You are on page 1of 203

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Siswa belajar lebih baik melalui kegiatan mengalami sendiri dalam

lingkungan yang alamiah. Ada kecendrungan dewasa ini untuk kembali pada

pemikiran bahwa siswa akan belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan

1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
alamiah. Belajar akan lebih bermakna jika siswa ‘mengalami’ apa yang

dipelajarinya, bukan ‘mengetahui’-nya.

Pembelajaran yang berorientasi target penguasaan materi terbukti

berhasil dalam kompetisi ‘mengingat’ jangka pendek, tapi gagal dalam

membekali siswa memecahkan persoalan dalam kehidupan jangka panjang.

Itulah yang terjadi di kelas-kelas sekolah kita dalam beberapa dekade selama

ini.
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
Pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning)

merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi

yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa

membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan

penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan

masyarakat.

3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
Dengan konsep itu, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna

bagi siswa. Proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan

siswa bekerja dan mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa.

Strategi pembelajarn lebih dipentingkan dari pada hasil.

Dalam konteks itu, siswa perlu mengerti apa makna belajar, apa

manfaatnya, dalam status apa mereka dan bagaimana mencapainya. Mereka

sadar bahwa apa yang mereka pelajari berguna bagi hidupnya nanti. Dengan
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
begitu mereka memposisikan sebagai diri sendiri yang memerlukan suatu

bekal untuk hidupnya nanti. Mereka mempelajari apa yang bermanfaat bagi

dirinya dan berupaya menggapainya. Dalam upaya itu, mereka memerlukan

guru sebgai pembimbing.

Dalam kelas kontekstual, tugas guru adalah membantu siswa mencapai

tujuannya. Maksudnya, guru lebih banyak berurusan dengan strategi daripada

memberi informasi. Tugas guru mengelola kelas sebagai sebuah tim yang
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
bekerja bersama untuk menemukan sesuatu yang baru bagi anggota kelas

(siswa). Sesuatu yang baru (baca: pengetahuan dan keterampilan) datang dari

‘menemukan diri’ bukan dari ‘apa kata guru’. Begitulah peran guru di kelas

yang dikelola dengan pendekatan kontekstual.

Kontekstual hanya sebagai strategi pembelajaran. Seperti halnya

strategi pembelajaran yang lain, kontekstual dikembangkan dengan tujuan

6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
agar pembelajaran lebih produktif dan bermakna. Pendekatan kontekstual

dapat dijalankan tanpa harus mengubah kurikulum dan tatanan yang ada.

Setiap mata pelajaran dapat dikemas melalui pendekatan pembelajaran

kontekstual, termasuk mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Lebih-

lebih mengingat bahasa Indonesia adalah alat komunikasi antara anggota

masyarakat. Untuk itu bahasa Indonesia harus dikuasai oleh masyarakat

7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
Indonesia dan dijadikan sebagai bahasa pengantar setiap mata pelajaran di

sekolah-sekolah.

Sebagai mata pelajaran inti, nilai pelajaran Bahasa Indonesia tidak

boleh kurang dari 75. Namun kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa nilai

pelajaran bahasa Indonesia para siswa masih kurang. Banyak hal yang

menyebabkan nilai bahasa Indonesia siswa masih kurang, salah satu di

8
8
8
8
8
8
8
8
8
8
8
8
8
8
8
8
8
8
8
8
8
8
8
8
8
8
8
8
8
8
8
8
8
8
8
8
antaranya adalah karena kekurangcermatan siswa dalam menggunakan ejaan

dan tanda baca dalam bahasa tulis.

Faktor lain yang juga dapat menyebabkan nilai siswa kurang adalah

karena motivasi belajar yang lemah atau menurun. Hal itu dapat dicermati

ketika guru menjelaskan materi pelajaran di kelas. Siswa masih banyak

ditemukan bermain dan bercerita dengan teman-temannya. Bahkan mereka

tidak ada yang bertanya tentang materi yang belum jelas. Ada anggapan dari
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
sebagian siswa bahwa kegiatan di kelas atau bersekolah hanyalah rutinitas

semata untuk mencari nilai sebagai syarat untuk mendapatkan ijazah.

Disamping itu, masih banyak guru mengajar hanya untuk memenuhi

target kurikulum tanpa menyadari apakah siswa sudah mengerti materi yang

diberikan atau belum. Guru juga masih mengalami kesulitan untuk mengajar

karena metode yang digunakan mungkin tidak cocok. Kenyataan ini tidak

10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
dapat dibiarkan terus. Sebagai guru, peneliti memiliki rasa tanggung jawab

yang besar mencari alternatif solusi guna memperbaikinya.

Sesuai dengan kurikulum yang kita gunakan sekarang yaitu kurikulum

Tingkat satuan Pendidikan ( KTSP ), maka penerapan pendekatan Contextual

Teaching and Learning (CTL) atau Pendekatan Pengajaran dan Pembelajaran

Kontekstual menjadi pilihan atau alternatif yang sangat tepat. Salah satu

model pembelajaran dalam CTL adalah Kooperatif Tipe STAD (Student


11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
Teams Achievement Division). Model pembelajaran Tipe STAD merupakan

suatu pendekatan pembelajaran Kooperatif sederhana yang diperkenalkan oleh

Slavin.

Langkah-Langkah model pembelajaran kooperatif tipe student team

achievement divisioan ( STAD ) adalah:

1. Membentuk kelompok yang anggotanya 4 (empat) orang secara

heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dan lain-lain);


12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
2. Guru menyajikan pelajaran;

3. Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh

anggota-anggota kelompok. Anggotanya tahu menjelaskan pada anggota

lainnnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti;

4. Guru memberi kuis / pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat

menjawab kuis tidak boleh saling membantu;

5. Memberi evaluasi; dan


13
13
13
13
13
13
13
13
13
13
13
13
13
13
13
13
13
13
13
13
13
13
13
13
13
13
13
13
13
13
13
13
13
13
13
13
6. Kesimpulan.

Lebih lanjut dalam pelaksanaanya guru menyajikan informasi baru

kepada siswa dengan menggunakan teks bacaan. Kemudian siswa dalam satu

kelas dibagi menjadi kelompok-kelompok yang beranggotakan 4 - 5 orang dan

setiap kelompok haruslah heterogen. Artinya, tiap kelompok terdiri atas laki-

laki dan perempuan, berasal dari berbagai suku, dan secara merata memiliki

kemampuan tinggi, sedang, dan rendah.


14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
Kemudian guru memilih topik pelajaran yang akan dibahas oleh siswa.

Dengan menggunakan lembar kegiatan siswa, secara berkelompok mereka

menuntaskan materi pelajaran dengan cara tidak saling membantu satu sama

lain dalam memahami materi pelajaran yang diberikan melalui tutorial, kuis,

atau diskusi kelompok. Setiap minggu atau dua minggu diadakan kuis dan

diberikan skor. Hasil kuis, baik itu secara kelompok maupuan individu

diumumkan kepada siswa.


15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
Bertolak dari pemikiran di atas, maka sebagai upaya kearah perbaikan

kualitas pembelajaran bahasa Indonesia, peneliti perlu melakukan Penelitian

Tindakan Kelas (PTK) dengan judul : “Penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe Student team achievement divison ( STAD ) untuk

meningkatkan kualitas pembelajaran bahasa indonesia bahan kajian

menyunting ejaan dan tanda baca di kelas IV SDN 16 Dompu Kecamatan

Dompu Kabupaten Dompu tahun pelajaran 2015 - 2016“.


16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
B. Identifikasi Masalah

Dari uraian latar belakang masalah di atas maka masalah dalam penelitian

dapat diidentifikasi sebagai berikut :

1. Apakah ada peningkatan prestasi belajar siswa pada pelajaran

Bahasa Indonesia bahan kajian menyunting ejaan dan tanda baca pada

siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe student

team achievement division ( STAD ) ?


17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
2. Bagaimanakah aktivitas siswa dan guru Bahasa Indonesia selama

proses pembelajaran berlangsung ?

3. Bagaimanakah kemampuan siswa dalam pembelajaran Bahasa

Indonesia pada menyunting ejaan dan tanda baca dengan menerapkan

model pembelajaran kooperatif tipe student team achievement division

( STAD )?

18
18
18
18
18
18
18
18
18
18
18
18
18
18
18
18
18
18
18
18
18
18
18
18
18
18
18
18
18
18
18
18
18
18
18
18
4. Bagaimanakah respon siswa terhadap proses pembelajalan Bahasa

Indonesia dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe student

team achievement division ( STAD )?

5. Apakah ada peningkatan kemampuan siswa dengan menerapkan

model pembelajaran kooperatif tipe student team achievement division

( STAD )?

C. Pembatasan dan Rumusan Masalah


19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
Dari identifikasi masalah di atas ,maka rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student

team achievement division ( STAD ) dapat meningkatkan prestasi belajar

siswa pada pelajaran bahasa indonesia bahan kajian menyunting ejaan dan

tanda baca di kelas IV SDN 16 Dompu Kecamatan Dompu Kabupaten

Dompu tahun pelajaran 2015 - 2016?


20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
2. Bagaimanakah respon siswa terhadap proses pembelajaran bahasa

indonesia dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe student

team achievement division ( STAD ) ?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan utama dari penelitian tindakan ini adalah untuk mengetahui :


21
21
21
21
21
21
21
21
21
21
21
21
21
21
21
21
21
21
21
21
21
21
21
21
21
21
21
21
21
21
21
21
21
21
21
21
1. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student team

achievement division ( STAD ) dalam meningkatkan prestasi belajar siswa

pada pelajaran Bahasa Indonesia bahan kajian menyunting ejaan dan tanda

baca di kelas IV SDN 16 Dompu Kecamatan Dompu Kabupaten Dompu

tahun pelajaran 2015 - 2016?

22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
2. Respon siswa terhadap proses pembelajalan Bahasa Indonesia

dengan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe student

team achievement division ( STAD )

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat :

23
23
23
23
23
23
23
23
23
23
23
23
23
23
23
23
23
23
23
23
23
23
23
23
23
23
23
23
23
23
23
23
23
23
23
23
1. Sebagai bahan refleksi dalam upaya meningkatkan kualitas

pembelajaran di sekolah khususnya pada mata pelajaran bahasa Indonesia

di SD.

2. Jika penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD ini

terbukti dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, maka dapat

dipertimbangkan sebagai bahan uji pelatihan bagi guru di masa

mendatang.
24
24
24
24
24
24
24
24
24
24
24
24
24
24
24
24
24
24
24
24
24
24
24
24
24
24
24
24
24
24
24
24
24
24
24
24
3. Hasil penelitian ini dapat digunakan bahan pertimbangan dalam

melakukan supervisi di sekolah pada umumnya, dan khususnya di SD .

4. Hasil penelitian ini memberikan kesempatan kepada ,guru ,dan

karyawan tata usaha di sekolah, untuk dapat aktif dalam kegiatan sekolah,

terutama dalam meningkatkan mutu pendidikan.

25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
5. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi pada

hasanah pengetahuan yang berkaitan dengan teori pembelajaran terutama

pelajaran bahasa indonesia.

6. Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk referensi bagi penelitian

berikutnya.

26
26
26
26
26
26
26
26
26
26
26
26
26
26
26
26
26
26
26
26
26
26
26
26
26
26
26
26
26
26
26
26
26
26
26
26
27
27
27
27
27
27
27
27
27
27
27
27
27
27
27
27
27
27
27
27
27
27
27
27
27
27
27
27
27
27
27
27
27
27
27
27
28
28
28
28
28
28
28
28
28
28
28
28
28
28
28
28
28
28
28
28
28
28
28
28
28
28
28
28
28
28
28
28
28
28
28
28
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Tinjauan Tentang Pembelajaran Kooperatif
Dalam proses pembelajaran diupayakan guru dapat memandirikan
siswa untuk belajar,bekerjasama, menilai diri sendiri dan diutamakan agar
siswa mampu membangun pemahaman dan pengetahuannya. Setelah
29
29
29
29
29
29
29
29
29
29
29
29
29
29
29
29
29
29
29
29
29
29
29
29
29
29
29
29
29
29
29
29
29
29
29
29
mengikuti pembelajaran siswa memperoleh ketrampilan atau kecakapan
hidup yaitu sikap dan perilaku siswa yang adaptif, kooperatif, dan kompetitif
dalam menghadapi tantangan dan tuntutan kehidupan sehari hari secara
efektif. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan model atau metode
pembelajaran dalam proses pembelajaran agar siswa dapat memperoleh
pengalaman belajar yang optimal.Dengan demikian pengalaman belajar siswa
yang spesifik dan bermakna bergantung pada kemampuan guru dalam
menguasai atau menerapkan metode pembelajaran yang telah dipilih dalam
menyampaikan materi pelajaran pada saat proses pembelajaran.
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
Pada dasarnya model pembelajaran kooperatif adalah suatu model
pembelajaran di mana guru mengajarkan kepada siswa untuk bekerjasama
dalam suatu tugas bersama dan mereka harus mengkoordinasikan usahanya
untuk menyelesaikan tugasnya.Sehingga dua atau lebih individu saling
tergantung satu sama lain untuk mencapai satu penghargaan bersama. Ciri ciri
khusus pembelajaran kooperatif yaitu siswa bekerja dalam kelompok secara
kooperatif untuk menuntaskan materi belajarnya.Kelompok dibentuk dari
siswa yang memiliki kemampun tinggi,sedang dan rendah,bilamana mungkin

31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
anggota kelompok berasal dari kedudukan sosial dan jenis kelamin yang
berbeda beda. Penghargan lebih berorientasi pada individu ( Nur,M:1999 ).
Model pembelajaran kooperatif dikembangkan agar siswa atau
individu memperoleh pengalaman dan kecakapan hidup antara lain : memiliki
rasa tanggung jawab atas segala sesuatu yang terjadi pada
kelompoknya,pembagian tugas,kepemimpinan dan tanggung jawab yang
sama dengan anggota di dalam kelompoknya,memiliki tujuan yang sama di
dalam kelompoknya,ketrampilan untuk belajar bersama selama proses
belajarnya,pertanggungjawaban secara individual materi yang ditangani di
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
dalam kelompoknya. Selain kecakapan hidup yang diperoleh oleh
siswa,pembelajaran kooperatif juga dikembangkan untuk mencapai setidak
tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting,yaitu hasil belajar
akademik,penerimaan terhadap keragaman,dan pengembangan ketrampilan
sosial ( Nur,M:2000 ).
Siswa yang tergabung dalam kelompok akan bekerjasama dalam
menyelesaikan tugas tugas akademik dan guru yang mengarahkan pada
hubungan ide ide yang terdapat di dalam materi tersebut,sehingga siswa dapat
meningkatkan kemampuan akademiknya dan dapat berpikir trampil untuk
33
33
33
33
33
33
33
33
33
33
33
33
33
33
33
33
33
33
33
33
33
33
33
33
33
33
33
33
33
33
33
33
33
33
33
33
menyelesaikan materi belajarnya.Dengan latar belakang siswa yang berbeda
beda di dalam kelompok,siswa bekerja sama dengan saling bergantung satu
sama lain atas tugas tugas bersama.Sehinga siswa dapat menerima terhadap
keragaman ,baik ras,budaya,kelas sosial.Dengan demikian pembelajaran
kooperatif mengajarkan kepada siswa tentang ketrampilan kerjasama dan
kolaborasi.
Dalam model pembelajaran kooperatif dengan strategi investigasi
kelompok terdiri dari enam sintaks atau tahapan utama.Keenam tahapan yang
dimaksud adalah sebagai berikut : Tahap I Pemilihan topik,dengan kegiatan
34
34
34
34
34
34
34
34
34
34
34
34
34
34
34
34
34
34
34
34
34
34
34
34
34
34
34
34
34
34
34
34
34
34
34
34
siswa memilih sub topik khusus di dalam masalah umum yang biasanya telah
ditetapkan oleh guru.Tahap II Perencanaan kooperatif,dengan kegiatan siswa
dan guru merencanakan prosedur pembelajaran,tugas dan tujuan yang
konsisten dengan sub topik yang telah ditentukan.Tahap III Implementasi
,dengan kegiatan siswa merencanakan kegiatan yang telah dikembangkan di
tahap kedua.Tahap IV Analisis dan Sintesis,dengan kegiatan iswa
menganalisis dan mengevaluasi informasi yang diperoleh dan merencanakan
informasi yang diringkas dan akan disajikan dengan cara yang menarik
sebagai bahan untuk dipresentasikan kepada seluruh siswa.Tahap V
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
Presentasi hasil final,dengan kegiatan semua kelompok menyajikan hasil
penyelidikan dengan cara yang menarik dengan tujuan agar siswa terlibat
dengan topik yang dibahas.Tahap VI Evaluasi,dengan kegiatan siswa dan
guru mengevaluasi tiap kelompok dengan penilaian secara individu atau
kelompok.
Lingkungan belajar untuk pembelajaran kooperatif strategi investigasi
kelompok dicirikan oleh proses demokrasi dan peran aktif siswa dalam
menentukan apa yang harus dipelajari dan bagaimana mempelajarinya.Guru
menerapkan suatu struktur tingkat tinggi dalam pembentukan kelompok dan
36
36
36
36
36
36
36
36
36
36
36
36
36
36
36
36
36
36
36
36
36
36
36
36
36
36
36
36
36
36
36
36
36
36
36
36
mendefinisikan semua prosedur,namun siswa diberi kebebasan dalam
mengendalikan diri dari waktu ke waktu di dalam kelompoknya.Selain
unggul dalam membantu siswa memahami konsep konsep sulit,model ini
sangat berguna untuk membantu siswa menumbuhkan kemampuan kerja
sama,berfikir kritis,dan kemampuan membantu teman.
Para ahli teori dan peneliti membrikan pandangan teoritis terhadap
pembelajaran kooperatif tentang bagaimana individu belajar dari
pengalaman.Pengalaman memberi wawasan,pemahaman dan teknik teknik
yang sulit untuk dipaparkan kepada seseorang yang tidak memiliki
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
pengalaman serupa.Tingkah laku kooperatif dipandang sebagai dasar
demokrasi dan sekolah dipandang sebagai laboratorium untuk
mengembangkan tingkah laku demokrasi.Kelas seharusnya mencerminkan
masyarakat yang lebih besar dan berfungsi sebagai laboratorium untuk belajar
tentang kehidupan nyata,guru menciptakan di dalam lingkungan
belajarnya.Jadi dalam pembelajaran kooperatif mencerminkan pandangan
bahwa manusia belajar dari pengalaman mereka dan berpartisipasi aktif
dalam kelompok kecil membantu siswa belajar ketrampilan sosial yang

38
38
38
38
38
38
38
38
38
38
38
38
38
38
38
38
38
38
38
38
38
38
38
38
38
38
38
38
38
38
38
38
38
38
38
38
penting,sementara itu secara bersamaan mengembangkan sikap demokrasi
dan ketrampilan berpikir logis.
Pelaksanaan pembelajaran kooperatif secar garis besar ditentukan oleh
dua hal,yaitu tugas tugas perencanaan dan tugas tugas interaktif.Tugas tugas
perencanaan memilih pendekatan ,memilih materi yang sesuai,pembentukan
kelompok siswa,pengembangan materi dan tujuan,mengenalkan kepada siswa
tugas dan peran,dan merencanakan waktu dan tempat.Sedangkan tugas tugas
interaktif adalah sesuai dengan sistaks atau langkah langkah model
pembelajaran kooperatif strategi investigasi kelompok, yaitu pemilihan
39
39
39
39
39
39
39
39
39
39
39
39
39
39
39
39
39
39
39
39
39
39
39
39
39
39
39
39
39
39
39
39
39
39
39
39
topik,perencanaan kooperatif, implementasi, analisis dan sintesis, presentase
hasil final, dan evaluasi.
Tugas Perencanaan
Pembelajaran kooperatif dicirikan pada siswa yang bekerja dalam
kelompok kecil untuk melakukan penyelidikan pada sub topik tertentu yang
telah ditetapkan terlebih dahulu oleh guru.Perencanaan untuk pembelajaran
kooperatif terpusat pada siswa yang membutuhkan perencanaan yang lebih
baik dari guru.Perencanaan itulah yang memudahkan pelaksanaan berbagai
fase pembelajaran kooperatif.
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
Pada dasarnya pembelajaran kooperatif memiliki empat pendekatan
yang merupakan bagian dari kumpulan strategi guru untuk mengajar,yaitu
STAD (Student Teams Achievement Division). Jigsaw,investigasi
kelompok,dan pendekatan struktural.Dari ke empat pendekatan di atas yang
dapat membantu siswa untuk berpikir trampil dan menyelesaikan tugas dan
mempresentasikan tugasnya adalah pendekatan investigasi kelompok.Hal
tersebut disebabkan oleh struktur pendekatan investigasi kelompok yang
lain,kemudian akan dikomunikasikan kepada seluruh kelas.

41
41
41
41
41
41
41
41
41
41
41
41
41
41
41
41
41
41
41
41
41
41
41
41
41
41
41
41
41
41
41
41
41
41
41
41
Salah satu tugas perencanaan utama bagi guru adalah memilih isi yang
sesuai untuk siswa yang diketahui minat dan bekal pengetahuan awal mereka
( Nur,M:2000 ).Dengan menggunakan pengalamannya guru harus mengetahui
topik mana yang paling cocok untuk pembelajaran kooperatif seperti halnya
seorang guru mengetahui tingkat perkembangan mental dan minat siswa di
dalam kelas mereka.
Tugas perencanaan penting lainnya untuk pembelajaran kooperatif
adalah pembentukan kelompok siswa. Tugas ini bervariasi bergantung kepada
tujuan yang ingin dicapai oleh guruuntuk suatu pelajaran dan campuran latar
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
belakang etnik,dan tingkat kemampuan siswa di dalam kelas. Dengan
demikian komposisi kelompok siswa memiliki kemungkinan yang tidak
terbatas.
Dalam pembelajaran kooperatif,informasi yang diberikan guru kepada
siswa umumnya disampaikan dalam bentuk teks,lembar kegiatan dan panduan
belajar.Jika kepada siswa harus diberikan teks,yang terpenting untuk
diperhatikan adalah teks tersebut haruslah menarik dan memiliki tingkat
keterbacaan yang sesuai untuk siswa tertentu. Dalam penggunaan metode

43
43
43
43
43
43
43
43
43
43
43
43
43
43
43
43
43
43
43
43
43
43
43
43
43
43
43
43
43
43
43
43
43
43
43
43
investigasi kelompok,materi yang diperlukan hanyalah yang digunakan oleh
kelompok belajar siswa tersebut.
Jika siswa belum mempunyai pengalaman sebelumnya dengan pembelajaran
kooperatif ,sangat penting bagi guru untuk mengenalkan siswa dengan tugas
tugas,tujuan,dan struktur penghargaan yang unik itu.Jadi guru harus
merencanakan siswa memiliki pemahaman yang jelas tentang peran mereka
dan harapan guru pada saat mereka berperan serta dalam pembelajaran
kooperatif.

44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
Suatu tugas perencanaan penting tambahan untuk pembelajaran kooperatif
adalah menetapkan bagaimana waktu dan ruang yang akan
digunakan.Pembelajaran kooperatif memerlukan waktu lebih lama bagi siswa
untuk berinteraksi mengenai ide ide penting dari pada waktu yang diperlukan
guru untuk menyajikan ide ide secara langsung kepada siswa. Selain itu
pembelajaran kooperatif menumbuhkan perhatian khusus dalam penggunaan
ruangan kelas dan membutuhkan perabot yang dapat dipindahkan.
Tugas Tugas Interaktif

45
45
45
45
45
45
45
45
45
45
45
45
45
45
45
45
45
45
45
45
45
45
45
45
45
45
45
45
45
45
45
45
45
45
45
45
Tugas interaktif yang pertama adalah pemilihan topik. Siswa memilih
sub topik khusus di dalam suatu daerah, masalah umum yang biasanya
ditetapkan oleh guru.Selanjutnya siswa diorganisasikan menjadi dua sampai
enam anggota tiap kelompok menjadi kelompok kelompok yang berorientasi
tugas.Tugas kedua adalah perencanaan.Siswa dan guru merencanakan
prosedur pembelajaran, tugas, dan tujuan khusus yang konsisten dengan sub
topik yang telah dipilih pada tahap pertama.
Sedangkan tugas ketiga adalah implementasi. Kegiatan pembelajaran
hendaknya melibatkan ragam aktiviatas dan ketrampilan yang luas dan
46
46
46
46
46
46
46
46
46
46
46
46
46
46
46
46
46
46
46
46
46
46
46
46
46
46
46
46
46
46
46
46
46
46
46
46
hendaknya mengarahkan siswa kepada jenis jenis sumber belajar yang berbeda
baik di dalam atau di luar sekolah. Analisis dan sistesis merupakan tugas
interaktif yang keempat. Siswa menganalisis dan mengevaluasi informasi
yang diperoleh pada tahap ketiga dan merencanakan bagaimana informasi
tersebut diringkas dan disajikan dengan cara yang menarik sebagai bahan
untuk dipresentasikan kepada seluruh kelas. Tugas interaksi berikutnya atau
kelima adalah presentasi hasil final. Semua kelompok menyajikan dengan cara
yang menarik kepada seluruh kelas dengan tujuan agar siswa yang lain saling
terlibat satu sama lain. Presentasi dikoordinasi oleh guru.Tugas interaksi yang
47
47
47
47
47
47
47
47
47
47
47
47
47
47
47
47
47
47
47
47
47
47
47
47
47
47
47
47
47
47
47
47
47
47
47
47
terakhir adalah evaluasi. Dalam hal kelompok kelompok menangani aspek
yang berbeda dari topik yang sama,siswa dan guru mengevaluasi tiap
kontribusi kelompook terhadap kerja kelas sebagai suatu keseluruhan.
Evaluasi yang dilakukan dapat berupa penilaian individu atau kelompok
( Nur,M:2000).
B. Model pembelajaran Kooperatif
Menurut Slavin (1997) pembelajaran kooperatif merupakan suatu
metode pembelajaran dimana siswa bekerja dalam kelompok yang memiliki
kemampuan heterogen. Dalam pembelajaran kooperatif, siswa bekerja sama
48
48
48
48
48
48
48
48
48
48
48
48
48
48
48
48
48
48
48
48
48
48
48
48
48
48
48
48
48
48
48
48
48
48
48
48
dalam kelompok-kelompok kecil untuk mempelajari materi akademik dan
keterampilan antar pribadi. Setiap anggota-anggota kelompok bertanggung
jawab atas ketuntasan tugas-tugas kelompok untuk mempelajari materi yang
menjadi tugasnya.
C. Ciri-Ciri Pembelajaran Kooperatif
Menurut Arends (1997), pembelajaran yang menggunakan model
pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
(1) Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk
menyelesaikan materi belajarnya
49
49
49
49
49
49
49
49
49
49
49
49
49
49
49
49
49
49
49
49
49
49
49
49
49
49
49
49
49
49
49
49
49
49
49
49
(2) Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi,
sedang dan rendah
(3) Bila memungkinkan, anggota berasal dari suku, ras budaya, jenis
kelamin yang berbeda
(4) Penghargaan lebih berorientasi pada kelompok daripada individu.
D. Tahapan-tahapan dalam pembelajaran kooperatif
Pembelajaran kooperatif dilaksanakan mengikuti langkah-langkah seperti pada
tabel 2. 1 berikut :
Fase Tahap Prilaku guru
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
1 Menyampaikan tujuan Guru menyampaikan semua tujuan
dan memotivasi siswa pelajaran yang ingin dicapai pada
pelajaran tersebut dan memotivasi
siswa belajar
2 Menyajikan informasi Guru menyajikan informasi kepada
siswa dengan jalan demonstrasi atau
lewat bahan bacaan
3 Mengorganisasikan Guru menjelaskan kepada siswa
siswa ke dalam bagaimana caranya membentuk

51
51
51
51
51
51
51
51
51
51
51
51
51
51
51
51
51
51
51
51
51
51
51
51
51
51
51
51
51
51
51
51
51
51
51
51
kelompok-kelompok kelompok belajar dan membantu setiap
belajar kelompok agar melakukan transisi
secara efisien serta kerjasama
4 Membimbing Guru membimbing kelompok-
kelompok bekerja dan kelompok belajar pada saat mereka
belajar mengerjakan tugas mereka
5 Evaluasi Guru mengevaluasi hasil belajar
tentang materi yang telah dipelajari
atau masing-masing kelompok

52
52
52
52
52
52
52
52
52
52
52
52
52
52
52
52
52
52
52
52
52
52
52
52
52
52
52
52
52
52
52
52
52
52
52
52
mempresentasikan hasil kerjanya
6 Memberikan Guru mencari cara-cara untuk
penghargaan menghargai baik upaya maupun hasil
belajar individu dan kelompok
E. Tipe-tipe Model Pembelajaran Kooperatif
(1) Model Pembelajaran Kooperatif STAD (Student Teams-
Achievement Division )
(2) Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team-Assisted
Individualization)

53
53
53
53
53
53
53
53
53
53
53
53
53
53
53
53
53
53
53
53
53
53
53
53
53
53
53
53
53
53
53
53
53
53
53
53
(3) Model Pembelajaran Kooperatif tipe CIRC (Cooperative
Integrated Reading and Composition)
(4) Model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw
(5) Model Pembelajaran Kooperatif Belajar Bersama (Learning
Together)
(6) Model Pembelajaran Kooperatif Penelitian Kelompok (Group
Investigation)
F. Model Pembalajaran Koperatif Tipe STAD

54
54
54
54
54
54
54
54
54
54
54
54
54
54
54
54
54
54
54
54
54
54
54
54
54
54
54
54
54
54
54
54
54
54
54
54
Tipe STAD (Student Teams Achievement Division) merupakan suatu

pendekatan pembelajaran kooperatif sederhana. Guru mengajukan kepada

siswa untuk belajar kelompok dan menyajikan informasi baru kepada siswa

setiap minggu dengan menggunakan presentasi verbal atau teks.

Siswa dalam satu kelas dipecah menjadi kelompok-kelompok dengan

anggota 4-5 orang, setiap kelompok harus heterogen yang terdiri dari laki-laki

dan perempuan, berasal dari berbagai suku, memiliki kemampuan tinggi,


55
55
55
55
55
55
55
55
55
55
55
55
55
55
55
55
55
55
55
55
55
55
55
55
55
55
55
55
55
55
55
55
55
55
55
55
sedang dan rendah. Anggota kelompok menggunakan lembar kegiatan atau

perangkat pembelajaran yang lain untuk menuntaskan materi pelajarannya dan

kemudian saling membantu satu sama lain untuk memahami bahan pelajaran

melalui tutorial, kuis, dan diskusi.

Secara individual setiap minggu atau dua minggu diadakan kuis lalu

diberi skor. Hasil kuis disampaikan kepada semua siswa dan diumumkan

56
56
56
56
56
56
56
56
56
56
56
56
56
56
56
56
56
56
56
56
56
56
56
56
56
56
56
56
56
56
56
56
56
56
56
56
kelompok yang memperoleh skor tertainggi, siswa yang memperoleh skor

tertinggi atau siswa yang memperoleh skor sempurna.

Prosedur Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dapat dilihat pada tabel

2.2 berikut ;

STAD
Tujuan Kognitif Informasi akademik sederhana
Tujuan Sosial Kerja kelompok dan kerja sama
57
57
57
57
57
57
57
57
57
57
57
57
57
57
57
57
57
57
57
57
57
57
57
57
57
57
57
57
57
57
57
57
57
57
57
57
Struktur Tim Kelompok belajar heterogen dengan 4-5
orang anggota
Pemilihan Topik Pelajaran Biasanya guru
Tugas Utama Siswa dapat menggunakan lembar
kegiatan dan saling membantu untuk
menuntaskan materi belajarnya.

G. Kajian Tentang Materi Menyunting

Pengertian Menyunting

58
58
58
58
58
58
58
58
58
58
58
58
58
58
58
58
58
58
58
58
58
58
58
58
58
58
58
58
58
58
58
58
58
58
58
58
Penyuntingan (editing) dalam kaca mata masyarakat berbahasa Inggris
tidak berurusan dengan kegiatan mempercantik diri untuk penampilan di
tengah pergaulan publik seperti diartikan oleh masyarakat Indonesia,
melainkan berurusan dengan pengertian membaca, memperbaiki naskah serta
mempersiapkan naskah untuk diterbitkan. Penyuntingan mendapat arti lebih
luas lagi karena berurusan dengan kesibukan penelitian, pemeriksaan naskah
untuk penerbitan.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Balai Pustaka, Edisi Kedua,
1993). Menyunting adalah menyiapkan naskah siap cetak atau siap untuk
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
diterbitkan dengan memperhatikan segi sistematika penyajian, isi, dan bahasa
(menyangkut ejaan, diksi, dan struktur). Berdasarkan pengertian tersebut,
maka dapat disimpulkan bahwa menyunting pada dasarnya merupakan
kegiatan untuk memriksa, mengoreksi, dan memperbaiki suatu tulisan.
Kegiatan menyunting mencakup masalah ketetapan ejaan, tanda baca, pilihan
kata, keefektifan kalimat, dan keterpaduan paragraf yang terdapat dalam
tulisan.
H. Prestasi Belajar Siswa

60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
Prestasi belajar adalah hasil atau akibat dari kegiatan belajar.Untuk
mengetahui tentang prestasi belajar perlu dijelaskan tentang hakekat
belajar.Belajar merupakan suatu proses yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan,sebagai hasil pengalaman ( Slameto,1991).Di mana perubahan itu
bersifat kontinyu dan fungsional, terjadi secar sadar,bersifat positif dan
aktif,bukan bersifat sementara, bertujuan atau terarah, dan mencakup seluruh
aspek tingkah laku yang selanjutnya dinamakan hasil belajar. Dan hasil belajar
tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk prestasi belajar.
61
61
61
61
61
61
61
61
61
61
61
61
61
61
61
61
61
61
61
61
61
61
61
61
61
61
61
61
61
61
61
61
61
61
61
61
Menurut Abu Ahmadi ( 2001), belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam
interaksinya dengan lingkungan.
Berdasarkan pengertian belajar di atas, maka dapat didefinisikan
tentang prestasi belajar, yaitu tingkat keberhasilan yang dicapai siswa berupa
ketrampilan dan pengetahuan berdasarkan hasil tes atau evaluasi setelah
pelaksanaan proses belajar mengajar.

62
62
62
62
62
62
62
62
62
62
62
62
62
62
62
62
62
62
62
62
62
62
62
62
62
62
62
62
62
62
62
62
62
62
62
62
Sedangkan ketuntasan belajar merupakan hasil belajar siswa yang
memenuhi keriteria standart tertentu.Seorang siswa dikatakan tuntas belajar
bila mencapai ketuntasan indikator hasil belajar ≥ 65 % ,dan dari suatu kelas
dikatakan tuntas belajar bila dalam kelas telah mencapai ≥ 85 % siswa yang
telah tuntas belajar ( Depdikbud,1994 )
I. Hipotesis Tindakan
Dari uaraian yang telah penulis kemukakan di atas maka hipotesis tindakan
dalam penelitian adalah :

63
63
63
63
63
63
63
63
63
63
63
63
63
63
63
63
63
63
63
63
63
63
63
63
63
63
63
63
63
63
63
63
63
63
63
63
1. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student team
achievement division ( STAD ) dapat meningkatkan prestasi belajar siswa
pada pelajaran bahasa indonesia bahan kajian menyunting ejaan dan tanda
baca di kelas IV SDN 16 Dompu Kecamatan Dompu Kabupaten Dompu
tahun pelajaran 2015/2016
2. Respon siswa terhadap proses pembelajalan bahasa indonesia
dengan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe student
team achievement division ( STAD ) adalah positif.

64
64
64
64
64
64
64
64
64
64
64
64
64
64
64
64
64
64
64
64
64
64
64
64
64
64
64
64
64
64
64
64
64
64
64
64
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah Siswa SDN 16 Dompu

Kecamatan Dompu Kabupaten Dompu kelas IV tahun pelajaran 2015 - 2016.

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan dengan penerapan metode

65
65
65
65
65
65
65
65
65
65
65
65
65
65
65
65
65
65
65
65
65
65
65
65
65
65
65
65
65
65
65
65
65
65
65
65
pembelajaran kooperatif tipe student team achievement division ( STAD ).

Jumlah siswa yang menjadi obyek dalam penelitian disajikan dalam Tabel

berikut :

Jumlah siswa secara keseluruhan dapat disajikan dalam tabel berikut :

TABEL 3.1
JUMLAH SISWA 16 DOMPU
TAHUN PELAJARAN 2015 - 2016

66
66
66
66
66
66
66
66
66
66
66
66
66
66
66
66
66
66
66
66
66
66
66
66
66
66
66
66
66
66
66
66
66
66
66
66
Jenis Kelamin
L P
No Kelas Total Keterangan
1 I 15 18 33 Kelas I : 1 Kelas
2 II 15 6 21 Kelas II : 1 Kelas
3 III 20 7 27 Kelas III : 1 Kelas
4 IV 14 7 21 Kelas IV: 1 Kelas
5 V 5 13 18 Kelas IV : 1 Kelas
6 VI 5 13 18 Kelas IVI: 1 Kelas
Total 74 64 138 Jumlah kelas
seluruhnya ; 6 kelas
67
67
67
67
67
67
67
67
67
67
67
67
67
67
67
67
67
67
67
67
67
67
67
67
67
67
67
67
67
67
67
67
67
67
67
67
Sumber Data : Dokumen SDN 16 Dompu tahun 2015.

B. Setting Penelitian

1. PTK akan dilakukan pada siswa kelas IV SDN 16 Dompu

Kecamatan Dompu Kabupaten Dompu tahun pelajaran 2015 - 2016.

2. SDN 16 DOMPU memiliki 6 kelas yang masing masing

tingkatan jumlah siswa relatif besar dibandingkan dengan SD lainnya.


68
68
68
68
68
68
68
68
68
68
68
68
68
68
68
68
68
68
68
68
68
68
68
68
68
68
68
68
68
68
68
68
68
68
68
68
3. PTK dilakukan pada siswa kelas IV ,dengan jumlah siswa terdiri

dari 21 orang siswa ( P= 7 ; L = 14 ).

C. Rancangan Penelitian

1. Tindakan dilaksanakan dalam 3 siklus

2. Kegiatan dilaksanakan dalam semester Genap tahun pelajaran

2015 - 2016.

69
69
69
69
69
69
69
69
69
69
69
69
69
69
69
69
69
69
69
69
69
69
69
69
69
69
69
69
69
69
69
69
69
69
69
69
3. Lama penelitian 4 pekan efektif dilaksanakan mulai tanggal 05

Oktober - 28 Oktober 2015.

Dalam pelaksanaan tindakan, diawali dengan perencanaan tindakan

( Planning ), penerapan tindakan ( action ), mengobeservasi dan mengevaluasi

proses dan hasil tindakan ( obervation and evaluation ), dan melakukan

refleksi ( reflecting ), dan seterusnya sampai pada keriteria yang diharapkan

tercapai ( keriteria keberhasilan ), sebagaimana gambar berikut :


70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
Rancangan Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) menurut Kemmis dan

Mc.Taggar ( Depdiknas,2000 ) adalah seperti gambar berikut :

Plan
71
71
71
71
71
71
71
71
71
71
71
71
71
71
71
71
71
71
71
71
71
71
71
71
71
71
71
71
71
71
71
71
71
71
71
71
Reflective
Action / Observation

Siklus I

Recived Plan

Reflective
72
72
72
72
72
72
72
72
72
72
72
72
72
72
72
72
72
72
72
72
72
72
72
72
72
72
72
72
72
72
72
72
72
72
72
72
Action / Obesrvation

Siklus II

Recived Plan

Reflective
Action / Observation

73
73
73
73
73
73
73
73
73
73
73
73
73
73
73
73
73
73
73
73
73
73
73
73
73
73
73
73
73
73
73
73
73
73
73
73
Siklus III

Recived Plan
Gambar 3.1. Alur Penelitian Tindakan kelas

1. Rencana ( Plan ) : adalah rencana tindakan apa yang akan


dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan atau perubahan perilaku dan
sikap sebagai solusi.

74
74
74
74
74
74
74
74
74
74
74
74
74
74
74
74
74
74
74
74
74
74
74
74
74
74
74
74
74
74
74
74
74
74
74
74
2. Tindakan ( Action ) : adalah apa yang dilakukan oleh peneliti / guru
sebagai upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan yang diinginkan.
3. Observasi ( Observation ) : adalah mengamati atas hasil atau

dampak dari tindakan yang dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa.

4. Refleksi ( reflection ) : adalah peneliti mengkaji,melihat,dan


mempertimbangkan atas hasil atau dampak dari tindakan dari pelbagai
keriteria.

75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
5. Revisi ( recived plan ) : adalah berdasarkan dari hasil refleksi
ini,peneliti melakukan revisi terhadap rencana awal.
D. Variabel Penelitian
Dalam penelitian Tindakan Kelas ini variabel yang akan diteliti adalah
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement
Division ( STAD ) untuk meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran bahasa
Indonesia materi meyunting ejaan dan tanda baca pada kelas IV SDN 16
Dompu
Variabel tersebut dapat dituliskan kembali sebagai berikut :
76
76
76
76
76
76
76
76
76
76
76
76
76
76
76
76
76
76
76
76
76
76
76
76
76
76
76
76
76
76
76
76
76
76
76
76
Variabel Harapan : Peningkatan kualitas pembelajaran bahasa
Indonesia bahan kajian menyunting ejaan dan
tanda baca
Variabel Tindakan : Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
Student team achievement division ( STAD )
Adapun indikator yang akan diteliti dalam variabel harapan terdiri dari :
1. Peningkatan prestasi belajar siswa kelas IV
2. Peningkatan prestasi belajar siswa dengan menerapkan
pembelajaran kooperatif tipe student team achievement division ( STAD )
77
77
77
77
77
77
77
77
77
77
77
77
77
77
77
77
77
77
77
77
77
77
77
77
77
77
77
77
77
77
77
77
77
77
77
77
3. Peningkatan kemampuan siswa yang dimiliki dalam pembelajaran
Bahasa Indonesia
4. Keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran melalui pendekatan
pembelajaran kooperatif tipe student team achievement division ( STAD )
5. Respon siswa terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia melalui
pendekatan pembelajaran kooperatif tipe student team achievement
division ( STAD )
Sedangkan variabel tindakan memiliki indikator sebagai berikut :
1. Tingkat kualitas perencanaan
78
78
78
78
78
78
78
78
78
78
78
78
78
78
78
78
78
78
78
78
78
78
78
78
78
78
78
78
78
78
78
78
78
78
78
78
2. Kualitas perangkat observasi

3. Kualitas operasional tindakan


4. Kesesuaian perencanaan dengan tindakan kelas
5. kesesuaian layanan konseling yang diberikan
6. Tingkat efektifitas penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD
7. Kemampuan meningkatkan prestasi belajar siswa
8. Kemampuan meningkatkan kualitas pembelajaran
E. Sumber Data dan teknik Pengumpulan Data

79
79
79
79
79
79
79
79
79
79
79
79
79
79
79
79
79
79
79
79
79
79
79
79
79
79
79
79
79
79
79
79
79
79
79
79
1. Sumber Data :
Sumber data dalam penelitian ini berasal dari dua sumber yaitu :
1 Siswa : Diperoleh data tentang peningkatan prestasi
belajar siswa pada pelajaran bahasa Indonesia
bahan kajian menyunting ejaan dan tanda baca.
2 Guru Diperoleh data tentang efektifitas penerapan
: pembelajaran kooperatif tipe student team
achievement division ( STAD ).

80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
2. Teknik Pengumpulan Data :
Dalam Pengumpulan data menggunakan Observasi dan Tes.
F. Indikator Keberhasilan
Penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam tiga siklus dianggap sudah
berhasil apabila terjadi peningkatan kemampuan, dan prestasi siswa dalam
kegiatan pembelajaran mencapai 85 % siswa kelas IV ( kelas yang diteliti )
telah mencapai ketuntasan dengan nilai rata rata 75 berarti telah memenuhi
harapan ideal seperti yang disyaratkan dalam Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan ( KTSP ) dengan standar ideal minimal 75.
81
81
81
81
81
81
81
81
81
81
81
81
81
81
81
81
81
81
81
81
81
81
81
81
81
81
81
81
81
81
81
81
81
81
81
81
G. Teknik Analisis data
Dalam analisis data teknik yang digunakan adalah ;
1. Kuantitatif
Analisis ini akan digunakan untuk menghitung besarnya peningkatan
kemampuan dan prestasi siswa dalam kegiatan pembelajaran bahasa
Indonesia dengan menggunakan prosentase ( % ).
2. Kualitatif

82
82
82
82
82
82
82
82
82
82
82
82
82
82
82
82
82
82
82
82
82
82
82
82
82
82
82
82
82
82
82
82
82
82
82
82
Teknik analisis ini akan digunakan untuk memberikan gambaran hasil

penelitian secara ; reduksi data,sajian deskriptif,dan penarikan simpulan.

H. Jadwal Pelaksanaan Penelitian

Berikut disajikan rencanakan kegiatan Penelitian yang akan dilaksanakan

mulai tanggal, 05 Oktober – 28 Nopember 2015 ( dua bulan ) .yang dibuat

dalam bentuk gambar diagram ( gant chart ) sebagai berikut :

Tabel 3.2
83
83
83
83
83
83
83
83
83
83
83
83
83
83
83
83
83
83
83
83
83
83
83
83
83
83
83
83
83
83
83
83
83
83
83
83
JADWAL PELAKSANAAN PENELITIAN
Bulan Oktober –
No Uraian Kegiatan Nopember Keterangan
Pertemuan ke,....
1 2 3 4 5 6
1 Persiapan dan Koordinasi X
2 SIKLUS I
a. Perencanaan X
b. Tindakan X
c. Observasi X
d. Evaluasi X
3 SIKLUS II
a. Perencanaan X

84
84
84
84
84
84
84
84
84
84
84
84
84
84
84
84
84
84
84
84
84
84
84
84
84
84
84
84
84
84
84
84
84
84
84
84
b. Tindakan X
c. Observasi X
d. Evaluasi X
4 SIKLUS III
a. Perencanaan X
b. Tindakan X
c. Observasi X
d. Evaluasi X
5 ANALISIS DATA X
6 PENYUSUNAN DRAFT X
LAPORAN
7 PENYUSUNAN LAPORAN X
AKHIR

85
85
85
85
85
85
85
85
85
85
85
85
85
85
85
85
85
85
85
85
85
85
85
85
85
85
85
85
85
85
85
85
85
85
85
85
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Paparan data dan Temuan Penelitian


1. Perencanaan Tindakan
Penelitian ini menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe student
team achievement division ( STAD ).

86
86
86
86
86
86
86
86
86
86
86
86
86
86
86
86
86
86
86
86
86
86
86
86
86
86
86
86
86
86
86
86
86
86
86
86
Tujuan yang diharapkan pada pertemuan pertama dalam pembelajaran
bahasa Indonesia bahan kajian menyunting ejaan dan tanda baca.
Agar tercapai tujuan di atas, peneliti yang bertindak sebagai guru
melakukan langkah-langkah sebagai berikut :
a) Menyusun instrumen pembelajaran
b) Menyusun Instrumen Monitoring
c) Sosialisasi kepada siswa
d) Melaksanakan tindakan dalam pembelajaran
e) Melakukan refleksi
87
87
87
87
87
87
87
87
87
87
87
87
87
87
87
87
87
87
87
87
87
87
87
87
87
87
87
87
87
87
87
87
87
87
87
87
f) Menyusun strategi pembelajaran pada siklus ke dua berdasar
refleksi siklus pertama
g) Melaksanakan pembelajaran pada siklus kedua
h) Melakukan Observasi
i) Melakukan refleksi pada siklus kedua
j) Menyusun strategi pembelajaran pada siklus ketiga berdasar
refleksi siklus kedua
k) Melaksanakan pembelajaran pada siklus ketiga
l) Melakukan Observasi
88
88
88
88
88
88
88
88
88
88
88
88
88
88
88
88
88
88
88
88
88
88
88
88
88
88
88
88
88
88
88
88
88
88
88
88
m) Melakukan refleksi pada siklus ketiga
n) Menyusun laporan
2. Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan
Pelaksanaan tindakan dalam penelitian dilakukan 3 siklus yang terdiri dari
tiga kali pertemuan.
Waktu yang digunakan setiap kali pertemuan adalah 2 x 35 menit.

Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 05 Oktober 2015 dan

pertemuan kedua pada tanggal 11 Oktober 2015, dan pertemuan ke tiga 17


89
89
89
89
89
89
89
89
89
89
89
89
89
89
89
89
89
89
89
89
89
89
89
89
89
89
89
89
89
89
89
89
89
89
89
89
Oktober 2015. Penelitian tindakan kelas dilaksanakan sesuai dengan

prosedur rencana pembelajaran dan skenario pembelajaran.

SIKLUS 1

a) Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang

terdiri dari rencana pelajaran 1, LKS 1, soal tes formatif 1 dan alat-alat

90
90
90
90
90
90
90
90
90
90
90
90
90
90
90
90
90
90
90
90
90
90
90
90
90
90
90
90
90
90
90
90
90
90
90
90
pengajaran yang mendukung. Selain itu juga dipersiapkan lembar

observasi pengolaan pembelajaran.

b) Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan

pada tanggal 05 Oktober 2015 di SDN 16 DOMPU, Tahun pelajaran

2015 - 2016. dengan jumlah siswa 21 orang. Dalam hal ini peneliti

91
91
91
91
91
91
91
91
91
91
91
91
91
91
91
91
91
91
91
91
91
91
91
91
91
91
91
91
91
91
91
91
91
91
91
91
bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu

pada rencana pelajaran yang telah dipersiapkan.

Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksaaan

belajar mengajar. Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes

formatif I dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa

dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Adapun data

hasil penelitian pada siklus I. adalah seperti pada tabel berikut :


92
92
92
92
92
92
92
92
92
92
92
92
92
92
92
92
92
92
92
92
92
92
92
92
92
92
92
92
92
92
92
92
92
92
92
92
Tabel 4.1 :

Tabel Distribusi Nilai tes Pembelajaran Bahasa


Indonesia bahan kajian menyunting ejaan dan
tanda baca Pada Siklus I
No RESPOND Sko Keterangan
EN Kela r Tunt Tida
s as k
Tunt
93
93
93
93
93
93
93
93
93
93
93
93
93
93
93
93
93
93
93
93
93
93
93
93
93
93
93
93
93
93
93
93
93
93
93
93
as

1 DEDI IV 70 √
GUNAWAN
2 JERI IV 76 √
RAMZAH
3 DWIKI IV 50 √
OPANDI
4 I.PTU EKA.S IV 45 √
5 REKAMULTI. IV 45 √
F
6 ARI SANDI IV 45 √
94
94
94
94
94
94
94
94
94
94
94
94
94
94
94
94
94
94
94
94
94
94
94
94
94
94
94
94
94
94
94
94
94
94
94
94
7 WAHDANIA IV 45 √
8 AHMAD IV 60 √
YANI
9 ARDIAN IV 60 √
SYAH
10 RANI IV 60 √
ASTIKA
11 SAHRUL.R IV 60 √
12 ARMIN.S IV 60 √
13 RADIANSYA IV 65 √
H
14 SAHARIAH IV 60 √

95
95
95
95
95
95
95
95
95
95
95
95
95
95
95
95
95
95
95
95
95
95
95
95
95
95
95
95
95
95
95
95
95
95
95
95
15 AFRIZAL IV 55 √
SAURI
16 ARIANTO IV 45 √
17 NURMAYAN IV 45 √
TI
18 FAERUZ IV 45 √
PRATIWI
19 M.SABIRIN IV 70 √
20 WAYAN W IV 76 √
21 LENI IV 76 √
MARTINI

96
96
96
96
96
96
96
96
96
96
96
96
96
96
96
96
96
96
96
96
96
96
96
96
96
96
96
96
96
96
96
96
96
96
96
96
Jumlah Total 21 1.213 -
oran -
g
Skor Maksimum - 100 - -
Individu
Skor maksimum Kelas - 210 -
-
Ketrangan :
Jumlah siswa yang tuntas : 6 Orang
Jumlah siswa yang belum tuntas : 15 Orang
Klasikal : belum tuntas.
97
97
97
97
97
97
97
97
97
97
97
97
97
97
97
97
97
97
97
97
97
97
97
97
97
97
97
97
97
97
97
97
97
97
97
97
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan

pembelajaran kooperatif tipe STAD diperoleh nilai rata-rata prestasi

belajar siswa adalah 57,76 % atau ada 6 siswa dari 21 siswa sudah

tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama

secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang

memperoleh nilai ≥ 65 hanya sebesar 28,57 % lebih kecil dari

persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85 %. Hal ini


98
98
98
98
98
98
98
98
98
98
98
98
98
98
98
98
98
98
98
98
98
98
98
98
98
98
98
98
98
98
98
98
98
98
98
98
disebabkan karena siswa masih merasa baru dan belum mengerti apa

yang dimaksudkan dan digunakan guru dengan menerapkan

pembelajaran kooperatif tipe STAD.

c) Refleksi

Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh informasi dari

hasil pengamatan sebagai berikut:

99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
(1) Guru kurang baik dalam memotivasi siswa dan dalam

menyampaikan tujuan pembelajaran

(2) Guru kurang baik dalam pengelolaan waktu

(3) Siswa kurang begitu antusias selama pembelajaran

berlangsung.

d) Revisi Rancangan

100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I ini masih terdapat

kekurangan, sehingga perlu adanya revisi untuk dilakukan pada siklus

berikutnya.

1) Guru perlu lebih terampil dalam memotivasi siswa dan

lebih jelas dalam menyampaikan tujuan pembelajaran. Di mana

siswa diajak untuk terlibat langsung dalam setiap kegiatan yang

akan dilakukan.
101
101
101
101
101
101
101
101
101
101
101
101
101
101
101
101
101
101
101
101
101
101
101
101
101
101
101
101
101
101
101
101
101
101
101
101
2) Guru perlu mendistribusikan waktu secara baik dengan

menambahkan informasi-informasi yang dirasa perlu dan memberi

catatan

3) Guru harus lebih terampil dan bersemangat dalam

memotivasi siswa sehingga siswa bisa lebih antusias.

SIKLUS II

a) Tahap perencanaan
102
102
102
102
102
102
102
102
102
102
102
102
102
102
102
102
102
102
102
102
102
102
102
102
102
102
102
102
102
102
102
102
102
102
102
102
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang

terdiri dari rencana pelajaran 2, soal tes formatif II dan alat-alat

pengajaran yang mendukung.

b) Tahap kegiatan dan pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II dilaksanakan

pada tanggal 11 Oktober 2015 di SDN 16 DOMPU tahun pelajaran

2015 - 2016. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun
103
103
103
103
103
103
103
103
103
103
103
103
103
103
103
103
103
103
103
103
103
103
103
103
103
103
103
103
103
103
103
103
103
103
103
103
proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan

memperhatikan revisi pada siklus I, sehingga kesalahan atau

kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II.

Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan

belajar mengajar.

Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif II dengan
tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses
104
104
104
104
104
104
104
104
104
104
104
104
104
104
104
104
104
104
104
104
104
104
104
104
104
104
104
104
104
104
104
104
104
104
104
104
belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrumen yang digunakan
adalah tes formatif II. Adapun data hasil penelitian pada siklus II
adalah sebagai berikut.
Tabel 4. 2 :

Tabel Distribusi Nilai tes Pembelajaran Bahasa Indonesia bahan


kajian menyunting ejaan dan tanda baca Pada Siklus II
No RESPOND Sko Keterangan
EN Kela r Tunt Tida
s as k
Tunt
105
105
105
105
105
105
105
105
105
105
105
105
105
105
105
105
105
105
105
105
105
105
105
105
105
105
105
105
105
105
105
105
105
105
105
105
as

1 DEDI IV 80 √
GUNAWAN
2 JERI IV 86 √
RAMZAH
3 DWIKI IV 60 √
OPANDI
4 I.PTU EKA.S IV 55 √
5 REKAMULTI. IV 55 √
F
6 ARI SANDI IV 55 √
106
106
106
106
106
106
106
106
106
106
106
106
106
106
106
106
106
106
106
106
106
106
106
106
106
106
106
106
106
106
106
106
106
106
106
106
7 WAHDANIA IV 55 √
8 AHMAD IV 65 √
YANI
9 ARDIAN IV 65 √
SYAH
10 RANI IV 65 √
ASTIKA
11 SAHRUL.R IV 65 √
12 ARMIN.S IV 65 √
13 RADIANSYA IV 70 √
H
14 SAHARIAH IV 70 √ √

107
107
107
107
107
107
107
107
107
107
107
107
107
107
107
107
107
107
107
107
107
107
107
107
107
107
107
107
107
107
107
107
107
107
107
107
15 AFRIZAL IV 65 √ √
SAURI
16 ARIANTO IV 55 √
17 NURMAYAN IV 55 √
TI
18 FAERUZ IV 55 √
PRATIWI
19 M.SABIRIN IV 80 √
20 WAYAN W IV 86 √
21 LENI IV 86 √
MARTINI
Jumlah Total 21 1.393 - -

108
108
108
108
108
108
108
108
108
108
108
108
108
108
108
108
108
108
108
108
108
108
108
108
108
108
108
108
108
108
108
108
108
108
108
108
org
Skor Maksimum - 100 - -
Individu
Skor maksimum Kelas - 210 - -

Ketrangan :
Jumlah siswa yang tuntas : 13 Orang
Jumlah siswa yang belum tuntas : 8 Orang
Klasikal : belum tuntas.

109
109
109
109
109
109
109
109
109
109
109
109
109
109
109
109
109
109
109
109
109
109
109
109
109
109
109
109
109
109
109
109
109
109
109
109
Dari tabel di atas diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah
57,76 % dan ketuntasan belajar mencapai 66,33 % atau ada 13 siswa
dari 21 siswa sudah tuntas belajar. Hasil ini menunjukkan bahwa pada
siklus II ini ketuntasan belajar secara klasikal telah mengalami
peningkatan sedikit lebih baik dari siklus I. Adanya peningkatan hasil
belajar siswa ini karena setelah guru menginformasikan bahwa setiap
akhir pelajaran akan selalu diadakan tes sehingga pada pertemuan
berikutnya siswa lebih termotivasi untuk belajar. Selain itu siswa juga

110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
sudah mulai mengerti apa yang dimaksudkan dan dinginkan guru
dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.
c) Refleksi
Dalam pelaksanaan kegiatan belajar diperoleh informasi dari hasil
pengamatan sebagai berikut:
1) Memotivasi siswa
2) Membimbing siswa merumuskan kesimpulan/menemukan
konsep
3) Pengelolaan waktu
111
111
111
111
111
111
111
111
111
111
111
111
111
111
111
111
111
111
111
111
111
111
111
111
111
111
111
111
111
111
111
111
111
111
111
111
d) Revisi Pelaksanaaan
Pelaksanaan kegiatan belajar pada siklus II ini masih terdapat
kekurangan-kekurangan. Maka perlu adanya revisi untuk dilaksanakan
pada siklus III antara lain:
1) Guru dalam memotivasi siswa hendaknya dapat membuat
siswa lebih termotivasi selama proses belajar mengajar
berlangsung.

112
112
112
112
112
112
112
112
112
112
112
112
112
112
112
112
112
112
112
112
112
112
112
112
112
112
112
112
112
112
112
112
112
112
112
112
2) Guru harus lebih dekat dengan siswa sehingga tidak ada
perasaan takut dalam diri siswa baik untuk mengemukakan
pendapat atau bertanya.
3) Guru harus lebih sabar dalam membimbing siswa
merumuskan kesimpulan/menemukan konsep.
4) Guru harus mendistribusikan waktu secara baik sehingga
kegiatan pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan yang
diharapkan.

113
113
113
113
113
113
113
113
113
113
113
113
113
113
113
113
113
113
113
113
113
113
113
113
113
113
113
113
113
113
113
113
113
113
113
113
5) Guru sebaiknya menambah lebih banyak contoh soal dan
memberi soal-soal latihan pada siswa untuk dikerjakan pada setiap
kegiatan belajar mengajar.
SIKLUS III

a) Tahap Perencanaan

114
114
114
114
114
114
114
114
114
114
114
114
114
114
114
114
114
114
114
114
114
114
114
114
114
114
114
114
114
114
114
114
114
114
114
114
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang

terdiri dari rencana pelajaran 3, soal tes formatif 3 dan alat-alat

pengajaran yang mendukung.

b) Tahap kegiatan dan pengamatan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus III dilaksanakan

pada tanggal 17 Oktober 2015 di SDN 16 DOMPU tahun pelajaran


115
115
115
115
115
115
115
115
115
115
115
115
115
115
115
115
115
115
115
115
115
115
115
115
115
115
115
115
115
115
115
115
115
115
115
115
2015 - 2016 dengan jumlah siswa 35 siswa. Dalam hal ini peneliti

bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu

pada rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus II,

sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus II tidak terulang lagi

pada siklus III. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan

dengan pelaksanaan belajar mengajar.

116
116
116
116
116
116
116
116
116
116
116
116
116
116
116
116
116
116
116
116
116
116
116
116
116
116
116
116
116
116
116
116
116
116
116
116
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif III dengan

tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses

belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrumen yang digunakan

adalah tes formatif III. Adapun data hasil penelitian pada siklus III

adalah sebagai berikut

Tabel 4.3 :
117
117
117
117
117
117
117
117
117
117
117
117
117
117
117
117
117
117
117
117
117
117
117
117
117
117
117
117
117
117
117
117
117
117
117
117
Tabel Distribusi Nilai tes Pembelajaran Bahasa
Indonesia bahan kajian menunting ejaan dan
tanda baca Pada Siklus III
Keterangan
Kela Tida
RESPOND Sko
No s Tunt k
EN r
as Tunt
as
1 DEDI IV 90 √
GUNAWAN
2 JERI IV 90 √
118
118
118
118
118
118
118
118
118
118
118
118
118
118
118
118
118
118
118
118
118
118
118
118
118
118
118
118
118
118
118
118
118
118
118
118
RAMZAH
3 DWIKI IV 70 √
OPANDI
4 I.PTU EKA.S IV 65 √
5 REKAMULTI. IV 65 √
F
6 ARI SANDI IV 65 √
7 WAHDANIA IV 65 √
8 AHMAD IV 75 √
YANI
9 ARDIAN IV 75 √
SYAH

119
119
119
119
119
119
119
119
119
119
119
119
119
119
119
119
119
119
119
119
119
119
119
119
119
119
119
119
119
119
119
119
119
119
119
119
10 RANI IV 75 √
ASTIKA
11 SAHRUL.R IV 75 √
12 ARMIN.S IV 75 √
13 RADIANSYA IV 80 √
H
14 SAHARIAH IV 80 √
15 AFRIZAL IV 75 √
SAURI
16 ARIANTO IV 65 √
17 NURMAYAN IV 60 √
TI

120
120
120
120
120
120
120
120
120
120
120
120
120
120
120
120
120
120
120
120
120
120
120
120
120
120
120
120
120
120
120
120
120
120
120
120
18 FAERUZ IV 60 √
PRATIWI
19 M.SABIRIN IV 90 √
20 WAYAN W IV 95 √
21 LENI IV 95 √
MARTINI
Jumlah Total 21 1.586 -
oran -
g
Skor Maksimum - 100 - -
Individu
Skor maksimuim - 210 - -

121
121
121
121
121
121
121
121
121
121
121
121
121
121
121
121
121
121
121
121
121
121
121
121
121
121
121
121
121
121
121
121
121
121
121
121
Kelas 0
Ketrangan :
Jumlah siswa yang tuntas : 19 Orang
Jumlah siswa yang belum tuntas : 2 Orang
Klasikal : tuntas.
Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai rata-rata tes formatif sebesar
75,52 % dan dari 21 siswa yang telah tuntas sebanyak 19 siswa dan 2
siswa belum mencapai ketuntasan belajar. Maka secara klasikal
ketuntasan belajar yang telah tercapai sebesar 97,47 % ( termasuk
122
122
122
122
122
122
122
122
122
122
122
122
122
122
122
122
122
122
122
122
122
122
122
122
122
122
122
122
122
122
122
122
122
122
122
122
kategori tuntas ). Hasil pada siklus III ini mengalami peningkatan
lebih baik dari siklus II. Adanya peningkatan hasil belajar pada siklus
III ini dipengaruhi oleh adanya peningkatan kemampuan guru dalam
menerapkan pembelajaran melalui model kooperatif tipe STAD
sehingga siswa menjadi lebih terbiasa dengan pembelajaran seperti ini
sehingga siswa lebih mudah dalam memahami materi yang telah
diberikan. Di samping itu ketuntasan ini juga dipengaruhi oleh kerja
sama dari siswa yang telah menguasai materi pelajaran untuk
mengajari temannya yang belum menguasai.
123
123
123
123
123
123
123
123
123
123
123
123
123
123
123
123
123
123
123
123
123
123
123
123
123
123
123
123
123
123
123
123
123
123
123
123
c) Refleksi
Pada tahap ini akan dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik
maupun yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar
dengan penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD. Dari data-data
yang telah diperoleh dapat duraikan sebagai berikut:
(1) Selama proses belajar mengajar guru telah melaksanakan
semua pembelajaran dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek
yang belum sempurna, tetapi persentase pelaksanaannya untuk
masing-masing aspek cukup besar.
124
124
124
124
124
124
124
124
124
124
124
124
124
124
124
124
124
124
124
124
124
124
124
124
124
124
124
124
124
124
124
124
124
124
124
124
(2) Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa siswa
aktif selama proses belajar berlangsung.
(3) Kekurangan pada siklus-siklus sebelumnya sudah
mengalami perbaikan dan peningkatan sehingga menjadi lebih
baik.
(4) Hasil belajar siswa pada siklus III mencapai ketuntasan.
d) Revisi Pelaksanaan
Pada siklus III guru telah menerapkan pembelajaran inquiri dengan
baik dan dilihat dari aktivitas siswa serta hasil belajar siswa
125
125
125
125
125
125
125
125
125
125
125
125
125
125
125
125
125
125
125
125
125
125
125
125
125
125
125
125
125
125
125
125
125
125
125
125
pelaksanaan proses belajar mengajar sudah berjalan dengan baik.
Maka tidak diperlukan revisi terlalu banyak, tetapi yang perlu
diperhatikan untuk tindakah selanjutnya adalah memaksimalkan dan
mempertahankan apa yang telah ada dengan tujuan agar pada
pelaksanaan proses belajar mengajar selanjutnya penerapan
pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan proses belajar
mengajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
B. Analisis Hasil Kegiatan
Setelah dilakukan tindakan pada siklus 1, siklus 2 dan siklus 3 menunjukkan
126
126
126
126
126
126
126
126
126
126
126
126
126
126
126
126
126
126
126
126
126
126
126
126
126
126
126
126
126
126
126
126
126
126
126
126
hasil sebagai berikut.
Tabel : 4.4 :

Analisis Hasil Tes Tentang Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Sebelum


dan Sesudah Diberi Tindakan.
Skor sebelum Skor setelah Skor setelah
Tindakan Tindakan 1 Tindakan 2
No Responden Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3
1 DEDI GUNAWAN 70 80 90
2 JERI RAMZAH 76 86 90
3 DWIKI OPANDI 50 60 70

127
127
127
127
127
127
127
127
127
127
127
127
127
127
127
127
127
127
127
127
127
127
127
127
127
127
127
127
127
127
127
127
127
127
127
127
4 I.PTU EKA.S 45 55 65
5 REKAMULTI. F 45 55 65
6 ARI SANDI 45 55 65
7 WAHDANIA 45 55 65
8 AHMAD YANI 60 65 75
9 ARDIAN SYAH 60 65 75
10 RANI ASTIKA 60 65 75
11 SAHRUL.R 60 65 75
12 ARMIN.S 60 65 75
13 RADIANSYAH 65 70 80
14 SAHARIAH 60 70 80
15 AFRIZAL SAURI 55 65 75

128
128
128
128
128
128
128
128
128
128
128
128
128
128
128
128
128
128
128
128
128
128
128
128
128
128
128
128
128
128
128
128
128
128
128
128
16 ARIANTO 45 55 65
17 NURMAYANTI 45 55 60
18 FAERUZ PRATIWI 45 55 60
19 M.SABIRIN 70 80 90
20 WAYAN W 76 86 95
21 LENI MARTINI 76 86 95
Jumlah Total 1213 1393 1586
Skor Maksimum Individu 100 100 100
Skor Maksimum Kelas 2100 2100 2100
Analisis Data Deskriptif Kuantitatif

129
129
129
129
129
129
129
129
129
129
129
129
129
129
129
129
129
129
129
129
129
129
129
129
129
129
129
129
129
129
129
129
129
129
129
129
1. Pencapaian Prestasi pembelajaran Bahasa Indonesia kelas IV
sebelum diberi tindakan
= 1213 x 100% = 57,76 %
2100
2. Pencapaian prestasi Bahasa Indonesia kelas IV setelah diberi

tindakan pengelompokan siswa berdasarkan nomor panggilan (acak

berdasarkan tempat duduk )

= 1393 x 100% = 66,33 %


2100
130
130
130
130
130
130
130
130
130
130
130
130
130
130
130
130
130
130
130
130
130
130
130
130
130
130
130
130
130
130
130
130
130
130
130
130
3. Pencapaian prestasi Bahasa Indonesia kelas IV setelah diberi

tindakan pengelompokan siswa berdasarkan kemampuan akademik

= 1586x 100% = 75,52 %


2100

Dari hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa


1. Terjadi peningkatan prestasi setelah diberi tindakan yaitu terjadi
57,76 % menjadi 66,33 % ada kenaikan sebesar = 8,57 %

131
131
131
131
131
131
131
131
131
131
131
131
131
131
131
131
131
131
131
131
131
131
131
131
131
131
131
131
131
131
131
131
131
131
131
131
2. Dari sebelum tindakan ( siklus 1 ) dan setelah tindakan sampai
dengan ( siklus 3 ) 66,33 % menjadi 75,52 %, dan dari ( siklus
2 ) ke ( siklus 3 ) juga ada peningkatan sebanyak 75,52 % - 66,33 %
= 9,19 %.
3. Rata – rata siswa sebelum diberi tindakan naik 28,57 menjadi
90,47.
4. Dari tindakan siklus 2 dan setelah tindakan( siklus 3 ) 66,33 %
menjadi 75,52 % berarti ada peningkatan prestasi sebanyak 75,52 % -
66,33 % = 9,19 %.
132
132
132
132
132
132
132
132
132
132
132
132
132
132
132
132
132
132
132
132
132
132
132
132
132
132
132
132
132
132
132
132
132
132
132
132
Refleksi dan Temuan

Berdasarkan pelaksanaan tindakan maka hasil observasi nilai, hasil dapat

dikatakan sebagai berikut :

a. Pertemuan pertama kegiatan belajar-mengajar dengan menerapkan


pembelajaran think pair share belum berhasil karena dalam pembelajaran
masih terlihat siswa yang bermain, bercerita, dan mengganggu siswa lain;
b. Model Pembelajaran kooperatif tipe STAD, dalam hal peningkatan
prestasi belum tampak, sehingga hasil yang dicapai tidak tuntas.
133
133
133
133
133
133
133
133
133
133
133
133
133
133
133
133
133
133
133
133
133
133
133
133
133
133
133
133
133
133
133
133
133
133
133
133
c. Mungkin karena proses belajar mengajar yang dilakukan dengan
model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang baru mereka laksanakan
sehingga siswa merasa kaku dalam menerapkannya.
d. Akan tetapi setelah dijelaskan, mereka bisa mengerti dan buktinya
pada pertemuan kedua dan ketiga proses kegiatan belajar - mengajar
berjalan baik, semua siswa aktif dan lebih-lebih setelah ada rubrik
penilaian proses, seluruh siswa langsung aktif belajar.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Ketuntasan Hasil belajar Siswa
134
134
134
134
134
134
134
134
134
134
134
134
134
134
134
134
134
134
134
134
134
134
134
134
134
134
134
134
134
134
134
134
134
134
134
134
Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan model
pembelajaran kooperati tipe STAD memiliki dampak positif dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa.hal ini dapat dilihat dari semakin
mantapnya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru
( ketuntasan belajar meningkat dari siklus I, II, dan III ) yaitu masing-
masing 57,76 % ; 66,33 % ; 75,52 % Pada siklus III ketuntasan belajar
siswa secara klasikal telah tercapai.
2. Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran

135
135
135
135
135
135
135
135
135
135
135
135
135
135
135
135
135
135
135
135
135
135
135
135
135
135
135
135
135
135
135
135
135
135
135
135
Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam
setiap siklus mengalami peningkatan. Hal ini berdampak positif terhadap
prestasi belajar siswa yaitu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai
rata-rata siswa pada setiap siklus yang terus mengalami peningkatan.
3. Aktivitas Guru dan Siswa Dalam Pembelajaran
Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD yang paling dominan adalah bekerja dengan
136
136
136
136
136
136
136
136
136
136
136
136
136
136
136
136
136
136
136
136
136
136
136
136
136
136
136
136
136
136
136
136
136
136
136
136
menggunakan alat/media, mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru,
dan diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru. Jadi dapat dikatakan
bahwa aktivitas siswa dapat dikategorikan aktif.
Sedangkan untuk aktivitas guru selama pembelajaran telah
melaksanakan langkah-langkah metode pembelajaran kooperatif tipe
STAD dengan baik. Hal ini terlihat dari aktivitas guru yang muncul di
antaranya aktivitas membimbing dan mengamati siswa dalam
mengerjakan kegiatan pembelajaran, menjelaskan, memberi umpan

137
137
137
137
137
137
137
137
137
137
137
137
137
137
137
137
137
137
137
137
137
137
137
137
137
137
137
137
137
137
137
137
137
137
137
137
balik/evaluasi/tanya jawab di mana prosentase untuk aktivitas di atas
cukup besar.
Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka hasil belajar siswa untuk
pelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan pembelajaran kooperatif
tipe STAD hasilnya sangat baik. Hal itu tampak pada pertemuan pertama
dari 21 orang siswa yang hadir pada saat penelitian ini dilakukan nilai
rata rata mencapai ; 57,76 % meningkat menjadi 66,33 % dan pada siklus
3 meningkat menjadi 75,52 % .

138
138
138
138
138
138
138
138
138
138
138
138
138
138
138
138
138
138
138
138
138
138
138
138
138
138
138
138
138
138
138
138
138
138
138
138
Dari analisis data di atas bahwa pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD diterapkan pada
pembelajaran behasa Indonesia Kelas IV, yang berarti proses kegiatan
belajar mengajar lebih berhasil dan dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa khususnya pada siswa di SDN 16 DOMPU, oleh karena itu
diharapkan kepada para guru SD dapat melaksanakan pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.
Berdasarkan kerikulum tingkat satuan pendidikan ( KTSP ) siswa dikatakan
tuntas apabila siswa telah mencapai nilai standar ideal 75 mencapai ≥ 85 %.
139
139
139
139
139
139
139
139
139
139
139
139
139
139
139
139
139
139
139
139
139
139
139
139
139
139
139
139
139
139
139
139
139
139
139
139
Sedangkan pada penilitian ini, pencapai nilai ≥ 75 pada ( siklus 3 ) mencapai
melebihi target yang ditetapkan dalam KTSP yaitu mencapai 90,47 %
Dengan demikian maka hipotesis yang diajukan dapat diterima.

BAB V
PENUTUP

140
140
140
140
140
140
140
140
140
140
140
140
140
140
140
140
140
140
140
140
140
140
140
140
140
140
140
140
140
140
140
140
140
140
140
140
A. Simpulan
Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama tiga siklus, dan
berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif
tipe STAD memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar
siswa di SDN 16 DOMPU mata pelajaran Bahasa Indonesia yang ditandai
dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu
siklus I ( 57,76 %), siklus II ( 66,33 % ), dan siklus III ( 75,52 % ).
141
141
141
141
141
141
141
141
141
141
141
141
141
141
141
141
141
141
141
141
141
141
141
141
141
141
141
141
141
141
141
141
141
141
141
141
2. Penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD pada pelajaran
bahasa Indonesia mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan
motivasi belajar siswa.
3. Penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD efektif untuk
meningkatkan kembali materi ajar yang telah diterima siswa selama ini,
sehingga mereka merasa siap untuk menghadapi pelajaran berikutnya.
B. Saran-Saran

142
142
142
142
142
142
142
142
142
142
142
142
142
142
142
142
142
142
142
142
142
142
142
142
142
142
142
142
142
142
142
142
142
142
142
142
Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses
belajar mengajar di sekolah dasar ( SD ) lebih efektif dan lebih memberikan
hasil yang optimal bagi siswa, maka disampaikan saran sebagai berikut :
1. Untuk melaksanakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD
memerlukan persiapan yang cukup matang, sehingga guru harus mempu
menentukan atau memilih topik yang benar-benar bisa diterapkan dengan
pemberian model pembelajaran pembelajaran kooperatif tipe STAD
sehingga diperoleh hasil yang optimal.

143
143
143
143
143
143
143
143
143
143
143
143
143
143
143
143
143
143
143
143
143
143
143
143
143
143
143
143
143
143
143
143
143
143
143
143
2. Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa, guru
hendaknya lebih sering melatih siswa dengan kegiatan penemuan, walau
dalam taraf yang sederhana, di mana siswa nantinya dapat menemukan
pengetahuan baru, memperoleh konsep dan keterampilan, sehingga siswa
berhasil atau mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya.
3. Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian
ini hanya dilakukan di SDN 16 DOMPU tahun pelajaran 2015 - 2016.

144
144
144
144
144
144
144
144
144
144
144
144
144
144
144
144
144
144
144
144
144
144
144
144
144
144
144
144
144
144
144
144
144
144
144
144
145
145
145
145
145
145
145
145
145
145
145
145
145
145
145
145
145
145
145
145
145
145
145
145
145
145
145
145
145
145
145
145
145
145
145
145
146
146
146
146
146
146
146
146
146
146
146
146
146
146
146
146
146
146
146
146
146
146
146
146
146
146
146
146
146
146
146
146
146
146
146
146
147
147
147
147
147
147
147
147
147
147
147
147
147
147
147
147
147
147
147
147
147
147
147
147
147
147
147
147
147
147
147
147
147
147
147
147
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto,Suharsimi.2007.Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta : PT.Bumi Akasara.

Anonim, 1993. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka, Edisi
Kedua, Cetakan Pertama.

Anonim, 2004. Buku Siswa Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta :
Depdiknas.

Anonim, 2005. Materi Pelatihan Terintegrasi Bahasa dan Sastra. Jakarta :


Depdiknas.

148
148
148
148
148
148
148
148
148
148
148
148
148
148
148
148
148
148
148
148
148
148
148
148
148
148
148
148
148
148
148
148
148
148
148
148
Eneste, Pamusuk. 1995. Buku Pintar Penyuntingan Naskah. Jakarta : Obor.

Moeliono, Antorn. 1988. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai
Pustaka.

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1993. Pedoman Umum Ejaan


Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Jakarta : Grasindo.

Tambelu, Jackson V.A. 2005. Makalah Pendekatan Contextual Teacing and


Learing. Manado : Unima.

149
149
149
149
149
149
149
149
149
149
149
149
149
149
149
149
149
149
149
149
149
149
149
149
149
149
149
149
149
149
149
149
149
149
149
149
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
151
151
151
151
151
151
151
151
151
151
151
151
151
151
151
151
151
151
151
151
151
151
151
151
151
151
151
151
151
151
151
151
151
151
151
151
152
152
152
152
152
152
152
152
152
152
152
152
152
152
152
152
152
152
152
152
152
152
152
152
152
152
152
152
152
152
152
152
152
152
152
152
153
153
153
153
153
153
153
153
153
153
153
153
153
153
153
153
153
153
153
153
153
153
153
153
153
153
153
153
153
153
153
153
153
153
153
153
DAFTAR HADIR SISWA
DALAM KEGIATAN PENELITIAN
No NAMA KELAS KEHADIRAN
I II III IV V VI
Tgl. Tgl. Tgl. Tgl. Tgl. Tgl.
154
154
154
154
154
154
154
154
154
154
154
154
154
154
154
154
154
154
154
154
154
154
154
154
154
154
154
154
154
154
154
154
154
154
154
154
05-04 08-04 11-04 14-04 17-04 21-04
2015 2015 2015 2015 2015 2015
1 DEDI GUNAWAN IV
2 JERI RAMZAH IV
3 DWIKI OPANDI IV
4 I.PTU EKA.S IV
5 REKAMULTI. F IV
6 ARI SANDI IV
7 WAHDANIA IV

155
155
155
155
155
155
155
155
155
155
155
155
155
155
155
155
155
155
155
155
155
155
155
155
155
155
155
155
155
155
155
155
155
155
155
155
8 AHMAD YANI IV
9 ARDIAN SYAH IV
10 RANI ASTIKA IV
11 SAHRUL.R IV
12 ARMIN.S IV
13 RADIANSYAH IV
14 SAHARIAH IV

156
156
156
156
156
156
156
156
156
156
156
156
156
156
156
156
156
156
156
156
156
156
156
156
156
156
156
156
156
156
156
156
156
156
156
156
15 AFRIZAL SAURI IV
16 ARIANTO IV
17 NURMAYANTI IV
18 FAERUZ PRATIWI IV
19 M.SABIRIN IV
20 WAYAN W IV
21 LENI MARTINI IV

157
157
157
157
157
157
157
157
157
157
157
157
157
157
157
157
157
157
157
157
157
157
157
157
157
157
157
157
157
157
157
157
157
157
157
157
Lampiran :

LEMBAR PENGAMATAN
PENGELOLAAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD
Sekolah : SDN 16 Dompu Nama Guru : ST. Hadijah, S.Pd
Kelas/Semester : Kelas IV Tanggal :_______________
PokokBahasan : Pukul :_______________

Bertikut ini diberikan suatu daftar aspek pengelolaan kegiatan belajar mengajar
yang dilakukan guru di kelas.Berikan penilaian dengan cara memberi tanda cek
( V ) pada kolom yang sesuai.

No Aspek yang diamati Dilakukan Penilaian


158
158
158
158
158
158
158
158
158
158
158
158
158
158
158
158
158
158
158
158
158
158
158
158
158
158
158
158
158
158
158
158
158
158
158
158
ya tdk 1 2 3 4
I Pengamatan KBM
A. Pendahuluan
1. Menyampaikan Tujuan
Pembelajaran
2. Mengaitkan dengan pelajaran
sebelumnya
3. Memotivasi Siswa
II B. Kegiatan Inti

159
159
159
159
159
159
159
159
159
159
159
159
159
159
159
159
159
159
159
159
159
159
159
159
159
159
159
159
159
159
159
159
159
159
159
159
Melatih siswa dalam Belajar
mengajar
1. Secara klasikal menjelaskan
materi dalam belajar mengajar
yang akan digunakan
2. Memodelkan pembelajaran
kooperatif tipe STAD dalam
proses belajar mengajar
3. Membimbing siswa tentang
160
160
160
160
160
160
160
160
160
160
160
160
160
160
160
160
160
160
160
160
160
160
160
160
160
160
160
160
160
160
160
160
160
160
160
160
bahasa indonesia dengan
menggunakan pembelajaran
kooperatif tipe STAD dalam
proses belajar mengajar

4. Memeriksa pemahaman siswa


terhadap materi kegiatan belajar
Bahasa Indonsia dalam belajar
mengajar
161
161
161
161
161
161
161
161
161
161
161
161
161
161
161
161
161
161
161
161
161
161
161
161
161
161
161
161
161
161
161
161
161
161
161
161
5. Memberikan latihan mandiri
6. Menyampaikan tujuan dan
motivasi
7. Mendemonstrasikan
pengetahuan dan ketrampilan
8. Memberikan latihan terbimbing
9. Memberikan pemahaman dan
memberikan umpan balik
10. Memberikan latihan mandiri
162
162
162
162
162
162
162
162
162
162
162
162
162
162
162
162
162
162
162
162
162
162
162
162
162
162
162
162
162
162
162
162
162
162
162
162
III Kesesuaian Metode

IV C. Penutup
Membimbing siswa merangkum
materi pelajaran
V Pengelolaan Waktu

VI Suasana Kelas
1. Siswa antusias
2. Guru antusias
163
163
163
163
163
163
163
163
163
163
163
163
163
163
163
163
163
163
163
163
163
163
163
163
163
163
163
163
163
163
163
163
163
163
163
163
Dompu ,____,___________2015

Keterangan : Pengamat
1. Tidak Baik
2. Kurang Baik
3. Cukup Baik
4. Baik ___________________

Lampiran :

164
164
164
164
164
164
164
164
164
164
164
164
164
164
164
164
164
164
164
164
164
164
164
164
164
164
164
164
164
164
164
164
164
164
164
164
LEMBAR PENGAMATAN
PENGELOLAAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD
Sekolah : SDN 16 Dompu Nama Guru : ST. Hadijah, S.Pd
Kelas/Semester : Kelas IV Tanggal :_______________
PokokBahasan :______________________ Pukul :_______________

Berikut ini diberikan suatu daftar aspek pengelolaan kegiatan belajar mengajar
yang dilakukan guru di kelas.Berikan penilaian dengan cara memberi tanda cek
( V ) pada kolom yang sesuai.

165
165
165
165
165
165
165
165
165
165
165
165
165
165
165
165
165
165
165
165
165
165
165
165
165
165
165
165
165
165
165
165
165
165
165
165
Dilakukan Penilaian
No Aspek yang diamati
ya tdk 1 2 3 4
I Pengamatan KBM
A. Pendahuluan
1. Menyampaikan Tujuan
Pembelajaran
2. Mengaitkan dengan pelajaran
sebelumnya
3. Memotivasi Siswa
II B. Kegiatan Inti
166
166
166
166
166
166
166
166
166
166
166
166
166
166
166
166
166
166
166
166
166
166
166
166
166
166
166
166
166
166
166
166
166
166
166
166
1. Mendemonstrasikan
pengetahuan dan ketrampilan
2. Memberikan latihan terbimbing
3. Memberikan pemahaman dan
memberikan umpan balik
4. Memberikan latihan mandiri
III Kesesuaian Metode

IV C. Penutup
Membimbing siswa merangkum
167
167
167
167
167
167
167
167
167
167
167
167
167
167
167
167
167
167
167
167
167
167
167
167
167
167
167
167
167
167
167
167
167
167
167
167
materi pelajaran
V Pengelolaan Waktu

VI Suasana Kelas
3. Siswa antusias
4. Guru antusias

Dompu,___,___________2015

Keterangan : Pengamat
1. Tidak Baik
168
168
168
168
168
168
168
168
168
168
168
168
168
168
168
168
168
168
168
168
168
168
168
168
168
168
168
168
168
168
168
168
168
168
168
168
2. Kurang Baik
3. Cukup Baik
4. Baik ____________________

169
169
169
169
169
169
169
169
169
169
169
169
169
169
169
169
169
169
169
169
169
169
169
169
169
169
169
169
169
169
169
169
169
169
169
169
170
170
170
170
170
170
170
170
170
170
170
170
170
170
170
170
170
170
170
170
170
170
170
170
170
170
170
170
170
170
170
170
170
170
170
170
Lampiran :

LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS GURU DAN SISWA


DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD
Sekolah : SDN 16 Dompu Nama Guru : ST. Hadijah, S.Pd
171
171
171
171
171
171
171
171
171
171
171
171
171
171
171
171
171
171
171
171
171
171
171
171
171
171
171
171
171
171
171
171
171
171
171
171
Kelas/Semester : Kelas IV Tanggal :_______________
PokokBahasan :______________________ Pukul :_______________

Petunjuk Pengisian
Amatilah aktivitas gruru dan siswa dalam kelompok subyek selama kegiatan
belajar mengajar berlansung.
Isilah lembar pengamatan dengan prosedur sebagai berikut :
1. Pengamatan melakukan pengamatan duduk di tempat yang memungkin
untuk melihat semua aktivitas siswa yang diamati
172
172
172
172
172
172
172
172
172
172
172
172
172
172
172
172
172
172
172
172
172
172
172
172
172
172
172
172
172
172
172
172
172
172
172
172
2. Tiap 90 detik pengamat melakukan pengamatan aktivitas guru dan siswa
yang dominan dan 30 detik berikutnya menulis kode kategori pengamatan.
3. Kode-kode kategori dituliskan pada baris dan kolom yang tersedia
4. Pengamatan terhadap guru dan siswa dilakukan bersamaan sejak kegiatan
pembelajaran dimulai.

Kategori Pengamatan Pembelajaran Melalui Pembelajaran Kooperatif tipe


STAD pada Pelajaran Bahasa Indonesia Kajian Menyunting Ejaan dan
Tanda Baca.
173
173
173
173
173
173
173
173
173
173
173
173
173
173
173
173
173
173
173
173
173
173
173
173
173
173
173
173
173
173
173
173
173
173
173
173
Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
1. Menyampaikan tujuan 1. Mendengarkan secara aktif
2. Mengaitkan dengan materi 2. Membaca buku ( buku
sebelumnya siswa,LKS )
3. Memotivasi Siswa 3. Menulis yang relevan dengan
4. Melatihkan melalui KBM
pembelajaran kooperatif tipe 4. Mengerjakan
STAD yang dimodelkan LKS,mempraktekkan materi
5. Membimbing siswa pelajaran bahasa Indonesia
174
174
174
174
174
174
174
174
174
174
174
174
174
174
174
174
174
174
174
174
174
174
174
174
174
174
174
174
174
174
174
174
174
174
174
174
menerapkan pembelajaran 5. Tanya jawab antara siswa dan
kooperatif tipe STAD pada guru
pelajaran bahasa Indonesia 6. Tanya jawab antara siswa dan
6. Memerikasa pemahaman dan siswa
memantapkan berpikir siswa 7. Menyajikan hasil pembelajaran
7. Memberikan latihan mandiri 8. Membuat rangkuman
8. Mendemonstrasikan
pengetahuan dan ketrampilan
9. Memberikan latihan
175
175
175
175
175
175
175
175
175
175
175
175
175
175
175
175
175
175
175
175
175
175
175
175
175
175
175
175
175
175
175
175
175
175
175
175
terbimbing
10. Tanya jawab dengan siswa
11. Membuat rangkuman

Dompu,____,_____________2015

Pengamat

_____________________
176
176
176
176
176
176
176
176
176
176
176
176
176
176
176
176
176
176
176
176
176
176
176
176
176
176
176
176
176
176
176
176
176
176
176
176
177
177
177
177
177
177
177
177
177
177
177
177
177
177
177
177
177
177
177
177
177
177
177
177
177
177
177
177
177
177
177
177
177
177
177
177
Lampiran :

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP) I

1. Identitas
178
178
178
178
178
178
178
178
178
178
178
178
178
178
178
178
178
178
178
178
178
178
178
178
178
178
178
178
178
178
178
178
178
178
178
178
Nama Sekolah : SDN 16 DOMPU
Kelas : V
Semester : I
Mata Pelajaran : Bhs. Indonesia
Hari/tanggal :
Pertemuan : Ke - 22

2. Standar Kompetensi :

179
179
179
179
179
179
179
179
179
179
179
179
179
179
179
179
179
179
179
179
179
179
179
179
179
179
179
179
179
179
179
179
179
179
179
179
Memahami teks melalui membaca intensif, membaca nyaring, dan
membaca pantun

3. Kompetensi Dasar :
Menemukan kalimat utama pada tiap paragraf melalui membaca
intensif

4. Indikator :
Menemukan pokok-pokok pikiran dari tiap-tiap paragraf atau teks
180
180
180
180
180
180
180
180
180
180
180
180
180
180
180
180
180
180
180
180
180
180
180
180
180
180
180
180
180
180
180
180
180
180
180
180
5. Tujuan Pembelajaran :
Siswa dapat menentukan pokok-pokok pikiran dari tiap-tiap
paragraf

6. Materi:
Menemukan pokok-pokok pikiran

7. Alokasi Waktu :
181
181
181
181
181
181
181
181
181
181
181
181
181
181
181
181
181
181
181
181
181
181
181
181
181
181
181
181
181
181
181
181
181
181
181
181
3 x 35 menit

8. Metode :
Ceramah, tanya jawab, dan penugasan

9. Kegiatan :
A. Pendahuluan
Berdo’a
Mengecek kehadiran siswa (absensi)
182
182
182
182
182
182
182
182
182
182
182
182
182
182
182
182
182
182
182
182
182
182
182
182
182
182
182
182
182
182
182
182
182
182
182
182
Mengecek persiapan siswa, alat, sumber, atau meedia yang
akan digunakan
Aperspsi: Guru dan siswa bertanya jawab tentang materi
pelajaran yang berlalu
B. Inti
 Guru yang menjelaskan secara singkat tentang materi yang
akan diajarkan yaitu tentang bagaimana cara menemukan pokok-
pokok pikiran dari masing-masing paragraf.

183
183
183
183
183
183
183
183
183
183
183
183
183
183
183
183
183
183
183
183
183
183
183
183
183
183
183
183
183
183
183
183
183
183
183
183
 Guru menjelaskan bahwa pokok pikiran adalah kalimat atau
masalah penting yang akan dibicarakan dalam paragraf tersebut.
 Siswa ditugaskan membaca satu paragraf kemudian siswa
lain menentukan pokok pikiran yang ada pada paragraf tersebut
 Siswa ditugaskan membaca cerita pendek kemudian
menentukan pokok pikiran yang ada pada masing –masing paragraf
 Siswa membaca hasil kerja ke depan kelas, dan guru
meluruskan jawaban siswa yang kurang tepat

184
184
184
184
184
184
184
184
184
184
184
184
184
184
184
184
184
184
184
184
184
184
184
184
184
184
184
184
184
184
184
184
184
184
184
184
 Siswa membuat pembetulan dan rangkuman

C. Penutup
 Guru dan siswa merefleksi semua kegiatan pembelajaran
 Siswa mengerjakan sosal-soal secara klasikal
 Guru memberikan PR sebagai tindak lanjut

185
185
185
185
185
185
185
185
185
185
185
185
185
185
185
185
185
185
185
185
185
185
185
185
185
185
185
185
185
185
185
185
185
185
185
185
10. Penilaian
a. Prosedur: Postes
b. Jenis: Tes tulis atau lisan
c. Instrumen: Terlampir

11. Sumber
Silabus dan standar isi
Buku Bahasa Indonesia Kelas IV
186
186
186
186
186
186
186
186
186
186
186
186
186
186
186
186
186
186
186
186
186
186
186
186
186
186
186
186
186
186
186
186
186
186
186
186
Dompu,
Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Kelas IV

Siti Aminah, S.Pd. ST. Hadijah, S.Pd


196112121982032019 196312311983032190

187
187
187
187
187
187
187
187
187
187
187
187
187
187
187
187
187
187
187
187
187
187
187
187
187
187
187
187
187
187
187
187
187
187
187
187
188
188
188
188
188
188
188
188
188
188
188
188
188
188
188
188
188
188
188
188
188
188
188
188
188
188
188
188
188
188
188
188
188
188
188
188
Materi:

TANAH LONGSOR
189
189
189
189
189
189
189
189
189
189
189
189
189
189
189
189
189
189
189
189
189
189
189
189
189
189
189
189
189
189
189
189
189
189
189
189
Malam jum’at yang sepi mendadak berubah menjadi gaduh. Para warga berlarian

kea arah suara yang bergemuruh. Orang tua, anak-anak dadn para ibu-ibu tampak

tergopoh-gopoh. Wajah mereka terlihat panik, cemas dan takut. Beberapa ibu

bahkan menjerti-jerit histeris. Ada juga yang berkali-kali membaca takbir.

Rupanya bukit Subali yang gundul itu runtuh.

190
190
190
190
190
190
190
190
190
190
190
190
190
190
190
190
190
190
190
190
190
190
190
190
190
190
190
190
190
190
190
190
190
190
190
190
Longsor tanah bukit Subali sangat dahsyat. 12 rumah terkubur tanah dan lima

lainnya rusak parah. Dilaporkan pula bahwa 15 orang terkubur di dalamnya.

Kerugiannya diperkirakan menjadi 750 juta rupiah.

Tim SAR dengan dibantu para warga Desa bekerja mengevakuasi korban. Mereka

bekerja sepanjang hari. Berbagai peralatan dipergunakan termasuk alat berat

meskipun mengalami kesulitan, namun satu persatu akhirnya korban dapat

191
191
191
191
191
191
191
191
191
191
191
191
191
191
191
191
191
191
191
191
191
191
191
191
191
191
191
191
191
191
191
191
191
191
191
191
dievakuasi. Menjelang magrib tim SAR berhasil mengevakuasi seluruh korban.

Para korban selanjutnya dibawa anggota keluarganya untuk dimakamkan.

Tulislah pokok pikiran masing-masing paragraf di atas!

192
192
192
192
192
192
192
192
192
192
192
192
192
192
192
192
192
192
192
192
192
192
192
192
192
192
192
192
192
192
192
192
192
192
192
192
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) II

1. Identitas
Nama Sekolah : SDN 16 DOMPU
Kelas : IV
193
193
193
193
193
193
193
193
193
193
193
193
193
193
193
193
193
193
193
193
193
193
193
193
193
193
193
193
193
193
193
193
193
193
193
193
Semester : I
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Hari/tanggal :
Pertemuan : Ke - 25

2. Standar Kompetensi :
Mengungkapkan pikiran, pendapat, perasaan, dan informasi secara
tertulis dalam bentuk karangan, pengumuman dan pantun anak

194
194
194
194
194
194
194
194
194
194
194
194
194
194
194
194
194
194
194
194
194
194
194
194
194
194
194
194
194
194
194
194
194
194
194
194
3. Kompetensi Dasar :
Menyusun karangan tentang berbagai topik sederhana dengan
memperhatikan penggunaan ejaan (huruf besar, tanda titik, tanda koma
dan lain-lain)

4. Indikator :
Menyusun kerangka dan menentukan tema karangan
Menyusun karangan berdasarkan pengalaman dengan bahasa yang
runtut EYD dengan tepat
195
195
195
195
195
195
195
195
195
195
195
195
195
195
195
195
195
195
195
195
195
195
195
195
195
195
195
195
195
195
195
195
195
195
195
195
5. Tujuan Pembelajaran :
Siswa dapat menentukan tema dan menyusun karangan

6. MateriAjar : Menyusun karangan berdasarkan kerangka


7. Alokasi Waktu : 3 x 35 menit

8. Metode :
Ceramah, tanya jawab, dan penugasan
196
196
196
196
196
196
196
196
196
196
196
196
196
196
196
196
196
196
196
196
196
196
196
196
196
196
196
196
196
196
196
196
196
196
196
196
9. Kegiatan :
A. Pendahuluan
Berdo’a
Guru mengecek kehadiran siswa (absensi)
Guru mengecek persiapan alat, sumber, atau media yang
akan digunakan

197
197
197
197
197
197
197
197
197
197
197
197
197
197
197
197
197
197
197
197
197
197
197
197
197
197
197
197
197
197
197
197
197
197
197
197
Apersepsi: Guru dan siswa bertanya jawab tentang seputar
materi yang minggu lalu yaitu tentang tema topik karangan , dan
pkok-pokok pikiran karangan
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

B Inti
 Guru yang menjelaskan pengertian karangan dan
bagaimana menyusun karangan yang baik

198
198
198
198
198
198
198
198
198
198
198
198
198
198
198
198
198
198
198
198
198
198
198
198
198
198
198
198
198
198
198
198
198
198
198
198
 Siswa ditugaskan membaca contoh karangan yang ada
dalam buku Bahasa Indonesia Hal. 133. (ERLANGGA)
 Siswa secara berkelompok menyusun karangan dengan
kerangka karangan berupa gambar yang sudah disiapkan oleh guru
sebanyak 4 paragraf (masing-masing kerangka dikembangkan oleh
satu kelompok)
 Siswa membaca karangan ke depan kelas dan kelompok
lain menyimaknya

199
199
199
199
199
199
199
199
199
199
199
199
199
199
199
199
199
199
199
199
199
199
199
199
199
199
199
199
199
199
199
199
199
199
199
199
 Guru mengamatinya dengan menggunakan lembar
pengamatan penilaian
 Siswa memanjangkan hasilnya di papan dan guru memberi
pujian kepada kelompok yang terbaik
 Siswa membuat kesimpulan dan rangkuman dari catatan
yang ada di papan tulis
C. Penutup
 Refleksi

200
200
200
200
200
200
200
200
200
200
200
200
200
200
200
200
200
200
200
200
200
200
200
200
200
200
200
200
200
200
200
200
200
200
200
200
 Siswa menyusun karangan secara individu dengan kerangka
yang sudah disipkan guru
 Guru memberikan PR sebagai tindak lanjut (membuat
karangan dengan tema lain)
10 Penilaian
a.Prosedur : Postes
b. Jenis : Tes tulis atau lisan
c.Instrumen : Terlampir

201
201
201
201
201
201
201
201
201
201
201
201
201
201
201
201
201
201
201
201
201
201
201
201
201
201
201
201
201
201
201
201
201
201
201
201
11 Alat/Sumber Bahan
Silabus dan standar isi
Buku Bahasa Indonesia kelas IV hal. 133 dan 118 (ELANGGA)
Gambar-gambar dan buku yang relevan

Dompu,
Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Kelas IV

202
202
202
202
202
202
202
202
202
202
202
202
202
202
202
202
202
202
202
202
202
202
202
202
202
202
202
202
202
202
202
202
202
202
202
202
Siti Aminah, S.Pd. ST. Hadijah, S.Pd.
196112121982032019 196312311983032190

203
203
203
203
203
203
203
203
203
203
203
203
203
203
203
203
203
203
203
203
203
203
203
203
203
203
203
203
203
203
203
203
203
203
203
203

You might also like