You are on page 1of 8

Instrumentasi Optis

Jurusan Fisika UIN Maulana Malik Ibrahim Malang


www.fisika.uin-malang.ac.id

PERBANDINGAN INDEKS BIAS PADA SUKROSA ALAMI DAN


SUKROSA BUATAN MENGGUNAKAN INTERFEROMETER
MICHELSON

Silvi Nadya Margareta(1) dan Shilfi Khoirotin K(2)

Jurusan Fisika UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

E-mail: Silvi.nadya21@gmail.com

Abstrak

Telah dilakukan pengukuran nilai indeks bias pada sukrosa alami (buah lemon) dan sukrosa buatan (You
C1000) dengan menggunakan Interferometer Michelson. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui
perbandingan nilai indeks bias pada sukrosa alami (buah lemon) dan sukrosa buatan (minuman isotonik You
C1000) menggunakan Interferometer Michelson. Metode yang digunakan adalah pengukuran kadar sukrosa
menggunakan refraktometer abbe kemudian diukur jumlah frinji pada Interferometer Michelson dengan cara
memutar knob micrometer satu putaran penuh. Hasil penelitian dapat dijelaskan bahwa terdapat perdedaan antara
indeks bias sukrosa alami dan sukrosa buatan. Nilai indeks bias pada sukrosa buatan sedikit lebih tinggi
dibandingkan indeks bias pada sukrosa alami. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan komposisi diantara keduanya,
minuman kemasan seperti YouC 1000 hanya terdiri kurang dari 10% sari lemon dan 90% yang lain merupakan
campuran seperti air, gula, fruktosa dan lainnya.

PENDAHULUAN

Kemurnian dari suatu zat sangat penting diketahui untuk mengetahui ukuran dari banyaknya zat
pengotor yang terkandung dalam suatu bahan atau materi. Zat pengotor ini dapat berasal dari lingkungan
sekitarnya suatu materi tersebut berasal atau pada saat proses pembuatan. Kemurnian suatu zat ini merupakan
suatu ukuran yang relatif dimana nilainya tergantung dari metode yang dipakai untuk mengukur kadar atau
ukuran zat pengotor tersebut. Untuk menyatakan kemurnian suatu materi atau bahan dapat diketahui dengan
cara analisi perbandingan kadar nitrogen, sukrosa, hidrogen dan lain sebagainya. Selain itu, dapat dilakukan
test fisik atau test kimia untuk menguji jenis pengotor tertentu seperti kadar asam, air, basa, peroksida dan
lain sebagainya.

Sari buah (fruit juice) adalah cairan alami yang terdapar pada buah-buahan. Pada saat ini sari buah
sudah populer dikonsumsi dalam bentuk minuman yang sudah diolah oleh pabrik. Di Indonesia kini sudah
banyak olahan sari buah dengan berbagai varian rasa, misalnya: sari buah mangga, sari buah lemon, sari buah
jeruk, sari buah apel, sari buah sirsak, dan lain sebagainya. Kualitas sari buah ini tergantung pada perlakuan
penyimpanan dan pengolahan saat membuatnya. Salah satu penentuan kualitas sari buah adalah dengan
menghitung nilai konsentrasi dan kemurnian dari sari buah tersebut.
Instrumentasi Optis
Jurusan Fisika UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
www.fisika.uin-malang.ac.id

Indeks bias adalah salah satu dari beberapa sifat optis yang penting dari suatu medium. Pengukuran
indeks bias zat cair ini sangat penting dalam penilaian sifat dan kemurnia suatu cairan, konsentrasi larutan,
dan perbandingan komponen dalam campuran dua zat cair atau kadar yang diekstrakan dalam pelarutnya (1).
Indeks bias zat cair dapat diukur dengan berbagai metode diantaranya adalah metode interferometri yang
meliputi Interferometri Mach-Zender, Febby-Perot, dan Michelson(2).

Indeks bias merupakan perbandingan laju cahaya dalam ruang hampa c terhadap laju cahaya tersebut
dalam suatu medium v, maka besarnya indeks bias dalam medium apapun selain udara, besarnya selalu lebih
besar dari satu. Secara matematis indeks bias dapat dirumuskan(3):

𝑐
𝑛= (1)
𝑣

dengan n adalah indeks bias, c adalah laju cahaya dalam ruang hampa (m/s) dan v adalah laju cahaya dalam
medium (m/s).

Percobaan yang telah dilakukan oleh Mutamainnah dkk (2014) yaitu perancangan aplikasi
pengukuran kadas gula (sukrosa) nira tebu dengan sistem polarizer dan menggunakan Interferometer
Michelson menunjukkan bahwa nilai indeks bias sukrosa standart pada konsentrasi 2% sampai 10% yaitu
1,335964 – 1,346801. Sedangkan indeks bias pada sampel perahan nira tebu dari daerah Ambulu,
Kalimantan, Probolinggo, Semboro didapatkan i,33541 – 1,33644 untuk konsentrasi 2% sampai 10%.

Uraian diatas kemudian yang melatar belakangi penelitian ini dilakukan, dimana pada prosesnya
diukur kadar sukrosa menggunakan Refraktometer Abbe baik pada larutan standart atau pada sampel
(minuman isotonik You C1000). Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan nilai
indeks bias pada sukrosa alami (buah lemon) dan sukrosa buatan (minuman isotonik You C1000)
menggunakan Interferometer Michelson.

1. METODOLOGI

Metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu persiapan alat, persiapan sampel,
pengambilan data, dan analisis data

a. Persiapan Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Refraktometer Abbe yang digunakan untuk
mengukur kadar sukrosa dari sampel, Interferometer Michelson yang berfungsi untuk mengetahui jumlah
frinji pada buah lemon dan minuman isotonik You C1000, laser HeNe digunakan untuk memancarkan sinar
yang melewati sampel untuk diketahui jumlah frinji yang dihasilkan, layar digunakan untuk hasil jumlah
frinji yang dihasilkan, gelas ukur digunakan untuk mengukur larutan sesuai standart yang diinginkan dimana
tidak memerlukan ketelitian tinggi, gelas beaker digunakan untuk tempat meletakkan cairan yang sudah
dibuat konsentrasinya, pipet digunakan untuk mengambil cairan dalam skala tetesan kecil, spatula digunakan
untuk mengaduk aquades dan sampel, serta alat pendukung yang lainnya.
Instrumentasi Optis
Jurusan Fisika UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
www.fisika.uin-malang.ac.id

Gambar 1. Refraktometer Abbe(5).

Gambar 2. Interferometer Michelson(6).

b. Persiapan Sampel

Sampel atau objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah buah lemon asli dan minuman
isotonik merk You C1000 yang akan dibandingkan nilai indeks biasnya. Pertama-tama dalam proses
membuat sampel adalah memeras buah lemon hingga didapatkan cairan yang terkandung didalamnya. Hasil
cairan dari buah lemon tersebut diletakkan pada gelas beaker dan dibuat ukuran konsentrasi dengan cara
menyampurkan cairan buah lemon dengan aquades.

Selanjutnya yaitu membuat larutan campuran baik dari aquades dengan buah lemoh maupun dari
aquades dengan You C1000 dengan cara mencampur keduanya dengan ukuran sebagai berikut: 9.5 ml
aquades ditambah 0.5 ml lemon, 9.4 ml aquade ditambah 0.6 ml lemon, 9.3 ml aquades ditambah 0.7 ml
lemon, 9.2 ml aquades ditambah 0.8 ml lemon, 9.1 ml aquades ditambah 0.9 ml lemon, dan 9 ml aquades
ditambah 1 ml lemon. Setelah masing-masing larutan selesai dicampur dimasukkan pada beaker glass dan
ditempeli label untuk tanda setiap masing-masing sampel.

c. Pengambilan Data

Langkah pengambilan data dalam penelitian ini adalah mengukur kadar sukrosa terlebih dahulu
menggunakan Refraktometer Abbe. Kemudian masing-masing sampel diletakkan pada kaca preparat yang
sudah dibuat sedemikian mungkin untuk diukur jumlah frinji dari larutan tersebut. Diletakkan sampel pada
rangkain alat Interferometer Michelson sehingga sinar dari laser HeNe dapat melewati sampel. Usahakan
tetap berdiri tegak agar sampel tidak tumpah.
Instrumentasi Optis
Jurusan Fisika UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
www.fisika.uin-malang.ac.id

Pada saat menggunakan Interferometer Michelson ini dilakukan dengan prosedur berikut: mengatur
lase HeNe dan Interferometer sehingga dapat melihat dengan jelas jumlah frinji pada layar. Kemudian cara
untuk mengukur jumlah frinji yang melewati sampel yaitu dengan cara memutar knob mikrometer satu
putaran penuh arah counterclokwise. Saat memutar knob mikrometer ini harus dihati-hati agar pembaca
jumlah frinji tidak mengalami kesulitan. Ketika selesai menghitung, jumlah frinji tersebut dicatat pada tabel
yang kemudian dihitung nilai indeks bias dari sampel tersebut.

d. Analisis Data

Teknik analisis data pada penelitian ini merujuk pada jurnal penelitian Mutmainnah dkk (2014).
Data yang diperoleh dianalisis menggunakan hubungan antara konsentrasi sukrosa dengan indeks bias.
Secara umum indeks bias untuk larutan menggunakan persamaan(4):

𝜕𝑛 𝜕𝑛 𝜕𝑛
∆𝑛 ≅ ∆𝑇 + ∆𝐶 + ∆𝜆 (2)
𝜕𝑇 𝜕𝐶 𝜕𝜆

Dalam keadaan isotermal yaitu suhu larutan dipertahankan konstan serta sumber cahaya yang
digunakan adalah konstan, maka indeks bias dari larutan hanya bergantung pada perubahan konsentrasi yang
dinyatakan dalam persamaan(4):

𝜕𝑛
∆𝑛 ≅ ∆𝐶 (3)
𝜕𝐶

Kemudian untuk penelitian yang menggunakan Interferometer Michelson maka perubahan lintasan
optic berupa frinji terjadi hanya bergantung pada perubahan konsentrasi larutan dengan menggunakan
persamaan(4):

2𝐿
∆𝑁 = (𝑛 − 𝑛0 ) (4)
𝜆

dimana 𝑛0 adalah indeks bias aquades (acuan) 1,3328. Dari persamaan tersebut didapai nilai indeks bias
sukrosa yang ditentukan dari perubahan nilai konsentrasi sukrosa.

2. HASIL DAN PEMBAHASAN


Penelitian kali ini dengan judul perbandingan indeks bias pada sukrosa alami dan sukrosa buatan
menggunakan Interferometer Michelson memiliki beberapa tujuan, tujuan yang pertama yaitu
menentukan indeks bias sukrosa alami yaitu pada buah lemon dan sukrosa buatan pada minuman
kemasan youC 1000 tujuan yang kedua membuat plot grafik antara sukrosa alami dan buatan dengan
indek bias. Penelitian dilakukan dengan memvariasikan konsentrasi sukrosa pada masing-masing bahan,
konsentrasi lemon dan youC 1000 sebesar 0.5, 0.6, 0.7, 0.8, 0.9, 1 % dan konsentrasi aquades sebesar
9.5, 9.4, 9.3, 9.2, 9.1, 9 %. Indeks bias suatu sampel (lemon dan youC 1000) dapat diketahui dengan
menghitung perubahan frinji.
Instrumentasi Optis
Jurusan Fisika UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
www.fisika.uin-malang.ac.id

Gambar Keterangan

(a) Konsentrasi aquades 9,5 % dan lemon


0,5%.
(b) Konsentrasi aquades 9,5 % dan YouC 1000
(a)
0,5%.
(b)

(a) (b)

(c) Konsentrasi aquades 9,4 % dan lemon


0,6%.
(d) Konsentrasi aquades 9,4 % dan YouC 1000
0,6%.

(c) (d)

(e) Konsentrasi aquades 9,3 % dan lemon


0,7%.
(f) Konsentrasi aquades 9,3 % dan YouC 1000
0,7%.

(e) (f)

(g) Konsentrasi aquades 9,2 % dan lemon


0,8%.
(h) Konsentrasi aquades 9,2 % dan YouC 1000
0,8%.
(g) (h)

(i) Konsentrasi aquades 9,1% dan lemon 0,9%.


(j) Konsentrasi aquades 9,1 % dan YouC 1000
0,9%.

(i) (j)
Instrumentasi Optis
Jurusan Fisika UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
www.fisika.uin-malang.ac.id

(k) Konsentrasi aquades 9 % dan lemon 1%.


(l) Konsentrasi aquades 9 % dan YouC 1000
1%.

(k) (l)

Gambar 1. Pola frinji pada lemon dan YouC 1000 dengan variasi konsentrasi.

Gambar 1 merupakan pola frinji pada sampel dengan beberapa variasi konsentrasi. Dari gambar
tersebut dapat diketahui perbedaan pola frinji. Perbedaan konsentrasi sampel dan aquades menyebabkan
terjadinya perubahan rapat molekul dalam suatu larutan, perubahan tersebut mempengaruhi sinar laser yang
melawatinya. Semakin besar konsentrasi aquades, lemon dan YouC 1000 maka molekul dalam larutan
tersebut juga semakin rapat sehingga menyebabkan kecepatan sinar laser yang melewatinya menjadi
berkurang. Perbedaan konsentrassi pada sampel juga mempengaruhi jumlah frinji.

Jumlah frinji pada masing-masing perlakuan berbeda, bergantung dari konsentrasi sampelnya
semakin tinggi konsentrasi suatu sampel maka jumlah frinji yang dihasilkan semakin sedikit sebaliknya
konsentrasi sampel yang rendah menyebabkan jumlah yang banyak pada frinji. Seperti contoh pada lemon,
ketika konsentrasi lemon 0,5 % diperoleh jumlah frinji 35 dan ketika konsentrasi lemon 1 % diperoleh
jumlah frinji 19. Jumlah frinji pada setiap konsetrasi dihitung sebanyak dua kali dengan putaran yang berbeda
pada lengan interferometer.

Dari jumlah frinji tersebut dapat diketahui indeks bias pada masing-masing sampel. Dengan
menggunakan rumus maka dapat dihitung nilai indeks biasnya.

Lemon
1.346
1.344
Indeks Bias

1.342
1.340
1.338
1.336
0.50% 0.60% 0.70% 0.80% 0.90% 1%
Konsentrasi

Gambar 2. Grafik konsentrasi sari lemon terhadap nilai indeks bias.


Instrumentasi Optis
Jurusan Fisika UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
www.fisika.uin-malang.ac.id

YouC 1000
1.344
1.343
1.342
Indeks Bias

1.341
1.340
1.339
1.338
1.337
0.50% 0.60% 0.70% 0.80% 0.90% 1%
Konsentrasi

Gambar 3. Grafik konsentrasi YouC 1000 terhadap nilai indeks bias.

Grafik 2 dan 3 menunjukkan konsentrasi sari lemon dan YouC 1000 terhadap nilai indeks bias. Dari
grafik tersebut dapat diketahui bahwa pada konsentrasi rendah nilai indeks bias yang diperoleh semakin
tinggi dan pada konsentrasi tinggi diperoleh nilai indek bias yang rendah. Hal ini dikarenakan adanya
perbedaan kerapatan pada molekul. Pada konsentrasi tinggi molekul yang berada dalam larutan semakin rapat
dan kecepatan sinar laser yang melewatinya semakin berkurang sehingga menyebabkan nilai indeks bias
yang rendah.

Dari kedua grafik tersebut dapat diketahui perbandingan nilai indeks bias pada sukrosa alami dan
pada sukrosa buatan. Kedua sampel tersebut memiliki nilai indeks bias yang hampir sama yaitu indeks bias
lemon pada rentang 1,334 sampai 1,339 sedangkan indeks bias pada YouC 1000 pada rentang 1,334 sampai
1,340. Indeks bias dari YouC 1000 memiliki nilai yang sedikit lebih tinggi dibandingkan indeks bias pada
lemon. Hal ini dikarenakan pada minuman kemasan seperti YouC 1000 hanya terdiri kurang dari 10% sari
lemon dan 90% yang lain merupakan campuran seperti air, gula, fruktosa dan lainnya. Dalam artian
kerapatan molekul pada YouC 1000 lebih renggang dari kerapatan molekul pada lemon, oleh karena itu
indeks bias pada YouC 1000 lebih tinggi dibandingkan pada lemon.

3. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan yang diperoleh pada penelitian kali ini yaitu, terdapat perdedaan antara indeks bias
sukrosa alami dan sukrosa buatan. Nilai indeks bias pada sukrosa buatan sedikit lebih tinggi dibandingkan
indeks bias pada sukrosa alami. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan komposisi diantara keduanya,
minuman kemasan seperti YouC 1000 hanya terdiri kurang dari 10% sari lemon dan 90% yang lain
merupakan campuran seperti air, gula, fruktosa dan lainnya. Dalam artian kerapatan molekul pada YouC
1000 lebih renggang dari kerapatan molekul pada lemon, oleh karena itu indeks bias pada YouC 1000 lebih
tinggi dibandingkan pada lemon. Penelitian ini dapat dilanjutkan dengan dengan memvariasikan sampel
makanan atau minuman yang lain.
Instrumentasi Optis
Jurusan Fisika UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
www.fisika.uin-malang.ac.id

DAFTAR PUSTAKA

(1) Brink, O.G., Flink,R.J., and Sachris. 1984. Dasar-dasar Ilmu Instrument. Bandung: Bina Cipta.
(2) Pedroti, F.L. dan L.S. Pedroti. 1993. Introduction to Optics, Second Edition. New Jersey: Prentice-
Hall.
(3) Young, H.D., R.A. Freedmas, T.R. Sandin dan A.L. Ford. 2003. Fisika Universitas, Jilid 2
(terjemahan Pantur Silaban). Jakarta: Penerbit Erlangga.
(4) Mutmainnah, Imam Rofi’i dan Endhah Purwandari. 2014. Perancangan Aplikasi Pengukuran Kadar
(Sukrosa) Nira Tebu dengan Sistem Polariser Dilanjutkan dengan Menggunakan Sistem
Interferometer Michelson Presisi Tinggi. Jember: Jurusan Fisika FMIPA Universitas Jember.
(5) Sumber http://gelas-ukur.blogspot.co.id/2016/04/refraktometer-dan-pengggunaannya.html (diakses
pada Jum’at, 27 April 2018 pukul 08.37).
(6) Sumber http://fisika.fmipa.unri.ac.id/wp-content/uploads/2014/05/Interferometer-michelson.jpg
(diakses pada Jum’at, 27 April 2018 pukul 08.47).

You might also like