Professional Documents
Culture Documents
Multiple Sklerosi2
Multiple Sklerosi2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.Pengertian
Myelin adalah materi yang melindungi syaraf, berfungsi seperti lapisan pelindung
pada kabel listrik dan memudahkan syaraf untuk mengirim impulsnya dengan
cepat. Kecepatan dan efisiensi pengiriman impuls inilah yang memungkinkan
sebuah gerakan tubuh yang halus, cepat,dan terkoordinasi dilakukan hanya dengan
sedikit upaya. Kerusakan myelin (demyelinasi) menyebabkan gangguan
kemampuan serabut syaraf untuk menghantarkan pesan ke dan dari otak. Lokasi
terjadinya kerusakan myelin (plak atau lesi) tampak seperti area (parut/luka) yang
mengeras: pada MS, parut-parut/luka-luka ini tampak pada otak dan tulang
belakang.
Multiple Sklerosis (Multiple Sclerosis – MS) adalah penyakit kronis pada sistem
saraf pusat (SSP) yang dikarakteristikan oleh sedikit lapisan dari batas substansia
alba pada saraf optik, otak dan medulla spinalis. Multipel sklerosis paling sering
ditemukan pada usia muda. Kasus ini sedikit lebih banyak menyerang wanita
dibandingkan dengan pria. Usia rata-rata penderita penyakit ini adalah 30 tahun,
dengan batas antara 18-40 tahun.
MS adalah salah satu penyakit sistem syaraf pusat (otak dan jaringan syaraf sum-
sum tulang belakang) akibat kerusakan myelin. Myelin adalah materi yang
melindungi syaraf, berfungsi seperti lapisan pelindung pada kabel listrik dan
memudahkan syaraf untuk mengirim impulsnya dengan cepat. Kecepatan dan
efisiensi pengiriman impuls inilah yang memungkinkan sebuah gerakan tubuh
yang halus, cepat,dan terkoordinasi dilakukan hanya dengan sedikit upaya. Pada
MS, kerusakan myelin (demyelinasi) menyebabkan gangguan kemampuan serabut
syaraf untuk menghantarkan ‘pesan’ ke dan dari otak. Lokasi terjadinya kerusakan
myelin (plak atau lesi) tampak seperti area (parut/luka) yang mengeras: pada MS,
parut-parut/luka-luka ini tampak pada otak dan tulang belakang.
B. Etiologi
1. Lapisan merujuk pada destruksi myelin, lemak dan material protein yang
menutupi lapisan saraf tertentu dalam otak dan medulla spinalis dimana Lapisan ini
mengakibatkan gangguan transmisi impuls saraf.
Gangguan Penglihatan
· Penglihatan kabur
· Neuritis optikal
· Gemetar (tremor)
· pusing (vertigo)
· perasaan lemah: pada kasus tertentu hal ini dapat mempengaruhi kaki
dan kemampuan berjalan
Kekakuan (spasticity)
· kejang
· kebas (paraesthesia)
Keletihan berlebihan
· Perasaan lemah dan letih yang datang tidak terduga dan tidak sebanding
dengan aktivitas yang sedang dikerjakan. Keletihan berlebihan adalah gejala
penyakit MS yang paling umum (dan yang paling menyusahkan).
· Gangguan kandung kemih meliputi: sering buang air kecil, tidak dapat
buang air kecil secara tuntas atau tidak bisa menahan air kecil.
Gangguan Seksual
· impoten
· kehilangan gairah
D. Patofisiologi
Penyebab MS belum diketahui, saat ini seluruh dunia masih melakukan penelitian
untuk mencari penyebab pasti penyakit MS. Kerusakan myelin pada MS mungkin
terjadi akibat respon abnormal dari sistem kekebalan tubuh terutama focal
lymphocytic infiltration (sel T secara terus-menerus bermigrasi menuju lokasi dan
melakukan penyerangan seperti yang layak terjadi pada setiap infeksi). Sitem
kekebalan tubuh ini seharusnya melindungi tubuh dari serangan organisme
berbahaya (bakteri dan virus). Banyak jenis MS yang menampakkan gejala
penyakit kekebalan tubuh, dimana tubuh menyerang sel-sel dan jaringan-
jaringannya sendiri (dalam kasus MS, yang diserang adalah Myelin). Para peneliti
belum mengetahui apa yang memicu sistem kekebalan tubuh tersebut menyerang
myelin, tetapi ada satu pemikiran bahwa hal tersebut terjadi karena beberapa
faktor.
Satu teori menyebutkan bahwa virus, yang mungkin sudah menetap lama dalam
tubuh, mungkin memainkan peranan penting dalam perkembangan penyakit ini
dan mungkin mengganggu sistem kekebalan atau secara tidak langsung mengubah
proses sistem kekebalan tubuh. Banyak penelitian yang sudah mencoba
mengidentifikasi virus MS. Ada satu dugaan bahwa kemungkinan tidak ada virus
MS, melainkan hanya ada virus-virus biasa, seperti virus campak ( rubella ) dan
herpes, yang menjadi pemicu timbulnya penyakit MS. Pada penderita multipel
sklerosis ternyata serum dan cairan serebrospinal mengandung berbagai antibodi
campak serta ada bukti yang menyatakan bahwa zat anti tersebut dihasilkan dalam
otak.
Virus-virus ini mengaktifkan sel darah putih (limposit) dalam aliran darah menuju
ke otak dengan melemahkan mekanisme pertahanan otak (yaitu substansi yang
melindungi darah/otak). Kemudian, di dalam otak, sel-sel ini mengaktifkan unsur-
unsur lain dari sistem kekebalan tubuh dengan satu cara yang pada akhirnya
membuat sel-sel tersebut menyerang dan menghancurkan myelin. Pada awalnya,
setiap peradangan yang terjadi berangsur menjadi reda sehingga memungkinkan
regenerasi selaput mielin. Pada saat ini, gejala awal MS masih berupa episode
disfungsi neurologis yang berulang kali membaik. Walaupun demikian, dengan
berselangnya waktu, sitokina yang disekresi oleh sel T akan mengaktivasi sejumlah
mikroglia, dan astrosit sejenis fagosit yang bermukim pada jaringan otak dan
sumsum tulang belakang, dan menyebabkan disfungsi sawar otak serta degenerasi
saraf kronis yang berkelanjutan.
Penyebab lain MS belum diketahui, saat ini seluruh dunia masih melakukan
penelitian untuk mencari penyebab pasti penyakit MS. Masih dipertanyakan
apakah meningkatnya kasus pada keluarga diakibatkan oleh predisposisi genetik
(tidak terdapat pola herediter) atau disebabkan karena sering kontak dengan agen
infeksi (mungkin virus) pads masa kanak-kanak yang entah dapat menyebabkan
multipel sklerosis pads waktu mulai menginjak masa dewasa muda.
Penyelidikan migrasi menunjukkan bahwa jika orang dewasa pindah dari tempat
dengan risiko tinggi ke tempat dengan risiko rendah, mereka tetap mempunyai
risiko tinggi untuk menderita multipel sklerosis. Tetapi jika migrasi terjadi sebelum
mencapai usia 15 tahun, maka individu tersebut mempunyai risiko yang rendah
sesuai dengan tempat tinggalnya yang baru. Data-data Ini sesuai dengan teori yang
menyatakan virus mungkin merupakan penyebabnya dengan periode laten yang
panjang antara paparan awal dengan awitan (onset penyakit). Mekanisme kerjanya
mungkin merupakan reaksi autoimun yang menyerang mielin.
Sklerosis ditandai dengan adanya bercak kerusakan mielin yang tersebar diikuti
dengan gliosis dan substansia alba sistem persarafan. Bercak-bercak berwarna
kekuning-kuningan dan keras yang ditemukan pada otopsi dipakai sebagai sumber
nama penyakit ini. Sifat perjalanan penyakit merupakan serangkaian serangan pada
berbagai bagian sistem saraf pusat. Setiap serangan memperlihatkan derajat remisi
tertentu tetapi secara menyeluruh gambarannya adalah ke arah yang buruk
(Brunner dan Suddarth, 2002).
E. Jenis-jenis MS
o Pada MS jenis ini, terjadi beberapa kali kekambuhan (serangan) yang tidak
terduga. Serangan ini berlangsung dalam waktu yang bervariasi (dalam hitungan
hari atau bulan) dan dapat pulih secara parsial atau total. Jenis ini dapat bersifat
‘tidak aktif’ selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun.
· Setelah satu atau dua kali serangan dan kemudian pulih total, MS jenis ini
tidak mengalami perburukan dan tidak timbul kecacatan permanen. MS jinak
hanya dapat diidentifikasi ketika adanya ringan yang timbul pada masa 10 – 15
tahun setelah serangan dan pada awalnya dapat dikategorikan sebagai MS hilang-
timbul. MS jinak cenderung berhubungan dengan gejala-gejala yang tidak parah
ketika terjadinya serangan (contohnya pada sistem sensorik).
o MS jenis ini ditandai dengan tidak adanya serangan yang parah, tetapi ada
serangan-serangan kecil dengan gejala-gejala yang terus memburuk secara nyata.
Terjadi satu akumulasi perburukan dan ketidakmampuan yang dapat membawa
penderita pada tingkat/titik yang semakin rendah atau terus berlanjut hingga
berbulan-bulan atau bertahun-tahun.
F. Epidemiologi
Penyakit ini lebih sering dijumpai pada daerah beriklim sedang (Eropa Utara dan
Amerika Utara), dengan insidens kurang lebih 10 per 10.000 penduduk. Penyakit
ini jarang ditemukan di daerah tropis tetapi multipel sklerosis juga jarang dijumpai
di Jepang. Penyakit ini sedikit lebih banyak ditemukan di antara keluarga yang
pernah menderita penyakit tersebut, yaitu kira-kira 6-8 kali lebih sering pada
keluarga dekat.Peta dunia yang menunjukkan bahwa risiko terkena MS makin
tinggi dengan meningkatnya jarak dari khatulistiwa. Di Eropa utara, Amerika
Utara, dan Australasia, sekitar satu dari 1000 warganegara menderita sklerosis
ganda, sementara di jazirah Arab, Asia, dan Amerika Selatan, persentasenya jauh
lebih rendah. Di Afrika sub-Sahara, MS sangat jarang. Dengan beberapa
pengecualian, ada gradasi utara-selatan di belahan bumi utara dan gradasi selatan-
utara di belahan bumi selatan, dengan MS lebih jarang di sekitar khatulistiwa.
G. Komplikasi
H. Pemeriksaan Diagnostic
· Gambaran MRI ditemukan sedikit scar plag sepanjang substansia alba dari
SSP.
CT scan dapat menunjukkan atrofi serebri. MRI menjadi alat diagnostik utama
untuk memperlihatkan plak kecil dan untuk mengevaluasi perjalanan penyakit den
efek pengobatan. Disfungsi kandung kemih yang mendasari diagnosis dengan
pemeriksaan urodinamik. Pengujian neuropsikologis dapat diindikasikan untuk
mengkaji kerusakan kognitif. Riwayat seksual menbantu untuk mengindentifikasi
hal-hal kekhawatiran khusus.
I. Penatalaksanaan Medis
Program pengobatan sesuai dengan individu, kelompok, dan rasional yang menjadi
indikasi untuk mengurangi gejala dan memberikan dukungan secara
terus¬menerus. Banyak klien multipel skierosis mengalami keadaan stabil dan
hanya memerlukan pengobatan yang lebih sering yang ditujukan pada
pengontrolan gejala sedangkan yang lain mengalami progresi penyakit yang
mantap.
Ada banyak isu untuk pasien dan dokter untuk dipertimbangkan dalam mengobati
multiple sclerosis. Tujuan mungkin termasuk:
Tujuan lain adalah bantuan dari komplikasi karena hilangnya fungsi organ yang
terkena (pengobatan dengan obat bertujuan gejala spesifik).
Penting bagi pasien untuk berbicara dengan dokter mereka sebelum memutuskan
untuk melanjutkan terapi sejak DMDS berbeda dalam penggunaannya (misalnya,
satu DMD dapat digunakan untuk memperlambat cacat maju tetapi tidak untuk
pengobatan serangan pertama MS; DMD lain mungkin digunakan untuk
mengurangi kekambuhan tetapi tidak untuk memperlambat kemajuan cacat).
Akhirnya, memanfaatkan kelompok pendukung atau konseling dapat membantu
untuk pasien dan keluarga mereka yang hidupnya mungkin akan terpengaruh
langsung oleh multiple sclerosis.
Begitu tujuan telah ditetapkan, terapi awal mungkin termasuk obat-obatan untuk
mengelola serangan, gejala, atau keduanya. Pemahaman tentang potensi efek
samping obat sangat penting untuk pasien karena efek samping yang kadang-
kadang saja mencegah pasien dari terapi obat. Pasien dapat memilih untuk
menghindari obat-obatan sama sekali atau memilih obat alternatif yang mungkin
menawarkan bantuan dengan efek samping yang lebih sedikit. Sebuah dialog terus
menerus antara pasien dan dokter tentang obat adalah penting dalam menentukan
kebutuhan untuk pengobatan.
Obat diketahui mempengaruhi sistem kekebalan tubuh telah menjadi fokus utama
untuk mengelola multiple sclerosis. Awalnya, kortikosteroid, seperti prednison
(Deltasone, Pred Cair, Deltasone, Orasone, Prednicen-M) atau metilprednisolon
(Medrol, Depo-Medrol), telah banyak digunakan. Namun, karena efeknya pada
sistem kekebalan tubuh non-spesifik (umum) dan mereka dapat menggunakan
dapat menyebabkan efek samping banyak, kortikosteroid sekarang cenderung
digunakan untuk mengelola hanya serangan sclerosis parah beberapa (yaitu,
serangan yang menyebabkan cacat fisik atau menyebabkan nyeri).
Sejak tahun 1993, obat-obatan yang mengubah sistem kekebalan tubuh, terutama
interferon, telah digunakan untuk mengelola multiple sclerosis. Interferon adalah
protein utusan yang sel-sel sistem kekebalan memproduksi dan digunakan untuk
berkomunikasi satu sama lain. Ada berbagai jenis interferon, seperti alpha, beta,
dan gamma. Semua interferon memiliki kemampuan untuk mengatur sistem
kekebalan tubuh dan berperan penting dalam melindungi terhadap penyusup
termasuk virus. Setiap interferon berfungsi secara berbeda, tapi fungsi tumpang
tindih. Para interferon beta telah ditemukan berguna dalam mengelola multiple
sclerosis.
FDA juga menyetujui pemasaran Interferon beta-1b dengan merek Extavia ® pada
2009.
Secara keseluruhan, pasien yang diobati dengan interferon mengalami lebih sedikit
relaps atau suatu interval yang lebih panjang antara kambuh. Avonex ® dan Rebif
® digunakan untuk memperlambat cacat berkembang. Efek samping yang paling
umum adalah sindrom seperti flu yang mencakup demam, kelelahan, kelemahan,
menggigil, dan nyeri otot. Sindrom ini cenderung terjadi lebih jarang sebagai terapi
terus. . Efek samping lain yang umum adalah reaksi di tempat injeksi, perubahan
jumlah sel darah, dan kelainan tes-tes hati . Tes-tes hati Reguler dan jumlah darah
yang direkomendasikan untuk pasien yang menerima beta-interferon. Tiroid
pengujian fungsi periodik juga dianjurkan karena efek beta-interferon pada
kelenjar tiroid. Dengan penggunaan seiring analgesik dan berkembang
keperawatan dengan pengalaman mengelola reaksi kulit lokal, tolerabilitas untuk
interferon tampaknya telah meningkat selama bertahun-tahun.
Uji klinis beta-interferon pada pasien dengan serangan pertama dari multiple
sclerosis menunjukkan bahwa pada populasi pasien awal, serangan kedua ditunda.
Interferon disetujui oleh FDA untuk pengobatan pada serangan pertama dari
multiple sclerosis termasuk Avonex ®, yang intramuskular seminggu sekali, dan
Betaseron ® atau Extavia ®, yang diberikan subkutan setiap hari.
Natalizumab (Tysabri ®) adalah obat yang disetujui oleh FDA untuk mengobati
kekambuhan multiple sclerosis. Natalizumab adalah antibodi monoklonal terhadap
VLA-4, sebuah molekul yang diperlukan untuk sel kekebalan untuk mematuhi sel
lain, dan menembus ke otak. Hal ini diberikan melalui infus intravena bulanan. Ini
membawa peringatan bagi penyakit yang berpotensi fatal, progressive multifocal
leukoencephalopathy (PML), infeksi virus dari otak yang biasanya menyebabkan
kematian atau cacat berat. Untuk alasan ini hanya pasien yang telah mendaftar
untuk pengobatan berdasarkan program distribusi obat terkontrol dapat menerima
pengobatan dengan natalizumab.
Mitoxantrone (Novantrone ®)
Fingolimod (Gilenya ®) adalah obat oral harian untuk mengobati MS yang telah
disetujui oleh FDA Amerika Serikat pada September 2010 sebagai obat oral
pertama untuk mengobati MS. Meskipun mekanisme yang tepat tindakan
fingolimod tidak jelas, tampaknya untuk bekerja dengan mengurangi jumlah
limfosit (sejenis sel darah putih yang penting untuk kekebalan tubuh dan proses
peradangan) dalam darah. Fingolimod diambil setiap hari dalam bentuk kapsul. Ini
bukan obat untuk MS, tetapi telah terbukti menurunkan jumlah flare MS dan
memperlambat perkembangan kecacatan fisik yang disebabkan oleh MS. Seperti
terapi suntik banyak untuk MS, keamanan jangka panjang dari fingolimod tidak
diketahui. Efek samping yang paling umum dari fingolimod adalah sakit kepala,
flu, diare, nyeri punggung, peningkatan enzim hati dalam darah, dan batuk. Efek
samping lain yang juga mungkin termasuk masalah mata, sehingga mereka yang
memakai obat ini harus memiliki evaluasi ophthalmologic biasa.
Ada obat banyak yang digunakan untuk mengelola komplikasi yang terkait dengan
multiple sclerosis. Tabel berikut berisi daftar komplikasi umum, contoh terapi obat
dan non-obat, dan komentar tentang komplikasi dan / atau manajemen. Di
antaranya, hanya dalfampridine (Ampyra ®) telah disetujui oleh FDA sebagai
pengobatan simtomatik (non-DMD) untuk multiple sclerosis.
Komplikasi
Obat-obatan
dalfamipridine (Ampyra)
dalfamipridine (Ampyra) telah disetujui FDA pada 2010 untuk meningkatkan
berjalan pada pasien dengan MS. Terapi fisik, peralatan orthotic, dan alat bantu
berjalan juga saya bermanfaat.
kelenturan
baclofen (Lioresal)
tizanidine (Zanaflex)
diazepam (Valium)
clonazepam (Klonopin)
dantrolene (Dantrium)
Terapi fisik juga dapat memberikan manfaat. Kebanyakan obat diberikan melalui
mulut. Beberapa obat diberikan melalui pompa tulang belakang.
Kelemahan
Tidak ada
Terapi fisik dan latihan digunakan terutama. Kawat gigi kaki, tongkat atau walker
adalah manfaat.
methylprednisolone (Solu-Medrol)
Anti-depressants Anti-depresi
Pain Sakit
aspirin
Aspirin, NSAID , asetaminofen, atau terapi fisik digunakan untuk otot dan nyeri
punggung . Anti-convulsants, seperti carbamazepine (Tegretol) atau gabapentin
(Neurontin) digunakan untuk nyeri wajah atau anggota tubuh. Anti-depressants
atau stimulasi listrik digunakan untuk nyeri menusuk-nusuk, kesemutan intens, dan
pembakaran. Rujukan ke spesialis nyeri direkomendasikan dengan nyeri yang
hebat.
Antibiotik
Vitamin C
oxybutynin (Ditropan)
Oxybutynin (Ditropan, Ditropan LX, Oxytrol) atau tolterodine (Detrol, Detrol LA)
digunakan untuk disfungsi kandung kemih.
Sembelit
Disfungsi seksual
Vaginal gels sildenafil (Viagra), tadalafil (Cialis), vardenafil (Levitra), papaverine ,
gel vagina
Getaran
Sumber :