You are on page 1of 5

Analisis Perkembangan Insfrastruktur Telekomunikasi di Indonesia

Indah Permata Sari


Mahasiswi Program Studi Teknik Elektro
Kampus Binawidya Km 12,5 Simpang Baru Panam, Pekanbaru 28293
Program Studi Teknik Elektro S1, Fakultas Teknik Universitas Riau
Email: indah.permatasariindahsari@student.unri.ac.id

ABSTRACT

Telecommunication infrastructure is a physical structure that becomes the basis of communication


networks and supports long distance communication. With the existence of increasingly
sophisticated telecommunication technology provides many facilities for human to communicate
although constrained distance. However, the geographical conditions of Indonesia become one of
the challenges in implementing development programs and equitable development of
telecommunication infrastructure. Based on the Research of We Are Social and Hootsuite,
Indonesia occupies the bottom two of the Asian countries in the field of network infrastructure. To
overcome the weakness of telecommunication infrastructure in Indonesia then the government made
the program in the form of palapa ring, refarming 4G and digitalization of broadcasting

Keywords : Telekomunication, insfrastruktur, Palapa Ring

I. PENDAHULUAN canggih dari tahun ke tahun. Perkembangan ini


Pada dasarnya komunikasi merupakan menciptakan adanya tren yang ikut berubah
prasyarat kehidupan manusia di mana pada industri telekomunikasi global. Saat
seseorang dapat menghabiskan sekitar 70% ini infrastruktur telekomunikasi menjadi suatu
waktunya untuk berkomunikasi, baik dalam bagian yang tidak dapat terpisah dalam
bentuk bahasa verbal dan non-verbal, secara kehidupan manusia sehari-hari. Infrastruktur
implisit maupun eksplisit. Komunikasi yang telekomunikasi itu sendiri yaitu suatu struktur
buruk dapat memunculkan potensi terjadinya fisik yang menjadi dasar jaringan komunikasi
konflik antar personal. Kondisi manusia terkait dan mendukung komunikasi jarak jauh.
komunikasi ini memuncul teori bahwa “we Dengan adanya teknologi telekomunikasi yang
cannot not communicate” atau manusia tidak semakin canggih memberi banyak kemudahan
dapat tidak berkomunikasi yang dicetuskan bagi manusia untuk melakukan komunikasi
oleh Bateson [1]. Manusia memiliki meskipun terkendala jarak.
keterbatasan ruang dan waktu, oleh karenanya Indonesia merupakan sebuah negara
manusia menciptakan teknologi guna kepulauan dengan luas wilayah yang mencapai
mengekstensi kemampuannya. Teknologi hampir sekitar 2 juta km persegi dengan lebih
telekomunikasi diperlukan oleh manusia untuk dari 17,500 pulau [2] dengan populasi sekitar
menyampaikan dan menerima pesan jarak jauh. 250 juta jiwa dan 80% di antaranya berada di
Infrastruktur telekomunikasi menjadi saluran pulau Jawa dan Sumatera. Kondisi geografis
untuk mentransmisikan pesan ini, dan demografis tersebut menjadi salah satu
menghubungan pengirim dan penerima pesan. tantangan dalam melaksanakan program
Teknologi telekomunikasi selalu pengembangan serta pemerataan pembangunan
mengalami perkembangan yang semakin infrastruktur telekomunikasi. Tidak dapat di

Jom FTEKNIK Volume 4 No. 1 Februari 2017 1


pungkir faktor terkait investasi menjadi salah operator baru dengan teknologi alternatif
satu isu utama dalam mendorong pemerataan lainnya (CDMA) seperti Mobile 8, Esia, Flexi
pembangunan infrastruktur. Saat ini, (Telkom), Star One (Indosat), Ceria
pembangunan infrastruktur yang berjalan (Sampoerna Telekom, di sekitar Sumatera),
cenderung berfokus pada wilayah-wilayah kemudian dilanjutkan hadirnya Lippo
yang dipandang memiliki skala ekonomis Telekom (mulai dari Jawa Timur yang
tinggi. Lalu, bagaimana peran pemerintah kemudian melebur jadi Natrindo Selular dan
menyikapi hal tersebut? Oleh karena itu pada diakusisi oleh Maxis Malaysia dan Saudi
paper ini akan dibahas bagaimana Telekom, kemudian menjadi Axis dan pada
perkembangan insfrastruktur telekomunikasi di 2013 diakusisi XL Axiata), Charoen
Indonesia, apakah sudah merata di seluruh Phokpand membeli lisensi 3G yang kemudian
wilayah atau hanya di wilayah tertentu saja bermitra dengan Huthchinson (Three) [4].
yang sudah di bangun insrastruktur tersebut. Saat ini insfrastruktur telekomunikasi
di Indonesia telah mengadopsi teknologi
generasi keempat atau yang biasa disebut 4G
II. LANDASAN TEORI (Fourth Generation). Teknologi infrastruktur
jaringan telekomunikasi terdiri dari dua jenis
2.1 Telekomunikasi Indonesia yaitu infrastruktur kabel dan infrastruktur
Telekomunikasi mempunyai sifat yang nirkabel.
berubah terus menerus, nyaris tidak bertepi dan
mampu mengubah tatanan wajah dunia, 2.2 Insfrastruktur Kabel
merubah pola pikir manusia, mempengaruhi Kebutuhan akan infrastruktur kabel
perilaku dan kehidupan umat manusia.s dimulai oleh penemuan telegraf elektrik yang
Telekomunikasi saat ini sudah menjadi menggunakan kabel untuk menyampaikan
kebutuhan hidup yg disejajarkan dengan pesan dari pengirim hingga ke penerima pesan,
human right [3]. Perkembangan industri diikuti penemuan telepon dan mesin faksimili.
telekomunikasi khususnya komunikasi Perkembangan teknologi kabel merupakan
bergerak, mulai bertumbuh signifikan sejak bentuk upaya manusia untuk mempercepat
teknologi GSM masuk di Indonesia (1994) penyampaian pesan. Dalam perkembangannya,
menggantikan teknologi AMPS dengan infrastruktur telekomunikasi kabel terdiri dari
segala keunggulannnya mulai cakupannya, beberapa jenis diantaranya, kabel coaxial,
mobilitas roaming serta ukuran dan harga kabel tembaga, fiber optic dan hybrid.
ponsel yang menjadi lebih terjangkau
konsumen. Sejarah operator GSM dimulai 2.2 Insfrastruktur Nirkabel
dari Satelindo (1994), Telkomsel (1995) dan Kebutuhan akan infrastruktur nirkabel
XL (1996) kala itu. muncul saat telegraf nirkabel ditemukan oleh
Pada masa awal saat adaptasi Guilelmo Marconi tahun 1896 yang kemudian
teknologi baru (GSM) diikuti pertumbuhan diikuti dengan penemuan radio sebagai media
yang signifikan (masa keemasan) tentu komunikasi dan penyiaran, serta televisi, yang
menarik hadirnya operator baru lainnya kemudian disusulkan dengan booming
seperti IM3 yang dimiliki Indosat (saat itu penggunaan telepon seluler. Dalam
core business-nya di bidang SLI: Sambungan mendukung berbagai teknologi nirkabel,
Langsung Internasional berikut layanan diperlukan infrastruktur nirkabel di antaranya:
satelit) dan memiliki saham di Telkomsel. satelit, teknologi seluler, Bluetooth dan RFID.
Setelah menjual seluruh sahamnya di
Telkomsel, Indosat mengakusisi Satelindo
dan melakukan merger dengan IM3 menjadi III. PEMBAHASAN
operator GSM Indosat. Sekitar 2005 hadir

Jom FTEKNIK Volume 4 No. 1 Februari 2017 2


Bila mengacu pada data dari Singapura menjadi negara paling maju
Kementerian Komunikasi dan Informasi infrasktrukturnya di kawasan Asia Tenggara
Republik Indonesia pada tahun 2014, secara dengan indeks 76,43 dan cukup jauh
nasional penetrasi infrastruktur telekomunikasi meninggalkan negara ASEAN lainnya.
telepon kabel hanya 5,8%. Pulau Jawa Selanjutnya Malaysia berada di posisi kedua
memiliki persentase tertinggi yaitu sebesar dengan indeks 53,11. Sementara Indonesia
8,4% diikuti oleh pulau Bali dan Nusa berada di posisi ke-5 dari 6 negara yang diteliti
Tenggara sebesar 8,1%. Sedangkan pulau di Asia Tenggara, dan hanya unggul
Papua dan Maluku hanya 2,2%. Untuk telepon dari Vietnam yang berada di posisi terakhir
genggam, secara nasional penetrasi terhadap dengan indeks 39,72. Sebelumnya, Badan
telepon genggam mencapai sebesar 83,2%. Pusat Statistik (BPS) merilis indeks
Pulau Sumatera memiliki persentase tertinggi pembangunan teknologi informasi dan
yaitu sebesar 89,3% diikuti oleh pulau Jawa komunikasi (IP-TIK) Indonesia. Hasilnya
sebesar 88,6%. Sedangkan pulau Papua dan mencatat bahwa sepanjang 2012 sampai 2015,
Maluku hanya 65,2%. Penetrasi infrastruktur pembangunan teknologi informasi dan
telekomunikasi berupa Internet secara nasional komunikasi di Tanah Air masih berjalan
sebesar 22,2%. Pulau Jawa memliki persentase lambat.
tertinggi yaitu sebesar 28,3%,selanjutnya pulau
Sumatera sebesar 26,2%, lalu pulau Sulawesi
sebesar 17,1%, pulau Kalimantan sebesar
16,5%, pulau Bali dan Nusa Tenggara sebesar
16,2%, dan pulau Papua dan Maluku sebesar
14,1% [5].
Dari data tersebut dapat disimpulkan
bahwa penetrasi infrastruktur telekomunikasi di
berbagai pulau utama di Indonesia berbanding
lurus dengan tingkat populasinya. Wilayah
dengan populasi lebih tinggi memiliki penetrasi
Gambar 1. Perbandingan Insfrastruktur
infrastruktur telekomunikasi yang lebih tinggi
Jaringan di ASEAN [6].
dibandingkan wilayah dengan populasi yang
lebih kecil. Nilai suatu jaringan telekomunikasi
Oleh karena itu, kominfo terus
akan bertambah secara eksponensial sesuai
mempercepat pembangunan insfrastruktur
dengan pertambahan jumlah pengguna yang
telekomunikasi yang lebih merata di Indonesia
terhubung di dalam jaringan tersebut. Adapun
dengan program berupa:
nilai jaringan telekomunikasi yang
1. Palapa Ring
dimaksudkan dalam pernyataan ini adalah
Palapa ring menghubungkan seluruh
besaran nilai ekonomisnya. Semakin banyak
nusantara untuk memastikan warga di
pengguna atau jumlah node yang terhubung
daerah 3T bisa menikmati layanan
dalam jaringan, maka nilai ekonomisnya akan
telekomunikasi yang baik. Ditargetkan
semakin besar.
sebanyak 514 kota /kabupaten bisa
Kemudian pada tahun 2017,
terlayani di tahun 2018 dari pencapaian
pembangunan infrastruktur jaringan di
400 kabupaten /kota di tahun 2017.
Indonesia masih tertinggal dibanding negara-
2. Refarming 4G
negara di Asia Tenggara (ASEAN). Riset dari
Penataan frekuensi telekomunikasi 4G
We Are Social dan Hootsuite memberikan
dan digitalisasi penyiaran memastikan
angka indeks 40,41 dari skor maksimal 100
frekuensi telekomunikasi dan siaran
untuk pembangunan infrastruktur jaringan dan
dikelola efisien dan bermanfaat untuk
telekomunikasi di Indonesia. Sementara

Jom FTEKNIK Volume 4 No. 1 Februari 2017 3


seluruh rakyat. Ditargetkan di tahun 5.681 km di laut dan darat.
2019 sebanyak 514 kabupaten/kota
terlayani jaringan 4G. Palapa Ring Barat direncanakan beroperasi
3. Digitalisasi penyiaran Februari 2018. Sejauh ini, status
Hasil penataan frekuensi dan migrasi pembangunannya telah mencapai lebih dari
penyiaran dari analog ke digital akan 72%. Agustus lalu pergelaran kabel laut Paket
membuat layanan telekomunikasi dan Barat telah dimulai. Untuk di darat sendiri
informasi lebih optimal terutama di sudah selesai.
daerah 3T
Palapa Ring paket Tengah telah mencapai 26%
Sampai akhir 2017, dari 514 dan Palapa Ring paket Timur sudah 17%
kabupaten/kota di Indonesia, masih ada sekitar pengerjaan. Pemerintah menargetkan Palapa
114 kabupaten/kota yang belum terhubung Ring dari Barat ke Timur dapat beroperasi
dan masih terisolasi dari akses layanan 2019. Palapa Ring diharapkan nantinya akan
telekomunikasi. Saat ini operator besar akan menjadi backbone yang membuat seluruh
membangun sampai akhir tahun 2018 di 57 kabupaten dan kotamadya di Tanah Air
kabupten dan kota. Dan sisanya sekira 57 terhubung internet kecepatan tinggi.
kabupaten dan kota tidak akan dibangun
operator karena dianggap tidak layak keuangan
atau bisnis.
Saat ini insfrastruktur telekomunikasi
di Indonesia telah mengadopsi teknologi
generasi keempat atau yang biasa disebut 4G
(Fourth Generation). Bila mengacu pada data
dari Kementerian Komunikasi dan Informatika
(Kominfo), pada tahun 2016 jaringan 4G LTE Gambar 2. Palapa Ring [7]
sudah menjangkau 58 kabupaten/kota di
seluruh Indonesia. Hingga Juli 2017 sudah Namun pemerintah menyadari Palapa Ring
menjangkau 297 kabupaten dan kota di Tanah belum cukup untuk menjangkau daerah
Air. terpencil dan perbatasan. Solusinya pemerintah
Untuk daerah 3T (terdepan, tertinggal akan menghadirkan satelit untuk internet cepat.
dan terluar), pemerintah menargetkan dapat Satelit ini secara teknologi
menancapkan 5.000 BTS di area-area yang merupakan leapfrog. Pemerintah tidak
tidak akan dimasuki oleh para operator karena menggunakan satelit komunikasi, tetapi deploy
faktor bisnis. Untuk tahun ini saja, pemerintah high throughput satelit (HTS) khusus internet
dapat membangun 500 BTS. Hingga sekarang [8].
250 BTS sudah aktif.
IV. KESIMPULAN
Untuk menghubungkan seluruh daerah
Berdasarkan pembahasan diatas maka
di Indonesia dengan internet cepat, pemerintah
dapat diambil kesimpulan:
membangun Palapa Ring. Kominfo membagi
1. Dibandingkan dengan Negara-negara
Palapa Ring menjadi tiga, Paket Barat, Tengah
ASEAN, insfrastruktur jaringan di
dan Timur. Untuk wilayah barat akan
Indonesia masih jauh tertinggal
direntangkan fiber optik bawah laut sepanjang
dikarenakan factor geografis yang luas
1.122 km. Sementara di wilayah tengah akan
dan kinerja pemerintah yang lambat
digelar serat optik baik darat maupun laut
2. Untuk mengatasi lemahnya
sepanjang 1.676 km. Sementara di paket
insfrastruktur telekomunikasi di
wilayah timur, panjang kabel optik sekitar

Jom FTEKNIK Volume 4 No. 1 Februari 2017 4


Indonesia, pemerintah membuat telekomunikasi-di-era-jokowi, diakses
program berupa Palapa Ring, tanggal 3 April 2018.
Refarming 4G dan digitalisasi
penyiaran.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Bateson, G. 1972. “Steps to Ecology of


Mind (Paladin edition)”. Chandler
Publishing Company, London
[2] BPS – Statistics Indonesia. (2014).
“Statistik Indonesia 2014”. Badan Pusat
Statistik: Jakarta.
[3] BRTI. 2010. “Overview tentang BRTI”.
http://www.brti.or.id/overview-tentang-
brti, diakses tanggal 2 april 2018.
[4] jmzachariascom. 2015. “Husnul Husaimi
dan Perkemangan Industri
Telekomunikasi di Indonesia”.
http://jmzacharias.com/hasnul-suhaimi-
telekomunikasi/, diakses tanggal 2 april
2018.
[5] Puslitbang PPI-Kominfo. (2014).
“Indikator Teknologi Informasi dan
Komunikasi 2014”. Kementerian
Komunikasi dan Informasi Republik
Indonesia: Jakarta.
[6] KATADATA News and Research. 2017.
“Di ASEAN, Insfrastruktur Jaringan
Indonesia Tertinggal”.
https://databoks.katadata.co.id/datapub
lish/2017/03/16/di-asean-infrastruktur-
jaringan-indonesia-tertinggal diakses
tanggal 2 april 2018.
[7] Kementrian Komunikasi dan Informatika
Republik Indonesia. 2016. “Satu
Indonesia Lewat Palapa Ring”.
https://kominfo.go.id/content/detail/808
4/satu-indonesia-lewat-palapa-
ring/0/rilis_media_gpr, diakses tanggal
3 April 2018.
[8] Rahman, Adi Fida. 2017. “Gebrakan
Insfrastruktur Telekomunikasi di Era
Jokowi”.
https://inet.detik.com/telecommunicatio
n/d-3692946/gebrakan-infrastruktur-

Jom FTEKNIK Volume 4 No. 1 Februari 2017 5

You might also like