You are on page 1of 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No.1215/ Menkes/SK/XI/2001
tentang pedoman kesehatan matra pasal 1 menyebutkan bahwa Kesehatan Matra adalah
bentuk khusus upaya kesehatan diselenggarakan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang
optimal dalam lingkungan matra yang serba berubah. Matra adalah berpindahnya/perubahan
dari satu tempat ke tempat lain yang tidak sama tempatnya dan berpengaruh terhadap
pelaksanaan kegiatan manusia dalam lingkungan tersebut.
Upaya kesehatan berguna untuk meningkatkan kemampuan fisik dan mental
terhadap lingkungan yang berubah baik di lingkungan darat, laut dan udara. Ruang lingkup
kesehatan matra adalah kesehatan lapangan, kesehatan kelautan dan bawah air, kesehatan
kedirgantaraan.
Kesehatan lapangan meliputi kesehatan haji, kesehatan transmigrasi, kesehatan
dalam penanggulangan korban bencana, kesehatan di bumi perkemahan, kesehatan dalam
situasi khusus, kesehatan lintas alam, kesehatan bawah tanah, kesehatan dalam
penanggulangan keamanan dan ketertiban masyarakat, kesehatan dalam operasi dan latihan
militer di darat. Kesehatan kelautan dan bawah air meliputi kesehatan pelayaran dan lepas
pantai, kesehatan penyelaman dan hiperbarik, kesehatan dalam operasi dan latihan militer di
laut. Sedangkan kesehatan kedirgantaraan meliputi kesehatan penerbangan dirgantara dan
kesehatan dalam operasi dan latihan militer dirgantara.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan kesehatan Matra?


2. Apa saja ruang lingkup kesehatan Matra?
C. Tujuan

Untuk mengetahui pengertian Kesehatan Matra dan Ruang Lingkup Kesehatan Matra?

D. Manfaat Penulisan

Manfaat dari penulisan makalah ini adalah agar mahasiswa mampu menjelaskan Pengertian
Kesehatan Matra dan Ruang Lingkup Kesehatan Matra.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kesehatan Matra


Matra adalah dimensi atau lingkungan atau wahana atau media tempat seseorang
atau sekelompok orang melangsungkan hidup serta melaksanakan kegiatan. Kondisi
matra adalah keadaan dari seluruh aspek pada matra yangserba berubah dan berpengaruh
terhadap kelangsungan hidup dan pelaksanaankegiatan manusia yang hidup dalam
lingkungan tersebut. Kesehatan matra adalah upaya kesehatan yang dilakukan untuk
meningkatkan kemampuan fisikdan mental guna menyesuaikan diri terhadap lingkungan
yang berubah secara bermakna baik di lingkungan darat, laut dan udara. Kesehatan
Kedirgantaraanadalah kesehatan matra yang berhubungan dengan penerbangan dan
kesehatanruang angkasa dengan keadaan lingkungan yang bertekanan rendah (hipobarik)
(NafsiahMboi, 2013).Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Pasal 1, ayat 1 dan 2,
No.1215Tahun 2001 tentang Pedoman Kesehatan Matra, jenis-jenis kesehatan
matrameliputi :1. Kesehatan lapangan 2. Kesehatan kelautan dan bawah air 3. Kesehatan
kedirgantaraan.

B. Ruang Lingkup Kesehatan Matra


Upaya kesehatan berguna untuk meningkatkan kemampuan fisik dan mental
terhadap lingkungan yang berubah baik di lingkungan darat, laut dan udara. Ruang lingkup
kesehatan matra adalah kesehatan lapangan, kesehatan kelautan dan bawah air, kesehatan
kedirgantaraan.
1. KesehatanLapangan
Kesehatan matra darat, disebut dengan Kesehatan lapangan yang meliputi kegiatan :

 Kesehatan Haji
Sasaran : CJH, petugas Kesehatan dan non kesehatan
Kegiatan :
 Pemeriksaan kesehatan awal dan akhir
 Promosi kesehatan
 Peningkatan Kesehatan fisik dan mental
 Imunisasi
 Surveilen Epidemiologi Penyakit
 Higiene dan Sanitasi
 Pelayanan Medik dan Keperawatan
 Pelayanan Evakuasi danrujukan
 Identifikasi dan Administrasi jenazah
 Pelayanan Safari wukuf
 Penanggulangan KLB
 Perbekalan Kesehatan
 Pencatatan dan pelaporan.

 Kesehatan transmigrasi
Sasaran : Calon transmigran dan petugas pendamping
Kegiatan :
 Pemeriksaan Kesehatan
 Promosi Kesehatan
 Surveilen Epidemiologi Penyakit
 Imunisasi
 Pelayanan Medik dan keperawatan
 Evakuasi dan rujukan
 Pencatatan dan pelaporan
 Pencegahan penyakit potensial KLB
 Pelaksanaan Higiene dan sanitasi
 Penyemprotan/fogging rumah

 Kesehatan dalam penanggulangan korban bencana


Sasaran :Korban, masyarakat, petugasrawanbencana)
Kegiatan :
 Melaksanakan triage pada korban bencana
 Pelayanan medik kepada Korban
 Pelayanan kesehatan dasar pada pengungsi
 Pengawasan sanitasi umum
 Penyediaan jamban darurat
 Pencegahan dan pemberantasan penyakit KLB
 Pengendalian vektor
 Promosi kesehatan
 Pembekalan kesehatan
 Evakuasi dan rujukan
 Pencatatan dan pelaporan

 Kesehatan di bumi perkemahan


Sasaran : Peserta dan petugas pendamping
Kegiatan :
 Pemeriksaan dan pemeliharaan kesehatan
 Promosi kesehatan
 Higiene dan sanitasi lingkungan
 Surveilen Epidemiologi penyakit
 Pelayanan medik dan keperawatan
 Evakuasi dan rujukan
 Pencatatan dan pelaporan

 Kesehatan dalam penanggulangan gangguan keamanan ketertiban masyarakat


Sasaran :Masyarakat yang terkena gangguan kamtibmas
Kegiatan :
 Pelatihan P3K
 Promosi kesehatan
 Penanganan gizi
 Kesehatan Jasmani
 Evakuasi dan rujukan
 Penyiapan logistik kesehatan
 Identifikasi korban dan akibat/sebab
 Pencatatan dan pelaporan

 Kesehatan lintas alam


Sasaran :Peserta lintas alam
Kegiatan :
 Pemeriksaan Kesehatan
 Promosikesehatan
 Klimatologi lokasi lintas alam
 Penanganan kecelakaan latihan
 Pelayanan medik dan keperawatan
 Evaluasi dan rujukan

 Kesehatan bawah tanah


Sasaran : Tenaga kerja, petugas pertambangan bawah tanah
Kegiatan :
 Pemeriksaan kesehatan dan promosi kesehatan
 Pelatihan P3K
 Higiene dan sanitasi
 Penyiapan logistik kesehatan
 Pelayanan kesehatan medik dan keperawatan

 Kesehatan dalam situasi khusus


Sasaran : Masyarakat yang terpajan dan petugas
Kegiatan :
 Promosi kesehatan
 Penyediaan sarana sanitasi dasar
 Surveilen Epidemiologi
 Pelayanan medik dan keperawatan
 Evakuasi dan rujukan
 Pencatatan dan pelaporan

 Kesehatan dalam operasi dan latihan militer di darat.


Sasaran :anggota militer, petugas kesehatan dan masyarakat
Kegiatan :
 Pemeriksaan kesehatan
 Penanganan kasus kegawatdaruratan
 Pelayanan kesehatan dan keperawatan
 Promosi kesehatan
 Pelayanan sanitas idasar
 Pemulihan gizi dan kesehatan
 Evakuasi dan rujukan
 Logistik kesehatan

2. Kesehatan Kesehatan Kelautan dan Bawah Air


Kesehatan Kelautan dan bawah air sebagaimana dimaksud pada ayat meliputi :
a. Kesehatan penyelaman dan hiperbarik.
 Pengertian Penyelaman
Menyelam/Penyelaman adalah kegiatan yang dilakukan dibawah permukaan
air,dengaan atau tanpa menggunakan peralatan, untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Lingkungan penyelaman memiliki berbagai potensial bahaya baik fisik maupun
biologi. Secara anatomi tubuh manusia terdiri dari 3 unsur yaitu padat, cair dan berongga.
Jaringan tubuh yang padat seperti tulang, otot, jantung, hati relatif tidak meneruskan tekanan,
sedangkan yang berupa cairan dapat meneruskan tekanan, dan yang berongga seperti telinga,
sinus, lambung, usus, paru juga saluran nafas sangat dipengaruhi perubahan tekanan.
(Ricardlarn dan WhislerRex,1993)
 Pengertian Hiperbarik
Hiperbarik adalah sebuah terapi oksigen yang dilakukan dalam sebuah chamber atau
ruangan bertekanan udara tinggi yaitu lebih dari 1 atmosfer. Pasien berada di dalam chamber
selama beberapa jam untuk menghirup oksigen murni. Pasien diberikan 3x30 menit untuk
menghirup oksigen.
 Perubahan fisiologis organ pada peselam
 Paru-paru akan terjadi hipoventilasi dan penurunan respons terhadap peningkatan CO2
 Jantung akan terjadi bradikardi dan aritmia, turunnya cardiacoutput, tekanan arteri menurun,
sistemik vaskular resistance, menurunnya kapasitas kerja jantung.
 Otak: terjadi penurunan intelektual, psikomotor dan psiko sensorial secara bertahap.
Perubahan elektro fisiologik dan perubahan neurotransmission.
 Mata : akibat dari pancaran sinar akan terjadi indeks refraksi 1,3 kali dari pada di udara
sehingga benda terlihat 25% lebih besar dan lebih dekat (Hiperopia ± 40 dioptri).
 Telinga : nilai ambang pendengaran naik 40 sd 75 db. Konduksi tulang merupakan hantaran
utama pada pendengaran.
 Potensial Bahaya Biologi
Lingkungan bawah laut memiliki potensial hazard biologi antara lain binatang laut yang
berbahaya karena sengatan atau gigitannya. Untuk mengantisipasi keparahan penyakit akibat
sengatan atau gigitan maka dokter perlu mengetahui penatalaksanaan penyakitnya.
 Faktor-faktor yang memperberat risiko penyelaman
 Faktor Peselam (SDM)
 Kondisi Fisik
 Kondisi Mental
 Faktor Peralatan
 Tanpa peralatan selam (penyelaman tahan nafas): Googling dan
snorkling
 Peralatan selam minimal: Masker, snorkel, sirip apung, rompi apung
sabuk pemberat
 Peralatan selam lengkap: Masker, snorkel, sirip apung, rompi apung
sabuk pemberat, pakaian selam, pengukur kedalaman, jam selam,
pisau selam, tas kemas
 Faktor Lingkungan
 Tekanan tinggi
 Binatang laut berbahaya
 Suhu rendah

b. Kesehatan Dalam Operasi dan Latihan Militer di Laut.


(Sasaran : person militer, petugas kesehatan, masyarakat)
 Kegiatan
 Pemeriksaan kesehatan pelayanan medik dan keperawatan
 Promosi kesehatan
 Kesemaptaan jasmani
 Sarana sanitasi dasar
 Pemulihan kesehatan dan gizi
 Evaluasi dan rujukan logistik kesehatan
 Logistik kesehatan
 SDM
 Hal-hal yang perlu diperhatikan
 Cuaca
 Jenis latihan/operasi
 Jumlah personel
 Kejadian kecelakaan,cidera, cacat, mati
 Logistik, prasarana dan sarana kesehatan
 SDM
(Sasaran : peserta, masyarakat terpajan, petugas)
 Kegiatan
 Promosi kesehatan
 Sarana sanitasi dasar
 Surveilans epidemiologi penyakit
 Pelayanan medik dan keperawatan
 Evakuasi dan rujukan
 Pencatatan dan pelaporan
c. Kesehatan Pelayaran dan Lepas Pantai
 Manifestasi pengaruh lingkungan Pelayaran
 Semakin dalam laut; Suhu Udara dalam laut makin rendah dan kelembaban yang tinggi
sehingga tekanan udara semakin besar; sehingga goncangan kapal makin kuat dan
penumpang lebih banyak mengalami mabuk yang disebabkan antara lain oleh peningkatan
produksi urin, pembesaran prostat, perut kembung.
 Dehidrasi karena pengeluaran urin yang berlebihan, apabila jika tidak diimbangi dengan
minum secukupnya maka akan terjadi dehidrasi dimana keadaan tubuh manusia kehilangan
dan kekurangan cairan yang diikuti pula dengan kehilangan dan berkurangnya garam dalam
tubuh.
 Hipoksia adalah suatu keadaan dimana darah berkurang kadar zat asam atau oksigennya
sehingga berakibat sel-sel dalam tubuh juga kekurangan oksigen sehingga fungsinya
terganggu dan menurun.
 Aspek Mental (Pengaruh Neuropsikologis)
 Mabuk Laut
Kapal beserta isinya dapat mengalami dorongan atau goncangankesegala arah, apabila
menghadapi cuaca buruk dengan hujan berat dan angin kencang. Kondisi tersebut akan
menyebabkan kapal dapat terombang ambing dan menyebabkan terjadinya gangguan
terhadap aliran cairan didalam alat vestibular, sehingga menimbulkan mabuk laut.
 Jam Biologis
Kecepatan kapal berlayar dapat mengubah dan mengganggu jam biologis seseorang sehingga
perlu diperhatikan berbagai akibat yang ditimbulkannya. Terutama yang berkaitan dengan
berkurangnya efisiensi kerja dan penurunan daya tahan tubuh karena kelelahan atau kurang
tidur.
 Adanya goncangan dan bising dalam kapal
Menyebabkan penumpang mengalami kurangnya nafsu makan sehingga terjadi dehidrasi dan
perut mual/kembung. Hal ini menyebabkan ketidaknyamanan penumpang dan secara
psikologis akan terganggu seperti penumpang akan sulit untuk berpikir, mudah tersinggung,
gelisah, sulit untuk beristirahat, dll.
 Kelelahan
Hal ini mengakibatkan efisiensi kerja menurun secara progresif disertai perasaan tidak enak
badan, penurunan daya tahan tubuh, dan efisiensi jasmani dan daya pikir. Kelelahan muncul
antara lain karena perjalan yang panjang, menunggu, persiapan yang kurang,dll.
 Penurunan daya tahan tubuh dan sakit berat
Dapat berdampak pada timbulnya banyak penyakit yang dialami oleh penumpangseperti
ISPA, gejala dari bronkopnemonia (batuk pilek berat, sakit kepala, demam tinggi, tidak nafsu
makan dan minum,lemah serta mudah diare).
 Masalah Kesehatan
 Wanita yang sedang hamil
Akan mengalami stress fisik dan psikologis yang akan dihadapi karena kelompok ini
biasanya rawan terhadap akibat yang tidak diinginkan. Tidak tertutup kemungkinan
terjadinya abortus atau kelahiran premature.
 Menunda Haid
Sarana dan prasarana yang kurang mendukung seperti tidak ada tempat khusus untuk
membuang pembalut, kurangnya ketersediaan air yang steril,dll.
 Terjadinya penularan penyakit
Perjalanan yang cukup jauh, area yang terbatas, sanitasi lingkungan yang buruk/ kotor
mendukung terjadinya penularan penyakit dari orang keorang/ hewan ke orang. Seperti
penyakit Influensa, kolera, dll. Pencegahan yang dapat dilakukan dalam pencegahan penyakit
menular ini adalah :
 Imunisasi : TB, Hepatitis
 Sanitasi : Kolera, kolera Eltore, Tifus Abdomenalis, paratifus, disentri basiler, hepatitis,
poliomyelitis
 Kontrol Vektor : Pes, demam kuning, tifus bercak wabah
 Hiegiene perorangan : AIDS, SARS flu burung
 Rasa takut dan cemas
Banyak orang mempunyai rasa takut atau cemas dengan perjalanan laut karena berbagai alas
an terutama waktu perjalan yang akan ditempuh dengan cukup lama. Hal ini menyebabkan
penumpang mudah untuk mengalami stress dan tidak menikmati perjalanan.

3. Kesehatan Kedirgantaraan
Kesehatan kedirgantaraan sebagaimana dimaksud di atas meliputi :
 Kesehatan penerbangan di dirgantara
 Kesehatan dalam operasi dan latihan militer di dirgantara.
 Penyakit akibat matra kedirgantaraan beserta stressor
Stressor matra kedirgantaraan antara lain dengan adanya faktor geofisika, geografi, biologi,
sosial, mekanik dan fisika.
Gangguan atau penyakit yang dapat timbul antara lain :
 Gaya akselerasi
Yaitu perubahan dari kecepatan besar dan arah yang besar. Dampak dari gaya akselerasi :
 Pandangan kabur menyempit (Grayout)
 Pandangan gelap (Black out)
 Kongesti retina (Red out)
 Syok, tidak sadar, kejang dan aritmia
 Gangguan pernapasan, nyeri, pembuluh darah robek
 Kesulitan gerak, keterampilan menurun
Teknik perlindungan dari gaya akselerasi yang berlebihan adalah dengan cara :
 StrainingManeuvers atau M1 - L1
 G Suit
 Reorientasi posisi tubuh
 PositivePressureBreathing
 Penyakit dekompresi
Yaitu gejala yang timbul sebagai akibat dari penguapan gas atau pengembangan gas dalam
rongga tubuh,pada waktu tekanan udara luar menurun. Dapat dicegah dengan :
 Mempertahankan berat badan ideal
 Tingkat kesamaptaan jasmani yang tinggi
 Denitrogenasi.
Pengobatan dekompresi dengan cara :
 Masker O2 100%
 Segera mendarat
 Posisi terlentang
 Tindakan medis yang sesuai gejala.
 Hipoksia di penerbangan
Yaitu suatu sindrom yang terjadi secara akut sebagai akibat dari tidak adekuatnyaoksigenisasi
jaringan yang merupakan kelanjutan dari menurunnya tekanan parsial oksigen dalam udara
yang dihisap pada pernapasan. Dapat menyebabkan gangguan,kerusakan bahkan kematian sel
otak. Kumpulan gejala yang biasa dijumpai antara lain :
 Perasaan aneh atau pusing
 Euphoria, sikap dan psikis yang tidak menentu
 Gangguan penglihatan (hilangnya penglihatan tepi,suram,kabur dan berkurangnya penglihatan
malam)
 Respons yg berkurang pada komunikasi verbal
 Pelupa dan bertindak masa bodoh
 Kesulitan mengontrol pesud
 Sakit kepala dan mual (hipoksia ringan)
 Hilang kesadaran (hipoksia berat)
Pencegahan dan penangulanganhipoksia :
 Pengobatan adalah pemberian O2 100% pada udara inhalasi
 Bila pernapasan terhenti pernapasan artifisial perlu diberikan bersama-sama dengan pemberian
100% O2
 Bila ada kegagalan sirkulasi perifer maka sebabnya harus dicari dahulu baru pengobatan
diberikan sesuai dengan apa yang ditemukan
 Pencegahan hiperventilasi pada personil penerbangan terletak pada
 indoktrinasi, pengajaran pemakaian perlengkapan oksigen dengan tepat
 Recoveryhypoxia akan berlangsung cepat bila kebutuhan O2 segera diberikan
 Ambang kesadaran individu akan segera dicapai setelah pemberian O2 dalam waktu 15 detik
 Pengalaman memperlihatkan bila penderita hipoksia bernapas dalam menggunakan O2 dia
mungkin mengalami rasa pusing sejenak, tetapi akan segera hilang dan disertai dengan
kembalinya semua fungsi menjadi normal namun performance dapat terganggu untuk waktu
1 sampai 2 jam setelah hipoksia berat.
 Bising atau fibrasi
Yaitu suara yang tidak nyaman, tidak dikehendaki dan dapat merusak fungsi pendengaran.
Dapat dilakukan pencegahan dengan :
 Menggunakan alat pelindung telinga
o Earplug
o Earmuff
o Helmet
 Ruangan kedap suara
 Ceramah dan pamflet
 Medex.
 Ritme sirkardian atau jet lag
Yaitu stres yang dialami setelah melewati beberapa daerah waktu (time zone) dengan
menggunakan pesawat udara. Gejala yang dapat timbul bervariasi tergantung individu, antara
lain :
 Gangguan pola tidur
 Konsentrasi terganggu
 Pola pikir berubah
 Motivasi dan kinerja berkurang
 Lelah, letih, lesu, lemah dan dehidrasi
Jet lag yang bersifat normal, berlangsung sementara dan dapat cepat pulih dalam waktu
singkat. Jet lag dapat mengenai setiap penumpang pada penerbangan jarak jauh (long haul
flight), 94% penumpang mengalaminya dan 45% dengan kategori jet lag berat. Upaya
meringankan jet lagdiantaranya :
o Diet anti jet lag
o Pengaturan tugas terbang
o Waktu istirahat
o Waktu tidur
o Obat-obat untuk mengurangi pengaruh jet lag.
 Motionsickness
Yaitu suatu kumpulan gejala yang terdiri dari :
 Lemas
 Pucat
 Keringat dingin
 Menguap
 Sakit kepala
 Daya pikir menurun
 Mual dan muntah
Sebagai reaksi terhadap rangsangan gerak yang belum terbiasa. Tindakan yang dapat
dilakukan apabila terjadi motionsickness adalah :
 Latihan
1) Adaptasi, tingkatkan jam terbang
2) Motivasi terbang diciptakan
 Penyesuaian ringan
1) Makan sedikit
2) Usahakan suhu udara dalam kokpit tetap dingin
3) Melihat kedalam atau keluar kokpit
4) Terbang lurus dan bertingkat
 Obat Anti Mabuk
1) Kombinasi parasimpatolitik dengan simpatomimetik
2) TransdermScopolamine 0,5 mg (Koyo pada postauricularpatch)
 Teknik Relaksasi
1) Desensitisasibiofeedback
2) Mental imagery
3) Pengendalian pernapasan
 Disorientasi
Yaitu berkurangnya kemampuan (interaksi = instrument-manusia-media) seseorang untuk
menentukan posisinya terhadap permukaan bumi, atau dengan benda-benda di lingkungan
sekitarnya. Tindakan yang dapat dilakukan apabila disorientasi terjadi adalah :
a. Kewaspadaan untuk menghadapinya bila hal tersebut terjadi
b. Mata merupakan satu-satunya alat orientasi yang dapat dipercaya
c. Latih keterampilan terbang instrumen.
 Nightflight
Yaitu kemampuan mata penerbang untuk :
 Visual acuity : dapat menemukan sasaran
 Colorvision : dapat mengidentifikasi signalflares
 Deepperception : mampu mendarat dan tinggal landas dengan aman
 Nightvision : berguna maksimal pada operasi malam
Berikut ini adalah ciri khas penglihatan malam :
a. Ketajaman penglihatan sangat rendah, hanya tampak bayangan hitam atau siluet
b. Susah membedakan warna
b. Pusat penglihatan tidak pada fokus (sentral), melainkan terkonsentrasi pada bagian perifer
±20° dari sentral (tidak memandang langsung)
c. Dengan kekuatan cahaya yang sama dan diturunkan perlahan-lahan maka warna yang
menghilang lebih dahulu adalah merah, oranye, kuning, hijau, biru kemudian violet
a. Warna merah dapat membantu adaptasi gelap
b. Hipoksia menurunkan kemampuan melihat
c. Mengalami Night Myopia dan Autokinetik Phenomenon (waspada).
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Upaya kesehatan berguna untuk meningkatkan kemampuan fisik dan mental


terhadap lingkungan yang berubah baik di lingkungan darat, laut dan udara. Ruang lingkup
kesehatan matra adalah kesehatan lapangan, kesehatan kelautan dan bawah air, kesehatan
kedirgantaraan.

Kesehatan lapangan meliputi kesehatan haji, kesehatan transmigrasi, kesehatan


dalam penanggulangan korban bencana, kesehatan di bumi perkemahan, kesehatan dalam
situasi khusus, kesehatan lintas alam, kesehatan bawah tanah, kesehatan dalam
penanggulangan keamanan dan ketertiban masyarakat, kesehatan dalam operasi dan latihan
militer di darat. Kesehatan kelautan dan bawah air meliputi kesehatan pelayaran dan lepas
pantai, kesehatan penyelaman dan hiperbarik, kesehatan dalam operasi dan latihan militer di
laut. Sedangkan kesehatan kedirgantaraan meliputi kesehatan penerbangan dirgantara dan
kesehatan dalam operasi dan latihan militer dirgantara.

B. Saran

Dengan adanya pemahaman mengenai Kesehatan Matra dan Ruang Lingkup


Kesehatan Matra, maka diharapkan adanya upaya kesehatan yang berguna untuk
meningkatkan kemampuan fisik dan mental terhadap lingkungan yang berubah, baik di
lingkungan darat, laut dan udara, sehingga bermanfaat secara menyeluruh terhadap Kesehatan
Masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

Arnold dan dkk .2002. A member of theholderheadlinegroup. Great Britain :


DivingSubaquaticMedicine.

Dinas Kesehatan Angkatan Laut. 2000 . Ilmu Kesehatan Penyelaman dan Hiperbarik.
Jakarta.

Fiskes.2013.Hiperbarik.http://hyperbaricmedicineconsultant.blogspot.com/2013/08/hiperbari
k-oksigen-terapi.html, (diakses, tanggal 17 Maret 2016)

Larn Richard dan WhistlerRex .1993. Commercial Diving Manual. USA : Best Publishing
Company.

Mboi, Nafsiah. 2013. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 61 Tahun
2013 Tentang Kesehatan Matra. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI
Rooses, Anisa. 2012. Matra Laut dan Udara. http://www.scribd.com/doc/94954566/Matra-
Laut-dan-Udara (diakses, tanggal 17 Maret 2016)

Sujudi, Achmad. 2001. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 215/
Menkes/ Sk/ Xi/ 2001 Tentang Pedoman Kesehatan Matra. Jakarta: Kementerian Kesehatan
RI
Susan dan SupondhaErick .2012. Tatalaksana Penyakit Akibat Kerja Karena Pajanan
Hiperbarik dan Penyakit Lain Akibat
Penyelaman.(online),(http://hyperbaricmedicineconsultant.blogspot.com/2012/09/tatalaksana
-penyakit-akibat-kerja.html, (diakses, tanggal 17 Maret 2016)

Yapor Y dan Wesley .2002. On-Site of ScubaDivingandBoatingEmergencies. USA :


Diversificationseries.

You might also like