BUKU SAKU
MEMAHAMI
GRATIFIKASIKOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
DIREKTORAT GRATIFIKASI
KEDEPUTIAN BIDANG PENCEGAHAN
BUKU SAKU
MEMAHAMI GRATIFIKASI
Tim Penulis:
Doni Muhardiansyah
Aida Ratna Zulaiha
Wahyu Dewantara Susilo
Annisa Nugrahani
Fahrannia Imbrita Rosalba
Bariroh Barid
1 Gusti Ayu Nyoman Lia Oktirani
Didukung oleh:
Muhammad Sigit
Wahyu PRYP
Andreas Budi Sampurno
Chalimatus Sadiyah
Mella Indira
Diterbitkan oleh:
Komisi Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia
Cetakan Pertama, Desember 2010
Jl. H.R. Rasuna Said Kav. C-1 Jakarta Selatan 12920
Telp. (021) 2557 8311, Faks (021) 5289 2441
www.kpk 90.14BUKU SAKU MEMAHAMI GRATIFIKASI
KATA PENGANTAR
Korupsi merupakan salah satu kata yang cukup populer di ma-
syarakat dan telah menjadi tema pembicaraan sehari-hari, Namun
demikian, ternyata masin banyak masyarakat yang belum menge-
tahui apa itu korupsi. Pada umumnya, masyarakat memahami korupsi
sebagai sesuatu yang merugikan keuangan negara semata, Padahal
dalam Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 juncto Undang-Un-
dang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi, ada 30 jenis tindak pidana korupsi. Ke-30 jenis tindak
pidana korupsi tersebut pada dasarnya dapat dikelompok-
kan menjadi tujuh, yaitu: |) kerugian keuangan Negara; li) suap-
menyuap; iii) penggelapan dalam jabatan; iv) pemerasan; v) per-
buatan curang; vi) benturan kepentingan dalam pengadaan; dan vil)
gratifikasi.
Dari berbagai jenis Korupsi yang diatur dalam undang-undang,
gratifikasi merupakan suatu hal yang relatif baru dalam penegakan
hukum tindak pidana korupsi di Indonesia. Gratifkasi diatur dalam
Pasal 12B Undang-Undang tersebut di atas. Dalam penjelasan
pasal tersebut, gratifikasi didefinisikan sebagai suatu pemberian
dalam artiluas, yakni meliputi pemberian uang, barang, rabat,, komisi,
pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan,
perjalanan wisata, pengobatan cuma-cuma, dan fasilitas lainnya,
yang diterima di dalam negeri maupun yang di luar negeri dan yang
dilakukan dengan menggunekan sarana elektronika maupun tanpa
sarana elektronika. Meskipun sudah diterangkan di dalam undang-
undang, ternyata masih banyak masyarakat Indonesia yang belum
memahami definisi gratifikasi, bahkan para pakar pun masih
memperdebatkan hal ini
Dengan latar belakang rendahnya pemahaman masyarakat Indonesia
atas gratifikasi yang dianggap suap sebagai salah satu jenis
tindak pidana korupsi, maka Direktorat Penelitian dan Pengembangan
bekerja sama dengan Direktorat Gratifikasi Komisi Pemberantasan
Korupsi (KP) berinisiatif untuk menerbitkan Buku Saku Memahami
Gratifikasi. Diharapkan buku saku ini dapat menjadi pedoman bagi
seluruh masyarakat Indonesia untuk memahami definisi dan konsep
gratifikasi serta mengetahui harus bersikap bagaimana apabila
berhadapan dengan gratifikasi.
Jakarta, Desember 2010
Salam Anti Korupsi,
Pimpinan KPK
Komisi Pemberantasan Korupsi| il@'
UKU SAKU MEMAHAMI GRATIFIKASI
DAFTAR ISL
Kata Pengantar
Daftar Isi
Pendahuluan
‘Apa yang Dimaksud dengan Gratifikasi?
Bilamana Gratifikasi Dikatakan Sebagal Tindak
Pidana Korupsi?
Mengapa Gratifkasi yang Diberikan kepada Penyelenggara
Negara atau Pegawai Negeri Perlu Diatur Datam
Suatu Peraturan?
1. Perkembangan Praktik Pemberian Hadiah
2. Konflik Kepentingan dalam Gratifkasi
Landasan Hukum Tentang Gratifikasi Sebagal
Tindak Pidana Korupsi
41. Undang-Undang Republik indonesia Nomor 20
Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-Undang
Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi
2. Penerima Gratifikasi yang Wajib Melaporkan Gratifikasi
3. Konsekuensi Hukum dari Tidak Melaporkan Gratifikasi
yang Diterima
Bagaimana Mengidentifkasi Gratitifikasi yang Dilarang
(legal)?
Jika Saya Menerima Gratifkasi Apa yang Harus
‘Saya Lakukan?
‘Apa Saja yang Harus Saya Lakukan dan Siapkan
dalam Melaporkan Gratifikasi llegat?
‘Apa yang Dilakukan oleh KPK pada Laporan Saya
Setelah Laporan Diserahkan dan Diterima Secara Resmi
Contoh-Contoh Kasus Gratifikasi
Contoh 1: Pemberian Pinjaman Barang dari Rekanan
secara Cuma-cuma
Contoh 2: Pemberian Tiket Perjalanan oleh Rekanan
untuk Keperluan Dinas/Pribadi secara
‘Cuma-cuma
Contoh 3: Pemberian Tiket Perjalanan oleh Pihak
Ketiga untuk Keperluan Dinas/Pribadi secara
‘Cuma-cuma
Contoh 4: Pemberian Insentif oleh BUMN/BUMD
Kepada Pihak Swasta karena Target
Penjualannya Berhasil Dicapai
Contoh 5: Penerimaan Honor sebagai Narasumber
dalam Suatu Acara
Contoh 6: Pemberian Sumbangan oleh Instansi
Pemerintah dalam Acara Khusus
Contoh 7: Pemberian Barang (Suvenir, Makanan, dil)
oleh Kawan Lama atau Tetangga
Contoh 8: Pemberian oleh Rekanan melalui Pihak Ketiga
Ww | Komisi Pemberantasan Korupsi
Boas
ono
10
"
19
20
2
24
25
26
27BUKU SAKU MEMAHAM! GRATIFIKASI ®
Contoh 9: Pemberian Hadiah atau Uang sebagai 29
Ucapan Terima Kasih atas Jasa yang Diberikan
Contoh 10: Pemberian Hadiah atau Uang oleh Debitur 30
kepada Pegawai Bank BUMNIBUMD
Contoh 11: Pemberian Cash Back kepada Nasabah 3
oleh Bank BUMN/BUMD
Contoh 12: Pemberian Fasilitas Penginapan oleh Pemda 32
‘Setempat pada Saat Kunjungan di Daerah
Contoh 13: Pemberian Sumbangan/Hadiah Pernikahan 33
Contoh 14: Pemberian kepada Pensiunan 34
Contoh 15: Hadiah karena Prestasi 35
Komisi Pemberantasan Korupsi| vBUKU SAKU MEMAHAMI GRATIFIKASI
PENDAHULUAN
Pada tahun 2001 dilakukan amandemen terhadap Undang-Undang
Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
dengan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2001. Dalam Undang-
Undang yang baru ini lebih diuraikan elemen-elemen dalam pasal-
pasal Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) yang pada
awalnya hanya disebutkan saja dalam Undang-Undang Nomor 31
Tahun 1999. Dalam amademen ini juga, untuk pertama kalinya istilah
Tawaren dar kosuontsebthanm diol karera pembeian
tersebut berpotensi menimbulkan situas! konflik kepentingan yang
apa rempengartobjktvias can penisanpesonl Mentos
\terhadap pekenaan konsultan, dan selain itu peristiwa seperti final
Sepak bola Pia Duna tak bemuburgan dengan 08s an o¢-
aun jaa dat seorangparyelenggara negara lau pegawa eget
Komisi Pemberantasan Korupsi| 21® BUKU SAKU MEMAHAMI GRATIFIKASL
[CONTOH 3]
PEMBERIAN TIKET PERJALANAN OLEH PIHAK KETIGA
KEPADA PENYELENGGARA NEGARA ATAU PEGAWAI NEGERI
ATAU KELUARGANYA UNTUK KEPERLUAN DINAS/PRIBADI
SEGARA CUMA-CUMA
‘Adanya pemekaran suatu provinsi menyebabkan sebuah kabupaten
berubah menjadi sebuah provinsi baru, Provinsi baru ini perlu
wilayah baru yang akan dijadikan sebagai Ibu Kota, Berdasarkan
hasil pencarian, pemerintah daerah dari provinsi baru tersebut
menemukan sebuah Kawasan yang cocok sebagai calon ibu kota.
Sayangnya, kawasan tersebut merupakan daerah hutan lindung
untuk penyerapan air, bahkan keperluan air untuk negara tetangga
disediakan dari daerah tersebut. Oleh karena itu, Kementerian
Kehutanan menetapkannya sebagai kawasan hutan lindung.
‘Agar kawasan hutan lindung dapat dialihfungsikan menjadi ibu
kota maka perlu dilakukan proses pengalihan fungsi kawasan yang
dimulai dengan permintaan dari pemerintah daerah kepada Menteri
Kehutanan. Kemudian, Menteri Kehutanan akan menyampaikan
permohonan ini kepada Komisi *Z” di Dewan Perwakilan Rakyat
dan aias jjin DPR, Menteri akan membentuk tim terpadu yang bersifat
independen untuk melakukan kajian. Selain itu, kajian juga akan
melibatkan lembaga-lembaga akademis, seperti Lembaga Penelitian
Nasional. Berdasarkan hasil kajian, tim terpadu merekomendasikan
bbahwa fungsi hutan lindung tersebut pantas dialihkan karena awalnya
hutan tersebut merupakan perkampungan dan berubah fungsinya
menjadi hutan lindung lebin Karena kepentingan tertentu. Setanjutnya,
Menteri membawa rekomiendasi dar’ tim terpadu ini untuk dimintakan
persetujuannya kepada Komisi °Z’.
Untuk mempercepat proses persetujuan Komisi "2" terhadap
pengalihan fungsi kawasan sehingga ibu kota provinsi dapat
segera dibangun, pemerintah daerah bersepakat dengan salah
satu anggota komisi untuk memberikan bantuan dalam peninjauan
ke kawasan, antara lain tiket perjalanan dan akomodasi selama di
kawasan.
Pertanyaan Apaksh pemberan bantuan dalam peninjauan ke Kawasan tersebut
termasukgratfkasi yang dlarang?
“awaben va
rtanyaan : Mengapa permasalahan dials lernasuk Konsep gratfkas yang
dlarang?
‘awaban Pemberianbantuan dalam peniniaan ke kawasan diduga merupaken
‘upaya dar pick pemernta daerah yang meri kepentingan, untuk
‘mempengaruhiindependensi keputssan komisi sobagai pemberi
persetuuan dalam mengesahkan hasikajan dar tim terpadu,
Pertanyaan Jka Anda berada dalam kondisi yang sama seperti yang dalam ang-
‘goa komis apa tndakan yang seharusnya Ana lakukan?
22. | Komisi Pemberantasan KorupsiBUKU SAKU MEMAHAMI GRATIFIKASI ®
‘Untuk menghindatejadinya konikkepentingan anggotaKomist
scherssnya menolak tentsan dalam melakukan peninjavan ke K3-
‘wasen dan memetharaintegrts dar proses pengarbianan fungi
Kawasan, Jka Karen suasi dan keris yang mendesak emyata
thet poylanan dan akomodasisudah dianggung oieh pak pemda
tanpa ckelahui sebelamnya ols anggota kom, maka anggota
amis haus melaporkan penerimaan in sebagai pelapran gratis!
kepada KPK paling ambat 30 har kaa setelahpaninjouan selasal
daksanaken.
Komisi Pemberantasan Korupsi| 23® BUKU SAKU MEMAHAMI GRATIFIKASI
[CONTOH 4]
PEMBERIAN INSENTIF OLEH BUMN/BUMD KEPADA PIHAK
‘SWASTA KARENA TARGET PENJUALANNYA BERHASIL DICAPAI
Sebuah BUMN di bidang transportasi, yaitu Maskapai "X" banyak
bekerjasama dengan agen perjalanan di seluruh Indonesia un-
tuk melakukan penjualan tiket. Sebagai imbalan dan juga strategi
pemasaran, maka Maskapai "x" memberikan insentif kepada agen-
agen perjalanan yang berhasil memenuhi target penjualan. Apakah
pemberian insentif tersebut termasuk gratifikasi?
Pertanyaan : Apakah seni yang dberkan cleh Maskapal X tersobultemastk
Sratikasi yang dlarang?
Jawaban Tidak
ertanyaan : Mengapa permasalahan di alas termasuk Konsep gatithas| yang
tidak orang?
Jawaban Hal tersebut bukan merupekan gratikasl sebagaimana defnisi
Union Unong Nor 31 Tan 1999 junto Undang-Urdang
‘Nomor 20 Tahun 2001, karena pemberian diberikan kepada pihak
‘swasta. Ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1908
junto Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 mengenai gratifkasi:
meng pagal reper atau penyelenagee nega
‘Berbede hanya apabila pemberan yang lakukan sebagai bagian
cat kegiatan pemasaran yang dikeras dalam benluk biaya promost
{ike dberkan kepada peryelenggara negara atau pegawai nageri
‘maka pemberian tersebutharusdiaporan sebagai pelaporan
rlikasi kepada KPK paling lambst 90 hari Kea sejak penermaan
fersebut.
Pertenyaan Apa yang mest diperhatitan dalam hal ii?
sawatan ‘Pet diperhatkan behwa pomberian tersabut akan berpotens!
‘menjadi suatu permasalahan hukum ket insentftersebut tidak
clisalurkan sesval dengan petaturen yang ada (misalperaturan yang
‘mengaturmasalahpersaeygan sah. Dalam contoh kasus ini hal
‘ersebut belum morupakan graliikasi yang ditur data ketentvan
‘Undang-Undeng Nomor 31 Tahun 1$99juncta Undang-Undang
Nom 20 Tahun 200
24 | Komisi Pemberantasan KorupsiBUKU SAKU MEMAHAMI GRATIFIKASI @®
[CONTOH 5}
PENERIMAAN HONOR SEBAGAI NARASUMBER OLEH
‘SEORANG PENYELENGGARA NEGARA ATAU PEGAWAI NEGERI
DALAM SUATU ACARA
Dalam menjalankan tugas seorang penyelenggara negara atau
pegawai negeri seringkali mendapatkan penunjukan tugas menjadi
pembicara untuk menjelaskan sesuatu, dan biasanya mendapatkan
honor sejumiah uang dari panitia.
Peranyaan» Apa peneimaan hoor tesebu termasuk dalam onsep rata
yang ara?
Jowatan = Ska penermaan hone tersebutidekdiarang dalam Kode Etk atau
‘eraluraninlera nts deri penyelenggara negara sau pegawal
‘ger maka hal trsebut karl grata sebegaimane detx
dalam UU Nomor 31 Tohun 1869 junto UU Noor 2 Tatun 2007.
Pertanyaan —_: Apa yang mest dperhatian dalam masalah in”?
Jawaban = Sering terjadi banyak instansi yang telah mencantumican pelarangan
‘menerima honor menjadi pembicars dalam kode etianya dan
‘menganggap hal tersebut (menaci pembicara untok menjetaskan
tupoksinya) adalah bagian dan pekerjaen, tetapl penyelenggara
‘negera atau pegawai negeri tidak melaporkan uang honor/pemberian
‘ati panitiatersebut, Jka terdapat larangan sebalknya penyelenggara:
‘negera atau pegawai nega tidak menerima pemberian honor torse-
‘but, Tetapi ja dalam kondsi tidak dapat menolak, atau dalam kondis
‘penerima tidak dapat menentukan benar atau tdaknya penenmaan
‘dimaksud maka penyelerggara negara atau pegawal negeri dapat
_mengkonsuitasikan dan melaporkan pemberian honor tersebut ke
PK
‘Sabagaltanbahan ganbaan 6 KP terdapa pertran yng as
tia Kein soils’ adel bapan da pekeraan, ja pegoval
tia dinearkan mnerma sega bent pier yang teat
dengan sos, spe ick meetin penberian sas trans-
pia alaupunakorods ca pai spanang tarp ssilsas
‘tersebut masin dapat dijangkau oleh masyarakat biasa.
Komisi Pemberantasan Korupsi| 25BUKU SAKU MEMAHAMI GRATIFL
ICONTOH 6]
PEMBERIAN SUMBANGAN OLEH BADAN USAHA MILIK NEGARA.
(BUMN) DALAM ACARA KHUSUS
BUMN memberikan sejumiah sumbangan/hibah kepada masyara-
kat sekitar termasuk didalamnya adalah pihak Kepolisian, Kejak-
saan, TNI, dan Instansi Pemerintah lainnya, pada acara-acara ter-
tentu misalnya HUT Kepolisian dan Kejaksaan.
Pertanyaan . Apakah pemberan sunbangan tersebut ermasuk ke dalam konsop
gatas! yang dlarang?
‘ewabian "Ya, unluk pemberian kepada instensi Kepatsian, Kejaksaan, TNI dan
lnsiansi Perrin lannya. Untuk pemberian kepada masyarakat
‘soir dak termasuk grabiikai sebagamena dat calam Undang-
“Uniang Nomar 31 Tahun 1909 juncto Undang-Undang Nomor 20,
‘Tehun 2001
Pertanyaan : Mengapa permasalahan di alas terasuk konsep gratifkas yang
iarang?
‘Jawatan Bila pemberan sumbenganvhibah oleh BUNN dertan kepada
‘masyaraka sekiar maka pemberiantersebut dak mengancung
gratis yang berifet kang bak, eap ila pemberian tersobut
lboikan kepada suatu nstansi maka dikhawatan dengan adanya
‘pemberin fersebutberpotens mempengaruh keputusaninstansi
‘pada masa yang akan datang atau pada saat it,
Petanyaan Apa yang mest dperhatikan dalam masalah in?
Jawaban BBerdasarkan Undang-Undang Nomor 31 Tehun 1999 juncto Undang-
‘Undang Nomor 20 Tahun 200 tentang pemberantasan TPK. Pasal
128 mongenaigratithas bara yang tsa cikenai unsur pidana
‘adalah pomberian kepada pegawai neger lau penyelenggare negara
‘bukan kepada instansnya, Namun untuk pemberan kepada istansi
{ge harus memperhatixanperaturan perundangan trait dengan
‘sumbangarvhibah kepada istans lan, agar periberan tersebut
‘idakclsalahgunakan oleh pimpinanistans! yang bersangkutan dan
‘digunakan untuk kepentingan prioad
Terkalt pemberan yang dujkan untuk kepeningan operasional
instans, ada 2 mekanisme yang harusdisiankan, ya
4, Pinpinan insiasl ttl melaporkan penermaantorsebut kepada
PK untuk mendapatkan penetapan batwa Darang pemberian
dari surbanganhibah tersebut menjacl mi Negara, diem hel.
‘nunuk kepentingan operasionalnstansi tert selanjny
2, Pimpinanistans tka merinta jn penggunaan barang
pemberan dan sumbengar/ibah trsebutertetin dahulu kepada
Kementerian Keuangan RI sebagai mekanisme pendaftaran
barang pemberan da sumbanganhibah tersebut sebagai eset
negara untuk Kepeningan instans terkait. Berdasarkan jn dai
‘Komenioran Keuangan Rl, nstansi yang menerime solajutnya
‘melakukan proses pencatatan/nventarisasi alas barang pembe-
‘tien dari sumbanganfibeh lersebut untuk dapat mempergunakan-
‘ya dalam peleksanaan operasonal insti.
Perl dvespadaterkadang pemberian suntangan cipergunakan
sebagai kamufase untuk mot yang beri negat.
26 | Komisi Pemberantasan KorupsiBUKU SAKU MEMAHAML GRATIFIKASI
[CONTOH 7]
PEMBERIAN BARANG (SUVENIR, MAKANAN, DLL) OLEH
KAWAN LAMA ATAU TETANGGA
Seringkali seorang penyelenggara negara atau pegawai negeri
pada saat melaksanakan tugas ke luar daerah bertemu dengan
kawan lamanya, dimana penyelenggara negara atau pegawal negeri
yang bersangkutan pernah ditugaskan di daerah tersebut, Pada
Waktu bertemu dengan kawan lama itu, penyelenggara negara
atau pegawai negeri diberi oleh-oleh berupa makanan, hiasan un-
tuk rumah dan kerajinan lokal. Dalam kondisi demikian, apakah hal
tersebut termasuk gratifikasi?
Pertanyean : Apakah pemberan souvent, makanan oleh Kawan lamattelangga
termasuk konsep gratis’ yang dlarang?
‘wat Pada prinsionya pemberian kepada penyelenggara negara sebagaimane
‘ontoh i ais tidak dapat dgolongkan sebagal rail yang