You are on page 1of 8

BAB II

PEMBAHASAN

A. Prinsip Ekofisiensi
Ekoefisiensi artinya semua bentuk pengelolaan sumber daya alam yang
dilakukan harus dengan meminimalkan resiko. Kehidupan manusia secara
individu, bahkan sampai tingkat pembangunan di suatu daerah atau yang lebih
tinggi, di tingkat negara misalnya, hampir selalu didasarkan pada pemanfaatan
sumber daya alam. Energi memegang peran yang amat penting dalam kehidupan
kita. Tanpa pasokan energi yang cukup laju ekonomi akan melambat. Penyediaan
lapangan pekerjaan pun akan turun. Karena itu, penghematan konsumsi energi tak
dapat ditawar.
Sumber daya alam merupakan salah satu modal dasar pembangunan.
Sebagai modal dasar, sumber daya alam harus dimanfaatkan sepenuhnya dengan
cara yang tidak merusak. Oleh karena itu, pengelolaan sumber daya alam harus
dilakukan secara ekoefisiensi.
Ekoefisien berasal dari kata “ekosistem” dan “efisien” artinya pengelolaan
sumber daya alam yang tidak merusak atau mengganggu keseimbangan ekosistem
dilakukan secara efisien serta mempertimbangkan kelestarian sumber daya alam
tersebut.
Kehidupan manusia secara individu, bahkan sampai tingkat pembangunan
di suatu daerah atau yang lebih tinggi, di tingkat negara misalnya, hampir selalu
didasarkan pada pemanfaatan sumber daya alam. Namun seringkali pengelolaan
sumber daya alam pada tingkat eksploitasi yang tidak ramah terhadap lingkungan
(ekologi). Bahkan demi kelangsungan proses pembangunan ekonom. Dalam
konteks efisiensi diperlukan adanya perencanaan pembangunan, pengelolaan dan
penyelamatan sumber daya alam yang dilakukan dengan cermat.
Perhitungan hubungan-hubungan ekologis perlu dilakukan untuk
mengurangi akibat-akibat yang merugikan, baik bagi kelangsungan pembangunan
maupun kelangsungan ekosistem. Itulah gambaran prinsip efisiensi dalam
pengelolaan sumber daya alam. Sebelum menerapkan bagaimana ekoefisiensi

1
yang tepat, diperlukan pemahaman mengenai jenis, kondisi dan nilai setiap
sumber daya alam.
Bagaimanapun sumber daya alam mempunyai karakteristik khusus
terutama dalam hubungannya dengan ekosistem dan pembangunan. Sumber daya
alam yang tidak dapat diperbaharui harus diusahakan keseimbangannya dengan
pengelolaan berbasis prinsip ekoefisiensi.
Dalam prinsip ekoefisiensi, penggunaan sumber daya alam berdasarkan
pemilihan pemilihan tersebut dilaksanakan atas dasar :
1. Efisiensi dan efektifitas penggunaan yang optimal dalam batas-batas
kelestarian sumber daya alam.
2. Tidak mengurangi kemampuan dan kelestarian sumber alam lain yang
berkaitan dalam suatu ekosistem.
3. Memberikan kemungkinan untuk mempunyai pilihan penggunaan di masa
depan, sehingga perombakan ekosistem tidak dilakukan secara drastis.
Dikarenakan Indonesia masih merupakan negara berkembang, Indonesia
masih mengalami berbagai macam hambatan-hambatan dalam proses pengelolaan
dan pemanfaatan sumber daya alam Indonesia yang masih kurang. Berikut ini
hambatan-hambatan umum yang dihadapi Indonesia dalam pengelolaan dan
pemanfaatan sumber daya alam yaitu :
1. Kurangnya tenaga ahli dalam bidang sumber daya alam.
2. Mahalnya sarana prasarana untuk pengelolaan sumber daya alam.
3. Kerjasama dengan perusahaan asing yang merugikan.
4. Transportasi ke daerah sumber daya alam tersebut mengingat Indonesia
merupakan negara kepulauan.
5. Sumber daya manusia yang belum memenuhi klasifikasi.
Pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam berdasarkan prinsip
ekoefisiensi terbagi dalam beberapa hal yaitu :
1. Kebutuhan manusia dan kualitas lingkungan.
Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, manusia tidak lepas dari
keterkaitan dengan lingkungan dan sumber daya yang terkandung di dalamnya.
Manusia secara umum ingin memenuhi kebutuhan, bahkan sampai pada tingkat

2
pemenuhan kebutuhan yang paling tinggi. Hal ini didukung oleh daya dukung
lingkungan yang memadai.
Faktor-faktor yang mempengaruhi lingkungan hidup yaitu :
1. Jenis dan jumlah unsur lingkungan hidup.
2. Interaksi antar unsur lingkungan hidup
3. Pola perilaku dari kondisi lingkungan hidup
4. Faktor nonformal, misalnya suhu, iklim dan cuaca.
Berbagai kekayaan sumber daya alam yang terdapat di Indonesia
mendorong masyarakatnya untuk dapat menggunakan sebanyak-banyaknya. Hal
ini sangatlah wajar karena manusia selalu merasa tidak cukup atas kebutuhan
hidupnya, sehingga manusia melakukan eksploitasi terhadap sumber daya alam
tersebut. Agar kelestarian atau potensi sumber daya alam tetap ada, diperlukan
cara-cara antara lain sebagai berikut :
a. Inventarisasi dan evaluasi sumber daya alam perlu ditingkatkan untuk
lebih mengetahui pemanfaatan sumber daya alam.
b. Dalam eksploitasi dan eksplorasi sumber daya alam perlu digunakan
teknologi yang sesuai den tepat, sehingga potensi sumber daya alam dapat
dipertahankan.
c. Dalam pelaksanaan pembangunan perlu selalu diadakan penilaian yang
seksama atas pengaruhnya bagi lingkungan hidup.
d. Rehabilitasi sumber daya alam dilakukan melalui pendekatan terpadu.
e. Pendayagunaan sumber daya alam daerah pantai, wilayah laut dan udara
perlu ditingkatkan tanpa merusak mutu dan kelestarian lingkungan hidup.
Setiap kegiatan pembangunan selalu menghasilkan produk sampingan
terhadap lingkungan, yaitu pencemaran industri sebagai bagian dari mesin
pembangunan membuang limbah ke lingkungan. Proses tersebut tidak dapat
dihindari dan besar kecilnya tergantung pada sifat barang yang diproduksi.
Meskipun pencemaran selalu terjadi, akan tetapi dapat dikurangi hingga sekecil-
kecilnya.
Jumlah limbah hasil produksi dapat dikurangi dengan melakukan proses
efisiensi pada proses produksi. Efisiensi dapat menurunkan materi yang terbuang
(limbah) dan mengurangi jumlah bahan baku produksi. Akibatnya daya saing

3
perusahaan meningkat sejalan dengan peningkatan keuntungan perusahaan dan
bersamaan dengan hal itu dampak terhadap lingkungan (oleh limbah) juga
menurun.
Proses efisiensi produk menghasilkan dua hal, yaitu meningkatkan
keuntungan dan menurunkan dampak terhadap lingkungan. Manajemen bisnis
yang memadukan efisiensi ekonomi dan efisiensi lingkungan disebut ekoefisiensi.
Teknologi efisien mencegah jumlah limbah berlebih, sehingga produksi menjadi
lebih bersih.

B. Langkah-Langkah Penerapan Prinsip Ekofisiensi


1. Prinsip Ekofisiensi Dalam Pemanfaatan Hutan
Pemanfaatan hutan harus menggunakan prinsip ekofisiensi. Penebangan
hutan secara liar (illegal logging) harus dihentikan. Penebangan hutan hendaknya
dilakukan dengan prinsip ekoefisiensi dengan melakukan pembibitan, sistem
tebang pilih, dan reboisasi.
Tujuan reboisasi dan rehabilitasi hutan adalah sebagai berikut :
a. Meningkatkan kelestarian hutan, tanah, dan air
b. Memperluas persediaan sumber bahan baku yang berharga bagi
masyarakat.
c. Menyelamatkan hasil usaha pembangunan di bidang pengairan.
Usaha pelestarian hutan di antaranya sebagai berikut :
Penebangan pohon bersifat selektif serta mengganti pohon dengan pohon
yang mempunyai peranan penting bagi lingkungan hidup dan ekonomi
a. Hendaknya diusahakan keseimbangan antara penebangan dan penghijauan
kembali
b. Penebangan fungsi hutan sebagai pengawet sumber air, tanah, dan tempat
rekreasi perlu digalakkan.

2. Prinsip Ekofisiensi Dalam Pemanfaatan Tambang


Barang tambang merupakan sumber daya alam yang tidak dapat
diperbaharui. Prinsip ekoefisiensi pemanfaatan tambang dapat dilakukan dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
a. Penghematan dalam pemakaian dengan selalu mengingat generasi penerus

4
b. Melakukan ekspor bahan tambang sebagai barang jadi atau setengah jadi.
c. Mengadakan penyelidikan dan penelitian untuk menemukan daerah
penambangan baru
d. Diusahakan bahan pengganti. Misalnya pemakaian BBM diganti dengan
tenaga surya, gas atau alcohol

3. Prinsip Ekofisiensi Dalam Pemanfaatan Air


Usaha pelestarian air dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a. Mempertahankan keberadaan hutan agar mata air tidak kering, terutama
hutan di daerah hulu sungai
b. Menjaga air sungai agar tidak tercemar. Pembuangan limbah industri ke
sungai harus dinetralkan terlebih dahulu
c. Mengusahakan air sumur agar tetap bersih. Misalnya, menjaga jarak antara
sumur dan tempat pembuangan kotoran minimal 10 meter
d. Mencegah pembuangan limbah nuklir atau limbah cair industri secara
langsung ke laut. Menghindari kebocoran pada kapal tanker pengangkut
minyak. Menghindari kecerobohan laut, seperti tabrakan antar kapal tanker
dan tidak membuang limbah dan sampah ke laut

4. Prinsip Ekofisiensi Dalam Industri


Bahan dan energi yang tidak termanfaatkan dalam suatu sistem proses
produksi akan terbuang menjadi limbah dan menyebabkan meningkatnya social
cost untuk proses lanjutannya.
Oleh karena itu, perlu lankah-langkah penerapan prinsip ekoefisiensi
dalam industri sebagai berikut :
a. Meminimalkan penggunaan bahan baku dan energi
b. Meminimalkan pelepasan limbah beracun ke lingkungan
c. Menghasilkan produk yang dapat didaur ulang
d. Pemanfaatan SDA yang dapat diperbaharui (renewable resources)
e. Mampu menghasilkan produk yang tahan lama

5
5. Prinsip Ekoefisiensi dalam Memenuhi Kebutuhan Sumber Energi
Berbagai aktivitas manusia membutuhkan energi seperti batu bara, minyak
bumi, geothermal, hidro karbon, air, sinar matahari, angin, dan ombak.
Permasalahan global saat ini adalah semakin berkurangnya cadangan minyak
bumi dunia, sementara kebutuhan bahan bakar harus selalu tersedia. Penerapan
prinsip ekoefisiensi dalam memenuhi kebutuhan bahan bakar antara lain :
penggunaan sumber energi alternatif yang dapat diperbaharui seperti tenaga angin,
sinar matahari, air, biomassa, dan bahan-bahan organik.
a. Tenaga Angin
Tenaga angin di Indonesia telah dimanfaatkan di NTT di mana wilayah
NTT merupakan wilayah kering yang ketersediaan airnya terbatas. Tenaga angin
dihasilkan oleh kincir angin untuk memompa air dengan debit 5 l/dt yang
digunakan untuk kebutuhan sehari-hari dan kebutuhan pertanian. Dalam prinsip
ekoefisiensi, tenaga angin bermanfaat untuk mengganti energi BBM memompa
kincir angin.
b. Energi Matahari
Indonesia sebenarnya negara yang sangat kaya akan energy matahari
karena posisi Indonesia yang berada di jalur katulistiwa. Energi matahari
merupakan energi alternatif yang sangat potensial. Energi ini dapat digunakan
untuk pembangkit tenaga mengganti energi air untuk membangkitkan tenaga
listrik dalam level megawatt karena panas matahari ini mampu memasok lebih
dari 219.000 ribu milyar kWh energi setiap tahun. Selain dapat dimanfaatkan
sebagai pembangkit tenaga listrik, energi matahari juga dapat digunakan untuk
memanaskan green house dan energi pengering produkproduk pertanian.
c. Air
Pemanfaatkan air sebagai sumber pembangkit tenaga listrik telah
diterapkan pemerintah Indonesia dalam skala besar. Namun sebenarnya
pemanfaatkan air sebagai pembangkit tenaga listrik ini dapat pula dilakukan
sendiri oleh masyarakat terpencil di mana terdapat sumber-sumber air dalam skala
kecil, sehingga ketergantungan masyarakat terhadap pasokan listrik dari PLN
dapat dikurangi dengan memanfaatkan sumber daya alam di sekitarnya sendiri.

6
d. Biomassa dan Bahan-Bahan Limbah Organik
Biomassa hasil pertanian, khususnya limbah agroindustri merupakan
sumber energi alternatif, sebagai pengganti bahan bakar minyak dan gas. Dengan
demikian pemanfaatannya akan berdampak positif, baik bagi bisnis maupun bagi
kesejahteraan lingkungan secara keseluruhan. Di Indonesia limbah agroindustri
yang dapat dijadikan sumber energi alternatif di antaranya briket arang, biogas,
biodiesel dan aseton, butanol, serta etanol.

7
8

You might also like