Professional Documents
Culture Documents
RTM Forensik Edit
RTM Forensik Edit
Oleh:
Fahmi Firdaus (150810301032)
Dewi Ayu Hartinah (150810301035)
PEMBAHASAN:
Profesi akuntan dituding oleh sebagian pengamat ekonomi untuk bertanggungjawab atas
terjadinya krisis moneter. Oleh karena itu Akuntan sebagai suatu profesi diminta untuk
terlibat secara aktif dan harus mempunyai komitmen untuk mendukung dan mengawal
pelaksanaan reformasi ekonomi di berbagai sektor dan transparansi seluruh aktivitas
perekonomian nasional. Karena secara umum keahlian penyusunan sistem keuangan dan
penyajiannya pelaporan keuangan merupakan kompetensi profesi akuntan.
Kesadaran dunia usaha dan institusi pemerintah akan pentingnya tata kelola yang baik
(good governance) semakin meningkat. Pemerintah dan dunia usaha sangat
memperhatikan program untuk mengeliminasi fraud, baik yang dilakukan oleh aparat
pemerintahan maupun manajemen dan pimpinan perusahaan publik. Hal ini dapat dilihat
dari makin ditingkatkannya peran Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kejaksaaan,
Kepolisian, Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) dan Pusat Pelaporan dan Analisis
Transaksi Keuangan (PPATK).
A. Akuntansi Forensik
Akuntansi forensik adalah penerapan disiplin akuntansi dalam arti luas, termasuk auditing,
pada masalah hukum untuk penyelesaian hukum di dalam atau luar pengadilan. Akuntansi forensik
dipraktikkan dalam bidang yang luas, seperti:
1. Dalam penyelesaian sengketa antarinividu;
2. Di perusahaan swasta dengan berbagai bentuk hukum, perusahaan tertutup maupun yang
memperdagangkan saham atau obligasi di bursa, joint venture, special purpose companies;
3. Di perusahaan yang sebagian atau seluruh sahamnya dimiliki negara, baik di pusat maupun
di daerah (BUMN/BUMD);
KESIMPULAN:
Dalam pelaksaan prosedur audit, auditor perlu melakukan identifikasi risiko yang
nantinya memberikan andil dalam penyebab salah saji material pada tingkat laporan
keuangan dan asersi. Setelah auditor mengidentifikasi risiko yang ada, maka auditor dapat
menilai risiko tersebut dan menanggapi risiko tersebut. Auditor perlu untuk melakukan
tahap menyelesaikan tahap penilaian risiko agar nantinya dia dapat meneruskan prosedur
audit ke pada tahap 2 atau tahap selanjutnya.
REFERENSI:
Tuanakotta, T. M. 2016. Audit Kontemporer. Salemba Empat, Jakarta.