You are on page 1of 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Fraud (kecurangan akuntansi) hingga saat ini menjadi suatu hal yang

fenomenal baik di negara berkembang maupun negara maju. Fraud ini hampir

terjadi di seluruh sektor pemerintahan dan sektor swasta. Pada Badan Usaha Milik

Negara (BUMN) dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) pun tidak luput dari

kecurangan akuntasi. Fraud adalah kecurangan, sebagaimana yang umumnya

dimengerti dewasa ini, berarti ketidakjujuran dalam bentuk suatu penipuan yang

disengaja atau suatu kesalahan penyajian yang dikehendaki atas suatu fakta yang

material (Tunggal, 2012:2).

Kasus fraud semakin marak terjadi di Indonesia akhir-akhir ini. Kasus fraud

terjadi di berbagai Perusahaan baik itu bersekala kecil maupun Perusahaan berskala

besar. Salah satu fraud yang berhasil diungkap adalah kasus korupsi yang dilakukan

oleh mantan Direktur Utama Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Karawang,

Agung Wisnu Indrajati, yang diduga menyalahgunakan kewenangannya yang

mengakibatkan kerugian negara berdasarkan hasil audit BPKP sekitar Rp 1,10

miliar (Poskotanews.com, April 2013). Kasus yang sama terjadi juga pada mantan

Direktur Perusahaan Air Minum (PDAM) Kota Bengkulu, Ihsan Ramli, ini didakwa

melakukan korupsi pengadaan 540 ton tawas, dengan nilai proyek Rp. 1,755 miliar.

Terdakwa dinyatakan telah menyalahgunakan wewenang dengan menunjuk rekanan

secara langsung dan melakukan perbuatan melanggar hukum dengan menguntungkan

diri sendiri, orang lain dan koperasi. Perbuatan terdakwa telah merugikan keuangan

1
2

negara. Berdasarkan audit yang dilakukan Badan Pengawas Keuangan Pembangunan

(BPKP) Provinsi Bengkulu yang menyatakan negara telah dirugikan sebanyak Rp. 528

juta (Kompas.com, November 2013).

Deputy Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Bidang

Investigasi Edi Mulyadi Sopardi mengatakan permasalahan utama yang dihadapi

bangsa Indonesia adalah korupsi. Untuk mengatasi terjadinya korupsi pada

pengelolaan keuangan daerah harus mengedepankan peran aparat pengawasan

secara optimal. Berdasarkan catatan BPKP, potret akuntabilitas pengelolaan

keuangan daerah masih lemah, karena 36% proses penetapan APBD terlambat.

Penyerapan APBD juga belum optimal, lemahnya sistem pengendalian internal,

maraknya penyimpangan pengadaan barang dan jasa, serta porsi belanja modal

yang masih rendah (Metrotvnews.com, Oktober 2013).

Lembaga Transparency Internasional Indonesia (TII) melansir Indonesia

berada di empat negara terbawah dalam urutan tingkat korupsi. Berdasarkan indeks

persepsi korupsi yang dilansirnya Indonesia berada di angka 32. Indeks persepsi

korupsi ini merupakan indikator gabungan yang mengukur tingkat persepsi korupsi

dari negara-negara. Berdasarkan hasil survey, keadaan Indonesia memburuk

dibandingkan survey 2 tahun lalu. Dalam survey yang dilakukan TII Indonesia

menempati urutan 118 dalam urutan negara terkorup, dan Indonesia berada di

bawah Thailand (urutan 88) dan Filipina (urutan 108). Sedangkan tiga negara

dibawah Indonesia antara lain Vietnam, Laos, Myanmar (Tempo.co, Juli 2013).

Menurut hasil penelitian Yuniarti Hidayah (2008) praktik kecurangan

akuntansi hanya bisa dicegah dan dibasmi apabila ada komitmen yang tinggi dan
3

moral yang baik untuk tidak melakukan berbagai bentuk kecurangan dari masing-

masing individu pelaku, manajemen maupun pihak lain yang terlibat. Berbagai cara

untuk mendeteksi dan mencegah kecurangan dengan mengefektifkan pengendalian

internal, penegakkan hukum, melakukan good governance, tetapi jika moral tidak

berubah dan sikap komitmen yang tinggi tidak terlaksana maka langkah

pemberantasan yang ditempuh tidak akan berguna.

Audit Internal merupakan pemeriksaan intern yang independen, yang ada

pada suatu organisasi dengan tujuan untuk menguji dan mengevaluasi kegiatan

organisasi yang dilaksanakan. Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk memastikan

apakah tugas dan tanggung jawab yang diberikan telah dilaksanakan sesuai dengan

yang seharusnya. Untuk itu Auditor Internal perlu melakukan pemeriksaaan,

penilaian, dan mencari fakta atau bukti guna memberikan rekomendasi kepada

pihak manajemen untuk ditindak lanjuti. Salah satu temuan Auditor Internal di

antaranya adalah penemuan kecurangan.

Kecurangan terjadi antara lain disebabkan karena adanya tekanan,

kesempatan untuk melakukan kecurangan, kelemahan sistem dan prosedur serta

adanya pembenaran terhadap tindakan kecurangan tersebut. Biasanya kecurangan

tidak mudah ditemukan. Kecurangan biasanya ditemukan karena kebetulan maupun

karena suatu usaha yang disengaja. Dengan demikian manajemen perlu berhati-hati

terhadap kemungkinan timbulnya kecurangan yang mungkin terjadi di perusahaan

yang dikelolanya (Arens et al, 2010:432).

Secara sistematis mendeteksi ada tidaknya kecurangan yang terjadi terhadap

suatu perusahaan, dan melaporkannya kepada manajemen mengenai pencegahan


4

kecurangan yang terjadi serta memberikan saran dan rekomendasi kepada

manajemen adalah untuk solusi atas kecurangan masalah yang terjadi. Karena

setiap jenis dan bentuk kecurangan akan sangat merugikan pihak organisasi dan

menghambat jalannya operasional perusahaan dalam menapai tujuannya.

Keberadaan Audit Internal sangat dibutuhkan oleh PDAM. Karena Audit

internal merupakan aktivitas independen yang memberikan jaminan objektif dan

konsultasi yang dirancang untuk memberi nilai tambah dan meningkatkan operasi

organisasi. Aktifitas ini membantu organisasi mencapai tujuannya dengan

membawa pendekatan yang sistematis dan disiplin untuk mengevaluasi dan

meningkatkan efektifitas manajemen risiko, pengendalian, dan proses tata kelola

(The IIA Research Foundation, 2011:2).

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtawening Kota Bandung bergerak

di bidang pengolahan air minum dan air kotor. Sebagai perusahaan monopoli yang

menguasai wilayah yang sangat luas dengan jumlah pelanggan yang besar,

kemungkinan akan adanya tindakan penyelewengan, kecurangan, serta kesalahan

yang dapat merugikan perusahaan akan terjadi, maka efektifitas pengendalian

internal sangat diperlukan agar kegiatan operasi perusahan dapat berjalan dengan

baik.

Berdasarkan uraian sebelumnya, maka penulis tertarik melakukan penelitian

untuk penulisan skripsi dengan judul:

“PERAN AUDIT INTERNAL TERHADAP


PENDETEKSIAN KECURANGAN”
5

(Studi Kasus Pada Perusahaan Daerah Air Minum Tirtawening


Kota Bandung).

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut penulis mengidentifikasi

masalah yang diteliti adalah:

1. Bagaimana peran Audit Internal pada Perusahaan Daerah Air Minum

(PDAM) Tirtawening Kota Bandung.

2. Bagaimana peran Audit Internal dalam mendeteksi kecurangan pada

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtawening Kota Bandung.

3. Seberapa besar peranan Audit Internal dalam mendeteksi kecurangan di

dalam Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtawening Kota

Bandung.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan data-data dan informasi

yang berkaitan dengan peranan audit internal terhadap pendeteksian kecurangan.

Sedangkan tujuan dari penelitian ini sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pelaksanaan audit internal pada Perusahaan Daerah Air

Minum (PDAM) Tirtawening Kota Bandung.

2. Untuk mengetahui pelaksanaan pengendalian internal pada Perusahaan

Daerah Air Minum (PDAM) Tirtawening Kota Bandung.

3. Untuk mengetahui peranan audit internal dalam mendeteksi kecurangan

pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtawening Kota Bandung.

1.4 Kegunaan Penelitian


6

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, penulis berharap agar hasil dari

penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan juga bagi penulis.

Adapun manfaat-manfaat yang diharapkan tersebut antara lain:

1. Bagi Penulis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi penulis

tentang pentingnya keahilan auditor internal serta mengetahui cara-cara

melakukan pendeteksian kecurangan (fraud).

2. Bagi Internal Auditor

Sebagai bahan masukan dan pertimbangan serta pemahaman mengenai

pengaruh keahlian auditor internal terhadap kemampuan mendeteksi

kecurangan serta bagaimana cara mencegah kecurangan.

3. Bagi Instansi

Untuk memahami apakah sistem pengendalian internal perusahaan

berjalan dengan baik sehingga dapat mengetahui letak kecurangan-

kecurangan yang terungkap dan bisa lebih waspada terhadap tindakan

kecurangan.

4. Bagi Masyarakat

Sebagai bahan referensi dan pertimbangan yang diharapkan bermanfaat

bagi pihak-pihak yang tertarik terhadap komponen keahlian internal

auditor yang mempengaruhi pendeteksian dan pencegahan kecurangan.

Juga dapat memberikan pengetahuan tentang profesi auditor internal dan

tidak berpandangan buruk terhadap profesi serta hasil audit yang

dikeluarkan auditor internal.


7

1.8 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)

Tirtawening Kota Bandung yang beralamat di JL. Badaksinga No. 10 Bandung

40132. Penelitian ini menganalisis tentang pengaruh pengendalian internal terhadap

pendeteksian dan pencegahan kecurangan (fraud) pada auditor yang terdapat di

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtawening Kota Bandung. Penelitian ini

dilakukan pada bulan November 2013 sampai dengan Februari 2014.

You might also like