Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1 latar belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini sangat pesat, hal
ini memberi tanda bahwa semakin majunya peradaban manusia. Salah satu
wujudnya adalah kesibukan manusia yang kian meningkat, hal inilah yang
menuntut para ilmuwan untuk berusaha menciptakan suatu alat atau mesin yang
berfungsi membantu kinerja manusia. Kendaraan bermotor merupakan salah satu
alat transportasi yang memerlukan mesin sebagai penggerak mulanya, baik untuk
kendaraan roda dua maupun untuk kendaraan roda empat.
1
1.2. Tujuan Pengujian
1. Untuk mengetahui prestasi kerja motor bakar
2. Untuk mengetahui siklus bakar diagram P-V
3. Untuk mengetahui hubugan antara parameter-parameter
daya terhadap putaran
Konsumsi Bahan Bakar terhadap putaran
Efisiensi terhadap putaran
Daya terhadap beban
Konsumsi bahan bakar terhadap beban
Efisiensi terhadap beban
4. Untuk menganalisa gas hasil pembakaran
5. Untuk mengetahui neraca panas pada motor bakar
2
BAB II
LANDASAN TEORI
3
b. Motor Pembakaran Luar
Pada motor pembakaran luar ini, proses pembakaran bahan bakar terjadi di
luar mesin itu, sehingga untuk melaksanakan pembakaran digunakan mesin
tersendiri. Panas dari hasil pembakaran bahan bakar tidak langsung diubah
menjadi tenaga gerak, tetapi terlebih dulu melalui media penghantar, baru
kemudian diubah menjadi tenaga mekanik. Misalnya pada ketel uap dan turbin
uap.
4
pembakaran. Pembakaran berakhir saat melalui langkah usaha yang
merupakan langkah ekspansi Isentropik.
b. Mensin Dua Langkah
Mesin otto dua langkah biasanya tidak dilengkapi oleh katup buang
sehingga lubang harus dibuang pada dinding silinder diatas kepala torak saat
torak berada di TMB yang di tempatkan bersebrangan dengan lubang sisi
masuk.
Dimana :
VL = volume langkah (m3)
D = diameter silinder (m) = 0,64 m
L = panjang langkah piston (m) = 0,45 m
Perbandingan kompresi (v1/v2) = 2
Dimana :
v1 = volume saat piston berada di TMB
v2 = volume saat piston berada di TMA
5
2. langkah II : Langkah Kompresi
dimana :
𝑃2. 𝑉2 𝑃3. 𝑉3
=
𝑇2 𝑇3
𝑃2 𝑃3
=
𝑇2 𝑇3
𝑃2. 𝑇3
𝑃3 =
𝑇3
𝑚 . 𝑅 . 𝑇3 . 𝑉3𝑘−1 = 𝑚. 𝑅. 𝑇4 . 𝑉4𝑘−1
𝑇2 𝑉1
= {𝑉2}k-1
𝑇1
6
dimana : T1 = suhu awal (suhu ruangan =27oC)
T1 = 27 + 273 = 300 K
Keterangan:
7
2.3.1. Siklus Daya Otto
Siklus otto yang sebenarnya sangat tergantung pada rasio udara dan bahan
bakar baik dari komposisi udara maupun komposisi bahan bakarnya sehingga
semua komponen variabel perhitungan(cp,k) tidak konstan. Agar pendekatan
siklus ini mudah dipahami, maka yang dibahas adalah siklus udara standarnya.
Efisiensi siklus otto merupakan fungsi perbandingan kompresi motor dan harga k
untuk fluida kerja. Dengan demikian perbandingan kompersi merupakan variabel
yang sangat penting dalam operasi motor sebenarnya.
8
terjadi ketukan (knocking) yang menjatuhkan nilai efisiensi menjadi sangat
rendah.
Saat campuran udara dibakar dengan percikan api, flame front sangat
menentukan. Ini akan mengusap dan memotong ruang bakar, menekan campuran
yang tak terbakar didepannya dalam berbagai cara isentropik. Jika fraksi ini tak
terbakar yang tersisa tempereturnya terlalu tinggi dan berada terlalu lama dalam
silinder, maka medium kerja baru yang dimasukkan kedalam silinder selama
proses kompresi akan terjadi pembakaran sendiri (auto ignition) yang hebat.
Tekanan yang tidak seimbang didalam silinder akan membuat usapan gelombang
tekanan balik dan seterusnya dapat mengurangi volume ruang bakar. Selanjutnya,
hal ini menaikkan kerugian kalor dari silinder, berakibat mereduksi kerja keluaran
dan juga efisiensi mesin.Pada kasus yang ekstrim, detonasi mengakibatkan
kerusakan torak secara fisik.
Q1 Q2
Q1
Didefinisikan perbandingan kompresi rc sebagai v1/v2, cut off ratio adalah
(v2/v3) dan perbandingan ekspansi (v3/v4), maka:
T 3 v3
L , dan
T 2 v2
1
1 Lk 1
krc L 1
k-1
9
Dalam siklus ini terlihat bahwa efisiensi termal merupakan fungsi perbandingan
kompresi, perbandingan cut off ratio dan k untuk penggunaan gas sebagai fluida
kerja. Jika L menjadi besar, efisiensi termal menjadi turun, oleh karena kalor
dimasukkan terlalu lama kedalam langkah kerja dengan konsekuensi kerja
ekspansi semakin kecil.Jika L mendekati satu efisiensi mendekati efisiensi siklus
otto diman semua kalor diberikan pada titik mati atas.
1. Daya generator
Ng = v x I + (v2 x I2)0.33 x 1.36 x 10-3 (HP)
2. Daya efektif
Ng
Ne = (HP)
g
g = efisiensi generator = 0.75 Pm Vl
3. Daya mekanis
PmxV1xnxi
Nm = ( HP )
4500 xZ
Pm : tekanan mekanis rata-rata (kg/m2) = A + B +Vp
A : 0.04 kg/cm2 = 4 x 102 kg/m2
B : 0.0135 kg sec/cm3 = 1.35 x 102 kg sec/m3
n
Vp : L x (m / s)
30
L : panjang langkah piston (m)
n : putaran poros engkol (Rpm)
VL: volume langkah piston (m3) = x D2 x L
4
D : diameter silinder (m)
i : jumlah silinder
Z : power stroke cycle ratio = 2
4. Daya indikasi
Ni = Ne + Nm (HP)
2.5. Kebutuhan Bahan Bakar
10
- Konsumsi bahan bakar Spesifik Indikasi
ISFC = SFC / Ni [kg/jam-HP]
2.6. Kebutuhan udara Pembakaran
Udara sangat dibutuhkan dalam proses pembakaran karena dalam udara
terdapat zat penbakar. Udara tidak hanya terdiri dari zat pembakar (zat asam) saja
tetapi juga gas yang lainnya.Udara yang dimasukkan untuk proses pembakaran
harus sesuai dengan kebutuhan. Agar didapat campuran yang baik antara bahan
bakar minyak tersebut dengan udara. Oleh karena itu, mengetahui kebutuhan
udara dalam proses pembakaran merupakan hal yang sangt penting.
Perbandigan udara – bahan bakar aktual
(𝑏+𝑐)𝐵𝑀𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎
[A/F]act = 𝑎 𝐵𝑀
𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑘𝑎𝑟
Neraca Panas
- Panas hasi pembakaran Bahan Bakar dan udara
Qb = SFC . LHV [kkal/jam]
LHV=nilai bahan bakar rendah = 1000 [kkal/jam]
- Panas untuk kerja indekasi
Q1 = 632.N [kkal/jam]
- Panas untuk kerja efektif
Qe = 632. Ne [kkal/jam]
11
- Kerugian panas pembakaran
Qt = Qb – Q1 {kkal/jam]
2.7. Reaksi Pembakaran
Dalam proses pembakaran maka tiap macam bahan bakar selalu
membutuhkan sejumlah udara tertentu agar bahan bakar tadi dapat dikeluarkan
secara sempurna. Adapun reaksi kimia dari pembakaran:
C8H18 + 12.5O2 8CO2 + 9H2O
Kelebihan udara muncul pada hasil reaksi dalam jumlah yang sama. Bila
bahan bakar mengandung oksigen, maka prosedurnya juga sama seperti
sebelumnya, bahwa adanya oksigen dalam bahan bakar akan mengurangi oksigen
yang dimasukkan.
Neraca panas:
Panas hasil pembakaran : Qb = SFC x LHV (Kkal/jam)
LHV = nilai bakar bahjan bakar= 10600 (Kkal/jam)
Panas untuk kerja indikasi : Qi = 632 Ni (Kkal/jam)
Panas untuk kerja efektif : Qe = 632 Ne (Kkal/jam)
Kerugian panas pembakaran : Qt = Qb – Qi (Kkal/jam)
12
BAB III
PELAKSANAAN PERCOBAAN
A. Motor bakar
B. Genarator
1. Type : G.100
2. Tengangan : 110V / 10 A
13
Keterangan gambar
1. Motor
2. Generator Listrik
3. Alat ukur konsumsi udara
4. Analisa Orsat
5. Temperature gas buang
6. Saluran gas buang
7. Konsumsi bahan bakar
8. Katup bahan bakar
9. Tangki bahan bakar
10. Circuit breaker
11. Beban lampu
14
Cara kerja :
Untuk menganalisa gas buang kita harus memasukan gas buang dengan
cara katup cock E dibuka agar gas buang dapat masuk. Selanjutnya
levelling Bottle diturunkan sehingga permukaan air di dalam ruangan yang
kosong akan teisi gas buang. Setelah itu katup E, ditutup kembali agar gas
buang yang masuk Measuring Burette tidak keluar lagi. Selanjutnya
permukaan air yang terbaca pada skala Measuring Burette dicatat, V
berarti volueme gas buang dianalisa Vgas = 100 cc – V.
15
skala pada Measuring Burette V2 dari volume gas O2 yang terserap. VO2 =
V2 – V1
16
BAB IV
ANALISA DATA
17
4.2. Perhitungan Data
Daya generator
Ng = [(v x I) + ( v2 x I2 )0.33] x 1.36 x 10-3 (HP)
= 0,9452 HP
Daya efektif
Ng
Ne = (HP )
g
0,9452
= ( HP )
0,75
= 1,2603 HP
Daya mekanis
1. V1= x D2 x L (m3 )
4
3.14
= x 0,0642 x 0,046 (m3)
4
= 0,0001479 m3
2. Pm = A + B x Vp
513x0,46
= 400 + 135 x
30
= 1461,91 (Kg/m2)
3. Nm = Pm x V1 x n x i
4500 x 2
= 0,0308 HP
18
Daya indikasi
Ni = Ne + Nm
= 1,2603 + 0,0308
=1,2912 HP
3600
= x 1/17 x 0.785 (kg/jam)
1000
= 0.1662 (kg/jam)
0,1662
=
1,2603
= 0,1319 (kg/jam.HP)
0,1319
=
1,2912
= 0,1287 (kg/jam.HP)
19
Bahan bakar yang dipakai bensin (C8H18). Reaksi perubahan aktual :
dimana :
( d f ) (28 20)
Harga Karbon ↔a = = =6C
8 8
2 xd 2 xe f g
Harga Oksigen ↔b =
2
2 x 20 2 x11 20 42.75
= = 62,375 O2
2
Maka reaksinya :
Analisa orsat:
No Item mL %
1 O2 62,375 60,33857316
2 N2 41 39,66142684
Total 103,375 100
626,375
𝑂2 = 103,375 ∗ 100 = 60,33857316 %
41
𝑁2 = 103,375 ∗ 100 = 39.66142684 %
20
Berat molekul bahan bakar C8H18
Jadi :
Dimana :
a=1
𝑦 18
aCx Hy a = 1, x = 8, y = 18, b = a [𝑥 + 4] = 1 [8 + ]
4
= 12.5
c = b * 3.76 = 12.5*3.76 = 47
8∗12
d=[ ]=8
12
18∗𝑎 18∗1
e=[ ]= [ ]=9
2 2
Analisa Orsat :
No Item mL %
1 O2 12.5 21.00840336
2 N2 47 78.99159664
Total 59.5 100
21
12.5
𝑂2 = 59.5 ∗ 100 = 21.00840336 %
47
𝑁2 = 59.5 ∗ 100 = 78.99159664 %
Jadi :
𝐴 (𝑏 + 𝑐) ∗ 𝐵𝑀𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎 𝐾𝑔𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎
[ ] = = 15.11
𝐹 𝑠𝑡 𝑎 ∗ 𝐵𝑀𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑘𝑎𝑟 𝐾𝑔𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑘𝑎𝑟
= 1762,0941 kkal/jam
Panas untuk kerja indikasi
Qi = 632 x Ni (kkal/jam)
= 46,6198 kkal/jam
22
Panas untuk kerja efektif
Qe = 632 x Ne ( kkal/jam)
= 36,8401 kkal/jam
Kerugian panas pembakaran
Qt = Qb - Qi
= 4056.8870 kkal/jam
Variable speed – Constant load
1 2 3
23
Ηv % 0,00032791 0,00021429 0,00020415
1 2 3
24
4.3. Pembahasan Grafik Dan Parameter
4.3.1. Pengujian Varibel Speed-Konstan Load
0.8000 Ne
Nm
0.6000
Ni
0.4000
0.2000
0.0308 0.0654 0.0714
0.0000
513 785 824
PUTARAN (rpm)
0.1400
0.1319
0.1287 0.1246 0.1246
0.1200 0.1184 0.1179
0.1000
(Kg/Jam.Hp)
0.0800 SFC
0.0600 ESF
0.0400 C
ISFC
0.0200
0.0000
513 785 824
PUTARAN (rpm)
25
Jika melihat grafik hubungan daya dengan putaran diatas, dapat
dijelaskan bahwa daya minimum didapatkan pada putaran 513rpm artinya
pada putaran 513rpm dengan daya 0.1287 HP,pada putaran 785 dengan daya
0,1184 HP, pada putaran 824 rpm dengan daya 0,1179 HP
0.8000
Eff Mekanis
0.6000
Eff Volumetrik
0.4000
0.2000
0.0000 0.00032791 0.00021429 0.00020415
513 785 824
PUTARAN (rpm)
26
Jika melihat grafik hubungan daya dengan putaran diatas, dapat
dijelaskan bahwa daya didapatkan pada putaran 120 rpm artinya pada putaran
120 rpm daya minimumnya adalah 0,1111 HP,pada putaran 110 rpm daya
minimumnya adalah 0,1111 HP, arti, pada putaran 95 rpm daya minimumnya
adalah 0,1111 HP, sedangkan untuk hubungan konsumsi bahan bakar (SFC)
dengan putaran 120 rpm didapatkan konsumsi bahan bakar 50,8880 Kg/Jam,
putaran 110 rpm didapatkan konsumsi bahan bakar 56,5200 Kg/Jam, putaran
95 rpm didapatkan konsumsi bahan bakar 56,5200 Kg/Jam.
44.9152 43.1785
40.0000 39.2104 41.2725 39.8016
36.1184
(Kg/Jam.Hp)
30.0000 SFC
ESFC
20.0000
ISFC
10.0000
0.0000
120 110 95
BEBAN (Watt)
27
GRAFIK HUBUNGAN EFFISIENSI TERHADAP
BEBAN
1.0000
0.9000 0.9211 0.9189 0.9218
0.8000
EFFISIENSI (%)
0.7000
0.6000
Eff Mekanis
0.5000
0.4000 Eff Volumetrik
0.3000
0.2000
0.1000
0.0000 0.00019634 0.00019632 0.00019632
120 110 95
BEBAN (Watt)
28
4.3.3. Diagram Sankey untuk Motor Bakar
29
BAB V
KESIMPULAN
5.1. Kesimpulan
Motor bakar merupakan mesin penggerak yang banyak dipakai dengan
memanfaatkan energi kalordari proses pembakaran menjadi energi
mekanik.
30
rpm didapatkan konsumsi bahan bakar 50,8880 Kg/Jam, putaran 110
rpm didapatkan konsumsi bahan bakar 56,5200 Kg/Jam, putaran 95
rpm didapatkan konsumsi bahan bakar 56,5200 Kg/Jam.
Jika melihat grafik hubungan daya dengan putaran diatas, dapat
disimpulkan bahwa daya minimum didapatkan pada putaran 513rpm
artinya pada putaran 513rpm dengan daya 0.00032791 HP,pada
putaran 785 dengan daya 0,00021429 HP, pada putaran 824 rpm
dengan daya 0,00020415 HP
Jika melihat grafik hubungan daya dengan putaran diatas, dapat
disimpulkan bahwa daya minimum didapatkan pada putaran 120rpm
artinya pada putaran 120rpm dengan daya 0.00019634 HP,pada
putaran 110 dengan daya 0,00019632 HP, pada putaran 95 rpm
dengan daya 0,00019632 HP.
Adanya suatu ketidak akurasian dalam pengukuran dan pengambilan
spesifikasi data pengujian yang mana dapat berbengaruh besar
terhadap hasil unjuk kerja suatu mesin yang nantinya disajikan dalam
bentuk grafik engine performance yaitu power, speed, air fuel ratio,
gas emission.
31
DAFTAR PUSTAKA
Ir. Sudarman, MT. 2004. Siklus Daya Termal. UMM Press. Malang
32