You are on page 1of 23

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
ROM adalah jumlah maksimum gerakan yang mungkin dilakukan sendi pada
salah satu dari tiga potongan tubuh, yaitu sagital, transversaal dan frontal atau latihan
gerakan sendi yang memungkinkan terjadinya kontraksi dan pergerakan otot, dimana
klien menggerakkan masing-masing persendiannya sesuai gerakan normal baik secara
aktif maupun pasif.
ROM baik pasif maupun aktif ini sangat penting guna mempertahankan
memelihara kekuatan otot, Mempertahankan atau memelihara kekuatan otot,
memelihara mobilitas persendi, merangsang sirkulasi darah, mencegah kelainan
bentuk tulang.
ROM ini biasanya dilakukan pada pasien yang memiliki kelemahan otot atau
yang mengalami gangguan mobilisasi seperti pasien yang menderita stroke, karena
pasien ini memiliki kelemahan otot juga syaraf. Ataupun juga pada pasien yang tidak
sadar juga perlu diberikan latihan ROM guna melatih otot supaya tidak terjadi
kelemahan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang pengertian ROM (Range of Motion) ?
2. Apa Tujuan dari ROM (Range of Motion) ?
3. Apa Prinsip ROM (Range of motion) ?
4. Apa macam-macam ROM (Range of Motion) ?
C. Tujuan
1. Mengetahui dan memahami pengertian ROM
2. Mengetahui dan memahami tujuan ROM
3. Mengetahui dan memahami prinsip ROM
4. Mengetahui dan memahami macam-macam ROM
5. Mampu melakukan latihan ROM

1
BAB 2

PEMBAHASAN

A. DEFINISI

Range of motion (ROM) adalah gerakan yang dalam keadaan normal dapat
dilakukan oleh sendi yamg bersangkutan.

Pengertian ROM lainnya adalah jumlah maksimum gerakan yang mungkin


dilakukan sendi pada salah satu dari tiga potongan tubuh, yaitu sagital, transversaal
dan frontal atau latihan gerakan sendi yang memungkinkan terjadinya kontraksi dan
pergerakan otot, dimana klien menggerakkan masing-masing persendiannya sesuai
gerakan normal baik secara aktif maupun pasif.

B. Tujuan ROM

Tujuan ROM adalah:

1. Mempertahankan atau memelihara kekuatan otot


2. Memelihara mobilitas persendian
3. Merangsang sirkulasi darah
4. Mencegah kelainan bentuk
C. Prinsip Dasar ROM
Prinsip dasar latihan ROM, yaitu sebagai berikut:
1. ROM harus diulang sekitar 8 kali dan dikerjakan minimal 2 kali sehari
2. ROM dilakukan perlahan dan hati-hati sehingga tidak melelahkan pasien.
3. Dalam merencanakan program latihan ROM, perhatikan umur pasien, diagnosis,
tanda vital, dan lamanya tirah baring.
4. ROM sering dipogramkan oleh dokter dan dikerjakan oleh ahli fisioterapi.
5. Bagian-bagian tubuh yang dapat dilakukan ROM adalah leher, jari, lengan, siku,
bahu, tumit, kaki, dan pergelangan kaki.
6. ROM dapat dilakukan pada semua persendian atau hanyaa pada bagiaan-bagian
yang dicurigai mengalami proses penyakit.
7. Melakukan ROM harus sesuai waktunya, misalnya setelah mandi atau perawatan
rutin telah dilakukan.

2
D. Jenis-Jenis ROM
1. ROM aktif adalah gerakan yang dilakukan oleh seseorang pasien dengan
menggunakan energi sendiri. Perawat memberikan motivasi, dan membimbing
klien dalam melaksanakan pergerakan sendi secara mandiri sesuai dengan rentang
gerak sendi normal (klien aktif). Kekuatan otot 75% hal ini untuk melatih
kelunturan dan kekuatan otot serta sendi dengan cara menggunakan otot-ototnya
secara mandiri.
2. ROM pasif adalah energi yang dikeluarkan untuk latihan berasal dari orang lain
(perawat) atau alat mekanik. Perawat melakukan gerakan persendirian klien sesuai
dengan rentang gerak yang normal (klien pasif). Kekuatan otot 50%. Indikasi
latihan pasif adalah pasien semikoma dan tidak sadar, pasien dengan keterbatasan
mobilisasi tidak mampu melakukan beberapa atau semua latihan rentang gerak
dengan mandiri, pasien tirah baring total atau pasien dengan paralisis ekstremitas
total (Suratun, dkk. 2008). Rentang gerak pasif ini berguna untuk menjaga
kelenturan otot-otot dan persendian dengan menggerakkan otot orang lain secara
pasif misalnya perawat mengangkat dan menggerakkan kaki pasien.

E. Klasifikasi ROM
Klasifikasi latihan ROM, meliputi:
1. Latihan ROM pasif adalah latihan ROM yang dilakukan pasien dengan
bantuan perawat setiap gerakan. Indikasi latihan pasif adalah pasien semikoma
dan tidak sadar, pasien usia lanjut dengan mobilitas terbatas, pasien tirah
baring total, atau pasien dengan paralis ekstremitas total. Cara melakukan
latihan pasif:
a. Mengkaji pasien dan merencanakan program latihan yang sesuai untuk
pasien
b. Memberitahu pasien tentang tindakan yang akan dilakukan, area yang
akan digerakkan, dan perannya dalam latihan.
c. Jaga privasi pasien
d. Mengatur pakaian yang dapat menyebabkan hambatan pada gerakan.
e. Angkat selimut jika diperlukan.
f. Anjurkan pasien berbaring dalam posisi yang nyaman.
g. Lakukan latiahn ROM

3
Kotak 10-2 gerakan pada ROM
1. Fleksi, yaitu gerakan menekuk persendian
2. Ekstensi, yaitu gerakan meluruskan persendian
3. Abduksi, yaitu gerakan satu anggota tubuh ke arah
mendekati aksis tubuh.
4. Adduksi, yaitu gerakan satu anggota tubuh ke arah menjauhi
aksis tubuh.
5. Rotasi, yaitu gerakan memutar atau menggerakkan satu
bagian melingkari tubuh.
6. Pronasi, yaitu gerakan memutar ke bawah.
7. Supinasi, yaitu gerakan memutar ke atas
8. Inversi, yaitu gerakan ke dalam
9. Eversi, yaitu gerakan ke luar
2. Latihan ROM aktif adalah latihan ROM yang dilakukan sendiri oleh pasien
tanpa bantuan perawat dari setiap gerakan yang dilakukan. Indikasi latihan
aktif adalah semua pasien yang dirawat dan mampu melakukn ROM sendiri
dan kooperatif. Cara melakukan latihan Rom aktif:
a. Jelaskan apa yang akan dilakukan dan tujuan kegiatan tersebut
b. Anjurkan pasien bernapas normal selama latihan.
F. Macam-macam Latihan ROM
1. Latihan ROM Pasif
 Fleksi dan Ekstensi Pergelangan Tangan
1. Atur posisi pasien sebelum latihan dilakukan, yaitu dengan posisi tidur
telentang di atas tempat tidur. Lengan ditarik sejajar dengan bahu.
2. Lengan bawah fleksi, sehingga telapak tangan dan jari-jari tangan pada
posisi vertikal. Tangan kiri perawat memegang pergelangan tangan kanan
pasien dan tangan kanan perawat memegang telapak tangan pasien
(gambar 10-4b)
3. Lakukan gerakan fleksi ke depan pada pergelangan tangan pasien.
Perawat menggerakkan telapak tangan dan jari-jari tangan pasien ke arah
depan, sehingga telapak tangan dan jari-jari pada posisi horizontal
(gambar 10-4b)
4. Kembalikan tangan pada posisi gambar 10-4a.

4
5. Lakukan gerakan fleksi ke belakang pada pergelangan tangan pasien.
Perawat menggerakkan telapak tangan dan jari-jari tangan pasien ke arah
belakang, sehingga telapak tangan dan jari-jari tangan pada posisi
horizontal. (gambar 10-4c)
6. Ulangi gerakan fleksi ke dapan, ekstensi, dan fleksi ke belakang secara
berurutan sebanyak 8 kali untuk masing-masing tangan kanan dan kiri.

 Fleksi dan Ekstensi Siku


1. Atur posisi pasien sebelum latihan dilakukan, yaitu dengan posisi tidur
terlentang di atas tempat tidur.

2. Posisi tangan kanan pasien lurus sejajar dengan tubuh dengan telapak
tangan menghadap ke atas. Tangan kiri perawat diletakkan di atas siku

5
pasien dan tangan kanan perawat memegang telapak tangan pasien (lihat
gambar 10-5a)
3. Lakukan gerakan fleksi siku. Perawat mengangkat lengan bawah ke arah
atas, sehingga posisi lengan bawah pasien tegak lurus atau vertikel
(gambar 10-5b).
4. Kembali ke posisi semula (gambar 10-5a)
5. Ulangi gerakan di ata sebanyak 8 kali untuk masing-masing tangan kanan
dan kiri.
 Pronasi dan Supinasi Lengan Bawah
1. Atur posisi pasien sebelum latihan dilakukan, yaitu dengan posisi tidur
telentang di atas tempat tidur, dan kedua tangan lurus sejajar dengan
tubuh.
2. Posisi lengan fleksi, yaitu tangan kiri perawat memegang pergelangan
tangan kanan paseien dan tangan kanan perawat memegang telapak tangan
pasien (gambar 10-6a)

3. Lakukan gerakan pronasi siku. Perawat memutar lengan bawah pasien ke


arah luar atau ke arah perawat, sehingga telapak tangan menghadap ke
luar (gambar 10-6b)
4. Kembali ke posisi semula (gambar 10-6a)
5. Lakukan gerakan supinasi lengan bawah. Perawat memutar lengan bawah
pasien ke arah dalam, sehingga telapak tangan menghadap ke tubuh pasien
(gambar 10-6c)
6. Kembali ke posisi semula (gambar 10-6a)

6
7. Ulangi gerakan di atas 8 kali untuk masing-masing tangan kanan dan kiri.
 Fleksi dan Ekstensi Bahu
1. Atur posisi pasien sebelum latihan dilakukan, yaitu dengan posisi tidur
telentang di atas tempat tidur
2. Tangan pasien lurus sejajar dengan tubuh dan telapak tangan menghadap
ke tubuh pasien. Tangan kiri perawat memegang siku kanan pasien dan
tangan kanan perawat memegang telapak tangan pasien (Gambar 10-7a).

3. Lakukan gerakan fleksi bahu. Perawat mengangkat tangan kanan pasien


ke atas, sehingga posisi tangan kanan pasien tegak lurus atau vertikal
(Gambar 10-7b).
4. Kembali ke posisi semula (Gambar 10-7a).
5. Ulangi gerakan diatas 8 kali untuk masing-masing tangan kanan dan kiri.
 Abduksi dan adduksi bahu
1. Atur posisi pasien sebelum latihan dilakukan, yaitu dengan posisi tidur
telentang di atas tempat tidur.
2. Posisi tangan kanan pasien lurus sejajar dengan tubuh, telapak tangan
menghadap ke atas. Tangan kiri perawat memegang bagian atas siku
pasien, tangan kanan perawat memegang punggung telapak tangan
pasien (Gambar 10-8a).
3. Lakukan gerakan adduksi bahu. Perawat menggerakkan tangan pasien
menjahui tubuhnya atau ke arah perawat (Gambar 10-8b).

7
4. Kembali ke posisi semula (Gambar 10-8a).
5. Ulangi gerakan di atas 8 kali untuk masing-masing tangan kanan dan
kiri.
 Rotasi bahu
1. Atur posisi pasien sebelum latihan dilakukan, yaitu dengan posisi tidur
telentang di atas tempat tidur.
2. Posisi lengan kanan bawah pasien tegak lurus dengan siku fleksi. Tangan
kiri perawat memegang siku, tangam kanan perawat memegang telapak
tangan pasien, sehingga posisi lengan bawah pasien tegak lurus atau posisi
vertikal (Gambar 10-9a).

3. Perawat menggerakkan lengan bawah ke arah depan atau ke bawah


sampai telapak tangan menyentuh tampat tidur (Gambar 10-9b).
4. Perawat mengangkat lengan bawah ke atas kembali ke posisi awal
(Gambar 10-9a).
5. Perawat menggerakkan lengan bawah ke belakang sampai punggung
tangan menyentuh tempat tidur, sehingga telapak tangan menghadap ke
atas (Gambar 10-9c).

8
6. Ulangi gerakan di atas 8 kali untuk masing-masing tangan kanan dan kiri.
 Fleksi dan ekstensi jari kaki
1. Atur posisi pasien sebelum latihan dilakukan, yaitu dengan posisi tidur
telentang di atas tempat tidur.
2. Posisi kaki kanan pasien lurus, tangan kiri perawat memegang
pergelangan kaki dan tangan kanan perawat memegang jari kaki pasien
(Gambar 10-10a).
3. Lkukan gerakan fleksi jari-jari kaki ke depan. Perawat menggerakkan jari-
jari kaki ke bawah atau ke arah permukaan tempat tidur (Gambar 10-10b).
4. Lakukan gerakan ekstensi jari-jari kaki untuk kembali ke posisi semula
(Gambar 10-10a).
5. Lakukan gerakan fleksi jari-jari kaki ke belakang, dengan cara perawat
menggerakkan jari-jari kaki ke belakang atau ke arah dorso pedis (Gambar
10-10c). Kemudian, kembali pada posisi ekstensi jari-jari kaki.

6. Ulangi gerakan di atas 8 kali untuk masing-masing kaki kanan dan kiri.
 Inversi dan eversi kaki
1. Atur posisi pasien sebelum latihan dilakukan, yaitu dengan posisi tidur
telentang di atas tempat tidur.
2. Posisi kaki kanan pasien lurus, tangan kiri perawat memegang bagian atas
pergelangan kaki dan tangan kanan perawat memegang bagian atas kaki
pasien, sehingga posisi telapak kaki ekstensi (Gambar 10-11a).
3. Lakukan gerakan inversi kaki. Perawat menggerakkan telapak kaki ke
arah dalam atau ke arah kaki kiri, sehingga telapak kaki menghadap ke
arah kaki kiri (Gambar 10-11b).
4. Kembali ke posisi semula (Gambar 10-11a).

9
5. Lakukan gerakan eversi kaki. Perawat menggerakkan telapak kaki keluar
atau ke arah perawat, sehingga telapak kaki menjauhi kaki kiri (Gambar
10-11c).
6. Kembali ke posisi semula (Gambar 10-11a).

7. Ulangi gerakan di atas 8 kali untuk masing-masing kaki kanan dan kiri.
 Fleksi dan ekstensi pergelangan kaki
1. Atur posisi pasien sebelum latihan dilakukan, yaitu dengan posisi tidur
telentang di atas tempat tidur.
2. Posisi kaki kanan pasien urus, tangan kiri perawat memegang bagian atas
pergelangan kaki, tangan kanan perawat memegang telapak kaki pasien,
sehingga telapak kaki pada posisi ekstensi (Gambar 10-12a).
3. Lakukan gerakan fleksi pergelangan kaki ke belakang. Perawat
menggerakkan telapak kaki ke arah atas atau ke arah dada pasien,
sehingga jari-jari kaki pasien tertarik ke belakang (Gambar 10-12b).
4. Lakukan gerakan ekstensi pergelangan kaki untuk kembali ke posisi
semula (Gambar 10-12a).
5. Lakukan gerakan fleksi pergelangan kaki depan. Perawat menggerakkan
telapak kaki pasien ke bawah mendekati tempat tidur atau menjahui dada
pasien (Gambar 10-12c).
6. Kembali ke posisi ekstensi (Gambar 10-12a).
7. Ulangi gerakan di atas 8 kali untuk masing-masing kaki kanan dan kiri.

10
 Fleksi dan Ekstensi Lutut
1. Atur posisi pasien sebelum latihan dilakukan, yaitu dengan posisi tidur
telentang diatas tempat tidur.
2. Posisi kaki kanan pasien lurus, letakkan tangan kiri perawat di bawah
lutut pasien dan tangan kanan perawat dibawah tumit pasien (Gambar
10-13a)
3. Lakukan gerakan fleksi lutut. Perawat mengangkat kaki kanan pasien
keats setinggi 8 cm, kemudian tekuk lutut kea rah dada (Gambar 10-13b)
4. Lakukan gerakan ekstensi lutut untuk kembali ke posisi semula. Perawat
menurunkan kaki pasien kebawah kearah tempat tidur dan luruskan lutut
(Gambar 10-13c)
5. Ulangi gerakan diatas 8 kali untuk masing-masing kaki kanan dan kiri

 Rotasi Pangkal Paha


1. Atur posisi pasien sebelum latihan dilakukan, yaitu dengan posisi tidur
telentang diatas tempat tidur

11
2. Posisi kaki kanan lurus, letakkan tangan kiri perawat diatas lutut pasien
dan tangan kanan perawat diatas pergelangan kaki pasien (Gambar 10-
14a)

3. Perawat menggerakkan kai kanan pasien kearah dalam atau kearah kaki
kiri pasien (Gambar 10-14b)
4. Kembali ke posisi semula seperti pada gambar (10-14a)
5. Perawat menggerakkan kaki kanan pasien kearah luar atau kearah perawat
(Gambar 10-14c)
6. Kembali ke posisi semula seperti pada Gambar 10-14a
7. Ulangi gerakan diatas 8 kali untuk masing-masing tangan kanan dan kiri
 Adduksi dan Abduksi Pangkal Paha
1. Atur posisi pasien sebelum latihan dilakukan, yaitu dengan posisi tidur
telentang diatas tempat tidur
2. Posisi kaki kanan pasien lurus, tangan kiri perawat diletakkan dibawah
lutut pasien dan tangan kanan perawat diletakkan dibawah tumit pasien
(Gambar 10-15a)
3. Perawat mengangkan kaki kanan pasien setinggi 8 cm dari tempat tidur
(Gambar 10-15b)
4. Lakukan gerakan adduksi pangkal paha. Perawat mengangkat kaki kanan
pasien kearah menjauhi kaki kiri pasien atau kearah perawat (Gambar 10-
15c)
5. Lakukan gerakan abduksi, dengan cara mengangkat kai kanan pasien
kearah mendekati kaki kiri (Gambar 10-15a)
6. Ulangi gerakan diatas 8 kali untuk masing-masing tangan kanan dan kiri

12
2. Latihan ROM Aktif
 Latihan Leher
1. Atur posisi pasien sebelum latihan dilakukan, yaitu dengan posisi duduk
ditepi tempat tidur atau duduk dibangku atau berdiri dilantai
2. Fleksi leher kedeapan. Minta pasien menggerakkan kepala kebawah
hingga mendekati dada (Gambar 10-16a)
3. Ekstensi leher. Minta pasien menggerakkan kepala menjauhi dada atau
kearah atas, sehingga posisi leher tegak lurus dengan wajah menghadap
kedepan atau posisi normal (Gambar 10-16b)
4. Hiperekstensi leher. Minta pasien untuk menggerakkan kepala
kebelakang, sehingga posisi wajah tengadah atau menghadap ke atas
(Gambar 10-16c)
5. Ulangi gerakan berturut-turut fleksi, ekstensi, dan hiperekstensi sebanyak
4 kali
6. Fleksi leher kesisi kanan. Minta pasien menggerakkan kepala kesisi kanan
mendekati pundak (Gambar 10-16d)
7. Anjurkan pasien melakukan ekstensi leher dengan cara menggerakkan
kepala ke tengah, sehingga posisi kepala dan leher lurus seperti pada
Gambar 10-16b
8. Fleksi leher kesisi kiri. Minta pasien menggerakkan kepala kesisi kiri
(Gambar 10-16e)
9. Kembali ke posisi ekstensi leher seperti pada Gambar 10-16b

13
10. Ulangi gerakan fleksi dan ekstensi leher sebnyak 4 kali setiap latihan.
11. Rotasi leher. Minta pasien memutar leher kekanan (Gambar 10-16f)
dan putar kekiri (Gambar 10-16g) Ulangi gerakanini sebanyak 4 kali.
 Latihan Bahu
1. Atur posisi pasien sebelum latihan dilakukan, yaitu dengan posisi duduk
di tepi tempat tidur atau duduk si bangku atu berdiri di lantai, dengan
tangan lurus sejajar dengan tubuh
2. Fleksi bahu keatas. Minta pasien mengangkat tangan dari sisi badan,
keatas ampai sejajar dengan kepala (Gambar 10-17a).
3. Ekstensi bahu. Minta pasien menurunkantangan dari atas (sajajar dengan
kepala) kebawah sampai ke sisi tubuh (Gambar 10-17b).
4. Hiperekstensi bahu. Minta pasien menggerakkan tangan ke belakang
tubuh (Gambar 10-17c).
5. Kembali pada posisi semula.
6. Ulangi gerakan diatas secara berturut-turut fleksi, ekstansi , dan
hiperekstensi bahu sebanyak 4 kali untuk masing-masing tangan kanan
dan kiri.
7. Fleksi bahu kedepan menyilang. Minta pasien menggerakkan tangan
kanan dari samping tubuh kedepan menyilang hingga mendekati tangan
kiri (Gambar 10-17d), kemudian tangan kanan kembali ke posisi semula
kesamping tubuh.

14
8. Fleksi bahu kebelakang. Minta pasien menggerakkan tangan kanan dari
samping tubuh kebelakang tubuh (Gambar 10-17e), kemudian tangan
kanan kembali keposisi semula kesamping tubuh.
9. Ulangi gerakan fleksi bahu menyilang sebanyak 4 kali untuk masing-
masing tangan kanan dan kiri
10. Sirkumduksi bahu. Minta pasien menggerakkan tangan berputar penuh
berputar penuh kedepan an ke belakang (Gambar 10-17f). Ulangi
gerakan ini sebanyak 4 kali..
11. Abduksi bahu. Minta pasien menggerakkan tangan dari samping tubuh
kea rah luar menjauhi tubuh, kemudian angkat keatas sampai diatas
kepala (Gambar 10-17g).
12. Adduksi bahu. Minta pasien menurunkan tangan dari atas kepala kearah
mendekati tubuh, hingga tangan berada disamping tubuh (Gambar 10-
17h).
13. Ulangi gerakan abduksi dan aduksi bahu sebanyak 4 kali untuk masing-
masing bahu kanan kiri.
14. Kembali ke posisi awal, pasien berdiri dengan tangan lurus disisi tubuh.
15. Rotasi bahu eksternal. Minta pasien mengangkat lengan atas sampai
sejajar dengan pundak dan fleksi siku, kemudian mengangkat lengan
bawah dari sisi tubuh ke atas, hingga lengan bawah berada sejajar
disamping kepala (Gambar 10-17i).

15
16. Kembali keposisi semula, pasien dianjurkan menurunkan tangan dari
atas (samping kepala) ke sisi tubuh pasien dengan posisi lurus.
17. Rotasi bahu internal. Minta pasien mengangkat lengan atas sampai
sejajar dengan pundak (siku fleksi), kemudian menggerakkan lengan
bawah ke belakang tubuh (Gambar 10-17j).
18. Kembali ke posisi semula. Minta pasien menurunkan tangan ke bawah,
sehingga tangan berada di sisi tubuh dengan posisi lurus.
19. Ulangi gerakan rotasi bahu internal dan eksternal sebanyak 4 kali untuk
masing-masing bahu kanan dan kiri.
 Latihan Siku
1. Atur posisi pasien sebelum latihan dilakukan, yaitu dengan posisi duduk
ditepi tempat tidur atau duduk di bangku atau berdiri dilantai dengan
kedua tangan lurus disisi tubuh.
2. Fleksi siku. Minta pasien menekuk lengan bawah hingga mendekati bahu
(Gambar 10-18a).
3. Ekstansi siku. Minta pasien untuk meluruskan lengan bawah, sehingga
tangan berada disisi tubuh (Gambar 10-18b).
4. Ulangi gerakan fleksi dan ekstensi iku sebanyak 4 kali untuk masing-
masing bahu kanan dan kiri.
5. Supinasi siku. Minta pasien memutar lengan bawah, hingga telapak tangan
menghadap ke atas (Gambar 10-18c).
6. Pronasi siku. Minta pasien membalikkan lengan bawah, hingga posisi
telapak tangan menghadap ke bawah (Gambar 10-18d).
7. Ulangi gerakan supinasi dan pronasi sebanyak 4 kali , untuk masing-
masing siku kanan dan kiri.

 latihan Pergelangan Tangan

16
1. Atur posisi pasien sebelum latihan dilakukan, yaitu dengan posisi duduk
di tepi tempat tidur atau duduk bangku atau berdiri di lantai.
2. Fleksi pergelangan tangan. Minta pasien untuk menggerakkan telapak
tangan dan jari-jari kebawah (Gambar 10-19a).
3. Ekstansi pergelangan tangan. Minta pasien meluruskan telapak tangan,
sehingga telapak tangan sejajar dengan pergelangan tangan (Gambar 10-
19b).
4. Hiperekstensi pergelangan tangan. Dengan cara anjurkan pasien untuk
menggerakkan telapak tangan dan jari-jari tangan kebelakang atau kearah
dada (Gambar 10-19c).
5. Ulangi gerakan diatas berturut-turut fleksi, ekstensi, dan hipereksteni
pergelangan tangan sebanyak 4 kali untuk masing-masing tangan kanan
dan kiri.
6. Abduksi pergelangan tangan. Minta pasien menggerakkan telapak tangan
kearah samping menuju jari kelingking, pergelangan tangan dalam
keadaan pronasi (Gambar 10-19d).

7. Adduksi pergelangan tangan. Minta pasien untuk menggerakkan telapak


tangan ke samping menuju ibu jari, pergelangan tangan dalam keadaan
pronasi (Gambar 10-19e).
8. Ulangi gerakan abduksi dan adduksi pergelangan tangan sebanyak 4 kali
untuk masing-masing tangan kanan dan kiri.
 Latihan Jari-jari Tangan

17
1. Atur posisi pasien sebelum latihan dilakukan, yaitu dengan posisi duduk
di tepi tempat tidur atau di bangku atau berdiri di lantai.
2. Fleksi jaringan tangan. Minta pasien meluruskan jari-jari tangan (gambar
10-20a).
3. Ekstensi jari tangan. Minta pasien meluruskan jari-jari tangan (gambar 10-
20b).
4. Hiperekstensi jari-jari tangan. Minta pasien menggerakkan jari-jari tangan
ke atas secara bersama-sama atau jari-jari di darapatkan (gambar 10-20c).
5. Ulangi gerakan di atas berturut-turut fleksi, ekstensi, dan hiperekstensi
sebanyak 4 kali untuk masing-masing tangan kanan dan kiri.
6. Abduksi jari tangan. Minta pasien untuk meregangkan jari-jari tangan dan
ibu jari (gambar 10-20d)
7. Adduksi jari tangan. Minta pasien untuk merapatkan jari-jari tangan dan
ibu jari (gambar 10-20e).
8. Ulangi gerakan adduksi dan abduksi secara bergantian sebanyak 4 kali
untuk masing-masing jari tangan atas dan kiri
9. Gerakan kombinasi kelima gerakan tersebut. Fleksi jari kelingking dan ibu
jari. Minta pasien mempertemukan kedua jari tersebut. Selanjutnya,
lakukan abduksi jari telunjuk, jari tengah dan jari manis, dengan meminta
pasien merapatkan ketiga jari tersebut (Gambar 10-20f). Ulangi gerakan
tersebut sebayak 4 kali untuk masing-masing tangan kanan dan kiri.

 Latihan Paha
1. Atur posisi pasien sebelum latihan dilakukan, yaitu dengan posisi berdiri
di lantai.

18
2. Fleksi paha. Mina pasien menggerakkan kaki kanan, dari posisi berdiri di
lantai.
3. Ekstensi paha. Minta pasien menggerakkan kaki kanan, dari atas ke
bawah hingga posisi sejajar kembali dengan kaki kiri seperti semula
(Gambar 10-21b)
4. Hiperekstensi paha. Minta pasien menggerakkan kaki kanan dari posisi
sejajar dengan kaki kiri, kebelakang tubuh (Gambar 10-21c)
5. Ulangi berturut-turut fleksi, ekstensi, dan hiperekstensi sebanyak 4 kali
untuk masing-masing paha kanan dan kiri.
6. Abduksi paha. Minta psaien menggerakkan kaki dari posisi sejajar
kearah luar atau kesamping menjauhi tubuh (Gambar 10-21d).

7. Adduksi paha. Minta pasien menggerakkan kai dari posisi abduksi ke


posisi menyilang didepan kaki kiri (Gambar 10-21e).
8. Ulangi gerakan adduksi dan abduksi paha sebanyak 4 kali untuk masing-
masing paha kanan dan kiri.
9. Sirkumduksi paha. Minta pasien menggerakkan kaki ke belakang tubuh,
kemudian putar kaki dari arah dalam ke luar atau sebaliknya (Gambar
10-21f). Ulangi gerakkan ini sebanyak 4 kali untuk masing-masing kaki
kanan dan kiri.
10. Rotasi paha ke dalam. Minta psien menggerakkan telapak kaki kanan ke
arah kaki kiri (Gambar 10-21g).

19
11. Rotasi paha ke luar. Minta pasien menggerakkan telapak kaki kanan ke
arah menjauhi kaki kiri (Gambar 10-21h).
12. Ulangi gerakan rotasi paha ke dalam dan ke luar sebanyak 4 kali untuk
masing-masing kaki kanan dan kiri.
 Latihan Lutut
1. Atur posisi pasien sebelum latihan dilakukan, yaitu berdiri dilantai.
2. Fleksi lutut. Minta pasien mengangkat kaki kanan ke arah belakang paha
(Gambar 10-22a).
3. Ekstensi lutut. Minta pasien menurunkan atau meluruskan kaki kanan, dari
belakang paha ke posisi sejajar dengan kaki kiri (Gambar 10-22b).
4. Ulangi kegiatan fleksi dan ekstansi lutu, sebanyak 4 kali untuk masing-
masing kaki kanan dan kiri.
 Latihan Pergelangan Kaki
1. Atur posisi pasien sebelum latihan dilakukan, yaitu dengan posisi berdiri
dilantai atau duduk dibangku dengan kaki menyentuh lantai.
2. Fleksi plantar. Minta pasien mengangkat telapak kaki kanan setinggi 5 cm
dari lantai, lau gerakan kaki plantae, sehingga posisi jari-jari kaki tertarik
ke bawah atau kearah lantai. Posisi tumit menjadi lebih tinggi daripada
posisi jari-jari kaki (Gambar 10-23a).
3. Ekstensi dorsal. Minta pasien mengangkat telapak kaki kanan setinggi 5
cm, kemudian gerakkan telapak kai ke arah dorsal, sehingga jari-jari kaki
tertarik ke atas atau ke arah lutut (gambar 10-23b).
4. Ulangi kegiatan fleksi plantar dan ekstensi dorsal, sebanyak 4 kali untuk
masing-masing kaki kanan dan kiri.
 Latihan Pergelangan Kaki
1. Atur posisi pasien sebelum latihan dilakukan, yaitu dengan posisi berdiri
dilantai atau duduk di bangku dengan kaki menyentuh lanai.
2. Eversi sendi kaki. Minta psien menggerakkan telapak kaki ke arah
samping atau ke arah luar (Gambar 10-24a).
3. Inversi sendi kaki. Minta pasien menggerakkan telapak kaki kearah
tengah telapak kaki (Gambar 10-24b).
4. Ulangi gerakkan eversi dan inversi sendi kaki sebanyak 4 kali untuk
masing-masing kaki kanan dan kiri.

20
5. Fleksi jari-jari kaki. Minta pasien menggerakkan jari-jari kaki kearah
bawah (Gambar10-24c).
6. Ekstensi jari-jari kaki. Minta pasien meluruskan jari-jari kaki (Gambar
10-24d).
7. Ulangi gerkkan fleksi dan ekstensi jari-jari kaki sebanyak 4 kali untuk
masing-masing kaki kanan dan kiri.
8. Abduksi jari-jari kaki. Minta psien menggerakkan jari-jari kaki kearah
luar (Gambar 10-24e).
9. Adduksi jari-jari kaki. Minta pasien merapatkan jari-jari kaki (Gambar
10-24f).
10. Ulangi gerakkan abduksi dan adduksi jari-jari kaki sebanyak 4 kali untuk
masing-masing kanan dan kiri.

21
BAB 3

PENUTUP

A. Kesimpulan
ROM adalah jumlah maksimum gerakan yang mungkin dilakukan sendi pada
salah satu dari tiga potongan tubuh, yaitu sagital, transversaal dan frontal atau latihan
gerakan sendi yang memungkinkan terjadinya kontraksi dan pergerakan otot, dimana
klien menggerakkan masing-masing persendiannya sesuai gerakan normal baik secara
aktif maupun pasif.
ROM (Range of Motion) terdiri dari :
1. ROM (Range of Motion) Aktif
2. ROM (Range of Motion) Pasif

B. Saran
Sebagai mahasiswa perawat yang nantinya akan melakukan praktik klinik
harus menguasai mengenai ROM dan mampu melakukannya.

22
DAFTAR PUSTAKA

Suratun, SKM, dkk. 2008. Klien Gangguan Sistem Muskuluskeletal. Jakarta: EGC

23

You might also like