Professional Documents
Culture Documents
Makalah Multikulkuturalisme
Makalah Multikulkuturalisme
BUDAYA DASAR
BAB I
PENDAHULUAN
Pada prinsipnya, pendidikan multikultural adalah pendidikan yang mengharagai perbedaan.
Pendidikan multikultural senantiasa menciptakan struktur dan proses dimana setiap
kebudayaan bisa melakukan ekspresi .tentu saja untuk mendesain pendidikan
multikulturalsecara praksis, itu tidak mudah. Tetapi,paling tidak kita mencoba melakukan
ijtihad untuk mendesain sesuai dengan prinsip-prinsip pendidikan multikulturalisme.
setidaknya ada dua hal bila kita akan mewujudkan pendidikan multikulturalismeyang mampu
memberikan ruang kebebasan bagi semua kebudayaan untuk berekspresi.pertama adalah
dialog.pendidikan multikultural tidak mungkin berlangsung tanpa dialog.
Dalam multikultural, setiap peradapan dan kebudayaan yang ada berada dalam posisi
yang sejajar dan sama.tidak ada kebudayaan yang lebih tinggi atau dianggap lebih tinggi
(superior) dari kebudayaan yang lain.dialog meniscayakan adanya persamaan dan kesamaan
diantara pihak-pihak yang terlibat.anggapan bahwa kebudayaan tertentu lebih tinggi dari
kebudayaan yang lain akan melahirkan fasisme, nativisme,dan chauvinism.dengan dialog,
diharapkan terjadi sumbang pemikiran yang pada gilirannya akan memperkaya kebudayaan
atau peradaban yang bersangkutan.
Di samping sebagai pengkayaan ,dialog juga sangat penting untuk mencari titik temu
(kalimatun sawa) antar peradaban dan kebudayaan yang ada.pendidikan multikultural dapat
dirumuskan sebagai wujud kesadaran tentang keanekaragaman kultural, hak-hak asasi
manusia serta pengurangan atau penghapusan berbagai jenis prasangka atau prejudise untuk
membangun suatu kehidupan masyarakat yang adil dan maju.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Multikulturalisme
Akar kata multikulturalisme adalah kebudayaan. Secara etimologis, multikulturalisme
dibentuk dari kata multi (banyak), kultur (budaya), dan isme (aliran/paham). Secara hakiki,
dalam kata itu terkandung pengakuan akan martabat manusia yang hidup dalam
komunitasnya dengan kebudayaannya masing-masing yang unik. Dengan demikian, setiap
individu merasa dihargai sekaligus merasa bertanggung jawab untuk hidup bersama
komunitasnya.
Pengingkaran suatu masyarakat terhadap kebutuhan untuk diakui (politics of
recognition) merupakan akar dari segala ketimpangan dalam berbagai bidang kehidupan.
Pengertian kebudayaan di antara para ahli harus dipertaruhkan atau dipertentangkan antara
satu konsep yang dipunyai oleh seorang ahli dengan konsep yang dipunyai ahli lainnya.
Karena multikulturalisme itu adalah sebuah ideologi dan sebuah alat atau wahana
untuk meningkatkan derajat manusia dan kemanusiaannya, maka konsep kebudayaan harus
dilihat dalam perspektif fungsinya bagi kehidupan manusia. Pendidikan yang dianggap
wahana paling tepat untuk membangun kesadaran multikulturalisme. Sebab, dalam tataran
ideal, pendidikan seharusnya bisa berperan sebagai “juru bicara” bagi terciptanya fundamen
kehidupan multikultural yang terbebas dari kooptasi negara.
Harus diakui bahwa multikulturalisme kebangsaan Indonesia belum sepenuhnya
dipahami oleh segenap warga masyarakat sesuatu yang given, takdir Tuhan, dan bukan faktor
bentukan manusia. Masyarakat majemuk (plural society) belum tentu dapat dinyatakan
sebagai
Masyarakat multikultural (multicultural society), karena bias saja di dalamnya
terdapat hubungan antarkekuatan masyarakat varian budaya yang tidak simetris yang selalu
hadir dalam bentuk dominasi, hegemoni dan kontestasi. Konsep masyarakat multikultural
sebenarnya relatif baru. Sekitar 1970-an, gerakan multikultural muncul pertama kali di
Kanada. Kemudian diikuti Australia, Amerika Serikat, Inggris, Jerman dan lain-lainnya.
BAB II
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Akar kata multikulturalisme adalah kebudayaan. Secara etimologis, multikulturalisme
dibentuk dari kata multi (banyak), kultur (budaya), dan isme (aliran/paham). Secara hakiki,
dalam kata itu terkandung pengakuan akan martabat manusia yang hidup dalam
komunitasnya dengan kebudayaannya masing-masing yang unik.
2. Multikultural setiap suku bangsa tentu sangat berkaitan karena keanekaragaman suku bangsa
menyebabkan perbedaan multikultural antara satu suku dengan suku bangsa lainnya.
3. Monokulturalisme berasal dari kata; mono (satu/seragam/tunggal) dan kultural (budaya atau
kebudayaan), dan isme (paham) yang secara etimologi berarti paham budaya tunggal
sehingga pada satu wilayah geografis tertentu hanya ada satu budaya yang dianut.
5. Konsep dan kerangka dalam multikulturalisme dipaparkan oleh B. Hari Juliawan dengan
membagi multikulturalisme dengan menggunakan empat kerangkanya.
a. Pertama kerangka multikulturalisme berkenaan dengan istilah multikulturalisme itu sendiri.
b. Kerangka multikulturalisme kedua, merupakan turunan kerangka yang pertama nyaitu
akomodasi kepentingan.
c. Kerangka multikulturalisme yang ketiga merupakan ideologi politik.
d. Kerangka keempat berkaitan dengan puncak dan tujuan dari multikulturalisme yang pantas
diperjuangkan dikarenakan dibalik itu ada tujuan hidup bersama.
DAFTAR PUSTAKA
Bustamam Kamaruz-Ahmad, Acehnologi (Yogyakarta: Diandra Primamitra Media, 2012.
Tafsiran Furnivall oleh Nasikun dalam Nasikun, Sistem Sosial Indonesia (Jakarta: Rajawali Press,
2006