You are on page 1of 22

Referat

BENDA ASING
TRAKTUS TRAKEOBRONKIAL

Oleh:

Muhammad Imam M, S.Ked 04054821719036


Irma Pratiwi, S.Ked 04054821719038
Murtiningsih, S.Ked 04054821820116

Pembimbing:
dr. Fiona Widyasari, Sp.THT-KL

BAGIAN ILMU KESEHATAN THT-KL RSMH


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
PALEMBANG
2018
HALAMAN PENGESAHAN

Referat

Judul:
Benda Asing Traktus Trakeobronkial
Disusun oleh :
Muhammad Imam M, S.Ked 04054821719036
Irma Pratiwi, S.Ked 04054821719038
Murtiningsih, S.Ked 04054821820116

Telah diterima sebagai salah satu syarat mengikuti Kepaniteraan Klinik Senior di
Bagian Ilmu Kesehatan THT-KL Fakultas Kedokteran Universitas
Sriwijaya/RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang periode 30 April-4 Juni 2018.

Palembang, Mei 2018


Pembimbing,

dr. Fiona Widyasari, Sp.THT-KL

2
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan YME atas berkah dan
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan referat dengan judul “Benda
Asing Traktus Trakeobronkial” untuk memenuhi tugas referatsebagai bagian dari
sistem pembelajaran dan penilaian kepaniteraan klinik, khususnya Bagian Ilmu
Kesehatan THT-KL Universitas Sriwijaya.
Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada dr.
Fiona Widyasari, Sp.THT-KL, selaku pembimbing yang telah membantu
memberikan ajaran dan masukan sehingga referat ini dapat diselesaikan dengan
baik.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan referat ini
yang disebabkan keterbatasan kemampuan penulis. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun dari berbagai pihak sangat penulis harapkan demi
perbaikan di masa yang akan datang. Semoga makalah ini dapat memberi manfaat
dan pelajaran bagi kita semua.

Palembang, Mei 2018

Penulis

3
BAB I
PENDAHULUAN

Benda asing di dalam suatu organ adalah benda yang berasal dari luar
tubuh atau dari dalam tubuh, yang dalam keadaan normal tidak ada.Aspirasi benda
asing ialah masuknya benda yang berasal dari luar tubuh atau dari dalam tubuh ke
saluran napas.Faktor-faktor yang mempermudah terjadinya aspirasi benda asing
ke dalam saluran napas adalah faktor individual, kegagalan mekanisme proteksi
yang normal (keadaan tidur, kesadaran menurun, alkoholisme dan epilepsi),
kelainan dan penyakit neurologic, proses menelan yang belum sempurna pada
anak, hingga faktor kecerobohan (meletakkan benda asing di mulut, persiapan
makanan yang kurang baik, makan atau minum tergesa-gesa, makan sambil
bermain, memberikan kacang atau permen pada anak yang gigi molarnya belum
tumbuh).1,2,3,4
Secara statistik, persentase aspirasi benda asing berdasarkan letaknya
masing-masing adalah; hipofaring 5%, laring/trakea 12%, dan bronkus sebanyak
83%. Distribusi lokasi benda asing saluran napas lebih sering dijumpai pada
bagian proksimal (90%) dibandingkan bagian distal. Benda asing saluran napas
lebih sering dijumpai pada sistem bronkus kanan (52%).Al-Sarraf, dkk
melaporkan bahwa predileksi tersering tersangkutnya benda asing di saluran napas
adalah bronkus utama kanan (32%), diikuti oleh bronkus utama kiri (23%), lobus
kanan bawah (17%), trakea (17%), dan lobus kiri bawah (11%).4 Pada individu
dewasa, benda asing yang teraspirasi cenderung terperangkap di bagian tengah
dalam trakea (53%) atau distal karina (47%). Sebagian besar benda asing
melewati pita suara dan masuk ke cabang trakeobronkial. Hanya 12% benda asing
yang mengalami impaksi di laring. Kebanyakan kasus aspirasi benda asing terjadi
pada anak usia <15 tahun; sekitar 75% aspirasi benda asing terjadi pada anak usia
1–3 tahun. Rasio laki-laki banding wanita adalah 1,4: 1.1,2,3,5
Diagnosis dan penatalaksanaan merupakan hal penting yang harus
dilakukan, untuk mencegah mortalitas dan komplikasi pada kasus aspirasi benda

4
asing. Sangat penting untuk dibuat diagnosis akurat dan tepat waktu, serta
pengangkatan benda asing secara aman. Diagnosis ditegakkan berdasarkan
anamnesis yang baik, pemeriksaaan fisik, dan pemeriksaan radiologi. Akan tetapi,
karena tanda dan gejala tidak khas maka hal tersebut menyebabkan masalah.
Kasus aspirasi benda asing sering terlambat didiagnosis karena episode tercekik
(choking) awal tidak diketahui, dan gejala lanjut aspirasi benda asing menyerupai
kondisi lain, seperti asma, pneumonia rekuren, infeksi saluran napas atas, dan
batuk persisten.4
Prinsip umum penatalaksanaan aspirasi benda asing adalah mengeluarkan
benda asing tersebut dengan segera dalam kondisi yang paling aman dan trauma
yang minimal. Benda asing pada saluran napas merupakan keadaan darurat yang
memerlukan penanganan segera. Keterlambatan penanganan dapat meningkatkan
terjadinya komplikasi bahkan kematian.1,2

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi Saluran Pernapasan


Pernapasan atau respirasi merupakan suatu proses pengambilan oksigen
dan pengeluaran karbon dioksida di dalam tubuh. Sistem pernapasan terdiri dari
alat-alat pernapasan yang berfungsi memasukkan udara yang mengandung
oksigen dan mengeluarkan udara yang mengandung karbon dioksida dan uap air.
Sistem pernapasan manusia dapat dilihat padaGambar 1.2,5

Gambar 1. Sistem Pernapasan Manusia.2,5

a. Rongga Hidung (Cavum Nasalis)


Udara dari luar akan masuk lewat rongga hidung (cavum nasalis).
Rongga hidung berlapis selaput lendir, di dalamnya terdapat kelenjar minyak
(kelenjar sebasea) dan kelenjar keringat (kelenjar sudorifera). Selaput lendir
berfungsi menangkap benda asing yang masuk lewat saluran pernapasan.
Selain itu, terdapat juga rambut pendek dan tebal yang berfungsi menyaring
partikel kotoran yang masuk bersama udara. Juga terdapat konka yang
mempunyai banyak kapiler darah yang berfungsi menghangatkan udara yang

6
masuk. Rongga hidung di bagian belakang terhubung dengan nasofaring
melalui dua lubang yang disebut choanae.Pada permukaan rongga hidung
terdapat rambut-rambut halus dan selaput lendir yang berfungsi untuk
menyaring udara yang masuk ke dalam rongga hidung.5
b. Faring
Udara dari rongga hidung masuk ke faring. Faring merupakan
percabangan 2 saluran, yaitu saluran pernapasan (nasofaring) pada bagian
depan dan saluran pencernaan (orofaring) pada bagian belakang. Pada bagian
belakang faring (posterior) terdapat laring (tekak) tempat terletaknya pita
suara (plica vocalis). Masuknya udara melalui faring akan menyebabkan pita
suara bergetar dan terdengar sebagai suara.2,5
Makan sambil berbicara dapat mengakibatkan makanan masuk ke
saluran pernapasan karena saluran pernapasan pada saat tersebut sedang
terbuka. Walaupun demikian, saraf kita akan mengatur agar peristiwa
menelan, bernapas, dan berbicara tidak terjadi bersamaan sehingga
mengakibatkan gangguan kesehatan.Fungsi utama faring adalah menyediakan
saluran bagi udara yang keluar masuk dan juga sebagai jalan makanan dan
minuman yang ditelan, faring juga menyediakan ruang dengung (resonansi)
untuk suara percakapan.5
c. Trakea
Trakea berupa pipa yang panjangnya ±10 cm, terletak sebagian di leher
dan sebagian di rongga dada. Dinding trakea tipis dan kaku, dikelilingi oleh
cincin tulang rawan, dan pada bagian dalam rongga bersilia. Silia-silia ini
berfungsi menyaring benda-benda asing yang masuk ke saluran
pernapasan.Trakea terletak di sebelah depan kerongkongan (faring). Di dalam
rongga dada, trakea bercabang menjadi dua cabang bronkus. Di dalam paru-
paru, bronkus bercabang lagi menjadi saluran yang sangat kecil disebut
bronkiolus. Ujung bronkiolus berupa gelembung kecil yang disebut
gelembung paru-paru (alveolus).5,6

7
d. Laring
Laring merupakan suatu saluran yang dikelilingi oleh tulang rawan.
Laring berada diantara orofaring dan trakea, didepan lariofaring. Salah satu
tulang rawan pada laring disebut epiglotis. Epiglotis terletak di ujung bagian
pangkal laring.Laring diselaputi oleh membran mukosa yang terdiri dari
epitel berlapis pipih yang cukup tebal sehingga kuat untuk menahan getaran-
getaran suara pada laring. Fungsi utama laring adalah menghasilkan suara dan
juga sebagai tempat keluar masuknya udara.5,6
Pangkal tenggorok disusun oleh beberapa tulang rawan yang
membentuk jakun. Pangkal tenggorok dapat ditutup oleh katup pangkal
tenggorok (epiglotis). Pada waktu menelan makanan, katup tersebut menutup
pangkal tenggorok dan pada waktu bernapas katup membuka. Pada pangkal
tenggorok terdapat selaput suara yang akan bergetar bila ada udara dari paru-
paru, misalnya pada waktu kita bicara.2,5,6
e. Bronkus
Trakea bercabang menjadi dua bagian, yaitu bronkus kanan dan
bronkus kiri. Struktur lapisan mukosa bronkus sama dengan trakea, hanya
tulang rawan bronkus bentuknya tidak teratur dan pada bagian bronkus yang
lebih besar cincin tulang rawannya melingkari lumen dengan sempurna.
Bronkus bercabang-cabang lagi menjadi bronkiolus.2,5,6
Bronkus sebelah kanan(bronkus primer) bercabang menjadi tiga
bronkus lobaris (bronkus sekunder), sedangkan bronkus sebelah kiri
bercabang menjadi dua bronkiolus. Cabang-cabang yang paling kecil masuk
ke dalam gelembung paru-paru atau alveolus. Dinding alveolus mengandung
kapiler darah, melalui kapiler-kapiler darah dalam alveolus inilah oksigen dan
udara berdifusi ke dalam darah. Fungsi utama bronkus adalah menyediakan
jalan bagi udara yang masuk dan keluar paru-paru.5,6
f. Paru-paru
Paru-paru terletak di dalam rongga dada bagian atas, di bagian samping
dibatasi oleh otot dan rusuk dan di bagian bawah dibatasi oleh diafragma
yang berotot kuat. Paru-paru ada dua bagian yaitu paru-paru kanan yang

8
terdiri atas 3 lobus dan paru-paru kiri yang terdiri atas 2 lobus. Paru-paru
dibungkus oleh dua selaput yang tipis, disebut pleura. Selaput bagian dalam
yang langsung menyelaputi paru-paru disebut pleura dalam (pleura visceralis)
dan selaput yang menyelaputi rongga dada yang bersebelahan dengan tulang
rusuk disebut pleura luar (pleura parietalis). Paru-paru tersusun oleh
bronkiolus, alveolus, jaringan elastik, dan pembuluh darah. Bronkiolus tidak
mempunyai tulang rawan,tetapi ronga bronkus masih bersilia dan dibagian
ujungnya mempunyai epitelium berbentuk kubus bersilia. Setiap bronkiolus
terminalis bercabang-cabang lagi menjadi bronkiolus respirasi, kemudian
menjadi duktus alveolaris. Pada dinding duktus alveolaris mangandung
gelembung-gelembung yang disebut alveolus.5,6

2.2 Corpus Alineum (Benda Asing) di Saluran Napas


Benda asing di dalam suatu organ adalah benda yang berasal dari luar
tubuh atau dari dalam tubuh, yang dalam keadaan normal tidak ada. Benda asing
dalam suatu organ dapat terbagi atas benda asing eksogen (dari luar tubuh) dan
benda asing endogen (dari dalam tubuh) yang dalam keadaan normal benda
tersebut tidak ada.2,3,4,7
Benda asing di saluran napas (trakeobronkial) dapat merupakan benda
asing eksogen atau endogen. Benda asing eksogen terdiri dari zat organik seperti
kacang-kacangan, tulang, dan lain-lain; dan zat anorganik seperti peniti, jarum dan
lain-lain. Benda asing endogen contohnya krusta, mekonium dan lain-lain.Benda
asing pada saluran napas dapat terjadi pada semua umur terutama anak-anak
karena anak-anak sering memasukkan benda ke dalam mulutnya, bahkan sering
bermain atau menangis pada waktu makan. Aspirasi benda asing adalah suatu hal
yang sering ditemukan dan ditangani dalam situasi gawat darurat.Secara statistik,
persentase aspirasi benda asing berdasarkan letaknya masing-masing adalah;
hipofaring 5%, laring/trakea 12%, dan bronkus sebanyak 83%. Kebanyakan kasus
aspirasi benda asing terjadi pada anak usia <15 tahun; sekitar 75% aspirasi benda
asing terjadi pada anak usia 1–3 tahun. Rasio laki-laki banding wanita adalah 1,4:
1.2,3,7

9
Benda asing bronkus paling sering berada di bronkus kanan, karena
bronkus utama kanan lebih besar, mempunyai aliran udara lebih besar dan
membentuk sudut lebih kecil terhadap trakea dibandingkan dengan bronkus utama
kiri. Benda asing di saluran napas dapat menjadi penyebab berbagai penyakit
paru, baik akut maupun kronis, dan harus dianggap sebagai diagnosa banding.7

2.2.1 Faktor-faktor Predisposisi


Faktor-faktor yang mempermudah terjadinya aspirasi benda asing ke
dalam saluran napas, antara lain:Faktor individual; umur, jenis kelamin,
pekerjaan, kondisi sosial, tempat tinggal, kegagalan mekanisme proteksi yang
normal, antara lain; keadaan tidur, kesadaran menurun, alkoholisme dan epilepsy;
Faktor fisik; kelainan dan penyakit neurologic; proses menelan yang belum
sempurna pada anak; Faktor dental, medical dan surgical, misalnya tindakan
bedah, ekstraksi gigi, belum tumbuhnya gigi molar pada anak usia kurang dari 4
tahun; Faktor kejiwaan, antara lain; emosi, gangguan psikis; Ukuran, bentuk dan
sifat benda asing; dam Faktor kecerobohan, antara lain; meletakkan benda asing di
mulut, persiapan makanan yang kurang baik, makan atau minum tergesa-gesa,
makan sambil bermain, memberikan kacang atau permen pada anak yang gigi
molarnya belum tumbuh.3,7

2.2.2 Patogenesis
Benda asing masuk ke saluran nafas saat laring terbuka atau pada saat
terjadi aspirasi. Benda asing yang masuk ke saluran nafas akan mengakibatkan
terjadinya reflek batuk, kemudian akan muncul gejala sesuai dengan lokasi,
besarnya sumbatan dan lamanya benda asing berada di dalam saluran nafas.Benda
asing yang masuk ke dalam saluran nafas akan menimbulkan reaksi pada jaringan
sekitarnya. Reaksi jaringan yang timbul dapat berupa inflamasi lokal, edema,
ulserasi, dan terbentuknya jaringan granulasi yang dapat mengakibatkan obstruksi
jalan nafas. Akibat obstruksi ini maka bagian distal dari sumbatan akan terjadi air
trapping, empisema, atelektasis, abses paru dan bronkiektasi. Reaksi inflamasi
akan mengakibatkan terjadinya peningkatan vaskularisasi mukosa, edema, dan

10
bertambahnya sekret mukoid. Berkurangnya gerakan silia mengakibatkan
menumpuknya lendir atau sekret di ujung bronkiolus sehingga dapat
mengakibatkan atelektasis maupun komplikasi lainnya. Bila terdapat infeksi dapat
terbentuk pus serta dapat terbentuk jaringan granulasi.2,3
Obstruksi bronkus menurut Jackson dibagi dalam 4 tipe yaitu:Sumbatan
sebagian dari bronkus (by pass valve obstruction), Sumbatan pentil dengan
ekpirasi yang terhambat (expiratory check valve obstruction), Sumbatan pentil
dengan inspirasi yang terhambat (inspiratory check valve obstruction), Sumbatan
total (stop valve obstruction)2,3,6
Kacang tanah merupakan benda asing organik yang bersifat higroskopis,
mudah menjadi lunak dan mengembang oleh air serta menyebabkan iritasi pada
mukosa. Hal ini dapat menyebabkan peradangan hebat di saluran napas dan dapat
membentuk jaringan granulasi. Reaksi ini berlangsung dengan cepat. Kacang
tanah dapat mengakibatkan trakeobronkitis yang berat yang disebut dengan
arachidic bronchitis. Setelah masa laten kira-kira 24 jam akan timbul gejala batuk
dengan sputum yang purulen dan disertai demam.2,7

2.2.3 Diagnosis
Diagnosis klinis benda asing di saluran napas ditegakkan berdasarkan
anamnesis adanya riwayat tersedak sesuatu, tiba-tiba timbul "choking" (rasa
tercekik), gejala, tanda, pemeriksaan fisik dengan auskultasi, palpasi dan
pemeriksaan radiologik sebagai pemeriksaan penunjang. Diagnosis pasti benda
asing di saluran napas ditegakkan setelah dilakukan tindakan endoskopi atas
indikasi diagnostik dan terapi.8

11
Algoritma Benda Asing di Trakea
Benda asing padat
di trakea

Sumbatan Sumbatan
berat parsial

Organik Non-organik
Organik Non-organik

Tidak Tajam Tidak Tidak Tajam Tidak


tajam tajam tajam tajam
Bronkoskopi Bronko
Bronkoskopi Bronkos
Bronkoskopi Bronkosko Darurat skopi
segera kopi
Darurat pi segera segera
segera
Gagal Gagal Gagal Gagal

Trakeostomi Trakeostomi Trakeostomi


Servikotomi
Torakotomi
Bronkos
Bronkos Bronkos
kopi
kopi kopi
segera
segera segera
Kortikos
Kortikos Kortikos
teroid
teroid teroid

Servikotomi
Torakotomi

Alur 1. Benda asing padat di trakea8

12
Algoritma Benda Asing di Bronkus
Benda asing padat
di bronkus

Sumbatan Sumbatan
berat parsial

Organik Non-organik
Organik Non-organik

Tidak Tajam Tidak Tidak Tajam Tidak


tajam tajam tajam tajam

Bronkoskopi Bronkos
Bronkoskopi Bronkoskopi Bronkos kopi
Bronkoskopi Darurat
segera Darurat segera kopi segera
Kortikosteroi
Kortikosteroi Kortikosteroi Kortikosteroi segera
d d
d d Kortikos
Antibiotika Antibiotika
Antibiotika Antibiotika teroid

Gagal
Gagal
Fisioterapi
Torakotomi
Torakotomi

Alur 2. Benda Asing Padat di Bronkus8

2.2.3.1 Anamnesis
Anamnesis yang teliti mengenai riwayat aspirasi dan gejala inisial sangat
penting dalam diagnosis aspirasi benda asing. Kecurigaan adanya benda asing dan
gejala inisial (choking) adalah dua hal yang signifikan berhubungan dengan kasus
aspirasi benda asing.2,8 Pada anak-anak kadang-kadang episode inisial belum dapat
diungkapkan dengan baik oleh anak itu sendiri dan tidak disaksikan oleh orang tua
atau pengasuhnya sehingga gejalanya mirip dengan penyakit paru yang lain.

13
Gejala yang sering ditemukan pada kasus aspirasi benda asing yang telah
berlangsung lama antara lain batuk, sesak nafas, wheezing, demam dan stridor.
Perlu ditanyakan juga telah berapa lama, bentuk, ukuran dan jenis benda asing
untuk mengetahui simtomatologi dan perencanaan tindakan bronkoskopi.8
2.2.3.2 Gejala Klinis
Gejala sumbatan benda asing di dalam saluran napas tergantung pada
lokasi benda asing, derajat sumbatan (total atau sebagian), sifat, bentuk dan
ukuran benda asing.Benda asing yang masuk melalui hidung dapat tersangkut di
hidung, nasofaring, laring, trakea dan bronkus. Benda yang masuk melalui mulut
dapat tersangkut di orofaring, hipofaring, tonsil, dasar lidah, sinus piriformis,
esofagus atau dapat juga tersedak masuk ke dalam laring, trakea dan bronkus. Ge-
jala yang timbul bervariasi, dari tanpa gejala hingga kematian sebelum diberikan
pertolongan akibat sumbatan total.Riwayat memasukkan benda asing ke dalam
mulut kemudian tersedak (85%), batuk yang paroksismal (59%), nafas berbunyi
(57%) dan sumbatan jalan nafas yang nyata (5%). Gejala lain yang muncul adalah
demam, batuk berdarah, pneumotoraks.2,3,4,6,7
Seseorang yang mengalami aspirasi benda asing saluran napas akan
mengalami 3 stadium. Stadium pertama merupakan gejala permulaan yaitu batuk-
batuk hebat secara tiba-tiba (violent paroxysms of coughing), rasa tercekik
(choking), rasa tersumbat di tenggorok (gagging) dan obstruksi jalan napas yang
terjadi dengan segera. Pada stadium kedua, gejala stadium permulaan diikuti oleh
interval asimtomatis. Hal ini karena benda asing tersebut tersangkut, refleks-
refleks akan melemah dan gejala rangsangan akut menghilang. Stadium ini
berbahaya, sering menyebabkan keterlambatan diagnosis atau cenderung
mengabaikan kemungkinan aspirasi benda asing karena gejala dan tanda yang
tidak jelas. Pada stadium ketiga, telah terjadi gejala komplikasi dengan obstruksi,
erosi atau infeksi sebagai akibat reaksi terhadap benda asing, sehingga timbul
batuk-batuk, hemoptisis, pneumonia dan abses paru.3,7
Pada fase pulmonum, benda asing berada di bronkus dan dapat bergerak
ke perifer. Pada fase ini udara yang masuk ke segmen paru terganggu secara
progresif, dan pada auskultasi terdengar ekspirasi memanjang disertai denagn

14
mengi. Derajat sumbatan bronkus dan gejala yang ditimbulkannya bervariasi,
tergantung pada bentuk, ukuran, dan sifat benda asing dan dapat timbul emfisema,
atelektasis, drowned lung, serta abses paru.7
2.2.3.3 Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik yang menyeluruh pada kasus aspirasi benda asing
sangat diperlukan. Kegawatan nafas atau sianosis memerlukan penanganan yang
segera. Pada jam-jam pertama setelah terjadinya aspirasi benda asing, tanda yang
bisa ditemukan di dada penderita adalah akibat perubahan aliran udara di traktus
trakeobronkial yang dapat dideteksi dengan stetoskop. Benda asing di saluran
nafas akan menyebabkan suara nafas melemah atau timbul suara abnormal seperti
wheezing pada satu sisi paru-paru.Pada pemeriksaan fisik sering ditemukan tidak
adanya kelainan atau asimtomatis (40%), wheezing (40%) penurunan suara nafas
pada sisi terdapatnya benda asing (5%).7 Pada sumbatan jalan nafas yang nyata
dapat ditemukan sianosis.2,8
2.2.3.4 Pemeriksaan Penunjang
Pada kasus benda asing di saluran napas dapat dilakukan pemeriksaan
radiologik dan laboratorium untuk membantu menegakkan diagnosis. Benda asing
yang bersifat radioopak dapat dibuat rontgen foto segera setelah kejadian,
sedangkan benda asing radiolusen (seperti kacang-kacangan) dibuatkan rontgen
foto setelah 24 jam kejadian, karena sebelum 24 jam kejadian belum
menunjukkan gambaran radiolusen yang berarti. Biasanya setelah 24 jam baru
tampak tanda atelektasis atau emfisema.3,6,7
Pemeriksaan radiologis leher dalam posisi tegak untuk penilaian jaringan
lunak leher dan pemeriksaan toraks postero anterior dan lateral sangat penting
pada aspirasi benda asing. Pemeriksaan toraks lateral dilakukan dengan lengan di
belakang punggung, leher dalam fleksi dan kepala ekstensi untuk melihat
keseluruhan jalan napas dari mulut sampai karina. Karena benda asing di bronkus
sering tersumbat di orifisium bronkus utama atau lobus, pemeriksaan paru sangat
membantu diagnosis.6,7

15
Gambar 2. Gambaran Radiologi Foto Polos Servikal AP Benda Asing Trakea
Setinggi C3-C4 berupa Jarum Pentul

Gambar 3. Gambaran Radiologi Foto Polos ThoraxPA Benda Asing


BronkusKanan Berupa Jarum Pentul

16
Gambar 4. Gambaran Radiologi Foto Polos Thorax PA Benda Asing Bronkus
Kiri Berupa Jarum Pentul

Cohen, dkk melaporkan hasil rontgen toraks pada aspirasi benda asing
didapatkan gambaran paru normal 32%, kolaps paru 32%, pergeseran
mediastinum 20%, konsolidasi 20%, empisema 16%, dan benda asing radioopak
6%. Giannoni, CM mendapatkan hasil Rontgen toraks normal 10% - 20%,
atelektasis 22%, pneumonia 20%, benda asing radioopak 13%, pada kasus aspirasi
benda asing.2
Video Fluoroskopi merupakan cara terbaik untuk melihat saluran napas
secara keseluruhan, dapat mengevaluasi pada saat ekspirasi dan inspirasi dan
adanya obstruksi parsial. Emfisema obstruktif merupakan bukti radiologic pada
benda asing di saluran napas setelah 24 jam benda teraspirasi. Gambaran
emfisema tampak sebagai pergeseran mediastinum ke sisi paru yang sehat pada
saat ekspirasi (mediastinal shift) dan pelebaran interkostal.3,7,8
Bronkogram berguna untuk benda asing radiolusen yang berada di perifer
pada pandangan endoskopi, serta perlu untuk menilai bronkiektasis akibat benda
asing yang lama berada di bronkus.6,8
Pemeriksaan laboratorium darah diperlukan untuk mengetahui adanya
gangguan keseimbangan asam basa serta tanda infeksi traktus trakeobronkial.3,6,7

17
2.2.4 Penatalaksanaan
Prinsip umum penatalaksanaan aspirasi benda asing adalah mengeluarkan
benda asing tersebut dengan segera dalam kondisi yang paling aman dan trauma
yang minimal. Situasi yang dianggap gawat darurat adalah:Obstruksi jalan nafas
akibat sumbatan total benda asing di laring atau traktus trakeobronkial yang harus
diatasi pada saat diagnosis aspirasi benda asing ditegakkan; dan Aspirasi benda
asing organik yang cenderung menyebabkan sumbatan traktus trakeobronkial
dengan cepat karena bersifat higroskopis.9
Keterlambatan mengeluarkan benda asing akan menambah kesulitan
terutama pada anak. Bronkoskopi adalah suatu tindakan pemeriksaan bagian
dalam trakeobronkial secara langsung yang dapat kita gunakan untuk diagnostik
maupun terapi, seperti pada pengangkatan benda asing. Bronkoskopi harus
dilakukan dalam waktu yang cepat dan tepat untuk mengurangi resiko komplikasi,
tetapi tidak harus dilakukan dengan terburu-buru tanpa persiapan yang baik dan
hati-hati.9
Persiapan
Pertama-tama, pendekatan pada orang tua/keluarga, diantaranya untuk
memberikan informasi mengenai resiko tindakan, kemungkinan trauma dan
kegagalan ekstraksi. Selanjutnya adalah persiapan pasien berupa foto torak: PA
saat inspirasi dan ekspirasi, lateral; dilakukan puasa 6 jam sebelum tindakan;
pemberian cairan yang adekuat; dan Pemeriksaan laboratorium (darah lengkap,
skrining perdarahan/ pembekuan, elektrolit, gula darah, analisa urin). Kemudian,
dilakukan persiapan alat: harus tersedia bronkoskop dengan ukuran yang sesuai
dengan umur penderita. Selain itu, perlu dilakukan penilaian duplikat benda asing
untuk menentukan pilihan cunam yang akan dipakai, apakah cunam dapat
memegang dengan baik saat benda asing ditarik keluar. Yang terakhir adalah
analisis masalah berupa diskusi antara ahli THT, paru dan anestesi sebelum
dilakukan tindakan ekstraksi mengenai kemungkinan resiko tindakan. Ekstraksi
benda asing di traktus trakeobronkial merupakan problem mekanis yang
memerlukan perencanaan yan baik.Persiapan tim yang lengkap terdiri dari
operator, ahli anestesi dan perawat yang berpengalaman sangat penting.

18
Tindakan baru dilakukan bila persiapan sudah lengkap dan anggota tim
sudah siap.Bronkoskopi dengan bronkoskop kakumerupakan pilihan utama
untukmengeluarkan benda asing di traktustrakeobronkial terlebih-lebih pada anak-
anakkarena dapat mengontrol pernafasan selamatindakan. Keunggulan
bronkoskop kakudiantaranya mempunyai variasi ukuran yangbanyak, ujung/bibir
skop dapat digunakanuntuk melindungi mukosa dari benda asingyang tajam/
runcing pada saat ekstraksi, dapatdigunakan untuk merubah posisi danmelepaskan
benda asing dari jaringan, dandapat membantu cunam agar dapatmemegang benda
asing dengan baik.Bronkoskopi kaku dilaksanakan dalam anastesi umum agar
anak dapat dikondisikan dalam keaadaan tidak aktif.8,9
Bronkoskop fleksibel digunakan untukkasus-kasus tertentu pada anak
yang sudahbesar atau orang dewasa di mana benda asingtersangkut jauh ke distal
dan sulit dicapaidengan bronkoskop kaku, pasien dengankesulitan ekstensi kepala,
gangguan ventilasimekanis, pasien dengan trauma atau frakturrahang, leher atau
kepala. Kerugianpenggunaan bronkoskop fleksibel adalah kesulitan mengontrol
pernafasan secara adekuat, membutuhkan waktu yang lebih lama untuk ekstraksi
dan terbatasnya jenis cunam yang sesuai dengan benda asing.7,9
Pemberian steroid dan antibiotika pre operatif dapat mengurangi
komplikasi seperti edema jalan nafas dan infeksi. Antibiotik dan steroid tidak
rutin diberikan sebelum tindakan bronkoskopi, hanya pada kasus yang terlambat
dalam diagnosisnya dan pada benda asing organik.2

2.2.5 Komplikasi
Komplikasi dapat disebabkan oleh benda asing itu sendiri atau trauma
tindakan bronkoskopi. Komplikasi akut akibat tersangkutnya benda asing antara
lain sesak nafas, hipoksia, asfiksia sampai henti jantung. Gangguan ventilasi
ditandai dengan adanya sianosis. Komplikasi kronis antara lain pneumonia, dapat
berlanjut dengan pembentukan kavitas dan abses paru, bronkiektasis, fistel
bronkopleura, pembentukan jaringan granulasi atau polip akibat inflamasi pada
mukosa tempat tersangkutnya benda asing. Dapat juga terjadi
pneumomediastinum, pneumotoraks. Keterlambatan diagnosis aspirasi benda

19
asing yang berlangsung lebih dari 3 hari akan menambah komplikasi seperti
emfisema obstruktif, pergeseran mediastinum, pneumonia dan atelektasis.9
Komplikasi tindakan bronkoskopi antara lain aritmia jantung akibat
hipoksia, retensi CO22 atau tekanan langsung selama manipulasi bronkus utama
kiri. Komplikasi teknis yang paling mungkin terjadi pada operator yang kurang
berpengalaman adalah benda asing masuk lebih jauh sampai ke perifer sehingga
sulit dicapai oleh bronkoskop, laserasi mukosa, perforasi, atau benda asing masuk
ke segmen yang tidak tersumbat pada saat dikeluarkan. Bisa juga terjadi edema
laring dan reflek vagal. Komplikasi pasca bronkoskopi antara lain demam, infiltrat
paru dan pneumotorak, yang memerlukan bantuan ventilasi.9

20
BAB III
KESIMPULAN

Benda asing traktus trakeobronkial adalah benda yang berasal dari luar
tubuh atau dari dalam tubuh, yang dalam keadaan normal tidak ada.Benda asing di
lumen bronkus, seperti oleh: a) benda asing eksogen, yaitu benda asing yang
berasal dari luar traktus trakeobronkial (misal: gigi yang copot), atau benda asing
yang berasal dari luar tubuh, b) benda asing endogen, yaitu benda asing yang
berasal dari dalam traktus trakeobronkial, seperti sekret yang kental, darah, nanah,
krusta. Sumbatan benda asing di dalam bronkus dibagi menjadi sumbatan
sebagian, sumbatan seperti pentil, dan sumbatan total.
Diagnosis sumbatan bronkus ditentukan dengan pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan radiologik. Sumbatan bronkus dapa ditemukan pada hampir semua
penyakit bronkopneumonia. Gejalanya tergantung pada luas sumbatan, dari yang
ringan sampai berat. Yang ringan ialah rasa tidak nyaman ketika bernapas,
sedangkan yang berat ialah: suara mengi terdengar di mulut; dyspnea; dan
akhirnya asfiksia.
Untuk mengeluarkan benda asing pada sumbatan trakea dilakukan
bronkoskopi dengan tujuan memperlancar saluran napas (traktus trakeobronkia).
Bronkoskopi merupakan salah satu tindakan endoskopi di bagian ilmu THT untuk
melihat langsung lumen trakea dan bronkus sekaligus terapeutik (mengeluarkan
sekret kental, benda asing, mengambil tumor jinak, mendilatasi striktur lumen).
Apabila tidak berhasil dengan bronkoskopi, maka pada benda asing trakea dapat
dilakukan trakeostomi. Sedangkan benda asing tajam, tidak rata, dan tersangkut
pada jaringan di bronkus, dapat dilakukan servikotomi atau torakotomi.

21
DAFTAR PUSTAKA

1. Ragab A, Ebied OM, Zalat S. Scarf Pins Sharp Metallic Tracheobronchial


Foreign Bodies: Presentation and Management. 2007; 71(5): 769–73.
2. Cohen S, Avital A, Godfrey S, Gross M, Kerem E, Springer C. Suspected
Foreign Body Inhalation in Children: What Are the Indications for
Bronchoscopy. J Pediatr. 2009; 155(2): 276–80.
3. Junizaf MH. Benda Asing di Saluran Napas. Dalam: Seopardi EA, Iskandar N,
Bashiruddin J, Restuti RD, editor. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
Tenggorok Kepala & Leher. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia; 2010. h. 259–65.
4. Al-Sarraf N, Eddine HJ, Khaja F, Ayed AK. Headscarf Pin Tracheobronchial
Aspiration: A Distinct Clinical Entity. Interactive Cardiovascular and Thoracic
Surgery. 2009; 1(1): 187–90.
5. Snell, R. (2012). Clinical Anatomy for Medical Students. 9th ed. Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins, pp.251-261.
6. Rizky Kornia, B., Sutanegara, S. and Sucipta, W. (2016). Prevalensi Benda
Asing pada Esofagus dan Bronkus dBagian/Smf Tht-Kl Fk Unud/ RSUP
Sanglah Denpasar Tahun 2010-2012. Intisari Sains Medis, 5(1), p.1.
7. Ghanie, A. and Zuleika, P. (2017). Karakteristik Pasien Benda Asing
Trakeobronkial di Bagian T.H.T.K.L Rumah Sakit Dr. Mohammad Hoesin
Palembang. ORLI, 47(2), PP164-171.
8. Ghanie, A. and Zuleika, P. (2016). Penatalaksanaan Enam Kasus Aspirasi
Benda Asing Tajam di Saluran Trakheobronkial. Jurnal Kedokteran Dan
Kesehatan, 3(1), pp.361-370.
9. Perkasa, M.F., 2009. Ekstraksi Benda Asing Laring (Rotan) dengan
Neuroleptic Anesthesia. Medicinus, 22(2): 58-60.

22

You might also like