Professional Documents
Culture Documents
Laporan Laboratorium
Laporan Laboratorium
KELOMPOK V
Analisa kimia adalah penyelidikan kimia yang bertujuan untuk mencari susunan
persenyawaan atas campuran persenyawaan di dalam suatu sampel. Dua langkah utama
dalam analisa kimia adalah identifikasi dan estimasi komponen-komponen suatu senyawa.
Identifikasi dikenal dengan analisa kualitatif sedangkan estimasi dikenal dengan analisa
kuantitatif.
1. Analisa Kualitatif
Analisa ini bertujuan untuk membuktikan kebenaran sampel telah sesuai dengan
spesifikasi yang telah ditetapkan. Analisa kualitatif berkaitan dengan identifikasi zat-zat
kimia, mengenali unsur atau senyawa apa yang ada dalam suatu senyawa. Analisa
kualitatif terdapat dua aspek penting yaitu, identifikasi dan pemisahan.
1.1 Klasifikasi Analisa Kation Anion
Analisa kualitatif yang biasa digunakan yaitu identifikasi kation dan anion dengan
melakukan uji spesifik. Uji Spesifik dilakukan dengan penambahan reagen tertentu yang
akan memberikan larutan atau endapan warna yang merupakan karakteristik khas ion-ion
tertentu (Shevla, 1985).
1.1.1 Klasifikasi Analisa Kation
Menurut Svehla (1985), kation dibagi menjadi lima golongan yaitu :
1. Golongan I, kation golongan ini akan membentuk endapan dengan asam klorida encer.
Ion-ion golongan ini yaitu timbal, merkuri (I), dan perak.
2. Golongan II, kation golongan ini bereaksi dengan asam klorida, tetapi membentuk
endapan dengan hidrogen sulfida dalam susunan asam mineral encer. Ion-ion golongan
ini adalah merkuri (II), tembaga bismut, kalsium, arsenik (III), arsenik (V), stibium
(III), stibium (V), timbal (II), dan timbal (III, IV).
3. Golongan II, katio golongan ini tak bereaksi dengan asam klorida encer, ataupun
dengan hidrogen sulfida dalam susunan asam mineral encer. Namun kation ini
membentuk endapan dengan ammonium sulfda dengan susunan netral atau ammoiakal.
Kation-kation golngan ini adalah kobalt (II), nikel (II), besi (II), besi (III), kromium
(III), alumium, zink, dan mangan (II).
4. Golongan IV, golongan ini tak bereaksi dengan reagen golongan I, II, III. Kation ini
membentuk endapan dengan ammonium karbonat dengan adanya ammonium klorida
(Vogel, 1979).
Peran utama dari unit laboratorium farmasi di RSUD Dr. Soetomo ialah sebagai
pengawasan mutu terhadap produk jadi maupun bahan baku yang diperoleh dari unit
produksi. Sampel yang diujikan di unit laboratorium farmasi di RSUD Dr. Soetomo
diantaranya adalah ekstrak allergen, methylene blue, triple day dan NaCl 15%. Pengujian
ekstrak allergen, methylene blue,dan triple day dilakukan sesuai permintaan sedangkan
pengujian NaCl 15% dilakukan secara rutin setiap satu minggu sekali.
Terdapat tiga pemeriksaan yang dilakukan di Unit Laboratorium Farmasi yaitu
pemeriksaan kualitatif, pemeriksaan kuantitatif dan uji sterilitas.
1. Pemeriksaan Kualitatif
Pemeriksaan ini bertujuan untuk membuktikan kebenaran sampel telah sesuai
dengan spesifikasi yang telah ditetapkan. Uji kualitatif yang dilakukan adalah
pemeriksaan organoleptis dan uji identifikasi melalui reaksi kimia spesifik.
a) Pemeriksaan Organoleptis
Alat :
- Pipet tetes
Bahan :
- Larutan sampel x
Prosedur : Uji organoleptik dilakukan dengan menggunakan panca indera, yaitu
indera penglihatan, penciuman, dan perasa.
1. Mengamati bentuk dan warna sampel yang diterima
2. Menganalisa bau dari sampel yang diterima
3. Menganalisa rasa dari sampel yang diterima
b) Identifikasi Kation
Alat :
- Kawat nichrome (ose)
- Papan tetes
- Pembakar spiritus
Bahan :
- Larutan sampel x
Prosedur :
1. Membersihkan kawat ose dengan mencelupkannya kedalam HCl pekat yang ada
di papan tetes.
NaCl
hhhh - Diambil
hhh((
(((sa - Diteteskan kedalam plat tetes sebanyak 3 tetes
mpel) - Ditambahkan AgNO3 sebanyak 3 tetes
Hasil
d) Pemeriksaan Mikroskopis
Triple Nitrit A dan B
Uji mikroskopik dilakukan dengan menggunakan mikroskop yang derajat
pembesarannya disesuaikan dengan keperluan. Pada uji ini, pemeriksaan
mikroskopik untuyk melihat kristal apa yang terbentuk jika sampel ditambah dengan
pereaksi. Larutan sampel diteteskan pada obyek glass kemudian, ditambah 1 tetes
triple nitrit A dan triple nitrit B. Setelah didiamkan akan terbentuk endapan kristal
biru hitam berbentuk segi empat jika diamati di mikroskop.
2. Pemeriksaan Kuantitatif
Pemeriksaan kuantitatif dilakukan terhadap sampel pada saat produksi dan
sediaan pertinggal untuk mengetahui berapa kadar dari suatu sediaan. Prosedur
pemeriksaan kuantitatif yang dilakukan antara lain :
Prosedur Penetapan Kadar NaCl secara Argentometri
Alat :
- Pipet volume 5,0 mL - Ball Filler
- Labu ukur 100,0 mL - Statif dan klem
- - Erlenmeyer 50 mL - Buret
- Beaker glass 50 mL - Pipet tetes
Bahan:
- Larutan sampel
- Larutan baku NaCl 0,1 N
- K2CrO4
- AgNO3
Prosedur:
a. Pembakuan NaCl dengan AgNO3
1. Memipet larutan baku NaCl 0,1 N sebanyak 5,0 ml kemudian dimasukkan ke
dalam erlenmeyer.
2. Menambahkan 3 tetes indikator K2CrO4 5%.
3. Mentitrasi larutan baku NaCl 0,1 N dengan AgNO3 sampai terbentuk endapan
warna merah bata.
4. Mencatat volume AgNO3 yang dibutuhkan saat titik akhir titrasi.
3. Pemeriksaan Sterilitas
Alat :
- Alat Pelindung Diri (APD) : penutup kepala, masker, gloves, sarung kaki, sandal,
jas lab
- Pinset
- Spuit
- Inkubator
- Trolley
- Laminair Air Flow
Bahan :
- Alkohol 70%
- Kasa
- Sampel Media CaSO agar (1) untuk sampel NaCl
- Kontrol Media CaSO agar (2) untuk LAF
- Kontrol Media CaSO agar (3) untuk ruang aseptis
- Sampel NaCl
Petugas masuk ke ruang penyangga atau ruang antara dengan kereta dorong beserta
isinya. Petugas membersihkan tangan dan kaki menggunakan alkohol 70%. Kemudian
memakai baju laboratorium steril, masker, tutup kepala, sarung tangan dan sarung kaki.
Petugas masuk ke dalam ruang aseptis dan menyalakan lampu LAF dan aliran udara
(tunggu 15 menit), petugas kembali ke ruangan penyangga untuk mempersiapkan peralatan
Petugas mengambil kereta dorong untuk tempat cawan petri dan peralatan
lainnya, kemudian lampu LAF dimatikan
Media diinkubasi selama 24 jam di dalam inkubator pada suhu 37ºC. Apabila terdapat
pertumbuhan mikroba baik pada media agar sampel, media agar control LAF maupun
media agar kontrol ruangan, maka hasil produksi 1 batch dikatakan tidak steril.
Sterilisasi ulang dilakukan bila produk tidak steril. Setelah itu dilakukan tes ulang
hingga maksimal 3 kali pengulangan. Apabila hasil masih menunjukkan tidak steril,
maka produk tersebut tidak boleh digunakan.
(a) (b)
Gambar 1. Hasil uji identifikasi kation
a. Warna nyala api sebelum kawat ose yang berisi sampel dipanaskan
b. Warna nyala api saat kawat ose yang berisi sampel dipanaskan = kuning intensif
Berdasarkan hasil uji Kation Warna nyala api saat ose yang berisi sampel
dipanaskan adalah kuning intensif yang menandakan sampel mengandung kation
Na+.
c) Identifikasi Anion
NaCl Na+ (kation) + Cl- (anion)
AgNO3 Ag+ (kation) + NO3- (anion)
NaCl + AgNO3 AgCl (endapan putih) + NaNO3
Terdapat
endapan putih
= 0,1031 N
(c)
Gambar 3. a. Hasil uji sterilitas media agar kontrol ruangan (CR)
b. Hasil uji sterilitas media agar kontrol LAF (CL)
c. Hasil uji sterilitas media yang telah diberi 1 ml sampel
Berdasarkan hasil pengamatan uji sterilitas pada sampel menggunakan media agar
dengan perlakuan media agar kontrol ruangan (CR), media agar kontrol LA (CL),
dan media dengan sampel, setelah diikubasi selama 1 x 24 jam suhu 37oC
menunjukkan hasil bahwa tidak terdapat cemaran mikroba sehingga dapat
disimpukan sediaan steril dan pengerjaan steril.
5. Kesimpulan
Hasil pengujian sampel secara kualitatif berupa uji organoleptis, identifikasi
kation dan anion, dan uji mikroskopis dengan triple nitrit A + B dan asam pikrat
menunjukkan bahwa sampel merupakan larutan NaCl. Hasil pengujian secara kuantitatif
dengan menggunakan titrasi argentometri menunjukkan bahwa kadar sampel NaCl yang
diuji adalah 15,14% dengan persen kesalahan 0,93 % sehingga sampel uji memenuhi
persyaratan penerimaan yaitu ≤ 5%. Hasil uji sterilitas menunjukkan bahwa sampel
NaCl yang diuji steril karena tidak ada pertumbuhan mikroorganisme pada cawan media
agar setelah inkubasi 1 x 24 jam suhu 37oC.