Professional Documents
Culture Documents
Proposal Home Visit Jiwa
Proposal Home Visit Jiwa
Di susun oleh :
A. Identitas klien.
Nama : Ny.S
Umur : 35z Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Status : Belum menikah
Alamat : Jl. Cilodong No. 20 RT 01/05, kelurahan
Kalibaru, Kec. Cilodong Kota Depok
No CM : 057369
Dx Medis : Skizofrenia Paranoid
Tanggal masuk RS : 21 Agustus 2013
Tanggal masuk ruangan : 23 Agustus 2013
Tanggal pengkajian : 1 Oktober 2013
D. Strategi Pelaksanaan
1. Fase orientasi.
a. Mengucapkan salam
b. Memperkenalkan diri
c. Menyampaikan tujuan kunjungan rumah : keluarga dapat
memahami dan berperan aktif dalam merawat klien setelah pulang
ke rumah berdasarkan asuhan keperawatan.
d. Evaluasi/Validasi
Kondisi klien saat di rumah
Perasaan sikap keluarga terhadap klien
Sikap masyarakat terhadap klien
Status sosial ekonomi keluarga
Apa yang dilakukan keluarga terhadap perilaku kekerasan
Genogram keluarga
e. Membuat kontrak
Topik : Memberikan pendidikan kesehatan mengenai masalah
klien yaitu Harga Diri Rendah , Isolasi Sosial, Resiko
Perilaku Kekerasan.
Waktu : pukul 09.00 WIB sampai dengan selesai.
Tempat : Jl. Cilodong No. 20 RT 01/05, kelurahan Kalibaru, Kec.
Cilodong Kota Depok
2. Fase kerja
1) Bina hubungan saling percaya dan mendiskusikan pentingnya
pertan serta keluarga sebagai pentukung untuk mengatasi Harga
Diri Rendah, Isolasi Sosial, Resiko Perilaku Kekerasan :
a. Mengucapkan salam, memperkenalkan diri
b. Menjelaskan maksud dan tujuan
c. Membuat kontrak
d. Mengeksplorasikan perasaan keluaraga.
2) Mendiskusikan potensi keluarga untuk membantu klien
mengatasi Harga Diri Rendah, Isolasi Sosial, Resiko Perilaku
Kekerasan
3) Menjelaskan kepada keluarga tentang :
a. Pengertian Harga Diri Rendah, Isolasi Sosial, dan
Resiko Perilaku Kekerasan
b. Tanda dan gejala Harga Diri Rendah, Isolasi Sosial, dan
Resiko Perilaku Kekerasan
c. Penyebab dan akibat Harga Diri Rendah, Isolasi Sosial,
dan Resiko Perilaku Kekerasan
d. Cara merawat klien dengan Harga Diri Rendah, Isolasi
Sosial, dan Resiko Perilaku Kekerasan
4) Melatih keluarga cara merawat klien Harga Diri Rendah :
a. Jelaskan Kepada keluarga tentang harga diri rendah
yang ada pada pasien.
b. Diskusikan dengan keluarga kemampuan yang dimiliki
pasien dan memuji pasien atas kemampuaNyya.
c. Anjurkan keluarga untuk memotivasi pasien dalam
melakukan kegiatan yang sudah dilatihkan pasien
dengan perawat.
d. Ajarkan keluarga cara mengamati perkembangan
perubahan perilaku pasien.
5) Melatih keluarga cara merawat klien isolasi sosial
a. Masalah isolasi sosial dan dampaknya pada pasien.
b. Penyebab isolasi sosial.
c. Cara-cara merawat pasien dengan isolasi sosial, antara
lain:
Membina hubungan saling percaya dengan pasien
dengan cara bersikap peduli dan tidak ingkar janji.
Memberikan semangat dan dorongan kepada pasien
untuk bisa melakukan kegiatan bersama-sama
dengan orang lain yaitu dengan tidak mencela
kondisi pasien dan memberikan pujian yang wajar.
Tidak membiarkan pasien sendiri di rumah.
Membuat rencana atau jadwal bercakap-cakap
dengan pasien.
Memperagakan cara merawat pasien dengan isolasi
sosial
Membantu keluarga mempraktekkan cara merawat
yang telah dipelajari, mendiskusikan yang dihadapi.
6) Melatih keluarga Cara merawat Klien Resiko Perilaku
Kekerasan
a. Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam
merawat pasien
b. Diskusikan bersama keluarga tentang perilaku
kekerasan (penyebab, tanda dan gejala, perilaku
yang muncul dan akibat dari perilaku tersebut)
c. Diskusikan bersama keluarga kondisi-kondisi pasien
yang perlu segera dilaporkan kepada perawat,
seperti melempar atau memukul benda/orang lain
d. Latih keluarga merawat pasien dengan perilaku
kekerasan
e. Anjurkan keluarga untuk memotivasi pasien
melakukan tindakan yang telah diajarkan oleh
perawat.
7) Menanyakan kepada keluarga setelah mencoba cara yang sudah
dilatih.
8) Memberi motivasi kepada keluarga agar membantu klien.
9) Beri pujian kepada keluarga atas keterlibatanya merawat klien
di rumah.
3. Fase terminasi
a. Evaluasi subyektif ;
Menanyakan perasaan keluarga setelah di kunjungi mahasiswa
yang memberikan informasi tentang perkembangan klien.
b. Evaluasi Obyektif ;
Keluarga dapat mengungkapkan kembali yang sudah disampaikan
oleh mahasiswa tentang Harga Diri Rendah, isolasi sosial, dan
resiko perilaku kekerasan.
c. Tindak lanjut
Kesepakatan keluarga terlibat di dalam asuhan keperawatan klien
di rumah sakit dan di rumah :
Klien dapat di perlakukan seperti anggota keluarga yang
sehat
Lingkungan rumah disesuaikan dengan kondisi klien
Mengingatkan kembali keluarga untuk memotivasi klien
dan memberi pijian realistic kepada klien apabila klien
melakukan tindakan yang benar
Melibatkan klien dalam setiap kegiatan, baik dalam
lingkungan masyarakat
Terminasi:
“Bagaimana perasaan Bapak/Ibu setelah kita berdiskusi dan latihan mencegah Harga Diri
Rendah adik Bapak/Ibu?”
“Sekarang coba Bapak/Ibu sebutkan kembali cara merawat adikk bapak/Ibu”
”Bagus sekali Pak/Bu. Bagaimana jika Bapak/Ibu lebih sering mengunjungi adik Bapak/Ibu di
rumah sakit. Agar dia lebih termotivasi untuk cepat sembuh dengan megikuti aturan-aturan
pengobatan.
Baik, sampai jumpa. Assalamu’alaikum
SP 1 Keluarga : Memberikan penyuluhan kepada keluarga tentang masalah isolasi
sosial, penyebab isolasi sosial, dan cara merawat pasien dengan isolasi sosial
Orientasi:
“Assalamu’alaikum Pak”
”Perkenalkan saya perawat ivan, saya yang merawat, anak bapa/ibu di ruang Arimbi Rumah
Sakit Marzoeki Mahdi
”Nama Bapak/Ibu siapa? Senang dipanggil apa?”
Evaluasi/Validasi
” Bagaimana perasaan Bapak hari ini?
Kontrak
Topik :“Bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang masalah anak Bapak/Ibu dan cara
perawatannya”
Waktu :” Berapa lama Bapak punya waktu? Bagaimana kalau setengah jam?”
Tempat : ”Bapa/Ibu ingin ngobrol dimana? ”Kita diskusi di sini saja ya?
Kerja:
”Apa masalah yang Bp/Ibu hadapi dalam merawat Ny.S? Apa yang sudah dilakukan?”
“Masalah yang dialami oleh Ny. S disebut isolasi sosial. Ini adalah salah satu gejala penyakit
yang juga dialami oleh pasien-pasien gangguan jiwa yang lain”.
” Tanda-tandanya antara lain tidak mau bergaul dengan orang lain, mengurung diri, kalaupun
berbicara hanya sebentar dengan wajah menunduk”
”Biasanya masalah ini muncul karena memiliki pengalaman yang mengecewakan saat
berhubungan dengan orang lain, seperti sering ditolak, tidak dihargai atau berpisah dengan
orang–orang terdekat”
“Apabila masalah isolasi sosial ini tidak diatasi maka seseorang bisa mengalami Halusinasi,
yaitu mendengar suara atau melihat bayangan yang sebetulnya tidak ada.”
“Untuk menghadapi keadaan yang demikian Bapak dan anggota keluarga lainnya harus sabar
menghadapi Ny.S. Dan untuk merawat Ny.S, keluarga perlu melakukan beberapa hal. Pertama
keluarga harus membina hubungan saling percaya dengan Ny.S yang caranya adalah bersikap
peduli dengan Ny.S dan jangan ingkar janji. Kedua, keluarga perlu memberikan semangat dan
dorongan kepada Ny.S untuk bisa melakukan kegiatan bersama-sama dengan orang lain.
Berilah pujian yang wajar dan jangan mencela kondisi pasien.”
« Selanjutnya jangan biarkan Ny.S sendiri. Buat rencana atau jadwal bercakap-cakap dengan
Ny.S. Misalnya sholat bersama, makan bersama, rekreasi bersama, melakukan kegiatan rumah
tangga bersama.”
”Nah bagaimana kalau sekarang kita latihan untuk melakukan semua cara itu”
” Begini contoh komunikasinya, Pak: Ny.S, bapak lihat sekarang kamu sudah bisa bercakap-
cakap dengan orang lain.Perbincangannya juga lumayan lama. Bapak senang sekali melihat
perkembangan kamu, Nak. Coba kamu bincang-bincang dengan saudara yang lain. Lalu
bagaimana kalau mulai sekarang kamu sholat berjamaah. Kalau di rumah sakit ini, kamu sholat
di mana? Kalau nanti di rumah, kamu sholat bersana-sama keluarga atau di mushola kampung.
Bagiamana Ny.S, kamu mau coba kan ?”
”Nah coba sekarang Bapak peragakan cara komunikasi seperti yang saya contohkan”
”Bagus, Pak. Bapak telah memperagakan dengan baik sekali”
”Sampai sini ada yang ditanyakan Pak, Bu?”
Terminasi:
Subjektif :“Baiklah waktunya sudah habis. Bagaimana perasaan Bapak setelah kita latihan
tadi?”
Objektif : “Coba Bapak ulangi lagi apa yang dimaksud dengan isolasi sosial dan tanda-tanda
orang yang mengalami isolasi sosial »
« Selanjutnya bisa Bapak sebutkan kembali cara-cara merawat anak bapak yang mengalami
masalah isolasi sosial »
« Bagus sekali Pak, Bapak bisa menyebutkan kembali cara-cara perawatan tersebut »
«Nanti kalau ketemu Ny.S coba Bp/Ibu lakukan. Dan tolong ceritakan kepada semua keluarga
agar mereka juga melakukan hal yang sama. »
« Assalamu’alaikum »
SP 1 Keluarga: Memberikan penyuluhan kepada keluarga tentang cara
merawat klien perilaku kekerasan di rumah
ORIENTASI
“AssalamualaikumBapak/I bu,
“ perkenalkan nama saya Utari, saya yang akan merawat Ny.S
“Nama ibu siapa, senangnya dipanggil apa?”
Evaluasi Validasi
“bagaimana perasaan Ibu hari ini?”
Kontrak
Topik : “ Bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang masalah adik ibu dan cara
perawatnya.
Waktu : “Berapa lama ibu kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 30 menit?”
Tempat : “Dimana enaknya kita berbincang-bincang, Bu? Bagaimana kalau di ruang tamu”
KERJA
“Bu, apa masalah yang Ibu hadapi/ dalam merawat Ny.S? Apa yang Ibu lakukan? Baik Bu,
Saya akan coba jelaskan tentang marah Bapak dan hal-hal yang perlu diperhatikan.”
“Bu, marah adalah suatu perasaan yang wajar tapi bisa tidak disalurkan dengan benar akan
membahayakan dirinya sendiri, orang lain dan lingkungan.
“Yang menyebabkan adik ibu marah dan ngamuk adalah kalau dia merasa direndahkan,
keinginan tidak terpenuhi. Kalau Ny.S apa penyebabnya Bu?”
“Kalau nanti wajah suami ibu tampak tegang dan merah, lalu kelihatan gelisah, itu artinya
suami ibu sedang marah, dan biasanya setelah itu ia akan melampiaskaNyya dengan
membanting-banting perabot rumah tangga atau memukul atau bicara kasar? Kalau apa
perubahan terjadi? Lalu apa yang biasa dia lakukan?””
“Bila hal tersebut terjadi sebaiknya ibu tetap tenang, bicara lembut tapi tegas, jangan lupa jaga
jarak dan jauhkan benda-benda tajam dari sekitar bapak seperti gelas, pisau. Jauhkan juga
anak-anak kecil dari Ny.S.”
“Bila bapak masih marah dan ngamuk segera bawa ke puskesmas atau RSJ setelah sebelumnya
diikat dulu (ajarkan caranya pada keluarga). Jangan lupa minta bantuan orang lain saat
mengikat Ny.S ya bu, lakukan dengan tidak menyakiti bapak dan dijelaskan alasan mengikat
yaitu agar Ny.S tidak mencedari diri sendiri, orang lain dan lingkungan”
“Nah bu, ibu sudah lihat khan apa yang saya ajarkan kepada bapak bila tanda-tanda
kemarahan itu muncul. Ibu bisa bantu bapak dengan cara mengingatkan jadual latihan cara
mengontrol marah yang sudah dibuat yaitu secara fisik, verbal, spiritual dan obat teratur”.
“Kalau bapak bisa melakukan latihaNyya dengan baik jangan lupa dipuji ya bu”.
TERMINASI
“Bagaimana perasaan ibu setelah kita bercakap-cakap tentang cara merawat Ny.S?”
“Coba ibu sebutkan lagi cara merawat Ny.S”
“Setelah ini coba Bapa/ibu ingatkan jadual yang telah dibuat untuk Ny.S ya bu”
“Nanti kalau ketemu, Ny.S coba bapa /ibu lakukan dan tolong ceritakan kepada semua keluarga
agar mereka yang melakukan hal yang sama”
“Assalamualaikum”