You are on page 1of 32

Pengukuran Kerja

Langsung
(Direct Work Measurement)
Pengukuran Kerja
(Studi Waktu / Time Study)

Perbaikan Perbaikan tata Perbaikan metode


Perbaikan postur
proses letak /cara kerja

STUDI WAKTU
(Pengukuran Kerja)
Data harus baik,
representasi kondisi
aktual

WAKTU BAKU
Pengukuran Kerja
(Work Measurement)

Pengukuran Waktu
1. Pengukuran waktu secara langsung
Dilaksanakan langsung di tempat pekerjaan
dilaksanakan.
- Metode jam henti (stopwatch)
- Metode uji sampling pekerjaan (work sampling)

2. Pengukuran waktu secara tidak langsung


Dilaksanakan dengan membaca tabel-tabel yang
tersedia, asalkan tahu jalannya pekerjaan melalui elemen-elemen
gerakan
- Data waktu baku
- Data waktu gerakan
Langkah-langkah :
(Metode Jam Henti)
1. Menetapkan tujuan pengukuran
Dasar penetapan upah, perkiraan waktu penyelesaian pekerjaan,
penetapan waktu kerja/istirahat, kecukupan tenaga kerja
2. Melakukan penelitian pendahuluan
- mencari kondisi dan cara kerja terbaik
- membakukan sistem kerja
3. Memilih operator
berkemampuan normal dan bisa diajak kerja sama
4. Melatih operator
kurva belajar (learning curve)
5. Mengurai pekerjaan atas elemen-elemen
- menjelaskan sistem kerja terbakukan
- penyesuaian kemampuan tiap elemen
- memudahkan pengamatan elemen tidak baku
- mengembangkan data waktu standar
6. Menyiapkan alat-alat pengukuran
Pengukuran waktu
Tingkat kesalahan (degree of errors) :
penyimpangan maksimal yang dinyatakan dalam % dari waktu
penyelesaian sebenarnya yang seharusnya dicari.

Tingkat keyakinan (confidence level)


besarnya keyakinan pengukur bahwa hasil yang diperoleh memenuhi
syarat ketelitian.

Contoh :
5%; 95%  pengukur membolehkan rata-rata hasil pengukurannya
menyimpang max. 5% dari rata-rata sebenarnya, dan kemungkinan
berhasil mendapatkan hal itu 95%.
misal : rata-rata sebenarnya = 100 detik
ada hasil pengukuran = 96 detik
5%; 95%  pengukur mempunyai tingkat keyakinan 95% bahwa 96
detik tersebut terletak pada interval harga rata-rata sebenarnya ± 5%.
Pengukuran waktu :
Pengukuran Pendahuluan

1. Pengukuran pendahuluan
- Dilakukan untuk mengetahui berapa kali pengukuran harus
dilakukan untuk tingkat ketelitian dan keyakinan yang diinginkan
- Jumlah pengukuran ditentukan oleh pengukur (biasanya 10 kali
atau lebih)  sebaiknya minimal 30 data !
Contoh : Hasil pengukuran pendahuluan untuk penghitungan
waktu baku sebuah pekerjaan adalah sbb :

Pengukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
ke

Waktu
14 10 12 15 17 18 15 16 11 9 14 16 10 18 14 15
(menit)
Pengukuran waktu :
Uji Kecukupan Data

5%; 95% :
 40 N x   x 
2

 
2 2


N   

  x 


10%; 95%
:
 20 N x 2   x 2 
2

N     

  x 

Contoh :
x x2 x x2 x x2
6 36 6 36 6 36
5 25 5 25 6 36
I 8 64 III 5 25 V 6 36
6 36 6 36 5 25
5 25 6 36 6 36 N = 30
x = 167
5 25 5 25 7 49 x2 = 967
6 36 5 25 6 36
II 5 25 IV 5 25 VI 6 36
5 25 5 25 5 25
6 36 6 36 5 25
5%; 95%

 40 N x 2   x 
2

 
2

N   

  x 

2
 40 30.967  167 
2 
N    = 65 kali pengamatan
 167 

Jumlah pengamatan yang diperlukan (N’) = 65


dgn 5%; 95%, N = 30 belum cukup
Keseragaman data
Data yang seragam yaitu berasal dari sistem sebab
yang sama dan berada dalam batas kontrol, data tidak
seragam apabila berasal dari sistem sebab berbeda dan
berada diluar batas kontrol.
Uji keseragaman data :
1. Kelompokkan data dalam sub grup dan hitung rata-
rata masing-masing sub grup
Keseragaman data
2. Hitung rata-rata dari rata-rata sub grup
X 
Xi
56
k X  14
Xi  hargarata  rata subgrup 4
k  jumlahsubgrup

3. Hitung standar deviasi waktu penyelesaian


N  jumlahpengukuranpendahuluan
Xj  waktupenyelesaian yangteramati

sehingga

 2,9
Keseragaman data
4. Hitung standar deviasi harga rata-rata
2,9 2,9
σx 
4 2
n  jumlah sub grup  1,445

5. Tentukan batas kontrol atas dan bawah (BKA dan


BKB)
Kecukupan data
Untuk memenuhi tingkat ketelitian dan keyakinan yang
diinginkan perlu dilakukan perhitungan jumlah
pengamatan yang diperlukan. Dengan tingkat ketelitian
5 % dan tingkat keyakinan 95 %, jumlah pengamatan
yang diperlukan :

 64,19

Sehingga diperlukan (64,19 – 16) = 49 pengukuran lagi


Perhitungan waktu baku
Penyesuaian
Kelonggaran
(P)

Waktu Siklus Waktu Normal Waktu Baku


(Ws) (Wn) (Wb)

Jumlahnilaipengukuran( Xi)
Ws 
Jumlahpengukuran(N)

Wn Waktusiklus(Ws) x Penyesuaian(P)

Wb Waktunormal  (Waktu normal(Wn) x Kelonggaran)


Pengukuran Kerja
(Work Measurement)

Dilakukan dengan menjalankan


pengukuran waktu, umumnya
berujung dengan didapatkannya
Waktu Baku bagi sistem kerja ybs.

Waktu baku adalah waktu yang


dibutuhkan seorang pekerja rata-rata
untuk menyelesaikan suatu pekerjaan
secara wajar dalam suatu sistem kerja
yang ditambahkan kelonggaran.
Pengukuran Kerja
(Work Measurement)

Waktu siklus adalah waktu yang


dibutuhkan untuk menyelesaikan satu
proses pekerjaan, atau jumlah waktu
tiap-tiap elemen dalam suatu
pekerjaan.

Waktu normal adalah waktu yang


dibutuhkan seorang pekerja rata-rata
untuk menyelesaikan suatu pekerjaan
secara wajar dalam suatu rancangan
sistem kerja yang telah disesuaikan.
Penyesuaian
Ketidakwajaran bekerja :
- tidak sungguh-sungguh
- terburu-terburu
- kondisi ruangan buruk

Harus dinormalkan dengan melakukan penyesuaian

Apabila pengukur berpendapat operator bekerja dengan


wajar maka P = 1, bila terlalu cepat maka P > 1 jika
terlalu lambat maka P < 1
Metode Penyesuaian
1. Presentase.
besarnya faktor penyesuaian sepenuhnya ditentukan oleh
pengukur melalui pengamatannya selama melakukan pengukuran
Misal : pengukur berpendapat bahwa P = 110 % sedangkan waktu
siklusnya diketahui 14 menit, maka :
Waktu normal = 14 x 1,1 = 15,4 menit
2. Schumard
- Performance kerja dikelompokkan dalam kelas-kelas
- Operator yang bekerja normal diberi nilai 60.
- Tabel penyesuaian menurut Schumard
Metode Penyesuaian
Misal : performance seorang operator dinilai excellent, maka dia
mendapat nilai 80. sehingga faktor penyesuaiannya :
P = 80/60 = 1,33
jika waktu siklusnya 14 menit, maka
waktu normal = 14 x 1,33 = 18, 62

3. Westinghouse
- penilaian penyesuaian dilakukan pada 4 faktor yang dianggap
berpengaruh terhadap kewajaran kerja, yaitu : ketrampilan (skill)
usaha (effort), kondisi kerja (condition) dan konsistensi
(consistency)
- Setiap faktor terbagi dalam kelas-kelas dengan nilainya masing-
masing
- Keadaan yang dianggap wajar diberi nilai P = 1, sedangkan
penyimpangan dari keadaan ini harga p ditambah dengan angka
yang sesuai dari keempat faktor diatas
Metode Penyesuaian
Contoh :
jika waktu siklus rata-rata
adalah 14 menit, dan waktu
ini dicapai dengan
ketrampilan yang dinilai Fair
(E1), usaha good (C2),
kondisi excellent (B) dan
konsistensi poor (F) maka :
Ketrampilan : Fair - 0,05
Usaha : Good + 0,02
Kondisi : Exc + 0,04
Konsistensi : Poor - 0,04
Jumlah - 0,03
sehingga
P = 1 – 0,03 = 0,97
Wn = 14 x 0,97
= 13,58
Metode Penyesuaian
4. Cara Obyektif
- penyesuaian dilakukan dengan mempertimbangkan 2 faktor,
yaitu kecepatan kerja dan tingkat kesulitan pekerjaan
- nilai kecepatan kerja ditentukan berdasarkan pengamatan
selama pengukuran (seperti cara presentase)
- Tingkat kesulitan ditetapkan berdasarkan anggota badan yang
terlibat dan peralatan yang digunakan
Kelonggaran
Kelonggaran :
1. Kelonggaran untuk kebutuhan pribadi
2. kelonggaran untuk menghilangkan rasa lelah
3. kelonggaran untuk hambatan tak terhindarkan

Nilai-nilai ini telah ditetapkan dalam tabel

Waktu baku = waktu normal + (waktu normal x % allowance)

Waktu baku = Waktu Normal x 100%


(Standard time) 100% - % allowance
Contoh soal:
• Bila ditetapkan allowance 5% untuk 1shift
kerja (8 jam= 480 menit) maka setara
dengan 24 menit.
• Waktu kerja efektif = 480-24= 456 menit
• Misal waktu normal 0,88 menit/unit produk
• Maka, waktu baku = 0,88 +(0,88x 5%) =
0,924 menit/produk
LATIHAN
Data • Skill : 0,08
3,4
• Effort : 0,05
3,6
• Condition : -0,03
3,0
• Consistency : 0,01
3,7
• Hitung Ws, Wn, Wb
3,5
dengan allowance 5%
3,8
3,2
3,1
3,9
3,4
SAMPLING PEKERJAAN / UJI PETIK

Dikembangkan oleh : L.H.C. Tippet


Menggunakan hukum probabilitas (the law of
probability)  pengamatan suatu obyek tidak perlu
dilaksanakan secara menyeluruh (populasi) melainkan
cukup dilakukan dengan menggunakan contoh
(sample) yang diambil secara acak (random)

Manfaat :
- Untuk mengetahui distribusi pemakaian waktu kerja
yang dilakukan oleh pekerja / kelompok kerja
- Untuk mengetahui tingkat pemanfaatan mesin-mesin
atau fasilitas; karyawan  mengukur ratio delay
- Menentukan waktu baku
Prosedur Pelaksanaan Sampling Pekerjaan
1. Menetapkan tujuan pengukuran  tetapkan tingkat
ketelitian dan tingkat keyakinan
2. Jika perlu, lakukan perbaikan-perbaikan terhadap
kondisi kerja dan cara kerja dari sistem kerja yang
ada
3. Memilih operator dan melatih
4. Melakukan pemisahan kegiatan
misal : kegiatan produktif dan non produktif
atau : kegiatan 1 : mengetik
kegiatan 2 : menerima instruksi pimpinan
kegiatan 3 : menelpon / melayani
kegiatan 4 : membereskan arsip
kegiatan 5 : tugas keluar kantor
kegiatan 6 : lain-lain
Penentuan Jumlah Sample Pengamatan yang Dibutuhkan

Banyaknya pengamatan dipengaruhi :


 Tingkat ketelitian (degree of accuracy)
 Tingkat kepercayaan (level of confidence)
Dengan asumsi : kejadian seorang operator akan bekerja
atau menganggur mengikuti pola distribusi normal,
maka :
p(1  p)
s. p  k
N

Dimana : s = Tingkat ketelitian yang diinginkan


p = Persentase terjadinya kejadian yang diamati
N = Jumlah pengamatan yang harus dilakukan
k = Harga indeks  tergantung dari tingkat
kepercayaan
Contoh :
Penentuan persentase waktu menganggur dari
suatu mesin dengan menggunakan
sampling kerja. Tingkat kepercayaan yang
dikehendaki 95% dan tingkat ketelitian
ditetapkan 5%. Berapa jumlah pengamatan
(N) yang diperlukan ?

Sampling pendahuluan (preliminary study)


Misal : dilakukan studi pendahuluan 100 kali
pengamatan acak, dan 25 x diantaranya
mesin dijumpai menganggur  persentase
idle = 25 = 0,25
100
Maka jumlah pengamatan yang harus dilakukan :
p(1  p)
s. p  k
N
4 p(1  p)
0,0025 p 
2
p(1  p) N
0,05 p  2
N 4(1  p)
N
0,0025 p
 p(1  p) 
0,0025 p  4
2
 1600(1  p)
 N  
p
4 p(1  p) 1600(1  0,25)
N 
2 0,25
0,0025 p
 4800
Penentuan tingkat ketelitian untuk jumlah pengamatan yang
diharuskan :
Misal dari 4000 pengamatan yang telah dilakukan :
- mesin dalam kondisi bekerja = 2600
- mesin dalam kondisi menganggur = 1400

 Persentase waktu menganggur = 1400 = 35%  p = 0,35


4000
0,351  0,35
s.0,35  2
4000
s = 4,3 %

Sehingga jika dikehendaki tingkat ketelitian 5%, hal ini


sudah memenuhi.
Penggunaan Peta Kontrol dalam Sampling Kerja
- Untuk menguji keseragaman data
p(1  p)
BKA  p  3
n
p(1  p)
BKB  p  3
n
Dimana : p = persentase produktif
n = jumlah pengamatan

Contoh :
Jumlah pengamatan selama 4 hari, dimana setiap hari
dilakukan 36x pengamatan, dijumpai data sebagai
berikut : - kegiatan produktif = 109 x
- kegiatan non produktif / idle = 35 x
Frekuensi teramati pada hari ke-
Kegiatan Jumlah
1 2 3 4
Produktif 24 29 30 26 109
Non Produktif 12 7 6 10 35
Jumlah 36 36 36 36 144
% Produktif 67% 81% 83% 72%

 67  81  83  72 
p  100%  0,76
 4 
0,76(1  0,76)
BKA  0,76  3  0,976
36
0,76(1  0,76)
BKB  0,76  3  0,546
36

 pi = dalam BKA & BKB

You might also like