You are on page 1of 20

I.

Latar belakang

1. Rute Pemberian

Oral

2. Efek Farmakologi

Paracetamol memiliki sifat analgesic serta memiliki anti inflamasi yang


ringan. Mekanisme analgesiknya didasarkan pada inhibisi sintesis
prostaglandin pada susunan saraf pusat dan perifer (Martindale.2009;17).

3. Dosis

Untuk nyeri dan demam oral 2-3 kali sehari 0,5-1 g. maks 4 g/hari anak-anak
4-6 kali sehari 10mg/kg BB, yakni rata-rata usia 2-12 bulan 60mg, 1-4 thn
120-180mg, 4-6 thn 180mg, 7-12 thn 240-360mg, 4 kali sehari
(OOP, 2007;218).

II. Pendekatan Formula


1. Acetaminophen digunakan sebagai zat aktif, berkhasiat sebagai analgesic
dan antipiretik.

2. Aquadest digunakan sebagai pelarut dalam sediaan

3. Metil paraben digunakan sebagai pengawet dalam sediaan

4. Glycerin digunakan sebagai wetting agent pada suspensi oral

5. Sirup Simplex Digunakan sebagai pemanis dalam sediaan

6. Carboxymethylcellulose sodium digunakan sebagai suspending agent dalam


sediaan

7. NaCl digunakan sebagai agen pengflokulas


III. Permasalahan farmasetik dan solusinya

No. Permasalahan Solusi


1. Zat aktif memiliki kelarutan yang rendah Zat aktif dibuat dalam
dalam air dan mudah terhidrolisis dalam bentuk sediaan suspensi
air
2. Zat aktif memiliki rasa yang pahit Ditambahkan pemanis
3. Zat aktif rentan kontaminasi mikroba Ditambahkan
saat pemakaian metilparaben sebagai
pengawet

IV. Preformulasi

A. Zat Aktif

1. Paracetamol (FI III,1979;37)

Nama resmi ACETAMINOPHENUM


Nama lain Asetaminofen
BM 151,16
Rumus Molekul C8H9NO2
Pemerian serbuk hablur, putih,tidak berbau, rasa
sedikit pahit
Kelarutan larut dalam 70 bagian air, dalam 7 bagian
etanol (95%) P, dalam 13 bagian aseton P,
dalam 40 bagian gliserol P dan dalam 9
bagian propilenglikol P, larut dalam
larutan alkali hidroksida.
Titik lebur 1690-1720
pH 6
Stabilitas Paracetamol sangat stabil dalam waktu
paruh larutan buffernya berada pada pH 6,
dan telah diperkirakan selama 21 tahun
penguraiannya dikatalisis oleh asam dan
basa lemah.
Wadah Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik dan terlindung
dari cahaya.
Inkompatibilitas Paracetamol Inkompatibel dengan
antipyrine, irvapyrine, 2-fenilquinolin-4-
karboksilat, dan Difenhidramin
hidroklorida, menghasilkan campuran larut
menjadi lengket. interaksi dengan
kodeinfosfat atau kafein menyebabkan
asetaminofen kehilangan warnanya.
B. Zat Tambahan

1. Aquadest (FI III,1979;96)

Nama resmi AQUA DESTILLATA


Nama lain Aquadest
BM 18,02
Rumus Molekul H2O
Pemerian Cairan jernih; tidak berwarna; tidak
berbau; tidak berasa.
Kelarutan larut dalam pelarut polar
Titik lebur 00
pH -
Stabilitas Air secara kimiawi stabil dalam semua
keadaan fisik (es, cair, dan uap). Secara
khusus, sistem penyimpanan dan
distribusi air harus memastikan bahwa
air dilindungi terhadap kontaminasi
ionik dan organik, yang mengarah ke
peningkatan dalam konduktivitas dan
karbon organik total. Sistem juga harus
dilindungi terhadap masuknya partikel
asing dan mikroorganisme sehingga
pertumbuhan mikroba dicegah atau
diminimalkan. Air untuk tujuan tertentu
harus disimpan dalam wadah yang
sesuai
Wadah Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
Inkompatibilitas Dalam formulasi farmasi, air dapat
bereaksi dengan obat-obatan dan
excipients lain yang rentan terhadap
hidrolisis (dekomposisi air atau
kelembaban) pada suhu ambient. Air
dapat bereaksi keras dengan logam
alkali dan cepat jika dengan logam
alkali dan logam oksida, seperti kalsium
oksida dan magnesium oksida. Air juga
bereaksi dengan garam anhidrat.
pKa dan Koefisi partisi -

2. Metil Paraben (HPE;441)

Nama resmi METHYL PARABEN


Nama lain Metil Paraben
BM 152,15
Rumus Molekul C8H8O3
Pemerian Kristal tidak berwarna atau serbuk kristal
putih, tidak berbau, atau hampir tidak
berbau. Memberi rasa panas di lidah.
Kelarutan Metil Paraben larut dalam berbagai
pelarut. Pelarut kelarutan 25 C kecuali
dinyatakan lain, dalam 2 bagian etanol,
dalam 3 bagian etanol (95%), dalam 6
bagian etanol (50%), dalam 10 bagian
eter, dalam 60 bagian gliserin, minyak
Mineral praktis tidak larut, dalam 200
bagian minyak kacang, dalam 5 bagian
Propylene glycol, dalam 400 bagian air,
dalam 50 bagian air pada suhu 50 C,
dalam 30 bagian air pada suhu 80 C.
Titik lebur 125-1280 C
Ph 4-8
Stabilitas Larutan metil pada pH 3 - 6 dapat
disterilisasi oleh autoclaving 120 c
selama 20 menit, tanpa dekomposisi.
Larutan pada pH 3 - 6 stabil (kurang dari
10% terdekomposisi) dan tahan sekitar 4
tahun disuhu kamar, sementara larutan
pada pH 8 atau di atas akan cepat
terhidrolisis hingga 10% atau lebih
setelah sekitar 60 hari disimpan pada
suhu kamar
Wadah Penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat dan sejuk.
Inkompatibilitas Aktivitas antimikroba dari metil paraben
jauh berkurang dengan campuran
surfaktan Nonionic, seperti polysorbate
80, sebagai akibat dari micellization.
Namun, propylene glycol (10%) telah
terbukti memperkuat aktivitas
antimikroba parabens dalam campuran
surfaktan nonionik dan mencegah
interaksi antara methylparaben dan
polysorbate 80. Tidak kompatibel dengan
bentonit, magnesium trisilicate, bedak,
tragacanth, VERSENE, minyak esensial,
sorbitol, dan atropin. Bereaksi dengan
berbagai gula dan alkohol yang
mengandung gula. Penyerapan metil oleh
plastik juga telah dilaporkan; jumlah
yang diserap bergantung pada jenis
plastik. Metil paraben berubah warna jika
kontak dengan besi dan terhidrolisis oleh
basa lemah dan asam kuat.
pKa dan Koefisi partisi -

4. Sukrosa (FI IV,1995;762 & HPE;703)

Nama resmi SUCROSUM


Nama lain Sukrosa
BM 342,30
Rumus Molekul C12H22O4
Pemerian Hablur putih atau tidak berwarna; massa
hablur atau berbentuk kubus, atau serbuk
hablur putih; tidak berbau; rasa manis;
stabil di udara. Larutannya netral
terhadap lakmus.
Kelarutan Praktis tidak larut dalam chloroform,
dalam 400 bagian etanol , dalam 170
bagian etanol (95%) , dalam 400 bagian
Propan-2-oil dalam 0.5 bagian air , dalam
0.2 bagian air pada suhu 100 C
Titik lebur 160-1860 C
Ph -
Stabilitas Sukrosa memiliki stabilitas baik pada
suhu kamar dan di kelembaban relatif
moderat. Menyerap sampai 1%
kelembaban, pada pemanasan 90 C.
Sukrosa dikaramelisasi ketika dipanaskan
sampai suhu di atas 160 C. Sukrosa
dalam campuran bertanggung jawab
terhadap terjadinya fermentasi oleh
mikroorganisme tetapi tidak
terdekomposisi pada konsentrasi yang
lebih tinggi, misalnya di atas 60% w/w
konsentrasi. Larutan dapat disterilisasi
oleh autoclaving atau penyaringan
Wadah Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik
Inkompatibilitas Sukrosa bubuk dapat terkontaminasi
dengan sisa-sisa logam berat, yang dapat
menyebabkan ketidakcocokan dengan
bahan aktif, misalnya asam askorbat.
Sukrosa juga dapat terkontaminasi
dengan sulfite dari proses penyulingan.
Dengan kandungan sulfite tinggi,
perubahan warna dapat terjadi dalam
tablet berlapis gula. Sukrosa dihidrolisis
atau diinversi menjadi dekstrosa, fruktosa
(balikkan gula) oleh senyawa asam.
Sukrosa tidak cocok dengan penutup
aluminium.
pKa dan Koefisi partisi -

5. NaCl (HPE;637)

Nama resmi NATRII CHLORIDUM


Nama lain Natrium Klorida
BM 58,44
Rumus Molekul NaCl
Pemerian Kristal tidak berwarna atau bubuk kristal
putih berasa garam.
Kelarutan natrium klorida. etanol sedikit larut
dalam 250 Bagian etanol (95%), dalam
10 bagian gliserin, dalam 2.8 bagian air,
dalam 2.6 bagian air pada suhu 100 C.
Titik lebur 8040 C
Ph 6,7 – 7,3
Stabilitas Larutan natrium klorida stabil tapi dapat
menyebabkan pemisahan partikel dari
beberapa jenis wadah kaca. Larutan dapat
disterilisasi oleh autoclaving atau
penyaringan. Bahan padat stabil dan
harus disimpan dalam wadah tertutup
dengan baik, di tempat yang dingin,
kering. Telah terbukti bahwa karakteristik
pemadatan dan sifat mekanik dari tablet
dipengaruhi oleh kelembaban relatif dari
kondisi dan keadaan penyimpanan di
mana natrium klorida disimpan
Wadah Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik
Inkompatibilitas Larutan natrium klorida bersifat korosif
untuk besi. Ia juga bereaksi dengan
garam perak, lead dan mercury.
Pengoksidasi kuat membebaskan klorin
dari larutan yang diiasamkan dengan
natrium klorida. Kelarutan pengawet
antimikroba metilparaben menurun dalam
larutan natrium klorida. Viskositas
karbomer gel dan larutan hydroxyethyl
cellulose atau hydroxypropyl selulosa
dikurangi dengan penambahan natrium
klorida
pKa dan Koefisi partisi -

6. Carboxymethylcellulose Sodium (HPE;118)

Nama resmi CARBOXYMETHYLCELLULOSE


SODIUM
Nama lain Carboxymethylcellulose Sodium
BM -
Rumus Molekul -
Pemerian Serbuk granular berwarna putih atau
hampir putih, tidak berbau dan tidak
berasa. Higroskopik setelah mengalami
pengeringan.
Kelarutan Praktis tidak larut dalam aseton, etanol
(95%), eter dan toluena. Mudah tersebar
dalam air pada semua temperatur.
Titik lebur -
Ph 6 - 8,5
Stabilitas Ia stabil walau ia higroskopik. Dibawah
kondisi kelembaban yang tinggi, ia dapat
mengabsorbsi sejumlah besar air (>50%).
Dalam tablet ia sangat berpengaruh
terhadap penurunan kekerasan tablet dan
peningkatan waktu disintegrasi. Larutan
aqueous stabil pada pH 2-10, diendapkan
dibawah pH 2, dan penurunan kekentalan
terjadi dengan cepat diatas pH 10.
Umumnya, bentuk larutannya stabilitas
dan kekentalan maksimum pada pH 7-9.
Ia bisa disterilisasi ditempat yang kering
dengan mempertahankan suhu 160 drjt C
selama 1 jam. Bagaimanapun juga, proses
ini menghasilkan penurunan kekentalan
secara signifikan. Larutan aqueousnya
dapat disterilisasi denga pemanasan,
proses ini juga menghasilkan penurunan
kekentalan. Setelah proses autoclav
selesai, penurunan kekentalan bisa
sampai 25%, tapi efek penurunan
kekentalan dari sterilisasi dengan
auoclave lebih rendah daripada dengan
metode kering (oven). Sterilisasi dengan
radiasi gamma juga menurunkan
kekentalan. Larutan aqueous dari
carboxymethylcellulose sodium dapat
disimpan dalam waktu lama dengan
penambahan pengawet. Bentuk
serbuknya harus disimpan dalam wadah
tertutup dengan baik, ditempat yang sejuk
dan kering.
Wadah Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik
Inkompatibilitas Ia inkompatibel dengan larutan asam dan
dengan garam terlarut dari iron dan
beberapa logam lainnya seperti
aluminum, mercury, dan zinc. Ia juga
inkompatibel dengan xanthan gum.
Diendapkan pada pH dibawah 2 dan juga
ketika dicampur dengan ethanol 95%. Ia
membentuk komplek koervatif dengan
gelatin dan pectin. Ia juga membentuk
kompleks dengan collagen dan
memungkinkan terjadi pengendapan jika
menggunakan protein bermuatan positif.
pKa dan Koefisi partisi -

V. Rancangan formula

Bahan Range Jumlah Fungsi


Paracetamol - 3000mg Zat aktif
Metilparaben 0.015 0.2% Sebagai pengawet
Glyserin <30% 10% Sebagai pembasah
Na-CMC 3-6% 3.75% Sebagai suspending agent
NaCl <1% 0.5% Sebagai agen pengflokulasi
Sukrosa 64-66% 65% Sebagai pemanis
Aquadest Ad.60 ml Ad.60 ml Sebagai pelarut utama

VI. Penimbangan
VI.1 Penimbangan Bahan

Dibuat sediaan 60 ml untuk 12 kali penggunaan

1. Paracetamol = 250mg/5ml X 60ml=3000 mg


0.2
2. Metilparaben = 0.2%= 100 𝑥60𝑚𝑙 = 0.12𝑚𝑙(3%𝑥0.12𝑚𝑙) = 0.1236𝑚𝑙
= 0.1236𝑚𝑙
= 0.1236 ml x BJ
= 0.1236 ml x 1.352 g/ml
= 167.10 mg
10
3. Glycerin = 10% = 100 𝑥60𝑚𝑙 = 6𝑚𝑙 + (3%𝑥6𝑚𝑙) = 6.18𝑚𝑙
3.75
4. Na-CMC = 3.75% = 𝑥60𝑚𝑙 = 2.25𝑚𝑙 + (3%𝑥2.25𝑚𝑙) =
100

= 2.3175𝑚𝑙
= 2.3175ml x BJ
= 2.3175ml x 0.52 g/ml
= 1205.1mg
1
5. NaCl = 1% = 60x 60= 0.6ml=0.6ml+(3%x0.6ml)= 0.618ml

= 0.618ml x BJ
= 0.618ml x 1.2 g/ml
= 741.6mg
65
6. Sukrosa = 65% = x 60= 39ml=039ml+(3%x39ml)= 40.17ml
100

= 40.17ml x BJ
= 40.17ml x 1.6 g/ml
= 64.2mg
7. Aquadest = ad.60 = 60ml-(0.1236+6.18ml+2,3175+0.618+40.17
ssml)
= 60-49.4091ml
= 10.5909ml +( 3%x10.5909ml)=10.9ml

VI.2 Perhitungan Dosis

1 (38,46 mg−76,92 mg)


1 tahun = 1+12x(500-1000mg)=38,46 mg-76,92 mg = 250 𝑚𝑔/5𝑚𝑙

= 0,76ml-1,53ml = 1⁄4 cth

2 (71,42 mg−142,8 mg)


2 tahun = 2+12x(500-1000mg)=71,42 mg-142,8 mg = 250 𝑚𝑔/5𝑚𝑙

= 1,42ml-2,85ml = 1⁄2 cth

3 (100 mg−200 mg)


3 tahun = 3+12x(500-1000mg)=100 mg-200 mg = 250 𝑚𝑔/5𝑚𝑙

= 2ml-4ml = 1⁄2 cth

4 (125 mg−250 mg)


4 tahun = 4+12x(500-1000mg)=125 mg-250 mg = 250 𝑚𝑔/5𝑚𝑙
= 2,5ml-5ml = 1⁄2 cth

5 (147 mg−294,11 mg)


5 tahun = 5+12x(500-1000mg)=147 mg-294,11 mg = 250 𝑚𝑔/5𝑚𝑙

= 2,94ml-5,88ml =1 cth

6 (166,6 mg−333,33 mg)


6 tahun = 6+12x(500-1000mg)=166,6 mg-333,33 mg = 250 𝑚𝑔/5𝑚𝑙

= 3,33 ml-6,67 ml = 1 cth

7 (184,21 mg−368,42 mg)


7 tahun = 7+12x(500-1000mg)=184,21 mg-368,42 mg = 250 𝑚𝑔/5𝑚𝑙

= 3,68 ml-7,36 ml = 1 cth

8 (200 mg−400 mg)


8 tahun = 8+12x(500-1000mg)=200 mg-400 mg = 250 𝑚𝑔/5𝑚𝑙

= 4 ml-8 ml = 1 1⁄4 cth

VII. Cara kerja


1. Disiapkan atat dan bahan
2. Ditarer botol dengan volume 60 ml
3. Dipanaskan aqudest kemudian dimasukkan kedalam lumpang
4. Dimasukkan Na-CMC sedikit demi sedikit kedalam aquadest di dalam
lumpang
5. Dikembangkan Na-cmc dengan memasukkan kedalam kedalam aquadest
di dalam lumpang
6. Dimasukkan paracetamol kedalam glycerin untuk di basahi di dalam di
dalam lumpang yang berbeda
7. Disuspensikan paracetamol dengan memasukan larutan paracetamol ke
dalam Na-CMC
8. Dilarutkan asam sitrat ke dalam air
9. Dicampurkan keduan pelarut, kemudian ditambahkan sirup simpleks
10. Dicampurkan kedua pelarut hingga volume 60ml
11. Dituang kedalam botol yang telah ditarer
12. Diberi etiket

VIII. Aturan Pakai


Untuk Anak-anak umur 1 thn : 1⁄4 cth, umur 2-4 thn : 1⁄2 cth, dan umur 5-

7 thn : 1 cth, dan umur 8 tahun : 1 1⁄4 cth.

IX. Etiket

Komposisi : Indikasi :
Netto : 60 ml
Dalam 5 ml latansamol mengandung : sakit kepala, sakit gigi,sakit pada otot dan
Paracetamol 250 mg menurunkan demam, yang menyertai
gejala influensa, dan demam sesudah
vaksinasi

LATANSAMOL®

Aturan Pakai :
Suspensi

6-10 tahun : 3-4 x sehari 1 sendok teh

11-12 tahun : 3-4 x sehari 1 sendok teh

Penyimpanan :

Simpan pada suhu kamar (25-30oC),


Produksi : terlindung dari cahaya.

PT. TAEPO FARMA

PALU-INDONESIA

No. Reg : DBL 1400200537 A2

No. Batch : B 003002


Latansamol®
Suspensi

Komposisi
Tiap 5 ml Latansamol® suspensi mengandung
Amoxicillin 225 mg
Zat tambahan ad 100 %

Farmakologi
Latansamol® (Paracetamol) memiliki sifat analgesic dan
antipiretik serta memiliki sifat anti inflamasi yang ringan.
Mekanisme kerja analgesiknya didasarkan pada inhibisi
Prostaglandin pada susunan saraf pusat dan perifer.

Indikasi
Untuk meringankan rasa sakit,seperti sakit kepala, sakit gigi,sakit
pada otot dan menurunkan demam, yang menyertai gejala influensa,
dan demam sesudah vaksinasi.
Kontra indiksi
Pada penderita yang hipersensitif terhadap paracetamol dan
penderita dengan gangguan fungsi hati.
Aturan pakai

Anak-anak umur 1 thn : 1⁄4 sendok teh


umur 2-4 thn : 1⁄2 sendok teh
umur 5-7 thn : 1 sendok teh
umur 8 tahun : 1 1⁄4 sendok teh.
Diminum setelah makan

Efek Samping
Penggunaan jangka panjang dalam jumlah besar, dapat
menyebabkan kerusakan hati.dan hipersensitivitas
Perhatian
Bila rasa sakit bertahan lebih dari 5 hari, dan demam tidak menurun
selama 2 hari, atau bila ada kemerahan pada kulit, segera hubungi
dokter. Hati-hati pemberian obat ini pada penderita penyakit ginjal.
Penggunaan obat ini pada penderita yang mengkonsumsi alkohol
dapat meningkatkan resiko kerusakan fungsi hati. Tidak dianjurkan
penggunaan bersamaan dengan obat lain yang mengandung
paracetamol
KOCOK DAHULU

Simpan Ditempat Kering Dan Sejuk


Terlindung Dari Sinar Matahari

Kemasan Diproduksi oleh:


1 botol @ 60 ml PT. Taepo farma

No Reg. DBL 1302000133 A1 Palu-Indonesia


X. Hasil Pengamatan

Hasil
No. Pengujian
Suspensi
1. Organoleptik
- Warna Keruh
- Aroma Bau khas
- Rasa Agak pahit
2. Volume terpindahkan 59 ml
3. pH 5,51
4. Volume Sedimentasi 5%

𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑡𝑒𝑟𝑝𝑖𝑛𝑑𝑎ℎ𝑘𝑎𝑛
1. % Volume terpindahkan = x 100%
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐵𝑜𝑡𝑜𝑙

59 𝑚𝑙
= 60 𝑚𝑙 x 100%

= 98,3%

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑛
2. % Volume sedimentasi = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑆𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛 x 100%

3 𝑚𝑙
= 60 𝑚𝑙 x 100%

= 5%

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑑𝑖𝑚𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑖 2−𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑑𝑖𝑚𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑖 1


3. Laju sedimentasi = 𝑡2−𝑡1

3 𝑚𝑙 −2𝑚𝑙
= 3 ℎ𝑎𝑟𝑖−2 ℎ𝑎𝑟𝑖

= 1 𝑚𝑙/ℎ𝑎𝑟𝑖
XI. Pembahasan

Pada praktikum kali ini membuat sediaan larutan suspensi dengan zat
aktifnya paracetamol. Paracetamol berkhasiat sebagai analgetik dan atipiretik.
Analgetik adalah obat yang menghilangkan rasa sakit (nociception) tanpa
menimbulkan ketidaksadaran, sedangkan antipiretik adalah obat yang
memperbaiki suhu tubuh menjadi normal dalam keadaan demam. Sebagai
analgetik lainnya paracetamol sebaiknya tidak di berikan terlalu lama karena
kemungkinan menimbulkan nefropati. Jika dosis terapi tidak memberikan
manfaat, biasanya dosis besar tidak menolong. Karena hampir tidak mengiritasi
lambung, paracetamol sering dikombinasikan dengan AINS untuk analgesik.

Paracetamol ini sediaan dalam bentuk serbuk hablur putih memiliki


kelarutan yang rendah dalam air sehingga pada pembuatannya ditambahkan
Na-CMC sebagai suspending agent agar zat yang tidak terlarutkan dapat
terdispersi secara sempurna. Dalam pembuatan suspensi ini harus mengetahui
dengan baik karakteristik fase terdisper dan medium dispersinya. Dalam
beberapa hal fase terdispersi mempunyai afinitas terhadap pembawa untuk
digunakan dengan mudah dibasahi oleh pembawa selama penambahannya.
Dalam hal terakhir, serbuk mula – mula harus dibasahi dahulu dengan apa yang
disebut “zat pembasah” (Gliserin) agar serbuk tersebut lebih bisa dipenetrasi
oleh medium dispersi. Karena parasetamol ini memiliki rasa yang pahit maka
ditambahkan syrup simplex sebagai pemanis dan untuk meningkatkan
viskositas. Sediaan larutan ini merupakan multiple dose sehingga rentan
terhadap kontaminasi mikroba untuk menghindarinya ditambahkan bahan
pengawet seperti Methylparaben (Nipagin). Zat tambahan lainnya yang
digunakan dalam larutan ini yaitu gliserin sebagai wetting agent dan garam
pemflokulasi yakni NaCl.

Setelah melakukan pembuatan sediaan dengan zat aktif paracetamol dan


beberapa excipiens yang sudah dijelaskan diatas larutan yang sudah jadi di
evaluasi terlebih dahulu mulai dari organoleptiknya yaitu warna putih, bau
khas lemah dan rasa yang manis. Sediaan ini memiliki pH 5,51 serta volume
yang terpindahkan sebanyak 59 ml. Volume sedimentasi yaitu 0,05 atau 5%
dengan laju sedimentasi adalah 1 ml/hari. Setelah diamati selama 2 hari sediaan
yang dibuat tidak terjadi pertumbuhan mikroba dan tidak terjadi pengkristalan
pada leher dari botol mungkin karena sediaan ini sudah ditambahkan bahan
pengawet. Berdasarkan literatur, menurut (Abate & Abel 2006;321), volume
sedimentasi biasanya mendekati 0 ke 1. Ketika volume sedimentasi bernilai 1,
maka tidak terdapat sedimen walaupun sistem suspense yang terbentuk adalah
flokulasi.
DAFTAR PUSTAKA

Abate. M., Abel, S.K., 2006, Remington : The Science and Pratice of Pharmacy,
University Sciences, Philapdelphphia.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1979, Farmakope Indonesia Edisi


III,Departemen Kesehatan Republik Indonesia,Jakarta

Niaz, S, 2009, Handbook Of Pharmaceutical Manufacturing Formulations Liquid


Products,Informa Health Care,New York.

Rowe,R.C, 2009, Handbook Of Pharmautical Excipients, Pharmautical Press,


London

Sweetman.S,C., 2009,Martindale The Complete Drug Reference,Pharmaceticsl


Press,London.

Tjay,.T, H., Rahardja, K., 2007, Obat-Obat Penting, Elex Media Computindo,
Jakarta.

You might also like