Professional Documents
Culture Documents
Penilaian Aspek Afektif 1
Penilaian Aspek Afektif 1
Life skill merupakan bagian dari kompetensi lulusan sebagai hasil proses pembelajaran.
Pophan (1995), mengatakan bahwa ranah afektif menentukan keberhasilan belajar seseorang.
Artinya ranah afektif sangat menentukan keberhasilan seorang peserta didik untuk mencapai
Seorang peserta didik yang tidak memiliki minat atau karakter terhadap mata ajar tertentu,
maka akan kesulitan mencapaiketuntasan belajar secara maksimal. Sedangkan peserta didik yang
memiliki minat atau karakter terhadap mata ajar, maka hal ini akan sangat membantu untuk
Berdasarkan hal diatas, maka seorang guru selainmembantu semua peserta didik belajar,
guru juga harus mampu membangkitkan atau karakter peserta didik dalam belajar. Ini merupakan
tanggung jawab seorang guru sebagai pengajardan pendidik. Selain itu juga ikatan emosional sering
nasionalisme dan lain sebagainya. Berkenaan dengan hal ini, maka guru dalam merancang program
Menurut Krathwohl (1961), bila ditelusuri hampir semua tujuan kognitif mempunyai
komponen afektif. Peringkat ranah afektif menurut taksonomi Krathwohl ada lima yaitu :
Peserta didik memiliki keinginan untuk memperhatikan suatu fenomena khusus (stimulus).
Misalnya keadaan kelas, berbagai kegiatan sekolah (ekstrakurikuler), buku dan lain
sebagainya. Disini seorang guru hanya bertugas mengarahkan perhatian peserta didik pada
fnomena yang menjadi obyek pembelajaran afektif. Misalnya guru mengarahkan dan
memotivasi peserta didik untuk membaca buku, mengerjakan tugas, memberi motivasi
belajar, senang bekerja sama dan lain sebagainya. Jika hal ini terus menerus dilakukan maka
akan menjadi kebiasaan. Kebiasaan ini adalah kebiasaan positif yang sangat diharapkan
2. Responding (tanggapan)
Merupakan partisipasi aktif peserta didik, yaitu sebagai bagian dari perilakunya. Pada
peringkat ini peserta didik tidak hanya memperhatikan fenomena khusus tetapi juga beraksi
terhadap fenomena yang ada. Hasil belajar pada peringkat ini yaitu menekankan di
perolehnya respon, keinginan memberikan respon atau kepuasaan dalam memberi respon.
Peringkat tertinggi pada kategori ini adalah minat, yaitu hal-hal yang menekankan pada
pencarian hasil dan kesenangan pada aktivitas khusu. Misalnya senag bertanya, senang
membaca buku, senang membantu sesama, senang dengan keberhasilan, dan lain
sebagainya.
3. Valuing (menilai)
Melibatkan penentuan nilai, keyakinan atau sikap yang menunjukkan derajat internalisasi
dan komitmen. Derajat rentangnya mulai dari menerima suatu nilai, misalnya keinginan
untuk meningkatkan keterampilan, sampai pada tingkat komitmen. Valuing atau penilaian
berbasis pada internalisasi dari seperangkat nilai yang spesifik. Hasil belajar pada peringkat
ini berhubungan dengan perilaku yang konsisten dan stabil agar nilai dikenal secara jelas.
Dalam tujuan pebelajaran, penilaian ini diklasifikasikan sebagai sikap dan apresiasi.
4. Organization (organisasi)
Antara nilai yang satu dengan nilai yang lain dikaitkan dan konflik antar nilai diselesaikan,
serta mulai membangun sistem nilai internal yang konsisten. Hasil belajar pada peringkat ini
yaitu berupa konseptualisasi nilai atau organisasi sistem nilai, misalnya pengembangan
filsafat hidup.
5. Characterization (karakterisasi)
Pada peringkat ini peserta didik memiliki sitem nilai yang mengendalikan prilaku sampai
pada waktu tertentu hingga terbenam pola hidup. Hasil belajar pada peringkat ini adalah
Menurut Andersen (1981), pemikiran, sikap dan perilaku yang diklasifikasikan sebagai ranah
Karakteristik ranah afektif yang penting diantaranya sikap, minat, konsep diri, nilai dan
moral.
1. Sikap menurut Fishbein dan Ajzen (1975), yaitu suatu predisposisi yang dipelajari untuk
merespon secara positif atau negatif terhadap suatu obyek, situasi, konsep dan orang.
Sikap disini adalah sikap peserta didik terhadap sekolah dan terhadap mata ajar.
Menurut Popham (1999), mengatakan bahwa ranah sikap peserta didik penting untuk
ditingkatkan. Sikap peserta didik terhadap mata ajar matematika harus lebih postif
indikator keberhasilan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran. Oleh karena itu,
seorang guru harus membuat rencana pembelajaran termasuk pengalaman belajar yang
2. Menurut Getzel (1966), minat adalah suatu disposisi yang terorganisasikan melalui
pemahaman dan keterampilan untuk tujuan perhatian atau pencapaian. Hal yang
penting dalam minat adalah intensitasnya. Secara umum minat termasuk karakteristik
afektif yang memiliki intensitas tinggi. Jika seseorang berminat terhadap sesuatu maka
orang tersebut akan melakukan langkah-langkah konkrit untuk mencapai hal tersebut.
3. Konsep diri adalah evaluasi yang dilakukan individu bersangkutan terhadap kemampuan
dan kelemahan yang dimilikinya. Arah konsep diri bisa positif bisa juga negatif.
Intnsitasnya bisa dinyatakan dalam suatu daerah kontinu yang mulai dari yang rendah
4. Nilai menurut Tyler (1973), adalah suatu obyek, aktivitas atau ide yang dinyatakan oleh
individu dalam mengarahkan minat, sikap dan kepuasan. Nilai berakar lebih dalam dan
lebih stabil dibandingkan dengan sikap individu. Bahkan beberapa ahli mengatakan
bahwa nilai merupakan kunci bagi lahirnya sikap dan perilaku seseorang. Manusia mulai
belajar menilai obyek, aktifitas dan ide sehingga obyek ini pengatur penting minat, sikap
dan kepuasan. Sekolah (guru) harus membantu peserta didik untuk menemukan dan
menguatkan nilai yang bermakna dan signifikasi bagi peserta didik dalam memperoleh
5. Moral secara bahasa berasal dari bahasa latin mores yang artinya tata cara, adat
kebiasaan sosial yang dianggap permanen sifatnya bagi ketertiban dan kesejahteraan
masyarakat. Moral menyinggung akhlak, tingkah laku, karakter seseorang atau kelompok
yang berperilaku pantas, baik dan sesuai dengan hukum yang berlaku. Proses belajar
Penilaian pada aspek afektif dapat dilakukan dengan menggunakan angket/kuesioner, inventori dan
pengamatan (observasi). Prosedurnya sama yaitu dimulai dengan penentuan definisi konseptual dan
definisi operasional. Definisi konseptuan kemudian dijabarkan menjadi sejumlah indikator. Indikator
ini menjadi isi pedoman kuesioner, inventori dan pengamatan. Langkah pembuatan instrumen sikap
1. Pilih ranah afektif yang akan dipilih misalnya, sikap dan minat
2. Tentukan indikator sikap dan minat , misalnya, indikator peserta didik yang mampu
menirukan saat ibadah, mengucapkan doa, berperilaku jujur, penolong, sopan, hormat, dan
3. Pilih tipe skala yang digunakan misalnya skala Likert dengan empat skala yaitu sangat
5. Perbaiki instrumen
No Sikap Tang Kete keraj Teng kedis kerja Horma Kejuj Nilai
gung kuna inan gang iplina sama t uran rata-
jawa n rasa n terhad rata
b belaj ap
ar sesam
a
Nama
Contoh format kuesioner penilaian minat peserta didik terhadap mata ajar
Mata Ajar :
Nama Anak :
Kelas :
Guru kelas :
Tugas : berilah tanda (√) pada kolom frekuensi sesuai dengan kenyataan yang terjadi
No Pertanyaan Frekuensi
Selalu Sering Jarang Tidak pernah
1 Senang dengan materi √
tentang binatang
2 Mengerjakan dan √
mengumpulkan tugas
tema binatang
3 Bertanya tentang √
binatang kepada guru
4 Membaca buku tentang √
binatang
5 Membantu teman yang √
kesulitan dalam
mengerjakan tugas
6 Berdiskusi dengan √
teman maupun guru
Jumlah Skor 20
Skor :
Selalu : 4
Sering : 3
Jarang : 2
Tidak pernah : 1
Contoh Format Penilaian Konsep Diri Peserta Didik
Nama sekolah :
Mata ajar :
Nama :
Kelas :
No Pernyataan Alternatif
Ya Tidak
1 Saya berusaha √
belajar dengan
sungguh-
sungguh
2 Saya berusaha √
mematuhi
aturan-aturan
3 Saya berusaha √
berperan aktif
dalam kegiatan
di sekolah
4 Saya berusaha √
berdoa kepada
Tuhan Yang
Maha Esa
5 Saya berusaha √
menghoramati
orang tua, guru
dan teman
Jumlah Skor 9
Pengembangan instrumen afektif
Menurut Andersen (1981), adadua metode yang dapat digunakan untuk mengukur aspek
afektif, yaitu metode observasi dan metode laporan diri. Penggunaan metode observasi berdasarkan
pada asumsi bahwa karakteristik afektif dapat dilihat dari perilaku atau perbuatan yan ditampilkan,
reaksi psikologis atau keduanya. Sedangkan metode laporan diri berasumsi bahwa yang mengetahui
keadaan afektif seseorang adalah dirinya sendiri. Namun hal ini menuntut kejujuran dalam
merupakan fungsi dari watak (kognitif, afektif, dan psikomotor) dan karakteristik lingkungan saat
perilaku atau perbuatan ditampilkan. Dengan demikian perbuatan atau tindakan seseorang
1. Menentukan spesifikasi instrumen, terdiri atas tujuan dan kisi-kisi instrumen. Ditinjau
dari tujuanada lima macam instrumen penilaian aspek afektif yaitu instrumen sikap,
didik terhadap mata ajar yang selanjutnya digunakan untuk meningkatkan minat
b. Instrumen sikap bertujuan untuk mengetahui sikap peserta didik terhadap suatu
obyek, misalnya mata ajar, sikap peserta didik terhadap mata ajar bisa positif dan
c. Instrumen konsep diri bertujuan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan diri
d. Instrumen nilai dan keyakinan bertujuan untuk mengungkap nilai dan keyakinan
individu. Informasi yang diperoleh berupa nilai dan keyakinan yang positif dan
negatif.
menyusun kisi-kisi (blueprint) instrumen. Kisi-kisi instrumen merupakan tabel matriks yang berisi
Sekolah :
Mata Ajar :
Kelas / SMT :
Guru Ajar :
pernyataan
1
2
3
4
5
2. Menulis instrumen : Aspek afektif yang biasa dinilai adalah aspek sikap, minat, konsep
diri, nilai dan moral. Penilaian aspek afektif dapat dilakukan dengan menggunakan
instrumen afektif.
Instrumen sikap bertujuan untuk mengetahui sikap peserta didik terhadap suatu
obyek. Sedangkan secara operasional, sikap adalah perasaan positif atau negatif
terhadap suatu obyek. Cara-cara untuk mengetahui sikap peserta didik yaitu melalui
1) Membaca buku
2) Mempelajarinya
5) Diskusi
No pertanyaan
Jawaban
Ya Tidak
1 Saya suka tema
binatang
2 Saya senang membaca
buku pengetahuan
binatang
3 Saya berusaha
mengerjakan tugas
4 Saya suka bertanya
tentang binatang
kepada guru