Professional Documents
Culture Documents
1 SM
1 SM
ABSTRACT
Chronic Periodontitis is an infection of the periodontal tissue that usually slow. The main
cause of this disease periodontitis is Porphyromonas gingivalis which is a Gram-negative and
anaerobic bacteria colonize in the mouth tissue. Resistance of Porphyromonas gingivalis against
antibiotics allows the use of herbal medicines from natural materials into one of the alternatives in
the treatment of chronic periodontitis. Garden balsam is one of natural compounds in Indonesia and
used as a medicinal herb. The leaves of garden balsam (Impatiens balsamina L.) is believed to have a
pharmacological effect, because it contains flavonoids, steroids, saponins, tannins, and quinones as
antibacterial. This study aims to determine the antibacterial effect of garden balsam leaves extract in
inhibiting Porphyromonas gingivalis growth and how strong the effect of the extract refers on
inhibiting zone. This experimental study was done by a modified Kirby-bauer method using sinks. The
leaves of garden balsam were taken from Perkamil, Paal Dua Manado then they were extracted with
maceration method using 96% ethanol. Porphyromonas gingivalis were taken from a pure stock of
Microbiology Laboratory on Faculty of Medicine, Hasanuddin University, Makassar and cultured in
the Pharmacy Laboratory on Faculty of Science Sam Ratulangi University. The results showed an
total diameter of inhibition zone of garden balsam leaves extract against Porphyromonas gingivalis is
59,5 mm with average 11,9 mm. In conclusion, the leaves of garden balsam extract have an
antibacterial effect in inhibiting Porphyromonas gingivalis. Inhibition zone of garden balsam leaves
extract against Porphyromonas gingivalis is 11,9 mm.
Keywords: garden balsam leaves (Impatiens balsamina L.), Porphyromonas gingivalis, antibacterial
ABSTRAK
Periodontitis kronis merupakan infeksi pada jaringan periodontal yang biasanya berjalan
lambat. Penyebab utama penyakit periodontitis ini ialah bakteri Porphyromonas gingivalis yang
merupakan bakteri anaerob Gram negatif dan berkoloni dalam jaringan mulut. Resistennya
Porphyromonas gingivalis terhadap obat antibiotik memungkinkan penggunaan obat herbal dari
bahan alam menjadi salah satu alternatif dalam perawatan periodontitis kronis. Tanaman pacar air
merupakan salah satu bahan alam di Indonesia yang digunakan sebagai obat herbal. Daun pacar air
(Impatiens balsamina L.) dipercaya memiliki efek farmakologis, karena mengandung senyawa
flavonoid, steroid, saponin, tanin, dan kuinon yang bersifat antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui efektivitas antibakteri ekstrak daun pacar air dalam menghambat pertumbuhan bakteri
Porphyromonas gingivalis serta menilai besar daya hambat ekstrak daun pacar air terhadap
pertumbuhan bakteri Porphyromonas gingivalis dilihat dari zona hambatnya. Penelitian ini
merupakan penelitian eksperimental dengan metode modifikasi Kirby-bauer menggunakan sumuran.
Sampel daun pacar air diambil dari daerah Perkamil Kecamatan Paal Dua Manado kemudian
diekstraksi dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 96%. Bakteri Porphyromonas
gingivalis diambil dari stok bakteri murni Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin Makasar dan dikultur di Laboratorium Farmasi Fakultas MIPA Universitas
Sam Ratulangi Manado. Hasil penelitian menunjukkan total diameter zona hambat ekstrak daun pacar
air terhadap Porphyromonas gingivalis sebesar 59,5 mm dengan nilai rata-rata sebesar 11,9 mm.
Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan ekstrak daun pacar air memiliki efek antibakteri dalam
menghambat pertumbuhan Porphyromonas gingivalis. Zona hambat ekstrak daun pacar air terhadap
pertumbuhan Porphyromonas gingivalis sebesar 11,9 mm.
Kata kunci: Daun pacar air (Impatiens balsamina L.), Porphyromonas gingivalis, antibakteri
10
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5 No. 4 NOVEMBER 2016 ISSN 2302 - 2493
PENDAHULUAN
Kesehatan gigi dan mulut merupakan hal terapi obat yang diberikan kepada penderita
yang penting, karena gigi dan mulut yang sehat periodontitis ini. Namun, menurut Ardila, dkk
memungkinkan seseorang untuk makan, penggunaan antibiotik yang kurang tepat dan
berbicara dan bersosialisasi dengan nyaman berlebihan dapat mengakibatkan bakteri
tanpa mengalami rasa sakit. Namun, pada Porphyromonas gingivalis resisten terhadap obat
kenyataannya kondisi ini sulit dicapai. Hal ini antibiotik yang telah diberikan (Ardila dkk,
tergambar lewat banyaknya masalah kesehatan 2010).
gigi dan mulut yang ditemukan di masyarakat. Resistennya Porphyromonas gingivalis
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) terhadap obat antibiotik memungkinkan
Nasional pada tahun 2013, prevalensi nasional penggunaan obat herbal dari bahan alam menjadi
masalah kesehatan gigi dan mulut mencapai salah satu alternatif lain dalam perawatan
25,9% dan sebanyak 14 provinsi di Indonesia periodontitis kronis. Penggunaan obat herbal
memiliki prevalensi masalah gigi dan mulut di dari bahan alam secara umum dinilai lebih aman
atas prevalensi nasional. Provinsi Sulawesi Utara daripada penggunaan obat modern, karena obat
menduduki urutan keenam dari 14 provinsi herbal sebagai obat tradisional memiliki efek
tersebut dengan prevalensi masalah gigi dan samping yang relatif lebih sedikit daripada obat
mulut sebesar 31,6% (Anonim, 2013). modern (Sari, 2006).
Penyakit periodontal merupakan salah satu Bahan alam yang digunakan sebagai obat
masalah kesehatan gigi dan mulut yang sering herbal salah satunya ialah tanaman pacar air
dijumpai di masyarakat. Berdasarkan profil (Impatiens balsamina). Di Indonesia tanaman ini
kesehatan Indonesia tahun 2011, pada tahun tidak hanya digunakan sebagai obat herbal,
2010 terdapat 92.979 masyarakat yang tetapi juga sering ditemukan sebagai tanaman
berkunjung ke rumah sakit umum milik hias dan kadang-kadang sebagai tumbuhan liar.
Kementerian Kesehatan dan Pemerintah Daerah Tanaman pacar air terdiri atas akar, batang,
karena menderita penyakit periodontal (Anonim, buah, biji, bunga, dan daun. Daun pacar air
2012). Penyakit periodontal merupakan infeksi (Impatiens balsamina L.) dipercaya memiliki
pada ronga mulut yang mengenai jaringan efek farmakologis, karena mengandung senyawa
periodontal. Penyebab utama penyakit ini yaitu flavonoid, steroid, saponin, tanin, dan kuinon
mikroorganisme yang berkolonisasi di yang bersifat antibakteri.
permukaan gigi (plak bakteri). Kultur Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan
mikroorganisme (bakteri) yang ditemukan pada sebelumnya, ekstrak daun pacar air (Impatiens
plak menunjukkan adanya bakteri Gram negatif balsamina L.) terbukti efektif dalam
tertentu pada penyakit periodontitis spesifik menghambat pertumbuhan bakteri
seperti periodontitis kronis (Fedi dkk,2004). Staphylococcus aureus, Pseudomonas
Periodontitis kronis atau yang biasa disebut aeruginosa, Streptococcus mutans, dan
periodontitis dewasa merupakan tipe Aeromonas hydrophila (Sekeon dkk, 2015).
periodontitis yang biasanya berjalan lambat. Namun, penelitian terhadap bakteri
Penyebab utama periodontitis ini ialah bakteri Porphyromonas gingivalis sebagai bakteri
Porphyromonas gingivalis. Porphyromonas penyebab periodontitis kronis belum pernah
gingivalis merupakan bakteri anaerob Gram dilakukan. Berdasarkan uraian tersebut maka
negatif yang berkoloni dalam jaringan mulut dan penulis tertarik melakukan penelitian lebih lanjut
tumbuh serta berkembang pada biofilm untuk mengetahui efektivitas antibakteri ekstrak
subgingiva (Fedi dkk, 2004; Yilmaz, 2008). daun pacar air (Impatiens balsamina L.)
Perawatan pada penderita periodontitis kronis terhadap pertumbuhan Porphyromonas
ialah dengan melakukan scalling dan root gingivalis. Penelitian ini bertujuan untuk
planning disertai dengan terapi obat. Pemberian mengetahui efektivitas antibakteri ekstrak daun
obat antibiotik seperti metronidazol merupakan pacar air dalam menghambat pertumbuhan
11
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5 No. 4 NOVEMBER 2016 ISSN 2302 - 2493
12
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5 No. 4 NOVEMBER 2016 ISSN 2302 - 2493
Metode pengujian yang digunakan dalam Tabel 1.Perbandingan rerata diameter zona
penelitian ini ialah metode modifikasi Kirby- hambat.
Bauer dengan menggunakan sumuran. Media Diameter zona hambat (mm)
Cawan
Ekstrak daun
MHA disediakan sebanyak 5 cawan petri dengan petri Metronidazol Akuades
pacar air
15 buah sumur, 5 sumur pertama yang sudah I 12,5 21 0
terbentuk pada media agar di 5 cawan petri diisi II 11,5 20,5 0
dengan larutan ekstrak daun pacar air yang III 12 23 0
sudah dilarutkan dengan etanol 96% sebanyak IV 12 23,5 0
50 μLsebagai kelompok intervensi, 5 sumur V 11,5 22 0
berikutnya diisi metronidazol dengan pelarut Total 59,5 110 0
akuades sebanyak 50 μL sebagai kelompok Rerata 11,9 22 0
kontrol positif dan 5 sumur lainnya diisi dengan
Tabel 1 menunjukkan rerata diameter zona
akuades sebanyak 50 μL sebagai kelompok
hambat yang dihasilkan di sekitar sumur dengan
kontrol negatif. Cawan petri selanjutnya
berbagai perlakuan. Dari nilai tersebut tampak
diinkubasi dalam inkubator pada suhu 37o C
bahwa terdapat zona hambat yang terbentuk di
selama 24 jam. Setiap cawan petri berisi satu
sekitar sumur yang diberi ekstrak daun pacar air
sumur kelompok intervensi, satu sumur
di setiap pengulangan.
kelompok kontrol positif dan satu sumur
kelompok kontrol negatif.
PEMBAHASAN
Zona hambat yang dihasilkan ditandai
HASIL PENELITIAN
dengan terbentuknya zona bening yang lebih
Cawan petri yang telah diinkubasi selama 24
terang dibandingkan dengan daerah sekitarnya.
jam pada suhu 37o C dalam inkubator diambil
Terbentuknya zona bening ini karena ekstrak
lalu diukur zona hambat yang terbentuk pada
daun pacar air mengandung senyawa metabolit
media yang mengandung bakteri
sekunder yang mampu menghambat
Porphyromonas gingivalis. Pertumbuhan bakteri
pertumbuhan bakteri Porphyromonas
setelah diinkubasi terlihat dari zona bening yang
gingivalis. Rata-rata diameter zona hambat yang
terbentuk menjauhi sumur. Zona hambat tersebut
dihasilkan ekstrak daun pacar air sebesar 11,9
diukur diameternya dengan menggunakan mistar
mm (Tabel 1). Davis dan Stout dalam
dalam satuan millimeter (mm). Pengamatan zona
penelitiannya pada tahun 1971 menggolongkan
hambat dilakukan dengan cara mengukur
nilai zona hambat menjadi (1) tidak ada zona
diameter vertikal dan diameter horizontal dari
hambat, (2) lemah yaitu zona hambat kurang
zona hambat yang terbentuk di sekitar sumur.
dari 5 mm, (3) sedang yaitu zona hambat 5-10
Kedua diameter tersebut dimasukkan ke dalam
mm, (4) kuat yaitu zona hambat 11-20 mm, (5)
rumus untuk mencari rata-rata diameter zona
sangat kuat yaitu zona hambat 21-30 mm (Davis
hambat. Hasil pengukuran diameter zona hambat
& Stout, 1971). Berdasarkan penggolongan
dari ekstrak, kontrol (+) dan kontrol (-) dapat
tersebut, ekstrak daun pacar air termasuk
dilihat pada tabel 1.
golongan kuat dalam menghambat pertumbuhan
bakteri Porphyromonas gingivalis. Namun, jika
dibandingkan dengan zona hambat yang
terbentuk di sekitar kedua kelompok kontrol,
diameter zona hambat ekstrak daun pacar air
lebih kecil daripada zona hambat yang berada di
sekeliling antibiotik metronidazol, sedangkan
13
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5 No. 4 NOVEMBER 2016 ISSN 2302 - 2493
pada sumur yang ditetesi akuades tidak Zona hambat yang terbentuk di sekitar sumur
terbentuk zona hambat. yang ditetesi ekstrak daun pacar air
Menurut penelitian yang dilakukan oleh menunjukkan kandungan yang terdapat pada
Jarvinen, dkk di Firlandia pada tahun 1993, daun pacar air mampu menghambat
terbentuknya diameter zona hambat suatu pertumbuhan bakteri Porphyromonas gingivalis
antibiotik yang lebih besar dapat terjadi karena (Tabel 1). Hal ini juga serupa dengan penelitian
telah diketahui MIC dari antibiotik tersebut yang dilakukan oleh Nurdin GM di Makassar
terhadap bakteri yang dihambatnya (Jarvinen dan Sekeon CG di Manado. Hasil penelitian
dkk, 1991). Berdasarkan hal tersebut, diameter keduanya menunjukkan ekstrak daun pacar air
zona hambat antibiotik metronidazol lebih besar dengan kandungan di dalamnya mampu
(Tabel 1) karena MIC metronidazol terhadap membunuh bakteri Staphylococcus aureus dan
Porphyromonas gingivalis telah diketahui yakni menghambat pertumbuhan bakteri Pseudomonas
0,125 μg/mL, sedangkan untuk kemampuan aeruginosa dan Streptococcus mutans (Sekeon
daun pacar air belum diketahui konsentrasi dkk, 2015).
paling tepat untuk menghambat pertumbuhan Daun pacar air mengandung senyawa
bakteri tersebut. Dalam hal ini, antibiotik metabolit sekunder seperti flavonoid, steroid,
metronidazol juga menunjukkan diameter zona saponin, tanin, dan kuinon yang memiliki efek
hambat yang lebih besar karena memiliki sebagai antibakteri dengan mekanisme kerja
spektrum yang luas dalam menghambat bakteri yang berbeda-beda (Sekeon dkk, 2015;
anaerob seperti bakteri Porphyromonas Sunggono dkk, 2014; Sangi dkk, 2008).
gingivalis(Ardila dkk, 2010). Mekanisme kerja flavonoid sebagai antibakteri
Metronidazol dipilih sebagai kontrol positif yaitu dengan menghambat fungsi membran sel
karena antibiotik ini merupakan antibiotik yang dan metabolisme energi bakteri. Saat
sering digunakan dalam perawatan penyakit menghambat fungsi membran sel, flavonoid
periodontitis kronis dengan sifatnya yang efektif membentuk senyawa kompleks dengan protein
terhadap bakteri anaerob. Porphyromonas ekstraseluler yang dapat merusak membran sel
gingivalis merupakan bakteri anaerob Gram bakteri Porphyromonas gingivalis, lalu diikuti
negatif. Metronidazol memiliki sifat dengan keluarnya senyawa intraseluler bakteri
antibakterisid. Mekanisme metronidazol dalam tersebut (Nuria dkk, 2009). Flavonoid dapat
membunuh bakteri ini yaitu dengan masuk ke menghambat metabolisme energi dengan cara
dalam mikroorganisme tersebut dan bereduksi menghambat penggunaan oksigen oleh bakteri.
menjadi produk polar yang menghasilkan 2- Energi dibutuhkan bakteri untuk biosintesis
hydroxymethyl metronidazol. Setelah itu, 2- makromolekul, sehingga jika metabolismenya
hydroxymethyl metronidazol akan berikatan terhambat maka molekul bakteri tersebut tidak
dengan DNA bakteri dan mengganggu struktur dapat berkembang menjadi molekul yang
heliksnya, kemudian menghambat sintesis asam kompleks (Cushnie & Lamb, 2005). Selain itu,
nukleatnya dan mengakibatkan kematian sel di dalam flavonoid juga terdapat senyawa fenol
bakteri (Krismariono, 2009). yang dapat mengganggu pertumbuhan bakteri
Akuades sebagai kontrol negatif tidak Porphyromonas gingivalis. Fenol merupakan
menunjukkan zona hambat (Tabel 1). Hal ini suatu alkohol yang bersifat asam sehingga
menguatkan fakta bahwa akuades tidak memiliki kemampuan mendenaturasi protein dan
berpengaruh pada pembentukan zona hambat merusak membran sel bakteri (Dwyana, 2013).
disekitar sumur yang ditetesi ekstrak daun pacar Mekanisme kerja steroid sebagai antibakteri
air dan metronidazol yang dalam pembuatan dalam menghambat pertumbuhan
campuran kontrol positif dan media MHA Porphyromonas gingivalis berhubungan dengan
menggunakan akuades sebagai pelarut. membran lipid dan sensitivitas terhadap
14
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5 No. 4 NOVEMBER 2016 ISSN 2302 - 2493
komponen steroid yang menyebabkan kebocoran antibiotik metronidazol. Namun, berdasarkan hal
pada liposom bakteri (Madduluri dkk, 2011). tersebut bukan berarti ekstrak daun pacar air
Steroid dapat berinteraksi dengan membran tidak dapat menghasilkan zona hambat yang
fosfolipid sel yang bersifat permeabel terhadap lebih besar. Menurut Setiabudy R, aktivitas
senyawa-senyawa lipofilik sehingga suatu bahan antibakteri dapat meningkat jika
menyebabkan integritas membran menurun serta konsentrasi antibakterinya ditingkatkan melebihi
morfologi membran sel berubah menyebabkan konsentrasi hambat minimumnya (Setiabudy,
sel rapuh dan lisis. 2008). Oleh karena itu, ekstrak daun pacar air
Mekanisme kerja saponin sebagai antibakteri dapat menghasilkan zona hambat yang lebih
yaitu dengan cara menyebabkan kebocoran besar dalam menghambat pertumbuhan bakteri
protein dan enzim dari dalam sel bakteri Porphyromonas gingivalis apabila
Porphyromonas gingivalis (Madduluri dk, konsentrasinya ditingkatkan melebihi
2011). Saponin merupakan zat aktif yang dapat konsentrasi hambat minimum.
meningkatkan permeabilitas membran sehingga
terjadi hemolisis pada sel. Apabila saponin KESIMPULAN
berinteraksi dengan sel bakteri, bakteri tersebut 1. Ekstrak daun pacar air (Impatiens
akan pecah atau lisis (Poeloengan dan Praptiwi, balsamina L.) memiliki efek antibakteri
2012) dalam menghambat pertumbuhan
Mekanisme kerja tanin sebagai antibakteri Porphyromonas gingivalis.
yaitu dengan cara menyebabkan sel 2. Zona hambat ekstrak daun pacar air
Porphyromonas gingivalis menjadi lisis. Hal ini (Impatiens balsamina L.) terhadap
terjadi karena tanin memiliki target pada dinding pertumbuhan Porphyromonas gingivalis
polipeptida dinding sel bakteri sehingga sebesar 11,9 mm.
pembentukan dinding sel menjadi kurang
sempurna dan kemudian sel bakteri akan mati. SARAN
Tanin juga memiliki kemampuan untuk 1. Diharapkan dapat dilakukan penelitian lebih
menginaktifkan enzim bakteri serta mengganggu lanjut mengenai efektivitas daun pacar air
jalannya protein pada lapisan dalam sel (Ngajow (Impatiens balsamina L.) terhadap
dkk, 2013). pertumbuhan Porphyromonas gingivalis
Mekanisme kerja kuinon sebagai antibakteri pada berbagai konsentrasi kepekaan
dalam menghambat pertumbuhan bakteri ekstrak, sehingga dapat diketahui
Porphyromonas gingivalis yaitu dengan cara Konsentrasi Hambat Minimun (KHM)
membentuk senyawa kompleks yang bersifat terhadap bakteri Porphyromonas gingivalis.
irreversible dengan residu asam amino 2. Diharapkan ada penelitian lebih lanjut
nukleofilik pada protein transmembran pada mengenai efektivitas daun pacar air sebagai
membran plasma, polipeptida dinding sel, serta antibakteri, agar menjadi obat alternatif di
enzim-enzim yang terdapat pada permukaan bidang kedokteran gigi dan masyarakat
membran sel, sehingga mengganggu kehidupan luas.
sel bakteri. Kuinon memiliki beberapa senyawa
turunan seperti antrakuinon dan plumbagin
(Cowan, 1999).
Penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak
daun pacar air memiliki efek antibakteri dalam
menghambat pertumbuhan bakteri
Porphyromonas gingivalis, meskipun zona
hambat yang dihasilkan lebih kecil daripada
15
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5 No. 4 NOVEMBER 2016 ISSN 2302 - 2493
Davis WW, Stout TR. 1971. Disc plate method Poeloengan M, Praptiwi P. 2012. Uji aktivitas
of microbiology antibiotic assay. antibakteri ekstrak kulit buah manggis
Microbiology.; 22 (4): 659-65. (Garcinia mangostana Linn). Media
Litbang Kesehatan.; 20(2). h. 65-9.
Dwyana Z, Johanes E, Saerong W. 2011. Uji
ekstrak kasar alga merah (Eucheuma Sangi M, Runtuwene MRJ, Simbala HEI,
cottonii) sebagai antibakteri terhadap Makang VMA. 2008. Analisis fitokimia
bakteri patogen. Jurnal Universitas tumbuhan obat di Kabupaten Minahasa
Hassanudin. h. 4-6. Utara. Chemistry Progress Journal; 1(1).
h.47-51.
Fedi PF, Vernino AR, Gray JL. 2004. Silabus
periodonti. Alih bahasa: Amaliya. EGC. Sari LORK. 2006. Pemanfaatan obat tradisional
Jakarta;.h.13-33. dengan pertimbangan manfaat dan
. keamanannya. Majalah Ilmu
Jarvinen H, Tenovuo J, Huovinen P. 1993. In Kefarmasian; III(1): h.6.
vitro susceptibility of Streptococcus
mutans to chlorhexidine and six other Sekeon CG, Wuisan J, Juliatri. 2015. Efektifitas
antimicrobial agents. Journal ASM; p. antibakteri ekstrak daun pacar air
1158-9.. (Impatiens balsamina L.) terhadap
pertumbuhan Streptococcus mutans secara
16
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5 No. 4 NOVEMBER 2016 ISSN 2302 - 2493
17