Professional Documents
Culture Documents
PEMAHAMAN TERHADAP
Re - DESAIN TERMINAL PELABUHAN
PADANGBAI
Pada Bab II ini akan di jabarkan mengenai data, evaluasi, permasalahan, dan
potensi pada Terminal Pelabuhan Penyebrangan Padangbai Kabupaten
Karangasem.
8
permukaan laut. Kemiringan lahan di wilayah Kecamatan Manggis termasuk datar
(0 – 2%) seluas 1.920 Ha (2,29% dan luas kabupaten).
Jenis tanah yang terdapat di Kecamatan Manggis berupa jenis aluvial
regosol (kelabu, coklat, berhumus, coklat kekuningan) dan latosol (coklat dan
litosol, coklat kemerahan)
Gambar 2.1
Lay Out Pelabuhan Terminal Penyebrangan
Padangbai
Sumber : PT.ASDP Indonesia Ferry ( persero )
cabang Lembar – Padangbai
9
Gambar 2.2
Batas – Batas Site Terminal Pelabuhan
Penyebrangan Padangbai
Sumber : Observasi tahun 2015
10
Tabel 2.1 Sarana dan Prasarana Pelabuhan Penyebrangan Padangbai
No Nama Lantai Fungsi Luasan Keterangan
2
Areal Parkir Sebagai tempat 15.760 m Kondisi parkiran masih baik
- Parkir Tunggu kendraan berhenti namun pola sirkulasi tidak
50 unit
1 Truck sementara sebelum beraturan sehingga para
30 unit
Kendraan kecil menyebrang,menung penumpang / pengunjung
-Parkir siap muat gu atau mengantar kebingungan untuk parkir
25 unit
Truk maupun menjemput kendaraan dan tingkat stres
0 unit
Kendraan kecil penumpang. meningkat akibat pola
sirkulasi yang tidak
beraturan tersebut.
2 Gedung pengelola 2 Sebagai tempat 410.72 m2 Kondisinya masih baik
pengelolaan terminal
pelabuhan
11
Tabel 2.1 Sarana dan Prasarana Pelabuhan Penyebrangan padangbai (lanjutan)
11 Tol Gate 1 Tempat pembelian 4 m2 yang Kondisinya sangat baik
tiket terpadu bagi dimana karna sudah mengalami
penumpang yang terdapat 4 perenovasian
mempergunakan unit
kendaraan untuk
menyebrang
12 Dermaga 1 Tempat bersandarnya 316 m2 Kondisinya cukup baik
kapal
85842 197696
101982
80300
G. Pengelola G.Tunggu
keberangkatan
103397 205209
Gambar 2.3
Bentuk dan ukuran tapak terminal pelabuhan padangbai
12
2.1.3 Pola Massa
Bentuk pola massa yang ada pada Terminal Pelabuhan Penyebrangan
Padangbai yaitu, bentuk persegi empat sesuai dengan bentuk dasar site. Pola
massa yang ada di terminal pelabuhan yaitu pola massa Cluster dengan arah
orientasi tidak begitu jelas. Bentuk pola massa yang tidak begitu jelas ini
berpengaruh besar terhadap prilaku dari pengunjung ataupun penumpang
sehingga membuat tidak jelasnya batas ruang.
Gambar 2.4
Bentuk Pola Masa
Sumber : https:earth.google.com
2.1.4 Sirkulasi
Site dapat dicapai melalui satu jalan masuk yaitu jalan Padangbai.
Jalan ini memiliki 2 jalur dengan lebar 7 meter yang dapat di lalui oleh 2 truk
besar yang saling berpapasan. Terdapat juga jalan lingkungan nelayan dan
pemukiman penduduk yang dimana jalan ini hanya dapat dilalui oleh
kendaraan roda empat pribadi. Lebar jalan 5 meter.
13
JALAN LINGKUNGAN JALAN LINGKUNGAN
SIERKULASI KENDARAAN
TERMINAL DENGAN DUA JALUR JALAN LINGKUNGAN
Gambar 2.5
Sirkulasi ke Terminal Pelabuhan Penyebrangan Padangbai
14
Parkir para pengantar Parkir tunggu
penumpang dan penjemput untuk
penumpang keberangkatan
2.1.6 Zoning
Secara makro dalam lingkup Terminal Pelabuhan Penyebrangan Padangbai, sudah
terlihat adanya penataan fungsi ruang dengan jelas. Dimana pembagian zoningnya
sangat mempengaruhi prilaku dari penumpang dimana didasarkan atas
pengendalian sistem keamanan untuk penumpang. Pengaturan zoning dapat di
lihat pada gambar 2.7
6 7
4 5
8
2
10
15 14 13 12 11
Gambar 2.8
Kondisi Pelabuhan Terminal Penyebrangan
padangbai
Sumber : Observasi tahun 2015
16
2.2 Kondisi Non Fisik
Pada kondisi non fisik Terminal Pelabuhan Penyebrangan Padangbai
membahas mengenai pelaku/civitas, struktur organisasi, aktivitas dan jumlah
pegawai, penumpang dan kendaraan yang datang ke Terminal Penyebrangan
Padangbai.
2.2.1 Pelaku / Civitas
Para pelaku di dalam terminal Pelabuhan Penyebrangan Padangbai ini
dapat dibagi menjadi :
1. Petugas atau staff pengelola
2. Manajer Oprasi II
3. Penanggung jawab bagian SDM dan umum
4. Penangung jawab bagian oprasi
5. Penanggung jawab bagian keuangan
6. Penanggung jawab bagian Pemeliharaan
7. Penanggung jawab bagian STC
2.2.2 Struktur Organisasi
Terminal Pelabuhan Padangbai merupakan cabang dari pelabuhan Lembar
– Lombok, dimana dapat di uraikan struktur organisasinya adalah sebagai berikut
PEMIMPIN CABANG
MANAGER
NAKODA
OPRASI 2 PADANGBAI
SUPERVISI 1
SUPERVISI 2
SUPERVISI 3
Gambar 2.9
Struktur Organisasi Cabang Kelas I (Pelabuhan Lembar – Lombok)
Sumber : PT.ASDP Indonesia Ferry ( persero ) cabang Lembar – Padangbai
17
2.2.3 Aktifitas
Pelaku kegiatan di dalam Terminal Pelabuhan Penyebrangan ini secara
umum adalah petugas atau staf pengelola, petugas oprasional lapangan,
pengunjung dari luar atau tamu, penumpang, pengantar/penjemput penumpang
dan wisatawan.
1. Kegiatan Utama
a. Kegiatan naik turunnya penumpang. Penumpang di sini yang artinya
setiap orang yang naik dan turun yang dibuktikan dengan
memperlihatkan tiket.
b. Kegiatan Pemeriksaan Keamanan. Pemeriksaan Keamanan dibagi atas 3
zona yaitu sebelum masuk ke areal terminal, areal umum, dan areal
dermaga.
2. Kegiatan Pengelola
a. Kegiatan pengelolaan pelabuhan di bagi atas 5 bagian yaitu :
• Bagian SDM dan umum di mana kegiatan yang dilakukan adalah
sebagai tempat memberikan informasi mengenai terminal pelabuhan
dan tempat penyimpanan serta tempat untuk mencari ijin
pengesahan.
• Bagian oprasi yang dimana bertugas menjalankan sistem
pengoprasian yang terdapat pada pelabuhan
• Bagian keuangan yang bertugas mengatur keuangan yang ada di
Terminal Penyebrangan Padangbai
• Bagian Pemeliharaan yang bertugas memelihara alat – alat yang di
pergunakan dalam pelabuhan, serta memperbaiki alat yang rusak dan
setiap 6 bulan sekali di lakukan pengecekan alat
• Bagian STC, kegiatan yang di lakukan adalah mengkordinir petugas
yang ada di terminal pelabuhan agar dapat bekerja dengan baik.
b. Kegiatan Operasional Lapangan dibagi atas 3 regu di mana setiap regu
bekerja secara bergiliran.
18
2.2.4 Jumlah Pegawai Pengelola, Penumpang dan Kendaraan
Jumlah pengelola yang terdapat di Terminal Pelabuhan Penyebrangan
Padangbai adalah 50 orang dalam 1 shift kerja yang dimana ada 3 shift kerja/hari,
untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada tabel 2.2 dan 2.3
Tabel 2.3 Jumlah Pegawai Operasional Lapangan Trminal Pelabuhan Penyebrangan Padangbai
Petugas Oprasional Lapangan Jumlah Pegawai
Supervisor 3 Orang / 1 shift
ASS Supervisor 3 Orang / 1 shift
Penanggung Jawab Pos I 3 Orang / 1 shift
Penanggung Jawab Jembatan Timbang 3 Orang / 1 shift
Penanggung Jawab Tol Gate I 3 Orang / 1 shift
Penanggung Jawab Tol Gate II 3 Orang / 1 shift
Penanggung Jawab loket 3 3 Orang / 1 shift
Penanggung Jawab Porter 3 Orang / 1 shift
Kantib Zona A ,B dan C 3 Orang / 1 shift
Petugas MB 3 Orang / 1 shift
Petugas GS 3 Orang / 1 shift
Jumlah 36 Orang / 1 shif
Sumber : PT.ASDP Indonesia Ferry ( persero ) Cabang Lembar - Padangbai
19
2.3.1 Klasifikasi Terminal Pelabuhan Penyeberangan
Menurut Keputusan Mentri KM 53, pasal 55 tahun 2002 dan Keputusan
Direksi PT. (persero) Pelindo III, No. KEP. 48/Pj.1.05./P.III-99 yang menyatakan
klasifikasi Terminal Pelabuhan Penyebrangan dibagi kedalam 3 (tiga) kelas yaitu :
1. Treminal pelabuhan Penyebrangan Kelas I
2. Terminal Pelabuhan Penyebrangan Kelas II
3. Terminal Pelabuhan Penyebrangan Kelas III
Klasifikasi Terminal Pelabuhan dilihat dari jenis terminal penumpangnya
yang dimana pada Pelabuhan Padangbai sendiri termasuk pada klasifikasi
terminal penyebrangan kelas II yaitu menurut Keputusan Direksi PT. (persero)
Pelindo III, No. KEP. 48/Pj.1.05./P.III-99. Berikut pembagian klasifikasi terminal
kelas I, II, dan III :
1. Terminal Penumpang Kelas A, dengan kriteria :
a. Bangunan Permanen atau Bangunan Dalam wujud arsitektur daerah yang
khusus sebagai terminal penumpang, yang memiliki ruangan untuk calon
penumpang ber - AC atau kipas angin yang terpisah dengan ruangan
calon pengantar atau penjemput.
b. Memiliki fasilitas lainnya yang terdiri dari ruang tamu khusus (VIP
room), Ruang informasi, Ruang pelayanan kesehatan, tempat sholat,
kantin , toko cindra mata, Toilet pria dan wanita, tanda bahaya (alaram),
tata suara (sound sistem), Pemadam kebakaran, alat penyelamat
kecelakaan di air (pelampung), Tempat sampah, Telepon umum dan
lapangan parkir.
2. Terminal Penumpang Kelas B, dengan kriteria :
a. Bangunan Permanen atau Bangunan Dalam wujud arsitektur daerah yang
khusus sebagai terminal penumpang, yang memiliki ruangan untuk calon
penumpangyang di lengkapi dengan kipas angin dan ruangan calon
pengantar atau penjemput.
b. Memiliki fasilitas lainnya yang terdiri dari Ruang informasi, Kotak P3k,
tempat sholat, kantin , Toilet pria dan wanita, tanda bahaya (alaram), tata
suara (sound sistem), Pemadam kebakaran, alat penyelamat kecelakaan
di air (pelampung), Tempat sampah, Telepon umum dan lapangan parkir.
20
3. Terminal Penumpang Kelas C, dengan kriteria :
a. Bangunan semi permanen khusus sebagai terminal penumpang
sementara, yang memiliki ruangan untuk calon penumpang yang di
lengkapi dengan ruang calon pengantar dan penjemput.
b. Memiliki fasilitas lainnya yang terdiri dari ruang sholat, toilet pria dan
wanita, tata suara (sound sistem), pemadam kebakaran, alat penyelamat
kecelakaan di air (pelampung).
Sedangkan menurut Keputusan Mentri KM 53, pasal 55 tahun 2002 klaifikasi
pelabuhan dibagi menjadi 3 kelas yaitu dapat dilihat pada gambar 2.10
22
2.3.2 Evaluasi Purnahuni
Evaluasi Purnahuni (EPH) / Post-Occupancy Evaluation (POE), bertujuan
untuk mengevaluasi terhadap efektif tidaknya hasil kerja rancangan bangunan
setelah bangunan selesai dibangun dan dipakai oleh penghuni selama kurun waktu
tertentu dan mencari fakta-fakta, bukan kesalahan hasil rancangan bangunan
dengan kualitas lebih baik dimasa mendatang.
Evaluasi tersebut meliputi Evaluasi Teknis, Evaluasi Fungsi dan Evaluasi
Perilaku terhadap Terminal Pelabuhan Padangbai.
a. Evaluasi teknis
Pada Evaluasi Teknis yang di evaluasi meliputi tembok bagian luar
bangunan, atap, struktur, lapisan - lapisan penutup dalam, penerangan, akustik dan
HVAC (Pemanasan, Ventilasi, dan Air Conditionig) pada gedung terminal dan
ruang tunggu pengantar.
- Tembok Bagian Luar Bangunan
• Kenyataan di Lapangan
23
- Atap
• Kenyataan di Lapangan
- Pengaman Kebakaran
• Kenyatan di Lapangan
- Struktur
• Kenyataan di Lapangan
24
- Lapisan – lapisan Penutup Bagian Dalam
• Kenyatan di Lapangan
Untuk dinding bagian dalam terlihat sangat kotor
dan tidak terawat di mana sebagian dinding ada
yang berlubang, retak, dan pecah serta banyak
kotoran yang menempel pada dinding tersebut
- Penerangan
25
- Penghawaan (Ventilasi dan Air Conditioning)
• Kenyataan di Lapangan
Pada gedung terminal dan ruang tunggu penumpang belum memperhatikan
penghawaan, dimana untuk penghawaan ruangan masih mempergunakan
penghawaan alami, namun tidak dimanfaatkan dengan maksimal. Ini dapat
dilihat dari perletakan dan jenis ventilasi yang digunakan sehingga udara
tidak dapat masuk kedalam ruangan dengan maksimal.
Usulan :
Kualitas dari udara dapat dikendalikan dengan beberapa cara, yaitu
menggunakan sistem penyejuk udara (AC), dan pemanfaatan dari fungsi
jendela. Ventilasi diperlukan demi kesehatan dan untuk menghilangkan
udara yang mampat dan bau – bauan di dalam ruangan. Pola aliran udara
yang terjadi dari gaya – gaya tersebut lebih dipengaruhi oleh bentuk
geometri bangunan dari pada kecepatan angin.
b. Evaluasi Fungsional
Pada Evaluasi Fungsional yang dievaluasi adalah aspek – aspek suatu
bangunan yang langsung menunjang kegiatan – kegiatan mereka
- Aliran Kerja
Aliran kerja pada gedung terminal tidak berjalan dengan baik dimana kegiatan
administrasi yang seharusnya dilakukan di dalam gedung terminal ternyata
dilakukan di dalam gedung ruang tunggu penumpang, sehingga aliran kerja
yang terjadi menjadi kacau dan mengakibatkan gedung terminal yang ada
sekarag ini tidak dapat berfungsi dengan baik.
26
- Faktor – Faktor Manusiawi
Faktor – faktor manusiawi mengevaluasi mengenai setandard dan disain
yang cocok dengan dimensi – dimensi dan bahan – bahan lingkungan yang
baik untuk para pemakainya, yaitu dimana disain ruangan ini harus dapat
menyesuaikan dengan pemakainya.
Kejadian ini dapat kita lihat pada ruang tunggu dimana belum di
sediakannya fasilitas untuk para disablitas (penyandang cacat)
- Penyimpangan
Terdapat beberapa penyimpangan fungsi dari tempat penyimpanan dimana
sebagaian besar barang – barang diletakkan diluar bangunan. Ini terlihat
jelas pada gedung ruang tunggu penumpang dimana para pedagang
menyimpan dagangannya di luar dari bangunan.
Usulan : melihat hal tersebut sebaiknya para pedagang dibuatkan retail dan
tempat penyimpanan barang dagangan agar ruang tunggu penumpang
lebih tertata rapi dan fungsi yang ingin dicapai terpenuhi.
- Fleksibilitas dan Perubahan
Pada gedung Terminal dan gedung ruang tunggu diperlukan perubahan
dan pengaturan fleksibilitas yang harus disesuaikan dimana atas dasar
pertimbangan fungsi, ukuran, dan peralatan yang ada disana. Hal ini dapat
dilihat dari penambahan fungsi dari gedung ruang tunggu pengantar yaitu:
Difungsikan sebagai tempat penjualan tiket untuk menyebrang
Difungsikan sebagai tempat memberikan informasi mengenai
terminal pelabuhan
Berfungsi sebagai ruang tunggu penumpang untuk menyebrang
padahal ruang tunggu penumpang sudah disediakan
Berfungsi sebagai tempat berdagang untuk berjualan, dimana
sebagaian besar mempergunakan areal ruang tunggu pengantar
Usulan :
Sebaiknya antara gedung terminal dan ruang tunggu penumpang dibuat jangan
terpisah agar semua kegiatan dan fungsi didalam gedung tersebut dapat diawasi
agar tidak melenceng dari fungsi yang sudah direncanakan.
27
- Sirkulasi
• Kenyataan di Lapangan
Sirkulasi penumpang pada terminal pelabuhan penyebrangan yang ada
sekarang ini sudah tidak sesuai dengan sirkulasi yang sudah
direncanakan dimana dapat dilihat pada gambar 2.18
Tanda Keterangan
Sirkulasi yang direncanakan oleh Pihak ASDP untuk penumpang dan kendaraan
Gambar 2.18
Pola Lalulintas Penumpang Kendaraan Naik Ke Kapal
Sumber : PT. ASDP Indonesia Frry (PERSERO) Cabang Lembar - Padangbai
28
c. Evaluasi Prilaku
- Penggunaan fasilitas
• Kenyataan di Lapangan Ruang Tunggu Pengantar dan Penjemput
Dari gambar diatas terdapat beberapa penyimpangan prilaku yang dimana salah
satunya saat para penumpang membeli tiket tidak antre dengan benar sehingga ada
yang saling mendahului yang mengakibatkan kenyamanan dalam ruangan tersebut
kurang baik. Disamping itu pada tempat duduk terdapat sebagian penumpang
maupun penjemput tidur ditempat duduk tersebut, ini membuat kapasitas tempat
duduk untuk pengantar menjadi berkurang dan menggangu orang yang ada
disekitarnya.
Usulan :
Pada loket sebaiknya dibuatkan realing pembatas agar tidak saling berebutan atau
dibuatkan nomer antrian elektronik agar penmpang tidak perlu berdesakan untuk
membelitiket serta pengaplikasian tiket online. Untuk tempat duduk sendiri
penumpang sebaikya dibuat per unit ini bertujuan agar tidak ada orang yang bisa
tidur disana.
- Toilet
• Kenyataan di Lapangan
29
Berdasarkan observasi, terdapat prilaku – prilaku yang unik dari sample yang di
amati, yaitu pada dinding toilet terdapat bercak telapak tangan. Hal ini
mengindikasikan bahwa pengguna toilet cendrung berpegangan pada dinding
sebelum menuju toilet. Disamping itu lantai toilet sangant kotor dan banyak
puntung rokok berceceran serta ada beberapa toilet yang sudah tidak berfungsi
dengan baik yang dimana masih digunakan oleh para penumpang untuk buang air
kecil tanpa menyiramnya sehingga menimbulkan bau yang tidak enak dan
menyengat.
Usulan :
Pada areal toilet, permukaan dinding sebaiknya ditutupi dengan bahan yang
mudah dibersihkan (mis,tegel kramik). Pada bagian dinding luar, permukaan
dinding dapat ditutupi dengan batu alam yang juga berfungsi sebagai element
estetik. Pada setiap toilet disediakan 1 tempat sampah agar orang didalam tidak
sembarangan membuang sampah dan pada depan pintu terdapat tanda larangan
agar jangan merokok didalam toilet.
2.4 Simpulan
2.4.1 Permasalahan
Dari evaluasi Purnahuni yang telah dilakukan terdapat beberapa masalah
yang ada di terminal pelabuhan padangbai ini yaitu :
1. Evaluasi Teknis
30
- pada gedung terminal dan ruang
tunggu pengantar belum
memperhatikan penghawaannya.
2 Evaluasi Fungsional
3 Evaluasi Prilaku
31
Tabel 2.7 Bangunan yang mengalami Pendisainan ulang di Terminal Pelabuhan
Penyebrangan Padangbai
Fasilitas Di renovasi dan Di Desain ulang
Areal parkir Di bongkar
Gedung Pengelola Di bongkar
Ruang Tunggu Pengantar Di bongkar
Shelter/ Parkir Antrian Di bongkar
Bak air bersih Di bongkar
Toilet Di bongkar
Jembatan Timbang Di bongkar
Tol Gate Di bongkar
Pos Pengendali Di Renovasi
Dermaga 1 dan 2 Di Renovasi
Pos 1 Di bongkar
Pompa hydrant Di Renovasi
Penerangan PLN Di Renovasi
Generator set Di Renovasi
Landasan Halikopter Di Renovasi
Kantin Di bongkar
Bungker BBM Di Renovasi
32
Dari Gambar 2.11 di atas maka 80% bangunan akan di desain ulang baik
dari tampilan, tataletak dan fasilitas sesuai konsep yang diterapkan, dan 20%
Bangunan yang akan di renovasi
33