ancaman (Threats) :

a. Resesi ekonomi

Resesi ekonomi dapat menyebabkan penurunan konsumen sekali


pakai yang diikuti oleh penurunan pengeluaran untuk pakaian. Selain
itu, peningkatan tingkat tabungan pribadi mungkin memiliki dampak
negatif pada permintaan dalam industri pakaian .

b. Banyaknya produk Palsu Zara yang dibuat di Cina dan Hongkong

Produk KW tersebut di sebar ke beberapa negara Asia lainnya.


dengan hal ini, Zara membuat bentuk dari produk nya semisal tas,
seunik mungkin dan dengan desain yang terbatas. sehingga tidak
mudah ditiru ke otentikannya.

c. Persaingan ketat dari H & M dan Gap

d. Perubahan perilaku konsumen

2. Pengembangan Pasar

Pada awalnya Zara dikenal sebagai Toko Fashion berharga rendah dengan produk
mode peniru yang berbiaya rendah dan kebijakan tidak beriklan. Zara lebih banyak
mengeluarkan biaya untuk membuka toko-toko baru sebagi outlet yang mudah dilihat
oleh pelanggannya dengan pemilihan lokasi strategis yang mahal di sudut-sudut jalan
utama kota yang ramai.
Maka dimulai 1980 melalui Porto, Portugal. Ekspansi internasional terus berlanjut
1989 memasuki Amerika Serikat, 1990 masuk Perancis, 1992 di Meksiko, 1994 di
Yunani, disusul Belgia dan Swedia, terus berlanjut hingga saat ini lebih di 73 negara
di dunia. Semua itu adalah perusahan milik sendiri, kecuali bila perundang-undangan
setempat tidak mengijinkan pemilikan asing, maka Toko Zara tersebut adalah
waralaba.
Mengikuti perkembangan pasar tidak hanya menjual melalui toko tapi E-market
juga dibuka, dan pada 6 september 2010 dibuka Toko Online Zara yang pertama yang
situsnya dimulai dari Spanyol, Inggris, Portugal, Italia, Jerman dan Perancis enam
negara dari lebih 76 negara pemberi kontribusi pendapatan terbesar bagi Zara dipilih
lebih dulu. Untuk negara-negara lainnya Pablo Isla, Chief Excutive mengatakan
mereka menunggu permintaan secara online lebih dulu sebelum meluncur menuju
cyberspace.

3. Strategi Pengembangan Produk & Distribusi

Setelah sukses di Spanyol, Zara mulai mengembangkan diri keluar negeri dengan
mengubah desain manufaktur dan proses distribusi untuk mengurangi lead-time dan
peka terhadap tren baru sehingga disebut “Instant Fashion” yang berbasis perbaikan
informasi dengan teknologi informasi yang cepat
Zara membangun sistim distribusi terintegrasi secara vertikal dan mengontrol
sebagian besar langkah-langkah supply chain, merancang, manufakturing dan
distribusi produknya yang dimulai dari pabrik yang pertamanya di La Coruna sebuah
kota kecil industri textil di Spanyol pada 1980, sistem terus dikembangkan sesuai
dengan semakin besarnya perusahaan yang berkembang keseluruh dunia dan pada
1990 menggunakan pendekatan yang dirancang Toyota Motor Corp. Dikenal Just-in-
Time (JIT) yang memungkinkan self-containment seluruh tahapan bagi proses bahan
baku, pembuatan, pengemasan dan penyimpanan hingga distribusi ke toko-tokonya
diseluruh dunia dalam beberapa hari saja produk sudah tersedia.
50% produk adalah buatan Spanyol, 26% dibuat di seluruh Eropa dan 24%
lainnya dibuat di negara-negara Asia dan Afrika, tidak seperti para pesaing yang
meng-outsorching produknya, Zara membuat lebih dari separuh produk yang yang
paling modis dan laris di pabrik-pabriknya sendiri, khususnya di Galicia dan Portugal
Utara karena upah tenaga kerja disana lebih murah dibandingkan Eropa Barat.
Sedangkan busana dengan model yang tak kenal musim, seperti yang berbahan dasar
T-shirt, di outsourching kepada pemasok harga murah seperti dari Asia dan Turki.

4. Strategi Pemasaran

Strategi pemasaran produk Zara tidak lagi menggunakan pendekatan melalu iklan
di media televisi dan iklan belanja pada media. Pendekatan yang dilakukan oleh Zara
yaitu dengan kekuatan brand image yang terpercaya dan kekuatan local retail serta
pembuatan gerai yang bersifat kontemporer dan elegan untuk lebih dekat dan
membuat para pelangganya nyaman dalam berbelanja.

You might also like