You are on page 1of 7

TAHAPAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM MENGACU GLP

( Good laboratory Procedure )

Disetiap Laboratorium untuk mendapatkan hasil yang akurat harus mengacu kepada
GLP (Good Laboratory Procedure) yaitu melalui tahapan Pre Analitik, Analitik dan Pasca
Analitik..

1. PRA ANALITIK dapat dikatakan sebagai tahap persiapan awal, dimana tahap ini sangat
menentukan kualitas sampel yang nantinya akan dihasilkan dan mempengaruhi proses
kerja berikutnya.
 meliputi Kondisi pasien, cara dan waktu pengambilan sampel, perlakuan terhadap
proses persiapan sampel sampai sampel selesai dikerjakan.
2. ANALITIK adalah tahap pengerjaan pengujian sampel sehingga diperoleh hasil
pemeriksaan.
3. PASKA ANALITIK adalah tahap akhir pemeriksaan yang dikeluarkan untuk
meyakinkan bahwa hasil pemeriksaan yang dikeluarkan benar – benar valid atau benar.

Kesalahan pada proses pra-analitik dapat memberikan kontribusi sekitar 61% dari total kesalahan
laboratorium, sementara kesalahan analitik 25%, dan kesalahan pasca analitik 14%. Proses pra-
analitik dibagi menjadi dua kelompok, yaitu : pra-analitik ekstra laboratorium dan pra-analitik
intra laboratorium. Proses-proses tersebut meliputi persiapan pasien, pengambilan spesimen,
pengiriman spesimen ke laboratorium, penanganan spesimen, dan penyimpanan spesimen.

1. TAHAP PRA ANALITIK


A. PERSIAPAN PASIEN
 Persiapan pasien dimulai saat seorang dokter merencanakan pemeriksaan laboratorium
bagi pasien. Pemilihan jenis tes yang kurang tepat atau tidak sesuai dengan kondisi klinis
pasien akan menghasilkan interpretasi yang berbeda.
 Untuk pemeriksaan tertentu pasien harus puasa selama 8-12 jam sebelum diambil darah.
 Pengambilan specimen sebaiknya pagi hari antara pukul 07.00-09.00
 Menghindari obat-obatan sebelum specimen diambil
 Untuk pemeriksaan dengan specimen darah, tidak minum obat 24 jam sebelum
pengambilan specimen.
B. PERSIAPAN PENGUMPULAN SPESIMEN
1. PROSEDUR PENGAMBILAN SAMPEL
 Menentukan tujuan pemeriksaan
 Menentukan populasi pemeriksaan
 Menentukan jenis data yang diperlukan
 Menentukan teknik sampling
 Menentukan besarnya sampel
 Menentukan unit sampel yang diperlukan
 Memilih sampel

2. Sebelum pengambilan spesimen, perhatikan terlebih dahulu :


 periksa formulir permintaan laboratorium.
 Identitas pasien harus ditulis dengan benar (nama, umur, jenis kelamin, nomor rekam
medis, dsb) disertai diagnosis atau keterangan klinis.
 Periksa apakah identitas telah ditulis dengan benar sesuai dengan pasien yang akan
diambil spesimen.
 Tanyakan persiapan yang telah dilakukan oleh pasien, misalnya diet, puasa. Tanyakan
juga mengenai obat-obatan yang dikonsumsi, minum alkohol, merokok, dsb.
 Catat apabila pasien telah mengkonsumsi obat-obatan tertentu, merokok, minum alkohol,
pasca transfusi, dsb. Catatan ini nantinya harus disertakan pada lembar hasil
laboratorium.

3. Spesimen yang akan diperiksa laboratorium haruslah memenuhi persyaratan


sebagai berikut :

 Jenisnya sesuai jenis pemeriksaan

 Volume mencukupi

 Kondisi baik : segar/tidak kadaluwarsa, tidak berubah warna, tidak berubah bentuk

 Ditampung dalam wadah yang memenuhi syarat

 Identitas benar sesuai dengan data pasien


C. PERALATAN
Peralatan yang digunakan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

 bersih, kering

 tidak mengandung deterjen atau bahan kimia

 terbuat dari bahan yang tidak mengubah zat-zat dalam spesimen

 sekali pakai buang (disposable)

 steril (terutama untuk kultur kuman)

 tidak retak/pecah, mudah dibuka dan ditutup rapat, ukuran sesuai dengan volume
spesimen

D. WAKTU PENGAMBILAN
Penentuan waktu pengambilan spesimen penting untuk diperhatikan :.

 Umumnya pengambilan dilakukan pada waktu pagi (ideal)

 Urine pagi : pada saat pagi hari setelah bangun tidur

 Urine sewaktu : tidak ditentukan waktu pengambilan, dsb.

E. PENGAMBILAN SPESIMEN
Hal-hal yang harus diperhatikan pada pengambilan spesimen adalah :

1. Tehnik atau cara pengambilan. Pengambilan spesimen harus dilakukan dengan benar
sesuai dengan standard operating procedure (SOP) yang ada.
2. Cara menampung specimen dalam wadah / penampung seluruh sampel harus masuk ke
dalam wadah (sesuai kapasitas), jangan ada yang menempel pada bagian luar tabung
untuk menghindari bahay ainfeksi. Wadah harus dapat ditutup rapat dan diletakkan dalam
posisi berdiri untuk mencegah specimen tumpah.

F. IDENTIFIKASI SPESIMEN
Pemberian identitas pasien dan atau spesimen adalah tahapan yang harus dilakukan karena
merupakan hal yang sangat penting. Pemberian identitas meliputi :
 pengisian formulir permintaan pemeriksaan laboratorium
 pemberian label pada wadah spesimen. Keduanya harus cocok sama
 Pemberian identitas ini setidaknya memuat nama pasien, nomor ID atau nomor rekam
medis serta tanggal pengambilan. Kesalahan pemberian identitas dapat merugikan.
Untuk spesimen berisiko tinggi (HIV, Hepatitis) sebaiknya disertai tanda khusus pada
label dan formulir permintaan laboratorium.

G. PENGIRIMAN SPESIMEN KE LABORATORIUM


Spesimen yang telah dikumpulkan harus segera dikirim ke laboratorium.

1. Sebelum mengirim spesimen ke laboratorium, pastikan bahwa spesimen telah memenuhi


persyaratan seperti yang tertera dalam persyaratan masing-masing pemeriksaan.

2. Apabila spesimen tidak memenuhi syarat agar diambil / dikirim ulang.

3. Pengiriman spesimen disertai formulir permintaan yang diisi data yang lengkap. Pastikan
bahwa identitas pasien pada label dan formulir permintaan sudah sama.

4. Secepatnya spesimen dikirim ke laboratorium. Penundaan pengiriman spesimen ke


laboratorium dapat dilakukan selambat-lambatnya 2 jam setelah pengambilan spesimen.
Penundaan terlalu lama akan menyebabkan perubahan fisik dan kimiawi yang dapat
menjadi sumber kesalahan dalam pemeriksaan, seperti :

o Penundaan pengiriman sampel urine Unsur-unsur yang berbentuk dalam urine


(sediment), terutama sel-sel eritrosit, lekosit, sel epitel dan silinder mulai rusak dalam
waktu 2 jam.

o Urat dan fosfat yang semula larut akan mengendap, sehingga menyulitkan
pemeriksaan mikroskopik atas unsur-unsur lain.
o Bilirubin dan urobilinogen teroksidasi bila berkepanjangan terkena sinar matahari.

o Bakteri-bakteri akan berkembang biak yang akan menyebabkan terganggunya


pemeriksaan bakteriologis dan pH.

o Jamur akan berkembang biak

o Kadar glukosa mungkin menurun dan kalau semula ada, zat-zat keton dapat
menghilang.Apabila akan ditunda pengirimannya dalam waktu yang lama spesimen
harus disimpan dalam refrigerator/almari es pada suhu 2 – 8 oC paling lama 8 jam.

5. Pengiriman sample sebaiknya menggunakan wadah khusus, misalnya berupa kotak atau
tas khusus yang tebuat dari bahan plastik, gabus (styro-foam) yang dapat ditutup rapat
dan mudah dibawa.

H. PENANGANAN SPESIMEN

 Identifikasi dan registrasi spesimen

 Seluruh spesimen harus diperlakukan sebagai bahan infeksius

 Patuhi cara pengambilan spesimen

 tempeli label

 Segera distribusikan spesimen ke ruang pemeriksaan

I. PENYIMPANAN SPESIMEN

 Penyimpanan spesimen dilakukan jika pemeriksaan ditunda atau spesimen akan dikirim
ke laboratorium lain

 Lama penyimpanan harus memperhatikan, jenis pemeriksaan, wadah dan stabilitasnya

 Menyimpan spesimen dalam lemari es dengan suhu 2-8ºC, suhu kamar, suhu -20ºC,
-70ºC atau -120ºC jangan sampai terjadi beku ulang.

 Memberi bahan pengawet pada spesimen

 Menyimpan formulir permintaan lab di tempat tersendiri

Siapa yang Terlibat Dalam Proses Pra-Analitik?


Selalu ada beberapa orang yang terlibat dalam proses pra-analitik, yaitu pasien, dokter,
paramedis/perawat, petugas layanan transportasi, analis dan dokter laboratorium; mereka semua
berbagi tanggung jawab terhadap mutu bahan spesimen dan harus memahami pentingnya tahap
pra-analtik, serta mengenali kemungkinan penyebab kesalahan dan konsekuensi mereka untuk
hasil pemeriksaan.
Laboratorium juga perlu menetapkan prosedur untuk penanganan spesimen dan prosedur untuk
manajemen spesimen (penerimaan atau penolakan spesimen).

2. TAHAP ANALITIK :
Tahap ini harus ekstra teliti dalam memulai pemeriksaan laboratorium, yang termasuk dalam
tahapan analitik antara lain :
 Pemeriksaan spesimen
 Pemeliharaan dan Kalibrasi alat
 Uji kualitas Reagen
 Uji Ketelitian
 Uji Ketepatan

3. P ASCA ANALITIK :
 Tahap ini meliputi pelaporan hasil dari alat ke dalam lembaran hasil, dan interpretasi hasil
oleh dokter yang berwenang.
 - Penulisan hasil

Pasca Analitik menurut GLP


1. Cara pencatatan hasil
Kegiatan pencatatan dan pelaporan di laboratorium harus dilaksanakan dengan cermat dan teliti
karena dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan dan dapat mengakibatkan kesalahan dalam
penyampaian hasil pemeriksaan. Ada 4 jenis pencatatan, yaitu :
a. Pencatatan kegiatan pelayanan
b. Pencatatan keuangan
c. Pencatatan logistik
d. Pencatatan kepegawaian
e. Pencatatan kegiatan lainnya, seperti pemantapan mutu internal, keamanan kerja dan lain-lain.
Pencatatan kegiatan pelayanan dapat dilakukan dengan membuat buku sebagai berikut :
a. Buku register penerimaan spesimen terdapat di loket berisi data pasien dan jenis pemeriksaan
b. Buku register besar/induk berisi : data-data pasien secara lengkap serta hasil pemeriksaan
spesimen.
c. Buku register/catatan kerja harian teap tenaga :
1) Data masing-masing pemeriksaan
2) Data rekapitulasi jumlah pasien dan spesimen yang diterima.
d. Buku register pemeriksaan rujukan.
e. Buku ekspedisi dari ruangan/rujukan.
f. Buku komunikasi pertukaran petugas (shift)
g. Buku register perawatan/kerusakan.

You might also like