You are on page 1of 84

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam upaya mewujudkan sekolah/madrasah yang mampu membentuk insan

Indonesia yang cerdas dan kompetitif, kepala sekolah/madrasah sebagai pimpinan di

suatu sekolah/madrasah merupakan faktor penyumbang keberhasilan upaya

penguatan tata kelola, akuntabilitas dan pencitraan publik. Keberhasilan seorang

kepala sekolah/madrasah dalam meningkatkan kualitas pendidikan di

sekolah/madrasah tidak terlepas dari kompetensi dan kemampuannya memainkan

tugas, peran, dan fungsinya sebagai kepala sekolah/madrasah.

Sebagaimana tercantum dalam Permendiknas No.13 tahun 2007 dinyatakan

bahwa seorang kepala sekolah/madrasah diharapkan memiliki kompetensi

kepribadian,manajerial,kewirausahaan, supervisi dan sosial.Pada kenyataannya,tidak

semua kepala sekolah/madrasah menguasai seluruh kompetensi secara utuh.Terdapat

kecenderungan kepala sekolah/madrasah menguasai beberapa kompetensi saja.

Dari sisi penguasaan kompetensi, berdasarkan survei tahun 2007 oleh

Direktorat Tenaga Kependidikan menunjukkan bahwa kompetensi kepala sekolah

masih lemah.Penguasaan kompetensi kepribadian (67,3%),manajerial (47,1 %),

kewirausahaan (55,3%), supervisi (40,41%),dan sosial (64,2%).Hasil pemetaan

1
kompetensi kepala sekolah secara nasional yang di selenggarakan oleh LPPKS dan

LPMP seluruh Indonesia tahun 2010 menunjukkan data yang tidak jauh

berbeda.Rata-rata penguasaan atas seluruh sub-sub kompetensi dari kelima dimensi

kompetensisecara nasional adalah sebesar 76%. Artinya, masih diperlukan upaya

yang berkelanjutan untuk meningkatkan penguasaan kompetensi kepala sekolah yang

masih kurang (24%) agar seluruh kepala sekolah memiliki penguasaan kompetensi

yang paripurna. Untuk itu penataan system rekrutmen kepala sekolah/madrasah perlu

dilakukan secara sistematik agar diperoleh calon kepala sekolah/madrasah yang

memenuhi standar seperti yang diharapkan.

Dalam upaya untuk memperoleh calon kepala sekolah/madrasah yang

kompeten diawali dengan program penyiapan calon kepala

sekolah/madrasah .Permendiknas Nomor 28 tahun 2010 tentang Penugasan Guru

sebagai Kepala Sekolah/Madrasah telah mengatur program penyiapan kepala

sekolah/madrasah yang terdiri dari rekrutmen dan pendidikan dan pelatihan calon

kepala sekolah/madrasah. Rekrutmen meliputi proses pengusulan calon, seleksi

administrasi dan seleksi akademik.Sedangkan pendidikan dan pelatihan adalah proses

pemberian pengalaman pembelajaran teoritik maupun praktik kepada para calon yang

telah lulus rekrutmen.

Dengan melakukan program penyiapan kepala sekolah /maadrasah yang

benar akan menghasilkan calaon kepala sekolah/madrasah yang kompeten.

2
Kepala sekolah yang kompeten akan mampu mengembangkan dan memberdayakan

dirinya.Kepala sekolah yang kompeten akan memacu peningkatan kinerja sekolah

yang dipimpinnya kearah peningkatan mutu,relevansi dan daya saing pendidikan .

Permendiknas No.13 tahun 2007 menyatakan bahwa seorang kepala

sekolah/madrasah harus memiliki kompetensi kepribadian,

manajerial,kewirausahaan,supervisi dan sosial. Meskipun calon kepala

sekolah/madrasah sudah lulus dari tahap rekrutmen,diyakini bahwa penguasaan

kompetensi yang dimiliki oleh calon kepala sekolah/madrasah tidaklah

sempurna.Oleh karena itu,Peraturan Mentri Pendidikan Nasional No.28 Tahun 2010

tentang Tugas Tambahan Guru Sebagai Kepala Sekolah menyatakan bahwa untuk

memperoleh sertifikat kepala sekolah,calon harus menempuh 2 tahapan, yakni tahap

rekrutmen dan tahap pendidikan dan pelatihan calon kepala sekolah/madrasah.

Untuk memenuhi amanat peraturan perundang-undangan dan harapan

masyarakat tersebut, Pemerintah Provinsi Aceh dalam hal ini Dinas Pendidikan telah

melakukan penyiapan kepala sekolah melalui tahapan rekrutmen calon kepala sekolah

baik untuk satuan pendidikan SMA/SMK dan PKLK. Rekrutmen tersebut diawali

dengan proses pengusulan calon kepala sekolah oleh sekolah, seleksi administrasi

dan seleksi akademik. Hasil seleksi tersebut ditindaklanjuti dengan melaksanakan

pendidikan dan pelatihan (diklat) bekerja sama dengan Lembaga Pengembangan dan

Pemberdayaan Kepala Sekolah (LPPKS) Kementerian Pendidikan yang dilaksanakan

melalui tiga kegiatan yaitu kegiatan In Service Learning I, OnThe Job Learning,dan

In Service Learning II

3
Laporan ini disusun sebagai tindak lanjut dan pertanggungjawaban selaku

peserta Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) calon kepala sekolah yang telah

melaksanakan On The Job Learning yang merupakan salah satu upaya untuk

memberikan bekal tambahan berupa pengalaman bekerja sebagai calon kepala

sekolah.On The Job Learningadalah pembelajaran di lapangan dalam situasi

pekerjaan yang nyata yang dilakukan di 2 (dua) sekolah, yakni di sekolah sendiri dan

di sekolah Magang (SMA Negeri 1 1 Badar).

B. Tujuan

Kegiatan dan penyusunan laporan On The Job Learning (OJL) yang

dilakukan bertujuan untuk:

1. Meningkatkan kompetensi kepribadian, sosial, dan kewirausahaan calon

kepala sekolah melalui pelaksanaan RTK,

2. Meningkatkan kemampuan guru dalam membuat alat peraga pembelajaran,

3. Meningkatkan kompetensi supervisi calon kepala sekolah melalui

pelaksanaan supervisi guru junior,

4. Meningkatkan profesionalisme calon kepala sekolah melalui penyusunan

perangkat pembelajaran,

5. Meningkatkan kompetensi manajerial calon kepala sekolah melalui

pengkajian 9 aspek kajian manajerial,

6. Meningkatkan kompetensi supervisi calon kepala sekolah berbasis hasil

AKPK yang kurang,

4
7. Meningkatkan kinerja sekolah pada standar proses melalui IHT penyusunan

RPP K-13.

C. Hasil yang diharapkan

Dengan melakukan kegiatan berupa program diklat penyiapan Calon Kepala

Sekolah melalui kegiatan pembekalan, melalui kegiatan in service dan On The

Job Learning (OJL), dengan mewajibkan peserta menyusun laporan diharapkan

dapat menghasilkan calon kepala sekolah/madrasah yang kompeten dan

professional meliputi:

1. Meningkatnya kompetensi kepribadian, sosial, dan kewirausahaan calon

kepala sekolah melalui pelaksanaan RTK,

2. Meningkatnya kemampuan guru dalam membuat alat peraga pembelajaran,

3. Meningkatnyakompetensi supervisi calon kepala sekolah melalui

pelaksanaan supervisi guru junior,

4. Meningkatnyaprofesionalisme calon kepala sekolah melalui penyusunan

perangkat pembelajaran,

5. Meningkatnyakompetensi manajerial calon kepala sekolah melalui

pengkajian 9 aspek kajian manajerial,

6. Meningkatnyakompetensi supervisi calon kepala sekolah berbasis hasil

AKPK yang kurang,

5
7. Meningkatnyakinerja sekolah pada standar proses melalui IHT penyusunan

RPP K-13.

6
BAB II

KONDISI NYATA SEKOLAH MAGANG

A. Profil Sekolah Sendiri (SMA Negeri 1 Badar)

SMA Negeri 1 Badar yang terletak di Jalan Kutacane – Medan KM. 31,5,

Desa Bakti, Kecamatan Babul Makmur, Provinsi Aceh. Yang saat ini dipimpin

oleh Drs. Sarpin, M.Pd, yang mulai dibuka pada bulan Oktober 1994 dan

diresmikan pembukaannya pada tanggal 05 Oktober 1994 oleh Drs. SYAROPAH

JAFRI, selaku Kanwil dengan Penegrian Surat Keputusan Pada Tanggal: 05

Oktober 1994. Dan mulai tahun pelajaran 1994/1995 melaksanakan kurikulum

berbasis kompetensi, Tahun Pelajaran 2017/2018 melaksanakan Kurikulum

Nasional K13 untuk tingkat X dan XI serta KTSP 2006 untuk kelas XII.

Gambar 2.1. SMA Negeri 1 Badar

SMA Negeri 1 Badar merupakan salah satu sekolah yang letaknya strategis

berjarak ± 31,5 KM dari Ibukota Provinsi Aceh, kondisi sekolah nyaman serta

sangat mudah dijangkau. SMA Negeri 1 Badar mempunyai letak yang strategis

karena berada di depan jalan Kutacane – Medan.

7
Sehubungan dengan letaknya strategis, maka SMA Negeri 1 Badar

merupakan salah satu alternatif tempat melanjutkan pendidikan bagi siswa

tamatan SMP dari berbagai desa di sekitar Kecamatan Babul Makmur. SMA

Negeri 1 Badar dikelilingi oleh yang jaraknya relatif dekat sehingga kondisi ini

sangat memungkinkan untuk pengembangan sekolah baik secara kuantitas

maupun kualitas.

SMA Negeri 1 Badarturut aktif dalam kegiatan menciptakan sekolah

berbasis lingkungan untuk meningkatkan kesadaran warga sekolah tentang

pentingnya prilaku hidup sehat karena melalui kegiatan berbasis lingkungan dan

pembiasaan prilaku hidup sehat, akan mengakrabkan dan menyadarkan warga

sekolah terhadap pentingnya lingkungan dan potensi sekitar sebagai pendukung

kehidupan

Dengan menanamkan Pendidikan berbasis lingkungan dan penumbuhan

kesadaran mengenai perilaku hidup sehat sejak dini, akan dapat mewujudkan

kesadaran dan kedisiplinan siswa, membuahkan budaya bersih dan sehat, serta

munculnya perilaku-perilaku dan upaya-upaya menjaga lingkungan, kebersihan,

penghijauan, perilaku hemat serta mampu menanamkan norma dasar diantaranya

Kebersamaan, Keterbukaan, Kesetaraan, Kejujuran, Keadilan, dan Kelestarian

Lingkungan Hidup.

Masyarakat Kecamatan Babul Makmur yang heterogen yang terdiri dari

aneka ragam suku dan agama tetap memegang teguh azas gotong royong atas azas

kebersamaan sehingga kondisi yang demikian dapat menjadi pemicu dalam

8
peningkatan kreativitas seni dan budaya sekaligus menjadi aset dalam

pengembangan sekolah standar nasional.

Profesi yang digeluti oleh masyarakat sebagian besar petani (85%),

sisanya Pedagang/Wiraswasta (10%), PNS (5%) . Walaupun demikian keinginan

mereka lumayan tinggi untuk menyekolahkan anak ke jenjang yang lebih tinggi.

Data yang terhimpun sehubungan dengan tingkat penghasilan orang tua siswa per

bulan adalah sebagai berikut:

No Jumlah Penghasilan Persentase

1 Kurang dari Rp. 500.000- 15%

2 Antara Rp. 500.000,- - Rp. 1.000.000,- 25%

3 Antara Rp. 1.000.000,- - Rp. 1.500.000,- 45%

4 Antara Rp. 1.500.000,- - Rp. 2.000.000,- 10%

5 Lebih dari Rp. 2.000.000,- 5%

Perkembangan Globalisasi di Era pasar bebas semakin merambah ke

Kabupaten-Kabupaten, begitu juga di Provinsi Aceh. Hampir setiap keluarga

besar SMA Negeri 1 Badar memiliki pesawat televisi, Telephone, Internet dan

berbagai alat elektronik ini memudahkan masyarakat untuk memperoleh

informasi yang banyak. Hal tersebut dapat mewujudkan perkembangan dan

pengaruh ke berbagai aspek kehidupan, bahkan perilaku dan aktifitas manusia kini

banyak tergantung kepada teknologi, informasi dan komunikasi. Sekolah sebagai

tempat mempersiapkan generasi muda yang mampu mengendalikan dan

memanfaatkan perubahan-perubahan dari dampak proses globalisasi.

9
Perkembangan IPTEK di era globalisasi telah mempercepat proses

kemajuan Iptek sehingga kehidupan masyarakat Babul Makmur telah bergerak

dengan lompatan-lompatan dahsyat dalam kehidupannya. Kehidupan masyarakat

yang terus menerus mengalami perubahan sebagai akibat dari kemajuan IPTEK

menuntut SMA Negeri 1 Badar untuk menyesuaikan serta mengantisipasi setiap

kemajuan dan perubahan yang terjadi. Dengan perkembangan tersebut materi dan

pengalaman belajar yang diajarkan di SMA Negeri 1 Badar harus bermakna dan

bermanfaat untuk bekal kehidupan peserta didik. Selain itu sarana dan prasarana

khususnya menyangkut koneksi internet terus ditingkatkan dan terbentuklah

kawasan bebas akses internet dengan fasilitas Hot Spot.

Peraturan / kebijakan Pemerintah di gulirkan oleh Pemerintah Provinsi Aceh

melalui QANUN (PERDA) terkait dengan pendidikan banyak berdampak pada

peningkatan mutu. Sejalan pula dengan Peraturan Pemerintah (PP) nomor 19

Tahun 2005 tentang Standart Nasional Pendidikan (SNP) berisi pemetaan 8

komponen. Pada standart Isi (SI) dan Standart Kompetensi Lulusan (SKL), telah

ditetapkan pula Peraturan Menteri Nomor 22, 23 dan 24 tahun 2006 berisi tentang

arah pengembangan kurikulum dalam rangka implementasi Standart Isi dan

Standart Kompetensi Lulusan untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah

1. Visi Misi dan Tujuan Sekolah

a. Visi Sekolah

Mewujudkan Insan Anak Didik yang Unggul dalam IPTEK dan

IMTAQ serta Berbudi Pekerti Luhur

b. Misi Sekolah

10
Dengan rumusan sebagai berikut :

1) Menegakan disiplin dalam Proses Pembelajaran

2) Memberikan Motifasi belajar yang tinggi untuk mencapai Prestasi

baik dalam bidang akdemik maupun non akademik.

3) Menggalakan kegiatan olahraga yang diminati oleh Peserta didik

4) Menggalakan Kesenian Daerah dan Kesenian Nasional.

5) Melaksanakan kegiatan-kegiatan yang bersifat keagamaan

6) Menerapkan manajemen partisipatif dengan melibatkan seluruh

warga sekolah dan unsur yang terkait untuk kepentingan sekolah

dan pemerintah

c. Tujuan Sekolah

Dengan rumusan sebagai berikut :

1) Mensosialisasikan arti pentingnya pendidikan bagi peserta didik

dan masyarakat sehingga muncul semangat optinisme untuk

menghadapi realitas kehidupan

2) Membina sikap dan mental Peserta Didik yang berpedoman kepada

nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat

3) Melaksanakan proses pembelajaran dan bimbingan secara optimal

sesuai dengan Potensi yang dimiliki oleh peserta didik

2. Identitas Sekolah

a. Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Badar

b. Status : Negeri

11
c. NPSN : 10103090

d. NSS : 301060809500

e. Alamat Sekolah : Jl. Kutacane-Medan KM. 31,5

Desa : Bakti

Kabupaten : Aceh Tenggara

Propinsi : Aceh

Nomor Telpon : (0629) 2524932

f. Web :-

Email : sman_2lawesigalagala@yahoo.com

3. Kepala Sekolah

Identitas Diri

a. Nama Lengkap : Drs. Sarpin, M.Pd

b. NIP : 19670312 199403 1 009

c. Pangkat Gol./Ruang : Pembina Tk. I /IV.b

d. Tempat/Tgl.lahir : Blang Paku/ 12 Maret 1967

e. Jenis Kelamin : Laki-laki

f. Agama : Islam

g. Status Perkawinan : Kawin

h. Alamat Rumah :Desa Pintu Alas Kec. Babul Makmur Kab.

Aceh Tenggara Prov. Aceh

4. Data Siswa

a. Jumlah Rombongan Belajar : 13 Rombongan Belajar

Kelas X : 5 Rombongan Belajar

12
Kelas XMIPA : 2 Rombongan Belajar

Kelas X IPS : 3 Rombongan Belajar

Kelas XI : 4 Rombongan Belajar

Kelas XI MIPA : 2 Rombongan Belajar

Kelas XI IPS : 2 Rombongan Belajar

Kelas XII : 4 Rombongan Belajar

Kelas XII IPA : 2 Rombongan Belajar

Kelas XII IPS : 2 Rombongan Belajar

b. Jumlah Siswa

Laki-l
Kelas Perempuan Jumlah
Aki

X MIPA 30 39 69

X IPS 49 47 96

XI MIPA 30 31 61

XI IPS 29 40 69

XII IPA 28 31 59

XII IPS 27 32 59

Jumlah 193 220 413

5. SARANA DAN PRASARANA

a. Gedung yang dimiliki sekolah

Keberadaan Fungsi

No Jenis Tidak Luas ( m2)


Ada Ya Tidak
Ada

13
1 Ruang Kepala Sekolah  15 

2 Ruang guru  60 

3 Ruang UKS  15 

4 Ruang Kelas (13 Rombel)  936 

4 Ruang Komite Sekolah  15 

5 Ruang OSIS  15 

6 Gudang  12 

7 Kantin Sekolah  35 

8 Halaman Sekolah  2500 

b. WC dan Kamar Mandi

Keberadaan Kondisi

Luas Tida
Peruntukan Jumlah
Ada Tidak (m2) Baik k

Baik

Umum Laki-laki  4 2 

Umum Perempuan  4 2 

c. Laboratorium dan Ruang Praktek

Keberaradaan Kondisi Berfungsi


Jenis lab/Ruang Luas Penggunaan
Tidak Tidak
Praktek Ada (m2) (Jam/Minggu) Baik Ya Tdk
Ada Baik

Komputer  130  

14
Perpustakaan 

Ruang ibadah  48 24  

6. Prasarana

Keberadaan Berfungsi
Jenis
Ya Tidak Ya Tidak

Instalasi air  

Jaringan Listrik  

Jaringan Telepon  

Internet  

Akses Jalan  

Kinerja SMA Negeri 1 Badar dilihat dari pencapaian delapan standar

pendidikan dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Standar Isi

SMA Negeri 1 Badar telah memiliki kurikulum sendiri yang

dikembangkan dengan menggunakan panduan yang disusun BSNP dengan

mempertimbangkan karakter daerah, kebutuhan sosial masyarakat, kondisi

budaya, usia peserta didik, dan kebutuhan pembelajaran.

Kurikulum sekolah memuat 16 mata pelajaran muatan nasional dan satu

mata pelajaran muatan lokal. Jumlah jam pelajaran perminggu 36 jam pelajaran

untuk kelas X, 40 jam pelajaran perminggu untuk kelas XI dan XII. Jumlah jam

pelajaran tatap muka sebanyak 36 jam pelajaran per rombel  5 rombel = 180

ditambah 40 jam pelajaran x 8 rombel = 320 , jadi keseluruhan adalah 500.

15
Program pembelajaran remedial dan pengayaan bagi siswa belum berjalan

secara sistematis sebagaimana mestinya. Bagi siswa yang dinyatakan belum

mencapai nilai ketuntasan minimal dalam pencapaian kompetensi hanya diberikan

kesempatan belajar sendiri indikator-indikator kompetensi yang belum dikuasai

untuk mempersiapkan diri dalam mengikuti ulangan perbaikan. Pembelajaran

remedial dan pengayaan mestinya dilaksanakan diluar jam pelajaran terjadual

disore hari. Hal ini dilakukan untuk memastikan tercapainya pelayanan kepada

siswa yang memerlukan penjelasan ulang tentang kompetensi yang belum

dikuasai ataupun yang ingin dikembangkan.

Kegiatan ekstra kurikuler yang disediakan mengacu kepada kebutuhan

pengembangan pribadi siswa. Program kegiatan ektra kurikuler yang disediakan

diantaranya pembinaan kepramukaan, OSIS, dan seni (musik dan tari).

Pemenuhan akan kebutuhan pengembangan pribadi siswa dilakukan

dengan menyediakan layanan bimbingan dan konseling (BK). Jumlah tenaga

konseling yang dimiliki berjumlah 1 personil yang memiliki program rencana

dan pelaksanaan layanan BK.

2. Standar Proses

Silabus yang dikembangkan oleh guru-guru berdasarkan Standar Isi (SI),

Standar Kompetensi Lulusan (SKL), dan panduan penyusunan KTSP. Kegiatan

penyusunan dan pengembangkan silabus dilakukan secara mandiri ataupun

berkelompok dalam pertemuan MGMP sekolah ataupun MGMP mata pelajaran.

Diakui bahwa silabus yang dikembangkan oleh guru-guru belum sepenuhnya

berasal dari hasil pemikiran sendiri namun sebahagian masih mencontoh silabus

16
dari sekolah-sekolah lain melalui wadah MGMP mata pelajaran ditingkat

kabupaten dengan beberapa perbaikan-perbaikan.

Kegiatan pembelajaran yang dirancang dalam silabus belum membagi ke

dalam bentuk tatap muka (TM), penugasan terstruktur (PT) dan kegiatan mandiri

tidak terstruktur (KMTT).

Guru-guru memiliki rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang

disusun berdasarkan pada prinsip-prinsip perencanaan pembelajaran baik mata

pelajaran muatan nasional ataupun mata pelajaran muatan lokal. Seperti halnya

dengan silabus, kegiatan penyusunan RPP juga dilakukan oleh guru-guru secara

mandiri ataupun berkelompok dalam pertemuan MGMP sekolah ataupun MGMP

mata pelajaran. RPP yang disusun guru sebahagian masih meng-copy paste RPP

sekolah lain dengan beberapa perubahan-perubahan. Namun tentu ada juga

beberapa guru yang telah menyusun RPP berdasarkan hasil pemikiran sendiri

ataupun kelompok dengan memperhatikan lingkungan sekolah atau siswa, nilai-

nilai, dan norma-norma yang ada dalam masyarakat Aceh Tenggara.

Metode pembelajaran yang dirancang guru-guru dalam silabus dan RPP

sebahagian sudah menggunakan metode yang interaktif, inspiratif,

menyenangkan, kreatif, menantang dan memotivasi siswa. Sebahagian guru masih

ada yang menggunakan pembelajaran konvensional dengan model pembelajaran

langsung.

Keterbatasan jumlah buku referensi yang dimiliki sekolah mengakibat-kan

terbatasnya sumber belajar dari buku. Kebijakan pelarangan penjualan buku paket

di sekolah dan terbatasnya anggaran pengadaan buku paket sangat merugikan

17
siswa sendiri. Buku-buku yang disediakan sekolah paling lama bertahan satu atau

dua tahun dimanfaatkan oleh siswa. Umur penggunaan buku-buku paket yang

singkat sangat terkait dengan kepribadian siswa yang senang merusak atau

menghilangkan buku-buku yang dipinjamkan.

Untuk meningkatkan mutu pelaksanaan proses pembelajaran di kelas,

pengawas, kepala SMA Negeri 1 Badar, wakil kepala sekolah dan guru senior

yang berkompeten, melakukan supervisi dan evaluasi proses pembelajaran. Hanya

saja kegiatan supervisi belum dilakukan secara berkala dan berkelanjutan.

3. Standar Kompetensi Lulusan

Perolehan rata-rata nilai ujian nasional tahun pelajaran 2015/2016 dan

2016/2017 Jurusan IPA untuk masing-masing mata pelajaran berturut-turut

Bahasa Indonesia 67.13 dan 47.45 , Bahasa Inggris 69,13 dan 45.37 , Matematika

67,18 dan 23.68 , Fisika 65,73 dan 21.25 , Biologi 73,68 dan 26.01.

Jurusan IPS untuk masing-masing mata pelajaran berturut-turut Bahasa

Indonesia 62,00 dan 43.21 , Bahasa Inggris 67,93 dan 41.02 , Matematika 60.69

dan 22.50 , Sosiologi 52.79 dan 38.00 , Geografi 66.00 dan 31.88. Dapat

dikatakan bahwa hasil ini menggambarkan adanya penurunan pencapaian

kompetensi siswa dalam mencapai target yang ditetapkan SKL.

Untuk mengembangkan nilai-nilai agama, SMA Negeri 1 Badar

melaksanakan kegiatan Ibadah rutin setiap hari sabtu. Selain itu, sekolah

membudayakan saling memberi senyum, sapa, dan salam setiap bertemu, baik

guru ataupun siswa.Hal ini memberikan pengaruh yang positif bagi siswa. Hal ini

dapat ditunjukkan dengansikap yang baik di sekolahdan di tengah

18
masyarakatluas, serta memahamitentangdisiplin,toleransi, kejujuran,

kerjakeras,danperhatian kepadaoranglain.

4. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Jumlah guru terdiri dari 17 orang Guru PNS dengan 7 guru telah

mempunyai sertifikat pendidik (Sertifikasi) dan Guru Non PNS (Honor)

berjumlah 12 orang dimana sudah dapat dikatakan memenuhi standar jumlah

pendidik.

Gambar 2.2. Tenaga Pendidik dan Kependidikan SMA Negeri 1 Badar

Tenaga administrasi sekolah sebanyak 4 orang dengan jumlah rombongan

belajar sebanyak 13 rombel , merupakan jumlah yang ideal atau memenuhi

standar jumlah tenaga kependidikan sekolah baik standar kualifikasi maupun

standar kompetensi.

5. Standar Sarana dan Prasarana

19
SMA Negeri 1 Badar memiliki luas lahan 15,000 m2 dengan status

kepemilikan bersertifikat. Kondisi lahan yang terbangun seluas 12,500 m2 dan

kondisi lahan yang belum terbangun 2,500 m2 .

Ruang kelas yang digunakan sebagai tempat proses belajar mengajar

sebanyak 13 ruang kelas. Untuk luas masing-masing 72 m2 per ruang kelas. Setiap

ruang kelas masing-masing memiliki satu white board dan black board, satu meja

dan kursi guru, masing-masing satu meja dan kursi untuk setiap siswa.

Ruang guru berukuran 135 m2 memuat 25 pasang meja dan kursi guru, 2

papan white board, satu meja panjang, 2 lemari buku, 1 set sound system , Printer

2 buah, 1 buah bel sekolah dan 1 buah jam dinding.

Gambar 2.3. Salah satu sudut ruang kelas

Ruang perpustakaan terdiri dari satu unit dengan luas (6  8 ) m2. Koleksi

buku yang terdapat diperpustakaan meliputi buku pegangan guru, buku teks siswa,

dan buku penunjang pelajaran siswa. Namun demikian dari segi jumlah buku teks

pelajaran masih kurang dari jumlah siswa.

20
Ruang kepala sekolah berukuran (45)m2 terdapat 1 lemari buku, 1 filling

cabinet, 1 pasang meja dan kursi kepala sekolah, 1 set kursi tamu, 1 lemari piala, 1

buah AC dimana ada WC di dalamnya.

Sarana dan prasana sekolah lainnya adalah ruang tata usaha, ruang guru

BK, ruang UKS, kantin, gudang, jamban (WC) siswa.

6. Standar Pengelolaan

Visi dan misi serta tujuan pendidikan SMA Negeri 1 Badar sudah

disosialisasikan kepada warga sekolah, masyarakat ataupun pemangku

kepentingan melalui beberapa cara diantaranya menuliskannya ditembok dinding

sekolah, dipasang di blog guru, website sekolah dan pembinaan kesiswaan.

Rencana kerja sekolah (RKS), rencana kerja tahunan (RKT) ataupun

rencana kerja jangka menengah (RKJM) sudah disosialisasikan kepada warga

sekolah. Demikian pula dengan rencana kegiatan dan anggaran sekolah (RKAS).

Sekolah sudah pernah melakukan pengisian EDS sehingga RKAS yang disusun

masih mengacu pada profil sekolah hasil dari rekomendasi EDS.

Kegiatan supervisi belum dilaksanakan secara berkala dan berkelanjutan

sehingga masih sulit untuk mengukur dan menilai kinerja untuk melakukan

perbaikan-perbaikan terutama dalam peningkatan hasil belajar siswa.

Pengumpulan dan penggunaan data sudah menggunakan sistem informasi

berbasis ICT . Sebagian data dan informasi sekolah dapat diakses di website

Dapodikmen .

7. Standar Pembiayaan

21
SMA Negeri 1 Badar mempunyai RKAS yang disusun oleh kepala

sekolah, wakil kepala sekolah, guru dan bendahara sekolah . Disamping itu

penyusunan RKAS sudah melibatkan secara langsung pihak komite sekolah

ataupun pemangku kepentingan yang relevan, hal ini dapat dilihat dengan adanya

pertemuan secara rutin antara komite sekolah dengan pihak manajemen sekolah.

Sumber keuangan sekolah masih tergantung pada bantuan pemerintah

berupa dana BOS APBN serta partisipasi masyarakat berdasarkan Peraturan

Pemerintah nomor 48. Sekolah belum mampu untuk mencari sumber keuangan

lain misalnya dengan membangun kerja sama yang saling menguntungkan dengan

dunia usaha dan industri.

Penyusunan rencana keuangan sekolah belum dilakukan secara transparan,

efisien dan akuntabel. Laporan keuangan sekolah hanya ditujukan kepada

pemerintah sebagai pemberi dana.

8. Standar Penilaian Pendidikan

Sebagian guru mata pelajaran sudah menyusun perencanaan penilaian

berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar. KKM yang telah

ditetapkan oleh masing-masing guru mata pelajaran diinformasikan oleh sebagian

guru kepada siswa diawal pertemuan tatap muka dan sebagiannya

menginformasikan KKM sebelum pelaksanaan setiap ulangan harian.

Guru melaksanakan penilaian melalui pelaksanaan ulangan harian,

ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, kenaikan kelas, ujian sekolah

dan ujian nasional. Penilaian melalui ulangan harian kadang tidak dilaksanakan

berdasarkan rencana yang telah dibuat oleh sebahagian guru.

22
Hasil penilaian sebahagian guru pada pelaksanaan ulangan harian ataupun

tugas-tugas pekerjaan rumah ditambahkan informasi berupa komentar dan

masukan untuk perbaikan. Setiap guru menyampaikan hasil penilaian sikap dan

akademik siswa kepada kepala sekolah melalui wakil kepala sekolah urusan

kurikulum.

Hasil penilaian dijadikan dasar bagi sebahagian guru sebagai koreksi untuk

melakukan perbaikan pembelajaran berikutnya.Walaupun dalam pelaksanaan

remidial dan pengayaan belum dilaksanakan secara optimal. Bahkan ada

sebagaian dari guru yang mengartikan bahwa remidial adalah sekedar mengulang

mengerjakan soal tanpa memberikan penjelasan dan pencerahan materi mana yang

dianggap kurang dapat dipahami oleh siswa.

B. Profil SMA Negeri 1 1 Badar

SMA Negeri 1 Badar berkedudukan di Jl. Kutacane-Blang Kejeren Desa

Kumbang jaya Kecamatan Badar, Kabupaten aceh tenggara Provinsi Aceh, secara

geografis terbilang pedesaan, terletak di kaki pegunungan bukit barisan. Jarak ke

sekolah lain yang terdekat dengan sekolah sejenisnya 6 Km. Pada tahun ajaran

2017/2018, sekolah ini memiliki peserta didik sejumlah 672 orang yang terdiri

dari 7 rombongan kelas X memuat 272 orang, 6 rombongan kelas XI dan

memuat 260 orang dan 5 rombongan kelas XII sejumlah 220 orang seperti

dipaparkan dalam tabel berikut:

Tabel 1

Sebaran Peserta didik di SMA Negeri 1 Badar tahun 2016/2017

23
Kompet Jumlah Kelas X Jumlah Kelas XI Jumlah Kelas XII

ensi/Pro L P L P L P
Rom Rom Rom
gram (ora (ora (ora (ora (ora (ora
bel bel bel
Keahlian ng) ng) ng) ng) ng) ng)

Umum 108 164 7

IPA 44 78 3 45 68 3

IPS 83 55 3 65 42 2

Total 108 164 7 127 133 6 110 110 5

Data pada tabel diatas valid per Februari 2018 yang terdiri dari 18

rombongan belajar yang ada di SMA Negeri 1 Badar.SMA yang diselenggarakan

pagi hari ini didirikan pada tahun 1978 di atas tanah bersertifikat seluas 7.759 m2

dengan Nomor statistik sekolah 304060805004 dan NPSN 10103092. Ruang

belajar yang dimiliki sekolah ini adalah 18 ruang seluas 1224 m2. Terdapat juga

masing-masing 1 buah Ruang Perpustakaan Konvensional, ruang kepala sekolah,

ruang guru, ruang tata usaha, Kamar mandi /WC guru laki-laki, Kamar

mandi/WC guru perempuan dan ruang ibadah, dan masing masing kamar

mandi/WC laki-laki dan permpuan 2 buah secara terpisah.

24
Gambar 2.5. SMA Negeri 1 1 BadarKab Aceh Tenggara

Sejak tahun 2006 SMA ini menjalankan kurikulum KTSP dan

diberdayakan oleh 35 orang guru PNS dan 6 orang guru non PNS. Dari jumlah

tersebut, 7 orang guru laki-laki dan 7 orang perempuan sudah terbilang

profesional, karena sudah memilikit sertfikat. Sementara masih ada 6 orang guru

laki-laki dan 17 orang guru perempuan PNS yang belum bersertifikat. Ada 1

orang guru laki-laki dan 7 orang guru tidak tetap yang belum bersertifikat

Visi sekolah

SMA Negeri 1 Badar merumuskan visinya sebagai berikut;

UNGGUL DALAM ILMU PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN,

KREATIF DALAM BIDANG PELAJARAN, BERBUDI LUHUR,

BERBUDAYA DAN BERAKHLAK MULIA

Misi sekolah:

a. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan terhadap tuhan yang maha esa

b. Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran sesuai dengan kurikulum

tingkat satuan pendidikan serta menyesuaikan dengan linkungan

c. Bekerja sama yang baik dengan warga sekolah

25
d. Menumbuhkan rasa solidaritas sosial kekeluargaan, demokrasi dan rasa

keagamaan dalam berbagai aktifitas sebagai dasr bertindak arief dalam

kehidupansekolah dan masyarakat

Kinerja SMA Negeri 1 Badardilihat dari pencapaian delapan standar

pendidikan dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Standar Isi

SMA Negeri 1 Badartelah memiliki kurikulum sendiri yang

dikembangkan dengan menggunakan panduan yang disusun BSNP dengan

mempertimbangkan karakter daerah, kebutuhan sosial masyarakat, kondisi

budaya, usia peserta didik, dan kebutuhan pembelajaran. Sosial masyarakat Aceh

Tenggara yang mayoritas beragama Islam.

Kurikulum sekolah memuat 16 mata pelajaran muatan nasional dan satu

mata pelajaran muatan lokal. Alokasi waktu mata pelajaran Pendidikan Agama,

PKn, Seni Budaya, Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan, Fisik, Kimia,

Biologi, Ekonomi, Sosiologi, Keterampilan bahasa asing, Mulok, TIK, asing-

masing 2 jam pelajaran di kelas X, sedangkan Bahasa Indonesia, Matematika dan

bahasa Inggris asing-masing 4 jam pelajaran.

Untuk program IPA dikelas XI dan XII Mata pelajaran yang

diujinasionalkan yaitu Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, Fisika,

Bilogi, Kimia, masing-masing 4 jam pelajaran. Untuk program IPS dikelas XI dan

XII Mata pelajaran yang diujinasionalkan yaitu Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris,

Matematika, Mata pelajaran Geografi, Sosiologi dan Ekonomi juga diberikan

alokasi waktu 4 jam pelajaran. Pengembangan diri memperoleh alokasi waktu

26
ekuivalen dengan 2 jam pelajaran. Satu jam pelajaran setara 45 menit. Jumlah jam

pelajaran perminggu 38 jam pelajaran per kelas, sehingga total jumlah jam

pelajaran tatap muka sebanyak 38 jam pelajaran per rombel  18 rombel = 684

jam pelajaran perminggu.

Program pembelajaran remedial dan pengayaan bagi siswa belum

berjalan secara sistematis sebagaimana mestinya. Bagi siswa yang dinyatakan

belum mencapai nilai ketuntasan minimal dalam pencapaian kompetensi hanya

diberikan kesempatan belajar sendiri indikator-indikator kompetensi yang belum

dikuasai untuk mempersiapkan diri dalam mengikuti ulangan perbaikan.

Pembelajaran remedial dan pengayaan mestinya dilaksanakan diluar jam pelajaran

terjadual disore hari. Hal ini dilakukan untuk memastikan tercapainya pelayanan

kepada siswa yang memerlukan penjelasan ulang tentang kompetensi yang belum

dikuasai ataupun yang ingin dikembangkan.

Kegiatan ekstra kurikuler yang disediakan mengacu kepada kebutuhan

pengembangan pribadi siswa. Program kegiatan ektra kurikuler yang disediakan

diantaranya pembinaan kepramukaan, Palang Merah Remaja, Organi Siswa Intra

Sekolah sepak bola.

Pemenuhan akan kebutuhan pengembangan pribadi siswa dilakukan

dengan menyediakan layanan bimbingan dan konseling (BK). Jumlah tenaga

konseling yang dimiliki berjumlah 1 yang masing-masing memiliki program

rencana dan pelaksanaan layanan BK. Satu guru BK belum sebanding dengan

siswa yang berjumlah 752 orang.

2. Standar Proses

27
Silabus yang dikembangkan oleh guru-guru berdasarkan Standar Isi (SI),

Standar Kompetensi Lulusan (SKL), dan panduan penyusunan KTSP. Kegiatan

penyusunan dan pengembangkan silabus dilakukan secara mandiri ataupun

berkelompok dalam pertemuan MGMP sekolah ataupun MGMP mata pelajaran.

Diakui bahwa silabus yang dikembangkan oleh guru-guru belum sepenuhnya

berasal dari hasil pemikiran sendiri namun sebahagian masih mencontoh silabus

dari sekolah-sekolah lain dengan beberapa perbaikan-perbaikan.

Kegiatan pembelajaran yang dirancang dalam silabus belum membagi ke

dalam bentuk tatap muka (TM), penugasan terstruktur (PT) dan kegiatan mandiri

tidak terstruktur (KMTT).

Guru-guru memiliki rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang

disusun berdasarkan pada prinsip-prinsip perencanaan pembelajaran baik mata

pelajaran muatan nasional ataupun mata pelajaran muatan lokal. Seperti halnya

dengan silabus, kegiatan penyusunan RPP juga dilakukan oleh guru-guru secara

mandiri ataupun berkelompok dalam pertemuan MGMP sekolah ataupun MGMP

mata pelajaran. RPP yang disusun guru sebahagian masih meng-copy paste RPP

sekolah lain dengan beberapa perubahan-perubahan. Namun tentu ada juga

beberapa guru yang telah menyusun RPP berdasarkan hasil pemikiran sendiri

ataupun kelompok dengan memperhatikan lingkungan sekolah atau siswa, nilai-

nilai, dan norma-norma yang ada dalam masyarakat Aceh Tenggara.

Metode pembelajaran yang dirancang guru-guru dalam silabus dan RPP

sebahagian sudah menggunakan metode yang interaktif, inspiratif,

menyenangkan, kreatif, menantang dan memotivasi siswa. Sebahagian guru masih

28
ada yang menggunakan pembelajaran konvensional dengan model pembelajaran

langsung.

Keterbatasan jumlah buku referensi yang dimiliki sekolah mengakibatkan

terbatasnya sumber belajar dari buku. Kebijakan pelarangan penjualan buku paket

di sekolah dan terbatasnya anggaran pengadaan buku paket sangat merugikan

siswa sendiri. Buku-buku yang disediakan sekolah paling lama bertahan satu atau

dua tahun dimanfaatkan oleh siswa. Umur penggunaan buku-buku paket yang

singkat sangat terkait dengan kepribadian siswa yang senang merusak atau

menghilangkan buku-buku yang dipinjamkan.

Untuk meningkatkan mutu pelaksanaan proses pembelajaran di kelas,

pengawas, kepala SMAN 1 Badar, wakil kepala sekolah dan guru senior yang

berkompeten, melakukan supervisi dan evaluasi proses pembelajaran. Hanya saja

kegiatan supervisi belum dilakukan secara berkala dan berkelanjutan.

3. Standar Kompetensi Lulusan

Perolehan rata-rata nilai ujian nasional tahun pelajaran 2016/2017 untuk

Program Studi IPA: mata pelajaran Bahasa Indonesia 52.75, Bahasa Inggris 44.51,

Matematika 30.24 Fisika 33.68 dan Biologi 40.54. Sedangkan untuk Program IPS;

mata pelajaran Bahasa Indonesia 41.61, Bahasa Inggris 34.66, Matematika 26.76,

Ekonomi 32.73, Sosiologi 38.36 dan Geografi 33.10.

Untuk mengembangkan nilai-nilai agama khusunya Islam dan budaya

masyarakat Aceh Tenggara, SMA Negeri 1 Badar melaksanakan kegiatan

pesantren kilat setiap bulan ramadhan. Untuk pembiasaan, sekolah

membudayakan saling memberi salam setiap bertemu, baik guru ataupun siswa.

29
4. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Jumlah guru yang terdapat di SMA Negeri 1 Badar 42 orang dan tenaga

administrasi sekolah sebanyak 10 orang sudah memenuhi standar jumlah pendidik

dan tenaga kependidikan sekolah. Guru yang sudah berkualifikasi minimal S1

sebanyak 100% sedangkan pegawai administrasi berkualifikasi, S1 dan SMA.

Standar kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan SMA Negeri 1

Badarbelum terukur karena belum ada hasil penilaian yang mengukur berapa

tingkat pencapaian kompetensi masing-masing.

5. Standar Sarana dan Prasarana

SMA Negeri 1 Badar memiliki luas lahan 6147 m2 dengan jumlah ruang

belajar sebanyak 17 unit. Laboratorium IPA 1 Ruang seluas 81 m 2. Ruang

perpustakaan konvensional 1 buah seluas 81 m2, Ruang kepala sekolah 1 buah

seluas 30 m2. Ruang guru 1 buah seluas 48 m2. Ruang Tata usaha 1 buah seluas 6

m2. Kamar mandi/WC guru laki-laki 1 buah seluas 4 m2. Kamar mandi/WC guru

perempuan 1 buah seluas 4 m2, Kamar mandi/WC siswa laki-laki sejumlah 2

buah seluas 8 m2, Kamar mandi/WC siswa perempuan sejumlah 2 buah seluas 8

m2, Ruang Ibadah sebanyak 1 buah seluas 64 m2, Rumah penjaga sekolah 2 buah

seluas 16 m2.

Ruang kelas yang digunakan sebagai tempat proses belajar mengajar

masing-masing seluas 63 m2. Setiap ruang kelas terdapat satu white board dan

black board, satu meja dan kursi guru, masing-masing satu meja dan kursi untuk

setiap siswa.

30
Ruang guru berukuran (18  7) m2 memuat 41 pasang meja dan kursi

guru, 1 papan white board, satu meja panjang dan 4 kursi untuk tempat pimpinan

rapat pertemuan, 1 set kursi dan meja tamu, 1 kamar kecil (WC), 2 rak buku, 6

lemari buku, 1 set sound system dan 1 buah jam dinding.

Ruang perpustakaan terdiri dari dua unit dengan luas masing-masing

(1015) m2. Jumlah buku teks pelajaran masih kurang dari jumlah siswa.

Laboratorium yang dimiliki terdiri dari laboratorium IPA. Ruang kepala

sekolah berukuran (65)m2 terdapat 1 kamar kecil (WC), 2 lemari buku, 1 pasang

meja dan kursi kepala sekolah, 1 set kursi tamu, 1 lemari piala, 1 set komputer

PC, dan 1 pendingin udara.

Ruang wakil kepala sekolah berukuran (45)m2 terdapat 5 pasang meja

dan kursi, 1 set komputer PC, 3 buah lemari buku, Sarana dan prasana sekolah

lainnya adalah ruang tata usaha, ruang guru BK, ruang UKS, kantin, mushallah,

kantin kejujuran, gudang, jamban (WC) siswa.

6. Standar Pengelolaan

Visi dan misi serta tujuan pendidikan SMA Negeri 1 Badar sudah

disosialisasikan kepada warga sekolah, masyarakat ataupun pemangku

kepentingan melalui beberapa cara diantaranya menuliskannya majalah dinding

sekolah.

Rencana kerja sekolah (RKS), rencana kerja tahunan (RKT) ataupun

rencana kerja jangka menengah (RKJM) belum disosialisasikan kepada warga

sekolah. Demikian pula dengan rencana kegiatan dan anggaran sekolah (RKAS)

belum disosialisasikan kepada warga sekolah. Sekolah belum pernah melakukan

31
pengisian EDS sehingga RKAS yang disusun masih mengacu pada cara lama

namun sudah mengelompokkan ke dalam delapan standar.

Kegiatan supervisi belum dilaksanakan secara berkala dan berkelanjutan

sehingga masih sulit untuk mengukur dan menilai kinerja untuk melakukan

perbaikan-perbaikan terutama dalam peningkatan hasil belajar siswa.

Pengumpulan dan penggunaan data sudah menggunakan sistem informasi

berbasis ICT program office. Sebagian data dan informasi sekolah dapat diakses

melalui telepon jardiknas Aceh Tenggara dan info dikmen Aceh tenggara melalui

facebook.

7. Standar Pembiayaan

SMA Negeri 1 Badar mempunyai RKAS namun hanya disusun oleh

kepala sekolah, beberapa guru dan bendahara sekolah. Penyusunan RKAS belum

melibatkan secara langsung pihak komite sekolah ataupun pemangku kepentingan

yang relevan, namun demikian tetap mempertimbangkan usulan-usulannya.

Sumber keuangan sekolah masih tergantung pada bantuan pemerintah

berupa dana BOS APBN dan dana pendidikan gratis pemerintah provinsi Aceh

dan pemerintah Provinsi Aceh. Sekolah belum mampu untuk mencari sumber

keuangan lain misalnya dengan membangun kerja sama yang saling

menguntungkan dengan dunia usaha dan industri.

Penyusunan rencana keuangan sekolah belum dilakukan secara

transparan, efisien dan akuntabel. Laporan keuangan sekolah hanya ditujukan

kepada pemerintah sebagai pemberi dana.

8. Standar Penilaian Pendidikan

32
Sebagian guru mata pelajaran sudah menyusun perencanaan penilaian

berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar. KKM yang telah

ditetapkan oleh masing-masing guru mata pelajaran diinformasikan oleh sebagian

guru kepada siswa diawal pertemuan tatap muka dan sebagiannya

menginformasikan KKM sebelum pelaksanaan setiap ulangan harian.

Guru melaksanakan penilaian melalui pelaksanaan ulangan harian,

ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, kenaikan kelas, ujian sekolah

dan ujian nasional. Penilaian melalui ulangan harian kadang tidak dilaksanakan

berdasarkan rencana yang telah dibuat oleh sebahagian guru.

Hasil penilaian sebahagian guru pada pelaksanaan ulangan harian

ataupun tugas-tugas pekerjaan rumah ditambahkan informasi berupa komentar

dan masukan untuk perbaikan. Setiap guru menyampaikan hasil penilaian sikap

dan akademik siswa kepada kepala sekolah melalui wakil kepala sekolah urusan

kurikulum yang kemudian dijadikan dasar bagi sebahagian guru sebagai koreksi

untuk melakukan perbaikan pembelajaran berikutnya..

33
Gambar 2.6. Ruang Kelas SMA Negeri 1 Badar

34
BAB III

PELAKSANAAN RENCANA TINDAK LANJUT (RTL)

A. Pelaksanaan Rencana Tindak Kepemimpinan (RTK)

Penyiapan calon kepala sekolah/madrasah adalah proses penyediaan

calon kepala sekolah/madrasah yang meliputi rekrutmen serta pendidikan dan

pelatihan calon kepala sekolah/madrasah. Penyiapan calon kepala

sekolah/madrasah didasarkan pada proyeksi kebutuhan 2 (dua) tahun yang akan

datang. Berdasarkan hasil proyeksi kebutuhan dilakukan rekrutmen dengan

memberikan kesempatan bagi guru yang memenuhi persyaratan untuk melamar

sebagai calon kepala sekolah/madrasah.

Salah satu syarat bagi calon kepala sekolah dalam mengikuti seleksi

akademik adalah melakukan evaluasi diri terhadap kompetensi kepala sekolah

melalui pengisian instrumen Analisis Kebutuhan Pengembangan Keprofesian

(AKPK). Instrumen AKPK terdiri atas 5 (lima) dimensi kepala sekolah, yaitu; 1)

dimensi kepribadian, 2) dimensi manajerial, 3) dimensi kewirausahaan, 4) dimensi

supervisi, dan 5) dimensi sosial.

Rencana Tindak Kepemimpinan (RTK) yang akan dilaksanakan pada

SMA Negeri 1 Badar dengan judul “ Meningkatkan Kemampuan Guru dalam

Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) K13 melalui IN House

Training “. Yang tersusun dalam program In House Training (IHT) menyusun

RPP K13 dan penggunaannya dalam kegiatan pembelajaran dengan

pengintegrasian nilai spiritual, jiwa kewirausahaan dan kepemimpinan

pembelajaran.

35
Adapun langkah awal yang dilakukan dalam melaksanakan RTK terkait

dengan tugas on The Job Learning (OJL) adalah menyusun matrik Rencana

Tindakan Kepemimpinan (RTK) terdiri dari 2 siklus dengan uraian kegiatan

sebagai berikut.

1. Siklus Pertama

a. Persiapan Tindakan Siklus Pertama

Persiapan pelaksanaan Rencana Tindak Kepemimpinan meliputi

menyusun dengan matang perencanaan dengan tindakan sevara rinci dan

sistematis. Adapun bentuk kegiatan yang akan dilakukan yaitu berupa in house

training penyusunan Rencan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), yang akan

dilaksanakan dalam dua siklus yaitu pada hari Senin tanggal 15 Januari 2018 dan

hari Kamis tanggal 22 Februari 2018. Setiap siklus akan dilaksanakan dalam

waktu 2 kali 45 menit, kegiatan In House Training akan melibatkan seluruh guru

yang ada pada SMA Negeri 1 Badar yang berjumlah 29 orang. Persiapan lainnya

yang dipersiapkan yaitu menyusun bahan materi yang akan ditayangkan pada saat

pelaksanaan kegiatan, dan mempersiapkan alat tulis yang diperlukan.

b. Pelaksanaan

Siklus pertama kegiatan In House Traing dilaksanakan pada hari Senin

tanggal 15 Januari 2018 untuk satu kali pertemuan dengan waktu pertemuan 2 x

45 menit dengan urutan pelaksanaan yang ditetapkan. Kegiatan ini seharusnya

diikuti oleh seluruh guru yang ada pada SMA Negeri 1 Badar yang berjumlah 29

orang, namum ada 2 orang guru yang berhalangan hadir dan 1 orang lainnya

meminta izin saat kegiatan akan dimulai karena ada keperluan keluarga.

36
Gambar 3.1 Pelaksanaan RTK Siklus 1

Kegiatan In House Training pada siklus pertama di fokuskan pada

penjelasan pengertian konsep RPP kurikulum KTSP, menjelaskan langkah-

langkah penyusunan RPP kurikulum KTSP yang berdasarkan format RPP yang

terdapat dalam Permendiknas melalui penayangan slide-slide materi yang sudah di

persiapkan. Setelah penayangan materi selesai maka dilanjutkan dengan sesi

Tanya jawab seputar materi presentasi serta dilanjutkan dengan sesi latihan

menyusun RPP serta menjawab soal-soal latihan. Calon Kepala Sekolah yang

menjadi pemandu acara sekaligus pemateri dengan sabar mengawal, menfasilitasi,

memberikan pendampingan kepada peserta In House Training jika ada guru

peserta yang memerlukan bimbingan dan di akhir acara menindaklanjuti In House

Training dengan melihat dan menilai hasil kerja peserta berupa perangkat RPP.

c. Monev

37
Pada tahap monitoring dan evaluasi pelaksanaan tindakan, guru yang

terlibat dalam kegiatan melakukan pengisian instrumen monev untuk mengetahui

kompetensi mereka dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Sebelum melakukan pengisian instrumen diberikan penjelasan tentang cara

pengisian instrumen.

Wakil Kepala Sekolah Kurikulum melakukan monitoring terhadap calon

kepala sekolah dan guru peserta tentang keberhasilan pelaksanaan kegiatan In

House Training yang meliputi monitoring perencanaan sampai akhir pelaksanaan

kegiatan untuk mengetahui perkembangan dan mengidentifikasi apakah kegiatan

dijalankan sesuai rencana.

Wakil Kepala Sekolah Kurikulum selaku observer memberikan penilaian

pada format instrumen monev yang telah dipersiapkan oleh calon kepala sekolah

dan memberikan catatan-catatan penting tentang jalannya kegiatan In House

Training berdasarkan kesepakatan dengan calon kepala sekolah terutama pada

sikap, perkataan, serta pelayanan calon kepala sekolah kepada guru peserta.

d. Refleksi

Berdasarkan hasil monev yang dilakukan baik untuk calon kepala

sekolah maupun pada guru peserta maka kelebihan dan kekurangan pada kegiatan

penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kurikulum K13 yang telah

diketahui kendala dan hambatannya selama proses pelaksanaan yaitu untuk calon

kepala sekolah adalah pada indikator membagikan pengetahuan dan pengalaman

kepada guru serta memiliki pengalaman dalam melakukan kerjasama dengan

pihak lain, sedangkan yang masih kurang yaitu pada indikator melaksanakan tugas

38
dengan perencanaan yang matang, memahami cara melakukan evaluasi dan

perbaikan terhadap program kerjasama dengan pihak lain. Sedangkan untuk guru

peserta kegiatan yang sudah baik adalah pada indikator menjelaskan langkah-

langkah penyusunan RPP Kurikulum K13 dan memiliki komitmen menggunakan

RPP Kurikulum K13 dalam kegiatan pembelajaran, sedangkan yang masih kurang

ada pada indikator mendefinisikan konsep RPP dan menyusun RPP Kurikulum

K13 dengan peraturan Permendikbud No.22 Tahun 2016 yang berlaku yaitu hanya

16 dari 26 orang guru peserta yang dapat menyusun RPP Kurikulum K13 dengan

lengkap.

Indikator yang masih kurang akan diperbaiki pada kegiatan siklus II dan

peningkatan pada indikator yang sudah baik. Siklus ke dua yang direncanakan

akan dilaksanakan pada hari kamis tanggal 22 Februari 2018.

e. Hasil

Secara garis besar hasil penilaian yang diberikan oleh observer untuk

siklus pertama kepada calon kepala sekolah sebagai berikut:

Tabel 3. 1. Tabel Instrumen Monev Siklus I Calon Kepala Sekolah

No Indikator Siklus I Persen

1. Memberikan pengetahuan dan pengalaman kepada guru. 20 100

2. Melaksanakan tugas dengan perencanaan yang matang 13,3 66,5

3. Meningkatkan keingintahuan guru dalam pengetahuan 15 75

dan keterampilan

4. Memiliki pengalaman dalam melakukan kerjasama 20 100

dengan pihak lain

39
5. Memahami cara melakukan evaluasi dan perbaikan 15 75

terhadap program kerja dengan pihak lain

Jumlah 83,3 83,3

Sedangkan untuk guru peserta penilaian keberhasilan dilakukan oleh

calon kepala sekolah sendiri berdasarkan jawaban peserta pada sesi latihan.

Berikut ini disajikan persentase ketercapaian indikator In House Traing

untuk guru peserta

Tabel 3. 2. Tabel Instrumen Monev Siklus I Guru Peserta

No Indikator Siklus I Persen

1. Mendefinisikan konsep RPP. 20 orang 76,9%

2. Menjelaskan langkah-langkah penyusunan RPP 26 orang 100%

Kurikulum K13.

3. Menyusun RPP Kurikulum K13. 16 orang 61,5%

4. Memiliki komitmen untuk menggunakan RPP 26 orang 100%

Kurikulum K13 dalam kegiatan pembelajaran.

Jumlah 84,6%

Berdasarkan table instrumen di atas untuk calon kepala sekolah kegiatan

yang sudah baik adalah pada indikator membagikan pengetahuan dan pengalaman

kepada guru serta memiliki pengalaman dalam melakukan kerjasama dengan

pihak lain, sedangakan yang masih kurang yaitu pada indikator melaksanakan

tugas dengan perencanaan yang matang, memahami cara melakukan evaluasi dan

40
perbaikan terhadap program kerjasama dengan pihak lain. Sedangkan untuk guru

peserta kegiatan yang sudah bagus adalah pada indikator menjelaskan langkah-

langkah penyusunan RPP kurikulum K13 dan memiliki komitmen menggunakan

RPP Kurikulum K13 dalam kegiatan pembelajaran.

2. Siklus Kedua

a. Persiapan

Persiapan Pelaksanaan Rencana Tindak Kepemimpinan meliputi

menyusun dengan matang perencanaan tindakan secara rinci dan sistematis.

Adapun bentuk kegiatan yang dilakukan yaitu berupa In House Training

penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), yang akan dilaksanakan

pada hari Kamis tanggal 22 Februari 2018 dalam waktu 2 x 45 menit, kegiatan In

House Training akan melibatkan guru yang mengikuti siklus 1 pada SMA Negeri

1 Badar yang berjumlah 26 orang dan Wakil Kepala Sekolah Kurikulum yang

akan memonitoring kegiatan yang akan dilaksanakan. Persiapan lainnya yang

dipersiapkan yaitu menyusun bahan materi yang akan ditayangkan pada saat

pelaksanaan kegiatan, dan mempersiapkan alat tulis yang diperlukan, serta

melaporkan kepada Wakil Kepala Sekolah Kurikulum program kegiatan yang

akan dilaksanakan.

b. Pelaksanaan

Siklus kedua kegiatan In House Training dilaksanakan pada hari Kamis

tanggal 22 Februari 2018 untuk satu kali pertemuan dengan waktu pertemuan 2 x

45 menit dengan urutan pelaksanaan yang ditetapkan. Kegiatan ini di ikuti oleh

sebagian guru yang ada pada SMA Negeri 1 Badar yang berjumlah 26 orang.

41
Gambar 3.2 Pelaksanaan RTK Siklus 2

Kegiatan In House Traing pada siklus kedua difokuskan pada perbaikan

indikator yang masih kurang pada siklus pertama yaitu penjelasan pengertian

konsep RPP dan menyusun RPP Kurikulum K13 yang berdasarkan format RPP

yang terdapat dalam Permendikbud No.22 Tahun 2016. Setelah penayangan

materi selesai maka dilanjutkan dengan sesi Tanya jawab seputar materi

presentasi serta dilanjutkan dengan sesi latihan menyusun RPP K13 serta

menjawab soal-soal latihan. Calon Kepala Sekolah yang menjadi pemandu acara

sekaligus pemateri dengan sabar mengawal , menfasilitasi, memberikan

pendampingan kepada peserta In House Training jika ada guru peserta yang

memerlukan bimbingan dan di akhir acara menindaklanjuti In House Training

dengan melihat dan menilai hasil kerja peserta berupa perangkat RPP.

c. Monev

42
Wakil Kepala Sekolah Kurikulum melakukan monitoring terhadap calon

kepala sekolah dan guru peserta tentang keberhasilan pelaksanaan kegiatan In

House Training yang meliputi monitoring perencanaan sampai akhir pelaksanaan

kegiatan untuk mengetahui perkembangan dan mengidentifikasi apakah kegiatan

dijalankan sesuai rencana.

Wakil Kepala Sekolah Kurikulum selaku observer memberikan penilaian

pada format instrumen monev yang telah dipersiapkan oleh calon kepala sekolah

dan memberikan catatan-catatan penting tentang jalannya kegiatan In House

Training berdasarkan kesepakatan dengan calon kepala sekolah terutama pada

sikap, perkataan, serta pelayanan calon kepala sekolah kepada guru peserta.

d. Refleksi

Berdasarkan hasil monev yang dilakukan baik untuk calon kepala

sekolah maupun pada guru peserta maka kelebihan dan kekurangan pada kegiatan

penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kurikulum K13 yang telah

diketahui kendala dan hambatannya selama proses pelaksanaan yaitu untuk calon

kepala sekolah adalah pada indikator membagikan pengetahuan dan pengalaman

kepada guru peserta, memiliki pengalaman dalam melakukan kerjasama dengan

pihak lain, dan melaksanakan tugas dengan perencanaan yang matang sedangkan

yang masih kurang yaitu pada indikator meningkatkan keingintahuan guru dalam

pengetahuan dan keterampilan. Sedangkan untuk guru peserta kegiatan yang

sudah baik adalah pada indikator mendefinisikan konsep RPP, menjelaskan

langkah-langkah penyusunan RPP Kurikulum K13 dan memiliki komitmen

menggunakan RPP Kurikulum K13 dalam kegiatan pembelajaran, sedangkan

43
yang masih kurang ada pada indikator menyusun RPP Kurikulum K13 dengan

peraturan yang berlaku yaitu hanya 22 dari 26 orang guru peserta yang dapat

menyusun RPP Kurikulum K13 dengan lengkap.

Indikator yang masih kurang akan diperbaiki pada kegiatan

menindaklanjuti penggunaan RPP Kurikulum K13 dalam kegiatan proses

pembelajaran sehari-hari (PBM).

e. Hasil

Secara garis besar hasil penilaian yang diberikan oleh observer untuk

siklus kedua kepada calon kepala sekolah berikut:

Tabel 3. 3. Tabel Instrumen Monev Siklus II Calon Kepala Sekolah

No Indikator Siklus I Persen

1. Memberikan pengetahuan dan pengalaman kepada guru. 20 100

2. Melaksanakan tugas dengan perencanaan yang matang 20 100

3. Meningkatkan keingintahuan guru dalam pengetahuan 17,5 87,5

dan keterampilan

4. Memiliki pengalaman dalam melakukan kerjasama 20 100

dengan pihak lain

5. Memahami cara melakukan evaluasi dan perbaikan 20 100

terhadap program kerja dengan pihak lain

Jumlah 97,5 97,50%

Sedangkan untuk guru peserta penilaian keberhasilan dilakukan oleh

calon kepala sekolah sendiri berdasarkan jawaban peserta pada sesi latihan.

44
Berikut ini disajikan persentase ketercapaian indikator In House Traing

untuk guru peserta

Tabel 3. 4. Tabel Instrumen Monev Siklus II Guru Peserta

No Indikator Siklus I Persen

1. Mendefinisikan konsep RPP. 26 orang 100%

2. Menjelaskan langkah-langkah penyusunan RPP 26 orang 100%

Kurikulum K13.

3. Menyusun RPP Kurikulum K13. 22 orang 84,6%

4. Memiliki komitmen untuk menggunakan RPP 26 orang 100%

Kurikulum K13 dalam kegiatan pembelajaran.

Jumlah 96,15%

Berdasarkan tabel instrumen di atas untuk calon kepala sekolah kegiatan

yang sudah baik adalah pada indikator membagikan pengetahuan dan pengalaman

kepada guru peserta,melaksankan tugas dengan perencanaan yang matang,

memiliki pengalaman dalam melakukan kerjasama dengan pihak lain, dan

memahami cara melakukan evaluasi dan perbaikan terhadap program kerjasama

dengan pihak lain. Sedangkan yang masih kurang yaitu pada indikator

meningkatkan keingintahuan guru dalam pengetahuan dan

keterampilan.Sedangkan untuk guru peserta kegiatan yang sudah bagus adalah

pada indikator mendefinisikan konsep RPP, menjelaskan langkah-langkah

penyusunan RPP kurikulum K13 dan memiliki komitmen menggunakan RPP

Kurikulum K13 dalam kegiatan pembelajaran. Sedangkan yang masih kurang ada

45
pada indikator menyusun RPP K13 dengan peraturan yang berlaku yaitu hanya 22

orang dari 26 orang guru peserta yang dapat menyusun RPP Kurikulum K13

dengan lengkap sesuai Permendikbud No.22 Tahun 2016

46
B. Supervisi Guru Junior

1. Perencanaan

Sebelum pelaksanaan supervisi akademik dilakukan terhadap guru mata

pelajaran, penulis terlebih dahulu menyusun program kegiatan supervisi. Program

kegiatan supervisi ini penulis kaitkan dengan tugas penulis sebagai Tim Penilai

Kinerja Guru. Adapun program kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut.

Tabel 3.5 Kegiatan Supervisi Guru Mata Pelajaran

No KEGIATAN SASARAN TANGGAL WAKTU INSTRUMEN

1 Mengadakan Guru 13- 01- 2018 20 menit -Instrumen

pertemuan/perja Geografi (tahap 1) penilaian silabus

njian dengan dan RPP,

guru yang akan 24-01-2018 Instrumen

disupervisi (tahap 2) Observasi Kelas

2 Menilai Silabus dan 15-01-2018 100 menit Instrumen

Perencanaan RPP (tahap 1) penilaian silabus

Kegiatan 29-01-2018 dan RPP

Pembelajaran (tahap2)

3 Mengadakan RPP, 17-01-2018 90 menit Instrumen

supervisi Silabus. (tahap1) dan supervisi kelas ,

akademik Guru,Siswa 29-01-2018 Instrumen tindak

(tahap 2) an lanjut

Zulilham

Achda, S.Pd

47
No KEGIATAN SASARAN TANGGAL WAKTU INSTRUMEN

4 Mengadakan Guru mata 19-01-2018 10 menit Instrumen setelah

tindak lanjut pelajaran (tahap1) dan observasi

dengan yang 30-01-2018

melakukan disupervisi (tahap 2) an

pertemuan Zulilham

pribadi Achda, S.Pd

5 Menindaklanjuti Guru yang 20-01-2018 10 menit Instrumen setelah

hasil supervise disupervisi (tahap1) dan observasi

31-01-2018

(tahap 2) an

Zulilham

Achda, S.Pd

2. Pelaksanaan

2.1 Pra-Observasi

Pra-Observasi adalah kegiatan yang dilakukan oleh peserta OJL sebelum

melakukan observasi kelas. Tugas pengawasan pembelajaran oleh kepala sekolah

dilakukan dalam bentuk kegiatan pemantauan, supervisi, evaluasi dan pelaporan

sebagaimana dinyatakan dalam Kurikulum K13, memperkuat Permendikbud

Nomor 23 Tahun 2016, tentang standar kepala sekolah bahwa supervisi adalah

salah satu dimensi kepala sekolah. Berdasarkan hal tersebut maka ditetapkan

48
bahwa guru junior yang ditunjuk untuk disupervisi dengan alasan bahwa guru

tersebut sudah dilatih kurikulum K13 guru junior tersebut adalah:

Nama guru : Zuliham Achda, S.Pd

NIP : 19850823 200904 1 002

Pangkat Golongan : III/b

Mengajar di kelas : X-IPS.1

Hari / tanggal : Rabu /17 Januari 2018

Gambar 3.3 Profil Guru Junior

Langkah-langkah yang dilakukan menyiapkan instrumen perencanaan

kegiatan pembelajaran (RPP), peserta ojl berkonsultasi dengan guru junior untuk

merencanakan waktu observasi, meminta RPP pembelajaran 1 hari sebelum

49
observasi, mengisi instrumen perencanaan kegiatan pembelajaran. Berdasarkan

langkah-langkah diatas dapat diketahui RPP sudah memuat komponen kurikulum

K13.

Sebelum supervise dilakukan,terlebih dahulu dilakukan kegiatan tukar

pendapat (sharing idea) dan menilai persiapan perencanaan pembelajaran berupa

silabus dengan komponen silabus dan RPP yang meliputi: Identitas mata

pelajaran, SK,KD, materi pelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian,

alokasi waktu dan sumber belajar dengan menggunakan penilaian silabus yang

mengacu pada permen 41 tahun 2007.(hasil terlampir)

Penilaian persiapan perencanaan kegiatan pembelajaran terhadap guru

mata pelajaran, penulis lakukan 2 kali sesuai jadwal dengan hasil rekapitulasi

sebagai berikut

Tabel 3.6 Rekapitulai Hasil Pra Observasi Supervisi Kelas Guru Mata

Pelajaran

NO NAMA TAHAP I TAHAP II PERUBAHAN

SILAB RPP SILABUS RPP SILA RPP

US BUS

1 Zulilham Achda, S.Pd 73% 81,8% 79% 86,4% 6% 4,6%

(baik) (baik) (amat baik) (sangat baik)

Dari tabel 3.6 di atas persiapan perencanaan kegiatan pembelajaran dari

guru junior mengalami peningkatan pada pengamatan tahap 2 dibandingkan

dengan dengan pengamatan tahap 1.

2.2 Observasi

50
Pelaksanaan supervisi akademik diawali dengan menyiapkan instrument

supervisi, dilakukan dengan kunjungan kelas, dengan aspek-aspek yang dioservasi

secara umum adalah; (1) usaha-usaha dan aktivitas guru-siswa dalam

pembelajaran, (2) cara menggunakan media pengajaran, (3) variasi metode, (4)

ketepatan penggunaan media pengajaran, (5) ketepatan penggunaan metode

dengan materi, (6) reaksi mental para siswa dalam proses belajar mengajar. Hasil

pengamatan dicatat dalam catatan kejadian dan mengisi instrument observasi

pembelajaran. Catatan kejadian dijadikan sebagai bahan diskusi sekaligus bahan

evaluasi pada saat kegiatan refleksi pembelajaran. Untuk memperoleh bukti

pelaksanaan pembelajaran tersebut supervisor menilai kegiatan pembelajaran

dengan instrumen proses pembelajaran dan mendokumentasikannya dalam bentuk

foto

Observasi Tahap 1

Pada pertemuan pertama di ruangan X-IPS.1 untuk Bapak Zulilham

Achda, S.Pd merupakan guru junior mengajar Geografi, mengawali pembelajaran

dengan mengucapkan salam “AssalammuAlaikum” dan doa diikuti oleh semua

peserta didik. Dilanjutkan dengan mengabsen siswa. Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran, dan memotivasi siswa dengan menanyakan materi pokok

pembelajaran sebelumnya. Guru mengulang materi sebelumnya dengan

melakukan Tanya jawab. Dan dilanjutkan dengan menjelaskan materi mengenai

pokok bahasan Menganalisis Dinamika Atmosfer dan Dampaknya terhadap

kehidupan, kemudian guru menunjukkan gambar atmosfer melalui slide

dampaknya terhadap kehidupan .Guru menyuruh siswa untuk mengamati gambar

51
yang terdapat dalam slide tentang dinamika atmosfir dan dampaknya terhadap

kehidupan manusia.

Guru selanjutnya mempersilakan siswa mengerjakan tugas-tugas latihan

di buku paket secara mandiri. Setelah waktunya dianggap cukup, guru

mempersilakan beberapa orang menyampaikan hasil kerja mereka. Pada bagian

penutup, guru menyimpulkan hasil pembelajaran dan melibatkan siswa.

Selanjutnya guru meminta siswa mengerjakan tugas yang ada di buku paket

sebagai PR mereka.

Gambar 3.4 Guru Junior Sedang Melaksanakan Observasi Tahap 1

Oservasi Tahap 2

Pada observasi tahap kedua Bapak Zulilham Achda, S.Pd dilakukan di


ruangan X-IPS.1 . Dengan terbiasa siswa mengucapkan salam “Selamat siang”
dan disusul dengan doa dan mengabsen siswa seperti yang biasa dilakukan oleh
Bapak Zulilham Achda, S.Pd. Selanjutnya semua peserta didik mengumpulkan

52
tugas yang sudah mereka kerjakan dirumah. Guru melakukan apersepsi
(mengulang materi yang sama) dengan tujuan agar siswa semakin mengingat
kembali materi yang sudah disampaikannya minggu lalu. Dan melanjutkan
dengan materi Menganalisa Dinamika Atmosfer dan Dampaknya terhadap
kehidupan. Disusul dengan menjelalaskan istilah-istilah yang terdapat dalam mata
pelajaran geografi yang berkaitan dengan materi atmosfer. Siswa disuruh
memperhatikan penjelasan tahap demi tahap. Jika ada yang kurang jelas, guru
menyuruh siswanya untuk bertanya kemudian guru mengulang kembali
penjelasannya sampai siswa benar-benar paham.

Setelah selesai menjelaskan, guru memberi penugasan untuk


mengerjakan tugas LKS dan berjalan mengelilingi siswa. Bel berbunyi pertanda
selesai pelajaran Geografi. Guru menyuruh semua peserta didik untuk
mengumpulkan tugasnya. Pada penutup pelajaran, guru memberi kesimpulan akan
materi yang sudah diajarkan.

Gambar 3.5 Guru Junior Sedang Melaksanakan Observasi Tahap 2

53
Dari pengamatan yang penulis lakukan dalam dua tahap untuk hasil

penilaian observasi kelas dengan menggunakan insrtumen observasi disajikan

pada tabel 3.12 di bawah ini.

Tabel 3.7 Rekapitulasi Penilaian Observasi Kelas pada Guru Mata Pelajaran

NO NAMA SIKLUS I SIKLUS II PERUBAH AN

1 Zulilham Achda, S.Pd 75 % 81 % 6%

(baik) (amat baik)

Dari tabel 3.7 tersebut tampak pelaksanaan pembelajaran dari guru

junior mengalami peningkatan pada pengamatan tahap 2 dibandingkan dengan

dengan pengamatan tahap 1.

2.3 Pasca Observasi

Setelah selesai melakukan observasi pembelajaran, penulis selaku

pengamat menghitung skor perolehan dalam pengamatan selanjutnya

disampaikan pada guru yang diobservasi. Guru yang diobservasi mengisi daftar

pertanyaan setelah diobservasi yang disediakan oleh penulis.

3. Tindak Lanjut
Untuk menindak lanjuti hasil supervisi dilakukan pertemuan pribadi

dengan guru yang diobservasi setelah pelaksanaan proses belajar mengajar

dengan rincian kegiatan, meminta guru untuk mengemukakan kesulitan-kesulitan

dan memberi dorongan untuk memcahkan kesulitan, menunjukkan kelebihan-

kelebihan guru dalam pembelajaran yang perlu dipertahankan, menunjukkan

kekurangan guru dan meberi solusi pemecahan masalahnya dalam suasana yang

menyenangkan. Menciptakan suasana yang menyenangkan, memberi kesempatan

54
kepada guru mengutarakan permasalahan yang berhubungan dengan PBM,

membuat catatan bersama hasil pertemuan, memberi pengarahan pengertian agar

menyadari kekurangan/kelemahan, dan memberi penghargaan atas prestasi yang

dicapai. Terakhir ditekankan kelebihan yang perlu dipertahankan dan kekurangan

yang perlu dihilangkan.

4. Hasil

Meningkatnya kualitas proses pembelajaran yang mencakup; proses

pembelajaran di sekolah, guru mampu menyusun RPP berstandar, dan mampu

melaksanakan pembelajaran dengan baik.

Tabel 3.8 Tabel Tindak lanjut Supervisi Guru Junior

Hasil Skor Catatan Khusus Tindaklanjut Realisasi


Siklus Siklus Tindaklanjut
I 2
75% 81% Perencanaan Dalam menentukan Pada Siklus 2
pembelajaran sudah teknik penilaian sudah terjadi
cukup baik, hendaknya perbaikan-
kelengkapan berdasarkan perbaikan
administrasi cukup tuntutatn terutama dalam
memadai, kompetensi dasar. proses
pembuatan RPP pembelajaran
sudah sesuai dengan karena guru telah
Permen 41 tentang meningkat score
standar proses sesuai dengan
70,58% 79,41% Metode Usahakan dalam aspek yang
pembelajaran yang kegiatan dinilai dalam
kurang variatif pembelajaran kegiatan
selanjutnya metode pembelajaran

55
belajar lebih
bervariasi

Dari penjumlahan skor perolehan pada setiap observasi meliputi kegiatan

pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup, nilai kemampuan guru

Tabel 3.9 Tabel Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran

NO Komponen Purnama Sari Bulan, S.Pd

Silabus I 73,0%

1 Silabus II 79,0%

Rata-rata 76,0%

RPP 1 81,8%

2 RPP 2 86,4%

Rata-rata 84,1%

Tatap Muka 1 84,7%

3 Tatap Muka 2 87,5%

Rata-rata 86,1%

Rata-rata Tahap 1 79,8%

Rata-rata tahap 2 84,3%

Rata-rata 82,1%

KUALIFIKASI Baik

KEMAMPUAN

GURU

56
Dari tabel diatas setelah dilakukan pembimbingan tampak kemampuan

guru dalam mengelola pembelajaran mengalami peningkatan. Dari semua

komponen pengelolaan pembelajaran terdiri dari penyusunan perangkat

pembelajaran (Silabus , RPP) dan pelaksanaan pembelajaran yang meliputi

pendahuluan, kegiatan inti, penutup diperoleh skor kemampuan guru Zulilham

Achda, S.Pd 82,1%, termasuk dalam kualifikasi ”BAIK”.

Berdasarkan hasil pelaksanaan supervisi pembelajaran yang telah penulis

paparkan dapat dinyatakan bahwa, supervisi akademik dapat meningkatkan

proses dan hasil pembelajaran. Untuk melaksanakan supervisi akademik perlu

direncankan dengan matang sehingga dapat mencapai tujuan yang diharapkan.

Karena itu supervisi akademik perlu dilaksanakan secara berkesinambungan untuk

meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran.

C. Penyusunan Perangkat Pembelajaran

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Pembuatan perangkat pembelajaran mengacu pada , K13

Penyusunan RPP disusun secara rinci dari tema yang mengacu pada buku guru,

buku siswa dan silabus. Bahan ajar yang terdapat di buku siswa dapat

dikembangkan sesuai dengan karakteristik siswa. Kemudian penilaian yang

dilakukan sebagai untuk perbaikan, suasana belajar dan proses pembelajaran agar

peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, kecerdasan, ahlak mulia, serta keterampilan yang

diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

57
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan

pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP

dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta

didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD) Dalam Permendikbud

No 65/2013 dan Permendikbud No.22 tahun 2016. Berdasarkan Permendikbud No

81A/2013, RPP mencakup: (1) data sekolah, matapelajaran, dan kelas/semester;

(2) materi pokok; (3) alokasi waktu; (4) tujuan pembelajaran, KD dan

indikator pencapaian kompetensi; (5) materi pembelajaran; metode

pembelajaran; (6) media, alat dan sumber belajar; (6) langkah-langkah

kegiatan pembelajaran; dan (7) penilaian.

Mekanisme pengembanagan RPP, setiap guru di setiap satuan

pendidikan berkewajiban menyusun RPP untuk matapelajaran yang diampu.

Pengembangan RPP dapat dilakukan pada setiap awal semester atau awal

tahun pelajaran, dengan maksud agar RPP telah tersedia terlebih dahulu

dalam setiap awal pelaksanaan pembelajaran.

Pengembangan RPP dapat dilakukan secara mandiri atau secara

berkelompok.Pengembangan RPP yang dilakukan oleh guru secara mandiri

dan/atau secara bersama-sama melalui musyawarah guru mata pelajaran

(MGMP) di dalam suatu sekolah tertentu difasilitasi dan disupervisi kepala

sekolah atau guru senior yang ditunjuk oleh kepala sekolah. Pengembangan

RPP yang dilakukan oleh guru secara berkelompok melalui MGMP

antarsekolah atau antarwilayah dikoordinasikan dan disupervisi oleh pengawas

atau dinas pendidikan.

58
2. Bahan Ajar

Bahan ajar merupakan informasi, alat dan teks yang diperlukan

guru/instruktur untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran.

Segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/ instruktur dalam

melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan yang dimaksud bisa

berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis. (National Center for

Vocational Education Research Ltd/National Center for Competency Based

Training).

Bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun secara sistematis baik

tertulis maupun tidak sehingga tercipta lingkungan/suasana yang memungkinkan

siswa untuk belajar terdiri dari:

a. bahan cetak seperti:hand out, buku, modul, lembar kerja siswa, brosur,

leaflet, wallchart,

b. Audio Visual seperti: video/film,VCD

c. Audio seperti: radio, kaset, CD audio, PH

d. Visual: foto, gambar, model/maket.

e. Multi Media: CD interaktif, computer Based, Internet

Bahan ajar berupa Lembar kegiatan siswa (student work sheet) adalah

lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh siswa.Lembar

kegiatan berisi petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas.

Tugas-tugas yang yang diberikan kepada siswa dapat berupa teori dan atau praktik.

Prinsip penyusunan lembar kerja menimbulkan minat baca Ditulis dan

dirancang untuk siswa, menjelaskan tujuan pembelajaran, disusun berdasarkan

59
pola belajar yang fleksibel, truktur berdasarkan kebutuhan siswa dan kompetensi

akhir yang akan dicapai, memberi kesempatan pada siswa untuk berlatih ,

mengakomodasi kesulitan siswa, memberikan rangkuman dan gaya penulisan

komunikatif dan semi formal

LKS adalah Media pembelajaran yang berisi sejumlah tugas, atau

pertanyaan yang mendorong siswa untuk melakukan sesuatu/aktivitas tertentu

dalam proses belajar mengajar. Manfaat LKS dalam pembelajaran mengubah guru

sentris menjadi siswa sentris, membantu guru mengarahkan siswanya untuk dapat

menemukan konsep-konsep melalui aktivitas sendiri atau kelompok ,

mengembangkan keterampilan proses, mengembangkan sikap ilmiah, dan

mengembangkan PAKEM.

3. Instrumen Penilaian

Dalam Permendikbud Nomor 66 tahun 2013 dijelaskan bahwa penilaian

pendidikan sebagai proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk

mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik mencakup: penilaian autentik,

penilaian diri, penilaian berbasis portofolio, ulangan harian, ulangan tengah

semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat kompetensi, ujian tingkat

kompetensi, ujian nasional dan ujian sekolah/madrasah.

Penilaian autentik dilakukan secara komprehensif untuk menilai dari

masukan (input), proses, dan keluaran ((output) pembelajaran yang meliputi ranah

sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian autetik mampu menggambarkan

peningkatan hasil belajar peserta didik, baik dalam rangka mengobservasi,

menanya, menalar, mencoba, dan membangun jejaring. Penilaian autetik tidak

60
hanya mengukur apa yang diketahui peserta didik, tetapi lebih menekankan

mengukur apa yang dapat dilakukan oleh peserta didik.

Penilaian yang dilakukan oleh pendidik merupakan bagian yang tidak

terpisah dari pembelajaran. Pembelajaran di SMA menggunakan pendekatan

ilmiah (scientific approach) .Penilaian dilakukan oleh pendidik selama

berlangsungnya kegiatan pembelajaranuntuk menilai kesiapan, proses, dan hasil

belajar peserta didik yang ,mengarah pada ketercapaian kompetensi yang meliputi

sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Perencanaan penilaian hasil belajar oleh

pendidik dijabarkan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Tehnik dan instrumen yang digunakan untuk penilaian kompetensi sikap,

pengetahuan, dan keterampilan memiliki karakteristik yang berbeda. Penilaian

kompetensi sikap oleh seorang pendiik dapat dapat dilakukan dengan observasi,

penilaian diri (self assessment), penilaian teman sejawat/antar perserta didik (peer

assessment), dan jurnal. Instrumen yang digunakan untuk observasi adalah lembar

pengamatan berupa daftar cek(checklist) atai skala penilaian (Ratingscale) yang

disertai rubric, sedangkan dalam jurnal berupa catatan pendidik.

Penilaian kompetensi pengetahuan dapat dilakukan pendidik melaalui tes

tertulis. Tes tertulis dapat berupa soal pilihan ganda, jawaban singkat, benar-salah,

menjodohkan, dan uraian. Instrumen dilengkapi dengan pedoman penskoran.

Bentuk soal yang sering digunakan di SMA Negeri 1 Badaradalah pilihan ganda

dan uraian. Butir soal pilihan ganda terdiri atas pokok soal (stem) dan pilihan

jawaban (option) umumnya terdiri dari 5(lima) pilihan jawaban dengan satu

61
option sebagai kunci (key) yaitu jawaban yang benar atau paling tepat, dan lainnya

disebut pengecoh (distractor).

D. Pengkajian Aspek Managerial

Pengkajian 9 (Sembilan) aspek majerial dilakukan dalam kegiatan On

The Job Learning (OJL) calon kepala sekolah bertujuan untuk menyiapkan calon

kepala sekolah untuk memahami berbagai kegiatan pengelolaan/manajerial di

sekolah. Pengkajian minimal dilakukan di sekolah sendiri dan di sekolah lain,

meliputi 9 aspek manajerial berikut ini.

Berdasarkan Permendiknas nomor 13 tahun 2007, tentang standar kepala

sekolah, Permendiknas nomor 28 tahun 2010, tentang penugasan guru sebagai

kepala sekolah peserta OJL melakukan kajian di SMA Negeri 1 Badar sebagai

berikut :

1. Rencana Kerja Sekolah

Peraturan menteri pendidikan nasional (permendiknas) nomor 19 tahun

2007 tentang standar pengelolaan pendidikan menyatakan bahwa sekolah harus

membuat rencana kerja sekolah (RKS) yang terdiri dari rencana kerja jangka

menengah (RKJM) dan rencana kerja tahunan (RKT). RKJM menggambarkan

tujuan sekolah yang akan dicapai dalam kurun waktu empat tahun yang berkaitan

dengan mutu lulusan yang ingin dicapai dan perbaikan komponen yang

mendukung peningkatan mutu lulusan, sedangkan RKT dicapai dalam kurun

waktu satu tahunan. Permendiknas tersebut juga menyatakan bahwa RKT adalah

rencana kerja tahunan. Seorang calon kepala sekolah diharapkan dapat

memahami cara penyusunan rencana kerja sekolah baik rencana kerja jangka

62
menengah ataupun jangka pendek (tahunan). Mengkaji RKS dan RKJM sekolah

tempat magang pada kegiatan on the job learning (OJL) bertujuan untuk melatih

calon kepala sekolah mengembangkan dimensi kompetensi manajerial khususnya

kompetensi: 1) menyusun perencanaan sekolah untuk berbagai tingkatan

perencanaan. Berdasarkan hasil pengisian instrumen kajian RKS dan wawancara

dengan kepala sekolah serta wakil kepala sekolah, berikut kami sajikan deskripsi

hasil kajian RKS sekolah tempat magang di sekolah sendiri dan sekolah lain.

Penyusunan RKS di SMA Negeri 1 Badardisusun oleh Tim Pengembang

Sekolah (TPS ) yang di SK –kan oleh kepala sekolah.dengan anggota TPS terdiri

dari unsur guru, orang tua siswa, dan staf waka. Penyusunan RKS diawali dari

penyusunan EDS yang disosialisasikan oleh kepala sekolah kepada anggota TPS.

EDS disusun merujuk pada SPM dan SNP dengan menganalisis bukti-bukti yang

pengumpulannya melibatkan seluruh warga sekolah. EDS yamg tersusun sudah

dilaporkan ke Dinas PendidikanProvinsi Aceh untuk diverifikasi. Dari

rekomendasi EDS tersebut kepala sekolah membentuk TIM KKRKS menyusun

program kerja jangka menengah dan jangka pendek. RKS yang tersusun sudah

mengacu pada profil sekolah yang memuat tentang kegiatan kesiswaan, kurikulum,

pendidik dan tenaga pendidik, memuat sarana prasarana, keuangan, rencana

pengembangan sekolah berbasis adi wiyata mengarah pada peningkatan mutu.

Kesenjangan yang terjadi di dalam penyusunan RKS anggota TPS belum

semuanya mau aktif bekerja (hanya tercantum namanya saja di SK), TPS belum

melibatkan tokoh masyarakat, dan belum menjalin kemitraan dengan masyarakat

luar selain komite sekolah. Perubahan pada RKS yang terjadi belum

63
disosialisasikan pada rapat dewan guru. Adanya kegiatan-kegiatan yang

dilaksanakan tidak berdasarkan RKS disebabkan karena kegiatan tersebut adalah

kegiatan tiba-tiba atau karena penyusunan program sekolah belum melakukan

analisis kebutuhan prioritas. Dengan pemilihan program-program sekolah

berdasarkan skala prioritas maka akan meminimalisir terjadinya pelaksanaan

kegiatan-kegiatan sekolah yang tidak sesuai dengan rencana kerja sekolah.Dengan

kesenjangan ini penulis mengusulkan kepada kepala sekolah agar melakukan

monev kepada TPS dan memberikan arahan untuk menumbuhkan kesadaran bagi

anggota TPS sehingga mau meningkatkan kinerja. Dan melibatkan tokoh

masyarakat (alumni) untuk berperan dalam penyusunan RKS. Melalui diskusi

kami dengan kepala sekolah dan wakil-wakilnya memberikan saran-saran agar

jika terjadi kemungkinan adanya kegiatan sekolah yang tidak sesuai dengan

rencana kerja sekolah maka sebaiknya dibicarakan terlebih dahulu dengan warga

sekolah dalam rapat dewan guru dan jika memungkinkan dapat pula dihadiri oleh

pihak komite sekolah. Saran terakhir adalah agar pemilihan program-program

sekolah didasarkan pada analisa kebutuhan skala prioritas.

2. Pengelolaan Keuangan Sekolah

Peraturan menteri pendidikan nasional (permendiknas) nomor 19 tahun

2007 tentang standar pengelolaan pendidikan menyatakan bahwa sekolah harus

membuat rencana kerja sekolah (RKS) yang terdiri dari rencana kerja jangka

menengah (RKJM) dan rencana kerja tahunan (RKT). RKJM menggambarkan

tujuan sekolah yang akan dicapai dalam kurun waktu empat tahun yang berkaitan

dengan mutu lulusan yang ingin dicapai dan perbaikan komponen yang

64
mendukung peningkatan mutu lulusan, sedangkan RKT dicapai dalam kurun

waktu satu tahunan. Permendiknas tersebut juga menyatakan bahwa RKT adalah

rencana kerja tahunan yang berdasar pada RKJM dan dinyatakan dalam rencana

kegiatan anggaran sekolah (RKAS).

Dasar hukum lain yang mendukung penyusunan program kegiatan

sekolah adalah peraturan pemerintah nomor 17 tahun 2010 tentang pengelolaan

dan penyelenggaraan pendidikan. Pasal 51 peraturan pemerintah ini menyatakan

bahwa satuan pendidikan harus membuat kebijakan tentang perencanaan program

dan pelaksanaannya secara transparan dan akuntabel. Kebijakan pendidikan

sebagaimana dimaksud pasal 51 oleh satuan pendidikan dituangkan dalam: a)

rencana kerja tahunan satuan pendidikan, b) anggaran pendapatan dan belanja

tahunan satuan pendidikan, dan c) peraturan satuan atau program pendidikan.

Seorang calon kepala sekolah diharapkan dapat memahami cara

penyusunan rencana kerja sekolah baik rencana kerja jangka menengah ataupun

jangka pendek (tahunan). Mengkaji RKS dan RKJM sekolah tempat magang pada

kegiatan on the job learning (OJL) bertujuan untuk melatih calon kepala sekolah

mengembangkan dimensi kompetensi manajerial khususnya kompetensi: 1)

menyusun perencanaan sekolah untuk berbagai tingkatan perencanaan, dan 2)

mengelola keuangan sekolah sesuai dengan prinsip pengelolaan yang akuntabel,

transparan, dan efisien.

Dalam penyusunan pengelolaan keuangan (RKAS)SMA Negeri 1 Badar,

kepala sekolah sudah membentuk tim penyusun RKAS yang melibatkan beberapa

guru dan pegawai sekolah yang dibentuk secara resmi berdasarkan surat

65
keputusan kepala sekolah. Dengan memperhatikan pedoman pengelolaan biaya

menurut sumber dana (Dana BOS reguler, Dana BOS Pendamping dan bantuan

Komite Sekolah). Dalam RKAS sudah tercantum semua sumber dana dalam

setahun, dan penggunaan dana selalu beracuan pada RKAS, RKAS disetujui oelh

komite disahkan oleh Disdikpora Provinsi Aceh. Pembiayaan dalam setahun

disosialisasikn kepada seluruh warga sekolah. Adapun jenis jenis yang dibiayai

dalam ATK, ATS, Biaya bahan habis pakai, biaya alat habis pakai, biaya

pemeliharaan sapras, biaya daya dan jasa, biaya kegiatan ekstrakurikuler, biaya

transport untuk perjalanan, konsumsi untuk rapat, dan biaya pelaporan

Kesenjangan yang terjadi di SMA Negeri 1 BadarRKAS yang sudah

disusun oleh tim penyusun RKAS belum diajukan dalam rapat dewan pendidik

untuk diplenokan sebelumdipertimbangkan komite sekolah dan seterusnya

disahkan pemberlakuannya oleh pihak Dinas Pendidikan kabupaten. Belum

memilkik sponsor dalam penggalangan dana Dan pengelolaan keuangan belum

mengalokasikan dana untuk asuransi jiwa bagi Tendik dan peserta didik Dalam

penataan pengelolaan kegiatan sekolah kedepan, dan berdasarkan masukan-

masukan kami, kini kepala sekolah mempunyai keinginan untuk melakukan hal

tersebut Pembiayaan yang sudah dianggarkan dalam pembiayaan tak selamanya

dapat terlaksana 100%. Pelaksanaan kegiatan yang tidak sesuai dengan RKAS

tersebut hanya dibicarakan kepada orang-orang tertentu di sekolah.Adanya

kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan tidak berdasarkan RKAS disebabkan karena

kegiatan tersebut adalah kegiatan tiba-tiba atau karena penyusunan program

sekolah belum melakukan analisis kebutuhan prioritas.

66
3. Pengkajian Pengelolaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Keberhasilan program pendidikan melalui proses belajar-mengajar sangat

dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satu di antaranya adalah tersedianya

pendidik dan tenaga kependidikan yang memadai disertai pemanfaatan dan

pengelolaannya secara optimal. Pendidik dan tenaga kependidikan merupakan

salah satu sumber daya yang penting dan utama dalam menunjang proses

pembelajaran di sekolah, untuk itu perlu dilakukan peningkatan dalam

pendayagunaan dan pengelolaannya agar tujuan sekolah dapat tercapai secara

maksimal.

Pendidik dan tenaga kependidikan yang dapat melaksanakan tugas dan

fungsinya masing-masing secara baik sangat terkait dengan kompetensi yang

mereka miliki. Peraturan menteri pendidikan nasional (permendiknas) yang

mengatur tentang standar pendidik dan tenaga kependidikan adalah nomor 12

tahun 2007 tentang standar pengawas sekolah, nomor 13 tahun 2007 tentang

standar kepala sekolah, nomor 16 tahun 2007 tentang standar kualifikasi akademik

dan kompetensi guru, nomor 24 tahun 2008 tentang standar tenaga administrasi

sekolah, nomor 25 tahun 2008 tentang tenaga perpustakaan, nomor 26 tahun 2008

tentang standar tenaga laboratorium sekolah dan nomor 27 tahun 2008 tentang

standar kualifikasi dan kompetensi konselor.

Seorang calon kepala sekolah diharapkan dapat memahami dan

menguasai untuk mengelola pendidik dan tenaga kependidikan sekolah. Mengkaji

pengelolaan pendidik dan tenaga kependidikan sekolah tempat magang pada

kegiatan on the job learning (OJL) bertujuan untuk melatih calon kepala sekolah

67
mengembangkan dimensi kompetensi manajerial khususnya kompetensi

mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber daya manusia

secara optimal.

SMA Negeri 1 Badarkini dipimpin oleh Drs. Sarpin, M.Pd sebagai kepala

sekolah sejak tanggal 14 Maret 2007. Beliau adalah lulusan program pascasarjana

dan memiliki akta IV yang diperolehnya pada tahun 1993 di FKIP Universitas

Syiahkuala. Jumlah guru yang dimiliki sebanyak 29 orang yang terdiri dari 17

guru PNS dan 12 guru non PNS. Kualifikasi pendidikan guru SMA Negeri 1

Badardapat dilihat pada berikut.

Tabel 3.10 : Kualifikasi Pendidikan Guru di SMA Negeri 1 Badar

TINGKAT PNS NON PNS TO-


NO.
IJAZAH LK PR JML LK PR JML TAL

1 S-1 8 8 16 6 6 12 28

2 S-2 1 0 1 0 0 0 1

JUMLAH 9 8 17 6 6 12 29

Berdasarkan permendiknas nomor 39 tahun 2009 tentang pemenuhan

beban kerja guru dan pengawas sekolah yang mewajibkan guru mengajar 24 jam

tatap muka, maka jumlah 29 guru dapat memenuhi jumlah jam mengajar minimal

24 jam sesuai dengan sertifikasinya dengan jumlah rombel belajar 13 rombel.

Tenaga kependidikan sekolah terbagi menjadi tenaga administrasi

sekolah, satpam dan penjaga sekolah. Kualifikasi pendidikan tenaga kependidikan

SMA Negeri 1 Badardapat dilihat pada Tabel 3.11 berikut.

68
Tabel 3.11 Kualifikasi Pendidikan Tenaga KependidikanSMA Negeri 1 Badar

PNS NON PNS


TINGKAT
NO. JM TOTAL
IJAZAH LK PR LK PR JML
L

1 D3 0 0 0 1 0 1 1

2 SMA 2 0 2 2 0 2 4

3 SMP 1 0 1 0 0 0 1

JUMLAH 3 0 3 2 0 2 6

Dari Tabel 3.11 di atas terlihat tenaga kependidikan berkualifikasi SMA,

Tenaga kependidikan tersebut sehari-hari bertugas sebagai tenaga administrasi

sekolah bagian pelaksana urusan sarana dan prasarana. Standar kualifikasi

pendidikan tenaga administrasi sekolah bagian pelaksana urusan sarana dan

prasarana berdasarkan permendiknas nomor 24 tahun 2008 adalah minimal

lulusan SMA/MA/SMK/MAK. Dengan demikian TAS tersebut sudah memenuhi

standar kualifikasi akademik.

Jumlah tenaga kependidikan yang dimiliki SMA Negeri 1 Badar saat ini

berjumlah 5 orang dimana masing-masing sudah memiliki pekerjaan yang

berhubungan dengan Administrasi sekolah baik data siswa dan data sekolah serta

Data Online (Operator).

SMA Negeri 1 Badarmemiliki 1 laboratorium yaitu laboratorium

Komputer. Berdasarkan permendiknas nomor 26 tahun 2008 tentang standar

tenaga laboratorium sekolah, tenaga laboran minimal lulusan diploma 2 (D2) yang

69
relevan dengan peralatan laboratorium dan memiliki sertifikat. Dalam hal ini,

SMA Negeri 1 Badar belum memiliki tenaga seperti yang dimaksud. Masih

berdasarkan permendiknas tersebut, sekolah diharapkan paling lambat tahun 2018

telah memenuhi standar tenaga laboratorium tersebut.

Mengatasi ketidaktersediaan tenaga laboran untuk laboratorium

komputer, maka guru mata pelajaran masing-masinglah yang sekaligus bertindak

sebagai laboran.

4. Pengkajian Pengelolaan Ketatausahaan Sekolah

Tenaga administrasi sekolah (TAS) mempunyai peranan yang penting

dalam membantu mengembangkan sekolah menjadi lebih maju dan berkualitas.

Tenaga administrasi sekolah berfungsi sebagai juru kelola administrasi sekolah

yang berkaitan dengan pengelolaan data siswa, data pendidik dan tenaga

kependidikan, persuratan, arsip, administrasi sarana-prasarana, dan administrasi

keuangan. TAS juga berperan aktif dalam memberikan pelayanan administrasi

kepada seluruh pihak yang berkepentingan.

Kedudukan dan peran tenaga administrasi yang begitu penting dalam

pengelolaan suatu sekolah sehingga pemerintah melalui permendiknas nomor 24

tahun 2008 menetapkan standar tenaga administrasi sekolah. Standar ini mengatur

tentang kualifikasi dan kompetensi minimal yang harus dipenuhi oleh seorang

tenaga administrasi sekolah.

Ketersediaan tenaga administrasi merupakan modal sumber daya yang

harus dikelola secara optimal oleh kepala sekolah. Sebagai seorang manajer,

70
kepala sekolah harus mampu mengelola TAS dan ketatausahaan dalam

mendukung pencapaian tujuan sekolah yang sudah ditetapkan.

Seorang calon kepala sekolah diharapkan dapat memahami dan

menguasai untuk mengelola tenaga administrasi sekolah. Mengkaji pengelolaan

tenaga administrasi sekolah tempat magang pada kegiatan on the job learning

(OJL) bertujuan untuk melatih calon kepala sekolah mengembangkan dimensi

kompetensi manajerial khususnya kompetensi mengelola administrasi sekolah

dalam rangka pendayagunaan sumber daya manusia secara optimal.

Tenaga Administrasi sekolah terbagi menjadi kepala tenaga administrasi

sekolah, pelaksana urusan dan petugas layanan khusus. Kepala tenaga

administrasi SMA Negeri 1 Badar berkualifikasi D-III jurusan Manajemen

sehingga relevan dengan tugasnya. Satu hal yang mendukung dalam pelaksanaan

tugas-tugasnya sebagai kepala TAS adalah karena beliau sudah mempunyai

pengalaman kerja selama 12 tahun sebagai TAS. Kepala tata usaha memiliki

kompetensi keperibadian, kompetensi sosial, kompetensi teknis, dan kompetensi

manajerial, serta pemanfaatan TIK.

5. Pengkajian Pengelolaan Sarana Prasarana Sekolah

Keberhasilan program pendidikan melalui proses belajar mengajar sangat

dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satu di antaranya adalah tersedianya sarana

dan prasarana pendidikan yang memadai disertai pemanfaatan dan pengelolaan

secara optimal. Kepala sekolah selaku administratur diharapkan dapat

memberikan layanan secara profesional dalam bidang perlengkapan atau fasilitas

71
kerja bagi personel sekolah. Dengan pengelolaan yang efektif dan efisien

diharapkan dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi kerja personel sekolah.

Berdasarkan Permendiknas No 15 tahun 2010 tentang standar pelayanan

minimal dan Permendiknas Nomor 24 tahun 2007 untuk sekolah tingkat

SMA/MA sekurang-kurangnya memiliki kelengkapan sarana dan prasarana

sekolah berupa:ruang kelas, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang

pimpinan, ruang guru, ruang tata usaha, tempat beribadah, ruang konseling, ruang

UKS, ruang organisasi kesiswaan, jamban, gudang, ruang sirkulasi, tempat

bermain/berolahraga.

Dalam perencanaan pengadaan sarana dan prasarana, berdasarkan

keterangan wakil kepala sekolah urusan sarana dan prasarana sekolah bahwa

perencanaan pengadaan sarana dan prasarana disusun berdasarkan analisis

kebutuhan sekolah.

Pemeliharaan sarana dan prasarana diupayakan berupadalam bentuk

pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah dituangkan dalam tata tertib siswa

yang melarang merusak atau mencoret dinding bangunan, pagar sekolah, perabot

dan peralatan sekolah lainnya. Sarana dan prasarana yang masuk dalam kondisi

rusak ringan atau rusak berat jika masih memungkinkan maka dilakukan

perbaikan atau pembaruan.

Inventarisasi sarana dan prasarana dilakukan untuk mengetahui jumlah

sarana dan prasarana yang menjadi kekayaan sekolah maka wakil kepala sekolah

urusan sarana dan prasarana melakukan inventarisasi barang. Guna memperlancar

72
kegiatan inventarisasi, wakil kepala sekolah dibantu oleh tenaga administrasi

urusan administrasi sarana dan prasarana, wali-wali kelas, tenaga perpustakaan.

Penghapusan sarana dan prasarana sekolah yang masuk kategori rusak

berat dan membutuhkan biaya besar untuk pemeliharaannya dilakukan

penghapusan barang. Kegiatan penghapusan sarana dan prasarana sekolah di

SMA Negeri 1 Badartidak dilakukan secara terbuka sehingga jumlah barang

berdasarkan data inventaris tidak sesuai dengan faktanya.

6. Pengkajian Pengelolaan Kurikulum

Kurikulum merupakan komponen sistem pendidikan yang paling

rentanterhadap perubahan. Paling tidak ada tiga faktor yang membuat kurikulum

harus selalu dirubah atau diperbaharui. Pertama, karena adanya perubahan filosofi

tentang manusia dan pendidikan, khususnya mengenai hakikat kebutuhan peserta

didik terhadap pendidikan/pembelajaran. Kedua, cara karena cepatnya

perkembangan ilmu dan teknologi sehingga materi pembelajaran yang harus

disampaikan kepada peserta didik pun semakin banyak dan berragam. Ketiga,

adanya perubahan masyarakat, baik secara sosial, politik, ekonomi, mau pun daya

dukung lingkungan alam, baik pada tingkat lokal maupun global.

Seorang calon kepala sekolah diharapkan dapat memahami pengelolaan

kurikulum sekolah sehingga pada saatnya nanti setelah menjadi kepala sekolah

sudah dapat mengelola kurikulum sekolahnya dengan baik.

Kurikulum sekolah disusun oleh Tim Pengembang Kurikulum (TPK)

sekolah dan disetujui dalam rapat dewan guru. Pengesahan dilakukan oleh Ketua

Komite dan Kepala Dinas Pendidikan Kota/Kabupaten. Di dalamnya berisi visi,

73
misi dan tujuan sekolah. Kurikulum disusun berdasarkan kebutuhan sekolah

(visi, misi, tujuan) yang disusun berdasarkan Standar Isi.

Muatan lokal sudah sesuai dengan karakter dan potensi daerah karena

materi muatan lokalnya berorientasi kepada lingkungan sekitar, sehingga muatan

lokal sangat mendukung proses pembelajaran

Pembinaan kegiatan pengembangan diri siswa sesuai dengan

karakteristik, potensi, minat dan bakat serta kondisi sekolah. Materi

pengembangan diri disesuaikan dengan minat dan bakat siswa untuk memotivasi

semangat belajar siswa.

Dokumen I memiliki kelengkapan sebagai berikut :Visi, Misi, tujuan

sekolah, struktur kurikulum yang disusun berdasarkan kebutuhan sekolah

mengacu standar isi, jumlah jam pelajaran 38 s.d 39 jam per minggu dapat

ditambah maksimal 4 jam pelajaran lintas minat, muatan lokal sebagai muatan

lokal potensi daerah, ada pengembangan diri, ketuntasan belajar,kriteria kenaikan

kelas, kriteria kelulusan,dan kalender pendidikan.

Silabus Memuat identitas : Nama sekolah, mata pelajaran, kelas/

semester, SK, dan alokasi waktu. Komponen silabus disusun telah memuatKD,

Materi Pembelajaran, Kegiatan Pembelajaran, Indikator pencapaian kompetensi,

Penilaian, alokasi waktu, sumber belajar memuat Nama sekolah, mata pelajaran,

kelas/semester, SK, dan Alokasi waktu. Silabus dikembangkan oleh satuan

pendidikan berdasarkan SI, SKL, dan Panduan penyusunan Kurikulum, tetapi

tidak semua guru paham dan mampu mengembangkan silabus terutama pada

pengembangan indikator dan pengembangan kegiatan belajar, sehingga sekolah

74
perlu memperkenalkan penyusunan silabus mulai dari menentukan indikator

berdasarkan KD, dan kegiatan belajar, melalui workshop atau pelatihan

penyusunan silabus.

RPP Disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu kali

pertemuan atau lebih proses editing.RPP memuat identitas nama satuan

pendidikan, kelas, semester, Tema, Sub Tema, KD, Indikator, alokasi waktu,

metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran (penduhuluan, inti, penutup),

penilaian hasil belajar dan sumber belajar. Identitas memuat nama satuan

pendidikan, kelas, semester,Tema, Sub Tema, jumlah pertemuan. Kompetensi

Dasar (KD) sesuai dengan standar Isi. Indikator sesuai dengan indikator pada

silabus. Tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar yang

diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar. Cakupan

materi sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai. Metode pembelajaran sesuai

dengan karakteristik dari indikator dan kompetensi yang akan dicapai pada setiap

mata pelajaran. Kegiatan pembelajaran terbagi kedalam kegiatan pendahuluan,

inti, dan penutup. Kegiatan pembelajaran terbagi kedalam kegiatan pendahuluan,

inti, dan penutup Penilaian hasil belajar mengacu kepada standar

penilaianPenentuan sumber belajar didasarkan pada KD, materi ajar, kegiatan

pembelajaran, dan indikator pencapaian

Kurikulum SMA Negeri 1 Badar tahun pelajaran 2017/2018 disusun oleh

tim pengembang kurikulum yang dibentuk oleh kepala sekolah. Tim ini bekerja

merampungkan kurikulum dengan menggabungkan dokumen 1 dan dokumen 2.

Kurikulum 2017/2018 ditandantangani kepala sekolah, ketua komite dan kepala

75
Dinas Pendidikan Provinsi Aceh namun sebelumnya tidak diajukan dalam rapat

dewan guru untuk mendapatkan persetujuan.

Secara umum, kurikulum SMA Negeri 1 Badar disusun berdasarkan

panduan penyusunan K13 yang diterbitkan BSNP untuk jenjang pendidikan dasar

dan menengah.

7. Pengelolaan Peserta Didik

Pengelolaan peserta didik (kesiswaaan) termasuk salah satu substansi

pengelolaan pendidikan dan menduduki posisi strategis karena ini merupakan

pusat layanan pendidikan. Berbagai macam kegiatan, baik yang berada di dalam

maupun di luar latar institusi persekolahan, tertuju kepada peserta didik. Semua

kegiatan pendidikan, yaitu yang berkenaan dengan manajemen akademik, layanan

pendukung akademik, sumber daya manusia, sumber daya keuangan, sarana

prasarana dan hubungan sekolah dengan masyarakat, senantiasa diupayakan agar

menjadi layanan pendidikan yang andal bagi peserta didik.

Tujuan umum manajemen peserta didik adalah: mengatur kegiatan-

kegiatan peserta didik agar kegiatan-kegiatan tersebut menunjang proses belajar

mengajar di sekolah; lebih lanjut, proses belajar mengajar di sekolah dapat

berjalan lancar, tertib dan teratur sehingga dapat memberikan kontribusi bagi

pencapaian tujuan sekolah dan tujuan pendidikan secara keseluruhan.Penerimaan

Peserta Didik dilaksanakan sesuai perencanaan, dengan diawali pembentukkan

panitia PPDB, rapat kerja pembagian tugas dan proses pendaftaran. Proses

penerimaan peserta didik baru, tidak melalui proses seleksi, penentuan calon

terpilih, dan daftar ulang.

76
Pelaksanakan proses seleksi penerimaan peserta didik baru dilakukan

secara sederhana/ disesuaikan dengan situasi dan kondisi lingkungan setempat,

tetapi pelaksanaan PPDB merujuk pada SPM pendidikan menengah dengan

jumlah peserta didik maksimal 36 siswa per kelas. organisasi peserta

didik. Sekolah melakukan orientasi peserta didik yang bersifat

akademik, mengatur kehadiran dan ketidak hadiran peserta didik,mengatur

evaluasi peserta didik,mengatur kenaikan kelas, mutasi dan drop out ,mengatur

kode etik dan peningkatan disiplin peserta didik, mengatur organisasi peserta

didik.

Layanan bimbingan konseling dilaksanakan oleh guru BP/BK

mengadakan pelayanan bimbingan terhadap siswa dalam memberikan motivasi

terhadap kegiatan kurikuler maupun ekstra kurikuler untuk peserta didik.

Program evaluasi terhadap peserta didik disusun dan disosialisasi kepada

seluruh siswa. Kemudian di laksanakan evaluasi dan mekanisme penentuan

penilaian terhadap evaluasi peserta didik. Hasil evaluasi peserta didik

dilaporkan kepada orang tua dan Dinas Pendidikan. Pembinaan Prestasi disusun

dalam program pembinaan prestasi unggulan

Pelaksanaan orientasi siswa baru belum dilaksanakan dengan baik sesuai

dengan fungsi dan tujuannya. Pengurus OSIS lebih banyak berperan dalam

pelaksanaan orientasi dan adanya kontrol yang baik dari pihak guru atau panitia

orientasi. Orientasi bagi siswa-siswa baru hendaknya dilaksanakan dengan

perencanaan yang matang dan melibatkan guru, pegawai, dan pengurus OSIS

sehingga tujuan pelaksanaannya dapat tercapai.

77
8. Pemanfaatan TIK dalam Pembelajaran

Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) mengalami perkembangan

yang sangat signifikan dalam belasan tahun terakhir ini. Berbagai bidang mulai

mengadopsi teknologi ini dengan berbagai alasan. Bidang pendidikan pun tidak

lepas dari hal ini. Saat ini TIK banyak digunakan untuk menunjang proses

pembelajaran.

TIK dapat didefinisikan sebagai teknologi (hasil rekayasa manusia) yang

memungkinkan proses penyampaian informasi dan proses komunikasi dapat

dilakukan secara lebih optimal dan efisien. Pada umumnya alasan orang

menggunakan TIK pada suatu bidang adalah mengenai masalah efisiensi dan

optimisasi. Peningkatan produktifitas adalah alasan utama mengapa orang pada

umumnya menggunakan TIK. Dengan menggunakan TIK, pekerjaan yang

memerlukan waktu lama jika diproses secara manual (oleh manusia) bisa

dikerjakan lebih cepat oleh mesin (komputer).

Seorang calon kepala sekolah diharapkan dapat memahami dan

menguasai pemanfaatan TIK dalam pembelajaran yang dimaksudkan untuk

menunjang tercapainya tujuan pembelajaran. Mengkaji pemanfaatan TIK dalam

pembelajaran sekolah tempat magang pada kegiatan on the job learning (OJL)

bertujuan untuk melatih calon kepala sekolah mengembangkan pemahaman

tentang TIK sekaligus dapat mengidentifikasi guru-guru di sekolah magang yang

memanfaatkan TIK dalam pembelajarannya.

Guru-guru SMA Negeri 1 Badar melaksanakan proses pembelajaran

sehari-hari telah memanfaatkan TIK dalam pembelajaran sejak lama.

78
Guru-guru hanya sebagian kecil (50%) menggunakan komputer dalam

pembelajaran karena komputer sangat banyak membantu guru dalam

menampilkan macam-macam peragaan yang sulit dilakukan guru dengan alat

lainnya. Misalnya, guru biologi dapat dengan mudah memperagakan organ-organ

tubuh dengan bantuan komputer dan masih banyak lagi kemudahan lainnya. Guru-

guru dapat menganalisis hasil ulangan dengan cepat dengan menggunakan

fasilitas pengolah angka pada komputer. GuruSMA Negeri 1 Badarsudah

memiliki komputer pribadi atau laptop dan sekitar 75% sudah mampu

mengoperasikan komputer dasar. Semua perangkat pembelajaran guru sudah

diketik dengan menggunakan komputer, artinya tidak ada lagi silabus atau RPP

yang diketik dengan menggunakan mesin ketik atau ditulis tangan.

Kemampuan guru dalam mengoperasikan komputer secara umum sudah

menguasai beberapa program komputer misalnya MS Word, MS Excel dan Power

Point. Sebagai peserta diklat Cakep pada kegiatan OJL, saya berbagi ilmu kepada

teman-teman guru SMA Negeri 1 Badartentang beberapa pasilitas MS. Word dan

MS. Excel misalnya penggunaan Mail Merger, menganalisis ulangan dengan

pengolah angka (MS. Excel).

Teknologi informasi dan komunikasi lainnya yang sudah dimanfaatkan di

SMA Negeri 1 Badaradalah internet. Guru mata pelajaran memanfaatkan fasilitas

internet untuk dijadikan sebagai sumber belajar termasuk bagi siswa-siswa SMA

Negeri 1 Badar.

9. Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi

79
Kepala Sekolah dalam menjalankan tugasnya di sekolah berfungsi

sebagai administrator, manajer, pengawas, dan pemimpin. Dalam melaksanakan

tugas kepengawasan di sekolah salah satu kemampuan yang harus dikuasai oleh

seorang kepala sekolah adalah kemampuan pengendalian program. Pengendalian

program kegiatan sekolah sangat penting bagi kelancaran dan peningkatan

kualitas pendidikan dan pembelajaran di sekolah. Kepala sekolah harus

memahami fungsi perencanaan, pelaksanaan, dan tindak lanjut dari monitoring,

evaluasi, dan pelaporan salah satu kegiatan program untuk meningkatkan mutu

pembelajaran.

Kepala SMA Negeri 1 Badar dalam penyusunan rencana monitorng dan

evaluasi sekolah, melibatkan wakil kepala sekolah dan pendidik yang sudah

memiliki sertifikat dan kewenangan monev di sekolah. Disadari oleh kepala SMA

Negeri 1 Badar bahwa program monev yang disusun oleh kepala sekolah dan

wakil kepala sekolah yang ditunjuk, selama ini belum disosialisasikan kepada

tenaga pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah. Untuk itu, kami

mengusulkan kepada kepala sekolah agar program monev yang disusun nantinya

dapat disosialisasikan dalam rapat dewan pendidik.

Dalam melaksanakan kegiatan monev program sekolah kepala SMA

Negeri 1 Badar melakukannya secara sendiri atau bersama-sama dengan wakil

kepala sekolah. Mengingat bahwa monev program sekolah bukan tanggungjawab

pribadi kepala sekolah, melainkan juga merupakan tanggungjawab bersama, maka

monev program sekolah harus dilakukan secara kooperatif dengan berlandaskan

pada prinsip-prinsip pendidikan yang demokratis.

80
Untuk itu, melalui diskusi kami dengan kepala sekolah dan wakil-

wakilnya memberikan saran-saran agar kegiatan monev program sekolah yang

telah disusun dilaksanakan dengan baik sesuai dengan jadwal karena monev

adalah kegiatan pemberian estimasi terhadap keberhasilan sekolah atau kepala

sekolah dalam melaksanakan tugas fungsinya sebagai administrator dan

supervisor.

E. Peningkatan Kompetensi Berdasarkan AKPK


1. Persiapan

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 13 tahun

2007 tentang standar kepala sekolah dan dimensi kompetensi kewirausahaan yang

dimaksud dalam Permendiknas Nomor 13 tahun 2007 adalah sebagai berikut :

Menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan sekolah.

Bekerja keras untuk mencapai keberhasilan sekolah sebagai organisasi pembelajar

yang efektif.

Memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam melaksanakan tugas

pokok dan fungsinya sebagai pemimpin sekolah.

Pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam menghadapi kendala

yang dihadapi sekolah.

Memiliki naluri kewirausahaan dalam mengelola kegiatan produksi/jasa

sekolah sebagai sumber belajar peserta didik.

2. Pelaksanaan

Nilai dan semangat kewirausahaan untuk kepentingan pendidikan yang

bersifat sosial bukan untuk kepentingan komersial, yang diambil adalah

81
karakteristik seperti inovatif, bekerja keras, motivasi yang kuat, pantang menyerah

dan salalu mencari solusi dan memiliki naluri kewirausahaan. Seorang kepala

sekolah hendaknya mampu menciptakan visi sekolah yang jelas, menjadi

inspirator bagi warga sekolah, mampu memperdayakan tim untuk bekerja cepat

dan cerdas untuk mencapai visi dalam kondisi lingkungan yang tak menentu.

Memiliki karakteristik : proaktif, inovasi, berani mengambil resiko.

3. Hasil

Pembelajaran kewirausahaan yang efektif untuk mengembangkan

karakteristik yang mampu bersikap dan bertindak proaktif, inovatif, mengambil

resiko dalam merancang program kewirausahaan yang mampu membentuk

kompetensi siswa berkarakter pemimpin kewirausahaan.

82
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan kegiatan yang dilakukan selama On The Job Learning (OJL) di

kedua sekolah dengan RTLyang dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Pelaksanaan RTL dapat meningkatan penguasaan pengetahuan, sikap,

dan keterampilan pada dimensi-dimensi kompetensi kepribadian,

manajerial, kewirausahaan, supervisi, dan sosial yang harus dimiliki oleh

seorang kepala sekolah

2. Pelaksanaan RTL dapat meningkatkan pemahaman mengenai tindakan

kepemimpin 4M (Mempengaruhi, Menggerakkan, Mengembangkan,

Memberdayakan) yang merupakan keterampilan yang harus dimiliki oleh

seorang kepala sekolah

3. Meningkatkan kemampuan mengembangkan dan memberdayakan

dirinya sehingga akan memacu peningkatan kinerja sekolah yang

dipimpinnya kearah peningkatan mutu, relevansi dan daya saing

pendidikan.

B. Saran-saran

1. Program Diklat Penyiapan Calon Kepala Sekolah sangat bermutu untuk

menambah pengetahuan, sikap, dan keterampilan pada dimensi-dimensi

kompetensi kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi, dan sosial

yang harus dimiliki oleh seorang kepala sekolah

83
2. Program Diklat Penyiapan Calon Kepala Sekolah sangat bermutu untuk

meningkatkan pemahaman mengenai tindakan kepemimpin 4M

(Mempengaruhi, Menggerakkan, Mengembangkan, Memberdayakan)

3. Kegiatan pendampingan dalam On The Job Learning (OJL) jadwalnya

perlu diperbanyak agar peserta diklat dapat berkonsultasi dengan

narasumber.

84

You might also like