You are on page 1of 22

BAB II

PERENCANAAN BADAN BENDUNG

2.1 Data Perencanaan

1. Debit banjir rencana (Qd) = 250 m 3 /dt


2. Lebar dasar sungai pada lokasi bendung = 40 m
3. Elevasi dasar sungai pada dasar bendung = + 125m
4. Elevasi sawah bagian hilir tertinggi dan terjauh = + 128m
5. Elevasi muka tanah pada tepi sungai di lokasi bendung = + 134 m
6. Kemiringan/slope dasar sungai = 0.002
7. Tegangan tanah dasar yang diizinkan (∂t) = 2 kg/cm 2
8. Pengambilan satu sisi (Q1) = 1 m3/dt

2.2 Perhitungan Tubuh Bendung

Perencanaan tubuh bendung yang dilakukan berdasarkan pada sketsa


potongan tubuh bendung dibawah ini. Perhitungan mula-mula diawali dari
perhitungan tinggi air di hilir bendung dan dilanjutkan pada masing-masing
bagian tubuh bendung.

Gambar 3.1 Sketsa potongan tubuh bendung


2.3 Perhitungan Hidrolika Air Sungai

1. Menentukan Tinggi Air Maksimum pada Sungai

Bn
w

1
2 Y
I I y
m 1 m
2 Y

my b my

Gambar 2.1 Penampang Sungai

Rumus – rumus yang dipakai dalam perhitungan ini :


a. V  C RI ………………… Rumus Chezy
87
C 
b.  …………………… Rumus Bazim
1
R

c. Q  A V

d. A   b  my  x y b  (b  2my )
A  y
2
e. P  b  2 y m2  1 2b  2my
 y
A 2
f. R    b  my  x y
P
Keterangan :
Q : Debit banjir rencana (m3/dt)
A : Luas tampang basah saluran (m2)
V : Kecepatan aliran (m/dt)
R : Jari – jari hidrolis (m)
P : Keliling basah (m)
I : Kemiringan dasar sungai
C : Koefesien kecepatan
γ : Kekasaran dingding saluran , γ = 1,3 untuk tanah biasa ( disungai)
& 1,75 untuk tanah kasar
W : Lebar tanggul (m)
b : Lebar dasar saluran (m)

2.4 Menentukan Tinggi Air Maksimum Pada Sungai

Perhitungan tinggi air maksimum pada saat ‘ Banjir rencana terjadi ( Qd ) ‘


memerlukan suatu perhitungan dengan cara coba – coba, untuk perhitungan dalam
hal ini diambil harga m = 1, dengan data sungai sebagai berikut :
Kemiringan/slope dasar sungai (I) = 0,002
Lebar dasar sungai (b) = 40 m
Debit banjir rencana (Qd) = 250 m 3 /dt

Dengan bantuan tabel :

Tabel 2.1 Perhitungan Tinggi Air Maksimum di Hilir Bendung

Perkiraan Tinggi Air ( d3 )


Bagian Assumed Water Depth ( m )
2,000 2,100 2,110 2,118
A = b.d3 + d32 84,000 88,410 88,852 89,206
45,657 45,940 45,968 45,991
P = b + 2 2 .d3

R = A/P 1,840 1,924 1,933 1,940

87
C = 1  1,3
R
44,424 44,912 44,960 44,998
V3 = C RI
2,695 2,786 2,795 2,803

Q = V3.A
226,357 246,343 248,379 250,0125

Dari perhitungan pada tabel di atas, diambil nilai tinggi air sungai
maksimum yang menghasilkan perhitungan debit mendekati debit banjir rencana,
yakni d3 = 2,118 m.
a. Cek jenis aliran air dengan Bilangan Froude ( Fr )
Fr = 1 ......................aliran kritis
Fr > 1 ......................aliran super kritis
Fr < 1 ......................aliran sub kritis
V 2,803
Fr = =  0,6 < 1
g .d 3 9,81  2.118

Fr < 1, jadi tipe aliran sungai termasuk aliran sub kritis.


b. Menentukan Lebar Bendung
Lebar bendung yaitu jarak antara pangkal-pangkalnya (abutment). Agar tidak
mengganggu sifat pengaliran setelah dibangun bendung dan untuk menjaga agar
tinggi air di depan bendung tidak terlalu tinggi, maka dapat dibesarkan sampai B
 1,2 Bn.
c. Menentukan Tinggi Jagaan
Untuk menentukan besarnya tinggi jagaan (freeboard) maka dapat
dipergunakan tabel berikut :
Tabel 2.2 : Tinggi jagaan minimum untuk saluran tanah
Q (m 3 /dt) Tinggi Jagaan (m)
< 0,5 0,40
0,5 – 1,5 0,50
1,5 – 5,0 0,60
5,0 – 10,0 0,75
10,0 – 15,0 0,85
>15,0 1,00
Sumber : Kriteria perencanaan KP-03-hal 26

1 d3
1 1/2 d3

b
Bn

Gambar 2.2 Penampang Sungai


d. Lebar sungai rata-rata/lebar air normal (Bn)
Bn = b + 2 (1/2 d3)
= b + d3
= 40 + 2,118
= 42,118 m
e. Lebar maksimum/panjang bendung (B)
dimana :
Bn = lebar air normal (m)
B = lebar bendung (m)
B = 6/5 Bn
= 1,2 Bn
= 1,2 . 42,118
= 50,541 meter
f. Tinggi jagaan (freeboard) = 1 m

2.5 Menentukan Lebar Efektif Bendung

Lebar efektif bendung adalah lebar bendung yang bermanfaat untuk


melewatkan debit. Pada saat banjir, pintu pembilas ditutup, ujung atas pintu bilas
tidak boleh lebih tinggi dari mercu bendung, sehingga air bisa lewat diantaranya.
Kemampuan pintu bilas untuk mengalirkan air dianggap hanya 80% saja, maka
disimpulkan besar lebar efektif bendung :

Beff = L’ = B – Σb – Σt + 0,80. Σb
= B – Σt – 0,20. Σb
Dimana : Beff = lebar efektif bendung (m)
B = lebar seluruh bendung (m)
Σt = jumlah tebal pilar (m)
Σb = jumlah lebar pintu bilas (m)
a. Lebar pintu penguras (b1)
B 50,541
Σb1 = = = 5,0541 m  5 m
10 10
Lebar maksimum pintu penguras = 2,0 m
5,0541
n =  2,527  3 buah
2
5,0541
b1 =  1,68 m
3
Lebar pintu penguras (b1) = 1,68 m
Keterangan :
b1 = lebar pintu penguras (m)
n = jumlah pintu penguras
t = tebal pilar (m)
Tebal pilar (t) diambil : 1 m

b. Pengambilan air dari satu sisi, maka


Beff = L’ = B – Σt – 0,20. Σb
= 50,541 – ( 3 . 1) – 0,20 ( 3 . 1,68)
= 46,533 meter.
Direncanakan 3 pintu penguras dan 3 pilar.

b=1,68 m

t=1 m

b=1,68 m

t=1 m

b=1,68 m
B=50,541m
t=1 m

L=46,533 m

Gambar 2.3 Pintu Bendung

2.6 Menentukan Tinggi Bendung


Kehilangan Energi Air :
1. Elevasi sawah yang tertinggi dan terjauh = + 128,00 m
2. Ketinggian air di sawah = 0,10 m
3. Kehilangan tekanan dari tersier ke sawah = 0,10 m
4. Kehilangan tekanan dari sekunder ke tersier = 0,10 m
5. Kehilangan tekanan dari primer ke sekunder = 0,10 m
6. Kehilangan tekanan akibat kemiringan saluran = 0,30 m
7. Kehilangan tekanan pada alat-alat ukur = 0,40 m
8. Kehilangan tekanan dari sungai ke primer = 0,20 m
9. Kehilangan tekanan karena eksploitasi = 0,10 m
10. Kehilangan tekanan karena bangunan-bangunan= 0,25 m+
Elevasi dasar sungai pada dasar bendung (x) JUMLAH = + 129,5 m
Elevasi dasar sungai pada dasar bendung (y) = + 125,00 m
 Tinggi Mercu Bendung ( P) = x–y
= + 129,5 m – (+ 125,00) m
= 4,5 m
Jadi nilai tinggi mercu bendung adalah 4,5 m
2.7 Perhitungan Tinggi Air Maksimum di Atas Mercu Bendung

Ec E1

hv0 hvc
M.A.B He
H dc hv1
v0 E2 E3
M.A.N
d0 v1 hv2 hv3
p

T d3 v3
d2
d1
L

Gambar 2.4

2.6.1. Menentukan Tinggi Total Air di atas Mercu (Peil) Bendung


Untuk menentukan tinggi air diatas mercu bendung digunakan cara coba-coba
dengan menentukaan harga ( He ) terlebih dahulu, dimana nilai He = He’
Data perencanaan :
d3 = 2,118 m
Tinggi mercu bendung (P) = 4,5 m
Debit ( Q ) = 250 m3/det
Lebar efektif bendung (Beff) = 46,553 m
Dipakai Bendung type Ogee :
Q = C . Beff . He2/3
Qd
He3/2 =
C x B ef
2
 Qd 3
He =  
 C x B ef 

Dimana :
Qd = debit banjir rencana (m3/dt)
Beff = lebar efektif bendung (m)
He = tinggi total air di atas bendung (m)
C = koefisien pelimpasan (discharge coefficient)
C1 = dipengaruhi sisi depan bendung
C2 = dipengaruhi lantai depan
C3 = dipengaruhi air di belakang bendung
Nilai C, C1, C2, dan C3 didapat dari grafik ratio of discharge coefficient (pada
lampiran)

Untuk menentukan tinggi air di atas bendung digunakan cara coba-coba (Trial
and Error) dengan menentukan tinggi perkiraan He terlebih dulu.
Dicoba He = 2 m maka :
P 4,5
= = 2,25 (sebagai contoh perhitungan penentuan P/He untuk
He 2
mendapat harga C1)

Dari grafik DC 12 (pada lampiran) didapatkan C1 = 2,138 (dengan upstream


face : vertical)
hd = P + He – d3 = 4,5 + 2,0 – 2,118 = 4,382 m

hd  d 3 4,382  2,118
= 2,0
= 3,25
He
Dari grafik DC 13A didapatkan C2 = 1,00
hd 4,382
= 2,0 = 2,191
He
Dari grafik DC 13B didapatkan C3 = 1,00
Didapat C = C1 x C2 x C3 = 2,138
2 2
 Qd 3  250 3
He` =   =   = 1,853 m  He` He = 2
 C x B ef   2,138 x 46,533 

Harga He’ tidak sama dengan He sehingga memerlukan perhitungan ulang


sampai harga He’= He.
Perhitungan dapat dibuat dengan tabel :
Tabel 2.3 Perhitungan tinggi air di atas mercu bendung

Tinggi perkiraan He (m)


Bagian
2,000 1,800 1,833 1,836
Qd 250 250 250 250
P/He 2,250 2,500 2,455 2,451
hd = P + He – d3 4,382 4,382 4,182 4,215
(hd + d3)/He 3,250 3,250 3,500 3,455
hd/He 2,191 2,323 2,300 2,297
C1 2,150 2,164 2,162 2,160
C2 1 1 1 1
C3 1 1 1 1
C = C 1 x C2 x C3 2,150 2,164 2,162
Beff 46,531 46,531 46,531 46,531
2
 Qd  3

He’ =   1,842 1,834 1,835 1,836


C x B 
 ef 

Didapat nilai He’ = He sebesar : 1,836 m

2.6.2. Tinggi Air Maksimum di Atas Mercu Bendung


Tabel 2.4 Tinggi air maksimum di atas mercu bendung

Tinggi perkiraan hv0 (m)


Bagian
0,02 0,045 0,0371
H = He – hv0 1,816 1,791 1,7989
d0 = H + P 6,316 6,291 6,2989
A = Beff . d0 293,8883 292,7251 293,0927
v0 = Qd/A 0,8507 0,8540 0,8530
2
v0 0,0369 0,0372 0,0371
Hv’ =
2g

Maka didapat :
hv0 = hv’ = 0,0371 m
H = 1,7989 m
d0 = 6,2989 m
A = 293,0927 m2
vo = 0,8530 m/dt
Keterangan :
hv0 = tinggi kecepatan di hulu sungai (m)
H = tinggi air maksimum di atas mercu (m)
d0 = tinggi muka air banjir di hulu bendung (m)
v0 = kecepatan aliran di hulu bendung (m/dt)
g = percepatan gravitasi (9,81 m/dt2)

2.8 Perhitungan Ketinggian Energi pada Tiap Titik

2.6.3. Tinggi Energi pada Aliran Kritis


1. Menentukan hidrolic pressure of the weir (dc)
Q Q
q = L` = B
ef

250
= 46,533  5,37 m4/dt
1

=   q  
2 3
dc
 g 
1
  5,37  2 3
= 
 9,81
  1,43

m
 

2. Menentukan harga Ec
q
vc =
dc
5,37
= 1,43  3,74 m/dt

 vc  2
hvc =
2g

 3,74  2  0,7165 m
=
2 x 9,81

Ec = dc + hvc + P
= 1,43 + 0,7165 + 4,5
= 6,65 m
dimana :
dc = tinggi air kritis di atas mercu (m)
vc = kecepatan air kritis (m/dt)
hvc = tinggi kecepatan kritis (m)
Ec = tinggi energi kritis (m)

2.6.4. Tinggi Energi (Air Terendah) Pada Kolam Olakan


Tabel 2.5 Kecepatan aliran pada punggung bendung

Perkiraan kecepatan ( v1 ) Catatan


Bagian
10,5 10,7 10,9 11
0,5117 0,5021 0,4929 0,4884
d1 = q q = 5,373
v1 m2/det
5,6193 5,8354 6,0556 6,1672
hv1 = g = 9,81 m/det2
2
v1
6,1310 6,3375 6,5485 6,65
E1 = d1 +2hgv1

Untuk mendapatkan nilai kecepan aliran (v1) digunakan cara coba-coba


dengan syarat E1=Ec.
Maka didapat :
v1 = 11 m/dt
d1 = 0,4884 m
hv1 = 6,1672 m
E1 = Ec = 6,65 m
dimana :
d1 = tinggi air terendah pada kolam olakan (m)
v1 = kecepatan aliran pada punggung bendung (m/dt)
hv1 = tinggi kecepatan (m)
E1 = tinggi energi (m)
2.6.5. Tinggi Energi (Air Tertinggi) pada Kolam Olakan
v1
Fr =
g . d1

11
=  5,025
9,81.0,4884

d2 =
d1
2
 1  8Fr  - 1
2

=
0,4884 
2 
 2



1  8   5,025 - 1 = 3,236 m
q 5,37
v2 = = 3,236  1,661 m/dt
d2

 v2  2 1,661 2  0,141 m
hv2 = =
2g 2 x 9,81

E2 = d2 + hv2
= 3,236 + 0,141 = 3,376 m

Keterangan :
Fr = bilangan Froude
d2 = tinggi air tertinggi pada kolam olakan (m)
v2 = kecepatan aliran ( m/dt )
hv2 = tinggi kecepatan (m)
E2 = tinggi energi (m)

2.6.6. Tinggi Energi di Hilir Bendung


Pada perhitungan sebelumnya, telah didapat
v3 = 2,8026 m/dt,
d3 = 2,1180 m.
 v3  2
hv3 =
2g

 2,8026 2  0,4003 m
=
2 . 9,81

E3 = d3 + hv3
= 2,1180 + 0,4003
= 2,5183 m
Keterangan :
v3 = kecepatan aliran di hilir bendung (m/dt)
d3 = tinggi air di hilir bendung (m)
hv3 = tinggi kecepatan di hilir bendung (m)
E3 = tinggi energi di hilir bendung (m)

2.6.7. Perhitungan Panjang dan Dalam Penggerusan


1. Dalam penggerusan ( Scouring Depth )
d0 = 6,299 m; d3 = 2,118 m.
h = d0 – d3
= 6,299 – 2,118 = 4,181 m
q = 5,37 m3/dt
d = diameter terbesar yang hanyut waktu banjir, diambil d = 300 mm
Schoklish Formula :
4,75 0,2 0,57
T = .h .q
d 0, 32
4.75
.  4,181 .  5,37
0,2 0,57
= 0 , 32
 2,6576 m
300
Keterangan :
h = beda tinggi muka air di hulu dan di hilir (m)
d = diameter terbesar yang hanyut waktu banjir (d = 300 mm)
T =dalam penggerusan (m)
2. Panjang penggerusan ( Scouring Length )
v1 = 11 m/dt
H = 1,799 m
P = 4,5 m
Angerholzer Formula :

L = v1  2.g .H 


 2P 
 H
g 
 

= 11  2.9,81.1,799 


 2.4,5 
  1,799
 9,81 

= 18,025 m  18 m

Keterangan :
v1 = kecepatan aliran pada punggung bendung (m/dt)
H = tinggi air maksimum dari puncak mercu (m)
P = tinggi mercu bendung (m)
L = panjang penggerusan (m)

3. Elevasi Masing-masing Titik :


a. Elev. dasar sungai = + 125,000 m
b. Elev. muka air normal (MAN) = 125,000 + P = 125,000 + 4,5
= + 129,500 m
c. Elev. muka air banjir (MAB) = 125,000 + do = 125,000+ 6,299
= + 131,299 m
d. Elev. energi kritis = 125,000+ Ec = 125,000 + 6,65
= + 131,649 m
e. Elev. energi di hilir bendung = 125,000 + E3 = 125,000 + 2,518
= + 127,518 m
f. Elev. dasar kolam olakan = 125,000 – (T – d3)
= 125,000 – ( 2,6576 – 2,118)
= + 124,460 m
g. Elev. sungai maksimum di hilir = 125,000 + d3 = 125,000 + 2,11
= + 127,118 m

2.9 Perencanaan Bentuk Mercu Bendung

1. Tahap I
a. Menentukan bagian up stream (muka) bendung
Untuk menentukan bentuk penampang kemiringan bendung bagian hulu,
ditetapkan berdasarkan parameter seperti H dan P, sehingga akan diketahui
kemiringan bendung bagian up stream seperti ketentuan Tabel 2.6.
Data :
H = 1,799 m
P = 4,5 m
P
= 2,502
H
Tabel 2.6 Nilai P/H terhadap kemiringan muka bendung

P/H Kemiringan
< 0,40 1:1
0,40 – 1,00 3:2
1,00 – 1,50 3:1
> 1,50 Vertikal
Dari tabel, untuk P/H = 2,502 diperoleh kemiringan muka bendung adalah
vertikal.

b. Bentuk mercu yang dipilih adalah mercu Ogee.


Bentuk mercu Ogee tidak akan memberikan tekanan subatmosfer pada
permukaan mercu sewaktu bendung mengalirkan air pada debit rencana, karena
mercu Ogee berbentuk tirai luapan bawah dari bendung ambang tajam aerasi.
Untuk debit yang rendah, air akan memberikan tekanan ke bawah pada mercu.
Dari buku Standar Perencanaan Irigasi KP-02 Gambar 4.9, untuk bendung
mercu Ogee dengan kemiringan vertikal, pada bagian up stream diperoleh nilai :
X0 = 0,175 H = 0,175 . 1,799 = 0,315 m
X1 = 0,282 H = 0,282 . 1,799 = 0,507 m
R0 = 0,5 H = 0,5 . 1,799 = 0,899 m
R1 = 0,2 H = 0,2 . 1,799 = 0,360 m

2. Tahap II

a. Menentukan bagian down stream (belakang) bendung


Untuk merencanakan permukaan mercu Ogee bagian hilir, U.S.Army Corps
of Engineers mengembangkan persamaan sebagai berikut :

x n  k.H ( n 1) .y ..................................................(1)

Dimana :
k dan n tergantung kemiringan up stream bendung
Harga – harga k dan n adalah parameter yang ditetapkan dalam Tabel 2.7.
x dan y adalah koordinat – koordinat permukaan down stream
H adalah tinggi air di atas mercu bendung
Tabel 2.6 Nilai k dan n untuk berbagai kemiringan
Kemiringan permukaan k n
1:1 1,873 1,776
3:2 1,939 1,810
3:1 1,936 1,836
Vertikal 2,000 1,850
Sumber : Standar Perencanaan Irigasi KP-02
Berdasarkan Tabel 2.6, bagian up stream diperoleh nilai : k = 2,000 dan n = 1,850

Nilai k dan n disubstitusi ke dalam persamaan (1)


Persamaan down stream
x n  k.H (n 1) .y

(1,8501)
x1,850  2,000  2,502 .y

x1,850  3,294 y

1
y x1,850
3,294

y  0,304 x1,850

Menentukan koordinat titik singgung antara garis lengkung dengan garis lurus
sebagian hilir spillway.
Kemiringan bendung bagian down stream (kemiringan garis lurus)
dy
 1 (1 : 1)
dx
Persamaan parabola : y  0,304 x1,850
Turunan pertama persamaan tersebut :
y  0,304 x1,850

dy
 0,562x 0,850
dx
1  0,562 x 0,850

1
x 0,850 
0,562

x 0,850  1,781

x  1,972 x c  1,972 m

y  0,304 x1,850

= 0,304.(1,9660)1,850
= 1,060
y c  1,060 m
Diperoleh koordinat titik singgung ( x c , y c ) = ( 1,972 ; 1,060) m
Jadi perpotongan garis lengkung dan garis lurus terletak pada jarak :
y = 1,060 m dari puncak spillway
x = 1,972 m dari sumbu spillway

Lengkung Mercu Spillway Bagian Hilir


Persamaan : y  0,304x1,850
Elevasi muka air normal = + 129,500 m
Elevasi dasar kolam olakan = + 124,460 m
( x c , y c ) = (1,972;1,06) m

Tabel 2.8 Lengkung mercu bagian hilir (interval 0,2)

x (m) y (m) Elevasi (m)


0 0 129,500
0,2 0,0155 129,485
0,4 0,0557 129,444
0,6 0,1180 129,382
0,8 0,2009 129,299
1 0,3035 129,196
1,2 0,4253 129,075
1,4 0,5657 128,934
1,6 0,7242 128,776
1,8 0,9005 128,600
1,972 1,060 128,434

Bagian Hilir Spillway dengan Kemiringan 1 : 1


tgn = 1 ;   45 o
y
persamaan  tgn  1  y  x
x
Elev. dasar kolam olakan = 124,460 m

Tabel 2.9 Bagian hilir dengan kemiringan 1 : 1 (interval 0,2)


x (m) y (m) Elevasi (m)
0 0 128,440
0,2 0,2 128,240
0,4 0,4 128,040
0,6 0,6 127,840
0,8 0,8 127,640
1 1 127,440
1,2 1,2 127,240
1,4 1,4 127,040
1,6 1,6 126,840
1,8 1,8 126,640
2 2 126,440
2,2 2,2 126,240
2,4 2,4 126,040
2,6 2,6 125,840
2,8 2,8 125,640
3 3 125,440
3,2 3,2 125,240
3,4 3,4 125,040
3,6 3,6 124,840
3,8 3,8 124,640
3,979 3,979 124,460

X1= 0,507 m

Xo = 0,315 m

R1=0.36 m
Xc=1,972 m

Ro=0,899 m

Yc=1,060 m
P=4,5 m

Gambar 2.5 Mercu Bendung


2.10 Perencanaan Lantai Depan ( Apron )

Untuk mencari panjang lantai muka, maka yang menentukan adalah ΔH


terbesar. ΔH terbesar ini biasanya terjadi pada saat air muka setinggi mercu
bendung, sedangkan di belakang bendung adalah kosong. Seberapa jauh lantai
muka ini diperlukan, sangat ditentukan oleh garis hidraulik gradien yang
digambar kearah upstream dengan titik ujung belakang bendung sebagai titik
permulaan dengan tekanan sebesar nol. Miring garis hidraulik gradien
disesuaikan dengan kemiringan yang diijinkan untuk suatu tanah dasar tertentu,
yaitu dengan menggunakan Creep Ratio (c)
Fungsi lantai muka adalah menjaga jangan sampai pada ujung belakang
bendung terjadi tekanan yang bisa membawa butir – butir tanah.

1. Menentukan panjang lantai muka dengan rumus Bligh


L
ΔH =
c
L = c . ΔH
dimana : ΔH = Beda tekanan
L = Panjang creep line
cbligh = Creep ratio (diambil c = 5, untuk pasir kasar)

Gambar 2.6 Creep Line


2 1,5
ΔH ab =  0,40 ΔH fg =  0,30
5 5
2 1,0
ΔH bc =  0,40 ΔH gh =  0,20
5 5
0,75 3
ΔH cd =  0,15 ΔH hi =  0,60
5 5
1,5 1,53
ΔH de =  0,30 ΔH ij =  0,31
5 5
ΔH ef =
0,75
 0,15  ΔH = 2,81 m
5

L = 2,81 . 5 = 14,05 m
Faktor keamanan = 20% . 12,55 m = 2,81 m
Jadi Ltotal = L + faktor keamanan = 14,05 + 2,81 m = 16,86 m
2. Menentukan Panjang Creep Line (Creep Length)
Panjang horizontal ( Lh ) = 2+(1,5x2)+3+2,91+(2,5 x 3)+2+1,5
= 21,91 m
Panjang vertikal ( Lv ) = 2+(0,75 x 2)+1+1,53+(0,5 x 5)+1
= 9,53 m
Panjang Total Creep Line ( ΣL ) = Lh + Lv
= 21,91 + 9,53
= 31,44 m
Kontrol:
 L  H.c
31,44  2,81 . 5
31,44  14,05 ............. (konstruksi aman terhadap tekanan air)

3. Pengujian Creep Line ada dua cara yaitu :


a. Bligh’s theory
L = Cc . Hb
dimana,
L = Panjang creep line yang diijinkan
Cc = Koefisien Bligh (tergantung bahan yang dilewati, Cc diambil 5)
Hb = beda tinggi muka air banjir dengan tinggi air di hilir (m)
= P + H – d3
= 4,5 + 1,799 – 2,118
= 4,18 m
Maka,
L = Cc . Hb
= 5 . 4,18
= 20,91 m
Syarat : L < ΣL
20,91 m < 31,44 m …………………. (Memenuhi)
b. Lane’s theory
L = Cw . Hb ; dimana, Cw adalah koefisien lane (tergantung bahan
yang dilewati, Cw diambil 3)
maka,
L = Cw . H b
= 3 . 4,181
= 12,543 m
1
Ld = Lv + Lh
3
1 
= 9,53 +   21,91 
3 
= 16,83 m
Syarat : L < Ld
12,543 m < 16,83 m ………………....... (Memenuhi)
Tabel 2.10 Data Hasil Perhitungan

d3 2,118 m
v3 2,803 m/dt
L’=Beff 46,533 m
P 4,5 m
He 1,836 m
hv0 0,0371 m
d0 6,2989 m
H 1,799 m
v0 0,8530 m/dt
dc 1,43 m
vc 3,74 m/dt
hvc 0,7165 m
Ec 6,65 m
v1 11 m/dt
d1 0,4884 m
hv1 6,1672 m
E1 6,65 m
d2 3,236 m
v2 1,661 m/dt
hv2 0,141 m
E2 3,376 m
T 2,6576 m
L 18,025 m
hv3 0,4003 m
E3 2,5183 m
ΣL 31,44 m

You might also like