You are on page 1of 6

PEMBINAAN APARAT DI MAROS

Oleh : eka noviyanti kelihu / 201410050311073

GAMBARAN UMUM ISI JURNAL

Pembinaan aparatur yang meliputi pendidikan pelatihan dan, promosi, mutasi


(pemindahan) / rotasi, dan penerapan sistem penurunan pangkat (non-kantor) yang dilakukan
oleh pemerintah maros, yang berdasarkan undang-undang nomor 43 tahun 1999 dan peraturan
pemerintah nomor 101 tahun 2000, yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan, profesional
dan kompetensi karyawan dalam memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat. Hal
tersebut sejaalan dengan yang diungkapkan oleh matutina (2001:205) bahwa masalah sebenarnya
adalah kualitas sumber daya personal tidak diarahkan dengan benar, kualitas yang dimaksud
olehnya untuk mengacu pada pengetahuan, keterampilan, kemampuan.

Untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, profesionalisme, dan promosi


berdasarkan kompetensi, keahlian, dan antusiasme untuk bekerja sebagai pembaharu, dan
pelaksanaan mutasi dengan harapan perubahan sikap, bersemangat untuk bekerja, dan
meningkatkan motivasi untuk bekerja dan mewujudkan sistem penurunan pangkat (non-kantor)
dengan harapan untuk perubahan perilaku, penciptaan kepuasan kerja, dan bisa mendapatkan
keadilan dalam kepada karyawan. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari dua
jenis yaitu, dataprimer dan data sekunder. Yang mana hasil menarik dari penelitian ini bahwa
ketika kita karyawan puas dengan pekerjaan mereka, kepuasan didasarkan pada factor-faktor
seperti sifat intrinsic dari keberhasilan dalam mencapai sesuatu, pengakuan yang diperoleh,sifat
pekerjaan yang dilakukan, rasa tanggungjawab, kemajun karir dan profsional dalam prtumbuhan
dan intelektual, dan saatt merekadihadapan dengan karyawan lain.

Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat diartikan pembinaan aparat dimana seornang
karyawan yang telah mengikuti pendidikan dan penelitian diharapkan untuk mengikatan
pengetahuan,keterampilan dan professional dan dalam kontekspromosi dilakukan berdasarkan
kompetensi, keahlian, dan dapat bekeja sebagai seorang reformasi, dan dalam aspek mutasi/rotasi
dapat mengubah sikap, mampu bekerja sebagai seorang reformasi, dapat didorong untuk bekerja,
dan motivasi kerja. Fakta yang ada perbedaan dibidang motivasi karyawan dengan intensitas
tinggi (mengikuti) dan intensitas rendah (tidak mengikuti) untuk pendidikan dan penelitian
(training).

TEORI YANG DIGUNAKAN

Teori yang digunakan dalam jurnal tersebut yaitu Herzberg’s two factor tentang factor
ekstrinsik yang mempengaruhi motivasi kerja. Jadi karyawan yang terdorong secara intrinsic
akan menyenangi pekerjan yang memungkinkan menggunakan kreativitas dan inovasinya,
bekerja dengan tingkat otonomi yang tinggi dan tidak perlu diawasi dengan katat. Kepuasan
disini tidak terutama dikaitkan dengan perolehan hal-hal yang bersifat materi. Sebaliknya,
mereka yang lebih terdorong oleh factor entrinsik cenderung melihat kepada perolehan hal-hal
yang diinginkan dari organisasi. Ferderick Herzberg menyatakan bahwa factor-faktor tertentu di
tempat kerja ang menyebabkan kepuasan kerja, sementara pada bagian lain ada pula factor lain
yang menyebabkan ketidakpuasan. Dengan kata lain kepuasan dan ketidakpuasan kerja
berhubungan satu sama lain. Factor tertentu di tempat kerja tersebut oleh Frederick Herzberg
diidentifikasi sebagai hygiene factors (factor kesehatan) dan motivation factors (factor pemuas).

1. Factor kesehatan adalah factor pekerjaan yang penting untuk adanya motivasi di tempat
kerja. Factor ini tidak mengarah pada kepuasan positif untuk jangka panjang. Tetapi jika
factor-faktor ini tidak hadir, maka muncul ketidakpuasan. Faktor ini adalah factor
entrinsik untuk bekerja. Factor hiegenis juga disebut juga sebagai dissatiesfiers atau
factor pemeliharaan yang diperlukan untuk menghindari ketidakpuasan.
2. Factor motivasi harus menghasilkan kepuasan positif. Faktoryang melekat dalam
pekerjaan dan motivasi karyawan untuk sebuah kinerja yang unggul disebut sebagai
factor pemuas. Gaji hanya akan menghailkan jangka pendek. Tetapi tidak dengan factor
motivasi seperti pengangkat karyawan tetap. Sehingga menyebabkan penurunan motivasi
karyawan dalam bekerja.

METODE YANG DIGUNAKAN

Metode yang digunnakan yaitu penelitian kuantitatif. Penelitian Kuantitatif adalah


penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-
hubungannya. Tujuan penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-
model matematis , teori dan hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam.proses pengukuran
adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan
yang fundamental antara pengamatan empiris dan kpresi matematis dari hubungan. Penelitian
kuantitatif banyak dipergunakan baik dalam ilmu-ilmu alam maupun ilmu social. Pendekatan ini
juga digunakan sebagai cara untuk meneliti berbagai aspek dari pendidikan.

Focus penelitian ini adalah pembinaan aparatur yang meliputi pendidikan dan pelatihan
terdiri dari peningkatan pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan, termasuk promosi.
Mengingatkan pengetahuan, keterampilan, profesinalisme, dan promosi berdasarkan kompetensi,
keahlian, dan antusiasme untuk bekerja sebagai pembaharu, dan pelaksanaan mutasi dengan
harapan peubahan sikap, bersemangat unntuk kerja,meningkatkan motivasi untuk bekerja dan
mewujudkan sistem penurunan pangkat (non-kantor) dengan harapan untuk perubahan prilaku.
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis yaitu primer dan sekunder.
Data primer diperoleh melalui wawancara dengan sejumlah informan dan hasil pengelohan data
kusioner responden survey meliputi variable melayani kepuasan public, profesionalisme pada
pekerjaan, mendapatkan gaji yang tingi, tanggung jawab pekerjaan,hubungan baik dengan
atasan, kondisi kerja yang nyaman, hubungan dengan rekan kerja, peluang karir, kesempatan
untuk menambah pengalaman kerja, keamanan kerja, tantangan dalam diri mereka sendiri untuk
bekerja, pelaksanaan hukuman yang adil.

ANALISIS

Hasil penelitian ini akan mengungkapkan bahwa, pengembangan aparatuur untuk


mengingatkan bahwa : pengembangan aparatur untuk meningkatpengetahuan, kemampuan,
profesionalisme, kompetensi, ketterampilan, dapat bekerja sebagai pembaharu, perubbahan
sikap, bersemangat untuk bekerja, termotivasi untuk melakukan pekerjaan, mendapatkan
kepuasan dalam pekerjaan dan mendapatkan keadilan dalam pekerjaaan. Perbedaan motivasi
kerja pegawai pemerintah maros dipengaruhi oleh factor ekstrinsik dan factor intirinsik adalah
variable yang meninggkatkan gaji yang tinggi menempati peringkat pertama, sementara untuk
variable kepuasan masyarakat menempati peringkat terakhir. Artinya, bahwa kepuasan melayani
masyarakat dipengaruhi oleh gaji tinggi yang diterima oleh karyawan untuk melakukan
pekerjaan itu. Dalam rangka mewujudkan program-program pembangunan personal, pemerinah
maros melakukan perbaikan terhadap sistem rekrtutmen, promosi harus memenuhi persyaratan
pangkat dan telah mengikuti pendidikan dan penelitian (training) hierarki diatur oleeh undang-
undang ketenagakerjaan. Hal tersebut di atas, sejalan dengan yang diungkapkan oleh matutina
(2001:205) [1] bahwa masalah sebenarnya adalah kualitas sumber daya personal tidak diarahkan
dengan baik. Pada penelitian ini tulisan merujuk pada dua teori Herzberg dikembangkan oleh
fredick Herzberg sebagai psikolog besar. Dalam upaya untuk mengembangkan teorinya,
melakukan penelitian. Sementara dalam pemerintahan di kabupaten maros, teori teori yang
berlaku tentang Herzbearg adalah bahwa dalam diri manusia ada dua faktor yang memotivasi
kerja melakukan yang termotivasi daridalam dan dari luar manusia dan diri manusia.

Secara empiris dari hasil peneitian ini, ada makna yang terkandung dalam penelitian ini
adalah bahwa, tidak peduli seberapa baik pelaksanaan pembangunanelalu pendidikan dan
pelatihan aparat jika tidak didukung oleh perencanaan yang baik dan anggaran yang cukup, maka
tidak akan sesuai yang dilaksanakan dengan yang diharapkan.

Sedangkan motivasi kerja yang tmeliputi; kepuasan melayani masyaakat,bekerja secara


professional,mendapatkan gaji yang tinggi, memiliki tanggung jawab moral dalam
bekerja,memiliki hubungn yan baik dengan bos, memiliki ruang kerja yang nyaman,memiliki
hubungan yan baik dengan pekerja, kesempatan untuk mengembangkan karir,dapat menanbah
pengalam kerja,dapatkan keamanan dalam bekerja, mendapat tantangn dalam diri mereka sendiri
dalam pekerjaan,dan mendapatkan perawatan hukuman yang adil sangat dipengaruhi oleh
intensitas pendidikan dan pelatihan yang deselenggarakan oleh hasil pemerintah.

KONTRIBUSI JURNAL

Kontrinusi yang terdapat dalam jurnal tersebut yaitu pembinnaan aparat di mana seorang
karyawan yang telah mengikuti pendidikan dan pelatihan diharapkan untuk meningkatkan
pengetahuan, keterampilan, dan profesinalisme, dan dalam kontekspromosi dilakukan
berdasarkan kompetensi, keahlian, dan dapat bekerja sebagai seorang reformasi, dan daalm aspek
mutasi/ rotasi dapat mengubah sikap, mampu bekerja sebagai seorang reformasi, dapat didorong
untuk bekerja, dan motivasi kerja. Demikian juga sistem pengelolahan demosi ( penurunan
pangkat non-kantor) dengan tujuan perubahan perilaku, ada kepuasan dalam berkeja, dan dapat
mendapatkan keadilan dalam organisasi sehingga kenaikan diharapkan dalam efisienisi dan
efektifitas mejalankan organisasi untuk mencapai tujuan. (mengikuti) dan intensitas rendah (tidak
mengikuti) untuk pendidikan dan pelatihan (training). Hal ini dapat dilihat bahwa termotivasi
untuk bekerja karena gaji / penghasilan yang tinggi. Oleh karena itu kariyawan dengan intensitas
pendidikan tinggi dan pelatihan dapat dipromosikan untuk menduduki posisi tertentu. Ini berarti
bahwa jika seorang kariyawan memiliki menepati eselon berarti otomatis akan mendapatkan
tunjangan dan pendapatan / gaji gaji dapat ditingkatkan. Dengan demiikian terjadi perbedaan
yang sangat segnifikan terhadap karyawan yang telah mengikuti pendidikan dan tidak mengikuti
dan juga pelatihan.

Untuk hasil yang posetif pelaksanaan karja karyawn yang baik, jika didukung oleh
pengembangan persoalan berkelanjutan untuk mendukung peningkatan pengetahuan,
kemampuan, professional yang diharapkan untuk mendapatakan karyawan berdasarkan
kompentensi mereka serta untuk meningkatkan pendapatan / gaji tinggi untuk memotivasi
karyawan melakukan pekerjaan pelayanan publik. Tidak dapat dipungkiri bahwa layanan sipil
danmendapatakan harapan yang paling nyata sama sekali.karena seorang karyawan harus
menjadi sumber pendapatan yang bias memenuhi kebutuhan keluarga karyawan. Sehingga
menjandi karyawan membutuhkan perjuangan yang luar biasa untuk memenuhi persyaratan
untuk menjadi pegawi negeri sipil.

Dalam mengembakan konsep aparatur untuk mewujudkan personilberkualitas adallah


karyawan yang memiliki kompentensi tingg, untuk menjalankan pemerintahan untuk
mewujudkan personil yang berkualitas adalah karyawan yang memiliki kompetensi tingi, untuk
menjalankan pemerintah untuk mewujudkan karwan pekayanan public yang professional atau
pejabat harus mengikuti pendidikan intensif dan pelatihan sebagai perencanaan energy,
pemikiran dan pelaksanaan program pembangunan dan pemerintahan.

KESIMPULAN

Menurut penilituan dan pembahasan dapat diketahui bahwa perkembangan pejabat


pemerintah daerah di maros dalam melaksanakan pendidikan dan penelitian bertujuan untuk
mengikatkan pengetahuan,ktrampilan,professional, keahlian, kompetensi, perubahan sikap,
mampu bekerja sebagai reformer, bersemangat untuk bekerja, ada kepuasan dalam bekerja,
mendapatkan tenaga keadilan dalam organisasi. Selain itu, karyawan yang termaksud dalam
pendidikan dan penelitian karyawan yang sudah memiliki jabatanstruktural, dan karyawan
dipromosikan ke posisi tertentu. Pelaksanaan pembangunan personal melalui pendidikan dan
pelatihan diharapkan dapat meningkatkan motivasi karyawan. Ini berarti bahwaadanya kegiatan
pembinaan pejabat pemerintah daerah maros dalam memberikan pelayanan masyarakat yang
efesien dan efektif. Karena untuk menjadi pelayanan public yang baik, maka harus ada upaya
untuk meningkatkan kompetensi PNS, maka yang harus dilakukan menunjukan bahwa
pendidikan intens karyawan dan pelatihan memiliki motivasi yang tinggi untuk bekerja karena
telahh memenuhi persyaratan untuk dipromosikan dalam posisi tertentu.

Hasil penelitian ini, dapat dibuktikan bahwarespondenmendapatkan gaji tinggi


pada tingkat pertama, sambil memberikan pelayanan kepada masyarakat ditempatkan pada
peringtan terakhir, makna yang harus dipenuhi sebelumnya adalah karyawan baru melakukan
pekerjaann mereka dengan baik.

You might also like