You are on page 1of 9

Lampiran: SAP dan Leaflet Tb Paru

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Stase : Keperawatan Medikal Bedah


Topik : Tuberculosis (TB Paru)
Sasaran : Klien dengan penyakit TB Paru
Hari / tanggal : Jumat 23 maret 2018
Waktu : 30 menit
Tempat : Irina C5 MDR

A. Tujuan
a. Tujuan Instruksional Umum
Klien mengerti dan mengetahui tentang penyakit TB Paru.

b. Tujuan Instruksional Khusus


 Klien mengetahui pengertian TB Paru
 Klien mengetahui penyebab TB Paru
 Klien mengetahui tanda dan gejala TB Paru
 Klien mengetahui faktor resiko, komplikasi dari TB Paru
 Klien mengetahui dan mau melaksanakan pengobatan/ penatalaksanaan TB Paru

B. Metode & Sarana


Menggunakan metode ceramah, diskusi/tanya jawab.

C. Media
Leaflet Penyakit TB Paru

D. Kriteria evaluasi
1. Evaluasi struktur
Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan di rumah klien.
Pengorganisasian penyuluhan dilakukan hari sebelumnya.
2. Evaluasi proses
Klien antusias terhadap materi penyuluhan
Lampiran: SAP dan Leaflet Tb Paru

Klien tidak meninggalkan tempat sebelum kegiatan selesai


Klien terlibat aktif dalam kegiatan penyuluhan.
3. Evaluasi hasil
Klien mengerti tentang penyakit TB Paru dapat menyebutkan pengertian, penyebab,
tanda dan gejala TB Paru, faktor resiko, komplikasi, dan mau melaksanakan
pengobatan/penatalaksanaan TB Paru.

E. Kegiatan Penyuluhan
NO
WAKTU KEGIATAN PENYULUH KEGIATAN PESERTA

1. 3 menit Pembukaan :
 Membuka kegiatan dengan  Menjawab salam
mengucapkan salam.
 Memperkenalkan diri  Mendengarkan
 Menjelaskan tujuan dari
penyuluhan  Memperhatikan
 Menyebutkan materi yang
akan diberikan  Memperhatika
n
2. 15 menit Pelaksanaan :
a. Menjelaskan pengertian dari  Memperhatikan
Hipertensi
b. Menjelaskan penyebab  Memperhatika
Hipertensi n
c. Menjelaskan resiko
Hipertensi  Bertanya dan
d. Menjelaskan tanda dan menjawab pertanyaan
gejala Hipertensi yang diajukan
e. Menjelaskan kiat-kiat yang
dapat dilakukan untuk  Memperhatikan
mengatasi Hipertensi
f. Memberi kesempatan kepada
Lampiran: SAP dan Leaflet Tb Paru

peserta untuk bertanya  Bertanya dan menjawab


pertanyaan yang diajukan

3. 10 menit Evaluasi :
 Menanyakan  Menjawab
kepada peserta tentang pertanyaan
materi yang telah diberikan,
dan reinforcement /umpan
balik kepada ibu yang dapat
menjawab pertanyaan.
4. 2 menit Terminasi :
 Mengucapkan  Mendengarkan
terimakasih atas peran serta
peserta.  Menjawab
 Mengucapkan salam penutup salam

F. Referensi
1. Ardiansyah M. (2012). Medikal Bedah Untuk Mahasiswa. Diva Press; Jogjakarta.
2. Kemenkes RI. ( 2010). Modul-7 .Penggunaan, Direktorat Jenderal Pengendalian
Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan RI; Jakarta.
3. Nugroho T. (2011). Asuhan Keperawatan, Maternitas, anak, bedah, dan penyakit
dalam. Nuha medika; Yogyakarta.
4. Somantri I. (2008). Asuhan Keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem
Pernapasan. Salemba Medika; Jakarta.
5. Sudoyo, dkk. (2010). Ilmu Penyakit Dalam. FKUI; Jakarta.

G. Lampiran materi
Lampiran: SAP dan Leaflet Tb Paru

Materi Penyuluhan :

A. Definisi
TBC Paru merupakan penyakit infeksi yang menyerang parenkim paru-paru dan di
sebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis (Somantri, 2008). Sementara itu, menurut
(Junaidi 2010 dalam Ardiansyah 2012) menyebutkan tuberculosis (TB) sebagai suatu infeksi
akibat Mycobacterium Tuberculosis yang dapat menyerang berbagai organ, terutama paru-
paru dengan gejala yang sangat bervariasi.

B. Etiologi
Tuberkulosis paru merupakan penyakit menular yang di sebabkan oleh basil
Micobacterium tuberculosis tipe humanus sejenis kuman yang berbentuk batang berukuran
panjang 1-4 mm dengan tebal 0,3-0,6 mm. Sebagian besar komponen Micobacterium
Tuberkulosis adalah berupa lemak/lipid sehingga kuman mampu tahan terhadap asam serta
sangat tahan terhadap zat kimia dan faktor fisik. Mikroorganisme ini bersifat aerob yakni
menyukai daerah yang banyak oksigen. Oleh karena itu Micobacterium Tuberkulosis senang
tinggal didaerah apeks paru-paru yang kandungan oksigen tinggi. Daerah tersebut menjadi
tempat kondusif ntuk penyakit tuberkulosis (Somantri, 2008).

C. Patofisiologi
Infeksi diawali karena seorang, menghirup basil Mycobacterium Tuberculosis. Bakteri
menyebar melalui jalan nafas menuju alveoli lalu berkembang biak dan terlihat bertumpuk.
Perkembangan Mycobacterium tuberculisis juga dapat menjangkau sampai kearea lain dari
paru-paru (lobus atas). Basil juga menyebar melalui sistem limfe dan aliran darah kebagian
tubuh lainnya (ginjal, tulang dan korteks serebri) dan area lain dari paru-paru (lobus atas).
Selanjutnya sitem kekebalan tubuh memberikan respon dengan melakukan reaksi inflamasi.
Neutrofil dan makrofag melakukan aksi fogositosis (menelan bakteri), sementara limfosit
spesifik-tuberculosist (menghancurkan) melisiskanbasil dan jaringan normal. Reaksi jaringan
Lampiran: SAP dan Leaflet Tb Paru

inimengakibatkan terakumulasinya eksudat dalam alveolidan mneyebakan bronkopneumoni.


Infeksi awal biasanya timbul dalam waktu 2-10 minggu setelah terpapar bakteri.
Interaksi antara Mycobacterium Tuberculosis dan sistem kekebalan tubuh pada masa
awal infeksi membentuk sebuah massajaringan baru yang disebut granuloma. Granuloma
terdiri atas gumpalan basil hidup dan mati yang dikelilingi oleh makrofag seperti dinding.
Granuloma selanjutnya beruba bentuk menjadimasa jaringan fibrosa. Bagian tengah dari
masa tersebut disebut ghon tubercle. Membentuk materi yang penampakanya seperti keju
(Nekrotizing Caseosa) hal ini kan menjadi klasifikasi dan akhirnya membentuk jaringan
kolagen, kemudian bakteri menjadi nonaktif.
Setelah infeksi awal, jika respons sistem imun tidak adekuat maka penyakit akan
menjadi lebih parah. Penyakit yang kian parah dapat timbul akibat infeksi ulang atau bakteri
yang sebelumnya tidak aktif kembali menjadi aktif. Pada kasus ini Ghon tubercle mengalami
ulserasi sehingga menghasilkan Necrotizing Caseosa di dalam bronkhus dan selanjutnya
menjadi sembuh dan membentuk jaringan parut. Paru-paru yang terinfeksi kemudian
meradang, mengakibatkan timbulnya Bronkopneumonia, membentuk tuberkel, dan
sterusnya. Pneumonia seluler ini dapat sembuh dengan sendirinya. Proses ini berjalan terus
dan basil terus difagosit atau berkembang biak didalam sel. Membentuk sel tubercel epiteloid
yang dikelilingi oleh limfosit (membutuhkan 10-20 hari). Daerah yang mengalami nekrosis
dan jaringan granulasi yang dikelilingi oleh sel epiteloid dan fibrolas akan menimbulkan
respon berbeda, kemudian pada akhirnya akan membentuk suatu kapsul yang dikelilingi oleh
tuberkel.

D. Manisfestasi Klinis
a. Sistemik : Malaise, anoreksia, berat badan menurun, dan keluar keringat
pada malam hari.
b. Akut : deman tinggi, seperti flu dan menggigil.
c. Milier : deman akut, sesak napas, dan sianosis (kulit kuning).
d. Respiratorik : batuk lama lebih dari dua minggu, sputum yang mukoid atau
mukopurulen, nyeri dada, batuk darah, dan gejala lain. Bila
ada tanda-tanda penyebaran ke oragan lain, seperti pleura,
Lampiran: SAP dan Leaflet Tb Paru

akan terjadi nyeri pleura, sesak napas, ataupun gejala maningeal


(nyeri kepala, kaku kuduk, dan lain sebagainya.

E. Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan tuberculosis menurut Ardiansyah,( 2012).

1. Pencegahan Tuberkulosis Paru


a. Pemeriksaan kontak, yaitu pemeriksaan terhadap individu yang bergaul erat dengan
penderita TB paru BTA Positif.
b. Vaksinasi BCG; reaksi positif terjadi jika setelah mendapat vaksinasi BCG langsung
terdapat reaksi local yang besar dalam waktu kurang dari 7 hari setelah penyuntikan.
c. Komunikasi, informasi , dan edukasi (KIE) tentang penyakit tuberculosis kepada
masyarakat di tingkat puskesmas maupun rumah sakit oleh petugas pemerintah atau
petugas LSM.

2. Pengobatan Tuberkolosis Paru


Tujuan pengobatan pada penderita TB paru, selain untuk mengobati, juga untuk
mencegah kematian, kekambuhan, resistensi kuman terhadap OAT, serta memutuskan
mati rantai penularan.
Obat Anti Tuberculosis Paru (OAT).

Resimen Pengobatan saat ini

Panduan Klasifikasi dan tipe Resimen Pengobatan


OAT penderita Fase Awal Fase Lanjutan
Kategori 1 1. BTA (+) baru 2 HRZS (E) 6 HE
2. Sakit berat: BTA(-) luar 2 HRZS (E) 4 RH
paru 2 HRZS (E) 4 H3R3

Kategori 2 Pengobatan ulang:


1. Kambuh BTA(+) 2 HRZS (E)/ 1 HRZE 5 HRE
2. Pengobatan Gagal. 2 HRZS (E)/ 1 HRZE 5 H3R3E3

Kategori 3 1. Tb paru BTA (-). 2 HRZ/ 2 H3R3Z3 6 HE


2. Tb luar paru. 2 HRZ/ 2 H3R3Z3 4 HR/4H
(menengah berat) 2 HRZ/ 2 HER3Z3 4 H3R3/4H
Kategori 4 Kasus Kronis (masih BTA Tidak dapat diaplikasikan
Lampiran: SAP dan Leaflet Tb Paru

(+) setelah pengobatan (mempertimbangkan menggunakan


ulang yang disupervisi) obat-obatan barisan kedua)

Keterangan:
Streptomisin (S), Isoniazid (H), Rifampisisn (R), Pirazinamide (Z), dan
Etambutol (E).
Membaca Resimen, misalnya: 2 SHRZ (EHRZ) / 4 H3R3 menunjukkan sebuah
resimen untuk 2 bulan di antara obat-obatan isoniazid, Rifampisin, pirazinamid dan
etambutol yang diberikan setiap hari yang diikuti dengan 4 bulan isoniazid dan
rifampisin yang diberikan tiap hari atau 3 kali seminggu.

OAT-KDT (Kombinasi Dosis Tetap)

Dosis Harian/Berat Badan


Lama
Jenis OAT Paduan 30-37 38-54
Pemberian 55-70 kg ≥ 71 kg
kg kg
Kategori 1
- Tahap (RHZE 7 x 4mgg x
2 tablet 3 tablet 4 tablet 5 tablet
Awal ) 2bln
- Tahap (RH) 3 x 4mgg x
2 tablet 3 tablet 4 tablet 5 tablet
Lanjutan 4bln
Kategori 2
- Tahap (RHZE 7 x 4mgg x
2 tablet 3 tablet 4 tablet 5 tablet
Awal ) 3bln
S 7 x 4mgg x
500 mgr 750 mgr 1000 mgr 1000 mgr
2bln
- Tahap (RH) 3 x 4mgg x
2 tablet 3 tablet 4 tablet 5 tablet
Lanjutan 5bln
E 3 x 4mgg x
2 tablet 3 tablet 4 tablet 5 tablet
5bln
Sisipan (RHZE 7 x 4mgg x
2 tablet 3 tablet 4 tablet 5 tablet
) 2bln
(Sumber : Kemenkes RI, 2010b)

OAT-KDT (Kombinasi Dosis Tetap) Kategori Anak

Dosis Harian/Berat Badan


Lama
Jenis OAT Paduan 10-14
Pemberian 5-9 kg 15-19 kg 20-32 kg
kg
Kategori Anak
- Tahap (RHZ) 7 x 4mgg x
1 tablet 2 tablet 3 tablet 4 tablet
Awal 2bln
Lampiran: SAP dan Leaflet Tb Paru

- Tahap (RH) 7 x 4mgg x


1 tablet 2 tablet 3 tablet 4 tablet
Lanjutan 4bln

(Sumber : Kemenkes RI, 2010)

F. PENCEGAHAN
- Imunisasi BCG pada bayi.
- Meningkatkan daya tahan tubuh dengan makanan bergizi.
- Perilaku hidup bersih dan sehat.
Untuk penderita TB Paru :
- Minum obat secara teratur sampai selesai
- Menutup mulut waktu bersin atau batuk
- Tidak meludah di sembarang tempat
- Meludah di tempat yang kena sinar matahari atau di tempat yang di isi sabun atau
karbol/lisol.
- Jemur tempat tidur bekas penderita secara teratur
- Buka jendela lebar-lebar agar udara segar dan sinar matahari
Kuman Tb Paru akan mati bila terkena sinar matahari.

Pesan-pesan untuk Keluarga dan Penderita TB Paru :


1. Pasien agar memeriksakan diri secara teratur ke Puskesmas atau Rumah Sakit
2. Ketekunan dan keteraturan minum obat akan meringankan biaya pengobatan dan
mempercepat penyembuhan
3. Jika penderita batuk atau berdahak sebaiknya menutup mulutnya
4. Pasien agar tidak meludah di sembarang tempat
5. Sebaiknya ludah dibuang kaleng yang telah di isi dengan lisol 5 % atau cairan lain
pembunuh kuman
6. Sebaiknya pasien tidak tidur satu kamar dengan keluarganya, terutama selama 2 bulan
pengobatan pertama
7. Keluarga pasien yang mempunyai gejala TB paru sebaiknya memeriksakan diri ke
Puskesmas untuk memastikan apakah sudah tertular atau belum
Lampiran: SAP dan Leaflet Tb Paru

8. Pasien agar makan makanan yang bergizi yang terjangkau untuk mempertinggi daya
tahan tubuh
9. Pasien jangan bekerja terlalu berat
10. Beristirahat yang cukup

You might also like