You are on page 1of 8

PILLAR OF PHYSICS, Vol. 5.

April 2015, 25-32

PENGARUH TINGGI KOLOM PADA DISTILASI TERHADAP


KADARBIOETANOL DARI TEBU(SACCHARUM OFFICINARUM)

Mely Afriani1), Gusnedi2), Ratnawulan2)


1)
Mahasiswa Fisika, FMIPA Universitas Negeri Padang
2)
Staf Pengajar Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Negeri Padang
Melyafriani@gmail.com
ABSTRAK
Bioetanol is the altenative fuel from raw material plant that contains carbohydrate which is the
sugarcane plant. The making of biooetanol from sugarcane plant done by the process of distillation. The
process of distillation is how separation of liquid from its alloy based on difference in boiling point or based
on the ability of a substance to evaporate. The process of distillation unit is referred to as a distillation
column. Distillation columns can separate between ethanol and water. The research aims to know the
influence of high columns against the resulting bioetanol levels on sugarcane juice. Result on measurement
levels bioetanol for each variation of the height of the column is obtained as follows: for the column height of
0 (No column) there are levels of 35%, for the column height of 0,5 metres there are levels of 75%, for the
column height of 1 metre there are levels of 86%, and for the column height of 2 metre there are levels of
87%. In this research founded high distillation column influence against the increasingly high levels of
bioetanol distillation column which then levels will be higher because bioetanol in column a different
pressure loss occurs and the rate of ethanol vapor.

PENDAHULUAN bakar alternatif untuk mengatasi menipisnya per-


sediaan bahan bakar yang tidak terbarukan[1]
Persediaan minyak bumi yang semakin menipis
Berbagai pengembangan terus dilakukan
membuat penurunan terhadap produksi minyak
terhadap sumber energi terbarukan sebagai energi al-
bumi. Hal ini bertolak belakang dengan penurunan
ternatif campuran bahan bakar untuk menghemat
produksi minyak bumi, kebutuhan masyarakat
penggunaan minyak. Indonesia terdapat berbagai
tehadap mnyak bumi semakin meningkat. Penurunan
sumber energi yang melimpah, contohya biodiesel
produksi minyak bumi dan meningkatnya kebutuhan
tanaman jarak pagar, maupun kedelai untuk mesin
masyarakat terhadap minyak bumi menjadikan per-
diesel atau methanol dan ethanol dari biomassa, tebu
sediaan minyak bumi semakin menipis. Menipisnya
dan jagung, yang bisa dipergunakan sebagai peng-
persediaan minyak bumi menjadikan harga minyak
ganti bensin.
bumi semakin meningkat sehingga masyarakat se-
Bagian utana dari tanaman tebu adalah akar,
makin kesulitan untuk mendapatkan minyak bumi
batang, daun dan bunga.Tanaman tebu berakar se-
tersebut. Akibatkenaikan harga bahan minyak dan
rabut. Pada tanah yang cukup cocok untuk per-
perkiraan tentang penurunan produksi minyak bumi
tumbuhan dan perkembangan tebu, panjang akar
pada masa yang akandatang mendorong penelitian
tebu dapat mencapai 2 meter. Batang tebu meru-
dan pengembangan sumber energi.
pakan bagian terpenting dalam produksi gula karena
Indonesia sudah terkenal kaya akan sumber
me-ngandung nira, pada batang tebu meng-andung
energi, baik sumber energi yang terbarukan maupun
jaringan parenkim ber-dinding tebal yang banyak
yang tidak terbarukan. Energi yang terbarukan,
mengandung cairan.
misalnya, panas bumi (geo thermal), dan gelombang
Batang tebu berbentuk tinggi kurus, tidak ber-
laut (tides). Sedangkan energi yang tidak terbarukan,
cabang dan tumbuh tegak, batang beruas-ruas
seperti minyak (oil), gas, dan batubara(coal). Mes-
dengan panjang ruas sekitar 10 - 30 cm/ruas. Pada
kipun negara ini kaya akan sumber energi, namun
batang tebu mengandung nira yang menghasilkan
pada akhir-akhir ini media masih rajin memberitakan
gula dengan kadar mencapai 20 %. Kadar gula pada
bahwa sebagian masyarakat kesulitan mendapatkan
bagian batang pangkal lebih tinggi dari pada bagian
sumber energi yang dibutuhkan untuk keperluan
ujung (pucuk).
sehari-hari seperti premium, solar, minyaktanah dan
Panjang ruas batang tebu sangat dipengaruhi oleh
LPG. Sumber minyak di Sumatra, Kalimantan dan
faktor luar, antara lain: iklim, kesuburan tanah, ke-
Jawa akan menipis masing-masing pada tahun 2014,
adaan air dan penyakit. Batang tanaman sehat mem-
2017 dan 2018. Dengan demikian diperlukan bahan

25
punyai ruas yang pendek pada bagian pangkal, se- a. Bahan berpati, berupa ubi kayu atau singkong,
makin ke atas ruas batang semakin panjang, ke- ubi jalar, sagu, jagung, sorgum, gandum, kentang,
mudian semakin pendek semakin ke atas (kepucuk). ganyong, garut, umbi dahlia, dan lain-lain.
Apabila tanaman tebu akan berbunga maka pada b. Bahan bergula, berupa tetes tebu atau molase,
ujung atas batang akan terbentuk ruas panjang dan nira tebu, nira kelapa, nira batang sorgum manis,
kecil nira aren, nira nipah, nira lontar, dan lain-lain.
Daun tebu terdiri atas dua bagian yaitu pelepah c. Bahan berselulosa, berupa limbah logging,
daun dan helai daun. Pelepah daun membalut atau limbah pertanian seperti jerami padi, ampas tebu,
membungkus ruas daun.Pelepah -pelepah daun ini tongkol jagung, onggok (limbah tapioka), dan
selain melindungi bagian batang yang masih muda, lain-lain.
juga melindungi mata. Helai daun berbentuk pita Bioetanol biasa digunakan sebagai pengganti
dengan panjang 1 – 2 meter (bergantung dari varietas bahan bakar fosil yang semakin langka pada saat
dan keadaan lingkungan) dan lebar daun 2 -7 cm. sekarang ini. Bioetanol merupakan salah satu energi
Biomassa merupakan sumber energi terbaru yang alternatif yang mulai dikembangkan oleh
mempunyai potensi tinggi.Di Negara Brazil, bio- pemerintah.
massa telah berhasil dikonversi secara efisien men- Penggunaan alkohol sebgai campuran biogasoline
jadi bahan bakar yang dikenal dengan sebutan bio- memiliki keunggulan sebagai berikut[3]:
etanol. Indonesia berpotensi sebagian produsen bio- a. Meningkatkan bilangan oktan dapat meng-
etanol terbesar. Ada 3 kelompok tanaman sumber gantikan TEL (Tetra Ethyl Lead) sebagai aditif,
bioetanol: tanaman yang mengandung pati seperti sehingga mengurangi emisi logam berat timbale
(singkong), bergula (tetes tebu) dan serat selulosa yang sangat berbahaya bagi kesehatan kita.
(batang sorgum dan bagas). Bahan yang me- b. Menghasilkan pembakaran yang lebih sempurna
ngandung pati, glukosa, dan serat selulosa ini bisa (mengurangi emisi karbonmonoksida)
dimanfaatkan sebagai bahan bakar. Itulah sebabnya c. Mengurangi emisi gas buang karbon dioksida
peluang usaha bioetanol ditanah air semakin terbuka. Sedangkan beberapa manfaat dari bioetanol yaitu [4]:
Dengan begitu bioetanol tidak hanya me- a. Mengurangi pengikisan lapisan ozon melalui
nyelamatkan. Tanah air dari krisis bahan bakar penurunan emisi oksida karbon di udara.
minyak tapi juga krisis ekonomi. b. Bahannya dapat diperbaharui
Bioetanol yang digunakan sebagai bahan bakar c. Peningkatan Laju CO2 bisa ditekan melalui foto-
mempunyai beberapa kelebihan, diantaranya murah sintesis dari tumbuhan, sementara denganmeng-
dan ramah lingkungan karena bahan bakar tersebut gunakan bahan bakar fosil akan menambah
memiliki nilai oktan 92, lebih tinggi dari premium jumlah karbon di udara akibat pengeluaran sum-
(88), sedangkan pertamax memiliki nilai oktan 94. ber karbon yang selama ini ada di dalam perut
Hal ini menyebabkan bioetanol dapat meng-gantikan bumi.
fungsi zat aditif yang sering ditambahkan untuk Produksi bioetanol ini mencakup 3 (tiga) rang-
memperbesar nilai oktan tanpa bersifat toksik kaian proses, yaitu: Persiapan bahan baku, Fer-
sehingga merupakan bahan bakar alternatif yang mentasi, dan Pemurnian [5].
potensial untuk dikembangkan [2]. a. Persiapan Bahan Baku
Pembuatan bioetanol dilakukan dengan proses Bahan baku untuk produksi bioetanol bisa di-
fermentasi bahan dan proses distilasi. Proses distilasi dapatkan dari berbagai tanaman, baik yang secara
yaitu cara pemisahan zat cair dari campurannya ber- langsung menghasilkan gula sederhana semisal
dasarkan perbedaan titik didih atau berdasarkan ke- tebu (sugarcane), gandum manis (sweet
mapuan zat untuk menguap. Pemisahan dengan cara sorghum) atau yang menghasilkan tepung seperti
distilasi tidak hanya berdasarkan pada titik didih dari jagung (corn), singkong (cassava) dan gandum
komponen-komponennya, tetapi tergantung juga (grain- sorghum) disamping bahan lainnya.
pada tinggi kolom distilasi. Persiapan bahan baku beragam bergantung pada
Sistem tinggi kolom distilasi (penyulingan) me- bahan bakunya, tetapi secara umum terbagi
rupakan sebuah proses fisika yang banyak digunakan menjadi beberapa proses, yaitu: Tebu dan Gan-
diindustri kimia ataupun industri perminyakan. dum manis harus digiling untuk mengekstrak
Tujuan dari proses ini adalah untuk memisahkan gula. Tepung dan material selulosa harus dihan-
sebuah campuran berdasarkan kecepatan atau ke- curkan untuk memecahkan susunan tepungnya
mudahan menguap (volatilitas) suatu unsur. agar bisa verinteraksi dengan air secara baik.
Bioetanol adalah cairan biokimia dari proses fer- Pemasakan, tepung dikonversi menjadi gula me-
mentasi gula dari sumber karbohidrat yang meng- lalui proses pemecahan menjadi gula kompleks
gunakan bantuan mikroorganisme. Bioetanol dapat (liquefaction) dan sakarifikasi (Saccharification)
dihasilkan dari bahan baku sebagai berikut: dengan penambahan air, enzim serta panas
(enzim-hidrolisis). Pemilihan jenis enzim sangat

26
bergantung ter-hadap supplier untuk menentukan meningkatkan konsentrasi ethanol dalam broth dan
pengontrolan proses pemasakan.Tahap mempersingkat waktu proses.
Liquefaction memer-lukan penanganan sebagai
c. Pemurnian / Distilasi
berikut:
1) Pencampuran dengan air secara merata hingga Distilasi dilakukan untuk memisahkan etanol
menjadi bubur dari beer (sebagian besar adalah air dan etanol).
2) Pengaturan pH agar sesuai dengan kondisi Titik didih etanol murni adalah 78°C sedangkan
kerja enzim air adalah 100°C (kondisi standar). Dengan me-
3) Penambahan enzim (alpha-amilase) dengan manaskan larutan pada suhu rentang 78-100°C
perbandingan yang tepat . akan mengakibatkan sebagian besar etanol me-
nguap, dan melalui unit kondensasi akan bisa di-
Pemanasan bubur hingga kisaran 80 sd 90°C,
hasilkan etanol dengan konsentrasi 95% volume.
dimana tepung-tepung yang bebas akan me-
Distilasi adalah proses pemisahan dua atau
ngalami gelatinasi (mengental seperti Jelly) se-
lebih cairan dalam larutan dengan berdasarkan
iring dengan kenaikan suhu, sampai suhu
relative volatilitynya dan perbedaan titik didihnya.
optimum enzim bekerja memecahkan struktur te-
Distilasi fraksinasi merupakan pemisahan atau
pung secara kimiawi menjadi gula komplek
pengambilan uap dari setiap tingkat yang berbeda
(dextrin).
dalam kolom distilasi. Produk yang lebih berat di-
Proses Liquefaction selesai ditandai dengan peroleh di bagian bawah, sedangkan yang lebih
parameter dimana bubur yang diproses menjadi ringan akan keluar dari bagian atas kolom. Hasil
lebih cair seperti sup. Tahap sakarifikasi pemeca- distilasi alkohol berkisar 95-96%v, pada kondisi
han gula kompleks menjadi gula sederhana) meli- tersebut campuran memben-tuk azeotrope, dimana
batkan proses sebagai berikut: campuran alkohol dan air sukar untuk dipisahkan.
1) Pendinginan bubur sampai suhu optimum Agar diperoleh konsentrasi yang lebih tinggi dari
enzim sakarifikasi bekerja Pengaturan pH kadar tersebut haruslah di-tempuh dengan cara
optimum enzim lain.
2) Penambahan enzim (glukoamilase) secara Proses produksi anhydrous alcohol, kondisi
tepat azeotrop harus dipecahkan dengan bahan pelarut
3) Mempertahankan pH dan temperatur pada lain, biasanya benzene, atau n-hexane kemudian
rentang 50 sd 60°C sampai proses saka- alkohol dipisahkan lebih lanjut dari campurannya.
rifikasi selesai (dilakukan dengan pengetesan Cara lain yang umum dipakai adalah desiccants
gula seder-hana yang dihasilkan). process, dan molecular sieves. Pada proses
b. Fermentasi desiccant, untuk men-dapatkan anhydrous alcohol
Fermentasi adalah reaksi dengan me- digunakan bahan kimia yang sifatnya stabil yang
nggunakan biokatalis untuk mengubah bahan bereaksi hanya dengan air, dan tidak bereaksi dengan
baku menjadi produk. Biokatalis yang digunakan alkohol. Contohnya adalah kalsium oksida. Reaksi
adalah bakteri, yeast atau jamur (fungi). Pro- antara CaO dengan air meng-eluarkan panas,
sesnya di-lakukan di dalam sebuah bejana yang sehingga perlu rancangan khusus pada kolomnya.
di-sebut dengan bioreaktor atau fermentor. Selain itu berbagai macam pati juga dapat dipakai
Penerapan teknologi fermentasi ethanol sebagai dessicant.
dalam skala industri, sejak Perang Dunia II Molecular sieves adalah kristal aluminosilikat,
belum ada perubahan yang mendasar. Proses fer- merupakan bahan penyaring yang tidak mengalami
mentasinya menggunakan system bacth dengan hidrasi maupun dehidrasi pada struktur kristalnya.
masa inkubasi berkisar 50 jam dan semata-mata Molekul penyaring ini secara selektif menyerap air,
mengandalkan strain khamir yang telah terpilih karena lubang kristalnya mempunyai ukuran lebih
secara nyata ver-produktivitas tinggi. kecil dibanding ukuran molekul alkohol, dan lebih
Khamir mempunyai sifat selektivitas sangat besar dibandingkan molekul air. Alkohol yang ver-
tinggi untuk membentuk ethanol (metabolite lain bentuk cair maupun uap dilewatkan kolom yang
sebagai hasil samping sangat kecil) dan sangat berisi bahan penyaring, air akan tertahan dalam
tahan terhadap perubahan kondisi pertumbuhan bahan tersebut dan akan diperoleh alcohol murni.
atau gangguan kontaminasi. Konsentrasi ethanol Biasanya proses ini menggunakan dua kolom, kolom
dalam broth di akhir proses, berkisar 8-12%v dan kedua untuk aliran uap alkohol sedangkan pada
selanjutnya dipekatkan (dimurnikan) dengan pro- kolom pertama setelah proses dialirkan udara atau
ses distilasi atau cara lain. Berbagai penelitian gas panas untuk menguapkan air. Distilasi secara
maupun pengembangan modifikasi sistem proses umum dapat dibedakan menjadi:
fermentasi dan atau penggunaan mikroba lain, te-
lah banyak dilakukan untuk memperbaiki hasil,

27
1) Distilasi Atmosferik sinasi merupakan pemisahan atau pengambilan uap
Dilakukan pada tekanan sedikit diatas tekanan dari setiap tingkat yang berbeda dalam kolom dis-
atmosfir. Minyak dipanaskan sampai temperatur tilasi. Produk yang lebih berat diperoleh di bagian
tertentu sebelum terjadi perengkahan. bawah, sedangkan yang lebih ringan akan keluar dari
Aplikasi :Crude Distillation Unit bagian atas kolom. Hasil distilasi alkohol berkisar
2) Distilasi Vakum 95-96%v, pada kondisi tersebut campuran mem-
Dilakukan pada tekanan dibawah satu atmosfir bentuk azeotrope, dimana campuran alkohol dan air
(vakum). Untuk minyak berat bertitik didih tinggi sukar untuk dipisahkan. Agar diperoleh konsentrasi
yang jika dipanaskan lebih lanjut pada tekanan yang lebih tinggi dari kadar tersebut haruslah di-
atmosfir akan terjadi perengkahan. tempuh dengan cara lain [5].
Aplikasi :Vacuum Unit Karakteristik etanol sebagai bahan bakar me-
3 ) Distilasi Bertekanan miliki nilai kerapatan massa 780 (kg/m3)(200C) dan
Untuk minyak yang mudah menguap pada kalor pembakaran 9600 (Kcal/kg). Etanol memiliki
temperatur kamar. tingkat korosi yang tinggi pada logam, namun ke-
Aplikasi :Light End Unit (Debutanizer, sesuaian terhadap bahan plastik sangat baik kecuali
Depropanizer, napthasplitter) dengan poliamida.Maka sifat etanol yang mem-
pengaruhi mutunya sebagai bahan bakar yaitu kalor
Distilasi ASTM atau distilasi Engler Derajat pembakaran, tekanan uap, angka oktan serta koro-
kemurnian relatif rendah (tidak ada kolom dan sitas.Selain itu bioetanol juga memiliki banyak sifat-
refluks). Hasil distilasi ASTM dapat digunakan un- sifat, baik secara fisika maupun kimia. Sifat Fisika
tuk menganalisis minyak mentah dengan cepat dan pada Etanol dapat dilihat pada Tabel 1 [7]
banyak digunakan untuk mengontrol operasi. Dis-
tilasi ASTM digunakan pada minyak mentah dan Tabel 1. Sifat Fisika Etanol
produk- produk minyak mentah dengan volume 100 No. Sifat FisikaEtanol Keterangan
cc dan padatekanan atmosferik.
Peralatan distilasi yang konvensional untuk 1. Berat Molekul 46,06 gr/mol
fraksinasi bahan cair secara terus-menerus terdiri 2. Titik Didih 78,4 °C
atas tiga bahan utama yaitu: 3. DEnsitas 0,7893 gr/ml
1) Pembangkit uap yang menyediakan panas yang 4. Indeks Bias 1,36143 cP
dibutuhkan untuk proses penguapan.
5. Visikositas 20°C 1,17 cP
2) Kolom fraksinasi yaitu tempat seluruh tahap
6. Panas Penguapan 200,6 kal/gr
persentuhan untuk proses pemisahan distilasi.
3) Pendingin untuk untuk memampatkan hasil 7. Warna Cairan Tidak bewarna
penguapan, dapat dilihat pada Gambar 1. 8. Kelarutan Larut dalam air
9. Aroma Memiliki aroma yang
khas

Sifat fisik dari bioetanol seperti densitas,


visikositas, dan tegangan permukaan merupakan pa-
rameter penting dalam proses pembakaran misal-nya
mempengaruhi dari desain alat yang akan di-
gunakan. Kualitas atom dan efisiensi pembakaran
juga akan ikut terpengaruhi. Hal ini karena sebagian
Gambar 1. Alat Destilasi Skala Laboratorium parameter ini menentukan kadar dari bioetanol yang
akan dihasilkan.
Standar Nasional Indonesia (SNI) bioetanol di-
Bioetanol dapat digunakan sebagai bahan bakar susun oleh Panitia Teknis Energi Baru dan terbaru-
untuk mobil, baik sendiri (E100) dalam mesin kan (PTEB) melalui tahapan-tahapan baku tatacara
khusus atau sebagai tambahan bensin untuk mesin perumusan standar nasional. Penyusunan SNI bio-
bensin. Etanol dapat dicampur dengan bensin dalam etanol Terdenaturasi untuk gasohol ini dilakukan
kuantitas yang bervariasi untuk mengurangi kon- dengan memperhatikan standar sejenis yang sudah
sumsi bahan bakar minyak bumi, dan juga untuk me- berlaku di negara-negara lain yang pemakaian bio-
ngurangi polusi udara. Produksi etanol dari tanaman etanolnya sudah luas dan mencapai tahap komersial.
akan menurunkan emisi CO2, karena tanaman Faktor lain yang juga diperhatikan adalah ke-
Distilasi adalah proses pemisahan dua atau lebih beragaman bahan baku bioetanol di tanah air.
cairan dalam larutan dengan berdasarkan relative Hasil kerja panitia PTEB adalah Standar Nasional
volatility dan perbedaan titik didih. Distilasi frak- Indonesia (SNI) bioetanol terdenaturasi yang di-

28
sahkan dengan nomor SNI DT 27-0001-2006, bedaan tingkat kemudahan menguap (volatile)
tanggal 27 Desember 2006. Standar ini menetapkan fraksi-fraksi penyusunya. Campuran yang masuk ke
persyaratan mutu yang akan digunakan sebagai dalam kolom distilasi akan dipanaskan oleh uap
bahan bakar motor bensin, yaitu sebagai komponen panas (steam) pada bagian reboiler sehingga fraksi
campuran bahan bakar bensin pada kendaraan ver- yang mudah menguap akan menguap naik ke bagian
motor atau motor bensin lainnya Syarat mutu dan atas kolom distilasi untuk selanjutnya dikond-
spesifikasi standar bioetanol terdenaturasi untuk ensasikan. Bagian yang tidak menguap akan
gasohol tertera pada Tabel 2. dikeluarkan sebagai bottom product, dapat dilihat
Tabel 2. Spesifikasi Standar Bioetanol Terdenaturasi pada Gambar 2
untuk Gasohol
Unit Spesifikasi*
No Sifat
(Min/Maks)
1 Kadar Etanol %-v, min 99,5

2 Kadar Metanol mg/l, maks 300

3 Kadar Air %-v, maks 1

4 Kadar %-v, min 2 Gambar 2. Kolom Destilasi


Denaturan %-v, maks 5
Pada kolom distilasi tipe kontinu (continuous
5 Kadar Tembaga mg/kg, maks 0,1 column) pemisahan berlangsung secara terus
(Cu) menerus. Bagian-bagian dari kolom distilasi di-
6 Keasaman Mg, maks 30 antaranya:
sebagai 1. Kolom vertikal adalah tempat terjadinya
CH3COOH pemisahan fraksi dari larutan. Nampan (tray) ber-
7 Tampakan Jernih fungsi sebagai tempat terjadinya pertukaran panas
antara cairan dari bagian atas kolom menuju ke
8 Kadar Ion Mg/l, maks 40 bawah dengan uap fraksi dari bawah yang menuju
klorida (Cl) keatas.Pertukaran panas ini berguna untuk
9 Kadar belerang Mg/l, maks 50 mening-katkan kemurnian fraksi yang ingin
(S) diambil sebagai distilat.
10 Kadar getah Mg/100l,maks 5,0 2. Ketel pemanas (reboiler) berfungsi untuk me-
(gum), dicuci manaskan kembali umpan (feed) yang berada di
11 Pi (π) 6,5-9,0 bagian dasar kolom distilasi.
3. Tipe lainreboiler adalah steam yang langsung
masuk ke dalam bagian dasar kolom untuk me-
Keterangan: manaskan umpan.
*)
Jika tidak diberikan catatan khusus, nilai batasan 4. Kondensor berfungsi untuk mengkondensasikan
(spesifikasi) yang tertera adalah nilai untuk bioetanol overhead product (distilat) yang akan ditampung
yang sudah didenaturasi. pada akumulator (reflux drum).
Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat ber- 5. Distilat dan bottom product adalah hasil
manfaat bagi industri untuk mengetahui bahan bakar pemisahan kolom distilasi.Reflux adalah distilat
alternatif pengganti minyak tanah.Bermanfaat bagi yang dikembalikan ke dalam kolom distilasi.
peneliti sebagai bekal awal dalam mengembangkan Rantai hidrokarbon minyak bumi Seperti kita
diri dalam bidang penelitian serta untuk memenuhi ketahui dalam kimia organik bahwa senyawa hidro-
salah satu syarat sarjana fisika pada program studi karbon, terutama yang parafinik dan aromatik, mem-
Fisika FMIPA Universitas Negeri Padang. punyai trayek didih masing-masing, dimana panjang
Pada data eksperimen, hampir seluruh data dari rantai hidrokarbon berbanding lurus dengan titik
variasi ketinggian menunjukan ada peningkatan didih dan densitasnya.
kadar distilat (etanol) saat tinggi saluran masuk Semakin panjang rantai hidrokarbon maka trayek
(inlet) dinaikkan. Oleh karena itu, terdapat hubungan didih dan densitasnya semakin besar sifat fisika
antara beda ketinggian dengan kadar distilat karena inilah yang kemudian menjadi dasar dalam Proses
didalam kolom terjadi penurunan beda tekanan dan Primer.Pemisahan minyak bumi dengan distilasi ber-
laju alir uap etanol. tingkat dapat dilihat pada Gambar 3
Kolom distilasi adalah tempat terjadinya proses
distilasi yaitu pemisahan campuran bahan menjadi
fraksi-fraksi yang lebih murni berdasarkan per-

29
menjadi sederhana dengan bantuan mikroorganisme
sehingga menghasilkan energi, dapat dilihat pada
Gambar 4

Gambar 4. Fermentasi 2 Minggu


Gambar3.Pemisahan Minyak Bumi dengan Distilasi 3. Uji glukosa
Bertingkat Pada saat percobaan uji glukosa yang digunakan
Perbedaan titik didih setiap komponen hidro- untuk pembuatan bioetanol diawali dengan meng-
karbon maka komponen-komponen tersebut akan ambil larutan sebanyak 1 liter. Kemudian ukur kadar
terpisah dengan sendirinya, dimana hidrokarbon glukosa tersebut sehingga mencapai persyaratan
ringan akan berada dibagian atas kolom diikuti pembuatan bioetanol yaitu 14 %. Jika glukosanya
dengan fraksi yang lebih berat dibawahnya. Pada tidak mencapai 14% maka tambahkan air sehingga
tray (sekat dalam kolom) komponen itu akan mencapai kadar glukosa tersebut.
terkumpul sesuai fraksinya masing-masing. 4. Persiapan Kolom distilasi
Pada setiap tingkatan atau fraksi yang terkumpul Sebelum melakukan penelitian dilakukan
kemudian dipompakan keluar kolom, didinginkan persiapan kolom destilasi yang akan digunakan
dalam bak pendingin, lalu ditampung dalam tanki sewaktu melakukan penelitian yakni persiapkan
produknya masing-masing. Produk ini belum bisa tinggi kolom destilasi dengan ketinggian 0.5 meter, 1
langsung dipakai, karena masih harus ditambahkan meter dan 2 meter, dapat dilihat pada Gambar 5
aditif zat penambah agar dapat memenuhi spesi-
fikasi atau persyaratan atau baku mutu yang ditentu-
kan oleh dirigen migasuntuk masing-masing produk.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat
eksperimen yang dilaksanakan di laboratorium bio-
fisika dan material universitas negeri padang. Para- Gambar 5. Kolom Distilasi
meter yang diukur dalam penelitian ini adalah tinggi
kolom distilasi terhadap kadar alkohol bioetanol 5. Hasil Destilasi
Dari hasil distilasi didapat bioethanol kemudian
1. Proses Persiapan Bahan Baku diukur kandungan alkohol dengan menggunakan
Pada saat percobaan bahan-bahan yang di- alkoholmeter.seperti yang diperlihatkan pada
gunakan untuk pembuatan bioetanol yaitu air Gambar 6
tebu,ragi dan air. Dalam proses uji coba dibutuhkan
tabung atau ruang kedap udara agar terjadi proses
fermentasi, alat untuk melakukkan uji coba disebut
juga dengan tabung fermentor.
Perhitungan dasar pembuatan bioetanol
Massa air tebu : 4 kg
Kadar air tebu dalam larutan : 15 %
Volume dalam larutan :13.4 liter
Jumlah air : 13,42=11.4 liter Gambar 6. Hasil Distilasi
Sampel pembuatan bioetanol Air tebu : 4 kg
Ragi : (2/70) x 700 gr = 20 gram HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

2. Proses fermentasi 1. Hasil Penelitian


Proses fermentasi diawali dengan memasukan 20 Pada hasil penelitian tentang pengaruh tinggi
gram ragi dan 1 liter air tebu ke dalam aqua galon kolom terhadap kadar bioetanol yang dihasilkan. Ha-
dan fermentasi dilakukan selama 2 minggu. Fer- sil penelitian yang akan disajikan meliputi tabel data
mentasi bertujuan untuk pemecahan karbohidrat dan dan grafik yang akan di plot menggunakan microsoft
asam amino secara anaerob. Peruraian dari kompleks excel.

30
Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan yang mengandung bioetanol dapat dilihat pada Tabel
bioetanol dengan kadar 87 % yang berasal dari 3 berikut:
tanaman tebu. Bioetanol dengan kadar 87 % dapat
dijadikan pengganti bahan bakar minyak, sehingga Tabel 3. Hasil Kadar Bioetanol 7% Setelah
meminimalisir penggunaan bahan bakar minyak Menggunakan Tinggi Kolom Distilasi
yang berasal dari fosil yang ketersediaannya mulai
menipis. Mendapatkan bioetanol dengan kadar 87% Kadar Bioetanol (%)
sangat sulit jadi dalam penelitian ini digunakan Tinggi Sebelum Sesudah ΔK
tinggi kolom. Penelitian ini dilakukan dengan kolom destilasi Destilasi (Kenaikan
memvariasikan tinggi kolom, dimana tinggi kolom Kadar)
yang digunakan yaitu tanpa kolom, 0.5 meter, 1 Tanpa 7 35 28
meter dan 2 meter. Sebelum mendapatkan hasil Kolom
kadar bioetanol dengan tinggi kolom, proses bio- 0,5 Meter 7 75 68
etanol ini mencakup 3 proses, yaitu: Persiapan bahan 1 Meter 7 86 79
baku, fermentasi, dan distilasi
2 Meter 7 87 80
a) Persiapan bahan baku
Bahan baku untuk bioetanol didapatkan dari Pada Tabel 3 dapat dilihat bahwa kolom distilasi
tanaman, baik yang secara langsung menghasilkan yang digunakan bervariasi dengan tinggi tersebut
gula sederhana yaitu tebu (sugarcane). Tebu manis yang mempengaruhi kadar bietanol. Pada Tabel 3
harus digiling untuk mengekstrak gula kadar bietanol sebelum didistilasi dan setelah didis-
b) Fermentasi dengan Ragi tilasi maka kadar bietanol semakin meningkat ter-
Sampel yang telah melalui proses fermetasi se- gantung dari ketinggian kolom distilasi. ΔK me-
banyak 5 liter diambil sesuai dengan waktu peng- rupakan total kenaikan kadar bioetanol yang di-
ambilannya 12 hari. Kemudian dilakukan pengujian dapatkan setelah dilakukan distilasi dengan meng-
kadar bioetanol setelah fermentasi. Tujuan dari peng- gunakan tinggi kolom. Pada tanpa kolom distilasi
ujian adalah untuk mengetahui perubahan kadar bio- terjadi peningkatan kadar bioetanol menjadi 28%,
etanol yang terkandung didalam sampel setelah sedangkan pada tinggi kolom 0,5 meter terjadi pe-
mengalami proses fermentasi oleh ragi. ningkatan kadarnya sebanyak 68%. Pada tinggi
Pengukuran kadar bioetanol dilakukan di labor- kolom 1 meter kadar bioetanol meningkat menjadi
atorium biofisika. Kadar bioetanol yang terukur 79% sedangkan pada tinggi kolom 2 meter kadar
sama. Penambahan ragi digunakan sebagai nutrisi bioetanol menjadi meningkat 80 %. Maka didapat-
untuk pertumbuhan mikroba dan pembentukkan bio- kan hubungan tinggi kolom terhadap kadar bietanol
etanol sebagai produk fermentasi.Proses fermentasi yaitu semakin tinggi kolom distilasi maka kadar
karbohidrat terlebih dahulu dipecah menjadi glukosa, bietanol semakin meningkat.
kemudian glukosa dipecah menjadi lagi menjadi Pada Tabel 3 terlihat bahwa semakin tinggi
alkohol, asam asetat dan senyawa organik lainnya. kolom distilasi maka kadar bioetanol yang dihasilkan
Pertumbuhan Saccaromyces cerevisiae akan meng- semakin meningkat. Berdasarkan Tabel 3 dapat di-
ubah gugus glu-kosa yang terdapat pada tiap sampel Gambarkan dengan Grafik pengaruh Tinggi kolom
menjadi bioetanol (C2H5OH). distilasi terhadap kadar bioetanol 2%, seperti di-
Semakin besar jumlah ragi dan semakin lama tunjukkan oleh Gambar 7
waktu fermentasi, maka semakin besar pula jumlah
Saccaromyces cerevisiae yang terdapat dalam
sampel sehingga semakin banyak pula gula yang 86% 87%
diubah menjadi alkohol sehingga terjadi penurunan 100%
kadar bioetanol. 75%
Kadar Bioetanol (%)

80%
c) Distilasi 60%
Tahap distilasi, sampel kemudian diuji melalui 35%
pengujian sifat-sifat fisiknya, yaitu bioetanol mem- 40% v%
punyai sifat jernih, tidak berwarna, beraroma khas
20%
alkohol yang dapat diterima oleh indera penciuman
dan berfasa cair pada suhu kamar. Sifat bioetanol 0%
juga mudah terbakar denga nyala apiberwarna biru 0 0,5 1 2
dan tidak berasap. Untuk mendapatkan bioetanol
Tinggi Kolom ( Meter )
dengan kadar 87% dalam penelitian ini digunakan
tinggi kolom. Berikut ini adalah variasi tinggi kolom
Gambar7. Pengaruh Tinggi Kolom Terhadap
KadarBioetanol

31
Berdasarkan Gambar 7 untuk kenaikan kadar kadar bioetanol yang lebih tinggi sehingga bisa
bioetanol 2% terlihat bahwa semakin tinggi kolom digunakan sebagai pe-ngganti bahan bakar minyak
distilasi maka kadar bioetanol semakin tinggi. Pada bumi yang semakin menipis.
tanpa kolom, kadar bioetanol yang didapatkan 35%, KESIMPULAN
pada tinggi kolom 0,5 meter didapatkan kadar bio-
Dari pembahasan dan analisia grafik sebelumnya
etanol 73% sedangkan pada tinggi kolom 1 meter
maka dapat diambil kesimpulan terdapat pengaruh
kadar bioetanol yang dihasilkan 86% dan pada tinggi
tinggi kolom pada distilasi.Semakin tinggi kolom
kolom 2 meter kadar bioetanol yang dicapai 87%.
dis-tilasi maka kadar bioetanol akan semakin tinggi.
2. Pembahasan Ini terjadi adanya hubungan antara beda ketinggian
Berdasarkan hasil analisa dan pengolahan data dengan kadar distilat karena didalam kolom terjadi
penelitian bahwa dapat diketahui kadar bioetanol penurunan beda tekanan dan laju alir uap etanol
dari tanaman tebu tertinggi yaitu 87% dengan tinggi
DAFTAR PUSTAKA
kolom 2 meter. Pada penelitian ini tahap awal di-
lakukan yakni fermentasi bahan tebu selama 2 .[1]Anonim. 2004. Asam Basa-Kimia Analisis II.
minggu dengan kadar awalnya 2 %. Departemen Pendidikan Nasional: Jakarta.
Tinggi kolom juga berpengaruh terhadap ke-naikan [2]
Anonim.2005. Asam Basa-Kimia Analisis II.
kadar. Semakin tinggi kolom maka kenaikan kadar
Departemen Pendidikan Nasional: Jakarta.
bioetanol juga semakin naik. Hal ini sama bahwa
didapatkan kadar bioetanol yang tertinggi pada [3]
tinggi kolom. Hal ini disebabkan adanya hu-bungan Kuncoro.1993. Pengaruh Lama Pendidihan
terhadap Penurunan Kadar HCN pada Kulit
antara beda ketinggian dengan kadar distilat karena
Ketela Pohon. KTI D3 Analis Kesehatan
didalam kolom terjadi penurunan beda tekanan dan
Untag : Semarang
laju alir uap etanol.
Metode pemisahan Hukum Raoult berdasarkan [4]
perbedaan titik didih. Hukum Raoult digunakan Daniel, J.S and Charlotte, M. 1998. Lemon Cells
Revisited-The Lemon-Powered Calculator.
untuk menjelaskan fenomena yang terjadi pada
Journal of Chemical Education.Department of
proses pemisahan yang menggunakan metode des-
Chemistry, Tennessee Technological
tilasi menjelaskan bahwa tekanan uap suatu kom-
University. Cookeville. Vol 75
ponen yang menguap dalam larutan samadengan
tekanan uap komponen murni dikalikan fraksimol [5]
komponen yang menguap dalam larutan pada suhu Departemen Perindustrian RI. 1999. Toksikologi
Bahan Pangan Untuk SMAK. Pusat
yang sama.
Pendidikan Perindustrian : Jakarta
Pada penelitian ini dipisahkan campuran yang
terdiri dari air dan etanol.Titik didih air adalah [6]
Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika. Erlangga:
100oC, sedangkan etanol memilki titik didih
78oC.Karena kedua zat tersebut memiliki perbedaan Jakarta
titik didih yang cukup besar. Penelitian dengan [7]
Hanum, I. 2012. Tinjauan Instalasi Pengolahan Air
tinggi kolom dan kadar tertinggi yaitu tinggi kolom 2
Limbah Industri Tekstil PT. Sukun Tekstil
meter didapatkan kadar bioetanol 87%, pada tinggi
Kudus. UNY: Yogyakarta
kolom 1 meter didapatkan kadar bioetanol 86%,
pada tinggi kolom 0.5 meter didapatkan kadar [8]
bioetanol 75% sedangkan tanpa kolom didapatkan Purnomo, H. 2010. Pengaruh Keasaman Buah
kadar bioetanol 35%. Penelitian dilakukan agar me- Jeruk Terhadap Konduktivitas Listrik.
Teknik Elektro Politeknik Semarang:
ngetahui pengaruh tinggi kolom terhadap kadar
Semarang
bioetanol sehingga nantinya akan menghasilkan

32

You might also like